BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, dari bulan juni sampai agustus pada semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. 3.1.2 Lokasi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ditetapkan, maka lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Tabukan Tengah Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian akan dilakukan dikelas VIII SMP Negeri 2 Tabukan Tengah Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. 3.2 Desain Penelitian Desain eksperimen dalam penelitian ini guna mendapatkan hasil penelitian yang valid hubungan antar variabel eksperimen dan variabel kontrol, adapun desain yang akan digunakan adalah : control “grup pre-test post test”. Desain tersebut terbentuk sebagai berikut Desain
Pretest
Perlakuan
Postest
KE
01
X1
02
Kk
01
X2
02
(Arikunto, 2009 : 210) Keterangan : KE = kelompok eksperimen kk = kelompok kontrol
33
34
01 = tes awal (pretes) untuk kelas eksperimen 02 = tes akhir (posttest) kelas eksperimen 01 = tes awal (pretes) untuk kelas control 02 = tes akhir (posttest) kelas eksperimen Tabel 3.1. Perbandingan aspek pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Aspek
Kelas Eksperimen
Kontrol
Waktu
4 jam pelajaran
4 jam pelajaran
Pertemuan
2 x pertemuan
2x pertemuan
Metode pembelajaran
Eksperimen
Tidak Eksperimen
Model pembelajaran
Jigsaw
Jigsaw
3.3 Variabel Penelitian, Definisi operasional, dan Definisi konstitutif 3.3.1 Variabel Penelitian a. Variabel eksperimen (X) Variabel eksperimen dalam penelitian ini adalah adalah model pembelajaran Jigsaw yang diintegrasikan dengan metode Eksperimen yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontol dengan kelas yang
menggunakan model jigsaw dan tidak
menggunakan metode Eksperimen.
b. Variabel terikat (Y) Menurut Sugiyono (2011:39) variabel terikat merupakan variabel dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel eksperimen.Variabel
35
Terikat Variabel terikat adalah hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tabukan Tengah. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran fisika yang meliputi ranah kognitif yang tersebar pada aspek C1, C2, dan C3. 3.4 Definisi operasional dan definisi konstitutif variabel respon a. Definisi Operasional Definisi operasional hasil belajar variabel terikat adalah skor hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan tes hasil belajar yang dirancang oleh peneliti yang mencangkup aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi. b. Definisi konstitutif Definisi konstitutif hasil belajar adalah penguasaan siswa untuk memahami kemampuan-kemampuan kognitif yang menyangkut pengetahuan, pemahaman,aplikasi. 1) Pengetahuan adalah kemampuan menghafal dan mengingat informasiinformasi mengenai pelajaran. Dalam hal ini mengingat kembali mencakup mengemukakan devinisi, mengemukakan arti dan menyebutkan kembali. Sedangkan informasi yang perlu diingat adalah pelajaran mengenai teori, konsep, hukum, rumus. 2) Pemahaman tingkat penafsiran adalah kemampuan siswa untuk mengerti sendiri informasi pelajaran dengan mengulangi dan menyimpulkan sendiri pelajaran, serta dapat menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan berikutnya.
Dalam
hal
ini
menafsirkan
pelajaran
mencangkup
36
mengungkapkan gagasan/ pendapat dengan menggunakan kata-kata sendiri, menjelaskan, menguraikan, merumuskan, merangkum dan memberikan contoh tentang. Sedangkan informasi-informasinya dapat berupa hubungan antar faktor, teori, konsep, hukum, rumus. 3) Aplikasi adalah kemampuan siswa untuk memahami pelajaran pada keadaan selanjutnya atau pada keadaan yang baru menggunakan informasi pelajaran yang telah diperoleh. Informasi pelajaran mencangkup teori, konsep, hukum, rumus dan fakta-fakta yang ditemui melalui pemberian contoh, pemberian soal perhitungan dan pemecahan masalah yang ditemui. 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 2 Tabukan Tengah, Sangihe Profinsi Sulawesi Utara tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 40 orang yang di bagi menjadi 2 kelas. Kedua kelas ini memiliki karakteristik yang homogen, yakni kemampuan siswa, guru pengajar ataupun bahan ajar yang digunakan. Distribusi unit populasi berdasarkan kelas dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut ini
37
Tabel 3.5 Distribusi Unit Populasi VIII SMP N 2 Tabukan Tengah, Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Jumlah Siswa Kelas
Jumlah Pria
Wanita
VIIIA
8 orang
12 orang
20 orang
VIIIB
9 orang
11 orang
20 orang
(Sumber ; buku daftar hadir kelas VIII SMP N 2 Tabukan Tengah) 3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2012 : 117).
Cara menentukan sampel Teknik
menggunakan
pengambilan
sampel
cluster random
pada
sampling
penelitian
ini
adalah
atau penarikan sampel
dengan secara
berkelompok. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelas yakni kelas VIII A yang jumlah siswanya 20 orang sebagai kelas kontrol dan kelas VIIIB jumlah siswa 20 orang sebagai kelas eksperimen. Dua kelas tersebut sebagai sampel yang dianggap homogen dari segi kemampuan siswa, bahan ajar, dan guru pengajarnnya, sehingga tidak akan mengganggu jadwal pelajaran siswa.
38
Cara menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol Untuk menentukan kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dari dua kelas
yang terpilih ditentukan secara penempatan acak. Pemilihan sampel seperti ini bertujuan untuk menghindari keperpihakan terhadap kelas tertentu, sehingga validitas eksperimen terkontrol (Furchan, 2011:345). Hasil yang didapatkan ketika dilakukan cluster random sampling, maka terpilih kelas VIIIA sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. 3.6 Teknik Pengumpulan Data 1) Instrumen penelitian Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah instrument non tes dan instrument tes. Instrument nontes berupa lembar pengamatan untuk keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Tes tersebut berupa uraian terbuka yang mencerminkan isi kurikulum dan diberikan pada akhir belajar mengajar. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pre test dan post test. Penskoran hasil pre tes dan post test didasarkan pada pedoman penskoran dan marking scheme. Skor kemajuan belajar siswa diperoleh dari selisih antara skor pre test dan post tes. Skor kemajuan ini kemudian diubah menjadi bentuk persen. Tes uraian dibuat untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Salah satu bentuk soal uraian adalah menjelaskan tentang cahaya,cermin,lengsa, bayangan pada lengsa, dan dispersi cahaya. 1. Melaksanakan pre_test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pre_test
39
dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan terhadap materi Cahaya sebelum pembelajaran dilaksanakan. 2. Setelah pre_test dilaksanakan, berikutnya dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan integrasi model jigsaw berbasis eksperimen dan kelas kontrol menggunakan jigsaw tapi tidak eksperimen. 3. Melaksanakan post_test, soal pre_test yang diberikan pada pertemuan awal telah direvisi pada soal post_test dan tetap mengacu pada indikatorindikator yang dicapai. 4. Menghitung rata-rata skor kemajuan belajar siswa pada kedua kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian, yang diperoleh dengan cara mengurangkan hasil belajar siswa pada post_test dan pre_test. Tabel 3 Aspek penilaian dalam instrument tes Aspek Penilaian
Pengetahuan (C1)
Pemahaman (C2)
Aplikasi (C3)
Indikator Menjelaskan definisi cahaya Sebutkan sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui dalam kehidupan sehari-hari Jelaskan pemantulan pemantulan secara teratur dan pemantulan secara baur Mendeskripsikan perbedaan pemantulan teratur dan pemantulan baur Hitunglah laju cahaya dalam benzena. Diketahui bahwa benzena: n = 1,50 dan c = 3 x 108 m/s?
Nomor Soal 1 2 7
3
8
40
3.7 Validitas. Validitas diartikan sebagai kelayakan alat pengukuran untuk mengukur apa yang seharusnya diukur berdasarkan kriteria tertentu. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memilkiki validitas yang tinggi. Jenis validitas yang diukur yakni validitas isi yang mempersoalkan apakah isi setiap butir tes yang digunakan dapat mecerminkan isi kurikulum yang seharusnya diukur atau tidak. Validitas instrument tes belajar dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi yaitu, korelasi pada kalimat yang digunakan, kesesuaian pertanyaan dengan idikator dan kisi soal yang akan dibuat. Validitas item tes diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu : Persamaan (1) r
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
(Sugiono, 2011 : 356)
dengan: r = koefisien korelasi product moment ΣX = skor untuk setiap item ΣY = Skor total untuk keseluruhan item N = jumlah respon Dalam penelitian ini, item tes hasil belajar dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu rxy ≥ 0.497 dan item tes hasil belajar dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya rxy ≥0.497. Uji validitas ini dilakukan pada kelas VIIIB dengan jumlah responden sebanyak 16 orang. Koefisien validitas pada item tes dapat dilihat pada tabel 3.7, berikut ini.
41
Tabel 3.7 Validitas Setiap Item Tes Nomor item
Koefisien Korelasi
tes
Harga
kriteria
(rtabel) (rhitung)
1
0.62
0.497
Valid
2
1.27
0.497
Valid
3
0.53
0.497
Valid
4
0.86
0.497
Valid
5
1.09
0.497
Valid
6
1.46
0.497
Valid
7
1.59
0.497
Valid
8
1.21
0.497
Valid
9
1.48
0.497
Valid
10
0.91
0.497
Valid
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tes tersebut valid dan dapat digunakan. 3.8 Reliabilitas Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengkuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada waktu yang lain pada siswa yang sama. Reabilitas tes berhubungan dengan tingkat kesalahan tes. Semakin sedikit tingkat kesalahan tes, maka tes tersebut semakin reliable. Suatu tes akan valid jika tes tersebut reliable. Reliabilitas yang digunakan adalah belah dua. Setelah itu dianalisis dengan teknik pengujian yang dilakukan menggunakan tekhnik Alpha Cronbach, karena jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval.
42
Pengujian reliabilitas tes menggunakan rumus alpha crombak sebagai
ri = [
berikut:
𝑘
][1-
𝑘−1
∑𝜎𝑏2 𝜎𝑡
]
(Arikunto, 2009:180)
Dengan : ri = koefisien reliabilitas tes k = jumlah soal ∑𝜎𝑏2 = jumlah varians skor tiap-tiap item 𝜎𝑡 = varians total Tabel 3.8 Nilai Varians Setiap Item Soal Nomor soal
𝜎𝑖2
Varians
1
𝜎12
0.56
2
𝜎22
0.2.24
3
𝜎32
3.5
4
𝜎42
0.9
5
𝜎52
1.37
6
𝜎62
7.6
7
𝜎72
3.85
8
𝜎82
9.7
9
𝜎92
1.29
10
2 𝜎10
1.02
a. Menghitung varians total Dari hasil diporelah jumlah varians 𝜎𝑖2 = 15, 37 b. Menghitung reliabilitas
43
Dari hasil perhitungan reliabilitas diperoleh r hitung = 0.24 ˂ 1 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes diperoleh artinya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. 3.9 Teknik Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan model jigsaw dengan metode eksperimen dimana peneliti ingin mengetahui perbedaan suatu pemberlakuan. Kelas yang menggunakan
model
pembelajaran
jigsaw
berbasis
eksperimen
dengan
pembelajaran yang menggunakan model dan metode lain. Oleh sebab itu dibutuhkan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai berikut :
Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data penelitian yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Teknik uji yang dugunakan untuk uji normalitas data adalah dengan kertas peluang normal sedangkan statistik uji yang akan digunakan adalah rumus Chi kuadrat (X2). H0 : μ1 ⩽ μ2 = data skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas control berdistribusi normal. H1 : μ1 ⩾ μ2 = data skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas control tidak berdistribusi normal Pengujian normalitas data digunakan statistik uji chi-kuadrat dengan persamaan : 𝑘 X2 = 𝛴𝑖=1
(𝑓0 −𝑓 )2 𝑓
(Sugiono,2011: 107)
dengan : f0 = frekuensi hasil pengamatan fh = frekuensi hasil yang diharapkan
44
Kriteria pengujian normalitas data ini jika X2 hitung ⩽ X2(α)(k-1) maka hipotesis H0 diterima, jika X2hitung > X2(α)(k-1) hipotesis H0 ditolak, dengan X2(α)(k-1) diperoleh dari distribusi nilai persentil dk = (k-1) dan taraf signifikan 5%. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 30.
Uji homogenitas Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data
kedua yang lagi diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang akan dilakukan adalah uji Barlet. (Sudjana, 2008:263) 1. Mencari varians gabungan dari sampel S2 =
𝛴 𝑛𝑖 −1 𝑠𝑖2 𝛴(𝑛𝑖 −1)
2. Mencari harga satuan B B = (log S2)Σ (ni – 1) 3. Mencari homogenitas X2 = (lon 10 ){B-Σ(ni-1) log S2} Ho = 𝜎12 = 𝜎22 (homogen) Ho = 𝜎12 ≠ 𝜎22 (tidak homogen) Ho diterima jika 𝑋 2 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 1,38 > 0,05 (76) 𝑋 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Dapat dilihat pada lampiran 33.
Uji hipotesis penelitian Pengujian hipotesis untuk membandingkan dua objek dalam penelitian.
Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogen, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Data yang telah digunakan untuk menguji normalitas dan
45
homogenitas digunakan juga untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis kovarian. Skor hasil belajar siswa berupa pre test dan post tes unutk kelas kelas eksperimen dan kontrol akan diuji dengan menggunakan analisis kovarian atau anakova, yang menggunakan rumus berikut (Arikunto, 2009 : 460-468) Langkah 1 : Menghitung jumlah kuadrat total JKT untuk variabel X, Y, XY JKT = ∑YT2 –
(∑𝑌𝑇)2 𝑁
Langkah 2 : Menghitung jumlah kuadrat JKD untuk variabel X,Y, XY (∑𝑌𝑇)2
JKD(X) = ∑XT2 –
𝑁
Langkah 3 : Menghitung jumlah kuadrat residu total, dalam kelompok, antar kelompok Jkrest = ∑Jkty –
(𝐽𝑘𝑡𝑦 )2
Jkresd = ∑Jkdy –
𝐽𝑘𝑡𝑥 (𝐽𝑘𝑑𝑥𝑦 )2 𝐽𝑘𝑑𝑥
Jkresa = Jkrest – Jkresd Langkah 4 : Menghitung derajat kebebasan (db) total, dalam kelompok, antar kelompok dbt = N-2 dba = k-1 dbd =N-K-1 langkah 5 : Menghitung varians residu dengan menghitung rata-rata kuadrat residu kelompok (Mkresa) Mkresa =
𝐽𝑘𝑟𝑒𝑠 𝑎 𝑑𝑏 𝑎
46
Mkresd =
𝐽𝑘𝑟𝑒𝑠 𝑑 𝑑𝑏 𝑑
Langkah 6 : Menghitung rasio F residu (F) 𝑀𝑘𝑟𝑒𝑠
F= 𝑀𝑘𝑟𝑒𝑠 𝑎
𝑑
Keterangan; F = rasio F residu Mkresa = Varians kuadrat residu Mkresd = Varians residu pada antar kelompok Hipotesis statistik yang akan diuji : H0 : μ0 = μ1 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar siswa yang menggunakan Penerapan model Pembelajaran Jigsaw berbasis Eksperimen dan yang menggunakan model jigsaw. Ha : μ0 ≠ μ1 terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil hasil belajar siswa yang
menggunakan
model
Pembelajaran
Jigsaw
berbasis
Eksperimen dan menggunakan model jigsaw. Kriteria pengujian terima H0 pada taraf kebebasan α = 0.01 dan derajat kebebasan dk = 38 jika; Fhitung >Ftabel, untuk harga Fhitung 67,99 > 4,10 hipotesis diterima.. Proses ini dapat dilihat pada lampiran 31.