BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Fungsi bank 1) Pengertian Bank Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagai suatu lembaga keuangan, bank mempunyai kegiatan baik funding maupun financing atau menghimpun dan menyalurkan dana. Jadi sebagai lembaga intermediasi bank berperan menjadi perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sedangkan
yang dimaksud
dengan bank
konvensional adalah bank yang menetapkan sistem bunga. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Keberadaan dana pihak ketiga ini mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan pendapatan bank, karena dari dana pihak ketiga kemudian disalurkan menjadi kredit. Kredit yang disalurkan bank akan mendapatkan 5
tingkat pengembalian berupa hasil bunga. Selanjutnya besar kecilnya hasil bunga akan sangat mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas. Oleh karena kemudian optimalisasi dana pihak ketiga menjadi sangat penting di dalam meningkatkan profitabilitas. Jadi dapat disimpulakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. 2) Fungsi bank Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau kredit, tatapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan secara spesifik (Sri Susilo, dkk, 2010: 20), yaitu sebagai berikut: a) Agent Of Trust yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menyimpan dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini dibangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini terus berlanjut kepada pihak kreditur. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
6
b) Agent Of Development yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur
dana
sangat
diperlukan
bagi
kelancaran
kegiatan
perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c) Agent Of Services yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
2.1.2
Kredit Perbankan Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan
seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu, berikut merupakan penjelasan mengenai hal-hal yang mencakup kredit perbankan:
7
1) Pengetian Kredit Istilah kredit bukanlah hal asing bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat kota-kota besar, tetapi di desa-desa juga kata kredit sudah sangat dikenal. Istilah kredit sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pengertian kredit menurut UndangUndang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Hasanuddin Rahman (2012: 19) Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan harapan balas prestasi (kontra prestasi) yang terjadi pada prestasi uang, maka transaksi kredit menyangkut uang waktu mendatang. Dewasa ini kehidupan ekonomi modern sebagai alat kredit yang menjadi pembahasan. Kredit berfungsi komperatif antara pemberi kredit dan penerima kredit atau antara kreditur dengan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung risiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi di masa mendatang. Sedangkan menurut Kohler (2010), “Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
8
Dari definisi atau pengertian kredit tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur dan ada jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan untuk pelunasannya. 2) Unsur-Unsur Kredit Jika berbicara tentang kredit, ada beberapa unsur yang terkandung dalam setiap pemberian fasilitas kredit. Seperti yang dikemukakan oleh Kasmir (2008: 75) bahwa unsur-unsur kredit meliputi: a) Kepercayaan Kepercyaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemampuan dalam melunasi kredit yang disalurkan. b) Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara debitur dan kreditur. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya
masing-masing.
Kesepakatan
penyaluran
kredit
dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah.
9
c) Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. d) Risiko Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu: resiko kerugian yang diakibatkan debitur sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena debitur tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit, semakin besar risiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak disengaja. e) Balas jasa Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit barang atau jasa tersebut yang dikenal dengan bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank.
10
3) Tujuan Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan kredit juga tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut: a) Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada debitur. b) Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun debitur samasama diuntungkan. c) Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor rill.
11
4) Fungsi Kredit Fungsi dari sebuah kredit adalah sebagai berikut: a) Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. b) Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk mengelola barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. c) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin baik, terutama dalam meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit yang diberikan digunakan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan
tenaga
kerja,
sehingga
dapat
pula
mengurangi
pengangguran. d) Sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena adanya kredit yang diberikan dapat menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
12
5) Manfaat Kredit Manfaat perkreditan dapat ditinjau dari masing-masing pihak yang mempunyai kepentingan, yaitu sebagai berikut: a) Manfaat ditinjau dari sudut kepentingan debitur (a) Debitur dapat memperluas dan mengembangkan usahanya dengan lebih leluasa. (b) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi perusahaan debitur. (c) Rahasia keuangan debitur lebih terlindungi karena adanya ketentuan rahasia bank dalam undang-undang pokok perbankan. b) Manfaat ditinjau dari sudut kepentingan perbankan (a) Memperoleh pendapatan bunga kredit. (b) Menjaga solvabilitas usaha bank. (c) Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan yang lain. (d) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya. c) Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah (a) Untuk memacu pertumbuhan ekonomi. (b) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter. (c) Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara. d) Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha yang baru
sehingga
menimbulkan
kenaikan
tingkat
pendapatan
dan
pemerataan pendapatan di masyarakat (Hasanuddin Rahman, 2012: 21).
13
6) Jenis Kredit Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakter tertentu. Menurut Kasmir, (2008: 76) secara umum jenisjenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi, seperti berikut ini: a) Dilihat dari segi kegunaan (a) Kredit investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha, membangun proyek atau pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama. (b) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam opersionalnya. b) Dilihat dari segi tujuan kredit (a) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. (b) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. (c) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
14
c) Dilihat dari segi jangka waktu (a) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun atau paling lama 1 (satu) tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. (b) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun, kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja. (c) Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 (tiga) tahun atau 5 (lima) tahun dan biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang. d) Dilihat dari segi jaminan (a) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. (b) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. e) Dilihat dari sektor usaha (a) Kredit pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. (b) Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar dan sektor lainnya.
15
7) Prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilikukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Ada beberapa prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C(Kasmir,2012: 91 ): 1) Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya untuk memberikan keyakinan pada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. 2) Capacity (Capability) digunakan untuk melihat kemampuan calon nasabah
dalam
membayar
kredit
yang
dihubungkan
dengan
kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. 3) Capital digunakanuntuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang dibiayai oleh bank. 4) Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik maupun non fisik. 5) Condition digunakan dalam menilai kredit, hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.
16
8) Prosedur Kredit Prosedur kredit merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam pengajuan kredit. Dimulai dari permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas Suyatno, dkk (2007: 69) bahwa prosedur kredit adalah Permohonan Kredit – Penyidikan dan Analisis Kredit – Keputusan Atas Permohonan Kredit – Penolakan Permohonan Kredit – Persetujuan Permohonan Kredit – Pencairan Fasilitas Kredit – Pelunasan Fasilitas Kredit. Prosedur Kredit ini dijelaskan sebagai berikut: 1) Permohonan kredit Permohonan kredit yang datang dari debitur untuk fasilitas kredit mencakup hal-hal berikut ini: a) Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit. b) Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan. c) Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir jangka waktunya. Berkas-berkas permohonan kredit yang disiapkan debitur terdiri dari: a) Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap b) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah. c) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. Berkas tersebut diberikan kepada petugas analisis kredit untuk ditindaklanjuti.
17
2) Penyidikan dan analisis kredit Permohonan dan berkas-berkas yang diterima dari debitur/nasabah selanjutnya diproses oleh petugas analisis kredit sebagai berikut: a) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur. b) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah. c) Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh. d) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan. Pengertian analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi: a) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik
keuangan
maupun
nonkeuangan
untuk
mengetahui
kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit. b) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sabagai bahan pertimbangan
untuk
pengambilan
keputusan
pimpinan
dari
permohonan kredit nasabah. Setelah alanisis dilakukan semua berkas yang berhubungan dengan permohonan dikirimkan kepada pejabat pemutus kredit.
18
3) Keputusan atas permohonan kredit Berkas yang diterima oleh pejabat pemutus selanjutnya dibuat putusan. Pengertian yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat pemutus yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan, Setiap keputusan kredit, harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisa kredit. 4) Penolakan permohonan kredit Penolakan permohonan kredit dapat terjadi untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh pejabat pemutus secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Pejabat pemutus akan menghubungi petugas administrasi kredit dengan tujuan: a) Membuat keputusan penolakan yang harus disampaikan secara tertulis kepada nasabah dengan disertai alasan penolakannya. b) Surat penolakan permohonan dibuat oleh pejabat admisitrasi kredit minimal dibuat dalam rangkap tiga, asli dikirimkan kepada pemohon/debitur yang selanjutnya disimpan debitur, lembar kedua bersama copy surat permohonan debitur dikirim kepada pejabat pemutus dan diarsip berdasarkan urut tanggal, lembar ketiga untuk arsip pejabat adminidtrasi kredit berdasarkan urut tanggal.
19
5) Persetujuan permohonan kredit Pesetujuan permohonan kredit adalah keputusan pejabat pemutus untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.Berkas yang telah disetujui dikirimkan kepetugas adaministrasi kredit. Langkah-langkah selanjutnya, petugas admiistrasi kredit mengarsip dan melakukan hal-hal berikut ini: a) Membuat surat penegasan pengesahan permohonan kredit kepada pemohon dan pengikatan jaminan. b) Pembebanan biaya materai kredit (dibuatkan slip penyetoran) c) Pembebanan provisi kredit (dibuatkan slip penyetoran). d) Membuat asuransi kredit. Berkas Permohonan diarsip oleh pejabat administrasi kredit berdasarkan no. rekening pinjaman, sedangkan berkas yang membutuhkan tanda tangan nasabah tersebut selanjutnya diserahkan kepada nasabah/debitur untuk ditandatangani dan siap untuk dicairkan. 6) Pencairan fasilitas kredit Fasilitas kredit adalah setiap transaksi yang menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam pratiknya, pencairan kredit ini berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitaslainnya. Bank hanya menyetujui pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat-syarat yang harus dipenuhi nasabah telah dilaksanakan. Pengikatan jaminan secara sempurna dan penandatanganan warkat-warkat kredit mutlak harus mendahului pencairan kredit.
20
9) Prosedur Kredit Menurut Standar Operasional Perusahaan Prosedur pengajuan kredit menurut standar operasional perusahaan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang diterima melalui Surat Edaran Bank Rakyat Indonesia No. S. 9 – DIR/ADK/04/2014 yang dapat dilihat dalam flowchart pada lampiran 1 (Satu) dan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Permohonan kredit Pengajuan awal fasilitas kredit pegawai tetap oleh instansi atau perusahaan, dilakukan secara kolektif minimal 5 (lima) calon debitur. Meski demikian, pimpinan cabang pembantu diberikan kewenangan untuk melayani permohonan kredit suatu instansi atau perusahaan yang pada awal pengajuannya dilakukan kurang dari lima calon debitur. Dengan mempertimbangkan efisiensi pelayanan dan kemungkinan pengembangan kredit kepada pegawai tetap dimasa yang akan datang. Calon debitur mengisi formulir permohonan yang telah disediakan, dengan dilampiri: a) Foto copy identitas diri (suami istri) dan Foto copy kartu keluarga. b) Asli SK pengangkatan pertama sebagai pegawai tetap dan SK terakhir, atau disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di masingmasing instansi/perusahaan. c) Daftar perincian gaji terakhir yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. d) Surat kuasa potong gaji kepada bendaharawan/juru bayar tempat gaji debitur dibayarkan. e) Surat kuasa pendebetan rekening bagi debitur yang gajinya dibayarkan melalui BRI.
21
f) Copy buku tabungan BRI. Selanjutnya diserahkan kepada pejabat pemrakarsa dan diserahkan kepada pejabat pemrakarsa. 2) Analisis dan putusan kredit Berkas yang diterima oleh pejabat pemrakarsa selanjutnya dianalisis. Analisis dan putusan merupakan tahapan yang menyebabkan terjadinya penerimaan atau penolakan permohonan kredit. Tahapan analisis dan putusan kredit meliputi: (a) Setelah seluruh persyaratan permohonan kredit kepada pegawai dipenuhi dan diserahkan oleh calon debitur, maka selanjutnya pejabat pemrakarsa memeriksa seluruh kelengkapan dan memastikan bahwa seluruh dokumen adalah sah dan masih berlaku. (b) Pejabat kredit Pemrakarsa harus meyakini dan memastikan bahwa calon debitur adalah benar-benar merupakan pegawai instansi atau pegawai tetap perusahaan, serta memastikan telah ada perjanjian kerjasama dengan instansi/perusahaan yang bersangkutan. (c) Pejabat pemrakarsa kemudian menghitung jumlah kredit yang bisa diberikan, mengajukan putusan kredit, memberikan rekomendasi dan diserahkan kepada pejabat putusan. (d) Seluruh berkas diterima pejabat pemutus untuk diputus sesuai limit. Terdapat dua kemungkinan dalam putusan yang diberikan, antara menolak atau menyetujui permohonan kredit. Jika permohonan kredit ditolak, pejabat pemutus akan menghungungi administrasi kredit untuk membuat surat penolakan.
22
(e) Surat penolakan permohonan kredit minimal dibuat dalam rangkap tiga, asli dikirimkan kepada debitur yang selanjutnya disimpan debitur, lembar kedua bersama copy surat permohonan nasabah dikirim kepada pejabat pemutus dan diarsip, lembar ketiga untuk arsip pada adminidtrasi kredit. (f) Jika permohonan kredit disetujui pejabat pemutus selanjutnya berkas diserahkan kepada pejabat administrasi kredit 3) Realisasi dan Dokumentasi Kredit Pada saat kredit direalisasikan, petugas administrasi kredit akan membuat kwitansi pencairan dan Surat Pengakuan Hutang (SPH). Harus dipastikan
bahwa
dokumen
telah
lengkap
sesuai
dengan
yang
dipersyaratkan dan biaya-biaya telah dilunasi debitur, baik secara tunai atau pemindahbukuan
dari simpanan debitur.
Sebelum
realisasi,
perlu
diperhatikan syarat-syarat realisasi dengan berkas kredit sebagai berikut: a) Kwitansi pencairan. b) Foto copy KTP atau tanda pengenal lainnya. c) Foto copy kartu keluarga. d) Formulir permohonan kredit kepada pegawai. e) Surat rekomendasi dan putusan kredit kepada pegawai. f) Surat pengakuan hutang (SPH). g) Untuk pegawai aktif: Asli surat keputusan (SK) pengangkatan pegawai tetap, Asli SK kenaikan pengkat terakhir, dan atau persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Pejabat Pemutus h) Daftar perincian gaji.
23
i) Surat pernyataan kesediaan memotong gaji dari pejabat yang berwenang j) Surat kuasa potong gaji/Surat kuasa debet rekening Jika dokumen sudah diyakini kelengkapan dan keabsahannya, maka administrasi kredit mengisi dan menandatangani pada bagian instruksi pencairan kredit sebagai maker, sedangkan sebagai checker dan signer adalah atasan langsung petugas administrasi kredit dan kredit siap untuk dicairkan.
2.1.3 Kredit Pegawai Kredit pegawai adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan sumber pembayaran berasal dari gaji. Kredit kepada pegawai dapat digunakan untuk membiayai pembelian barang bergerak maupun tidak bergerak, untuk biaya perbaikan rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lain-lain. Kredit kepada pegawai ini dapat juga digunakan untuk keperluan produktif. Pasar sasaran kredit pegawai adalah PNS, TNI, POLRI, BUMN, BUMD, Pegawai swasta, dan Pensiunan. Jika dilihat dari segi jangka waktu kreditnya, kredit pegawai termasuk dalam jenis kredit jangka panjang dengan jangka waktu 10 tahun, besar pinjaman minimal Rp5.000.000,00 dan maksimal Rp500.000.000,00 (ADK/CACA/04/2015). Jika dilihat dari segi kegunaan kredit pegawai merupakan kredit konsumtif karena dapat digunakan untuk kepentingan pribadi yaitu untuk membiayai pembelian barang bergerak maupun tidak bergerak, untuk biaya perbaikan rumah, biaya sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lain-lain.
24
Pegawai adalah semua penduduk yang mampu melakukan pekerjaan dan mendapatkan gaji setiap bulannya, untuk pegawai tetap merupakan pegawai yang telah menjadi pegawai secara menetap di instansi/perusahaan sampai nanti persiun. Pegawai mempunyai pengecualian yaitu anak-anak umur 14 tahun kebawah, masih bersekolah untuk sebagian penuh waktunya dan belum mendapatkan pekerjaan (pengangguran).
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang prosedur pemberian kredit pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya: 1) Frengky Lady (2007) dengan judul “Evaluasi Peberian Kredit Kepada Pegawai Tetap di BPR Arta Panggung Perkasa Trenggalek”. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Arta Panggung Perkasa Trenggalek kepada debitur untuk menilai layak atau tidaknya kredit tersebut diberikan. Diperoleh kesimpulan dari penelitian tersebut, yaitu: Pemberian kredit pada PT BPR Arta Panggung Perkasa Trenggalek layak untuk diberikan kepada debitur, layak untuk diberikan karena sudah sesuai dengan prosedur dan tolak ukur 6c (character, capacity, capital, collateral, condition, dan compliance) 2) Terdapat juga penelitian menurut Afifah (2009) dengan judul “Prosedur Pemberian Kredit Kepada Golongan Berpenghasilan Tetap (KRETAP) Di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Solo Kartasura”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit di BRI Kantor Cabang Solo Kartasura. Hasil
25
dari penelitian ini menjelaskan bahwa prosedur pemberian kredit di BRI Cabang Solo Kartasura tersebut adalah kredit kepada golongan berpenghasilan tetap merupakan fasilitas yang diberikan kepada PNS / TNI/ POLRI / BUMN/ BUMD/ Pegawai Swasta. 3) Penelitan tentang prosedur pemberian kredit lainnya, yaitu: Beti Wulandari (2010) dengan judul “Analisis Pemberian Kredit Untuk Pegawai Pada BRI Cabang Solo Kartasura”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah prosedur pemberian kredit di BRI Cabang Solo Kartasura sudah sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang tepat. Hasil dari penelitian adalah analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa BRI Cabang Solo Kartasura memiliki kualitas yang baik dan sehat karena memenuhi kreteria prosedur kredit.
26