BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan
masyarakat, tempat
untuk meminjam,
menukar,
memindahkan dan menerima uang serta menerima segala macam bentuk pembayaran masyarakat. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, dimana setiap aktivitas bank berkaitan dalam bidang keuangan sehingga bank juga tidak terlepas dari masalah keuangan. Ada dua aktivitas utama yang dilakukan oleh bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat luas yang disebut sebagai aktivitas funding, dan aktivitas menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending). Bank konvensional mendapatkan keuntungan dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan, keuntungan dari selisih bunga ini dikenal dengan istilah spread based.
Universitas Sumatera Utara
1.
Kegiatan-kegiatan bank umum Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan sehari-harinya tidak
terlepas dari bidang keuangan, adapun kegiatan-kegiatan bank umum dalam menghimpun atau menyalurkan dana seperti: a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding): 1. Simpanan giro (demand deposit) 2. Simpanan tabungan (saving deposit) 3. Simpanan deposito (time deposit) b. Menyalurkan dana ke masyarakt (lending): 1. Kredit investasi 2. Kredit modal kerja 3. Kredit perdagangan c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services): 1.
Transfer (kiriman uang)
2.
Inkaso (collection)
3.
Kliring (clearing)
4.
Safe deposit box
5.
Bank card
6.
Bank notes (valas)
7.
Bank garansi
8.
Refrensi bank
9.
Bank draft
10.
Letter of credit (L/C)
Universitas Sumatera Utara
11.
Cek wisata (travellers cheque)
12.
Jual beli surat surat-surat berharga
13.
Menerima setoran-setoran lain, seperti:
14.
15.
16.
-
Pembayaran pajak
-
Pembayaran tagihan telepon
-
Pembayaran tagihan air
-
Pembayaran tagihan listrik
-
Pembayaran uang kuliah
Melayani pembayaran-pembayaran, seperti: -
Gaji/pensiun/honorarium
-
Pembayaran deviden
-
Pembayaran kupon
-
Pembayaran bonus/hadiah
Dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi: -
Penjamin emisi (underwriter)
-
Penjamin (guarantor)
-
Wali amanat (trustee)
-
Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
-
Pedagang efek (dealer)
-
Perusahaan pengelola dana (investment company)
Dan jasa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Solvabilitas 2.2.1 Pengertian Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan membayar hutang jangka panjang
baik hutang pokok dan bunganya. Menurut Kasmir (2008:151) “solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi”. Kemampuan untuk membayar hutang jangka panjang bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena cicilan hutang pokok maupun bunga pada umumnya dibayar dalam bentuk kas, dan besarnya kas sangat ditentukan dengan besarnya laba berupa kas yang diperoleh perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan solvabel bila perusahaan tersebut memiliki modal atau aktiva yang cukup untuk melunasi hutangnya. Sebaliknya perusahaan yang tidak solvabel berarti perusahaan tersebut tidak memiliki modal atau aktiva yang cukup untuk melunasi hutangnya, sehingga perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan keuangan baik untuk melunasi hutangnya tersebut ataupun untuk mencari modal tambahan. Keadaan ini akan menghambat kegiatan operasi perusahaan dan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan memiliki beberapa implikasi:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika perusahaan memperoleh penghasilan melebihi dana yang dipinjamnya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayar, maka pengembalian kepada pemilik akan lebih besar. 2. Adanya
peningkatan
dana
pinjaman,
pemilik
dapat
tetap
mempertahankan kendali atas perusahaan. 3. Pihak kreditor mengharapkan adanya dana yang disediakan pemilik sebagai marjin keamanan. Jika dana yang disediakan pemilik kecil, maka risiko bisnis akan ditanggung oleh kreditor. Umumnya bank yang memiliki rasio solvabilitas tinggi juga akan memiliki risiko kerugian yang tinggi pula, namun diimbangi dengan kemungkinan adanya peluang untuk memperoleh laba yang lebih besar. Sebaliknya, bank yang memiliki rasio solvabilitas rendah tidak berisiko tinggi, dan akan mempunyai risiko kerugian yang kecil diikuti dengan laba yang kecil terutama pada saat perekonomian melemah. Bank diharapkan mampu menetapkan keseimbangan antara tingkat pengembalian dengan tingkat risiko, agar para investor tidak enggan melakukan investasi.
2.2.2 Rasio Solvabilitas Solvabilitas bank dapat diukur dengan rasio solovabilitas bank. Karena adanya perbedaan komponen laporan keuangan bank dengan komponen laporan keuangan perusahaan nonbank, maka rasio solvabilitas bank sedikit berbeda dengan rasio solvabilitas pada umumnya. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan dimana sistem transaksinya berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan antara nasabah dengan bank itu sendiri, maka risiko yang dihadapi oleh bank lebih besar dibandingkan dengan perusahaan nonbank sehingga rasio keuangan yang digunakan disesuaikan dengan risiko tersebut. Menurut Kasmir (2008:217) “rasio solvabilitas bank terdiri dari beberapa jenis yaitu primary ratio, risk assets ratio, secondary risk ratio, capital ratio, capital risk, capital adequacy ratio, gross yield on total assets, gross profit margin on total assets, dan net income on total assets”. Namun secara umum digunakan empat dari sembilan rasio tersebut, yaitu:
a.
Primary Ratio (PR) Primary ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan terjadi dalam total aktiva yang mampu ditutupi oleh total modal, dapat dirumuskan: Primary Ratio =
b.
Equity x Capital
x 100%
Risk Assets Ratio (RAR) Risk Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah penurunan risk assets atau kegagalan pengembalian simpanan yang segera dibayarkan kepada debitor dengan jaminan modal sendiri, dapat dirumuskan :
\ Risk Assets Ratio = T
Equity Capital x100% Total Assets – Cash Assets - Securities
Universitas Sumatera Utara
Secondary risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko lebih tinggi, dapat dirumuskan: Equity Capital x 100%
Secondary Risk Ratio = Secondary Risk Capital
Secondary risk ratio diperoleh dengan mengurangkan total aset dengan kas, efek-efek (securities), dan low risk assets, dimana kelompok low risk assets termasuk aktiva tetap, inventaris dan rupa-rupa. c.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital ratio digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko karena kegagalan dalam menagih bunga yang dapat dirumuskan: Modal bank
x 100%
Capital Ratio = Aktiva Tertimbang menurut
Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecakupan modal yamg dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberiakan.
Perhitungan CAR diperoleh dari perbandingan modal
sendiri dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) yang dihitung bank bersangkutan.
Semakin besar persentase CAR suatu
bank menunjukkan semakin besar daya tahan suatu bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah. Berdasarkan The New Basle Capital Accord,
Universitas Sumatera Utara
Bank diwajibkan memelihara CAR diatas ketentuan minimum yaitu diatas 8% setiap saat (Retnadi, 2006: 11).
2.3 Pengertian Likuiditas Menurut Oliver G Wood (2005 : 336), “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo tanpa ada penundaan. Menurut
Sastradipoera
(2004
:
247),
Likuiditas
merupakan
“kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya.” Menurut Ali (2004 : 327),” Suatu bank dinilai telah memiliki tingkat likuiditas yang cukup apabila bank tersebut setiap saat dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera (current obligations) terhadap pihak ketiga atau pihak-pihak lain diluar bank.” Siamat (2005 : 340-343) mengemukakan bahwa teori manajemen likuiditas pada dasarnya adalah teori yang berkaitan dengan bagaimana mengelola dana dan sumber-sumber dana bank agar dapat memelihara posisi likuiditas dalam kegiatan opersional bank sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa teori manajemen likuiditas yang terkenal dalam perbankan adalah : 1. Commersial Loan Theory Likuiditas bank menurut teori ini akan terjamin apabila aktiva produktif bank yang terdiri dari kredit jangka pendek dicairkan dalam kegiatan usaha yang berjalan secara normal. Dan apabila bank yang bersangkutan akan memberikan kredit yang lebih panjang, hendaknya sumber dana diambil dari modal bank dan sumber dana jangka panjang. 2. Doctrine of Asset Shifiability Menurut teori ini, bank dapat segera memenuhi kebutuhan likuiditasnya dengan memberikan shifable loan atau call loan,yaitu pinjaman yang harus dibayar dengan pemberitahuan satu atau beberapa hari sebelumnya dengan jaminan surat-surat berharga. 3. Theory of Shiftable to the Market Teori ini berasumsi bahwa likuiditas suatu bank akan dapat terjamin apabila bank memiliki portofolio surat-surat berharga yang dapat segera diahlihkan untuk memporeleh uang kas atau likuiditas . 4. The Anticipated Income Theory Teori ini menyatakan bahwa bank-bank seharusnya dapat memberikan kredit jangka panjang dimana pelunasannya, yaitu cicilan pokok pinjaman ditambah bunga, dapat diharapkan dan dijadwalkan pembayarannya pada waktu yang akan datang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan. Dari kesimpulan ini maka bank dikatakan likuid apabila : 1. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi ikuiditasnya 2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari yang tersebut diatas, tetapi yang bersangkutan juga memiliki asset lainnya (khususnya surat-surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya 3. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash assets baru melalui berbagai bentuk hutang. Dalam terminologi yang hampir sama, dapat disebutkan bahwa “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk menyediakan saldo kas dan saldo harta
likud yang lain untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, khususnya
untuk : 1. Menutup jumlah reserves required; 2. Membayar check, giro berbunga, tabungan dan deposito berjangka milik nasabah yang diuangkan kembali;
Universitas Sumatera Utara
3. Menyediakan dana kredit yang diminta calon debitur sehat, sebagai bukti bahwa mereka tidak menyimpang dari kegiatan utama bank yaitu pemberian kredit. 4. Menutup berbagai macam kewajiban segera lainnya 5. Menutup kebutuhan biaya operasional perusahaan Berdasrkan pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan secara singkat bahwa likuiditasnya adalah kemampuan suatu bank atau suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Secara praktis, likuiditas suatu bank sering dikaitkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu tertentu.
Dalam hal ini,untuk
kondisi indonesia, pemerintah melalui Bank Sentral menetapkan kewajiban setiap bank untuk memelihara likuiditas wajib minimum sebesar 5% dari besarnya kewajiban terhadap pihak ketiga. Dalam ini,kewajiban kepada pihak ketiga. Menurut terminologi yang berlaku umum dalam dunia perbankan,dapat disebutkan bahwa jenis-jenis alat likuid yang dimiliki oleh bank adalah : 1. Kas atau uang tunai (kertas dan logam) yang tersimpan dalam brankas (khasanah) bank tersebut, 2. Saldo dana milik bank tersebut yang trdapat pada Bank Sentral (Saldo Giro BI); 3. Tagihan atau deposito pada bank lain,termasuk bank koresponden
Universitas Sumatera Utara
4. Chek yang diterima, tetapi masih dalam proses penguangan pada Bank sentral dan bank koresponden Dalam dunia perbankan, keempat jenis alat harta likuid tersebut sering disebut “posisi uang (money position ) bank yang bersangkutan pada saat tertentu. Adapun menurut sumbernya, suatu bank dapat memperolah alat-alat likuid yang diperlukan tersebut diatas dari berbagai sumber, yaitu: 1. Asset bank yang akan jatuh tempo : Kredit pinjaman kepada debitur atau cicilan pinjaman yang akan jatuh tempo dapat dianggap sebagai sumber likuiditas. Oleh karena itu dalam kondisi kebijakan uang ketat. Posisi likuiditas suatu bank akan rawan apabila keseluruhan portopolio kreditnya masih kategori evergreen. Surat-surat berharga, instrumen pasar uang seperti Bank Acceptance, sertifikat Bank Indonesia , dan sertifikat deposito pada bank lain yang akan segera jatuh tempo dapat pula sebagai sumber likuiditas dalam golongan ini.
2. Pasar Uang Pasar uang adalah sumber likuiditas bank. Namun harus diakui bahwa tidak setiap bank mempunyai kemampuan untuk masuk pasar uang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh besarnya suatu bank dan persepsi pasar uang atas Credit Worthines bank tersebut. Dalam hal ini, para investor yang meminjamkan uangnya ke bank akan melakukan analisa yang mendalam dan selektif terhadapa tingkat dan konsistensi
Universitas Sumatera Utara
perkembangan pendapatan bank, kualitas asset , reputasi kesehatan manajemen, dan kekuatan modal bank. 3. Sindikasi kredit Pembentukan sindikasi kredit, selain bertujuan menyiasati legal lending limit (3L) damn menyebarkan resiko, juga bertujuan untuk menjalin hubungan dengan bank-bank lain. Dengan demikian, ketika mengalami kesulitan likuiditas maka bank tersebut dapat menyidikasi sebagian portofolio kreditnya kepada bank lain untuk mengatasi masalah tersebut. 4. Cadangan Likuiditas Khususnya bank yang tidak dapat segera memperoleh dana pada saat diperlukan bank tersebut biasanya membentuk cadangan likuiditas. Cadangan likuiditas biasanya dibentuk dengan cara memelihara saldo kas dan Giro BI pada batas maksimal yang diperbolehkan. 5. Sumber dana yang sifatnya Last Resort Salah satu sumber likuiditas yang sifatnya last resort, yang umum digunakan oleh kebanyakan bank adalah fasilitas line of credit dari bank lain. Bank yang menjalin hubungan keresponden dengan bank lain kemungkinan dapat meminta fasilitas stand by line of credit dari bank korespondennya tersebut. Selain itu, Bank Sentral bertindak sebagai leader of last resort untuk dunia perbankan atau lembaga keuangan bukan bank.
Namun bantuan dana dari Bank Sentral
biasanya baru akan dimanfaatkan oleh bank yang kesulitan likuiditas
Universitas Sumatera Utara
apabila sumber-sumber likuiditas lainnya tidak cukup untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dialaminya. Secara akuntansi perbankan, jenis-jenis alat likuid dan sasaran penggunaannya untuk memenuhi kewajiban pihak ketiga selalau termuat dalam laporan keuangan bank bersangkutan secara periodik, baik harian, bulanan maupun tahunan. Rasio Keuangan yang digunakan penelitian ini adalah : 2.3.1 Rasio Likuiditas LDR (Loan to Deposit Ratio) Menurut Riyadi (2004; : 146) menyatakan bahwa
“LDR adalah
perbandingan antara total kredit yang diberikan denga total dana pihak ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank.
LDR akan menunjukkan tingkat
kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.”
Jumlah Kredit LDR = 100 % Total Dana Pihak ketiga
x 100 %
Universitas Sumatera Utara
2.4
Kinerja keuangan 2.4.1
Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya Dari pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prosfek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada.
Suatu perusahaan dapat
dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.
2.4.2
Pengukuran kinerja keuangan
Pengukuran Kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatanoperasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Universitas Sumatera Utara
Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,mengin terprestasi dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam, yaitu menurut Jumingan (2006:242): a) Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik
analisi
dengan cara membandingkan Laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif). b) Analisis Tren (Tendensi Posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. c) Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing- masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang. d) Analisis Sumber dan penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan Modal Kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. e) Analisis sumber dan Penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
f) Analisis rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetaui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan. g) Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. h) Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2.4.3 Analisis Rasio Keuangan Pengertian Analisis Rasio Keuangan Menurut
Roos ,Westerfield, Jordan
(2004:78)
Rasio keuangan
adalah “Hubungan yang dihitung dan informasi keuangan suatu perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan”. Sedangkan menurut Jumingan (2006:242)
“Analisis
Rasio
keuangan
merupakan
analisis
dengan
membandingkan satu pos laporan dengan pos laporan keuangan lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu,baik dalam neraca maupun laporan laba rugi”.
Rasio
mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain. Dengan menggunakan metode analisis seperti berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya
Universitas Sumatera Utara
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Teknik analisis rasio memiliki keunggulan sebagai berikut : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang di sajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain 4. Sangat
bermanfaat
untuk
bahan
dalam
mengisi
model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score) 5. Menstandarisir ukuran (size) perusahaan 6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series” 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang Teknik analisis di samping memiliki keunggulan juga memiliki keterbatasan teknik seperti : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan
yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik seperti :
Universitas Sumatera Utara
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif. b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar. c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio . d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapakan berbeda oleh perusahaan yang berbeda
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sesuai 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.5
Profitabilitas 2.5.1 Pengertian Profitabilitas Keuntungan
merupakan
tanda
tercapainya
keberhasilan
suatu
perusahaan, namun keberhasilan tersebut perlu ditelaah lebih jauh apakah keuntungan yang diperoleh sudah menggunakan sumber-sumber daya secara efektif dan efisien. Untuk mengetahuinya perlu dilakukan penelitian lebih
Universitas Sumatera Utara
lanjut tehadap berbagai komponen keuangan perusahaan, salah satu tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut Warsono (2003:36) “profitabilitas adalah benih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan”. Beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan besarnya pendapatan. Dari profitabilitas perusahaan dapat diketahui tingkat efektivitas manajemen dan ditunjukkan oleh besarnya laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan maupun investasi pada aktiva produktif.
2.5.2 Rasio Pengukuran Profitabilitas Dalam dunia perbankan, rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Kasmir (2008:234) “rasio profitabilitas digunakan untuk mengkur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan”. Adapun jenis-jenis profitabilitas pada bank antara lain: a.
Gross Profit Margin (GPM) Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya. Operating income – operating GPM =
x 100 % expense
Universitas Sumatera Utara
b.
Net Profit Margin (NPM) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Net income x 100%
NPM = Operating Iincome
c.
Return on Equity Capital (ROU) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. Net income x 100%
Return on Equity Capita il = Equity Capital d.
Return on Total Assets a) Gross Yield on Total Assets Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset. Operating Income x 100%
Gross Yield on Total Assets = Total Assets
Universitas Sumatera Utara
b) Net Income Total Assets Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall.
Net Income
x 100 %
Net Income Total Assets = Total Assets
e.
Rate Return on Loans Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya. Interest Income
Rate Return on Loans =
f.
x 100%
Interest Margin on Earning Assets Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya.
Interset Margin on Earning g.
=
Interest Income – Interest Expense
x 100%
Interest Margin on Loans Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan kreditnya. Interset Margin on Loans =
Interest Income – Interest Expense
x 100%
Universitas Sumatera Utara
h.
Leverage Multiplier Leverage
Multiplier
merupakan
alat
untuk
mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya kerena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. Total assets x 100%
Leverage = Total Equity
i.
Asset Utilization Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating income dan nonoperating income. Asset utilization = =
j.
Operating Income – Nonoperating Income
x 100%
Interest Expense Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya terhadap total deposit yang ada pada bank. Interest Expense Ratio =
Interest Expense
x 100%
Universitas Sumatera Utara
k.
Cost of Fund Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Cost of Fund
=
Interset Expense
x 100%
l. Cost of Efficiency Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memperoleh earning assets. Total Expense Cost of Efficiency =
x 100% Total Earning
m. Earning Per Share Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin besar laba yang disediakan bagi pemegang saham, artinya EPS merupakan ukuran tingkat kesejahteraan para pemegang saham. Oleh karena itu, para investor lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang menawarkan saham dengan nilai EPS yang tinggi.
Net Income x 100%
Earning Per Share = Out standing Stock
Universitas Sumatera Utara
2.6
Saham 2.6.1 Pengertian Saham Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer
diantara surat berharga lainnya yang adalah di pasar modal dan dikenal luas didalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, 2006 :6).
Saham berwujud selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Pada
umumnya, saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak di perdagangkan di pasar modal (Anoraga< 2006:58). Menurut Damardji (2006 : 7) ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham,yaitu : a) Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas : 1. Saham biasa (common stock). Yaitu saham menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junio r dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas : 1. Saham atas unjuk (bearer stock), merupakan saham dengan nama pemiliknya, tujuannya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham atas nama (registred stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. c. Ditinjau dari kinerja perdagangan,maka saham dapat dikategorikan atas : 1. Saham unggulan (blue chip stock),yaitu saham biasa dari suatu
emiten
yang
memiliki
reputasi
tinggi,sebagai
pemimpin atau (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar deviden. 2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu amiten yang memiliki kemampuan dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3. Saham pertumbuhan (growth stock-well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri,namun memiliki ciri growth stock. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang populerdi kalangan emiten. 4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham emiten yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun. Meskipun belum dapat dipastikan, akan tetapi saham ini memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa yang akan datang . 5. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2.6.2 Harga Saham Harga saham (market price) merupakan harga pada dasar rill dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006 :59). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari kondisi emiten dimana mereka menginvestasikan uang dan mengamati
pergerakan
saham
di
bursa
secara
keseluruhan
karena
Universitas Sumatera Utara
perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkan. Perusahaan jika dalam laporan keuangannya menuliskan adanya laba bersih yang tinggi, kemudian hasil rapat umum pemegang saham tersebut menetapkan sebagian keuntungan tersebut akan dibagikan dalam bentuk dividen, maka sudah pasti secara otomatis harga saham tersebut akan melonjak tajam. Alasan karena semua investor ingin kebagian dividen dengan memiliki saham tersebut. Disinilah hukum permintaan dan penawaran tewrjadi (Arifin, 2004 : 46). Menurut Basir (2005: 63), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik.
Hal
tersebut kemungkinan karena banyaknya order yang dimasukkan ke system JATS (Jakarta Automated Trading System). Dilantai perdagangan Bursa Efek Jakarta terdapat lebih dari 400 terminal komputer dimana para pialang di lantai bursa (floor trader) dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masukknya order-order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu. Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. 2. Open atau opening price menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi. 3. High atau highest price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 4. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 5. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 6. Change menunjukkan selisih antara harga penutupan hari sebelumnya dengan hari terakhir yang terjadi atau selisih antara previous dengan last. Jika nilai pada change positif, misalnya + 100 artinya harga saham tersebut lebih tinggi 100 jika dibandingkan hari sebelumnya. Jika nilai pada change negatif misal -50, artinya harga saham tersebut turun 50 jika dibandingkan hari sebelumnya. 7. Close atau closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing price suatu saham ditentukan pada akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Ringkasan Teori dari Jurnal “Financial Performance of Privatized State-Owned Enterprises (SOEs) in Vietnam Beberapa karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, antara lain : 1. Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam perusahaan 2. Ultimate Control, artinya pemegang saham (secara kolektif)akan menentuksn arah dan tujuan perusahaan. 3.
Residual Claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapatkan pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden)dan sisa aset dalam pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan.
Kondisi
ekonomi
merupakan
salah
satu
informasi
teknikal
yangmerupakan dasar dari analisis sekuritas, dimana jika kondisi ekonomi buruk, maka kemungkinan besar tingkat kembalian saham -
saham yang
beredar akan merefleksikan penurunaan yang sebanding namun jika kondisi ekonomi baik, maka refleksi harga saham baik juga.
Universitas Sumatera Utara
Dipasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi : 1. Sebagai indikator trend pasar 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan 3. Sebagai tolak ukur 4. Menfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative Investasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : Real Assets dan Financial Asset. Real Aset sadalah investasi yang secara fisik dapat dilihat seperti tanah, gedung,real estate atau logam mulia seperti : emas, pera, dan berlian. Dan Financial Asset adalah investasi yang secara fisik tidak dapat dilihat seperti sertifikat,atau surat berharga menunjukkan kepemilikan asset keuangan seperti saham atau obligasi. Profitabilitas menjadi alat ukur kemampuan untuk mendapatkan laba, rendahnya profitabilitas akan menunjukkan rendahnya laba dalam perusahaan, sebaliknya profitabilitas yang tinggi menunjukkan laba yang tinggi yang selanjutnya menaikkan harga saham perusahaaan BUMN. Faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham BUMN dikelompokkan kedalam empat kategori besar, yaitu: 1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit diketahui waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak
Universitas Sumatera Utara
pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apapun terhadap pergerakan nilai tukar. 2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan analisis fundamental.
Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan
fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa
dampak
signifikan
terhadap
perubahan
dalam
fundamental ekonomi perubahan kebijakan ini juga mempengaruhi nilai mata uang. 3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. 4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Ringkasan teori dari journal “The relationship Between Working Capital Management and Profitability of Listed Companies in the Athens Stock Exchange” Kegiatan perbankan yang kompleks dapat menyebabkan potensi risiko yang tinggi dan pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari risiko kredit atau dikenal dengan istilah Non Performing Loan (LPL). Bank harus berhati hati dalam menyalurkan kredit agar tidak terjadi NPL yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu cara untuk mengurangi risiko yang ada bank biasanya mencari alternatif investasi lainnya yang lebih rendah risiko salah satu menempatkan dananya pada instrumen keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia yang memiliki risiko rendah tetapi memberikan kepastian hasil. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Kredit Perbankan Dana Pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan perbankan dan dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan operasinya.
Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk
ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk
kredit hampir semua bank mengandalkan
penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran kredit oleh karena itu pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Kredit Perbankan Return On Asset (ROA) adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga diperkirakan ROA dan kredit memiliki yang positif . Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Kredit Perbankan Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya financial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. Dengan kata lain besarnya CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit.
Sebagai implikasi manajer, bagi
manajemen perbankan disarankan untuk dapat meningkatkan penghimpunan DPK secara optimal karena variabel DPK berpengaruh secara dominan terhadap penyaluran kredit. 2.7
Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah tinjauan terdahulu yang diuraikan sebagai berikut:
•
Khendy (2009) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktuk yang go public. Penelitian dilakukan selama lima belas triwulan yaitu dari tahun 2004 hingga 2008. Penelitian ini menggunakan variabel dependen net interest margin dan variabel independen harga saham. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel independen berpengaruh Secara simultan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
•
Firdayanti (2006) meneliti tentang Analisis pengaruh aset, likuiditas dan efisiensi terhadap rasio kecukupan modal perbankan yang terdaftar di BEJ Penelitian ini dilakukan selama periode 2002-2005 Penelitian ini menggunakan variabel dependen debt to equity ratio,loan to deposit ratio,return on equity independen return on asset. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
•
Eka Prasetya (2009) meneliti tentang analisis pengaruh variabel kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Periode 2006-2008. Penelitian ini menggunakan
veriabel dependen debt to equity ratio, return on asset, capital adequacy ratio dan variabel independen harga saham. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti (tahun)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Khendy (2009)
Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaaan manufaktur yang go public.
Variabel dependen: net interest margin Independen: harga saham
Variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
2.
Firdayanti (2006)
Variabel dependen: debt to equity ratio,Loan to Deposit Ratio, Return on Equity Independen: return on Asset
Variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
3.
Eka prasetya (2009)
Analisis pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Dan Efisiensi terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang Terdaftar Di BEJ Analisis pengaruh Variabel kinerja kauangan terhadap harga saham pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI
Variabel dependen : DER,ROA,CAR Independen: Harga saham
DER secara parsial berpengaruh signif ikan terhadap Harga Saham/ MP. Secara simultan ROA, CAR memiliki pengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.8.1 Kerangka Konseptual Faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan sendiri adalah faktor fundamental perusahaan, dimana untuk menganalisis faktor fundamental suatu perusahaan digunakan analisis rasio keuangan. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham (Arifin, 2004
:
116) dan begitu juga sebaliknya, semakin
menurun kinerja keuangan perusahaan maka semakin besar kemungkinan menurunnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu, keadaan suatu perusahaan akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan di tanggung oleh investor. Saham-saham yang bagus, biasanya disebut dengan saham blue chip, memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis saham lainnya hal ini disebabkan karena faktor fundamental emitennya sangat bagus, baik dalam hal kondisi keuangannya, manajemennya, hingga keunggulan-keunggulan lain yang bersifat Comperative Advantage.
Analisis rasio keuangan dapat digunakan dalam memastikan kondisi emiten dalam keadaan bagus atau dalam keadaan yang tidak bagus. Rasiorasio yang sering digunakan untuk menganalisis kinerja suatu bank adalah rasio solvabilitas, likuiditas, dan rasio profitabilitas (Abdullah, 2005 : 120). Dalam penelitian ini, rasio kinerja bank diwakili oleh CAR, rasio likuiditas diwakili oleh LDR, dan rasio solvabilitas diwakili oleh ROA.
Universitas Sumatera Utara
JUSTIFIKASI Kinerja Keuangan yang diwakili Variabel CAR, LDR, ROA terhadap Harga Saham yakni : Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, maka bank yang memiliki CAR yang tinggi akan mempengaruhi harga saham perbankan yang tinggi pula dan sebaliknya semakin rendah CAR perusahaan Perbankan maka Harga Saham Perusahaan Perbankan tersebut semakin rendah.. Tingginya LDR menunjukkan semakin besar risiko likuiditas bank, dan semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit, sehingga HargaSaham perusahaan perbankan tersebut semakin tinggi (Edginarda, 2012). sebagai ukuran kinerja ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan.
Jika dihubungkan ketiga variabel
tersebut dengan harga saham, investor cenderung lebih menyukai CAR dan ROA yang tinggi serta LDR yang rendah. Hal ini disebabkan dengan CAR dan ROA semakin tinggi serta LDR yang semakin rendah menunjukkan semakin baik kinerja emiten. Dengan demikian semakin baik kinerja suatu emiten akan semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham (Arifin, 2004 : 116). Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar dibawah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Capital Adequacy Ratio ( CAR ) Loan to Deposit Ratio ( LDR )
Harga Saham (Y)
Return on Assets ( ROA ) ( X3 )
2.8.2 Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008:49) “hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”.
Preposisi merupakan ungkapan
atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan fenomena-fenomena. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kinerja Keuangan yang
diwakili oleh : Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Return on Assets (ROA) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara