BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Reksa Dana 2.1.1. Pengertian Reksa Dana Secara umum, reksa dana adalah kegiatan manajer investasi dalam menerima dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya mengelola dana tersebut kedalam berbagai jenis sekuritas. Menurut Situmorang (2008;61), reksa dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalah hal ini merupakan sekumpulan saham, obligasi, dan efek lain yang dibeli oleh investor. Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 telah diberikan definisi sebagai berikut: βReksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasiβ. Dengan kata lain, reksa dana merupakan wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manajer atau manajer investasi. Manajer investasi dengan bekal keahlian yang profesional, mengelola dana tersebut pada suatu jenis investasi yang dianggap paling menguntungkan. Sesuai dengan definisi yang telah disebutkan di atas reksa dana memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut:
10 Universitas Sumatera Utara
1. Kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang menginvestasikan dananya ke reksa dana dengan berbagai variasi. 2. Reksa dana diinvestasikan pada efek-efek yang dikenal dengan instumen investasi seperti saham, obligasi, sertifikat deposito dan lain-lain. 3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi sebagai lembaga harus memiliki ijin perusahaan untuk mengelola dana dimana ijin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut wajib memiliki orang yang memiliki ijin sebagai pengelolanya. 4. Reksa dana merupakan jenis investasi jangka menegah dan jangka panjang. Jangka menengah dan jangka panjang adalah refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya melakukan investasi kepada instrumen jangka panjang, seperti obligsi dan saham. Menurut Pratomo (2009:43), reksa dana cocok untuk investor individu dikarenakan setidaknya reksa dana dapat menyediakan dua fasilitas yang tidak mungkin dimiliki oleh investor individu, yakni: 1. Skala ekonomis (Economic of Scale), yaitu suatu investasi yang akan menguntungkan dengan biaya minimal dengan mencapai kapasitas tertentu. Dimana untuk mencapai kapasitas tertentu inilah yang sulit dicapai oleh investor individu yang memiliki dana terbatas. Reksa dana dapat mewujudkannya karena dana yang terbatas yang dimiliki oleh investor
11 Universitas Sumatera Utara
individu, akan digabungkan oleh manajer investasi, dan akan dapat digunakan untuk melakukan investasi dalam skala besar. 2. Reksa dana dikelola secara profesional. Jika investor di asumsikan sebagai investor awam, maka terlalu tinggi risiko yang dihadapi. Di sisi lain, risiko yang tinggi ini belum tentu diikuti oleh tingkat pengembalian yang tinggi. Reksa dana memiliki tenaga professional dalam bidang investasi yang dinamakan manajer investasi, manajert investasi adalah seorang yang telah ahli dan telah diberikan ijin oleh Baddan pengawas pasar Modal untuk dapat memberikan pelayanan kepada para investor individu.
2.1.2. Pengelolaan Reksa Dana Sesuai dengan peraturan Kep. 19/PM/1996 dan Kep.07/PM/2007 tentang pedoman pengelolaan reksa dana, sepenuhnya hanya dapat dilakukan oleh manajer investasi yang telah memperoleh ijin dari BAPEPAM & LK. Di dalam pengelolaan reksa dana terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam mengelola reksa dana yaitu manajer investasi dan bank kustodian yang wajib menyimpan kekayaan reksa dana. Manajer investasi dan Bank kustodian memiliki kewajiban dan larangannya masingβmasing.
1. Manajer Investasi Manajer Investasi merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksa dana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor.
12 Universitas Sumatera Utara
Manajer Investasi harus memiiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi syarat-syarat yang diajukan. Salah satunya adalah paling tidak ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah mendapat ijin perorangan sebagai Wakil Manajer Investasi yang baru diperoleh setelah calon Wakil Manajer Investai tersebut mengikuti ujian yang diadakan oleh Asosiasi Standar Profesi Pasar Modal. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau untuk mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan undang-undang yang berlaku. Menurut Simatupang (2010:164) ada beberapa tugas dan pedoman perilaku manajemen investasi. Adapun tugas manajer investasi adalah : a. Mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah b. Mengelola reksa dana c. Mengadakan riset atas efek d. Menganalisis kelayakan investasi.
2. Bank Kustodian Bank Kustodian merupakan salah satu fungsi yang dimiliki oleh Bank Umum sebagai tempat penyimpanan kekayaan serta administrator reksa dana, yang meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer 13 Universitas Sumatera Utara
investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) Undangundang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. Ada beberapa kewajiban bank kustodian sesuai peraturan BAPEPAM, yaitu: a. Memberikan jasa penitipan kolektif b. Menghitung NAB setiap hari bursa c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan reksa dana sesuai perintah manajer investasi d. Meyimpan catatan terpisah tentang setiap pemegang unit penyertaan reksa dana e. Membuat ketentuan pembukuan dana pelaporan f. Membukukan semua perubahan dalam portofolio, jumlah unit penyertaan, biaya-biaya pengelolaan, dividen, pendapatan bunga dan pendapatan lain sesuai dengan ketentuan BAPEPAM & LK g. Membuat rekening terpisah bagi kekayaan reksa dana h. Membayar kepada pemegang unit setiap pembagian uang tunai yang ditatapkan dalam kontrak i. Menyelesaikan transaksi efek sesuai instruksi manajer investasi.
2.1.3. Jenis Reksa Dana Berikut ini adalah jenis atau produk reksa dana yang ada pada saat ini berdasarkan peraturan BAPEPAM:
14 Universitas Sumatera Utara
1. Reksa Dana Konvensional Reksa dana konvensional (reksa dana biasa) adalah reksa dana yang dapat dibeli atau dijual kembali oleh investor setiap saat tergantung tujuan investasi, jangka waktu, dan profil risiko investor. Produk reksa dana konvensional (biasa) adalah sebagai berikut : a. Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam efek besifat ekuitas. Reksa dana saham mempunyai ciri-ciri antara lain : 1) Risiko paling tinggi 2) Fluktuasi sangat sering dan tajam 3) Strategi investasi harus bersifat jangka panjang 4) Manajemen fee paling tinggi dari seluruh jenis reksa dana 5) Cocok bagi investor yang bertipe Risk Taker (investor yang berani mengambil risiko). Menurut Pratomo (2009:73), efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi dibandingkan efek lainnya berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. Pratomo menambahkan bahwa, investasi pada reksa dana saham adalah jenis investasi yang sangat menjanjikan. Investasi pada efek saham merupakan investasi yang tergolong investasi jangka panjang, yang akan memberikan hasil
15 Universitas Sumatera Utara
investasi yang lebih besar daripada deposito maupun obligasi. Namun, dalam jangka pendek, terdapat risiko karena harga-harga saham yang selalu berfluktuasi. Bila dibandingkan dengan reksa dana jenis lainnya, reksa dana saham memberikan potensi pertumbuhan
nilai yang lebih besar, demikian juga
risikonya. Reksa dana saham menjadi alternatif menarik bagi investor yang mengerti potensi investasi pada saham untuk jangka panjang sehingga dana yang digunakan untuk berinvestasi merupakan dana unutk kebutuhan jangka panjangnya. Dengan demikian, risiko fluktuasi nilai investasinya, yang mungkin saja suatu saat menjadi negatif dalam jangka pendek, tidak membuat gusar dan melakukan tindakan yang justru akan merugikan dirinya. Jadi selai harus mengerti bahwa investasi saham merupakan investasi jangka panjang, investor juga harus mengerti dan bersedia menerima risiko investasi yang menyertainya. Dengan berinvestasi melalui reksa dana saham, investor dapat memperoleh banyak manfaat dibandingkan jika investor harus melakukannya secara individu. Manajer investasi bersama bank kustodian akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh investor professional dalam melakukan aktivitas investasinya. Menganalisis dan memilih efek saham yang akan dibeli maupun dijual, kapan dan berapa banyak efek yang akan diperdagangkan, serta menyimpan dan melakukan administrasi. Dengan berinvestasi melalui reksa dana saham maka investor terbebas dari kerumitan berinvestasi pada efek saham.
16 Universitas Sumatera Utara
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa dana pendapatan tetap adalah suatu reksa dana yang menanamkan modalnya di efek yang bersifat utang seperti obligasi.
c. Reksa dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% aktivanya dalam efek yang bersifat utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, seperti deposito berjangka.
d. Reksa Dana Campuran Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandinganya termasuk seperti reksa dana saham, pendapatan tetap, dan pasar uang.
2. Reksa Dana Terstruktur Reksa dana terstruktur adalah reksa dana yang hanya dapat dibeli atau dijual kembali oleh investor pada saat tertentu saja yang ditentukan oleh manajer investasi. Jenis-jenis reksa dana terstruktur adalah sebagai berikut : a. Exchange Traded Fund (ETF) Exchange traded fund (ETF) adalah sebuah reksa dana yang merupakan suatu inovasi dalam dunia industri reksa dana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka dimana unit penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa. Exchange traded fund (ETF) merupakan kombinasi dari reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka dan exchange traded fund (ETF) ini biasanya merupakan reksa dana yang mengacu kepada indeks saham. Exchange traded fund (ETF) 17 Universitas Sumatera Utara
lebih efisien daripada reksa dana konvensional, karena unit penyertaannya diperdagangkan langsung di bursa setiap hari menyerupai reksa dana tertutup (dimana tidak dapat dijual kembali kepada manajer investasi).
b. Reksa Dana Terproteksi (Protected Fund) Reksa dana ini diinvestasikan pada instrumen surat hutang, biasanya pada obligasi yang hampir jatuh tempo. Khusus pada reksa dana ini umurnya biasanya pendek sesuai dengan jatuh tempo surat hutang yang dibelinya.
c. Reksa Dana Syariah Reksa dana syariah mengandung pengertian sebagai reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syari'at Islam. Reksa dana syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam.
d. Reksa Dana Indeks (Index Fund) Reksa dana indeks (Index Fund) adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri dari atas efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-kurangya 80% dari NAB diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut.
2.1.4. Kinerja Reksa Dana Kinerja reksa dana merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh suatu reksa dana dalam memberikan kepuasan bagi para investor yakni berupa peningkatan kekayaan. Dimana kinerja reksa dana dapat menggambarkan
18 Universitas Sumatera Utara
kemampuan manajer investasi dalam mengelola portofolio efek sesuai dengan jenis reksa dana yang bersangkuatan. Menurut Hermawan (2016), penilaian terhadap kinerja reksa dana penting dilakukan, karena dengan melakukan penilaian terhadap kinerja reksa dana dapat mengetahui kemampuan reksa dana dalam menghasilkan keuntungan dan bersaing dengan reksa dana jenis lainnya dimana metode dalam pengukuran kinerja reksa dana harus berkaitan dengan return dan risiko (risk-adjusted performance). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Zubir (2011:249), juga menjelaskan bahwa sangat penting bagi investor yang menggunakan jasa manajer investasi profesional untuk mengevaluasi kinerja investasi yang ditangani oleh manejer tersebut, dimana para investor dapat mengevaluasinya dengan melihat kinerja portofolio para manajer investasi tersebut. Prtomo (2009:204) menjelaskan bahwa kinerja portofolio tidak bisa dilihat melalui tingkat return yang dihasilkan portofolio saja, tetapi juga harus memperhatikan fakor lain seperti tingkat risiko portofolio. Beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukkan faktor risiko adalah Indeks Sharpe, Indeks Treynor dan Indeks Jensen.
1. Indeks Sharpe. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungan pada konsep garis pasar modal (capital market line) atau lebih dikenal dengan istilah Reward to Variability Rasio (RVAR) sebagai patok (benchmark) yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Premi risiko adalah selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio dengan rata-rata investasi bebas 19 Universitas Sumatera Utara
risiko yakni tingkat Suku Bunga Indonesia (SBI). Dalam teori portofolio, standar deviasi merupakan penjumlahan dari risiko pasar (systematic risk) dan (unsystemic risk). Tujuan dari Indeks Sharpe adalah mengukur sejauh mana diversivikasi portofolio yang optimal yang menghasilkan keuntungan dengan risiko tertentu. Semakin tinggi nilai pengukuran Sharpe maka semakin baik pula kinerja reksa dana. Indeks Sharpe dapat diukur sebagai berikut:
ππππ =
π
π
ππ β π
π
πΉπΉ ππππ
Keterangnan: Sp= Indeks Sharpe Rp = Rata-rata Pengembalian dari Portofolio dalam suatu Periode Rf = Rata-rata Risk-free rate ( Tingkat Suku Bunga Indonesia) Ξ£p = Standar Deviasi dari Return Portofolio suatu Periode 2. Indeks Treynor Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Indeks Treynor menggunakan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti halnya Indeks Sharpe. Garis pasar sekuritas (security market line) adalah garis yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (diukur dengan beta). Indeks Treynor diformulasikan sebagai berikut: 20 Universitas Sumatera Utara
ππππ =
Keterangan :
π
π
ππ β π
π
πΉπΉ π½π½ππ
Tp = Indeks Treynor Rp = Return Portofolio selama Periode Pengamatan Rf = Rata-rata Risk-free rate ( Tingkat Suku Bunga Indonesia) Ξp = Beta Portofolio 3. Indeks Jensen Pengukuran Jensen bertujuan untuk menghitung tingkat pengembalian di atas komdisi pasar dengan melihat dari beta dan tingkat pengembalian di atas pasar (themeasure of differential return). Pengukuran tersebut untuk menilai kinerja manajer investasi yang didasarkan atas seberapa besar manajer investasi mampu memberikan tingkat pengembalian di atas tingkat pengembalian pasar. Makin tinggi nilai Ξ±, makin baik kinerjanya. Indeks Jensen dapat dicari dengan rumus:
Keterangan :
πΌπΌππ = π
π
ππ β οΏ½π
π
πΉπΉ + π½π½ππ (π
π
ππ β π
π
πΉπΉ )οΏ½
Ξ±p = Indeks Jensen Rp = Return Portofolio selama Periode Pengamatan Rf = Rata-rata Risk-free rate ( Tingkat Suku Bunga Indonesia) Ξp = Return Benchmark Rm = Beta Portofolio 2.1.5. Fund Size Fund size merupakan ukuran dari nilai portofolio efek suatu reksa dana yang dapat dilihat dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV).
21 Universitas Sumatera Utara
Menurut Simatupang (2010:159) investor dapat melihat kinerja suatu produk reksa dana dari NAB masing-masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana. Nilai aktiva bersih suatu reksa dana dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu. Secara umum NAB suatu reksa dana sangat tergantung kepada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio reksa dana yang bersangkutan. NAB per unit merupakan harga beli per reksa dana yang harus dibayarkan seorang investor apabila ingin membeli suatu unit penyertaan atau reksa dana. NAB reksa dana dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai masing-masing efek
yang dimilikinya berdasarkan harga pasar penutupan efek
yang
bersangkutan, kemudian menguranginya dengan kewajiban-kewajiban reksa dana, seperti biaya manajer investasi, biaya bank kustodian, biaya audit oleh akuntan publik, dan biaya lainnya.
2.1.6. Expense Ratio Expense ratio adalah perbandingan antara beban operasi dalam satu tahun dengan rata-rata nilai asset bersih dalam satu tahun, expense ratio menunjukkan seberapa βmahalβ manajer investasi dalam menjalankan suatu reksa dana, seberapa besar biaya yang dikenakan menejer investasi kepada para investor sehubungan dengan kegiatan manajer investasi dalam mengelola keuangan investor. Menurut Pratomo (2009:61), besar kecilnya biaya-biaya yang dikenakan manajer investasi kepada para investor akan berpengaruh negatif terhadap hasil investasi yang akan diterima para investor. Perhitungan pengenaan biaya-biaya dilakukan pada saat perhitnungan nilai kativa bersih per uit sehingga hasil
22 Universitas Sumatera Utara
investasi yangh sudah diketahui oleh investor melalui perubahan harga nilai aktiva bersih per unit sudah merupakan hasil bersih setelah dikurangi biaya. Investor reksa dana dikenakan biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya yang secara langsung dikenakan kepada para investor terdiri dari biaya pembelian yang berkisar antara 1-3% dari nilai transaksi pembelian, dan biaya penjualan kembali antara 1-2% dari transaksi penjualan kembali. Sedangkan biaya yang secara tidak langsung dikenakan kepada para investor meliputi biaya manajer investasi, biaya bank custodian, biaya transaksi, biaya auditor, dan biaya lain-lainnya yang berkenaan dengan pengelolaan investasi. Biaya ini dikatakan tidak secara langsung dibebankan kepada para investor karena dibebankan kepada kekayaan reksa dana.
2.1.7. Turnover Ratio Turnover ratio adala perbandingan nilai pembelian atau penjualan portofolio dalam satu tahun mana yang lebih rendah dengan rata-rata niali aset bersih dalam satu tahun. Turnover ratio digunakan untuk mengukur trading activity dari suatu portofolio reksa dana. Apabila rasio perputaran pasif, manajer investasi melakukan stategi pasif dalam penjualan dan pembelian. Angka perbandingan tersebut menggambarkan gaya manajer investasi dalam mengelola reksa dana,apakah aktif dan berorientasi jangka pendek ataupasif dan berorientasi jangka panjang. Reksa dana dengan turnover ratio yang tinggi menunjukkan perubahan portofolio dari reksa dana tersebut tinggi, artinya manajer investasi melakukan aktifitas pembelian maupun penjualan isi portofolio dengan frekuensi yang tinggi dalam usaha mengantisipasi perubahan pasar. Sedangkan angka 23 Universitas Sumatera Utara
turnover ratio yang kecil menggambarkan strategi pasif yang dilakukan oleh manajer investasi, strategi pasif bertujuan untuk menyusun portofolio sesuai dengan prefensi risiko atau pola arus kas yang mereka inginkan. Menurut Bodie (2008:156), reksa dana dengan tingkat perputaran yang tinggi bisa dianggap βtidak efisien dalam pajakβ. Perputaran tersebut mengukur bagian portofolio yang akan berganti disertai dengan pajak yang tidak terpisahkan dari kegiatan jual beli efek. Semakin sering tingkat perputaran portofolio maka semakin sering pula portofolio tersebut terkena pajak.
2.1.8. Fund Age Fund age ialah usia dari reksa dana yang mengindikasikan kapan suatu reksa dana mulai diperdagangkan. Usia dari reksa dana dapat memainkan peranan dalam menentukan kinerja karena reksa dana dengan usia yang muda mungkin akan menghadapi biaya yang lebih tinggi pada periode awal mereka. Banyak investor yang lebih menyukai reksa dana yang berumur lebih lama. Reksa dana yangmemiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya.
2.1.9. Cash Flow Menururt Pratomo (2009:190), Cash Flow merupakan arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas memperlihatkan jumlah
laba bersih ditambah
depresiasi, yang secara aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan invesatasi di fixed asset dan modal kerjanya yang
24 Universitas Sumatera Utara
penting untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham.
2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Evalarazke (2011) yang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa Dana, dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana. Hasil penelitian menyatakan expense ratio, turnover ratio dan ukuran reksa dana berpengaruh positif terhadap kinerja, sedangkan cash flow berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Kurniadi (2014) juga melakukan penelitian dengan judul Analisis Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2010-2012). Hasil penelitiannya menunjukan adanya pengaruh positif yang signifikan antara ukuran reksa dana, usia reksa dana dan cash flow terhadap kinerja reksa dana. Terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara expense ratio terhadap kinerja reksa dana, sedangkan turnover ratio satu-satunya variabel independen yang berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana meskipun tidak signifikan. Utami (2014) juga melakukan penelitian kinerja reksa dana dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Past Performance, Fund Cash Flow, Fund Size, Fund Longevity, Family Fund Size Terhadap Kinerja Reksa dana. Hasil penelitiannya menyatakan past performance dan cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan ukuran dana, usia dana, dan 25 Universitas Sumatera Utara
family size berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Kemudian dari swedia ada Magnus, et al. (2000) yang melakukan penelitian dengan judul Performance and Characteristics of Swedish Mutual Fund Dahlquist. Dimana hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa turnover menjadi satu-satunya variabel independen yang berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana, berbanding terbalik dengan expense ratio yang berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana, dan terdapat pengaruh yang negatif meskipun tidak signifikan antara fund size dan cash flow terhadap kinerja reksa dana. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
N0
1
Nama (Tahun)
Judul Penelitian
Hermawan, et al. (2016)
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Ukuran Reksa Dana, dan Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana
Variabel Penelitian
Teknik Analisis Data
Dependen: Kinerja Reksa Dana
Regresi Linear Berganda
Independen: 1. Inflasi 2. Suku Bunga 3. Ukuran Reksa Dana 4. Umur Reksa Dana
Hasil Penelitian
1. Ukuran reksa dana memiliki pengaruh yang positif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. 2. Umur reksa dana memiliki pengaruh yang positif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. 3. Inflasi bepengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 4. Suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana.
26 Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1 No 2
3
4
Nama (Tahun)
Judul Penelitian
Aldora, et al. (2015)
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia
Utami (2014)
Kurniadi (2014)
Analisis Pengaruh Past Performance, Fund Cash Flow, Fund Size, Fund Longevity, dan Family Fund Size Terhadap Kinerja Reksa Dana
Analisis Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 20102012)
Dependen: Kinerja Reksa Dana
Teknik Analisis Data Regresi Linear Berganda
Independen: 1. Lama pengalaman pengelola 2. Expense Ratio Dependen: Kinerja Reksa Dana
Regresi Linear Berganda
Variabel Penelitian
Independen: 1. Past Performance Fund 2. Cash Flow 3. Fund Size 4. Fund Longevity 5. Family Fund Size
Dependen: Kinerja Reksa Dana Independen: 1. Fund Size 2. Expense Ratio 3. Turnover 4. Fund Age 5. Cash Flow
Regresi Linear Berganda
Hasil Penelitian 1. Lamanya pengalaman pengelola berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. 2. Expense ratio berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja. 1. Past performance berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 2. Cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 3. Fund Size berpengaruh negatif tidak signifikan. 4. Fund age berpengaruh negatif tidak signifikan., 5. Family size berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. 1. Fund size, berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 2. Fund age berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 3. Cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 4. Expense ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja. 5. Turnover berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana.
27 Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1 No 5
6
7
Nama (Tahun)
Judul Penelitian
Edelen, et al. (2013)
Shedding Light on βInvisibleβ Costs: Trading Costs and Mutual Fund Performance
Ruzita, et al. (2012)
Evalarazke (2011)
Fund Characteristics And Fund Performance: Evidence of Malaysian Mutual Funds
Pengaruh Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa Dana, dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa dana.
Variabel Penelitian Dependen: Kineja Reksa Dana Independen: 1.Expense Ratio 2.Turnover Ratio
Dependen: Kineja Reksa Dana Independen: 1. Risk Ratio 2. Fund Size 3. Expense Ratio 4. Turnover ratio 5. Fund Age
Dependen: Kinerja Reksa Dana Independen: 1. ExpenseRatio 2. Turnover Ratio 3. Ukuran Reksa Dana 4. Cash Flow
Teknik Analisis Data
Hasil Penelitian
Regresi 1. Expense ratio Linear berpengaruh signifikan negatif Berganda terhadap kinerja reksa dana. 2. Turnover ratio berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Regresi 1. Risk ratio Linear berpengaruh positif signifikan terhadap Berganda kinerja reksa dana. 2. Expense ratio berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 3. Fund size berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. 4. Turnover berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. 5. Fund age berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Regresi Linear Berganda
1. Expense ratio berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 2. Turnover ratio berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 3. Ukuran reksa dana berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 4. Cash flow berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
28 Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1 No 8
9
Nama (Tahun)
Judul Penelitian
Nurwahudi (2006)
Pengujian Market Timing dan Selection Ability dari Manajer Investasi dan Pengaruh Karakteristik terhadap Kinerja Reksa Dana di Indonesia
Dependen: Kinerja Reksa Dana
Does Fund Size Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization
Dependen: Kineja Reksa Dana
Chen, et al. (2004)
Variabel Penelitian
Teknik Analisis Data Regresi Linear Berganda
Independen: 1. Expense Ratio 2. FundSize 3. Cash Flow 4. Turnover Ratio 5. Fund Age
Independen: 1. RiskRatio 2. Fund Size 3. Expenese Ratio 4. Turnover Ratio 5. Fund Age
Regresi Linear Berganda
Hasil Penelitian 1. Fund size mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. 2. Cash flow mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. 3. Turnover mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. 4. Fund age mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. 5. Expense ratio memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. 1. Fund size berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 2. Risk ratio berpengaruh negatif signifikan. 3. Expense ratio berpengaruh negatif signifikan. 4. Turnover berpengaruh negatif signifikan. 5. Fund age berpengaruh negatif signifikan.
29 Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1 No 10
Nama (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Magnus, et al. (2000)
Performance and Characteristics of Swedish Mutual Fund Dahlquist
Dependen: Kineja Reksa Dana Independen: 1. Turnover 2. Expense Ratio 3. Fund Size 4. Cash Flow
Teknik Analisis Data Regresi Linear Berganda
Hasil Penelitian 1. Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 2. Expense ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja. 3. Fund size berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana. 4. Cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana.
2.3. Kerangka Konseptual Menurut Pratomo (2009;154), fund size memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja reksa dana. Beliau mengatakan bahwa besarnya aset yang dikelola akan memberikan keuntungan dari segi economies of scale untuk suatu reksa dana dalam hal efisiensi biaya serta bargaining power untuk mendapatkan harga yang lebih baik dalam bertransaksi.Ssemakin besar jumlah aset yang dikumpulkan sebuah reksa dana, maka akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi pada reksa dana tersebut dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya, sebab dengan dana yang besar, reksa dana dapat melakukan transaksi dengan volume yang lebih besar dan dapat didiversifikasikan ke lebih banyak efek.
30 Universitas Sumatera Utara
Expense ratio memperlihatkan seberapa besar biaya yang dikenakan manajer investasi kepada investor sebagai balas jasa atas kegiatan manajer investasi dalam mengelola keungan investor. Menurut Bodie (2008:154), expense ratio berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana, dimana semakin tingggi beban operasi dalam pengelolaan reksa dana maka akan menurunkan hasil investasi dari investor yang tercermin pada penurunan return reksa dana. Menurut Bodie (2008:156), turnover ratio berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana, dimana menurut beliau reksa dana dengan tingkat perputaran yang tinggi bisa dianggap βtidak efisien dalam pajakβ. Perputaran tersebut mengukur bagian portofolio yang akan berganti disertai dengan pajak yang tidak terpisahkan dari kegiatan jual beli efek. Semakin sering tingkat perputaran portofolio maka semakin sering pula portofolio tersebut terkena pajak. Menurut Pratomo (2009:154), fund age berpengaruh positif terhadap kinerja suatu reksa dana, dimana reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam menghadapi gejolak ekonomi, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya. Menururt Pratomo (2009:190), cash flow memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja reksa dana. Dimana semakin banyak dana masuk yang dapat dikelola maka akan meningkatkan kinerja dari reksa dana tersebut, dengan syarat komposisi cash flow sesuai dengan porsi dana yang diperlukan agar tidak terdapat dana yang menganggur yang justru akan akan menurunkan kinerja reksa dana.
31 Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian teori maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut: Fund Size Expense Ratio Kinerja Reksa Dana Saham
Tunrover Ratio Fund Age Cash Flow
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis Berdasarkan uraian teori dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age, dan Cash Flow berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia pada Periode 2011-2015.
32 Universitas Sumatera Utara