BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Struktur Modal Dalam menjalankan kegiatan operasinya, setiap perusahaan menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Sumber dana suatu perusahaan dapat dilihat di sisi passiva dari neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat dilihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap penggunaan dana, haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana, sedangkan dana dan hutang sendiri mencerminkan sumber dananya. Hutang yang dimaksud disini adalah hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Keseluruhan
aktivitas
yang
bersangkutan
dengan
usaha
untuk
mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut disebut pembelanjaan perusahaan. Struktur modal menurut Handayani merupakan perimbangan antara hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan.1 Kemudian menurut Brealey, Myers dan Marcus, struktur modal merupakan penggalangan dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk investasi dan kegiatan
1
Bestasari Dwi Handayani, “Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan sedang Bertumbuh yang Berbeda (Theory Agency)” (Surabaya; jurnal Bisnis dan Ekonomi, volume 6, edisi 1, 2008), hlm. 79.
operasional perusahaannya.2 Sjahrial mendefinisikan struktur modal sebagai perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.3 Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati, struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara hutang dan modal sendiri (saham preferen dan saham
biasa)
yang
digunakan
perusahaan
untuk
merencanakan
mendapatkan modal. 4Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan return : a) Penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, misal risiko insolvabilitas, kenaikan suku bunga dan financial distress b) Penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi return atas ekuitas
menjadi lebih tinggi.
Misalnya adanya penghematan pajak karena bunga yang akhirnya dapat meningkatkan earning per share dan return on equity Menurut Rodoni dan Ali, struktur modal adalah sesuatu yang berkaitan dengan struktur
pembelanjaan
permanen perusahaan yang
terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana perusahaan dengan cepat memadukan
2
Brealey et al.,Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Edisi 5 (Jakarta : Erlangga, 2008), hlm. 6 3 Dermawan Sjahrial, Manajemen Keuangan (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2008), hlm. 179. 4 Sri Dwi Ari Ambarwati, Manajemen Keuangan Lanjut (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm. 1.
komposisi dana permanen yang digunakannya dengan mencari paduan dana yang dapat meminimumkan biaya modal perusahaan. Dan dapat memaksimalkan harga saham. Hal ini yang menjadi tujuan akhir dari struktur modal, yakni membuat komposisi sumber
pembiayaan yang
optimal.5 Sedangkan menurut Bambang Riyanto mengatakan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan tercermin keseluruhan pasiva dalam neraca, yaitu keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dan jumlah modal sendiri.6 Menurut Syafaruddin Alwi mengatakan bahwa stuktur modal merupakan masalah
yang penting dalam pengambilan keputusan mengenai
pembelanjaan perusahaan, karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan tentang capital budgeting dan harga pasar.7 Keputusan
pendanaan
(struktur
modal)
akan
menyangkut
penentuan kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua. a) Yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini tampak pada debt to equity ratio perusahaan tersebut.
5
Ahmad Rodoni dan Ali Herni , Manajemen Keuangan, Edisi Pertama (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hlm. 138. 6 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat (Yogyakarta : BPFE, 2001), hlm. 22. 7 Syafaruddin Alwi, Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), hlm. 329.
b) Yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah penentuan kebijakan deviden yang digambarkan melalui devidend payout ratio8 Struktur modal merupakan perbandingan hutang dan modal sendiri dalam struktur financial perusahaan. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara resiko dan pengembalian, penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh para pemegang saham. Namun penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Oleh karena itu struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga stabilitas financial perusahaan dapat terjamin dan seimbang antara hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Memang tidak ada ukuran pasti mengenai jumlah dan proporsi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan struktur modal dalam suatu
perusahaan
harus berorientasi pada stabilitas financial serta
kelangsungan hidup perusahaan agar dapat menghasilkan laba yang terus meningkat setiap tahunnya. Meskipun ada berbagai pengertian seperti yang
telah
dijelaskan
diatas, namun pada penelitian ini digunakan
pengertian sesuai dengan pendapat Suad Husnan yaitu struktur modal
8
Moeljadi, Manajemen Keuangan (Malang : Bayu Media Publishing, 2006), hlm. 237.
merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio).9 Dalam penelitian ini proxy yang digunakan struktur modal yaitu Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang dengan modal yang dimilikinya dan sangat
berkaitan
dengan penciptaan suatu struktur modal yang dapat
mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan yang tepat guna memaksimalkan nilai perusahaan 2. Teori Struktur Modal a) Pecking Order Theory Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf dalam Suad Husnan dan Pudjiastuti. Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas.10 Teori ini menyatakan bahwa : 1) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan) 2) Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan
9
Suad Husnan, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Buku 1, Edisi Keempat (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm. 322 10 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2004), hlm. 324
3) Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastis. 4) Kebijakan dividen yang konstan, fluktuasi probabilitas dan peluang investasi yang tidak dapat diprediksi, maka terkadang aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi namun terkadang kurang dari kebutuhan investasi. Dalam Pecking Order Theory perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan menggunakan dana pinjaman kebutuhan dana sudah tercukupi dari
yang
sedikit. Karena
menggunakan sumber dana
internal yaitu laba ditahan. Sedangkan perusahaan kurang profitable akan menggunakan hutang lebih besar. 11 b) Trade Off Theory Teori ini menunjukkan bahwa perusahaan memutuskan tentang struktur modal melalui trade-off antara manfaat dan biaya dari memiliki hutang dalam struktur modal. Trade Off Theory dapat memberikan tiga masukan penting, yakni 1) Perusahaan
yang memiliki aktiva yang tinggi
variabilitas
keuntungannya akan memiliki profitabilitas financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan sedikit hutang.
11
hlm. 313
Mamduh Hanafi , Manajemen Keuangan Edisi 1(Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta , 2014),
2) Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva tetap yang tidak nampak dan kesempatan berkembang
akan
kehilangan
banyak
nilai jika
terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang. 3) Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai sedikit pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah) 12 Trade
Off
Theory
dalam
struktur
modal
pada
intinya
menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak boleh diperbolehkan. Kenyataannya, semakin banyak hutang, semakin tinggi beban yang harus ditanggung perusahaan Oleh karena itu, teori ini menyatakan bahwa struktur modal optimal tercapai pada saat terjadi keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan penggunaan hutang Model trade-off mengansumsikan
bahwa
struktur
modal
perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Pada intinya Trade-Off Theory 12
Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan (Yogyakarta : ANDI,2008), hlm. 260
dalam struktur modal adalah
menyeimbangkan manfaat dan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang, Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade Off Theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu.13 Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan. . 3. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal a. Struktur Aktiva Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang besar.14 Kebanyakan
relatif lebih
perusahaan industri dimana sebagian besar
daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri,
sedangkan hutang sifatnya sebagai pelengkap. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat di jadikan jaminan. Brigham dan Gapenski menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih 13 14
Suad Husnan, Op Cit , hlm. 300 Lukas Setia Atmaja , Manajemen Keuangan (Yoyakarta : Andi Offset, 1999), hlm. 56
mudah
mendapatkan
memiliki
hutang
daripada
perusahaan
yang
tidak
jaminan.15 Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat
digunakan sebagi agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif besar.16 Perusahaan yang asetnya mencukupi digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak mengggunakan hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan skala besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan perusahaan kecil. Teori trade off menjelaskan apabila manfaat yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada pengorbanannya, maka sebaiknya perusahaan melakukan penadanaan secara eksternal. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka perusahaan menggunakan pembiayaan hutang hipotik jangka
tersebut
akan
panjang, dengan
harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup hutangnya. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan
tingkat
profitabilitas
(penjualan)
masing-masing
perusahaan, sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan hutang jangka pendek.17 Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan 15
Eugene F Brigham and Louis C. Gapenski.. Financial Management Theory and Practice, Edisi Kesembilan (New York : The Dryden Press, 1999), hlm. 109 16 Lukas Setia Atmaja, Op Cit . hlm. 56 17 Weston J. Fred dan Thomas E.Copeland, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2 (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), hlm. 363
kebutuhan
modalnya dari
modal permanen, yaitu modal sendiri,
sedangkan modal asing sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang horisontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.18 b. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.19 Perusahaan besar memiliki keunggulan, karena dapat mengakses ke dalam pasar modal yang berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau permodalan. karena perusahaan dengan ukuran
lebih
besar,
mempunyai
kepercayaan lebih besar dalam mendapatkan sumber dana, sehingga
18
Bambang Riyanto, Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ke 7, (Yogyakarta : BPFE,2001), hlm. 298 19 Brigham and Houston, Manajemen Keuangan,Edisi 8, Edisi Indonesia (Jakarta : Erlangga, 2001), hlm. 117
akan memudahkan untuk mendapatkan kredit dari pihak luar. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman.20 Dari referensi-referensi diatas, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh pada struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa pada perusahaan besar dapat membiayai investasinya denagn mudah lewat pasar modal karena mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi dan kecilnya informasi asimetris yang terjadi. Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan besar jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jadi, dengan diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan proporsi hutang menjadi semakin kecil dalam struktur modalnya. Untuk itu perusahan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek karena biayanya yang lebih murah dan perusahaan besar lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar pula. c. Likuiditas Menurut Fred Weston, sebagaimana yang di kutip oleh Kashmir menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.21
20
Abdul Halim, Manajemen Keuangan Bisnis (Bogor: Galih Indonesia , 2007), hlm. 93 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 129
21
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalm waktu jangka pendek atau yang segera dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, Karena lebih mudah dicairkan daripada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun.22 Posisi likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang atau menerbitkan saham baru. Hal ini sesuai dengan Packing Order
Theory yang menyarankan bahwa
manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dengan urutan pertama laba ditahan, kemudian hutang dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis sumber modal biayanya paling murah adalah hutang
Perusahaan
yang
mempunyai
likuiditas
tinggi
berarti
mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil.23Semakin tinggi likuiditas perusahaan
22
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 9 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 301 23 Ibid , hlm 302
maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. .24 Dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Biasanya aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga, piutang dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak yang harus dibayar dan biaya lain yang masih harus terutama gaji dan upah. 25 Dalam penelitian ini menggunakan rasio lancar, perhitungan rasio ini didasarkan pada perbandingan sederhana total aktiva dan kewajiban lancar. Aktiva lancar ini merupakan jumlah aktiva likuid, misalnya kas yang tersedia untuk bisnis. Sementara kewajiban lancar memberikan indikasi kebutuhan akan kas dimasa depan. 26 d. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan
penjualan
adalah
ukuran
mengenai
besarnya
pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage.27 Tingkat pertumbuhan penjualan diwaktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per lembar saham bila diperoleh dari
24
Setyo Budi Nugroho. “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)”.(Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis), hlm.5 25 Weston J. Fred dan Thomas E.Copeland, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 1 (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995), hlm. 285 26 Ciaran Walsh, Key Management Ratio, Edisi Ketiga (Jakarta: Erlangga. 2003), hlm. 106 27 Weston dan Copeland , Op Cit ,hlm. 35
pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. 28 Pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dengan horizon waktu yang lebih panjang dari profitabilitas tetapi lebih pendek dari pertumbuhan total aktiva. Pertama, pertumbuhan penjualan mencerminkan tingkat produktifitas terpasang siap operasi, kedua mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan daya saing perusahaan dalam pasar.29 Peningkatan penjualan mencerminkan peningkatan penerimaan, sehingga hal ini pengaruh terhadap struktur modal yang memiliki pengaruh negative. Penjualan memiliki
pengaruh
yang strategis
bagi
sebuah
perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva pun harus ditambah.30 Dengan mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada Pertumbuhan penjualan memiliki peranan yang penting dalam manajemen
modal
kerja.
Dengan
mengetahui
seberapa
besar
pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan.
28
Hermeindito Kaato, “Analisis Leverage dan Deviden dalam Lingkungan Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing Theory”, Symposium Nasional Akuntansi IV, 2003. hlm. 430. 29 Abdul Halim, Manajemen Keuangan Bisnis (Bogor: Galih Indonesia , 2010), hlm. 93. 30 Weston dan Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Diterjemahkan oleh: Khalid, Edisi Ketujuh, Jilid 2(Erlangga: Jakarta, 1991), hlm. 42.
B. Penelitian Terdahulu Tinjauan pustaka berisi riset terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dikaji mulai paradigma dan pendekatan riset, teori yang digunakan hingga risetnya kemudian menempatkan posisi penelitian yang sedang dilakukan . Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hadizah Ritongan. Dalam penelitian tersebut varibel independen meliputi likuiditas, operating leverage, pertumbuhan penjualan dan pajak. Sedangkan variabel dependen yaitu struktur modal. Hasil analisis Likuiditas berpengaruh sebesar -2 .788 artinya negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Operating Leverage dan pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.31 Muhammad Yalis dalam penelitiannya yang mengambil variabel independen meliputi profitabilitas, ukuran perusahaan, operating leverage, pertumbuhan perusahaan. Struktur modal sebagai varibel dependen. Hasil analisis profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal. ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
operating
leverage
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan
mempengaruhi struktur modal. pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan mempengaruhi struktur modal.32
31
Siti Hadizah Ritongan, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Periode 2007”,(Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ,2009), hlm. 70. 32 Muhammad Yalis, “Analisis Faktor Penentu Struktur Modal (studi empiris pada emiten di Jakarta Islamic Index tahun 2008-2010)”,(Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2011), hlm. 61.
Ari Nur Aini dalam penelitiannya yang memuat variabel independen tangibility, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Struktur modal sebagai variabel dependen. Hasil analisis tangibility secara signifikan berpengaruh positif sebesar 0,001 terhadap struktur modal. Petumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.33 Na’imatul Mar’ah dalam penelitiannya memuat variabel dependen sebagai struktur modal. Dan variabel independen meliputi struktur aktiva, size, profitabilitas, growth opportunities, risiko bisnis dan pajak. Hasil analisis secara simultan struktur aktiva, size, profitabilitas, growth opportunities, risiko bisnis dan pajak mempengaruhi struktur modal. Secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah struktur aktiva dan profitabilitas. Variabel size, growth opportunities, risiko bisnis dan pajak secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal.34 Nuril Hidayati dalam penelitiannya yang memuat struktur modal sebagai variabel dependen. Serta variabel independen penelitian meliputi struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva dan risiko bisnis. Hasil analisis secara simultan struktur kepemilikan, 33
Ari Nur Aini, “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Pertambangan yang Masuk dalam Daftar Efek Syariah Periode 2007-2010”,(Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2012), hlm. 69. 34 Na’imatul Mar’ah , “Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah”,(Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2012), hlm. 83.
profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva dan risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secra parsial struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal, dan risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.35 Helda Endah Erdiana dalam penelitiannya yang memuat variabel dependen sebagai struktur modal. Variabel independen meliputi ukuran perusahaan, risiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan aset dan pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian variabel ukuran perusahaan dan risiko bisnis yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, pertumbuhan asset dan pertumbuhan penjualan tidak mempengaruhi secara signifikan struktur modal.36 Wisnu Eka Pradana dalam penelitiannya memuat variabel dependen sebagai struktur modal. Variabel independen penelitian meliputi struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, growth, risiko bisnis, pajak dan struktur kepemilikan. Hasil penelitian secara simultan struktur aktiva,ukuran perusahaan, profitabilitas, growth, risiko bisnis, pajak dan struktur kepemilikan mempengaruhi struktur modal. Secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah struktur aktiva, profitabilitas,
35
Nuril Hidayati, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal Studi pada Perusahaan yang Masuk Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2005-2007”,(Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), hlm. 104. 36 Helda Endah Erdiana, “Analisis Pengaruh Firm Size,Business Risk, Profitability, Assets Growth, dan Sales Growth terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bei Periode 2005-2008)” ,(Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011), hlm. 87.
risiko bisnis dan pajak sedangkan variabel ukuran perusahaan, growth, dan struktur kepemilikan secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal.37 Ali Mustaqim dalam penelitianya menyebutkan enam variabel independen bahwa terdapat tiga variabel yang signifikan yaitu rasio aktiva tetap, risiko bisnis dan struktur kepemilikan sedangkan variabel tingkat pajak dan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara keseluruhan, kelima variabel tersebut mampu menjelaskan variabel dependen (struktur modal) dengan presentase yang cukup tinggi (46,6%) sehingga sisanya sebesar 53,4% dijelaskan oleh variabel yang lain yang belum teridentifikasi dalam penelitian ini38 Dalam penelitian Eka Septia Nurwahyuni, bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel dividen, profitabilitas (ROA), pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva terhadap Debt to Equity ratio dengan probabilitas sebesar 0,000000. Secara parsial bahwa variabel dividen berpengaruh signifikan negatif dengan probabilitas sebesar 0,0257, variabel profitabilitas
(ROA) berpengaruh signifikan negative dengan
probabilitas sebesar 0,0077, variabel pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh dengan probabilitas sebesar 0,2240, variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif dengan probabilitas 0,0000, dan variabel struktur aktiva berpengaruh signifikan negatif dengan probabilitas sebesar 0,0007. Dan 37
Wisnu Eka Pradana, “Analisis Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Growth, Risiko Bisnis, Pajak dan Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Periode 2010-2012”,(Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), hlm. 92. 38 Ali Mustaqim ,”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan yang termasuk dalam Daftar Efek syariah “, ( Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), hlm. 95.
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesa 45,5809%. 39 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti dan judul penelitian
Variabel penelitian
Teknik Analisis data
Hasil penelitian
perbedaan
1.
Siti Hadizah Ritongan “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Periode 2007” Muhammad Yalis “Analisis Faktor Penentu Struktur Modal (studi empiris pada emiten di Jakarta Islamic Index tahun 2008-2010)”
Varibel independen yaitu likuiditas, operating leverage, pertumbuhan penjualan dan pajak. Sedangkan variabel dependen yaitu struktur modal.
Uji Asumsi Klasik dan Uji Regresi Linier Berganda.
Variabel yang digunakan, sampel penelitian dan tahun yang digunakan.
variabel independen meliputi profitabilitas, ukuran perusahaan, operating leverage, pertumbuhan perusahaan. Struktur modal sebagai varibel dependen.
Uji Regresi Linier Berganda.
Ari Nur Aini “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan
variabel independen tangibility, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Struktur modal sebagai variabel
Uji Regresi Linier Berganda
Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Operating Leverage dan pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal. ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. operating leverage berpengaruh negatif tidak signifikan mempengaruhi struktur modal. pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan mempengaruhi struktur modal tangibility secara signifikan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Petumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh negatif
2.
3.
39
Variabel yang digunakan, study kasus penelitian, dan tahun yang digunakan
Variabel yang digunakan dan tahun yang digunakan
Eka Septia nurwahyuni, “Faktor – Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012”( Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 2013), hlm. 109.
Pertambangan yang Masuk dalam Daftar Efek Syariah Periode 20072010”
dependen.
4.
Na’imatul Mar’ah “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah”
variabel dependen sebagai struktur modal. Dan variabel independen meliputi struktur aktiva, size, profitabilitas, growth opportunities, risiko bisnis dan pajak
analisis deskriptif , uji asumsi klasik dan linier berganda.
5.
Nuril Hidayati “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal Studi pada Perusahaan yang Masuk Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 20052007”
memuat variabel dependen : struktur modal. Variabel independen : struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva dan risiko bisnis.
Analisis Regresi Linier Berganda
6.
Helda Endah Erdiana “Analisis Pengaruh Firm Size,Business Risk, Profitability, Assets Growth, dan
variabel dependen sebagai struktur modal. Variabel independen meliputi ukuran perusahaan, risiko
Uji Asumsi Klasik dan Uji Regresi Linier
signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal secara simultan struktur aktiva, size, profitabilitas, growth opportunities, risiko bisnis dan pajak mempengaruhi struktur modal. Secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah struktur aktiva dan profitabilitas. Sedangkan variabel size, growth opportunities, risiko bisnis dan pajak secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal secara simultan struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva dan risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secra parsial struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal, dan risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal Hasil penelitian variabel ukuran perusahaan dan risiko bisnis yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas,
Variabel yang digunakan dan sampel yang digunakan
Variabel yang digunakan, study kasus penelitian dan tahun yang digunakan
Variabel yang digunakan, study kasus penelitian dan tahun
Sales Growth terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bei Periode 20052008)” Wisnu Eka Pradana “Analisis Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Growth, Risiko Bisnis, Pajak dan Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Periode 20102012”
bisnis, profitabilitas, pertumbuhan asset dan pertumbuhan penjualan.
Berganda
pertumbuhan asset dan pertumbuhan penjualan tidak mempengaruhi secara signifikan struktur modal
yang digunakan
variabel dependen sebagai struktur modal. Variabel independen struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, growth, risiko bisnis, pajak dan struktur kepemilikan.
Uji Asumsi Klasik dan Uji Regresi Linier Berganda
secara simultan struktur aktiva,ukuran perusahaan, profitabilitas, growth, risiko bisnis, pajak dan struktur kepemilikan mempengaruhi struktur modal. Sedangkan secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah struktur aktiva, profitabilitas, risiko bisnis dan pajak sedangkan variabel ukuran perusahaan, growth, dan struktur kepemilikan secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal.
Variabel yang digunakan, sampel penelitian dan tahun yang digunakan
8.
Ali Mustaqim ”faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan pertambangan yang termasuk dalam daftar efek syariah “
memuat variabel dependen : struktur modal. Variabel independen meliputi operating leverage, struktur aktiva, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan dan likuiditas
Uji Regresi Linier Berganda
Variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan operating leverage, struktur aktiva, profitabilitas, risiko bisnis dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
Variabel yang digunakan, dan tahun yang digunakan
9.
Eka Septia nurwahyuni “Faktor – Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang
Variabel independen struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan deviden. Variabel dependen
Uji regresi panel dengan model random effect
terdapat pengaruh secara simultan pada variabel dividen, profitabilitas (ROA), pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva terhadap Debt to Equity .
Variabel yang digunakan, study kasus penelitian, metode analisis data dan tahun
7.
terdaftar di BEI struktur modal periode 2008-2012”
Secara parsial bahwa variabel dividen dan profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan negatif. variabel pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh. variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif dan dan variabel struktur aktiva berpengaruh signifikan negatif
yang digunakan
Dari beberapa penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini terdapat perbedaan pada variabel yang diteliti, tahun penelitian dan objek penelitian. Variabel yang diteliti pada penelitian ini meliputi struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan penjualan, dan likuiditas sebagai varibel independen dan struktur modal sebagai variabel dependen. Periode penelitian dalam penelitian ini dari tahun 2011 sampai 2014. Objek penelitian yaitu perusahaan pertambangan yang masuk dalam Daftar Efek Syariah. C. Kerangka Berpikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan penjualan dan likuiditas terhadap variabel dependen struktur modal dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh baik persial maupun simultan dan pengujian analisis diskriminan (adjusted R square)
untuk mengetahui sebarapa besar presentase pengaruh varibel
independen terhadap struktur modal. Periode pengamatan yang digunakan
dalam penelitian adalah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 pada perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam dafar efek syariah. Kerangka pemikiran
dalam penelitian ini menunjukan pengaruh
variabel independen baik secara persial maupun simultan terhadap variabel dependen yaitu struktur modal.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
c Struktur Aktiva ( X1 )
Firm Size ( X2 )
Likuiditas ( X3 )
Growth Sales ( X4 )
Struktur Modal (Y)
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti.40 Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.41 Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H01 : Struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014 Ha1
:
Struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
H02
:
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
Ha2
:
Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
40
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),hlm. 26. 41 Ibid.,hlm.38.
H03
:
Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
Ha3
:
Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
H04
:
Tingkat pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
Ha4
:
Tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014
H05 : struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan tingkat pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014 Ha5 : struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011-2014