BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Bank dan Fungsi Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank laimya (Kasmir 2003:11). Menurut Howard D. Crosse dan George H. Hempel dalam Stephen N. Goldfeld , 1990) “Bank adalah suatu organisasi yang mengabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperolah keuntungan bagi pemilik bank.” Berdasarkan perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan (Undang-Undang Rpublik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998) jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank yaitu: 1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
11
yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 selain dua jenis bank tersebut,ada Bank Sentral yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur perbankan, menjaga stabilitas peredaran mata uang, mengajukan pencetakan atau penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya.bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia. Bank dilihat dari segi kepemilikanya (Kasmir 2000:26). Bank terdiri dari: 1. Bank milik pemerintah adalah dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain BNI, BRI, dan BTN. 2. Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki swasta serta akte pendirianya pun didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntunga diambil oleh swasta, contohnya Bank Danamon, BCA, Bank bukopin, dan lain-lain. 3. Bank milik asing adalah merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri baik milik swasta asing maupun pemerintah asing atau negara. Contohnya City Bank, Standard Chartered Bank, dan lain-lain. 4. Bank milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana
12
kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contohnya Inter Pasific Bank, Bank Finconesia. Bank dilihat dari segi status bank (Kasmir 200:29) dibedakan menjadi: 1. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 2. Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa dalam melakukan transaksi masih dalam batas-batas negara. Manurut Totok Budu Santoso dan Sigit Triandaru (2006). Bank dilihat sebagai segi imbalan atau jasa penggunaan dana, baik simpan maupun pinjam dapat dibedakan menjadi: 1. Bank konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun. 2. Bank syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
13
mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk berbagai tujuan. Fungsi bank secara lebih spesifik (Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso,2000:p6) yaitu bank sebagai: a.
Agent of Trust Dasar kegiatan utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
b.
Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi yang selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
c.
Agent of Service Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank ini erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian secara umum. Jasa-jasa bank antara lain berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank dan jasa penyelesaian tagihan.
14
2. Pengertian Tabungan Pengertian tabungan berdasarkan perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan (Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998) adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro, atau lainya yang dipersamakan dengan itu. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2001:83) tabungan lainya adalah semua
tabungan
pihak
ketiga
kepada
bank
yang
administrasi
pembukuanya dilakukan dalam buku tabungan, menabung dan penarikan tabungan dilakukan dengan slip tabungan dan slip penarikan yang telah disediakan oleh bank.
3. Pemasaran dan Pemasaran Bank Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan. Sukses atau tidaknya sebuah perusahaan tergantung dari segi pemasaranya. Jika pemasaran itu dapat menarik konsumen maka perusahan tersebut akan mendapatkan profit (laba), dan begitu pula sebaliknya suatu perusahaan akan merugi jika pemasaranya tidak berjalan denga baik. Menurut Kotler (2001:9) daefinisi pemasaran adalah proses sosial dan menejerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan prodauk dengan pihak lain.
15
Kegiatan pemasaran tidak lepas dari menejemen pemasaran. Fokus manajemen
pemasaran
adalah
masalah
pelanggan
dan
pesaing.
Perusahaan-perusahaan sukses adalah perusahaan yang berorientasi pada dimensi-dimensi perusahaan, pesaing, dan pelanggan yang pada giliranya akan menciptakan superior value dan performance value (Ferdinand,200) Pemasaran bank adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan nasabahnya (Kasmir,2004;169) Menurut Kasmir (2000:171) Secara umum pemasaran bank adalah untuk: 1. Memaksimumkan konsumsi atau memudahkan konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. 2. Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanaan yang diinginkan nasabah. 3. Memaksimumkan
pilihan
(ragam
produk),
dalam
arti
bank
menyediakan beragam produk bank sehingga pelanggan memiliki beragam pilihan pula. 4. Memaksimumkan
mutu
hidup
dengan
memberikan
berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
16
4. Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa Jasa adalah suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketak berwujudan yang berhubungan dengannya, melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dangan properti dalam kepemilikanya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan (Payne 2008:8). Sedangkan William J. Santon mengemukakan jasa adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri, pada hakekatnya bersifat tidak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk dan jasa. Dengan demikian jasa merupakan produk yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen yang sifatnya tak berwujud. Menurut
Kasmir
(2000;186)
pemasaran
jasa
tidak
hanya
membutuhkan 4P (Product, Promotion, Place, Price ) saja, tetapi para ahli menambahkan 3 unsur lagi yaitu People, Process dan Costumer Service. Maka strategi pemasaran yang diterpkan terdiri dari unsur-unsur: 1. Price Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut menghasilkan mengembangkn produk baru. Selain itu perusahaan harus memposisikan produknya berdasarkan kualitas, harga, dan segmen yang dituju. 2. Product Produk harus memiliki kelebihan dibanding pesaingnya supaya konsumen tertarik untuk membeli dan setelah konsumen merasa
17
manfaat produk yang mereka beli, diharapkan konsumen menjadi loyal terhadap produk tersebut. 3. Promotion Promosi merupakan betuk komunikasi pemasaran yang dalam aktifitasnya berusaha menyebarkan informasi atau mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan. 4. Place Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan jasa kepada masyarakat. 5. Proccess Merupakan gabunggan semua aktifitas dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. 6. Customer Service Aktivitas Customer Service sangat mempengaruhi kegiatan transaksi dan pembelian ulang dalam pemasaran jasa untuk menarik konsumen mengenai apa dan bagaimana produk ditawarkan oleh perusahaan jasa tersebut.
18
7. People Dalam memasarkan jasa perusahaan harus bertumpu pada pelanggan, keinginan, kepentingan dan kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda atau dengan yang lainya.
5. Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen adalah untuk menerangkan tingkah laku
individu
dalam
melakukan
pemilihan
barang
yang
akan
dikonsumsikan. Definisi prilaku konsumen sendiri menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1992) adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa,transaksi didalam proses pengambilan keputusan dan persaingan serta penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah: 1. Pengaruh Lingkungan Perilakau keputusa mereka dipengaruhi oleh: Budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.
19
a) Budaya Mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol-simbol lain yang bermakna, serta dapat membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. b) Kelas Sosial Adalah pembagian didalam masyarakat yang terdiri dari individuindividu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Dalam lingkungan kelas sosial yang berbeda pasti akan menimbulkan perilaku yang berbeda pula. c) Pengaruh Pribadi Pengaruh pribadi sebagai pola sifat individu
yang dapat
menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. d) Keluarga Peranan anggota keluarga selalu berubah-berubah sesuai dengan tingkat kebutuhan produk yang akan dibeli dan siapa yang akan menggunakan serta dilihat dari pengaruh tingkat pendapatan keluarga tersebut. e) Situasi Perilaku seseorang akan cenderung berubah seiring dengan perubahan situasi yang berkembang dan kadang-kadang situasi tersebut tidak menentu serta tidak bisa diramalkan.
20
2. Pengaruh Individual Pengaruh individual antara lain : a) Sumber Daya Manusia Terdapat tiga sumberdaya dalam pengambilan keputusan yaitu: waktu, uang, dan perhatian ( kemampuan penerimaan dan dan pengolahan informasi ) b) Motivasi dan Keterlibatan Motivasi adalah perilaku yang diarahkan lebih pada tujuan dan keterlibatan konsumen. c) Pengetahuan Pengetahuan konsumen tentang karakteristik produk dan jasa, dimana dan kapan membeli barang, bagaimana menggunakan produk yang biasa didapat dari iklan dan promosi. d) Sikap Sikap seseorang adalah prediposisi (keadaan mudah terpenggaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsanggan, lingkunggan yang dapat mengawali atau membimbing tingkah laku orang tersebut (Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 1990:91) e) Kepribadian Seseorang Kepribadian seseorang merupakan motif untuk melakukan pembelian yang muncul pertama kali karena adanya sesuatu kebutuhan akan sesuatu barang atau jasa 3. Proses Psikologis
21
a) Pengolahan Informasi Dapat dilakukan dengan komunikasi antara pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk mengkonsumsi barang dengan pihak yang menyediakan produk, sehingga antara keinginan konsumen dengan pihak penyedia barang akan ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. b) Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. c) Perubahan Sikap dan Perilaku Perubahan sikap dan perilaku seseorang konsumen seringkali terjadi di karenakan perubahan pada pola pemenuhan kebutuhan seseorang.
6. Karakteristik Jasa Menurut Philip Kotler (2003:112) jasa memiliki 4 karakteristik yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran yaitu: 1. Tidak Berwujud (Intangibelity) Jasa merupakan produk yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen yang sifatnya tak berwujud. 2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability) Suatu jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber pemberinya. Pembelian jasa membutuhkan kehadiran pemberi jasa, baik berupa alat atau
22
manusia yang menjual jasa yang pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang sama.
3. Bervariasi (Variability) Bidang jasa merupakan non standardize output artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis karena jasa ini sangat tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut disajikan. 4. Tidak Tahan Lama (Perishability) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Ketidak tahan lamaan tersebut tidak akan menjadi masalah jika permintaan konstan. Tetapi permintaan konmsumen akan jasa pada umumnya bervariasi.
7. Keputusan Pembelian Tugas pemasaran adalah mengidentifikasikan pesanan pembelian, kriteria pembelian, dan pengaruh terhadap pembelian dan keinginan konsumen untuk membeli produk yang diinginkanya. Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
23
Lima tahap pengambilan keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2002:204) antara lain: 1. Tahap pengenalan kebutuhan Proses pengambilan keputusan konsumen dapat dipicu oleh keinginan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Pada individu terdapat perbedaan antara kondisi ideal dan aktual pada beberapa kondisi fisik dan sosial psikologis. Hal ini yang memotivasi mereka mencari barang atau jasa agar kondisi aktual mereka mendekati kondisi ideal yang mereka harapkan. 2. Tahap pencarian informasi. Konsumen yang bergerak oleh stimulasi akan berusaha mencari informasi sebanyak munkin melalui sumber-sumber informasi yang diperlukan. 3. Tahap evaluasi alternatif Setiap konsumen mencari kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan. Apabila perusahaan tidak mampu mendatangkan kapuasan bagi konsumen, bisa jadi konsumen akan beralih pada alternatif lain. Dalam proses pemasaran, konsumen memandang bahwa tiap-tiap produk adalah serangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda. 4. Tahap keputusan pembelian Setelah tahap-tahap diatas maka tiba saatnya bagi pembeli untuk memutuskan akan membeli atau tidak. Jika membeli maka konsumen
24
akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, penjual, merek, waktu pembelian dan cara pembayaran. 5. Tahap perilaku setelah membeli Setelah melakukan pembelian konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak puasan terhadap produk yang kemudian akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas maka akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi atau bahkan membicarakan produk tersebut pada orang lain.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menabung di Bank 1. Kualitas Pelayanan Menurut Supranto (1997:2) kualitas adalah suatu kondisi dimana produk memenuhi kebutuhan orang yang menggunakannya, oleh karen kebutuhan orang bersifat dinamis, yaitu kondisi yang berhubungan dengan barang, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau nasabah. Dari definisi diatas memberi indikasi bahwa tiap perusahaan, harus mampu berkompetisi menciptakan barang atau jasa sesuai permintaan atau harapan konsumen. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam
riset
pemasaran
adalah
model service
quality
25
(Parasuraman, et al, 1998) dalam Lupiyoadi, 2001:148 yaitu sebagai berikut: a. Tangible (bukti langsung) Yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan aksistensinya kepada eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, misalnya fasilitas fisik (gedung, ruang tunggu, tempat parkir), perlengkapan, peralataan yang digunakan serta para pegawainya. b. Realibility (kehandalan) Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan pada pelanggan. c. Responsiveness (daya tanggap) Yaitu suatu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada pelanggan, dengan menyampaikan informasi yang jelas atau tidak membiarkan pelanggan menuggu terlalu lama tanpa adanya kejelasan dan memberikan penyelesaian terhadap masalah pelanggan dengan cepat sesuai apa yang dijanjikan. d. Assurance (jaminan) Yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai
perusahaan
untuk
menumbuhkan
rasa
percaya
26
pelanggan pada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain: komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan sopan santun. e. Empati Yaitu memberikan perhatian yang tulus yaitu bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya berusaha memahami keinginan pelanggan. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Pelanggan atau nasabah adalah orang atau pihak yang dilayani kebutuhanya, sehingga siapa saja bisa menjadi pelanggan tergantung pada situasinya (Tjiptono, 1996:7). Nasabah merupakan subyek yang dinamis yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dalam dirinya maupun faktor ekstenal diluar dirinya. Respon dan tindakan nasabah timbul oleh persepsi dan harapan terhadap rangsanggan baik dari dalam maupun dari luar dirinya untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan Dua faktor utama
yang dipengaruhi kualitas pelayanan
(Parasuraman et al, 1985) dalam (Tjiptono, 2005:121) : 1. Expected service, yaitu jasa yang diharapkan atau diinginkan.
27
2. perceived
service,
yaitu
jasa
yang
dirasakan
atau
yang
dipersepsikan. Jika kedua faktor tersebut telah sesuai maka kualitas pelayanan yang dimaksud dianggap baik dan memuaskan. Terlebih lagi bila jasa yang diterima melebihi apa yang diharapkan pelanggan. Sebaliknya bila perceived service lebih rendah dari expected service maka kualitas pelayana dipersepsikan negatif atau buruk. Oleh karena itu pemenuhan kualitas pelayanan merupakan suatu keharusan bagi manajemen perusahaan. Berdasarkan teori-teori diaatas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagi berikut: Hipotesis 1 : Variabel kualitas pelayanan (X 1) mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan nasabah dalam menabung di Bank (Y).
2. Promosi Promosi merupakan arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau kelompok
kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran (Tjiptono, 1995:219). Walaupun produk yang dikeluarkan oleh perusahaan
oleh
perusahaan
berkualitas
tinggi,
tidak
akan
menimbulkan minat konsumen untuk membelinya apabila konsumen
28
tidak mengetahui produk tersebut, agar konsumen mengetahui produk tersebut maka perlunya dilakukan promosi. Macam-macam kegiatan promosi dalam suatu perusahaan yang sering disebut dengan promotion mix yaitu kombinasi stategi yang paling baik dari variabel-variabel (Basu Swastha dan Irawan, 1990;245): a. Periklanan Bentuk kegiatan penawaran suatu produk, jasa, atau ide kepada suatu kelompok masyarakat baik dalm bentuk lisan atau tulisan. b. Personal Selling Dalam operasinya, personal selling lebih fleksibel, karena secara langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen. c. Publisitas Bentuk pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan mengunakan berita komersial di dalam media masa dan sponsor secara langsung. d. Promosi Penjualan Bentuk kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer, diantaranya dengan peragaan, pameran, pertunjukkan, dan lain sebagainya.
29
Pemasaran harus menetapkan beberapa hal sebelum melakukan programn promosi penjualan (Kotler dan Amstrong, 2001:180) yaitu: a. Memutuskan seberapa besar insentif yaitu insentif minimum tertentu yang diperlukan supaya promosi dapat berjalan sesuai yang diharapkan, insentif yang lebih besar akan menghasilkan respon penjualan yang lebih besar. b. Pemasaran harus memutuskan bagaimana mempromosikan dan mendistribusikan program itu sendiri. c. Lama promosi yaitu bila frekuensi promosi penjualan terlalu pendek memungkinkan konsumen mengingat produk tersebut akan tetapi menunda pembelian selama periode tertentu. Begitu pula sebaliknya bila frekuensi promosi berlangsung terlalu lama, suatu produk akan kehilangan kekuatan mempengaruhi konsumen melakukan aksi “beli sekarang”. d. Evaluasi adalah membandingkan penjualan sebelum, selama dan sesudah promosi. Promosi adalah bentuk persuasif langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diukur untuk mempengaruhi pembelian produk dengan daya tarik, jangkauan, serta frekuensi promosi (Sethi,2001:75). Berdasarkan teori-teori diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 2 : Variabel promosi (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah dalam menabung di Bank (Y).
30
3. Reputasi Perusahaan Reputasi atau lebih dikenal dengan brand reputation sering didefinisikan sebagai persepsi kualitas yang digabungkan dengan nama (Aaker dan keller, 1990). Freed Selnes (1993) menyatakan bahwa pada bisnis-bisnis industri dan jasa,nama (merk) lebih sering dihubungkan dengan reputasi perusahaan daripada dengan produk atau jasa itu sendiri. Karena itulah salah satu pertimbangan nasabah dalam menabung di Bank adalah reputasi perusahaan tersebut di mata nasabah, karena kepercayaan merupakan salah satu faktor utama bagi nasabah untuk mempercayakkan uangnya di tabung atau di investasikan pada bank tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa reputasi bank diartikan sebagai suatu bangunan sosial yang mengalami suatu hubungan, kepercayaan yang akhirnya akan menciptakan brand image bagi suatu perusahaan. Berdasarkian teori-teori diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 3 : Variebel reputasi (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah dalam menabung di Bank (Y). 4. Lokasi Lokasi suatu bank mencerminkan komitmen jangka panjang badan usaha perbankan. Lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dimana operasi dan sifatnya ditempatkan,
31
lembaga keuangan biasanya berlokasi ditempat-tempat yang ramai (Rambat Lupiyoadi,2001). Teori perilaku melihat proses penetuan lokasi sebagai proses pengambilan keputusan dan atau pembelajaran (Heyter, 1997: 137). Lebih lanjut, Heyter (1997) dua alasan yang mendasari teori ini: pertama, yang terkait dengan premis bahwa pengambilan keputusan memiliki pilihan yang secara ekonomis. Kedua, analisis keputusan lokasi dapat bermanfaat untuk perencanaan wilayah untuk menarik investasi dan berguna untuk perusahaan sebagai petunjuk dalam pengambilan keputusan bisnis. Menurut (Edward W. Reed dan K. Gill, 1995) yang mempengaruhi nasabah dalam menabung adalah kemanfaatan, lokasi, pelayanan dan tingkat suku bunga. Berdasarkan teori-teori yang ada, lokasi suatu bank sangat menetukan keputusan menabung di bank, sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 4 : Variabel lokasi (X4) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah dalam menabung di Bank (Y).
B. Penelitian Terdahulu Yanuardika (2002) meneliti faktor-yang mempengaruhi nasabah dalam memilih Bank Niaga, sempel yang diambil 100 rsponden nasabah Bank Niaga, variabel yang digunakan (dependen) adalah pemilihan nasabah Bank Niaga dipengaruhi oleh variabel independen yaitu pelayanan, reputasi dan produk
32
yang ditawarkan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat koefisian hubungan dan variabel bebas terhadap variabel terkait adalah signifikan dan adanya pengaruh yang cukup kuat dan positif dari faktor reputasi sebesar 0,513 (51,3%), pelayanan sebesar 0,293 (29,3%), dan yang berpengaruh paling kecil adalah produk yaitu sebesar 0,202 (2,02%). Penelitian yang dilakukan oleh Nur (2003) dengan judul pengaruh pelayanan dan promosi terhadap keputusan nasabah dalam menabung pada BRI Semarang. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan dan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung pada BRI Semarang. Alat yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan dan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung. Kedua sumber dari penelitian terdahulu yaitu Yanuardhika (2002), menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menabung adalah pelayanan, reputasi dan produk yang ditawarkan. Nur (2003) dengan penelitianya yang berjudul pengaruh pelayanan dan promosi terhadap keputusan nasabah dalam menabung pada bank BRI Semarang. Menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung di suatu bank sangat bervariasi, diantaranya pelayanan, reputasi bank, produk yang ditawarkan, promosi, lokasi, suku bunga, lokasi ATM dan ketersediaan tempat parkir yang memadai.
33
Berdasarkan beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan menabung diatas, peneliti mengambil enpat variabel yang paling tepat dengan studi kasus penelitian yaitu di Bank Rakyat Indonesia Cabang Pandanaran Semarang. Faktor-faktor yang peneliti anggap tepat di aplikasikan di Bank Rakyat Indonesia Cabang Pandanaran Semarang adalah kualitas pelayanan, promosi, reputasi Bank atau perusahaan, dan lokasi. C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan model koseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka berfikir yang menjadi landasan dalam penulisan, yang pada akhirnya dapat diketahui variabel mana yang paling domonan yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam mengambil keputusan menabung di bank. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan, promosi, reputasi dan lokasi. Kerangka pemikiran dari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah menabung di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Pandanaran Semarang digambarkan sebagai berikut:
34
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran Kualitas Pelayanan (X1)
Promosi (X2) KEPUTUSAN NASABAH Reputasi (X3)
MENABUNUG DI BANK (Y)
Lokasi (X4) Jika ditulis dalam persamaan regresi, maka dapat dirumuskan secara sistematis sebagai berikut: Y=a+b1 x1 + b2 x2 + b 3 x3 + b4 x4 + e Dimana: Y = keputusan menabung A = Konstanta B = Keputusan Nasabah x1 = Kualitas Pelayanan x2 = Promosi x3 = Reputasi x4 = Lokasi
35
e = eror penggangu
D. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang munkin benar, atau munkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkanya. Drs. Marzuki (2002:35). Dari permasalahan yang ada maka hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel kualitas pelayanan (X1) berpengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah menabung di bank (Y). 2. Variabel Promosi (X2) berpengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah menabung di bank (Y). 3. Variabel Reputasi (X3) berpengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah menabung di bank (Y). 4. Variabel Lokasi (X4) berpengaruh positif terhadap variabel keputusan nasabah menabung di bank (Y).