49
BAB III HASIL PENELITIAN PERAN ORANGTUA DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM ANAK DI DESA SIDOREJO KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
A. Keadaan Umum Desa Sidorejo 1. Letak Geografis Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan merupakan Desa yang mempunyai letak sebagai berikut: Sebelah utara adalah Desa Tanjung, sebelah selatan adalah Desa Karanganyar, sebelah barat adalah Desa Pucung, Desa Dadirejo dan sebelah timur adalah Desa Curug.1 Desa Sidorejo terdiri dari tiga dusun yaitu: Tundanan, Tilompo, dan Bodren. Sedangkan letak Balaidesa atau Kelurahannya berada di Dusun Tilompo, adapun jarak Desa Sidorejo ke Ibukota kecamatan 3 kilometer, jarak Desa Sidorejo ke Kabupaten atau Kotamadya 20 kilometer, jarak ke Ibukota provinsi 100 kilometer.2 Untuk mengetahui kondisi geografis Desa Sidorejo berdasarkan data profil Desa Sidorejo tahun 2014 akan peneliti paparkan pada tabel berikut ini:3
1
Hasil Observasi Batas Wilayah Desa Sidorejo, hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2014, pukul 09.10 WIB, di Desa Sidorejo. 2 Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Rabu, tanggal 29 Oktober 2014, pukul 09.30 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto. 3 Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2014, pukul 10.30 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto.
49
50
Tabel I Kondisi Geografis Desa Sidorejo No.
Uraian
Keterangan
1.
Tinggi tempat dari permukaan laut
2.
Jumlah bulan hujan
3.
Keadaan suhu rata-rata
10 dpl 5 Bulan 360C
Tabel II Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaannya No.
Penggunaanya
Keterangan
1.
Luas Pemukiman
37 Ha
2.
Luas Persawahan
28 Ha
3.
Luas Perkebunan
1 Ha
4.
Luas Kuburan
1 Ha
5.
Luas Pekarangan
4 Ha
6.
Luas Prasarana Umum Lainnya
2 Ha
2. Kondisi Demografis Desa Sidorejo Keadaan penduduk Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan berdasarkan data profil Desa
Sidorejo tahun 2014, jumlah
penduduk seluruhnya jiwa dengan jumlah 3924 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:4
4
Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Jum’at, tanggal 31 Oktober 2014, pukul 09.30 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto.
51
Tabel III Penduduk Menurut Golongan Usia Dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Golongan
No.
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
0-12 Bulan
30
39
69
2.
13 bl- 4 th
116
142
258
3.
5 th-6 th
65
86
151
4.
7 th-12 th
203
204
407
5.
13 th-15 th
152
127
279
6.
16 th-18 th
128
131
259
7.
19 th-25 th
278
248
526
8.
26 th-35 th
271
266
537
9.
36 th-45 th
253
256
509
10.
45 th-50 h
120
118
238
11.
51 th-60 th
222
198
420
12.
61 th 75 th
115
127
242
13.
>75 th
13
16
29
1966
1958
3924
Jumlah
Tabel IV Jumlah Penduduk No.
Uraian
1.
Jumlah seluruh penduduk
2.
Jumlah kepala keluarga
Jiwa/KK 3924 Jiwa 999 KK
52
3. Sosial Budaya a. Mata pencaharian Mata pencaharian penduduk Desa Sidorejo sebagai petani dimana terdapat 300 KK (kepala keluarga) dari jumlah seluruh KK yang ada. Hal tersebut di karenakan kondisi dan pengaruh alam yang sangat erat dengan bidang pekerjaan. Berdasarkan data profil Desa Sidorejo tahun 2014 terdapat beberapa macam bidang pekerjaan. Data tersebut dapat dilihat klasifikasinya pada tabel dibawah ini. Tabel V Mata Pencaharian Penduduk No.
Mata Pencaharian
Jumlah KK
1.
Petani
295
2.
Buruh tani
131
3.
Buruh migran perempuan
8
4.
Pegawai Negeri Sipil
17
5.
Pedagang keliling
7
6.
Peternak
290
7.
Nelayan
10
8.
Montir
3
9.
Pensiunan PNS/TNI/POLRI
5
10.
Pengusaha kecil dan menengah
3
11.
Dukun kampung terlatih
2
12.
Jasa pengobatan alternatif
1
13.
Karyawan perusahaan swasta
16
14.
Buruh industri
107
15.
Pemilik industri
44
16.
Guru
60
Jumlah
999 KK
53
Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam tabel diatas bahwa kesehari-harian mata pencaharian penduduk Desa Sidorejo adalah banyak yang bekarja di bidang pertanian. Para petani di Desa Sidorejo ini biasanya mereka mulai bekerja pagi hari pada pukul 06.00 WIB dan selesai pada pukul 10.00 WIB. Kadang-kadang ada juga yang berangkat lagi pada siang hari pada pukul 13.30 WIB sampai 16.30 WIB. Biasanya para petani yang laki-laki bekerja di sawah dengan berangkat duluan kemudian istri memasak untuk kemudian di bawa ke sawah, setelah sarapan para istri juga membantu suami mereka untuk mengerjakan pekerjaan yang mampu mereka kerjakan seperti: mencabut rumput yang mengganggu pertumbuhan tanaman, icir (menanam benih), memanen padi, kacang hijau, kacang panjang, mentimun, menabur pupuk dan sebagainya.
Sedangkan
urusan
mencangkul,
mengobat
tanaman,
mengangkat hasil tanaman dikerjakan oleh kaum laki-laki. Mata pencaharian penduduk Desa Sidorejo mayoritas sebagai petani ada juga yang bekerja sebagai peternak dan yang paling banyak adalah peternak ayam bertelur yang mana hasil telur tersebut di jual dan hasilnya di belikan makanan ayam tersebut juga obat-obatan untuk ayam. Rata-rata yang memiliki ternak ayam penghasilanya tinggi sehingga bisa memilki karyawan yang banyak dimana karyawannya berasal dari penduduk sekitar tempat tesebut sehingga ini bisa membantu sebagai salah satu lowongan pekerjaan bagi masyarakat Desa Sidorejo.
54
Sedangkan yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta kebayakan mereka adalah sebagai seorang guru dimana gaji yang mereka peroleh hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anak mereka. b. Sistem kemasyarakatan Masyarakat Desa Sidorejo merupakan yang peduli akan kemaslahatan Desanya. Berdasarkan data profil Desa Sidorejo, kegiatan gotongroyong yang aktif adalah sebagai berikut:5 Tabel VI Lembaga Gotong-royong Status No
Kegiatan
Ada/tidak
Aktif/tidak
ada
aktif
1.
Mendirikan Rumah
Ada
Aktif
2.
Mengolah tanah
Ada
Aktif
3.
Membangun fasilitas
Ada
Aktif
Ada
Aktif
umum/sarana pendidikan 4.
Perbaikan fasilitas umum
Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan orang lain dalam hidupnya. Hidup saling membantu merupakan
ciri kehidupan
masyarakat Desa, mereka hidup bergotong-royong untuk memenuhi kebutuhan dalam mengisi hidup. Masyarakat sidorejo merupakan Desa yang akrab dengan kegiatan gotong royong demi kemaslahatan Desa . 5
Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Senin, tanggal 3 November 2014, pukul 09.30 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto.
55
Sebagaimana yang sudah di jelaskan pada tabel diatas bahwa kegiatan gotong royong (membantu) tanpa upah, yang masih aktif di Desa Sidorejo adalah mendirikan rumah, membangun atau memperbaiki faslitas umum seperti bersih Desa dan memperbaiki jalan-jalan yang rusak. Juga membangun sarana pendidikan seperti sarana pendidikan TK,TPA dan Musolla dan lain-lain.
49
4. Organisasi Pemerintahan Desa Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan6 Kepala Desa M.Jamal
Polisi Desa A. Sufron
BPD
Sekretaris Desa Rupadi, S.Pd.I
Pamong Tani Muchtar
Kaur Pemerintahan Rupadi, S.Pd.I
Kaur Umum Moh.Abdul Basir
Kaur Keuangan Edi Supriyanto
Kaur Kesra Rohibatul Khoirot
Kaur Pembangunan Casmudi
Kepala Dusun Tundanan
Dwi Suratno 6
Kepala Dusun Tilompo Sinang
Kepala Dusun Bodren Rohibul Khoirot
Dokumentasi Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sidorejo, dikutip pada tanggal 3 November 2014, di Kantor Balai Desa Sidorejo.
57
Sebagaimana yang terpaparkan pada struktur diatas, pemerintahan Desa Sidorejo diatur dan dilaksanakan oleh seperangkat aparatur Desa yang tugasnya untuk mengurusi segala kepentingan penduduk Desa di wilayah kerjanya. Alat perlengkapan Desa meliputi kepala Desa dan lembaga kemasyarakatan Desa yang secara bersama-sama merupakan pemerintahan Desa. Kepala Desa dibantu oleh sekretaris Desa dan sekretaris Desa di bantu oleh lima orang kepala urusan. Kepala Desa dibantu oleh kepala dusun dalam melaksanakan tugas pemerintahan Desanya. 5. Ekonomi Masyarakat Desa Sidorejo Penghasilan rata-rata masyarakat Desa Sidorejo dapat dikategorikan cukup, pengelompokan ini berdasarkan pada kemampuan masyarakat untuk mengkonsumsi (Sandang, pangan, dan papan), sudah banyak keluarga yang memiliki barang seperti TV, telphone, mobil, parabola dan lain-lainnya. Dalam menjalankan ekonominya untuk membeli suatu barang yang di butuhkan bagi masyarakat Desa seperti petani harus menunggu dari hasil panen sedangkan pegawai negeri harus menunggu gajian dulu dan bagi pedagang harus menunggu sampai dagangannya terjual. Walaupun begitu uang di peroleh juga dipergunakan untuk kebutuhan lain disamping membiayai pendidikan anak juga digunakan untuk membeli benih maupun pupuk untuk petani dan membeli makanan ayam untuk peternak. Kadang-
58
kadang juga digunakan untuk membayar utang yang mereka pergunakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari.7 6. Sosial Keagamaan Komposisi berdasarkan Agama, penduduk Desa Sidorejo mayoritas bergama Islam. Berdasarkan data profil Desa tahun 2014 kegiatankegiatan keagamaan yang aktif adalah sebagai berikut:8 Tabel VII Kegiatan Keagamaan di Desa Sidorejo No.
Kegiatan
Ada / Tidak Ada
1.
Jum'atan
Ada
2.
Pegajian umum
Ada
3.
Tahlil ibu-ibu
Ada
4.
Tahlil bapak-bapak
Ada
5.
Berzanji anak-anak
Ada
6.
Yasinan remaja
Ada
7.
Pringatan Hari besar
Ada
Berdasarkan hasil data profil Desa dan observasi para masyarakat Desa Sidorejo mayoritas bahkan hampir semua masuk Agama Islam. Dalam menjalankan ibadah sesuai dengan Syariah Agama. Supaya mendapat perlindungan dari Allah SWT dalam hidupnya masyarakat Desa Sidorejo banyak yang melakukan upacara-upacara keagamaan yang meliputi selamatan pada tujuh bulanan masa kehamilan atau disebut "tingkepan",
7
Edi Supriyanto, Kaur Keuangan, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 4 November 2014. Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Selasa, tanggal 4 November 2014, pukul 10.00 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto. 8
59
selamatan waktu bayi lahir, selamatan pada waktu anak laki-lakinya khitanan, selamatan waktu bersih Desa, masa tanam dan masa panen. Tabel VII Sarana peribadatan yang ada di Desa Sidorejo No.
Tempat ibadah
Jumlah
1.
Masjid
1
2.
Musholla
15
7. Pendidikan Mayarakat Desa Sidorejo Penduduk Desa Sidorejo merupakan masyarakat yang boleh dikatakan sangat memperdulikan masalah pendidikan anak ini dibuktikan dengan pendidikan anak di Desa Sidorejo rata-rata lulusan sekolah menengah pertama (SMP) ke atas dan hanya sebagian kecil yang sampai Sekolah dasar (SD), walaupun yang sampai perguruan tinggi (PT) masih sedikit karena kebayakan setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) mereka langsung bekerja ada yang kerja keluar kota bahkan keluar negeri dan ada yang menikah. Hal ini berdasarkan data profil Desa Sidorejo tahun 2014, supaya lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan penduduk di Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, pada tabel berikut ini akan dipaparkan mengenai komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan mereka.9
9
Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Selasa, tanggal 4 November 2014, pukul 09.00 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto.
60
Tabel IX Tingkat Pendidikan Penduduk No. Tingkat Pendidikan
Jumlah
1.
SD / Sederajat
675
2.
SLTP / Sederajat
786
3.
SLTA / Sederajat
210
4.
Universitas / Perguruan tinggi
9
5.
Pondok pesantren
64
Pengetahuan memang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik pengetahuan Agama maupun pengetahuan umum. Dengan pengetahuan yang dimiliki manusia dapat mengetahui cara berinteraksi dengan Tuhanya dan mengetahui cara berinteraksi dengan sesama manusia sehingga hubungan vertikal dan horisontaldapat terlaksana dengan baik. Mengingat begitu pentignya peranan pengetahuan bagi manusia, khusus untuk masyarakat yang tidak dapat menikmati pendidikan SD atau SMP, pihak pemerintah Desa Sidorejo telah berupaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan mengadakan berbagai macam kegiatan seperti kejar paket A (sederajat dengan SD), kejar paket B (Sederajat dengan SMP). Sedangkan untuk pengetahuan Agama, pemerintah Desa telah menggalakkan jami'iyah yasin dan tahlil bagi bapak-bapak dan ibu-ibu serta pengajian-pengajian agama bagi anak-anak yang dilaksanakan di surau-
61
surau atau di Masjid dan tempat-tempat khusus yaitu madrasah untuk belajar agama bagi anak-anak.10 Lembaga pendidikan formal yang ada di Desa berdasarkan profil Desa Sidorejo tahun 2014, supaya jelas mengenai prasarana pendidikan yang ada di Desa Sidorejo, pada tabel akan di paparkan mengenai prasarana pendidikan yang ada di Desa Sidorejo.11 Tabel X Prasarana Pendidikan Penduduk No Prasarana
Ada / Tidak
Jumlah
Kondisi
1.
Play group
Ada
1
Baik
2.
TK
Ada
1
Baik
3.
SDN
Ada
1
Baik
4.
MI
Ada
1
Baik
5.
Tsanawiyah/ Sederajat
Ada
1
Baik
6.
TPA
Ada
2
Baik
7.
Perpustakaan
Ada
2
Baik
B. Peran Orangtua dalam pembinaan kepribadian muslim anak Setiap orangtua ingin membina anak agar menjadi anak yang baik mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orangtua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan,
10
Rohibul Khoirot, Kepala Dusun Bodren, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 4 November
2014. 11
Data Monografi Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, dikutip hari Rabu, tanggal 5 November 2014, pukul 10.10 WIB, di Kantor Balai Desa Sidorejo Kecamatan Tirto.
62
pendengaran maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Setelah mengetahui tentang latar belakang obyek, maka berikut ini akan peneliti sajikan data yang telah diperoleh peneliti dari lapangan, baik dari data yang dihasilkan dari wawancara, observasi, dokumentasi. Data yang diambil dari wawancara, observasi maupun dokumentasi akan di jelaskan dengan diskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan data-data yang ada tanpa menggunakan hipotesa untuk meneliti tentang peran keluarga dalam usaha pembinaan kepribadian muslim pada anak Dimana peneliti mewawancarai beberapa warga masyarakat yang ada di Desa Sidorejo. Adapun data yang yang dipaparkan terfokus pada beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Orangtua sebagai Pendidik dalam Keluarga Orangtua adalah inti masyarakat. Selain disebut sebagai masyarakat primer, juga bisa disebut sebagai pusat pendidikan pertama. Sebagai masyarakat, orang tua beserta anak-anaknya, yang kesemuanya dijalin oleh hubungan rasa cinta alami, yang karenanya cukup mendalam. Di sini anak mulai mengenali kehidupan dan pendidikannya. Keadaan anak sebelum lahir ditentukan oleh faktor keturunan, baik jasmani maupun rohani. Orangtua
bertugas
untuk
meletakkan
dasar-dasar
pertama
untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan pendidikan bagi anak. Pendidikan awal oleh orangtua merupakan fundamen yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak.
63
Sebagaimana data yang di peroleh dari hasil wawancara dengan masyarakat Desa menganggap bahwa orangtua sebagai pendidik dalam keluarga dalam usaha pembinaan kepribadian muslim pada anak mereka dapat melakukan pengenalan pendidikan khususnya pendidikan agama secara ketat terhadap diri anak yang dapat dimulai dengan mendidik anak pada waktu masih kecil,sehingga dengan pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya bersama keluarga dalam kehidupan sehari-hari selain anak di didik sendiri di rumah, orang tua juga wajib menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan formal . Menurut Bapak ST selaku aparat Desa Sidorejo beliau mengatakan sebagai berikut: "Pendidikan pertama yang di peroleh anak itu adalah dari keluarganya sendiri dan kalau sudah cukup usia baru di masukan kesekolah formal yang ada pelajaran umum dan agamanya dan di samping itu lingkungan masyarakat bisa di jadikan sebagai tempat mencari pendidikan dengan mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat".12
Seperti yang dikatakan Ibu RF yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebagai berikut: “ Ngasuh utawi ndidik anak sing pertama yo memang dek kalangan keluarga sing utomo yo wong tuone (bapak lan ibu), sale wongtuo kan sing tinggal sak omah, kejobo bocah kuwi wis wayahe sekolah formal kudu disekolahke, dan iku selalu nyempatke waktu ngo keluarga, dek wayah tangi turu sampe pak turu maneh ”. (Mengasuh atau mendidik anak yang pertama itu orangtua, karena orangtua yang tinggal satu rumah, kecuali anak itu sudah waktunya sekolah formal harus disekolahkan, dan selalu menyempatkan waktu buat keluarga dari bagun tidur sampai tidur lagi).13
12
Bapak ST, Aparat Desa Sidorejo, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 6 November 2014. Ibu RF, Orangtua yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, dan Observasi, Sidorejo, 7 November 2014. 13
64
Tetangga Ibu RF yang bernama Ibu SA mengatakan bahwa “ibu RF selalu mendidik anak-anak dengan baik hal ini saya ketahui dari perilaku ibu RF yang selalu bersikap baik dalam mendidik anak-anaknya, beliau selalu menyempatkan waktu bersama anak-anaknya”.14 Seperti yang dikatakan Ibu FH yang berprofesi sebagai Guru SD sebagai berikut: “ Mendidik anak yang pertama dari nol itu orangtu atau keluarga, Orangtua adalah lembaga yang sangat penting dalam proses pengasuhan anak. Meskipun bukan menjadi satu-satunya faktor, orangtua merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian dan kemampuan anak, saya selalu menyempatkan waktu buat keluarga seperti memandikan anak, menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian sekolah dan saya selalu menanyakan kegiatan anak setiap harinya”.15 Tetangga ibu FH yang bernama ibu KT “ibu FH adalah ibu yang baik karena ibu FH meluangkan waktu untuk anak-anaknya meskipun ibu FH adalah seorang guru SD”.16 Sebagaimana diungkapkan Bapak SI yang berprofesi sebagai Petani mengatakan sebagai berikut: “Aku ndidik anak, ngajari anak awit dek kalagan keluarga sing luweh utomo wangtua loro (bapak lan ibu), asale keluarga utowo wong tuo ki kunci utomo men dadike anak sing sukses tapi karang akune reng sawah ning kebun terus dadi nek muleh sayah, tapi yo bejane kepriye tak sempetke waktu ngo bojo lan anak-anak ku”. (Saya mendidik anak, mengajari anak dari kalangan keluarga (orangtua), karena orangtua kunci utama supaya anak menjadi sukses tetapi saya pergi ke sawah dan kebun terus jadi kalau pulang merasa kesel, tetapi walaupun kesel saya tetap menyempatkan waktu buat istri dan anak-anak saya).17 Tetangga bapak SI yaitu ibu SH mengatakan sebagai berikut pak SI walaupun kerjanya disawah berangkat pagi sekali pulang sore tapi melihat keluarganya itu romantis dengan penuh kehangatan kumpul-kumpul , saya 14
Ibu SA tetangga ibu RF, Wawancara Pribadi , Sidorejo, 5 November 2014, Pukul 09.30
WIB. 15
Ibu FH, Orangtua yang berprofesi sebagai Guru SD Sidorejo, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 9 November 2014. 16 Ibu KT tetangga ibu FH, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 7 November 2014, Pukul 10.00 WIB. 17 Bapak SI, Orangtua yang berprofesi Petani, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 9 November 2014.
65
melihat kalau pada malam hari pada waktu nonton televisi di rumah bapak SI.18 Seperti yang diungkapkan ibu CH yang berprofesi sebagai pedagang sebagai berikut: “Aku selalu ngluangke waktu kangge keluarga, soale keluarga iku sangat penting, terutama kebersamaan lan kumpul-kumpul bareng karo keluarga, kabeh kesedihan utowo sing lainne ki ilang”. (Saya selalu meluangkan waktu buat keluarga, karena keluarga sangat penting terutama dalam kebersamaan atau berkumpul dengan keluarga semua kesedihan atau yang lainnya menjadi hilang)”.19 Tetangga ibu CH yang bernama ibu MT penuturannya sebagai berikut “karang ibu CH ki seorang janda yang mempunyai anak banyak untuk mencukupi kehidupanne ki dengan jual sembako dan belanjaan sayur, walaupun berdagang ibu CH tetep ngluangke waktu ngo keluarga” (ibu CH adalah seorang janda yang mempunyai anak banyak, untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari itu dengan dagang sembako dan belanjaan sayur walaupun berdagang ibu CH tetap meluangkan waktu untuk keluarga).20 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Muslim Pada Anak Kepribadian muslim tidak terbina begitu saja tetapi kepribadian itu terbina
dengan adanya pengaruh kerja sama antara pembawaan seseorang dengan pengaruh lingkungannya. Karena anak sewaktu dilahirkan telah membawa fitrah atau potensi dasar yang antara lain keterampilan, watak dan kemauan yang itu semua akan berkembang menjadi baik atau sebaliknya.Di antara faktor-faktor tersebut antara lain
a. Faktor Pembawaan Faktor pembawaan adalah faktor yang dibawa anak sejak kecil atau sejak lahir. Perkembangan jiwa anak adalah tergantung pada dasar dan ajar atau tergantung pada pembawaan atau pendidikan, di mana keduanya
18
Ibu SH tetangga bapak SI, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 7 November 2014, Pukul 11.00
WIB. 19
Ibu CH, Orangtua yang berprofesi Pedagang, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 10 November 2014. 20 Ibu MT tetangga ibu CH, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 11 November 2014, Pukul 14.30 WIB.
66
mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam perkembangan pribadi anak. b. Faktor Lingkungan Lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pribadi anak. Sebab, anak tidak bisa tumbuh dan berkembang tanpa adanya keluarga, kemudian sebagai makhluk sosial anak juga ingin berteman, bermain bersama, juga mereka ingin meniru orang dewasa terhadap apa yang dilakukannya. Faktor lingkungan ini bila diperinci, sebagai berikut: 1.) Lingkungan Keluarga, sebagai salah satu faktor lingkungan hidup anak mempunyai posisi terdepan dalam memberikan pengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. 2.) Lingkungan sekolah, merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga karena itu, sudah barang tentu kalau sangat berpengaruh terhadap pembinaan kepribadian anak . Sebab, dalam membina kepribadian anak itu dapat diusahakan baik di sekolah maupun di rumah. Karena sekolah merupakan lingkungan formal sebagai ajang pendidikan bagi anak setelah keluarga. Di sekolah, yang berperan sebagai pendidik adalah guru, dan guru inilah yang merelakan dirinya menerima dan memikul tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orangtua. Karena guru merupakan pendidik yang profesional, maka tidak semua orang bisa menjabat sebagai guru.
67
3.) Lingkungan masyarakat, merupakan unsur ketiga sebagai tempat pendidikan anak, maka dalam masyarakat itu terjadi timbal balik antara anggota sekolah, masyarakat dan keluarga, agar tidak terjadi kepincangan dalam usaha pembinaan pribadi anak. Sebagaimana yang ungkapkan oleh Bapak MJ selaku kepala desa beliau mengatakan bahwa ; “ Dalam proses pembinaan/pembentukan pribadi seseorang terdapat dua faktor yang mendominasi yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan, yang kalau kita perhatikan antara pembawaan dan lingkungan mempunyai andil yang sama keduanya saling mempengaruhi, yang mana pembawaan tanpa didukung lingkungan yang memadai sulit berkembang dengan baik, begitu pula sebaliknya”.21 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak AA salah satu tokoh masyarakat bahwa ; "Pengaruh yang sangat cepat adalah dari lingkungan yang ada di sekitarnya, karena anak cepat terpengaruh dengan pergaulan sehari-hari. Bila lingkungannya mengajari perilaku positif maka anak akan ikut berkelakuan positif tapi jika sebaliknya maka anak akan terbawa oleh pergaulan yang negatif dan akan mempengaruhi dan menghambat pendidikan anak tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat merupakan unsur ketiga sebagai tempat pendidikan anak, maka dalam masyarakat itu terjadi timbal balik antara anggota sekolah, masyarakat dan keluarga, agar tidak terjadi kepincangan dalam usaha pembinaan pribadi anak dan tercapainya tujuan pendidikan. Dengan adanya hubungan itu maka terbukalah bagi anak-anak untuk mendapat pengalaman dari masyarakat, sebab mau tidak mau anak setelah belajar dari keluarga (orangtua) dan sekolah juga harus terjun ke dalam masyarakat”.22
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu SH salah satu orangtua anak yang berprofesi sebagai buruh beliau mengatakan sebagai berikut:
21 22
2014.
Bapak MJ, Kepala Desa Sidorejo, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 10 November 2014. Bapak AA, Tokoh Masyarakat Sidorejo, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 11 November
68
“Nggal wangsul saking sekolah badhe medhal saking griyo niku mesti tak tangledi, kalih sinten mawon deknen dolan lan konconan mbak. Terus tak kandani dolane sing bener lan recangane kalih rencang-rencang sing apik akhlake men ketularan apik e, tinggalno recang sing olo ndak ketularan olone, kados niku mbak”. ( Setiap pulang sekolah mau keluar dari rumah pasti tak tanyai, sama siapa saja dia bermain dan berteman mbak, terus saya menasehati bermainnya yang benar dan bertemannya dengan teman-teman yang baik akhlaknya supaya ketularan baiknya, tinggalkan teman yang tidak baik biar tidak ketularan tidak baiknya).23
Penuturan diatas sesuai dengan yang dikatakan oleh anaknya yang bernama MI, sebagai berikut: “Yo aku karang di kongkon ibu kon dolan karo konconane sing bener yo aku anut mbak, soale nek konconane sing orak bener jare ibu ndak inut-inut orak bener e ngnu mbak”. (Ya saya disuruh ibu suruh main dan bertemannya dengan anak yang baik, teman yang tidak baik dijauhi begitu mbak).24 Tetangga ibu SH/ MI yaitu ibu NH mengatakan bahwa “perilaku dari MI baik mbak, dari yang saya lihat MI bergaul dengan anak-anak yang baik, ibunya dirumah juga perhatian kepada MI, saya pernah melihat ibu SH menanyai anaknya saat mau pergi keluar rumah”.25
Pendapat positif serupa juga dituturkan Ibu AM yang berprofesi buruh bahwa anaknya berteman dengan anak yang berperilaku baik, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat seperti yang Ibu AM katakan berikut ini: “Saya kalau masalah anak berteman dengan siapa siapanya saya pasti tak Tanya dan tak teliti mbak, saya melarang keras anak bergaul dengan anak yang tidak baik, karena zaman sekarang walaupun anak-anak suka begitubegitu, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat”.26 23
Ibu SH, Orangtua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 11 November 2014. 24 MI, Anak Ibu SH, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 11 November 2014. 25 Ibu NH tetangga dari ibu SH, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 9 November 2014, Pukul 09.30 WIB. 26 Ibu AM, Orangtua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 12 November 2014.
69
Pernyataan positif juga dikatakan oleh NA, anak dari Ibu AM, sebagai berikut: “Aku manut opo omongane ibu mbak, kon konconane karo bocah sing orak nakal ning sekolahan maupun konco ngomah, aku nek bek tonggo aroh-aroh cok dongengan”. (saya nurut apa yang Ibu katakana mbak, disuruh berteman sama anak yang tidak nakal baik di sekolah maupun di masyarakat, saya kalau dengan tetangga menyapa dan kadang ngobrol).27 Tetangga Ibu AM yaitu bapak AG “tentang perilaku sehari-hari dari saudari NA baik dia baik, suka menyapa, grepyah, tidak nakal, yang saya lihat dia juga berteman dengan anak yang baik, meskipun terkadang ribut dengan adiknya yang berusia 4 tahun, dikarenakan ibunya (ibu AM) bersikap tegas terhadap anaknya, karena saya sering mendengar ketika beliau memberitahu anaknya dengan nada tinggi”.28 Berbeda dengan penuturan Ibu TT yang berprofesi sebagai pedagang, beliau mengatakan: “Anak saya dalam berteman itu sudah saya nasehati jangan berteman dengan anak yang nakal, nanti ikut-ikut yang tidak bener, tetapi namanya juga anak-anak yo mbak, di nasehati tidak mau, katanya masak sama teman aja pilah pilih, yang penting sayanya tidak ikut-ikut nakal, ada batasannya, begitu mbak”.29 Penuturan pendukung pernyataan di atas juga dikatakan oleh NL, anak Ibu TT, sebagai berikut: “Aku ki mbak yooo.. sering di domongi ibu kon konconane sing bocah bener ojo nakal, lah tapi mosok karo konco kon pilih kasih melaske sing meh konconan bek aku, nggko nek aku pilih-pilih konco sido akune malah orak duwe konco, aku kan podo ae pegen duwe konco si mbak, nek semisal konco ku nakal penting akune orak melu nakal tak batasi dewe carane aku ngedohi teko sitik”.(Saya itu mbak yaa.. sering dibilangi ibu suruh bertemannya dengan anak yang benar tidak nakal, lah tapi masak sama teman suruh pilih kasih kasihan yang mau berteman dengan saya, nanti kalau saya pilih-pilih teman jadi saya sendiri yang tidak punya 27
NA, Anak Ibu AM, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 12 November 2014. Bapak AG adalah tetangga dari ibu AM, Wawancara Pribadi ,Sidorejo, 13 November 2014, Pukul 09.00 WIB. 29 Ibu TT, Orangtua yang berprofesi Pedagang, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 12 November 2014. 28
70
teman, saya juga kan pengen punya teman si mbak, kalau missal teman saya nakal penting saya tidak ikut-ikut nakal saya bisa membatasi sendiri dengan cara menjauhi sedikit demi sedikit.30 Tetangga ibu TT yaitu ibu AL mengatakan bahwa “perilaku NL sehari-hari baik mbak, tapi kadang saya melihat dia kurang patuh sama ibunya, misalnya saja ketika mau disuruh ibunya tidak nurut, kalau bergaul sih anaknya dengan siapa saja anak baik maupun tidak baik digauli semua tidak memilih”.31 Dari pernyataan di atas dapat saya simpulkan bahwa pengawasan orang tua terhadap anak mempengaruhi peran penting, hal ini dikarenakan lingkungan dapat mempengaruhi kepribadian anak. 3. Usaha Orang tua dalam Pembinaan Kepribadian Muslim Anak Semenjak anak dilahirkan dalam keluarga secara alamiah orangtua diberi
tanggungjawab
penuh
terhadap
perkembangan
anaknya.
Tanggungjawab yang didasari motif cinta kasih dari orang tua sering diwujudkan dalam berbagai hal, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan anak baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan biologis sampai anak mampu berdiri sendiri (dewasa). a. Peran Orangtua dalam Pendidikan Akhlak Anak Pendidikan akhlak sangat berkaitan dengan pendidikan keimanan. Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadah (pengamalan syariat) bahwa iman dan ibadah (pengamalan syariat) manusia tidak sempurna tanpa adanya akhlak yang mulia Keutamaan akhlak dan tingkah laku merupakan buah iman yang meresap ke dalam kehidupan anak, sehingga apabila seorang anak sejak 30 31
WIB.
NL, Anak Ibu TT, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 12 November 2014. Ibu AL tetangga ibu TT, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 13 November 2014, Pukul 09.45
71
kecil tumbuh dan berkembang atas dasar iman kepada Allah SWT, maka anak akan mempunyai kemampuan untuk menerima setiap keutamaan dan terbiasa dengan akhlak yang mulia. Hal ini disebabkan karena anak tersebut menyadari bahwa iman akan membentengi dirinya dari perbuatan dosa dan kebiasaan yang tidak baik. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak KH salah seorang warga Desa Sidorejo sebagai tokoh masyarakat,bahwa: “Pelajaran atau Pendidikan akhlak yang diberikan kepada anak sejak kecil harus mendapat perhatian penuh, ada pepatah mengatakan bahwa belajar di waktu kecil ibarat melukis di atas batu dan belajar di waktu besar ibarat melukis di atas air. Anak adalah amanah dari Allah SWT, oleh karena itu orang tua harus mendidik anak-anaknya kearah akhlak yang baik serta mencegah pergaulan mereka dengan teman-teman yang punya prilaku yang tidak baik atau jahat ”.32
Berdasarkan observasi pada tanggal 13 November 2014 jam 14.00-15.00 WIB yang peneliti lakukan, perilaku atau akhlak anak-anak di Desa Sidorejo memang beragam. Karena pada dasarnya reaksi seseorang terhadap orang lain itu berbeda dan memang dalam diri manusia diciptakan berbeda antara satu dengan yang lain. Seperti halnya anak-anak di Desa Sidorejo yang mempunyai perilaku atau akhlak berbeda-beda antara satu sama lain, seperti yang dikatakan oleh orang tua anak di Desa Sidorejo saat wawancara.
32
Bapak KH, Tokoh Masyarakat Desa Sidorejo, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 13 November 2014.
72
Beberapa orangtua di Desa Sidorejo ada yang berpendapat positif dan negatif tentang perilaku anak. Berikut adalah orang tua yang berpendapat positif tentang perilaku anaknya. Ibu MY adalah salah satu orang tua anak yang berprofesi sebagai Tokoh Masyarakat di Desa Sidorejo, menurut beliau perilaku anaknya di rumah sangat patuh dan penurut dengan orang tuanya. Seperti yang beliau tuturkan berikut ini: “Perilaku anak saya kalau di rumah ya baik mbak, alhamdulillah nurut kalih wong tuone, dikengken tumbaz nopo nggeh manut, dikengken belajar nggeh manut, soale nek teng griyo memang tak kulinoke disiplin mbak, belajar lan ibadahe”. (Perilaku anak saya kalau di rumah ya baik mbak, alhamdulillah nurut sama orang tuanya, disuruh beli apa ya nurut, disuruh belajar ya nurut, soalnya kalau di rumah memang tak biasakan disiplin mbak, belajarnya juga ibadahnya).33
Ibu KN tetangga NN berikut penuturan ibu KN tentang NN “perilaku NN baik mbak, yang saya ketahui NN anaknya rajin, patuh , pandai, terutama ibadahnya sangat baik, tuturkatanya sopan dan selalu berbahasa jawa halus (krama)”.34 Pendapat positif serupa juga dituturkan Ibu AZ bahwa perilaku anaknya sopan santun karena beliau selalu mengajarkan perilaku tersebut di rumah, seperti yang Ibu AZ katakan berikut ini: “Kulo ten griyo ngajarke sopan santun mbak kalih putro kulo, karo wong tuo kudu anutan, walaupun dolan yo kudu andap asor karo tiyang sing lueh sepuh, karo konco juga kudu apik ojo nakal, mature sing apik-apik”. (Saya di rumah mengajarkan sopan santun mbak sama anak saya, harus patuh sama orang tua,walaupun
33
Ibu MY, Orangtua yang berprofesi Tokoh Masyarakat Desa Sidorejo, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 13 November 2014. 34 Ibu KN tetangga saudari NN, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 13 November 2014, Pukul 09.00 WIB.
73
bermain ya harus hormat sama orang yang lebih tua, sama teman juga harus baik jangan nakal, bicaranya yang baik-baik).35 Ibu HT tetangga ibu AZ (ibunya NK), “anak ibu AZ anak yang baik, sopan santun terhadap orang yang lebih tua, anaknya juga patuh terhadap orang tua nya, kalau diperintah nurut”.36
Pendapat yang sama juga diikuti oleh Bapak KM, beliau mengatakan bahwa: “Alhamdulillah anak kulo cah apik-apik mbak ulfa, bukane ngalem anake dewe loh mbak, tapi memang kulo bersyukur bocahe manutan, walaupun koncone nakal-nakal cok mbolosan ngajine sekolahe, anakku mboten mbak. Emang tak ajarke sregep nyatane wong ora nduwe mbak pengene anake yo ben pinter yo”. (Alhamdulillah anak saya anak baik-baik mbak ulfa, bukanya memuji anak sendiri loh mbak, hehe. Tapi memang saya bersyukur anaknya penurut, walaupun temannya nakal-nakal kadang suka bolos ngaji bolos sekolah, tapi anak saya tidak mbak. Memang tak ajarkan rajin karena kenyataanya orang nggak punya mbak inginya anaknya ya biar pinter ya).37 Ibu SB tetangga bapak KM, “anak bapak KM memang anak yang rajin, penurut, saya kerap melihat NL selalu mengaji setiap habis maghrib, patuh kalau disuruh orangtuanya”.38
Ada pula sebagian orang tua yang berpendapat negatif tentang perilaku anaknya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu NS berikut ini: “Anak kulo niku emang mending mbedut mbak, cok susah dikandani ibue, nak dikongkon ibue niku emah emoh turmaneh cok matur pak oraoo sekarep kuooo bebasooo, padahal kulo yo wis bolan balen ngandani tapi nyatane bocah yo kadang metu nakale, 35
Ibu AZ, Orangtua yang berprofesi Ibu Rumah Tangga, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 13 November 2014. 36 Ibu HT tetangga ibu AZ, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 13 November 2014, Pukul 09.30 WIB. 37 Bapak KM, Orang Tua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 12 November 2014. 38 Ibu SB tetangga bapak KM, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 14 November 2014, Pukul 09.00 WIB.
74
koyone ketularan konco-koncone mbak nak dolanan”. (Anak saya itu memang nakal mbak, kadang susah dinasehati ibunya, kalau disuruh ibunya itu nggak mau, malah kadang bilang tidak apa-apa, terserah aku bebas, padahal saya sudah berkali-kali tapi namanya anak-anak ya kadang keluar sifat susah diatur, sepertinya ketularan teman-temannya mbak kalau bermain).39 Ibu WL tetangga ibu NS (ibunya MR), “MR itu anaknya agak nakal mbak, kayaknya ndablek itu sih mbak, sopan santunya juga kurang baik, kadang saya melihat ibunya sampai “bengok-bengok” nasehati anaknya”.40
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu CI, seperti yang beliau tuturkan berikut: “Yo bocah ki kadang baik kadang rewel mbak, neng umah apik manutan kadang nak wis temu kancane yo mangklih. Koyo anakku dewe yo saiki jarang sinau, dolanan PS terus, wis angel dikongkon mbak.”. (Ya anak-anak itu kadang baik kadang rewel mbak, di rumah nurut kadang kalau sudah ketemu temannya ya berubah. Seperti anakku sendiri ya sekarang jarang nurut, main PS terus, sudah susah disuruh mbak). 41 Ibu SH tetangga ibu CI (ibu dari NJ) mengatakan sebagai berikut “ anak ibu CI itu agak nakal mbak, saya sering lihat suka menghabiskan waktu di PS an, jadi belajarnya menjadi kurang, bergaulnyapun dengan anak-anak yang kurang baik”.42
b. Peran Orangtua dalam Melaksanakan Syariat Islam Islam mengatur suatu tata tertib untuk manusia di dalam kehidupannya sebagai suatu keseluruhan, baik material maupun spiritual. Untuk itu Islam memberikan aturan-aturan peribadatan
39
Ibu NS, Orangtua yang berprofesi Pedagang, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 14 November 2014. 40 Ibu WL tetangga dari ibu NS, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 14 November 2014, Pukul 09.30 WIB. 41 Ibu CI, Orangtua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 9 November 2014. 42 Ibu SH tetangga ibu CI, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 14 November 2014, Pukul 14.00 WIB.
75
sebagai perwujudan dari rasa syukur manusia terhadap Penciptanya. Praktek-praktek peribadatan menjadi suatu perwujudan yang lebih baik dari kesatuan badan dan jiwa Orangtua yang dikaruniai anak, maka akan mengetahui betapa pentingnya pendidikan ibadah (pengamalan syariat). Ibadah (pengamalan syariat) merupakan jalan bagi seorang hamba untuk mengingat penciptanya. Sebagaimana yang telah diungkapkan Bapak NY salah seorang tokoh masyarakat Desa Sidorejo bahwa; “Sebagai seorang muslim kita harus menjadikan rumah untuk mengingat Allah swt dengan segala bentuknya, baik itu dengan berzikir dalam hati atau dengan lisan, mendirikan shalat, membaca al-Qur’an, atau dengan mengkaji ilmu agama dan membaca beraneka ragam ilmu-Nya. Dan kita harus memahami, menghayati, dan mengamalkan ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan oleh Allah SWT sebagai tanda rasa syukur kita pada Allah SWT ”.43 Sebagaimana yang telah diungkapkan Ibu NS dalam hal Syariat Islam sebagai berikut: “ Saya selalu menekankan kepada anak untuk selalu melaksanakan syariat Islam seperti sholat, puasa, dan membaca al-qur’an, karena sholat dan puasa merupakan rukun Islam, kalau untuk membaca alqur’an ada gurunya dan mengajinya setiap ba’da maghrib, kalau malam jumat libur, saya suruh membaca al-qur’an dirumah sambil tak amati mbak”. Penuturan positif diatas didukung oleh Ibu AZ, sebagai berikut: “Dalam hal syariat Islam saya lebih menekankan pada anak itu memberikan contoh untuk ikut serta dalam melaksanakan syariat Islam seperti sholat, puasa, membaca al-qur’an, zakat) kurang lebihnya begitu-begitulah mbak”.
43
Bapak NY, Tokoh Masyarakat Desa Sidorejo, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 14 November 2014.
76
Pendapat positif serupa juga dituturkan Ibu CH bahwa memerintahkan syariat Islam kepada anak itu harus ditekankan, seperti yang Ibu CH katakan berikut ini: “Kulo mesti ngigatke lare-lare kon sholat, nagji, poso, sale kan kuwi kewajiban sing orak biso ditilar lan wis kengkenane Allah SWT, mbak nad”. (Saya selalu mengigatkan anak-anak suruh sholat, membaca al-qur’an, puasa, karena itu kewajiban yang tidak bisa ditinggal dan sudah perintah Allah SWT, mbak nad).
Pernyataan diatas dipertegas oleh Ibu SH, sebagai berikut: “Saya sangat menekankan anak untuk belajar syariat Islam apapun keadaannya, karena itu memang suatu kewajiban orangtua terhadap anaknya”.
Berbeda dengan penuturan Ibu CI, sebagai berikut “Sebagai orangtua kulo kudu mesti ngigatke putro, mpun sholat nopo dereng karo atine sing sabar mbak, sale nk dikongkon sholat niku ono-ono ae alesanne ono ngatuk, sayah macem-macem kae si mbak, tapi aku tak kongkon terus bejane piye mbak”. (sebagai orangtua saya harus selalu mengingatkan anak, sudah sholat atau belum dengan hati yang sabar mbak, karena kalau disuruh sholat itu ada-ada saja alasannya ada ngantuk, capek macam-macam itu si mbak, tetapi saya selalu menyuruh terus bagaimanapun mbak).44 Dari observasi dan wawancara yang saya lakukan pada tanggal 5-11 November 2014 maka di dapatlah data bahwa orang tua mempunyai peran dalam pembentukan kepribadian muslim anak diantaranya orang tua selalu melakukan pengawasan terhadap anak, mendidik, membimbing, meluangkan waktu, berkumpul dengan keluarga,
bersikap tegas kepada anak, serta
membatasi anak dengan siapa dia bergaul, perhatian, menasehati dan memberi
44
Ibu CI, Orangtua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 9 November 2014.
77
contoh yang baik-baik kepada anak. Dari observasi tampak bahwa anak yang mempunyai kepribadian muslim Nampak dalam kehidupan sehari-harinya, misal cium tangan sebelum berangkat sekolah, pengajian rutin anak setiap jumat setelah dzuhur, setiap ba’da maghrib anak-anak mengaji di pak yai dan sebagainya.
C. Metode Orangtua dalam Pembinaan Kepribadian Muslim Anak Metode pembinaan Islam adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik anak. Metode pendidikan yang dapat diterapkan seorang pendidik atau orangtua dalam memberi pembinaan keagamaan bagi anak-anaknya, sehinga dapat mencapai kematangan kepribadian muslim yang sempurna. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, metode atau cara orangtua dalam mendidik anak-anaknya di Desa Sidorejo memang beramacam-macam metode. Karena pada dasarnya setiap orangtua pasti mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendidik anaknya. Seperti yang dikatakan oleh orang tua anak di Desa Sidorejo saat wawancara. Seperti yang dikatakan Ibu RF salah satu orangtua anak di Desa Sidorejo, mengungkapkan sebagai berikut: “ Aku yo mbak, nek ndidik anak men bener (berkepribadian muslim) kuwi carane akune ngei contoh perkataan lan perbuatan sing apik (sopan) nek karo wong sing luweh tuo yo menghormati, matur e kromo, dadi di praktekno langsung, lah sing mau dipraktekke kuwi dadi kebiasaanne anak, tapi tetep nek anak salah yo tak nasehati mbak”. (Saya ya mbak, kalau mendidik anak supaya benar (berkepribadian muslim) itu caranya saya memberi contoh perkataan dan perbuatan yang baik (sopan) kalau sama orang yang lebih tua ya menghormati, ucapannya menggunakan
78
bahasa jawa, jadi dipraktekan langsung, lah yang tadi dipraktekan itu jadi kebiasaannya anak, tetapi tetap kalau anak salah ya saya nasehati mbak).45 Ibu SN tetangga ibu RF, “ibu RF iku pancen wong apik mbak, nek ndongeng yo apik alus, tingkahlakune yo apik, dadi larene ki tingkahlakune yo apik koyo ibune”. (ibu RF itu memang orang yang baik mbak tuturkatanya, tindak-tanduknya, jadi anaknya itu perilakunya seperti ibunya).46
Penuturan di atas sama dengan metode Ibu SH,sebagai berikut: “Mengajarkan atau mendidik dan membina anak supaya menjadi orang yang lurus itu saya menggunakan cara mencontohkan perbuatan dan tuturkata yang baik-baik dalam kehidupan sehari-hari mbak, tapi ya saya juga sering bahkan beribu-ribu sering menasehati anak-anak pabila anak berbuat yang tidak enak, ya semoga diluar sanapun atau tanpa pantauan sayapun si anak berbuat baik, itu harapan saya mbak,hehehe…”.47 Penuturan yang sama juga dikatakan Ibu CI tetapi tidak disertai metode nasehat, sebagai berikut: “Kulo ndidik anak iku ning kehidupan sehari-hari tak contohke sing apikapik mbak, men anak ki inut wongtuo ne, sale kan wongtuo ki sebagai guru di gugu lan ditiru, guru sing utomo utowo guru sing ning ngomah”. (Saya mendidik anak itu di kehidupan sehari-hari saya contohkan yang baik-baik mbak, biar anak itu ikut mncotoh orangtuanya, karenakan orangtua itu sebagai guru digugu lan ditiru, guru yang utama atau guru yang di rumah).48 Tetangga ibu CI yaitu ibu SH mengatakan sebagai berikut: “ibu CI niku yo mbak wong e apik seneng ngandani lare-larene, tapi sing aku biasa weruh karang arane b anak cok metu nakale wis dinasehati poo”. (ibu CI orangnya baik suka memberi nasehat kepada anak-anaknya, tapi yang saya lihat yang namanya anak kadang ya keluar nakalnya walaupun sudah dinasehati).49
45
Ibu RF, Orangtua yang berprofesi Ibu Rumah Tangga, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 7 November 2014. 46 Ibu SN tetangga ibu RF, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 5 November 2014, Pukul 10.00 WIB. 47 Ibu SH, Orangtua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 11 November 2014. 48 Ibu CI, Orangtua yang berprofesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 9 November 2014. 49 Ibu SH tetangga ibu CI, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 5 November 2014, Pukul 11.00 WIB.
79
Penuturan yang sama juga dikatakan Ibu AM bedanya Ibu AM menambahi dengan metode hukuman, sebagai berikut: “Kalau saya ya mbak ndidik anak itu mencontohkan yang baik-baik dalam kehidupan sehari-hari, contoh kecil saja ya mbak, saya setiap harinya memakai krudung alhamdullillah putri saya ikut mengenakan krudung, tapi semisal anak saya disuruh sholat tidak mau atau melakukan kesalahan saya hukum mbak dengan hukuman tak geweng telingane mbak”.50 Ibu DR adalah tetangga dari ibu AM, berikut penuturan ibu DR tentang ibu AM dalam hal mendidik anak “anak ibu AM baik, kesehariannya selalu memakai jilbab, mungkin karena ia meniru ibunya, yang mana ibunya selalu memakai jilbab mbak”.51
Pernyataan yang berbeda diungkapkan oleh Ibu MY, sebagai berikut: “Carane kulo ndidik lare men dadi wong sing bener utawi men berkepribadian muslim iku dengan cara nasehati utawi ngandani lare nk berbuat kesalahan opo ae lan teng pundi kemawon mbak ul”. (cara saya mendidik anak anak supaya menjadi orang yang benar atau supaya menjadi berkepribadian muslim itu dengan cara menasehati anak kalau berbuat kesalahan apapun dan dimanapun mbak ul).52 Ibu ZM tetangga dari ibu MY, mengatakan bahwa “anak ibu MY itu baik mbak, yang saya lihat ibu MY cukup cerewet terutama dalam hal agama beliau selalu menasehati anak-anaknya setiap anaknya melakukan kesalahan”53 Penuturan yang sama datang dari Ibu AZ, sebagai berikut: “Saya membina anak supaya berkepribadian muslim dengan cara menasehati anak dalam hal apapun baik tentang ibadah, perbuatan,
50
Ibu AM, Orangtua yang berprifesi Buruh, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 12 November 2014. 51 Ibu DR tetangga dari ibu AM, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 5 November 2014, Pukul 14.30 WIB. 52 Ibu MY, Orangtua Tokoh Masyarakat Desa Sidorejo, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 13 November 2014. 53 Ibu ZM tetangga ibu MY, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 10 November 2014, Pukul 14.00 WIB.
80
perkataan, cara bergaul di lingkungan masyarakat maupun sekolah, udah begitu aja ah mbak”.54 Ibu NF tetangga ibu AZ, menuturkan bahwa “anak ibu AZ anak yang baik mbak, karena yang sering saya lihat ibu AZ selalu menasehati si anak terutama dalam hal agama, seperti masjid sudah adzan maghrib si anak diajak ke masjid”55 Pernyataan yang berbeda diungkapkan oleh Ibu FH, sebagai berikut: “Usaha saya sebagai orangtua dalam membina anak supaya berkepribadian muslim itu dengan cara atau metode keteladanan dan kebiasaan karena metode keteladanan dan kebiasaan itu sangat berpengaruh terhadap perilaku baik buruknya anak, misal saja kalau saya di rumah dengan anakanak bertutur kata baik sopan anak saya menirunya, dan apabila saya berbuat buruk ada anak-anak, anak-anak saya langsung ikut-ikutan begitu mbak, lah keteladanan itu akan menumbuhkan kebiasaan si anak mbak”.56
Tetangga ibu FH yaitu ibu KT, berikut penuturan dari ibu KT tentang cara mendidik anak, “yang saya tahu ibu FH selalu memberi contoh anakanaknya, kalau bertutur kata dengan tetangga baik, hubungan dengan tetangga juga baik, mungkin dari kebiasaan ini anaknya meniru ibunya, begitu mbak”.57 Penuturan diatas ditegaskan oleh Ibu NS, sebagai berikut: “Saya selaku orangtua dalam membina anak itu saya membina dengan kebiasaan atau membiasakan anak bertingkah laku yang baik sejak dini atau sejak kecil, karena kalau mengajari anak kebiasaan baik sejak dini insyaAllah akan terbiasa dan membuahkan hasil (berkepribadian muslim)”.58
54
Ibu AZ, Orangtua yang berprofesi Ibu Rumah Tangga, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 13 November 2014. 55 Ibu NF tetangga ibu AZ, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 10 November 2014, Pukul 15.00 WIB. 56 Ibu FH, Orangtua yang berprofesi Guru SD Sidorejo, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 9 November 2014. 57 Ibu KT tetangga ibu FH, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 10 November 2014, Pukul 16.00 WIB. 58 Ibu NS, Orangtua yang berprofesi Pedagang, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 14 November 2014.
81
Ibu WL tetangga ibu NS, ibu WL mengatakan “ibu NS itu ibu yang sangat perhatian mendidik anaknya, karena dari ketelatenannya itu ibu NS sejak anaknya masih kecil mengajarkan anaknya hal-hal yang baik”.59 Pernyataan yang sangat berbeda yang di ungkapkan oleh Ibu CH, sebagai berikut: “Nek kulo ngeh mbak ndidik anak men bener lare niku tak janji lan tak sertai rayuan-ancaman lewat hukuman, soale niku lare kulo bedo dewe bek lare-lare liyane nk dikandani wis angel di kon angel lah tapi yo mbak, lare kulo nek badhe nyuwun sesuatu nopo ngnu kudu rak kudu kudu di turuti mbak, mumet akune, lah terus lare kulo tak maturi, utowo kulo kudu duwe coro ndidik lare kulo sing angel iki, pan opo-opo ono opo tak janji. Misale pan gelem berbuat baik lan jalani kabeh kewajibanNya mangke nek pak nyuwun opo karepane lare tak turuti tapi mboten kelewat wates, tapi nek lare mboten nglaksanake sing wau niku yo mboten tak turuti blas bejane lare nangis keder mbak pak ora men kapok”. (Kalau saya ya mbak mendidik anak supaya benar anak itu dijanji dan disertai rayuan-ancaman lewat hukuman, karena anak saya itu beda sendiri dengan anak-anak lainnya kalau dinasehati sudah susah disuruh susah lah tapi ya mbak, anak saya kalau mau minta sesuatu apa begitu harus tidak harus harus dituruti mbak, pusing sayanya, lah terus anak saya saya bilangin atau saya harus punya cara mendidik anak saya yang susah ini, kalau apa-apa ada apa tak janji. Contoh kalau mau berbuat baik dan menjalani perintah-Nya nanti kalau mau minta apa maunya anak saya turuti tetapi tidak kelewat batas, tetapi kalau anak tidak melaksanakan yang tadi itu ya tidak saya turuti blas bejane anak nangis nemen mbak biarin supaya jera).60 Tetangga ibu CH yaitu ibu MT, ia menuturkan sebagai berikut “Ibu CH itu ibu yang baik, cuma sepengetahuan saya anaknya kurang penurut jadi ibunya sering mengeluh, mau nurut kalau ada iming-iming dari ibunya mbak mumet rha mbak”.61
59
Ibu WL tetangga ibu NS, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 11 November 2014, Pukul 09.30
WIB. 60
Ibu CH, Orangtua yang berprofesi Pedagang, Wawancara Pribadi dan Observasi, Sidorejo, 10 November 2014. 61 Ibu MT tetangga ibu CH, Wawancara Pribadi, Sidorejo, 8 November 2014, Pukul 10.50 WIB.
82
Dari observasi dan wawancara yang saya lakukan pada tanggal 7-14 November 2014 maka didapatlah berbagai macam pendapat tetang metode membina anak tersebut, menunjukkan bahwa metode orang tua di Desa Sidorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan itu bermacam-macam sesuai dengan cara orangtua mendidiknya atau membinanya.