42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 – Januari 2015. Data perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang akan dianalisis selama 4 (empat) tahun yaitu dari tahun 2010 sampai 2013. Sumber data diperoleh dari www.idx.co.id. B. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode kausal. Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, dan profitabilitas sedangkan variabel terikat (dependent variabel) adalah Corporate Social Responsibility (CSR). C. Definisi dan Operasional Variabel Definisi variabel bertujuan untuk memberikan arah, pedoman atau tujuan pada pelaksanaan pengukuran suatu variabel agar dapat dicapai pengukuran yang objektif. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yang dianalisis, yaitu variabel X (independent) dan variabel Y (dependent). Diantaranya dijelaskan sebagai berikut :
42
43
1. Variabel Bebas (X) atau Independent Variabel Adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam skripsi ini merupakan variabel independen adalah : a. Kepemilikan Manajerial (X1) Dalam
laporan
keuangan
perusahaan,
kepemlikan manajerial
ditunjukkan dengan besarnya presentase kepemilikan saham oleh manajer. Hal ini merupakan informasi penting bagi para stakeholder, maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Kepemilikan Manajerial = b. Kepemilikan Institusional (X2) Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio, untuk menghitung kepemilikan institusional dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Kepemilikan institusional = c. Profitabilitas Return On Asset (X3) Rasio
keuangan
yang
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba dan aktiva yang dipergunakan. Variabel profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio return on asset (ROA) yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset. Rumus :
ROA =
44
d. Leverage (X4) Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya, dengan demikian leverage juga mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan, Sembiring (2005). Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : DER =
Total Hutang Total Ekuitas
2. Variabel Terikat (Y) Pengukuran variabel ini dilakukan mengukur pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item
informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan.
Pengungkapan CSR dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skor 0 atau 1 . Jika item CSR dalam penelitian diberi skor 1 jika diungkapkan, dan jika skor 0 jika CSR tidak diungkapkan. Indeks pengungkapan corporate social responsibility dihitung dengan menjumlahkan total item dari setiap kriteria pengungkapan yang akan diungkapkan. ∑Xij CSRI = ______ nj
45
Dengan : CSDI
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
∑Xij
: jumlah dummy variabel (1 = jika item i diungkapkan, 0 = jika item i tidak diungkapkan .
nj
: jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 84
Dengan demikian 0 ≤ CSRI ≤ 1 Sumber: Sayekti dan Wondabio (2007)
TABEL 3.1 RINGKASAN VARIABEL & SKALA PENGUKURAN PENELITIAN
No.
Variabel
Pengukuran
1.
Corporate Social Responsibility (Y)
CSRI = ∑Xij nj
2.
Kepemilikan Manajerial (X1)
Kepemilikan Manajerial =
Jumlah saham manajemen Jumlah saham beredar
Kepemilikan Institusional (X2)
Kepemilikan Institusional =
Jumlah saham institusional Jumlah saham beredar
3.
Skala Pengukuran Indeks
Rasio
Rasio
4.
Profitabilitas (X3)
ROA
=
Laba bersih Total Asset
Rasio
5.
Leverage (X4)
LEV
=
Total Hutang Total Ekuitas
Rasio
Sumber : Data diolah sendiri
46
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. Penelitian ini merupakan studi empirik karena struktur penelitian disusun dengan tujuan membuktikan atau
menguji hipotesis secara
empiris.
Populasi sektor
pertambangan sebanyak 38 (tiga puluh delapan) perusahaan selama periode 2010-2013. 2. Sampel Pada penelitian ini digunakan metode purposive sampling yang berarti penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan pertambangan yang telah dilisting di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. b. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) berturutturut selama periode penelitian 2010-2013. c. Perusahaan sektor pertambangan yang menerbitkan annual report tahun 2010-2013 dalam satuan rupiah.
47
Tabel 3.2 Tabel Kriteria Sampel Penelitan
No
Kriteria penelitian
Jumlah perusahaan
Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI a. b. c.
38 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunannya periode 2010-2013 Perusahaan pertambangan yang menerbitkan annual report dalam satuan selain rupiah Jumlah perusahaan sampel penelitian
(10) (12) 16
Sumber : Data sekunder 2010-2013 (diolah sendiri )
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan dan metode dokumentasi, yaitu dengan cara memilih, mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2010-2013. Adapun cara penulis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber. Pada penelitian ini sumber yang digunakan yaitu buku-buku literature, perpustakaan, jurnal ilmiah, internet, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan data yang dibutuhkan.
48
2. Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat dan mengumpulkan dokumen-dokumen serta laporan pada perusahaan yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penulisan skripsi ini. Dokumentasi digunakan dengan cara melihat dan mencatat informasi data yang diperoleh dari IDX dan Indonesian Capital Market Directory tahun 2010 sampai 2013. F. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriprif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi), sehingga secara kosektual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan multikolonieritas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas. a. Uji Normalitas Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Imam Ghozali.2011). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi normalitas data dilakukan melalui analisis statistik yang dapat dilihat melalui KolmogorovSmirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :
49
1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05 atau 5 persen maka data terdistribusi secara normal. 2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 atau
5
persen maka data tidak terdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Imam Ghozali,2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 atau nilai VIF 10. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance <0,10, maka terjadi multikolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variabel bebas lainnya. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi adanya ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tersebut tetap, maka disebut homokedastisitas. Situasi heterokedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien sehingga hasil taksirannya dapat menjadi kurang dari semestinya atau menyesatkan. Masalah heteroskedastisitas dalam model persamaan regresi ini dilakukan dengan metode Glejser Test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute
50
residual terhadap variabel independen, sehingga dapat diketahui ada tidaknya derajat kepercayaan 5 %. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali,2011). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antar anggota sampel. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian dengan Run Test. Run Test sebagai bagian dari non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian Run Test. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Jika asympsig (2 tailed) pada output Run Test lebih besar dari 0.05, maka data tidak mengalami atau mengandung autokorelasi dan sebaliknya (Imam Ghozali,2011). H0
: residual (res_1) random (acak)
Ha
: residual (res_1) tidak random
3. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) Uji- F dilakukan untuk menguji hipotesis koefisien (slope )regresi secara bersamaan. Cara pengujiannya sama pada regres sederhana ataupun regresi majemuk dengan menggunakan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) (Imam Ghozali,2011).
51
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi atau uji goodness to fit bertujuan untuk mengukur koefisien determinasi (R²) sebagai prediksi ‘kedekatan’ antara variabel dependen dan independen. Melalui uji goodness to fit dapat dinyatakan seberapa besar variabel dependen diterangkan oleh variabel independennya. Semakin besar nilai koefisin determinasi pada model meyatakan bahwa semakin kuat hubungan antar variabel independen dan dependen dalam model (Imam Ghozali,2011:97). b. Uji Signifikasi Serentak (Uji Statistik F) Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, yaitu : H0 : b1 = b2 = .......= bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara serentak sama dengan nol, atau : Ha : b1҂ b2 ҂ ....... ҂ bk ҂ 0 Artinya, semua variabel independen secara serentak merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 4. Uji Hipotesis (Uji Test) Alat pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antar
52
variabel independen maupun dependen. Metode statistik
digunakan dengan
tingkat taraf signifikansi α = 0.05, artinya derajat kesalahan sebesar 5%. Tujuan dari pengujian koefisien regresi untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen secara individual (Uji t). Uji t bertujuan untuk melihat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Dengan kata lain melalui uji t dapat dilihat apakah variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Peneltian dilakukan menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0.05) dimana variabel independen dianggap mempengaruhi variabel dependen secara signifikan bila memiliki p-value < 0.05 (Imam Ghozali,2011). 5. Analisis Regresi Berganda Menurut Duwi Priyatno (2012:127), Analisis Regresi Linier Berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen
terhadap satu variabel dependen dan variabel dependen dengan
menggunakan variabel independen. Berdasarkan variabel bebas dan terikat pada regresi linier berganda, menurut Duwi Priyatno (2012:136) maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut: Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4...... +ε Keterangan : Y
= Variabel dependen ( Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan)
α
= konstanta
X1
= Variabel Independen 1
X2
= Variabel Independen 2
53
X3
= Variabel Independen 3
X4
= Variabel Independen 4
ε
= Tingkat kesalahan diluar model (error)
β1,β2,β3,β4,= Angka atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan
pada
variabel independen. Bila β (+) maka naik, dan bila β (-) maka terjadi penurunan. Regresi dapat bernilai positif dan negatif. Regresi positif menunjukkan arah yang sama hubungan antar variabel, artinya jika variabel 1 besar, maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya, regresi negatif menunjukkan arah yang berlawanan, artinya jika variabel 1 besar, maka variabel 2 menjadi kecil.