BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP MTA Gemolong yang berlokasi di Gemolong, RT 02/III, Gemolong, Sragen. SMP MTA Gemolong dipilih sebagai tempat penelitian dikarenakan beberapa hal yakni: a. SMP MTA Gemolong merupakan salah satu sekolah milik yayasan MTA yang sudah cukup dikenal masyarakat. Siswa SMP MTA Gemolong berasal dari berbagai daerah yakni dari dalam kota, luar kota, bahkan luar pulau Jawa. Keragaman asal daerah ini memungkinkan peneliti mendapatkan infoman yang sifatnya heterogen. b. Berdasarkan informasi SMP MTA Gemolong, sekolah tersebut telah tercatat secara resmi sebagai pondok pesantren dengan No. Statistik Pondok Pesantren (NSPP) 510033140088. SMP MTA Gemolong merupakan salah satu jenis pesantren modern yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran umum
namun
juga
pelajaran
agama
Islam.
Dengan
demikian
memungkinkan terdapat heterogenitas pandangan orang tua dalam memilih SMP MTA Gemolong sebagai lembaga pendidikan anak. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yakni dimulai pada bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Waktu penelitian terhitung sejak pengajuan judul penelitian hingga pelaksanaan ujian skripsi. Jadwal pelaksanaan penelitian secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.
22
23
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No
Jenis Kegiatan
1.
Persiapan Penelitian a. Pengajuan Judul b. Penyusunan Proposal c. Seminar Proposal d. Penyusunan draf wawawancara e. Perizinan Pelaksanaan Penelitian a. Wawancara b. Observasi c. Analisis Data Penyusunan Laporan Pelaksanaan Ujian Skripsi Revisi
2.
3. 4. 5.
Tahun 2015/2016 Des Jan Feb Maret April Mei
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang dari orang-orang dan perilaku yang diamati secara holistik (utuh) (Moleong, 2002:3). Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi dari data yang ditemukan di lapangan (Sugiyono, 2011:8). Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti berupaya menjelaskan alasan orang tua menyekolahkan anaknya ke SMP MTA Gemolong sebagai salah satu pesantren modern. Peneliti menggali informasi berdasarkan hasil wawancara informan untuk kemudian ditafsirkan maknanya. Selain itu peneliti juga mengamati perilaku informan secara menyeluruh dan mendalam untuk mencari jawaban atas pertanyaan tentang alasan orang tua memilih pesantren sebagai lembaga pendidikan anak. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan suatu pendekatan nyata yang mencoba untuk menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan nyata. Studi kasus tidak digeneralisasikan terhadap penduduk
24
maupun alam melainkan mengembangkan dan menggeneralisasikan teori berdasarkan berbagai macam kasus yang diteliti. (Yin, 1997:15-18). Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang ia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan (Noor, 2014:37). Jenis studi kasus dipilih karena peneliti ingin menganalisis secara mendalam tentang fenomena yang terjadi pada masyarakat saat ini yakni tentang pemilihan pesantren sebagai lembaga pendidikan anak melalui teori pilihan rasional. Banyak orang tua yang memilih pesantren dibandingkan sekolah umum. Pemilihan tersebut tentu didasari oleh alasan tertentu dari orang tua. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti rasionalitas apa yang mendasari pemilihan tersebut. Selain itu keuntungan apa yang akan diperoleh orang tua dengan memilih pesantren sebagai lembaga pendidikan anaknya. C. Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yakni data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data utama penelitian yang diperoleh secara langsung. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap orang tua siswa mukim terkait alasan orang tua memilih pesantren sebagai lembaga pendidikan anak. Data utama yang ingin diketahui oleh peneliti adalah tujuan apa yang hendak dicapai oleh orang tua siswa. Selain itu keuntungan apa yang ingin diperoleh serta resiko seperti apa yang menjadi dasar orang tua dalam menentukan pesantren sebagai sebuah pilihan rasional. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh melalui wawancara terhadap kepala sekolah, guru BK, kepala asrama dan siswa tentang perkembangan siswa selama di asrama. Selain itu dilakukan observasi terhadap orang tua siswa
25
mukim serta analisis dokumen sekolah yang berupa profil sekolah, buku pedoman santri selama berada di asrama, data kunjungan orang tua, data kegiatan siswa di asrama, dan laporan kegiatan siswa di asrama. D. Teknik Pemilihan Informan Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu, yakni orang yang dianggap mengetahui tentang penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2011: 218-219). Informan dipilih berdasarkan kriteria tertentu, diantaranya: 1. Orang tua siswa mukim Orang tua siswa mukim yang dipilih adalah 4 orang tua yang telah menyekolahkan anaknya di pesantren minimal 1 tahun. Asumsi yang mendasari pemilihan ini adalah orang tua sudah memiliki pengalaman dan kemantapan dalam menyekolahkan anaknya di SMP MTA Gemolong. Dengan demikian akan banyak pengalaman dan argumen dari orang tua terkait alasan pemilihan MTA sebagai lembaga pendidikan anak. Data tentang orang tua siswa diperoleh dari rekomendasi kepala asrama putri dengan mempertimbangkan heterogenitas pekerjaan orang tua. Peneliti menghubungi satu persatu orang tua siswa yang telah direkomendasikan melalui telepon untuk meminta izin melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh informan. Wawancara dengan RR dilakukan pada tanggal 18 Februari 2016 di asrama putri SMP MTA Gemolong, wawancara dengan MRN pada tanggal 5 Maret 2016 di asrama putri SMP MTA Gemolong, wawancara dengan SRN pada tanggal 29 Februari 2016 di tempat penjualan baksonya, wawancara dengan DM pada tanggal 3 Maret 2016 di rumahnya. 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah dipilih karena merupakan pemangku kebijakan di SMP MTA Gemolong sehingga mengetahui secara pasti bagaimana hubungan sekolah dengan orang tua berkaitan dengan perkembangan siswa. Pada
26
pelaksanaan penelitian, peneliti mendatangi dan meminta izin secara resmi kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh kepala sekolah yakni pada tanggal 16 Februari 2016 di kantor kepala sekolah. 3. Guru BK Guru BK merupakan pihak yang memiliki catatan perkembangan siswa di sekolah. Guru BK yang dipilih adalah yang mengajar siswa kelas VIII putri di SMP MTA Gemolong. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa guru tersebut yang paling memahami dan mengerti bagaimana perkembangan siswa kelas VIII. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah untuk melakukan wawancara dengan guru BK. Setelah memperoleh izin, peneliti menemui secara langsung guru BK di kantor BK untuk meminta kesediaan diwawancarai. Wawancara dilakukan di kantor BK pada tanggal 16 Februari 2016. 4. Kepala Asrama Kepala asrama dimungkinkan memiliki informasi dari semua pengasuh asrama sehingga memiliki catatan perkembangan dan kepribadian siswa di dalam asrama. Kepala asrama putri diwawancarai atas izin dari kepala sekolah. Peneliti mendatangi kepala asrama putri di asrama dan meminta kesediaan untuk diwawancarai. Setelah bersedia, peneliti melakukan wawancara sebanyak 2 kali di asrama putri SMP MTA Gemolong. Wawancara pertama pada tanggal 13 Februari 2016 dan wawancara kedua pada tanggal 27 Februari 2016. 5. Siswa mukim Siswa mukim yang dipilih adalah 4 siswi kelas VIII. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa siswa kelas VIII telah melalui 1 tahun tinggal di asrama, sehingga telah merasa betah dan memiliki banyak pengalaman di asrama. Peneliti tidak memilih informan laki-laki karena secara umum prosentase kenakalan remaja putri lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini
27
dibuktikan dengan data kemenpora yang menyatakan bahwa 2.797 orang pelaku kriminalitas remaja berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sebesar 483 orang pelaku berjenis kelamin perempuan (Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2009). Peneliti berasumsi bahwa seharusnya orang tua lebih mudah dalam mendidik anak putri tanpa harus memasukkannya di pesantren. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui alasan orang tua siswa putri memasukkan anaknya ke pesantren. Wawancara dengan siswa dilakukan dengan meminta izin terlebih dahulu kepada kepala asrama.
Kepala
asrama
memanggil
satu
persatu
siswa
yang
direkomendasikan untuk kemudian diwawancarai oleh peneliti. Wawancara dengan TK, ZA, ANA dilakukan pada tanggal 20 Februari 2016 di asrama putri SMP MTA Gemolong. Sementara itu SAS diwawancarai pada tanggal 27 Februari 2016 di asrama putri SMP MTA Gemolong. E. Teknik Pengumpulan Data Pada dasarnya dalam penelitian jenis studi kasus seperti dalam penelitian ini data yang digunakan berasal dari enam sumber yakni: dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi partisipan, dan perangkatperangkat fisik (Yin, 2000: 101). Dalam penelitian ini menggunakan 3 teknik yakni: 1. In Depth Interview In depth interview merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan dengan atau tanpa pedoman wawancara (Noor, 2011:139). Peneliti melakukan wawancara secara mendalam terhadap orang tua siswa sebagai sumber utama penelitian. Selain itu wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru BK, kepala asrama dan siswa mukim. Wawancara dilakukan menggunakan “bahasa ibu” yakni bahasa jawa yang digunakan dalam keseharian informan. Hal ini dilakukan agar informan dapat mengemukakan jawaban sedetail mungkin sesuai yang
28
dipikirkan dan tidak bersifat normatif. Dengan demikian akan diperoleh makna yang mendalam dari jawaban informan. Wawancara terhadap orang tua siswa dilakukan pada saat sore hari karena pada waktu ini mereka tidak sedang bekerja dan pikiran cenderung santai. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan jawaban yang optimal. Kepala sekolah diwawancarai saat siang hari agar tidak mengganggu pekerjaan dan mampu memberikan jawaban yang cukup. Guru BK diwawancarai saat tidak sedang mengajar di kelas. Pada dasarnya guru BK memiliki cukup banyak waktu di luar jam pelajaran jadi waktu wawancara menyesuaikan waktu guru BK. Sementara itu kepala asrama diwawancarai pada pagi hari karena pada waktu ini siswa sedang berada di sekolah sehingga kepala asrama memiliki cukup banyak waktu dan tidak disibukkan dengan aktivitas pengasuhan siswa. Sementara itu siswa diwawancarai ketika hari minggu siang, karena pada hari tersebut kebanyakan siswa tidak menjalani rutinitas yang padat. Selain itu tidak terganggu oleh tugas sekolah. 2. Observasi Langsung Observasi dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian diantaranya ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan (Noor, 2011:140). Observasi dilakukan terhadap orang tua siswa mukim dengan mengamati kondisi rumah informan, lingkungan sekitar rumah informan, serta penampilan informan untuk mengetahui lebih dalam tentang latar belakang informan. Hal ini dilakukan karena melalui pengamatan tersebut peneliti dapat mengetahui bagaimana latar belakang informan dapat mempengaruhi rasionalitasnya dalam memilih pesantren sebagai lembaga pendidikan anak. 3. Dokumentasi Dalam penelitian jenis studi kasus, penggunaan dokumen yang paling penting untuk mendukung dan menambah bukti dari sumber-
29
sumber lain (Yin, 2000: 104). Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini berupa profil sekolah, buku pedoman santri selama berada di asrama, data kunjungan orang tua, data kegiatan siswa di asrama, dan laporan kegiatan siswa di asrama. Selain itu juga melalui pengambilan foto penelitian dan rekaman wawancara. F. Teknik Uji Validitas Data Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Proses triangulasi dilakukan secara terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai peneliti yakin bahwa tidak ada perbedaan dan tidak perlu lagi dikonfirmasikan kepada informan (Bungin, 2007:252). Triangulasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yakni: 1. Triangulasi Metode Triangulasi metode dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang diperoleh dalam metode wawancara sesuai dengan metode observasi di lapangan. Selain itu triangulasi ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data saat wawancara sesuai dengan sumber data yang diperoleh melalui observasi (Bungin, 2007:257). Pengumpulan data utama dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam. Untuk membuktikan kebenaran hasil wawancara dilakukan observasi dan dokumentasi. Dengan demikian dapat diperoleh kesesuaian informasi penelitian. 2. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data yakni dengan melakukan pengecekan data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2011: 274). Dalam penelitian ini triangulasi sumber dilakukan dengan melakukan pengecekan hasil wawancara dari 3 sumber yakni antara orang tua siswa mukim, kepala sekolah, guru BK, kepala asrama dan siswa mukim. Jika belum didapati kesesuaian informasi maka dilakukan konfirmasi ulang untuk memperoleh hasil jawaban yang sesuai.
30
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interpretatif. Teknik interpretatif merupakan teknik yang digunakan untuk mencari makna yang terkandung dalam pemikiran individu (Geertz, 1992:11). Analisis dilakukan dengan melakukan penafsiran tentang apa
yang
disampaikan informan atau memikirkan yang mereka sampaikan lantas menata itu semua (Geertz, 1992:19). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menafsirkan kata-kata yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara terhadap informan. Dalam wawancara akan muncul berbagai istilah yang memiliki makna. Oleh karena itu makna tersebut perlu ditafsirkan agar dapat dijelaskan secara mendalam dalam hasil penelitian. H. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Persiapan Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan diantaranya: a. Penentuan topik penelitian yakni tentang rasionalitas pilihan orang tua terhadap pesantren sebagai lembaga pendidikan anak. b. Pengumpulan bahan dan materi untuk penyusunan proposal penelitian. c. Penyusunan draft dan pedoman wawancara terhadap orang tua siswa mukim, kepala sekolah, guru BK, kepala asrama dan siswa mukim. d. Melakukan perizinan penelitian ke SMP MTA Gemolong. 2. Pelaksanaan Penelitian Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian: a. Melakukan wawancara mendalam terhadap orang tua siswa mukim, kepala sekolah, guru BK, kepala asrama, dan siswa mukim. b. Melakukan observasi terhadap orang tua siswa mukim untuk mengetahui lebih dalam latar belakang informan. c. Mengumpulkan dokumentasi penelitian berupa profil sekolah, pedoman harian santri di asrama, foto penelitian, dan rekaman wawancara.
31
3. Analisis Data Proses analisis dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut: a. Peneliti menafsirkan kata-kata yang khas dari wawancara terhadap informan. b. Menganalisis temuan penelitian dengan menggunakan pendekatan teori pilihan rasional. 4. Penulisan Laporan Penelitian Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan laporan penelitian: a. Melakukan penarikan kesimpulan atas hasil analisis yang telah dilakukan. b. Penulisan laporan hasil penelitian c. Melakukan revisi laporan hasil penelitian sesuai hasil diskusi dengan dosen pembimbing Prosedur penelitian yang telah dijabarkan secara lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 3.1. Persiapan
Pelaksanaan
Analisis Data
Penulisan Laporan
a. Penentuan topik b. Penyusunan proposal c. Penyusunan draft wawancara d. Perizinan
a. Wawancara b. Observasi e. Pengumpulan dokumentasi
a. Penafsiran kata-kata b. Analisis teori dan hasil
a. Penarikan Kesimpulan b. Penulisan laporan c. Revisi laporan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian