BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun 2015. Penelitian ini dilakukan di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro Kandang Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar. Untuk identifikasi tumbuhan anggota famili Asteraceae yang ditemukan dilakukan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan dalam pengambilan data lapangan adalah lembar data, alat tulis, thermometer, altimeter/GPS, lux meter, higrometer, anemometer, pH meter, rol meter/tali rafia, kamera dan berbagai perlengkapan untuk pendakian gunung sedangkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan herbarium diantaranya alat tulis, pisau, plastik, gunting, sasak, oven, kertas karton, solasi/perekat, jarum, benang, tali rafia, kertas manila, dan alat tulis. Untuk identifikasi spesies yang ditemukan digunakan buku acuan yaitu “FLORA” karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Moeso Surjowinoto et al. (1987) dan “FLORA PEGUNUNGAN JAWA” karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Jenny A. Kartawinata (2010).
31
C. Rancangan Penelitian 1. Teknik Pengambilan Data Metode pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksplorasi/jelajah, wawancara dan kuisioner. Metode jelajah dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap spesies tumbuhan anggota famili Asteraceae pada stasiun pengamatan di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro Kandang - Hargo Dumilah. Tumbuhan Asteraceae yang ditemukan diamati, diidentifikasi dan didokumentasikan. Metode wawancara ditujukan pada masyarakat lokal, tokoh kunci pertama (guide) atau stakeholder yang tepat agar didapatkan hasil data yang reliable. Wawancara dilakukan untuk mengetahui nama lokal dan pemanfaatan spesies tersebut oleh masyarakat sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menggunakan metode deskriptif observasional yaitu peneliti mendeskripsikan suatu objek hasil observasi dilapangan dan hasil wawancara. Deskripsi data yang diperoleh meliputi identifikasi morfologi kemudian ditentukan nama ilmiah, nama lokal dan pemanfaatan tumbuhan dari famili Asteraceae oleh masyarakat setempat. Pada tiap stasiun pengumpulan data dilakukan pengukuran faktor lingkungan meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin, ketinggian tempat dan pH tanah. 2. Teknik Penentuan Titik Sampling Penentuan titik sampling dilakukan pada 7 stasiun berdasarkan ketinggian tempat dengan masing – masing stasiun berjarak 200 m dpl, pembagian stasiun diantaranya : 32
Stasiun I
: 1.800 ≤ K < 2.000 m dpl,
Stasiun II
: 2.000 ≤ K < 2.200 m dpl,
Stasiun III
: 2.200 ≤ K < 2.400 m dpl,
Stasiun IV
: 2.400 ≤ K < 2.600 m dpl,
Stasiun V
: 2.600 ≤ K < 2.800 m dpl,
Stasiun VI
: 2.800 ≤ K < 3.000 m dpl,
Stasiun VII
: 3.000 ≤ K < 3.200 m dpl.
Metode yang digunakan untuk penentuan titik sampling adalah metode kuadrat dengan tali rafia berukuran 1 x 1 m² kemudian kemudian dilakukan pencacahan individu jenis anggota Asteraceae yang ditemukan pada masing – masing kuadrat tersebut. Kuadrat dibuat dengan distribusi sistematik sepanjang jalur pendakian dari Cemoro Kandang sampai puncak Hargo Dumilah pada sisi kiri atau kanan jalur transek secara bergantian dengan jarak antar kuadrat yaitu 50 meter. 3.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian, mulai awal
penelitian hingga seluruh data terkumpul. Observasi lapangan dilakukan dengan mengidentifikasi tumbuhan anggota famili Asteraceae di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro Kandang - Hargo Dumilah dengan ketinggian 1800 - 3200 m dpl. Jenis tumbuhan anggota famili Asteraceae yang ditemukan pada tiap kuadrat diidentifikasi, didokumentasikan dengan kamera untuk memperjelas spesies yang ditemukan, dicatat nama spesies jika sudah diketahui, dan dihitung jumlah individunya. Jenis tumbuhan famili Asteraceae yang belum diketahui namanya dikoleksi untuk diidentifikasi di laboratorium Jurusan Biologi Fakultas MIPA
33
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Identifikasi ciri-ciri morfologi tumbuhan anggota famili Asteraceae dilakukan dengan mencatat bentuk morfologi tumbuhan sehingga dapat mengelompokkan tumbuhan famili Asteraceae yang ditemukan ke dalam tingkatan taksonomi pada kingdom plantae dengan menggunakan buku acuan yaitu “FLORA” karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Moeso Surjowinoto et al. (1987) dan “FLORA PEGUNUNGAN JAWA” karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Jenny A. Kartawinata (2010). 4.
Pengukuran Faktor Lingkungan Pada masing – masing titik sampling dilakukan pengukuran faktor
lingkungan meliputi : a.
Ketinggian tempat Ketinggian tempat diukur dengan menggunakan altimeter/GPS. Jarak
pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan menentukan titik pengambilan sampling sesuai ketinggian yang telah ditentukan. b.
Suhu udara Suhu udara diukur dengan alat termometer. Jarak pengukuran 50 cm di
atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat nilai suhu udara yang ditunjukkan oleh alat termometer. c.
Kelembaban udara Kelembaban udara diukur dengan alat higrometer. Jarak pengukuran 50
cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat besarnya nilai kelembaban udara yang ditunjukkan oleh higrometer.
34
d.
Intensitas Cahaya Intensitas cahaya diukur dengan alat yaitu Lux-meter. Jarak pengukuran 50
cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat nilai intensitas cahaya. e.
Kecepatan angin Kecepatan angin diukur dengan alat anemometer. Jarak pengukuran 50 cm
di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat kecepatan angin yang ditunjukkan oleh anemometer. f. pH tanah pH tanah diukur dengan alat pH meter. pH meter dimasukkan ke tanah sampai mencapai batas ukur pH meter dan ditekan tombol penunjuk nilai pH selama 60 detik kemudian dicatat pH yang terukur. g. Kelembaban tanah Kelembaban tanah diukur dengan alat pH meter. pH meter dimasukkan ke tanah sampai mencapai batas ukur pH meter selama 60 detik kemudian dicatat nilai kelembaban tanah yang terukur.
35
D. Analisis Data Jumlah individu setiap spesies tumbuhan anggota famili Asteraceae yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan beberapa tahap diantara nya : 1. Densitas/Kepadatan Densitas adalah cacah individu suatu spesies per satuan ruang. Densitas jenis A =
Jumlah individu jenis A Luas area unit sampling
Kepadatan populasi jenis A Densitas Relatif jenis A =
X 100 % Jumlah kepadatan populasi semua individu
2. Frekuensi kehadiran spesies tumbuhan Asteraceae Frekuensi adalah banyaknya suatu spesies tumbuhan ditemukan selama pengambilan sampel. Variabel ini menunjukkan pola distribusi tumbuhan pada area kajian. Jumlah plot dimana jenis i ditemukan
Frekuensi Jenis A = Jumlah semua plot Total frekuensi jenis A Frekuensi Relatif Jenis A = Total frekuensi seluruh jenis
36
3. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Untuk mengetahui indeks keanekaragaman pada masing - masing lokasi dianalisis menggunakan rumus Shannon - Wiener, yaitu : ∑
( )
( )
: Indeks keragaman Shanon – Wiener
Keterangan : ni
: Jumlah individu spesies ke-i
N
: Jumlah total individu spesies yang ditemukan
Dengan kriteria : <1 1≤
= Keanekaragaman rendah 3
≥3
= Keanekaragaman sedang = Keanekaragaman tinggi
4. Perhitungan Indeks Similaritas Indeks Similaritas (IS) yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesamaan struktur komunitas antar stasiun, ditentukan dengan rumus Jaccard yang dikembangkan oleh Soremon pada tahun 1984 (Odum, 1993) sebagai berikut :
Keterangan : S
: Indeks keanekaragaman spesies
A
: Jumlah spesies dalam lokasi A
B
: Jumlah spesies dalam lokasi B
C
: Jumlah spesies yang sama pada kedua lokasi
37
5. Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini hubungan variabel yang dicari adalah lingkungan dengan indeks keanekaragaman tumbuhan famili Asteraceae dimana indeks keanekaragaman spesies sebagai variabel bebas dihubungkan dengan faktor lingkungan sebagai variabel terikat. Menurut Supranto (1995), rumus yang digunakan yaitu : ∑ √ ∑ Keterangan :
∑
∑
√ ∑
r
: Koefisien korelasi
xi
: Nilai variabel faktor lingkungan
yi
: Nilai indeks keanekaragaman
n
: Jumlah ulangan
∑
Tingkat koefisien korelasi dapat dibagi menjadi 6 yaitu : a. r = 0 ; tidak ada korelasi b. 0 < r < 0,200 ; korelasi sangat rendah atau sangat lemah c. 0,200 ≤ r < 0,400 ; korelasi rendah tetapi pasti d. 0,400 ≤ r < 0,700 ; korelasi cukup berarti e. 0,700 ≤ r < 0,900 ; korelasi tinggi atau kuat f. 0,900 ≤ r ≤ 1 ; korelasi sangat tinggi atau sangat kuat. 6. Distribusi dan Kemelimpahan Analisis data kemelimpahan tumbuhan menunjukkan nilai rata - rata cacah individu tumbuhan per satuan luas area. Distribusi tumbuhan di sepanjang jalur
38
pendakian dinyatakan dengan frekuensi pada masing-masing stasiun pengamatan, sedangkan pola distribusinya ditentukan dengan nilai Indeks Morista, yaitu : I = (N.Σ.X² - ΣX) : {(Σ.X² - ΣX} Keterangan : I = Indeks Morista N = jumlah seluruh sampel X = jumlah individu per sampel Dengan kriteria : I = 1 menunjukkan pola distribusi acak/random I > 1 menunjukkan pola distribusi berkelompok I < 1 menunjukkan pola distribusi beraturan (Barbour et al., 1987)
39