BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN
Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan analisis terhadap peranan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak dalam keluarga. A. Analisis PerananOrangTua dalam Keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Setiap Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak dengan penuh kesabaran dan kesungguhan. Sehingga diharapkan mereka dapat menjadi anak yang beriman dan bertanggung jawab kepada Allah SWT, berakhlak mulia, serta siap dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui proses pengasuhan yang dijalankan, orang tua berupaya mencapai harapannya pada anak dengan berbagai cara. Cara-cara yang digunakan oleh orang tua terkait erat dengan pandangan orang tua mengenai tugas-tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak.1 Nilai-nilai yang dianggap penting dan ingin ditanamkan orang tua pada anak biasanya dikonstruksikan sebagai harapan-harapan mereka terhadap perilaku maupun profil anak secara keseluruhan. Penyampaian nilai tersebut dapat diketahui antara lain melalui pesan-pesan yang sering di sampaikan
1
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga, (Jakarta : Kencana, 2012), hlm. 152-153.
80
81
orang tua dalam menasehati anak dan pola interaksi yang diterapkan dengan anak.2 Pola pendidikan kebebasan yang diberikan oleh kedua orang tua menjadikan perkembangan jiwanya tidak terperhatikan. Dalam artian sang anak, tidak diajarkan untuk merasa selalu senantiasa di awasi oleh Allah SWT. Pola pendidikan yang salah menjadikan pola pikir anak juga menjadi bebas tidak terkontrol dalam setiap gerakan dan pemikiran. Pola pembiasaan yang salah di dalam keluarga, akan membentuk karakter anak menjadi cuek dan tidak takut menghalalkan segala cara mendapatkan apa yang diingninkannya dan tidak segan-segan untuk menyingkirkan apa yang menghalangi niatnya. Karena ia menganggap bahwa segala tindakan yang dilakukan dibiarkan dan mendapat persetujuan dari orang tua secara tidak langsung. Sedangkan pembiasaan sikap yang diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil akan membekas dan lambat laun membentuk karakter anak yang dekat dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Pola pembiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya akan meninggalkan bekas yang kuat dalam jiwa sang anak. Dari kesan yang kuat tersebut maka anak pasti akan meniru tingkah laku orang tuanya dari sejak kecil, dari hal tersebut karakter anak sebenarnya telah diajarkan untuk memiliki pondasi landasan spiritual. Beberapa pembiasaan kecil oleh orang tuanya menjadikan karakter anak lebih berkembang dan tenang sesuai usia jiwa dan emosialnya.
2
Ibid., hlm. 155.
82
Orang tua di Desa Kemasan mempunyai cara yang berbeda-beda dalam membimbing, mengasuh dan mendidik anaknya, peranan orang tua di Desa Kemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kesibukan profesi masing-masing orang tua. Dari profesi yang beragam dari setiap orang tua, menjadikan peranan mereka terhadap anak-anaknya juga beragam. Dalam melakukan penelitian terhadap orang tua di Desa Kemasan, peneliti menemukan peranan orang tua dalam keluarga sebagai berikut. Ibu KH, Ibu SA, dan Ibu CY berprofesi sebagai guru, meskipun mereka sibuk dengan profesinya sebagai guru tapi mereka mengatakan bahwa peranannya dalam keluarga itu sangat penting seperti dalam memberikan pendidikan kepada anak dan memberikan motivasi kepada anak agar ia rajin belajar. Selalu memberikan perhatian kepada anak dalam sekolah maupun ngaji dan menasehati anak agar ia tidak terpengaruh pada lingkungan. Serta selalu membimbing dan mendidik anak agar berperilaku baik dalam sopan santun kepada orang tua dan bertutur kata yang santun. Agar anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah dan berguna bagi nusa dan bangsa. Sementara Ibu FH yang juga berprofesi sebagai guru ia mengatakan peranannya dalam keluarga selalumembimbing anak, memenuhi kebutuhan anak, mempersiapkan anak sekolah, dan memberikan contoh untuk berperilaku baik. Tapi Ibu FH ini tidak mesti menemani anak belajar dan kurang dalam menerapkan pendidikan disiplin karena kesibukannya sebagai guru sekaligus ibu rumah tanggajadi tidak selalu mengawasi anak.
83
Selain itu ada juga Ibu JD, ibu MD, dan Ibu IY yang berprofesi sebagai pedagang, mereka mengatakan bahwa peranannya dikeluarga selain jadi ibu rumah tangga mereka juga membantu suaminya berdagang mencari nafkah untuk anak-anaknya. Dan tak lepas dari itu mereka selalu membimbing, mendidik, melindungi anak serta memberikan dorongan dan semangat kepada anak agar anaknya rajin belajar. Memberikan contoh bertingkah laku yang baik, mengajari anak sopan santun dan menghormati orang lain. Dan mereka menerapkan pendidikan disiplin kepada anak dalam setiap kegiatan. Berbeda yang dikatakan Bapak BG yang juga berprofesi sebagai pedagang, ia mengatakan peranannya dalam keluarga membimbing dan mendidik anak. Tapi ia kurang mengawasi anak karena kesibukannya berjualan di warung dari pagi sampai sore. Ia hanya memberikan saran kepada anak untuk sekolah dan belajar. Dan menyuruh anak untuk berperilaku baik. Sedangkan Bapak AR, Bapak KN, dan Bapak MZ yang berprofesi sebagai Buruh, mereka mengatakan bahwa peranannya dalam keluarga itu harus sabar dalam menghadapi anak, anak harus dibimbing dan di didik yang baik dengan sungguh-sungguh. Selalu mengasih semangat kepada anak supaya rajin sekolah dan belajar. Memberikan dorongan kepada anak supaya melakukan kegiatan yang positif. Dan memberikan contoh kepada anak dalam berperilaku seperti berbakti kepada orang tua, ramah tamah pada lingkungan, tetangga, dan bertutur kata yang sopan. Berbeda yang dikatakan Bapak NR yang juga berprofesi sebagai buruh, ia mengatakan bahwa peranannya dalam keluarga sebagai kepala keluarga dan
84
mencari nafkah. Selain itu membimbing dan mendidik anak serta menyuruh anak untuk berperilaku baik. Tapi Bapak NR kurang mengawasi anak karena dari pagi sampai malam ia sibuk bekerja. Ada juga Bapak NK dan Bapak H.FS yang berprofesi sebagai wiraswasta, mereka mengatakan bahwa peranannya dalam keluarga sebagai kepala keluarga, menafkahi keluarga dan memenuhi kebutuhan keluarga. Selalu mengarahkan kepada pendidikan umum lebih-lebih kepada pendidikan agama. Selain itu membimbing anak dengan mengajarkan bahasa-bahasa atau kata-kata yang baik, lebih menghormati kepada orang yang lebih tua, setiap masuk ruangan atau rumah selalu mengucapkan salam dan mengajarkan anak salalu salim ketika berangkat dan pulang sekolah dan ngaji. Berbeda yang dikatakan Bapak ML yang juga berprofesi sebagai wiraswasta, ia mengatakan bahwa peranannya dalam keluarga mencari nafkah, membimbing anak, selalu mendukung dan mensuport anak, serta mengarahkan anak pada hal yang positif tapi Bapak ML kurang dalam mengawasi anak karena kesibukannya, jadi ia jarang dirumah dan kurang memperhatikan anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua dalam keluarga di Desa Kemasan itu bisa dikatakan baik, karena mayoritas orang tua di Desa Kemasan telah Membimbing, mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan baik meskipun di sibukkan dengan pekerjaannya.
85
B. Analisis Peranan Orang Tua dalam Mengembangkan Pengamalan Ibadah Anakdi Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Pengamalan ibadah adalah taat yang disertai ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT dengan menjalankan segala yang dicintai dan diridhai-Nya, melalui perkataan maupun perbuatan, baik yang bersifat lahiriah maupun yang bersifat batiniah. Ibadah ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Yang umum adalah segala amalan yang diizinkan Allah dan yang khusus adalah segala sesuatu yang telah di tetapkan Allah akan perincian-perincianNya. Dalam melakukan penelitian terhadap orang tua di Desa Kemasan, peneliti menemukan peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak sebagai berikut: Ibu KH, Ibu SA, dan Ibu CY berprofesi sebagai guru, meskipun mereka sibuk dengan profesinya sebagai guru tapi mereka mengatakan bahwa Dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak dalam keluarga, mereka selalu menyuruh dan memberikan contoh kepada anak seperti sholat dan mengaji. Selalu menyuruh menjalankan ibadah berjamaah dalam satu keluarga agar mempererat hubungan orang tua dengan anak. serta menyuruh anak untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di Desa seperti marhabanan dan pengajian. Sementara Ibu FH yang juga berprofesi sebagai guru ia mengatakan bahwa dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak dalam keluarga, Ibu
86
FH selalu menyuruh anak sholat dan mengaji. Dan setiap malam jum’at selalu mengajak anak sholat dan mengaji dirumah. Selain itu ada juga Ibu JD, ibu MD, dan Ibu IY yang berprofesi sebagai pedagang, mereka mengatakan bahwa dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak dalam keluarga, mereka selalu memberikan contoh yang benar dalam beribadah. Supaya anak meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya seperti sholat harus tepat waktu, mengaji, puasa dan mengikuti kegiatan keagamaan seperti marhabanan. Berbeda yang dikatakan Bapak BG yang juga berprofesi sebagai pedagang, ia mengatakan dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak Bapak BG hanya menyuruh anak sholat dan mengaji. Ia kurang memberikan contoh dalam beribadah dan kurang memperhatikan anak-anaknya karena ia jarang dirumah. Sedangkan Bapak AR, Bapak KN, dan Bapak MZ yang berprofesi sebagai
Buruh,
mereka
mengatakan
bahwa
dalam
mengembangkan
pengamalan ibadah anak mereka selalu memberikan contoh dalam beribadah seperti sholat, mengaji, puasa dan mengikuti kegiatan agama di Desa. Supaya anak meniru apa yang orang tua lakukan. Berbeda yang dikatakan Bapak NR yang juga berprofesi sebagai buruh, ia mengatakan bahwa dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak Bapak NR selalu menyuruh anak melakukan ibadah seperti mengaji sholat dan puasa tapi Bapak NR kurang memberikan contoh dalam beribadah jadi anak-anaknya kadang merasa males dalam melakukan ibadah.
87
Ada juga Bapak NK dan Bapak H.FS yang berprofesi sebagai wiraswasta, mereka mengatakan bahwa dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak selalu mengajari anak sholat, mengajak anak sholat berjama’ah dan menyuruh anak mengaji supaya bisa membaca Al-qur’an, menyuruh anak puasa di bulan ramadhan serta mendalami ilmu agama. Selain itu juga menyuruh anak untuk mengikuti kegiatan agama yang ada di Desa. Berbeda yang dikatakan Bapak ML yang juga berprofesi sebagai wiraswasta, ia mengatakan bahwa dalam mengembangkkan pengamalan ibadah anak Bapak ML selalu menyuruh anaknya untuk melakukan hal ibadah seperti mengaji, sholat dan sebagainya. Tapi bapak ML tidak pernah memberikan contoh hal ibadah kepada anak-anaknya jadi anaknya kalau disuruh kadang tidak mau dan males. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
peranan
orang
tua
dalam
mengembangkan pengamalan ibadah anak dalam keluarga di Desa Kemasan bisa dikatakan baik, karena sebagian orang tua di Desa Kemasan telah mengajarkan dan membiasakan anak-anaknya untuk menjalankan kegiatan ibadah, kegiatan keagamaan di Desa, dan berperilaku baik sejak usia dini.
C. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPengamalan Ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Faktor yang mempengaruhi pengamalan ibadah di Desa Kemasan anatara lainfaktor intern yaitu faktor yang muncul dari dalam diri sendiri dan
88
masanya atas kesadaran yang tinggi. Dan faktor ekstern yaitu faktor yang datang dari luar dirinya. 1. Faktor Intern Faktor yaitu faktor yang muncul dari dalam diri sendiri dan masanya atas kesadaran yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua di Desa Kemasan yang bernama Ibu KH beliau menjelaskan bahwa anaknya yang bernama BZ selalu melakukan hal ibadah seperti sholat, mengaji, puasa dan mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di Desa karena saya sering menyuruh anak melakukan ibadah jadi semakin lama anak sudah terbiasa melakukan hal ibadah tanpa di suruh sekalipun. Dan rumahnya dekat dengan masjid dan TPQ sehingga anak sering sholat di masjid, sering mengikuti kegiatan keagamaan di masjid dan selalu mengaji di TPQ serta bertutur kata yang sopan dan menghormati orang tua.Orang tua lain yang menyatakan hal serupa adalah Ibu MD, anak beliau yang benama IS. Bahwa anaknya selalu mengerjakan sholat, mengaji, puasa dan mengikuti kegiatan beragama di Desa. Meskipun tidak di suruh IS selalu mengerjakan hal ibadah tersebut. Seandainya IS tidak mengaji karena ketiduran dan tidak di bangunkan, IS akan menangis dan merasa menyesal karena tidak mengaji. Sedangkan Bapak NK, anak beliau yang bernama AS, bahwa meskipun hujan lebat dan orang tuanya melarang untuk berangkat mengaji, AS selalu tidak mau dan tetap semangat untuk berangkat mengaji. Serta rumahnya dekat masjid AS juga selalu melakukan sholat di masjid, dan mengikuti kegiatan keagamaan
89
yang ada di masjid seperti marhabanan dan pengajian. AS selalu berbagi dengan temannya baik itu jajan atau yang lainnya dan selalu menghormati orang yang lebih tua serta bersikap jujur karena Bapak NK selalu memberikan contoh untuk bersikap jujur. 2. Faktor Ekstern faktor ekstern yaitu faktor yang datang dari luar dirinya.Seperti yang dikatakan oleh Bapak AR, bahwa anaknya yang bernama MR, selalu melakukan sholat, mengaji, puasa dan bertutur kata sopan kepada orang tua dan orang lain dan mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di Desa. Karena Bapak AR selalu memberikan contoh hal ibadah maupun perilaku yang baik kepada anaknya AR. Jadi dengan sendirinya AR akan mengikuti hal tersebut. Orang tua lain yang menyatakan hal serupa adalah Ibu IY, anak beliau yang benama NAharus selalu di kasih semangat dan dorongan supaya mengerjakan ibadah dan berperilaku yang baik.Sedangkan Bapak MZ, anak beliau yang bernama RZ. Selalu mengerjakan ibadah seperti sholat, mengaji, puasa, dan berperilaku dengan baik. Karena Ibu MZ selalu berusaha memberikan semangat dan dorongan kepada RZ supaya melakukan hal ibadah tersebut. Jadi mekipun banyak ustadz atau ustdza,kalau orang tua tidak memberikan semangat dan dorongan anak akan merasa males dalam melakukan sesuatu yang bersifat hanya karena Allah. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupten Pekalongan antara lain faktor
90
intern dan faktor ekstern. Semua itu di pengaruhi oleh masing-masing orang tua dalam memberikan pola pembiasaan sikap yang diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil, dan dorongan serta semangat
dari orang
tuakepada anak dalam menjalankan kegiatan ibadah dan untuk berperilaku baik.
D. Analisis Langkah-Langkah dalam Mengembangkan Pengamalan Ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Sesungguhnya ibadah adalah praktik bagaimana ikhlas dilakukan. Melalui keikhlasan dalam beribadah seseorang hamba dapat membebaskan diri dengan Tuhan-Nya dan membuatnya memperoleh cinta dan ridha-Nya. Tugas dan tanggung jawab orang tua adalah membimbing anakanaknya agar anaknya melakasanakan ibadah dalam kehidupannya. Berikut adalah langkah-langkah orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak agar bahagia di dunia maupun di akhirat yaitu dengan shalat, puasa, zikir dengan Alqur’an, berdoa dan melibatkan anak dalam ritual-ritual keagamaan. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh peneliti mengenai tugas dan tanggung jawab orang tua di Desa Kemasan Kecamatan Bojong, maka dibawah ini akan dipaparkan tentang langkah-langkah orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong, sebagai berikut : 1.
Shalat Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu sholat
91
dihadapan Tuhan-Nya dengan keadaan khusyuk, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanantekanan jiwa dan masalah kehidupan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua di Desa Kemasan yang bernama Bapak H.FSbeliau menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah anaknya yang bernama DM, beliau mengatakan Saya selalu menyuruh anak sholat, mengaji, puasa di bulan ramadhan dan mengikuti kegiatan keagamaan seperti berjenjen (marhabanan), pengajian. Karena orang tua di sibukkan dengan pekerjaan jadi orang tua berusaha mengundang guru privat ke rumah untuk mengajari anak-anak saya supaya anak-anak pintar baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. Dan saya mengajari anak untuk berperilaku yang sopan dan tidak berbohong dalam berkata. 2.
Puasa Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung kondisi prihatin dan berupaya bersabar atasnya. Dengan puasa, ia bersiap diri menanggung beragam kondisi prihatin yang mungkin terjadi dalam hidupnya.Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua di Desa Kemasan yang bernama Ibu IY beliau menjelaskan bahwa langkahlangkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah anaknya yang bernama NA, beliau selalu menyuruh anak sholat, mengaji, puasa di bulan
92
ramadhan dan mengikuti keagamaan di Desa serta memberikan contoh sopan santun, selalu untuk berkata jujur dan menghormati orang yang lebih tua 3.
Zikir dengan Al-qur’an Diantara bentuk zikir yang paling utama adalah Al-qur’an karena dalam hal itu terdapat keutamaan yang besar dalam membersihkan hati, menyembuhkan dan menenangkan jiwa.Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua di Desa Kemasan yang bernama Ibu SA, beliau mengatakan bahwa langkah-langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah anaknya yang bernama FN, beliau selalu menyuruh sholat, mengaji, puasa di bulan ramadhan dan berperilaku baik serta saya selalu memberikan semangat dan dorongan kepada anak untuk selalu menyakini keberadaan Allah yang Maha Esa agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah
4.
Doa Doa merupakan zikir dan ibadah. Ia memiliki keutamaan yang sama seperti zikir dan ibadah. Sesungguhnya dalam doa terdapat kelapangan bagi jiwa dan penyembuh kesulitan, duka cita dan gelisah karena orang yang berdoa selalu mengharap doanya dikabulkan oleh Allah. Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua di Desa Kemasan yang bernama Ibu CY beliau menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah anaknya yang bernama MH, beliau selalu mengajarkan anak-anaknya berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan supaya usaha yang diinginkannya berhasil dengan baik, dan
93
mengucapkan salam sebelum dan sesudah mengemukakan pendapat supaya anak bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua, keluarga, teman serta selalu menyakini keberadaan Allah yang Maha Esa. 5.
Melibatkan Anak dalam Ritual-Ritual Keagamaan Kegiatan agama adalah cara praktis untuk tune in dengan sumber dari segala kekuatan. Hal yang penting dan tidak boleh dilupakan oleh orang tua adalah mengiringi latihan dan keterlibatan anak-anak dalam beribadah ini dengan membimbing keimanan dan kesadaran. Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua di Desa Kemasan yang bernamaIbu KHbeliau menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah anaknya yang bernama BZ, beliau selalu menyuruh anak untuk rajin sholat, mengaji, puasa di bulan ramadhan, mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di Desa dan berperilaku sopan santun, serta saya selalu memantau kegiatan anak Jadi langkah-langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan bisa di katakana baik, karena sebagian orang tua di Desa Kemasan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Namun dukungan dan peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing anakanaknya masih harus dilaksanakan, karena dengan begitu perkembangan karakter dan kepribadian anak menjadi lebih terkontrol. Dari hasil analisa dan uraian di atas, pengamatan dan wawancara yang dilakukan di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten
94
Pekalongan dapat di simpulkan bahwa peranan orang tua dalam keluarga mempunyai pengaruh yang baik dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak, namun dalam pelaksanaannya dalam merubah dan mendidik karekter perilaku anak dibutuhkan pula proses pembelajaran mengenai perilaku yang harus di tunjukkan oleh orang tua dan peran masyarakat dibutuhkan
dalam
mengawasi
anak
yang
sedang
dalam
masa
perkembangan. Dan kerjasama antara orang tua dan guru di perlukan dalam hal ini guna sang anak tidak kehilangan sosok panutan dirumah. Proses pembelajaran ini di harapkan dapat membentuk karakter dasar anak dalam berperilaku dalam kehidupannya sehari-hari.