III.
TATA CARA PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian diantaranya Jerami padi, Serasah jagung manis (batang dan daun), kulit singkong, EM4, gula merah, dedak, kapur pertanian, air, benih tomat varietas Servo, pupuk kandang sapi, pupuk Urea, pupuk KCl, pupuk SP-36, insektisida Curacron 500EC, dan tanah regosol. Alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya polibag, cangkul, ayakan ½ cm, gelas beker, meteran, mistar, gunting, karung pengomposan, hand sprayer, jangka sorong, timbangan analitik, oven, ajir, tali rafia, plastik, label dan alat tulis. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode percobaan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan sumber bahan organik sebagai berikut: P0
: Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar, KCl 200 kg/hektar
P1
: 20 ton/ hektar Pupuk Kandang Sapi + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar, KCl 200 kg/hektar
1
2
P2
: 6,504 ton/ hektar Pupuk Kompos Jerami Padi (setara dengan 20 ton/hektar pupuk kandang sapi) + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar, KCl 200 kg/hektar
P3
: 6,451 ton/hektar Pupuk Kompos Jagung Manis (setara dengan 20 ton/hektar pupuk kandang sapi) + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar, KCl 200 kg/hektar
P4
: 9,876 ton/hektar Pupuk Kompos Kulit Singkong (setara dengan 20 ton/hektar pupuk kandang sapi) + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar, KCl 200 kg/hektar Masing-masing perlakuan terdiri atas 3 unit dan 1 tanaman korban yang
diulang 3 kali, total ada 60 pot/polibag. D. Cara Penelitian 1. Penyiapan bahan untuk pembuatan kompos jerami padi, kompos serasah jagung manis, dan kompos kulit singkong. Limbah jerami padi dan limbah serasah jagung manis diperoleh dari petani daerah Kasihan, Bantul, untuk limbah kulit singkong didapat dari pasar Telo di Karangkajen, Imogiri. Dengan cara mengumpulkan dan menyortir limbah yang akan dibuat kompos. 2. Pembuatan kompos jerami padi, kompos serasah jagung manis, dan kompos kulit singkong a. Mengumpulkan limbah jerami padi kemudian dicacah menjadi potongan kecil-kecil. Mencampur seluruh bahan yaitu limbah jerami padi sebanyak 20 kg, 1 kg dedak, 1 kg kapur pertanian, 100 ml EM4
3
dan 0,5 kg gula merah dilarutkan dalamair lalu campurkan dan aduk hingga merata. Setelah selesai dimasukkan ke dalam karung pengomposan dan didiamkan untuk difermentasiselama 40 hari. b. Mengumpulkan seresah jagung manis berupa batang dan daunnya kemudian dicacah menjadi potongan kecil-kecil. Mencampur seluruh bahan yaitu limbah seresah jagung manis 20 kg, 1 kg dedak, 1 kg kapur pertanian,100 ml EM4 dan 0,5 kg gula merah dilarutkan dalam 250 liter air lalu campurkan dan aduk hingga merata. Setelah selesai dimasukkan ke dalam karung pengomposan dan didiamkan untuk difermentasi selama 40 hari. c. Mengumpulkan kulit singkong kemudian dicacah menjadi potongan kecil-kecil. Mencampur seluruh bahan yaitu limbah kulit singkong 20 kg, 1 kg dedak, 1 kg kapur pertanian,100 ml EM4 dan 0,5 kg gula merah dilarutkan dalam air lalu campurkan dan aduk hingga merata. Setelah selesai dimasukkan ke dalam karung pengomposan dan didiamkan untuk difermentasi selama 47 hari. 3. Pengaplikasian kompos jerami padi, kompos serasah jagung manis, dan kompos kulit singkong; a.
Persiapan media tanam Penyiapan media tanam dilakukan seminggu sebelum tanam. Tanah yang akan dijadikan media tanam dicangkul dan selanjutnya tanah disaring dengan saringan kawat ukuran ½ cm yang bertujuan memisahkan tanah dengan bongkahan batu, lalu dikering anginkan
4
selama 4 hari kemudian tanah dimasukkan dalam polibag sebanyak kurang lebih 8 kg. Setelah tanah sudah dimasukkan dalam polibag, dilakukan pemupukan dasar yaitu berupa pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ hektar (600 gram/ tanaman), pupuk kompos jerami padi 6,504 ton/ hektar (195,12 gram/ tanaman), kompos seresah jagung manis 6,451 ton/ hektar (193,53 gram/tanaman), dan kompos kulit singkong 9,876 ton/hektar (296,28 gram/ tanaman), dicampurkan keseluruh tanah dalam polibag lalu diamkan selama 3 hari. b. Persemaian Persemaian benih tomat menggunakan pottray (tempat pembibitan semacam pot kecil) yang telah diisi tanah, kemudian di buat lubang dipermukaan tanah sekitar 1 cm lalu biji tomat dimasukkan satu butir di setiap pottray, tutup dengan sedikit tanah kembali. Disiram dengan air yg cukup setiap 2 hari sekali. Biji tomat tumbuh setelah 7 hari disemaikan. Setelah tanaman tomat berumur 2 minggu, bibit tomat dipindahkan ke dalam polibag mini (kecil), ditunggu hingga satu bulan, saat tomat sudah mempunyai empat helai daun, lalu bibit tomat siap dipindahkan ke media tanam yang sudah diisi tanah 8 kg dan pemberian pupuk dasar. Memindahkan bibit tomat dengan dicabut, persemaian disiram dengan air agar media tanam menjadi lunak. Lalu mencabut tanaman dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus atau rusak. Kemudian tanaman dimasukkan secara tegak lurus pada lubang tanam yang ada dalam polybag. Posisi akar tegak lurus tidak boleh
5
sampai bengkok atau terlipat. Atur kedalaman lubang tanam sesuai dengan panjang akar. c. Pemeliharaan i.
Penyiraman Penyiraman tanaman tomat dilakukan sehari dua kali saat pagi hari, tetapi jika tanah masih terlihat basah maka tidak dilakukan penyiraman untuk menghindari busuk akar maupun busuk batang.
ii.
Pengajiran Pemasangan ajir dibuat dari bambu sepanjang 1,5 meter. Ajir ditancapkan pada jarak sekitar 10 cm dari tanaman. Dipasang setelah seminggu benih tomat dipindahkan di polibag.
iii.
Pemupukan Selain pemupukan menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos limbah jerami padi, kompos seresah jagung manis, dan kompos kulit singkong sebagai pupuk dasar, juga dilakukan pemupukan menggunakan pupuk anorganik yaitu Urea 200 kg/hektar (6,0 gram/tanaman), SP-36 300 kg/hektar (9,0 gram/ tanaman), dan KCl 200 kg/hektar (6,0 gram/ tanaman). Pupuk anorganik diberikan sebagai pupuk susulan, pupuk susulan diberikan 2 kali. Pemupukan pertama diberikan saat tanaman tomat berumur 15 HST dan pemupukan kedua diberikan saat
6
tanaman tomat berumur 30 HST. Cara pemupukan yaitu dengan meletakkan pupuk disekeliling tanaman tomat yang berjarak 5 cm dari batang tanaman tomat. iv.
Penyiangan Penyaingan dilakukan saat disekitar tanaman tomat tumbuh gulma, penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan.
v.
Pengendalian hama Saat penelitian hama yang sempat menyerang adalah hama kutu daun, pengendalian kutu daun dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Curacron 500EC dengan takaran 1 ml dicampur dengan 1 liter air, kemudian disemprotkan menggunakan hand sprayer pada tanaman tomat.
vi.
Pemanenan Pemanenan pertama tomat dilakukan pada umur tanaman tomat 90 HST. Tomat sudah bisa dipanen saat kulit buah tomat berubah dari hijau
keputihan menjadi warnah merah.
Pemanenan tomat dilakukan pada pagi hari. Buah tomat tidak matang secara serentak, pemanenan dilakukan 4 kali dengan interval waktu pemanenan pertama ke pemanenan kedua 5 hari, pemanenan kedua ke pemanenan ketiga 6 hari, dan pemenan ketiga ke pemanenan keempat 6 hari.
7
E. Parameter yang Diamati 1. Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman tomat diamati mulai minggu pertama setelah tanam sampai minggu kelima. Pengukuran tinggi tanaman menggunakan penggaris dari permukaan tanah sampai ujung titik tumbuh tanaman. Tanaman yang digunakan adalah tanaman korban. 2. Berat segar tanaman tomat (gram) Pengamatan berat segar tanaman dilakukan saat masa vegetatif maksimum di minggu kelima. Pengamatan dilakukan dengan cara mengangkat seluruh bagian tanaman dari media tanam (dalam polibag), kemudian membersihkan sisa tanah menggunakan air bersih. Setelah tanaman tomat dibersihkan dilakukan penimbangan menggunakan timbangan analitik. Tanaman yang digunakan adalah tanaman korban. 3. Berat kering tanaman tomat (gram) Pengamatan berat kering tanaman tomat dilakukan saat masa vegetatif maksimum, dengan cara menimbang semua bagian tanaman tomat. Sebelum ditimbang, tanaman dikering anginkan selama 3 hari kemudian tanaman dibungkus menggunakan kertas map warna coklat dan di oven selama 5 hari. Setelah beratnya konstan, ditimbang dengan timbangan analitik. Tanaman yang digunakan adalah tanaman korban.
8
4. Berat buah per tanaman (gram) Penimbangan berat buah per tanaman sampel dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik. Perhitungan berat buah per tanaman dilakukan selama 4 kali panen dengan interval 6 hari sekali. 5. Diameter buah per buah (cm) Pengamatan diameter buah dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter buah dilakukan selama 4 kali panen dengan interval 6 kali sehari. 6. Jumlah buah per tanaman Pengamatan jumlah buah dilakukan dengan menghitung jumlah buah total pada masing-masing sampel tanaman yang di panen.
F. Analisis Data Data yang diperolah dari penelitian ini di sidik ragam Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf nyata α = 5 %. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda antar perlakuan, maka akan dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf α = 5 %.