26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga November 2015. Lokasi pengambilan sampel penelitian berada di Sumber air baku “Sumber Lanang” yang berada di Dusun Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Pengujian kualitas mikrobiologis dan kimiawi air minum akan dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sedangkan parameter fisik langsung di “Sumber Lanang”.
B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat a. Alat untuk pengambilan sampel Jerigen ukuran 2 liter. Botol kaca steril. Cooler box. b. Alat untuk analisis parameter fisik Termometer c. Alat untuk analisis kandungan besi (Fe) Tabung reaksi, pipet ukur 10 ml, pipet ukur 5 ml, pipet ukur 1 ml, rak tabung reaksi, spektrofotometer UV-VIS Shimadzu 1700. d. Alat untuk analisis kandungan seng (Zn)
26
27
Labu ukur 50 ml, corong pisah, kertas saring, pipet 10 ml, pipet 100 ml, pipet ball, kompor listrik, spektrofotometer serapan atom Shimadzu AA7000. e. Alat untuk analisis kandungan total koliform dengan metode MPN tabung ganda Jarum ose, tabung reaksi, cawan petri, rak tabung reaksi, pipet 1 ml, lampu spiritus, inkubator, tabung Durham. 2. Bahan a. Bahan utama Sampel air dari “Sumber Lanang”. b. Bahan yang digunakan untuk analisis kandungan besi (Fe) Larutan buffer amonium asetat, larutan hidroksilamin, larutan fenantrolin, larutan standart besi 0,5 ppm, akuades. c. Bahan yang digunakan untuk analisis kandungan seng (Zn) HNO3 pekat, akuades. d. Bahan yang digunakan untuk analisis total koliform dengan metode MPN tabung ganda Akuades, media Lactose Broth (LB), media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB), media Eosin Methylene Blue (EMB).
28
C. Cara Kerja Penelitian 1. Pengambilan Sampel Sampel diambil di sumber air “Sumber Lanang” yang terletak di Dusun Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Titik sampling berada di luar pipa secara acak dan menyebar. Sampel diambil sebanyak 3 kali ulangan, masing-masing ulangan diambil dalam 3 waktu yang berbeda (pagi, siang, malam) dalam 3 hari, kemudian dimasukkan ke dalam jerigen untuk pengujian parameter kimia, dan dimasukkan ke dalam botol kaca steril untuk pengujian parameter mikrobiologis. 2. Parameter Fisik a. Suhu Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer, setiap pegambilan sampel dilakukan suhu (pagi, siang, malam). b. Bau Metode yang digunakan adala tes organoleptik dan juga observasi pada pengunjung/masyarakat sekitar. c. Rasa Metode yang digunakam adalah tes organoleptik dan observasi terhadap pegunjung/masyarakat sekitar.
29
3. Parameter Kimia a. Analisis Kandungan Besi (Fe) dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Masing-masing sampel sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5 ml larutan buffer ammonium asetat dan 0,1 ml larutan hidroksilamin pada masing-masing tabung reaksi. Larutan fenantrolin sebanyak 0,5 ml ditambahkan, setelah itu didiamkan selama 10 menit dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm. b. Analisis Kandungan Seng (Zn) dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Sampel air sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 2,5 ml, setelah itu dipanaskan di atas kompor listrik (300 W) hingga volume larutan sisa 15-20 ml. Setelah ditunggu beberapa saat, larutan disaring menggunakan kertas saring ke dalam labu ukur 50 ml,kemudian ditambahkan akuades hingga garis batas, kemudian dibaca absorbansinya pada SSA dengan panjang gelombang 213,90 nm. 4. Analisis Total Koliform dengan Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN) tabung ganda a. Uji Penduga (Presumptive test) Botol yang berisi sampel air dikocok terlebih dahulu dengan tujuan agar homogen. Tabung reaksi steril yang berisi tabung Durham dengan medium Lactose Broth (LB) disiapkan sebanyak 15 buah. Tabung reaksi dibedakan menjadi 3 kelompok yang masing-masing
30
kelompok terdiri dari 5 tabung reaksi. Pada tabung kelompok pertama berisi 10 ml media lactose broth triple strength (LBts), kelompok kedua terdiri dari 5 tabung reaksi yang berisi 5 ml lactose broth single strength (LBs), dan kelompok ketiga terdiri dari 5 tabung reaksi yang berisi 5 ml Lactose Broth Single Strength (LBs). Dengan menggunakan pipet tetes yang telah disterilkan, sampel air ditambahkan pada masing-masing kelompok, 10 ml untuk kelompok pertama, 1 ml untuk kelompok kedua dan 0,1 ml untuk kelompok ketiga. Semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu 37˚C selama 2x24 jam. Setelah inkubasi selama 2x24 jam dilakukan pengamatan pada masing-masing tabung Durham. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham dan adanya perubahan warna. Untuk tabung yang positif dilanjutkan pada uji penegasan (confirmed test). Perlakuan dan cara yang sama dilakukan pada masing-masing sampel.
b.
Uji Penegasan (Confirmed test). Sebanyak 1-2 ose medium pada tabung yang positif dipindahkan ke dalam tabung konfirmatif yang berisi medium brilliant green lactose bile broth (BGLB). Sebelum melakukan pemindahan sampel, kawat ose terlebih dahulu disterilkan dengan cara membakarnya dan kemudian didinginkan sebentar sebelum dipakai. Kemudian semua tabung diinkubasi pada suhu 37˚C selama 2x24 jam. Setelah inkubasi selama
31
2x24 jam dilakukan pembacaan dengan melihat jumlah tabung yang menunjukan positif gas. Selanjutnya dicatat dan dibandingkan dengan tabel MPN (Lampiran 2).
D. Analisis Data Data dari hasil uji mikrobiologis dan kimiawi ditabulasi dan dibandingkan dengan Persyaratan kualitas Air Minum sesuai dengan PERMENKES No.492/Menkes/Per/IV/2010 (Lampiran 3).