7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Berdasarkan Undang-undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan, Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.” Menurut UU No.10 Tahun 2008 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu: a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
8
Irmayanto (2002 : 65) menyatakan ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh bank umum yaitu : a. Menghimpun dana dari masyarakat dengan sasaran meminimumkan biaya perolehan dana, b. Mengalokasikan
dana
kepada
masyarakat
dengan
sasaran
memaksimumkan pendapatan bank, c. Melakukan pelayanan jasa keuangan seperti transfer, Letter of Credit, cek perjalanan, money changer dan sebagainya dan jasa non keuangan seperti pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, dan sebagainya dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan nasabah.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu dan karakteristik kualitatif. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat dalam berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut sebagai bahan
pertimbangan didalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
9
Elemen-elemen laporan keuangan bank yang disajikan sesuai SAK dan SKAPI adalah sebagai berikut : a. Neraca Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Komponen neraca terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka/periode tertentu. Komponen laporan laba rugi terdiri dari pendapatan dan beban. c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaanya. Laporan arus kas berguna sebagai dasar untuk
Universitas Sumatera Utara
10
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang setara
dengan
kas
dan
menilai
kebutuhan
perusahaan
untuk
menggunakan arus kas tersebut. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Satiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan. f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Laporan keuangan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006 : 284), analisis laporan keuangan perbankan bertujuan antara lain : untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja keuangan perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya.
3. Rasio Keuangan Menurut Djarwanto Ps (2004 : 143) bahwa rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
11
Pabundu Tika (2006:121) mengatakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam priode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan perbankan adalah sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas Menurut Bastian (2006 : 296),“ Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka panjang yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.” Selain itu, likuiditas bisnis perbankan menurut Sastradipoera (2004 : 247), merupakan “kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya.” Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai kewajiban ketika ditagih. Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio antara lain : 1. Quick Ratio Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para deposannya dengan cash assets yang dimilkinya. Semakin tinggi quick rasio
Universitas Sumatera Utara
12
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Quick Ratio adalah sebagai berikut :
Quick Ratio
Cash Assets x 100% Total Deposits
2. Investing Policy Ratio Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para deposannya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki bank. Semakin tinggi Investing policy ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio adalah sebagai berikut : Investing Policy Ratio
Securities x 100% TotalDeposits
3. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah sebagai berikut : Loan to Deposit Ratio
Total Loan x 100% Total Deposits
Universitas Sumatera Utara
13
4. Loan to Assets Ratio Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi loan to assets ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Loan to Assets Ratio adalah sebagai berikut : Loan to Assets Ratio
Total Loan x 100% Toatal Assets
5. Investment Portfolio Ratio Investment portfolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas penanaman dana dalam surat-surat berharga. Semakin tinggi investment portofolio ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investment Portfolio Ratio adalah sebagai berikut : Surat Berharga dengan jatuh Investment Portfolio Ratio
tempo kurang dari satu tahun x 100% Jumlah surat berharga yang ada
6. Cash Ratio Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash asset yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah sebagai berikut : Cash Ratio
Aktiva likuid x 100% Pinjaman yang harus segera dibayar
Universitas Sumatera Utara
14
b. Rasio Profitabilitas
Menurut Ali (2004 : 66), “Profitabilitas merupakan indikator dari kemampuan
bank
untuk
mempertahankan
kecukupan
modalnya.
Jika
profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu menambah permodalannya”. Rasio profitabilitas/ rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi ukuran efektif bagi bank. Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan beberapa rasio antara lain : 1. Gross Profit Margin Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi gross profit margin semakin besar tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk mengetahui Gross Profit Margin adalah sebagai berikut : Gross Profit Margin
Operating Income Operating Expense x 100% Operating Expense
2. Net Profit Margin Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut operating income-nya. Semakin tinggi net profit margin semakin besar tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Net Profit Margin adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
15
Net Pr ofit M arg in
Net Income x 100% Operating Income
3. Return on Equity (ROE) Sutrisno (2002 : 267), “ ROE atau sering disebut Rate of Return on Net Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal yang dimiliki sendiri, sehingga ROE disebut
sebagai
rentabilitas modal sendiri.” Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Equity adalah sebagai berikut : Re turn on Equity
Net Income x 100% Total Equity
4. Return on Asset (ROA) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai income. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kinerja bank dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari Return on Asset adalah sebagai berikut : R eturn on Assets
Net Income x 100% Total Assets
5. Rate of Return on Loan Rate of return on loan merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perkreditan yang ada pada bank tersebut untuk mendatangkan income. Semakin tinggi rate of return on loan semakin baik
Universitas Sumatera Utara
16
bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of Return on Loan adalah sebagai berikut : Rate of Re turn on Loan
Interest and Fees on Loan x 100% Total Loan
6. Rate of Return on Securities Rate of return on securities merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan penanaman dana bank dalam surat-surat berharga untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rate of return on securities semakin menguntungkan bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of Return on Securities adalah sebagai berikut :
Rate of Re turn on Securities
Interest on Securities x 100% Total Securities
7. Interest Margin on Earning Assets Interest margin on earning asset merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung kemampuan earning asset dalam menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi interest margin on earning asset semakin baik bagi bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Margin on Earning Assets adalah sebagai berikut : Interest Margin on Earning Assets
Interest Income - Interest Exp. x 100% Earning Assets
8. Interest Margin on Loan Interest margin on loan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi interest margin on loan
Universitas Sumatera Utara
17
semakin baik bagi bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Margin on Loan adalah sebagai berikut : Interest Margin on Loan
Interest Income- Interest Expense x 100% Total Loan
c. Rasio Risiko Usaha Bank
Rasio resiko usaha bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui berbagai resiko usaha yang dihadapi oleh bank dalam bisnis perbankan. Adapun rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur rasio resiko usaha bank antara lain : 1. Investment Risk Ratio Investment risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya penururnan nilai surat-surat berharga. Rumus untuk mencari Investment Risk Ratio adalah sebagai berikut : Investment Risk Ratio
Market Value of Securities x 100% Statement Value of Securities
2. Credit Risk Ratio Credit risk rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur resiko gagalnya pengembalian kredit yang mengalami kemacetan. Rumus yang digunakan untuk mencari Credit Risk Ratio adalah sebagai berikut : Credit Risk Ratio
Bad Debt x 100% Total Loans
3. Liquidity Risk Liquidity risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan suatu bank gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
Universitas Sumatera Utara
18
kepada para deposan. Rumus untuk mencari Liquidity Risk adalah sebagai berikut : Liquidity Risk
Liquid Assets Short Time Borrowing x 100% Total Deposit
4. Capital Risk Ratio Capital risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap asset bank yang bersangkutan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh modal bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Risk Ratio adalah sebagai berikut : Capital Risk Ratio
Equity Capital x 100% Risk Assets
5. Deposit Risk Ratio Deposit risk ratio merupakan risiko yang menunjukkan kemungkinan kegagalan bank didalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Rumus yang digunakan untuk mencari Deposit Risk Ratio adalah sebagai berikut : Deposit Risk Ratio
Equity Capital x 100% Total Deposit
6. Interest Rate Risk Ratio Interest Rate Risk Ratio yaitu risiko untuk mengukur kemungkinan interest yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan interest
Universitas Sumatera Utara
19
yang dibayar oleh bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Interest Rate Risk Ratio adalah sebagai berikut : Interest Rate RiskRatio
Interest Sensitivity Assets x 100% Inetrest Sensitivity Liabilities
d. Rasio Permodalan
Rasio permodalan sering juga disebut sebagai rasio solvabilitas. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kemampuan permodalan bank dalam mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien serta menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Dalam mengukur rasio permodalan dapat digunakan beberapa rasio antara lain : 1. Primary Ratio Primary Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi penurunan assetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui Primary Ratio adalah sebagai berikut : Pr imary Ratio
Equity Capital x 100% Total Assets
2. Capital Ratio Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses pemberian kredit. Rumus yang digunakan untuk menghitung Capital Ratio adalah sebagai berikut : Capital Ratio
Equity Capital x 100% Total Loans
Universitas Sumatera Utara
20
3. Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Adequacy Ratio adalah sebagai berikut : Capital Adequacy Ratio
Modal x 100% ATMR
e. Rasio Efisiensi Usaha
Rasio efisiensi usaha bertujuan untuk mengukur performance manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan tepat, maka melalui rasio-rasio keuangan ini dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Dalam mengukur rasio efisiensi usaha dapat digunakan beberapa rasio antara lain : 1. Leverage Multipler Leverage Multipler merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola asset yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tepat. Rumus yang digunakan untuk mencari Leverage Multipler adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
21
Leverage Multipler
Total Assets x 100% Total Equity
2. Assets Utilization Assets Utilization merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank di dalam memanfaatkan asset yang dikuasainya untuk memperoleh operating income dan nonoperating income. Rumus yang digunakan untuk mengetahui Assets Utilization adalah sebagai berikut : Assets Utilization
Operating Income Non Operating Income x 100% Total Assets
3. Provision for Loan Losses Ratio Provision for loan losses ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya
kegagalan
didalam
pengolahan
kredit
yang
diselenggarakan oleh suatu bank. Rumus yang digunakan untuk mengetahui Provision for Loan Losses ratio adalah sebagai berikut : Provision for Loan Losses Ratio
Pr ovisison for loan losses x 100% Total Loans
4. Interest Expense Ratio Interest Expense Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana yang berupa deposito. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Expense Ratio adalah sebagai berikut : Interest Expense Ratio =
Interest Paid x 100% Total Deposit
Universitas Sumatera Utara
22
5. Cost of Funds Cost of Funds merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui besarnya biaya bunga rata-rata dana yang dapat diperoleh bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Funds adalah sebagai berikut : Cost of Funds =
Interest Paid x 100% Total Fund
6. Cost of Money Cost of money merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa besarnya biaya rata-rata secara keseluruhan (biaya variabel maupun biaya tetap) yang digunakan oleh bank untuk dapat mengumpulkan dananya. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Money adalah sebagai berikut : Cost of Money =
Total Biaya Dana Beban Overhead x 100% Total Dana
7. Cost of Loanable Fund Cost of Loanable Fund merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur besarnya biaya rata-rata (yang terdiri dari biaya variabel saja) yang digunakan oleh suatu bank untuk memperoleh loaneble fund. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Loanable Fund adalah sebagai berikut: Cost of Loanable Fund =
Total Biaya Dana x 100% Total Dana - Unleonable Fund
Universitas Sumatera Utara
23
8. Cost of Borrowing Fund Cost of Borrowing Fund merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya biaya dana rata-rata (variable expenses + fixed cost) yang digunakan untuk memperoleh dana yang dipinjamkan kepada nasabahnya dalam berbagai bentuk. Rumus yang digunakan untuk mencari Cost of Borrowing Fund adalah sebagai berikut : Cost of Borrowing Fund =
Total Biaya Dana Biaya Overhead x 100% Dana - Unloanable Fund - Idle Fund
9. Cost of Efficiency Ratio Cost of Efficiency Ratio merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur besarnya penghapusan debitur-debitur dibandingkan dengan penerimaan bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Efficiency Ratio adalah sebagai berikut : Cost of Efficiency Ratio =
Pr ovission for Loan Losses x 100% Re venues
4. Keterbatasan Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan bank, namun di dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown (1999 : 511) memiliki keterbatasan sebagai berikut : a. Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah perusahaan bergerak diberbagai macam sektor industri atau usaha.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat umum sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan perbandingan secara spesifik.
B. Pengertian dan Penilaian Kinerja Keuangan 1. Pengertian dan Prosedur Penilaian
Kegiatan menilai atau mengevaluasi kinerja bank akan menghasilkan informasi yang bergunabagi bank itu sendiri. Hasil dari penilaian kinerja ini akan dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi formulasi atau implementasi strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk menghindari agar tidak terjadi penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan, misalnya perubahan rencana atau kegiatan termasuk pengendaliannya. Menurut Husein Umar (2002 : 36) Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanyan serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapanharapan yang ingin diperoleh. Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan : a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan alatalat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan data mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kemudian
Universitas Sumatera Utara
25
dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan dihasilkan besar laba perusahaan. b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu atndar tertentu untuk mengetahui ada selisih diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan yang seharusnya diselesaikan. Proses penilaian pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya sejalan dengan fungsi penilaian itu sendiri. Berikut ini merupakan salah satu tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Husein Umar (2001:39) : a. Menentukan apa yang akan dievaluasi Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada program kerja perusahaan. Program kerja perusahaan itulah akan terdapat aspek-aspek yang diperlukan untuk dievaluasi. Tapi biasanya yang diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci suksesnya. b. Merancang (mendesain) kegiatan evaluasi Sebelun evaluasi dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar data apa yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa yang dilakukan, siapa saja yang akan dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan menjadi jelas. c. Pengumpulan data
Universitas Sumatera Utara
26
Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. d. Pengolahan dan analisis data Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya dibandingkan antara fakta
dan harapan/rencana untuk mendapatkan
perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya. e. Pelaporan hasil evaluasi Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan. f. Tindak lanjut hasil evaluasi Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.
2. Penilaian Kinerja Keuangan
Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215) mengartikan kinerja sebagai :
Universitas Sumatera Utara
27
Suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu satndar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen atau semacamnya.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (1999 : 6) defenisi kinerja yaitu “kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Dengan demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur atau menilai kegiatan suatu organisasi. Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, termasuk diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi laba. Anderson dan Clancy (1991) mendefenisikan pengukuran kinerja dalam buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 21) sebagai “feedback from the accountant to management that provides information about how well the actions represent the plans dan also identifies where managers may need to make corrections or adjustments in future planning and controlling activities”. Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) mendefenisikan penilaian kinerja dalam buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 23) sebagai “ the activity of measuring the performance of an activity or entire value chain”. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam
Universitas Sumatera Utara
28
rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Defenisi penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Johny Setyawan (2001 : 353) adalah “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Dengan demikian penilaian kinerja dapat diartikan sebagai penentuan apakah kegiatan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dari berbagai defenisis di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja keuangan merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak jelas untuk melakukan penilaian dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan, seperti yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi. Ada beberapa aspek yang penting dalam melakukan penilaian terhadap kinerja di dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja yang dapat dilakukan dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek yaitu penilaian kinerja terhadap aspek keuangan dan penilaian kinerja terhadap aspek nonkeuangan. Penilaian terhadap aspek keuangan ini didasarkan pada laporan
Universitas Sumatera Utara
29
keuangan, sedangkan penilaian terhadap aspek non-keuangan tergantung pada bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek strategi perusahaan, aspek pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya manusia. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas penilaian kinerja dari aspek keuangan saja. Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPPPC/SE/2004.
a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif
APYD terhadap Total Aktiva Produktif
Peringkat
Rasio sangat rendah atau tidak signifikan 1 (0%
rendah
atau
tidak
(1% Rasio<3%) Rasio Moderat (3% Rasio 6%)
signifikan 2
3
Rasio relatif tinggi (6%
9%)
4
5
Universitas Sumatera Utara
30
b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP
Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP
Peringkat
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk
1
(110%
2
PPAP yang dibentuk relatif sama dengan PPAP
yang
wajib
dibentuk
3
(100%
yang
wajib
dari dibentuk
4
(95% Rasio<100%) PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih kecil
dari
PPAP
yang
wajib
dibentuk
5
(Rasio<95%)
Universitas Sumatera Utara
31
c. Return on Asset
Return on Asset (ROA)
Peringkat
Perolehan laba sangat tinggi (2%
1
Perolehan laba tinggi (1,25%
2
Perolehan
laba
cukup
tinggi 3
(0,5%
4
Bank mengalami kerugian yang besar 5 (ROA<0%)
d. Net Interest Margin
Net Interest Margin (NIM) Marjin
bunga
bersih
Peringkat sangat
tinggi 1
(2,5%
bunga
bersih
tinggi 2
(2%
bunga
bersih
cukup
tinggi 3
(1,5%
bunga
bersih
rendah 4
(1% NIM<1,5%) Margin
bunga
bersih
sangat
rendah 5
(NIM<1%)
Universitas Sumatera Utara
32
e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Beban Operasional terhadap Pendapatan Peringkat Operasional (BOPO) Tingkat efisiensi sangat baik (BOPO<92%)
1
Tingkat efisienasi baik (92% BOPO<94%)
2
Tingkat
3
efisiensi
cukup
baik
(94% BOPO 96%) Tingkat efisiensi buruk
4
(96%
efisiensi
sangat
buruk
5
(BOPO>98%)
f. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio
Peringkat
50%
1
75%
2
85%
3
100%
4
Rasio>120%
5
Universitas Sumatera Utara
33
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengakses dan memperoleh data referensi, maka penulis hanya menampilkan tiga sampel penelitian terdahulu. Nama Peneliti
Judul
Nardi Gunawan Evaluasi Kinerja (2005) Keuangan Perusahaan BUMN Dengan Menggunakan Teknik Analisis Rasio Keuangan ( Studi Kasus Pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Aimee Elrica Pengaruh Rasio(2007) Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Rasio
Hasil penelitian
ROI, ROE, Cash Ratio, Quick Ratio, Inventory Turn Over, Collection Period, Total Asset Turn Over, dan Equity To Total Asset
Dari tahun 1999 sampai tahun 2003 nilai kinerja keuangan yang paling baik adalah pada tahun 2001 sebesar 48 atau 96% dari total skor, tetapi rata-rata setiap tahun kinerja keuangan perusahaan dikategorikan sangat baik Informasi DER dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan DPR, sedangkan Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi pertimbangan dalam menentukan DPR
Cash Ratio, ROA, ROE, DER, TATO, dan Dividen Payout Ratio
Yuliana Halim Pengaruh ROE, ROE, (2007) Net Profit Margin EPS, (NPM), Earning DER Per Share (EPS) dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ
NPM, Informasi EPS dan merupakan hal yang lebih utama diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya
Universitas Sumatera Utara
34
D. Kerangka Konseptual
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
Rasio Keuangan : 1. APYD terhadap Total Aktiva Produktif 2. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 3. Return On Asset 4. Net Interest Income 5. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional 6. Loan to deposit Ratio
Kinerja Keuangan Perusahaan
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian
Universitas Sumatera Utara