BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan september 2016 sampai selesai. Penelitian dilakukan dengan survei kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi DKI Jakarta. B. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitihan ini adalah penelitian kausal. Penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variable (variable independen) terhadap variable lainnya (variable dependen). Dimana variable independen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi informasi (X1), sistem pengendalian internal (X2), dan sebagai variable dependen yaitu kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah (Y1). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerical atau angka yang diperoleh dengan metode statistik serta dilakukan pada penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperoleh signifikansi
hubungan
antara
variabel
yang
diteliti.
Sugiyono
(2011)
mengemukakan sebagai berikut: Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini penulis juga melakukan setudi kepustakaan melalui jurnal-jurnal ilmiah, artikel, buku, serta refrensi lainnya yang dapat mendukung kelengkapan penelitian ini. C. Definisi dan Operasional Variable 1. Variable Penelitian Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada suatu nilai (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, digunakan dua macam variabel penelitian. 1. Variabel terikat (Dependent Variable) Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006). Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut Halim (2002), laporan Keuangan Daerah merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur finansial yang merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu. Istilah “Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
2. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian intern. 1) Pemanfaatan Teknologi Informasi Pemanfaatan teknologi informasi merupakan penggunaan secara optimal dari komputer (mainframe, mini, micro), perangkat lunak (software), database, jaringan (internet, intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et al. ,2000). Pemanfaatan teknologi informasi mencakup adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat (Hamzah, 2009). 2) Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku. Tabel 3.1 PENGUKURAN VARIABLE VARIABLE Kualitas laporan
DIMENSI 1. RELEVAN
INDIKATOR 1. Sesuai SAP
SKALA Ordinal
2. Aktivitas keuangan dimasa lalu
keuangan
(feedback value) 3. Memprediksi masa yang akan datang
Sumber (Ratmono
(predictive value)
dan Sholihin 2015)
4. Ketepatan waktu penyajian 5. Pengambilan keputusan 2. ANDAL
6. Disajikan wajar dan jujur
Ordinal
7. Bebas dari pengertian yang menyesatkan 8. Teruji kebenarannya 9. Memenuhi kebutuhan para pengguna 10. Tidak berpihak pada kepentingan tertentu 11. Informasi dapat dibandingkan
3. DAPAT DIBANDINGKAN
Ordinal
dengan laporan sebelumnya 12. Menggunakan kebijakan SAP 13. Menggunakan kebijakan yang sama dari tahun ke tahun 14. Jelas dan dapat dipahami oleh
4. DAPAT DIPAHAMI
pengguna 15. Disajikan dalam bentuk serta istilah sesuai pemahaman pengguna 16. Disusun secara sistematis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ordinal
52
Pemanfaatan
1. TEPAT WAKTU 1. Memiliki komputer yang cukup
Ordinal
2. Jaringan internet terpasang secara
Teknologi
LAN atau WAN
Informasi
3. Jaringan internet termanfaatkan dengan baik Sumber (Dr. Deni
4. Pemeliharaan secara teratur
darmawan 2012)
5. Pendataan peralatan 2. AKURAT
6. Laporan keuangan terkomputerisasi
Ordinal
7. Software sesuai dengan UU 8. Sistem informasi yang terintegrasi Sistem
1. LINGKUNGAN
Pengendalian
PENGENDALIAN
1. Menetapkan aturan dan standar etika
Ordinal
pegawai 2. Memiliki standar kompetesi tugas
Internal
dan fungsi 3. Struktur menggambarkan kewenangan dan tanggungjawab Sumber (Internal
4. Memberikan wewenang dalam
Control-Integrated
rangka pencapaian tujuan
Framework,
5. Mengambil tindakan yang tegas
COSO 2013)
6. Melakukan pemeriksaan mendadak 7. Melakukan penilaian 2. PENILAIAN
8. Melakukan analisis risiko secara
Ordinal
menyeluruh terhadap pelanggaran
RESIKO
9. Mengurangi risiko pelanggaran terhadap sistem dan prosedur akuntansi 3. AKTIVITAS
10. Transaksi telah diotorisasi
PENGENDALIAN
11. Kebijakan pengamanan fisik atas aset diimplementasikan dengan baik 12. Pengeluaran selalu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ordinal
53
didokumentasikan 13. Telah memahami tujuan kegiatan pengendalian 14. Mengembangkan rencana untuk pengamanan aset infrastruktur 15. Menjaga peralatan dan persediaan 4. INFORMASI
16. Menyampaikan SPJ pada waktunya
DAN
17. Informasi disediakan tepat waktu
KOMUNIKASI
18. Saluran komunikasi dilaksanakan
Ordinal
secara efektif 5. PEMANTAUAN
19. Penilaian terhadap kualitas
Ordinal
pengendalian internal 20. Menindaklanjuti hasil temuan dan saran dari BPK 21. Mengevaluasi kelemahan yang ada
Masing-masing variabel diukur dengan model skala Likert lima poin, yaitu (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-Ragu, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju. Responden diminta untuk menyatakan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kondisi mereka yang sesungguhnya. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala interval. Skala interval merupakan skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Data yang diperoleh dari skala Likert adalah berupa data interval, karena skala Likert menggunakan lima angka penilaian, yaitu skor 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju, skor 2 untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
pernyataan tidak setuju, skor 3 untuk pernyataan netral, skor 4 untuk pernyataan setuju, dan skor 5 untuk pernyataan sangat setuju. D. Populasi Dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang akan menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola unit kerja atau pejabat struktural pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) provinsi Jakarta. b. Sampel Menurut sugiyono (2013)” sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang tersebut”. Sampel dalam penelitian ini adalah aparatur pemerintah yang bekerja pada bagian keuangan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, terutama aparatur pemerintah bidang akuntansi serta menggunakan teknologi informasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive
sampling. Sampel di ambil dari 2 kota karena luasnya wilayah Provinsi DKI Jakarta dan jangkauan penelitian rumit maka sampel penelitian diambil dari 2 kota yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Sampel Terdiri dari 23 SKPD Provinsi DKI Jakarta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Tabel 3.2 Daftar Nama SKPD No
Nama SKPD
1
Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Adm. Jakarta Barat
2
Suku Dinas Pemadam Kebakaran & Penanggulangan Bencana Kota Adm. Jakarta Barat
3
Suku Dinas Komunikasi, Informatika & Kehumasan Kota Adm. JakBar
4
Suku Dinas Pelayanan Pajak Kota Adm. Jakarta Barat
5
Suku Dinas Perhubungan Kota Adm. Jakarta Barat
6
Suku Dinas Perindustrian dan Energi Kota Adm. Jakarta Barat
7
Suku Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan
8
Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Adm. Jakarta Barat
9
Suku Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Adm. Jakarta Barat
10
Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Adm. Jakarta Barat
11
Suku Dinas Bina Marga Kota Administrasi Jakarta Barat
12
Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Kota Adm. Jakarta Barat
13
Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Kota Adm. Jakarta Barat
14
Suku Dinas Penataan Kota Kota Adm. Jakarta Barat
15
Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Adm. Jakarta Barat
16
Suku Dinas Kebersihan Kota Adm. Jakarta Barat
17
Suku Dinas Sosial Kota Adm. Jakarta Barat
18
Suku Dinas Pendidikan I Kota Adm. Jakarta Barat
19
Suku Dinas Pendidikan II Kota Adm. Jakarta Barat
20
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm. Jakarta Barat
21
Suku Dinas Olahraga dan Pemuda Kota Adm. Jakarta Barat
22
Bagian Keuangan Kota Adm. Jakarta Barat.
23
Bagian Keuangan Kota Adm. Jakarta Selatan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Menurut arikunto (2008) “ penentuan pengambilan sampel sebagai berikut: Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya : 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggukan oleh penelitian untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik. Kuisioner yang akan diolah sesuai pengembalian kuisioner. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pejabat struktural dan aparat yang melaksanakan fungsi akuntansi/ tata usaha keuangan di masing-masing Dinas pada SKPD, 2. Memiliki masa kerja minimal satu tahun dalam periode penyusunan laporan keuangan. E. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Survei kuesioner merupakan metode survei dengan menggunakan kuesioner penelitian. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono 2011) Kuesioner penelitian ini diserahkan langsung kepada responden atau meminta bantuan salah satu pegawai pada masing-masing SKPD untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner pada SKPD tersebut. Kuesioner yang dibuat dalam bentuk dengan menggunakan skala Likert. F. Metode Analisis Data 1. Uji Kompetensi Data a. Uji Validitas Validitas merupakan derajat hingga sejauh mana ketepatan dan ketelitian suatu alat ukur dalam mengukur gejala (Sastradipoera, 2005). Validitas dapat diartikan pula sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas yang tinggi, yang berarti bahwa alat ukur yang digunakan tersebut sudah tepat. Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi skor masing-masing item pernyataan dalam kuesioner dengan skor totalnya. Umar (2013:131) korelasi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, sebagai berikut :
𝑟=
𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌) √𝑁[∑ 𝑋 2 − ( ∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]
Keterangan : r = koefisien korelasi product moment
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
N = jumlah responden X = skor untuk masing-masing item pernyataan Y = jumlah skor keseluruhan dari seluruh item pernyataan untuk masing-masing responden. b. Uji Reabilitas Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef, 2006).Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal apabila jawaban responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan teknik CronbachAlpha, yang dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2013:170) : ∑ 𝜎𝑏2 𝑘 ) (1 − 2 ) 𝑟𝑖𝑖 = ( 𝑘−1 𝜎1 Keterangan : r
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2
= jumlah varians butir
𝜎𝑡2
= varians total
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Dalam Ghozali (2013), instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi apabila jika nilai koefisien CronbachAlpha yang diperoleh > 0,70. 2. Analisis Statistik Deskriptif Dalam penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksium, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi (Ghozali, 2013). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian internal. 3. Uji Asumsi Klasik Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diolah adalah sah (tidak terdapat penyimpangan) serta distribusi normal, maka data tersebut akan diisi melalui uji asumsi klasik, yaitu: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, varibel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas
variabel
independen
yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013). c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas. Apabila residual plot yang terjadi tidak menggambarkan pola tertentu yang sistematis, lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
bersifat acak dan berada diatas serta dibawah nol pada sumbu Y, maka persamaan regresi yang dipakai dalam penelitian ini dapat memenuhi asumsi homoskedastisitas atau tidak ada masalah heteroskedastisitas. Cara lainnya yaitu dengan metode Glejser dengan cara meregres nilai absolute residualnya terhadap variabel independent, apabila variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent, maka indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Jika dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013) 4. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2013). Model regresi berganda dalam pernyataan ini dinyatakan sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan: Y = kualitas laporan keuangan α = konstanta β1 = koefisien regresi dari X1 (pemanfaatan teknologi informasi)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
X1= variabel pemanfaatan teknologi informasi Β2 = koefisien regresi dari X2 (sistem pengendalian intern) X2= variabel sistem pengendalian intern e = standar eror 5. Uji Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistic F dan nilai statistic t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2013). a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013). Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R2) berarti semakin tinggi kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi perubahan terhadap variabel dependent.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
b. Uji statistik t Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah masingmasing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Untuk pengujian secara parsial ini digunakan uji-t. Cara melakukan uji t adalah dengan Quick Look yaitu bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5 persen, maka Ho yang menyatakan bi=0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolute). Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013). c. Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013). Uji f dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi f pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara simultan variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikan lebih kecil dari α maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/