BAB III HASIL PENELITIAN PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
A. Gambaran Umum Desa Surobayan 1. Letak dan Kondisi Geografis a. Letak Geografis Desa Surobayan Secara administratif, Desa Surobayan merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Jarak pusat pemerintahan desa ke Ibukota kecamatan adalah 3 km. Desa Surobayan terletak diantara berbatasan dengan: Sebelah Timur
: Desa Madukaran Kedungwuni
Sebelah Utara
: Desa Karangdowo Kedungwuni
Sebelah Selatan
: Desa Madukaran Kedungwuni
Sebelah Barat
: Desa Kemasan Bojong1
b. Kondisi Geografis Desa Surobayan Secara geografis wilayah Desa Surobayan memiliki luas ± 73, 8 ha dimana lahan sawah yang terdiri dari irigasi teknis adalah 29 ha serta 10 ha sawah tadah hujan dan 10 ha merupakan lahan kering (bukan lahan sawah). Tinggi pusat pemerintahan Desa 1
Dokumentasi, 10 Oktober 2014.
40
Surobayan terletak ± 800 m di atas permukaan air laut, memiliki suhu maksimal mininum ± 33 0C – 24 0C, jumlah hari dengan curah hujan banyak adalah 30 hari dan banyak curah hujan setiap tahun adalah 45 hari.2 c. Data monograf desa Surobayan Tabel 1 Kelembagaan Desa3 Kelembagaan desa
Jumlah
Dusun
1 buah
RW
2 buah
RT
5 buah
BPD
8 orang
LPMD
10 orang
Tabel 2 Mata pencaharian penduduk4 Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
Petani
Peternak
2
Dokumentasi, 10 Oktober 2014. Dokumentasi, 10 Oktober 2014. 4 Dokumentasi, 10 Oktober 2014. 3
41
a. Pemilik Tanah
26
b. penggarap
2
a.
63
Ayam
b.
Itik/ bebek
23
c.
Lainnya
5
Buruh Industri
175
Buruh Pertambangan
16
Pedagang
213
Pengangkutan
11
PNS
12
Pensiunan PNS/TNI
6
Sarana prasarana di Desa Surobayan cukup baik yaitu terdiri dari 0,15 km jalan aspal dengan kondisi sedang dan 1,5 km jalan pafling dengan kondisi baik. 2. Kondisi Kependudukan Penyebaran penduduk di Desa Surobayan merata. Jumlah penduduk di desa Surobayan adalah 2574 orang yang terdiri dari 677 Kepala Keluarga (KK), dengan perincian sebagai berikut: a. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
42
Tabel 3 Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin5 No
Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
1
Laki-laki
1306
2
Perempuan
1268
Jumlah
2574
b. Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama Tabel 4 Penduduk Berdasarkan Kelompok Agama6 No
Agama
Jumlah (Orang)
1
Islam
2574
2
Kristen Katolik
-
3
Kristen Protestan
-
4
Budha
-
5
Hindu
-
3. Kondisi Keagamaan Masyarakat Semua warga masyarakat Desa Surobayan beragama Islam. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai kegiatan keagamaan di Desa Surobayan tersebut yang dipimpin oleh kyai, ustadz, maupun ustadzah 5 6
Dokumentasi, 10 Oktober 2014. Dokumentasi,10 Oktober 2014.
43
sudah cukup berpengaruh. Terutama untuk hal- hal yang berkaitan dengan ritualitas keagamaan. Di desa Surobayan nuansa agama sudah bisa dikatakan menjadi tradisi, terbukti dengan adanya beberapa kegiatan keagamaan, antara lain: pembacaan yasin- tahlil, marhabanan, barzanji, pengajian rutin, dan juga beberapa majelis sebagai sarana masyarakat untuk melakukan ritual agama atau belajar keagamaan secara bersama- sama, yaitu adanya TPQ, Mushola, dan Masjid, dan lembaga pendidikan lainnya.7
B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Ngapati di Desa Surobayan kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan 1. Deskripsi Tradisi Ngapati di Desa Surobayan kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Tradisi ngapati merupakan tradisi yang diadakan oleh komunitas masyarakat Jawa untuk memperingati keberadaan janin yang dikandung ketika memasuki usia 4 bulan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk doa saat ruh mulai ditiupkan, serta sebagai bentuk ungkapan rasa syukur. Sehingga tradisi ini sangat diperlukan bagi ibuibu hamil yang usia kandungannya memasuki 4 bulan. Di Desa Surobayan pelaksanaan pendidikan
Islam
baik
tradisi
ngapati
yang
disadari
masyarakatnya.
7
Dokumentasi, 10 Oktober 2014.
44
mempunyai maupun
nilai-nilai tidak
oleh
Untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan deskripsi pelaksanaan tradisi ngapati, penulis melakukan wawancara dengan beberapa subyek, dalam hal ini yaitu orang-orang yang melaksanakan tradisi ngapati. Berikut ini adalah karakteristik subyek dalam penelitian ini. Tabel 5 Data Karakteristik Subyek Penelitian8 NO Subyek
Keterangan
1
Tokoh Agama
SR
Jumlah Anak
Alamat Desa Surobayan Rt. 02
2
NK
Ibu
2
Desa Surobayan Rt.01
3
HM
Ibu
2
Desa Surobayan Rt.02
4
JN
Dukun Bayi
Desa Surobayan Rt.03
5
RT
Ibu
1
Desa Surobayan Rt.03
6
KH
Tokoh agama
Desa Surobayan Rt.01
7
8
DM
Ibu
1
Dokumentasi, 7 Oktober 2014.
45
Desa Surobayan
Rt.05 8
NF
Tokoh Agama
Desa Surobayan Rt.04
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai deskripsi pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan, pada subbab ini peneliti akan bertanya kepada subyek tentang pengertian Tradisi Ngapati, proses pelaksanaan tradisi ngapati, serta perlengkapan yang disiapkan dalam tradisi ngapati Berikut uraiannya: a. Pengertian Tradisi Ngapati 1) SR Dari data hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Oktober 2014, didapatkan hasil bahwa menurut SR, tradisi ngapati adalah tradisi yang dilakukan ketika usia kehamilan telah mencapai 4 bulan. Sebagaimana penuturan SR: “ngapati itu bentuk syukuran atas karunia Allah berupa calon anak pada usia 4 bulan, sekaligus memohon agar calon anak diberi kesehatan, dan kelak menjadi anak yang sholeh sholehah”.9 Beliau
juga
menjelaskan
mengenai
pentingnya
melaksanakan tradisi ngapati. Berikut penuturannya: “berdoa agar calon anak menjadi anak yang sholeh sholehah, berbakti kepada orang tua. Dan diberi yang terbaik saat ruh ditiupkan. Selain itu itu sebagai upaya
9
SR. Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014.
46
orang tua untuk mendoakan anaknya yang masih didalam kandungan”.10 SR juga menjelaskan mengenai kapan pelaksanaan tradisi ngapati. beliau mengatakan: “ngapati itu dilaksanakan pada saat kandungan usia 4 bulan, dengan dibacakan Alquran surat-surat tertentu seperti surat maryam, surat yusuf dan surat luqman, yang mana surat-surat tersebut sinkron dengan kehamilan”.11
2) KH Sedangkan dari data hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 Oktober 2014, didapatkan hasil bahwa menurut KH, tradisi ngapati merupakan selametan yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur dan doa kepada Allah SWT. atas dianugerahinya seorang janin yang telah berusia 4 bulan. KH mengatakan: “Ngapati itu ya intinya selametan rasa syukur karena telah diberi anugerah seorang calon bayi, nah saat melaksanakannya dilakukan saat usia kehamilan masuk 4 bulan atau 120 hari, saat itulah Allah meniupkan Ruh, makanya kita ikhtiar dengan berdoa agar si calon bayi selalu dalam lindungan Allah”.12 KH juga mengatakan mengenai pelaksanaan tradisi ngapati. Berikut penuturannya: “Pelaksanaannya sederhana saja, hanya mengundang beberapa orang untuk membacakan surat maryam dan 10
SR. Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014. SR, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014. 12 KH, Wawancara Pribadi, 8 Oktober 2014. 11
47
surat yusuf, biasanya digabung dengan rutinan yang ada disini. Terus pada doa penutupnya di khususkan untuk ibu yang mengandung”.13 Beliau menuturkan tradisi ngapati ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan cara bersyukur kepada Allah. Sebagaimana penuturannya berikut: “Dalam Islam kita mengenal rasa syukur kepada Allah, nah tradisi ngapati ini adalah salah satu bentuk syukur kita kepada Allah, oleh karena itu ngapati tidak bertentangan dengan agama”.14 3) NF Dari hasil wawancara dengan responden pada 10 Oktober 2014 NF didapati hasil bahwa tradisi ngapati merupakan bentuk selametan untuk berdoa kepada Allah SWT. dan salah satu cara untuk melestarikan budaya nenek moyang. Seperti yang diungkapkan berikut ini: “ngapati ngapati itu adalah selametan, berdoa karena sudah diberi amanah seorang calon bayi, tradisi ngapati juga dilakukan untuk melestarikan tradisi-tradisi jaman dahulu, karena ngapati ini sudah ada sejak dahulu”.15 NF juga menjelaskan mengenai manfaat pelaksanakan tradisi ngapati. Berikut penuturannya: “untuk berdoa supaya anak yang dikandungan diberi kesehatan, keselamatan, dan selalu dilindungi Allah”.16 4) JN
13
KH, Wawancara Pribadi, 8 Oktober 2014. KH, Wawancara Pribadi, 8 Oktober 2014. 15 NF, Wawancara Pribadi 10 Oktober2014. 16 NF, Wawancara Pribadi 10 Oktober2014. 14
48
Dari data hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Oktober 2014, didapatkan hasil bahwa menurut JN tradisi
ngapati
berasal
dari
masyarakat
Jawa.
Berikut
penuturannya: “ngapati itu berasal dari bahasa Jawa papat artinya saat umur 4 bulan, kondisi bayi saat itu juga sudah mulai besar, kalau masih 1 bulan kan belum terlihat jelas”.17 JN
juga
menjelaskan
tentang
persiapan
dalam
melaksanakan tradisi ngapati. Beliau mengatakan: “persiapannya ya hanya menyuguhkan jajan pasar seperti gembili, polowijo, ganyong, pirut,singkong, ubi, dan sejenisnya”. b. Proses Pelaksanaan Tradisi Ngapati Dalam melaksanakan tradisi ngapati, biasanya dilaksanakan bersama dengan kegiatan keagamaan seperti jamaah manaqib, jamaah Qur’an dan yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan NK berikut: “Ngapati biasanya digabung dengan rutinan jamaah manaqib maupun jamaah qur’an, kalau saya kebetulan melaksanakannya bareng dengan jamaah manaqib, kegiatannya ya pembacaan manaqib, namun setelah pembacaan manaqib selesai dilanjut dengan membaca surat Maryam yang biasa dilakukan untuk memperingati selametan ngapati”.18
17 18
JN, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014. NK, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014.
49
Dalam melaksanakan tradisi ngapati yang perlu disiapkan adalah beberapa jajan pasar sebagai jamuan untuk beberapa orang yang telah ikut dalam kegiatan tersebut. Berikut penuturannya: “Persiapan saya ya dengan menyiapkan sedikit makanan ringan dan jajan pasar, seperti ubi rebus, singkong rebus, kupat, dan lepet. Yang penting ada jajan pasarnya karena kata orang dulu kalau ngapati harus ada jajan pasarnya, mungkin ini dijadikan sebagai simbol bahwa kegiatan ini sekaligus selametan ngapati”.19 Tidak berbeda jauh dengan yang dikatakan NK, menurut RT persiapannya sangat mudah, seperti yang diungkapkannya berikut: “Persiapannya sangat simple, kita hanya menyiapkan makanan kecil ala kadarnya, kalau saya dengan makanan ringan namun ditambah jajan pasar seperti ubi-ubian”.20 Menurut RT tradisi ngapati sesuai dengan ajaran Islam, berikut penuturannya: “slametan ngapati yang dilaksanakan bareng dengan rutinan kegiatan keagamaan, jadi ya sudah pasti sesuai dengan syari’at Islam”.21
Menurut HM untuk melaksanakan tradisi ngapati cukup sederhana karena hanya mengundang beberapa orang atau rutinan kegiatan keagamaan seperti jamaah qur’an untuk sekedar mendoakan dan tidak lupa menyiapkan jamuan berupa makanan ringan maupun jajan pasar. Berikut penuturan HM: 19
NK, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014. RT, Wawancara Pribadi, 10 Oktober 2014. 21 RT, Wawancara Pribadi, 10 Oktober 2014. 20
50
“Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus jamuan apa yang harus disediakan dalam tradisi ngapati ini, namun di desa sini sudah menjadi hal wajib kalau selametan ngapati harus ada jajan pasar, yang penting semampunya saja, kalau saya kebetulan hanya menyediakan kacang rebus, pisang rebus dan lepet sebagai simbol ngapati ditambah dengan makan ringan lainnya seperti agar-agar, tahu goreng dan lainnya”.22 Hari itu, tepatnya pada hari Jum’at, 19 September 2014. keluarga HM tengah melaksanakan tradisi ngapati untuk anak keduanya. Sekitar pukul 10. 00 WIB HM mulai menyiapkan makanan ringan sebagai jamuan untuk para tamu, yaitu berupa nasi kotak dan kotak makan ringan, untuk nasi kotaknya beliau pesan dari catering sekitar rumahnya, sementara menunggu pesanan nasi kotak datang dirumah HM para kerabat terdekat membantu HM untuk menyiapkan kotak makanan ringan yang berisi berbagai macam jajan pasar berupa kacang rebus, lepet, pisang rebus dan makanan ringan lainnya. Sekitar pukul 13. 00 WIB para tamu jamaah qu’ran ibu-ibu mulai berdatangan, sebelum acara dimulai HM meyampaikan maksud kepada KH bahwa rutinan ini sekaligus melaksanakan ngapati. Setelah 15 menit kemudian acara dimulai, seperti biasanya karena ini kegiataan jamaah qur’an maka pertama para ibu-ibu membaca qur’an per juz, karena ini pembacaan qur’an sudah tentu diantara pembacaannya ada yang membaca surat Yusuf dan surat Maryam, kemudian setelah semua selesai membaca qur’an per juz, 22
HM, Wawancara Pribadi, 19 September 2014.
51
KH selaku pemimpin jamaah rutinan ini menyampaikan maksud sebagaimana yang HM sampaikan kepada KH sebelum acara dimulai. Sebelum pembacaan doa penutup KH menyampaikan kepada
para
hadirin
bahwa
dalam
rutinan
ini
sekaligus
melaksanakan selametan ngapati ibu HM yang saat itu usia kehamilannya telah memasuki 4 bulan, KH meminta para hadirin untuk turut serta mendoakan janin yang telah dikandung HM agar diberi keselamatan dan diberi yang terbaik saat ditentukan ketentuan-ketentuan Allah serta selalu dalam lindungan-Nya sampai ia lahir nanti. Setelah maksud tersebut telah disampaikan KH membaca doa ngapati yang dikhususkan untuk ibu HM. Setelah itu para hadirin diberi sedikit jamuan yaitu berupa nasi kotak dan jajan ala kadarnya.23 Berbeda
dengan
HM
menurut
DM
saat
beliau
melaksanakan tradisi ngapati digabung dengan rutinan tahlil namun diselipkan maryaman yaitu pembacaan surat maryam. “Saya melaksanakan ngapati itu digabung dengan tahlilan ibu-ibu, tapi juga dibacakan maryaman”.24 Menurut DM jamuan untuk para tamu yang telah mendoakan berupa jadah. DM mengatakan:
23 24
Observasi, 19 September2014. DM, Wawancara Pribadi, 10 Oktober 2014.
52
“Persiapannya mudah, seperti slametan pada umumnya paling makanan ringan, hanya saja ditambah jajan pasar seperti kupat, polowijo, lepet, dan lain-lain, yang penting jajan pasar”.25
2. Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Ngapati di Desa Surobayan kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Setiap adat kebiasan masyarakat Jawa dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME, selain itu tentunya juga mempunyai
kandungan
makna
atau
nilai-
nilai
tersendiri.
Sebagaimana makna atau nilai yang ada dalam tradisi ngapati. Dalam pemberian makna atau nilai yang ada dalam suatu tradisi, khususnya tradisi ngapati, masyarakat baik dari kalangan tokoh agama maupun kalangan masyarakat biasa (orang tua) yang melaksanakan tradisi tersebut akan berpendapat sesuai dengan pengetahuan serta pandangan mereka. Oleh karena itu, setiap orang akan berbeda dalam melaksanakan dan memaknai atau memberikan nilai pada tradisi atau selametan yang mereka lakukan. Setelah peneliti melakukan wawancara serta observasi kepada masyarakat yang melaksanakan tradisi ngapati, serta kepada tokoh agama di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, ternyata mayoritas diantara mereka ada yang memaknai tradisi ngapati sebagai doa agar janin yang ada dalam kandungan seorang istri selalu diberi keselamatan, padahal lebih dari itu tradisi
25
DM, Wawancara Pribadi, 10 Oktober 2014.
53
ngapati ini banyak tersirat makna dan nilai-nilai pendidikan yang dapat dijadikan sebagai suatu bekal serta pembelajaran dalam memaknai suatu tradisi atau selametan yang kita lakukan. Berikut uraian hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden: a) SR Tradisi ngapati dilaksanakan pada saat usia kehamilan 4 bulan, dimana pada saat itu janin akan ditiupkan ruh dan ditentukan 4 ketentuan dari Allah. Sebagaimana yang dikatakan SR dengan disertai kutipan hadits berikut: “Tradisi ngapati dilaksanakan saat calon bayi ditiupkan ruh dan Allah menentukan 4 ketentuan yaitu rizki, ajal, nasib, seperti yang tercantum dalam hadits:
ُ َثُ َّم يُرْ َس ُل إِلَ ْي ِه ْال َمل ك ف َي ْنفُ ُخ فِ ْي ِه الرُّ وْ َح َوي ُْؤ َم ُر بِأَرْ َب ِع َو َشقِ ٌّي أَوْ َس ِعيْد، َو َع َملِ ِه، َوأَ َجلِ ِه،ب ِر ْزقِ ِه ٍ َكلِ َما ِ ِب َك ْت:ت jadi hadits itu menjelaskan bahwa Allah meniupkan ruh dan menuliskan ketentuan-ketentuan yaitu rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka atau bahagianya” 26 Menurut SR, nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati, yaitu bahwa tradisi ngapati itu akan mendidik manusia untuk mempercayai keEsaan Allah SWT. dengan mempercayai bahwa saat janin usia 4 bulan akan ditiupkan ruh dan ditentukan 4 ketentuan Allah. Sebagaimana yang SR ungkapkan: “Tradisi ngapati ini mengajarkan kita untuk mendoakan anak sejak dalam kandungan, agar anak tersebut menjadi dambaan bagi orang tuanya. Dan bentuk kesadaran
26
SR, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014.
54
seseorang untuk bersedekah kepada sejumlah orang yang ikut mendoakan”.27 b) HM Menurut HM, harapan dalam tradisi ngapati yaitu sebagai bentuk rasa syukur, berdoa agar janin selamat, serta mulai memperkenalkan ayat Alquran melalui suara yang diperdengarkan. Berikut ungkapan HM: “Harapan saya ya agar janin yang dikandung selamat, dan mulai dikenalkan ayat Alquran yang dibacakan saat melaksanakan tradisi ngapati”.28 Dalam setiap kegiatan yang ada dalam pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan ternyata memiliki makna-makna tersendiri, dan jika diambil pengertiannya secara global bahwa selametan ini sebagai wujud doa kepada Allah untuk bersyukur atas diberinya anugerah seorang janin dan sebagai salah satu bentuk untuk melestarikan budaya nenek moyang melalui pelaksanaan tradisi ngapati. Pelaksanaan
tradisi
ngapati
itu merupakan
do’a,
pengharapan, atau permohonan bagi keselamatan janin yang ada dalam kandungan yaitu melalui doa bersama, pembacaan tahlil, pembacaan manaqib, pembacaan maryaman bersama para tetangga yang diundang. Melalui kegiatan bersama itulah akan menjadi wadah untuk mempererat tali silaturrahmi dan sebagai bentuk sedekah dengan cara menyisihkan hartanya untuk diberikan kepada tamu yang
27 28
SR, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014. HM, Wawancara Pribadi , 19 September 2014.
55
telah hadir dan mendoakan janin tersebut, serta ungkapan rasa syukur keluarga yang melaksanakan tradisi ngapati . Pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan dahulu dilakukan saat melaksanakan mitoni namun sekarang tradisi ngapati dilaksanakan sendiri, yaitu ketika usia kehamilan baru masuk 4 bulan.29 Sebagaimana yang dilakukan keluarga HM dalam melakukan ngapati untuk anaknya yang ke dua, dan yang dilakukan keluarga RT dalam
melaksanakan
ngapati
untuk
anaknya
yang
pertama.
Pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan dilakukan sangat sederhana yaitu digabung dengan kegiatan keagamaan seperti rutinan jamaah manaqib, jamaah qur’an, maupun yang lainnya. Sebagai tanda terimakasih tidak lupa memberi sedikit imbalan berupa makanan ringan dan ditambah dengan jajan pasar sejenis ubi-ubian, kacangkacangan dan yang lainnya untuk memenuhi kewajiban tambahan saat melaksankan ngapati.30
29 30
JN, Wawancara Pribadi, 7 Oktober 2014. Observasi, 19 September2014.
56