BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kebijakan Hutang Sumber pendanaan perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan
(internal financing) atau dari luar perusahaan (external financing). Sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan dapat berupa laba yang tidak dibagikan dan digunakan kembali menjadi modal serta penarikan modal melalui penjualan saham kepada investor. Sedangkan sumber pendanaan dari luar perusahaan atau sering disebut dengan modal asing adalah modal yang hanya bekerja sementara di dalam perusahaan dan merupakan beban bagi perusahaan karena harus mengembalikan nominal nilai utang tersebut beserta bunganya. Dana dari luar perusahaan bisa didapatkan dengan meminjam dana dari pihak kreditur seperti bank dan lembaga keuangan bukan bank atau dengan menerbitkan obligasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nissim et al (2001 : 33), dalam jurnal penelitian ‘’Financial Statement Analysis of Leverage and How it Informs about Profitability and Price to Book Ratios’’ dikatakan bahwa A separation of operating activities from financing activities in a firm leads to the identification of two sources of leverage, one from the financing activities and one from operating activities. Financing leverage comes from borrowing in capital markets. Operating liability leverage arises from negotiating with customers and suppliers in the course of business operations Kebijakan hutang sekarang ini menjadi bagian yang tidak bisa di elakkan dari kesinambungan sebuah perusahaan. Pihak-pihak yang mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam atau memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan akan memperhatikan bagaimana struktur utang dari perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Istilah leverage mengacu pada hubungan antara utang dan asset perusahaan. Perusahaan yang tingkat leveragenya tinggi memiliki jumlah utang yang relatif tinggi dibandingkan dengan jumlah aktiva atau ekuitasnya. Menurut Sawir (2005:13), “rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan”. Rasio Leverage mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dari sudut manajemen perusahaan utang dilihat sebagai sumber dana alternatif yang mampu memberikan solusi yang bersifat konstruktif, baik secara jangka pendek dan jangka panjang. Namun satu hal yang harus diwaspadai adalah penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk pada level extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Untuk mengukur tingkat kebijakan hutang pada penelitian ini, peneliti menggunakan debt to total asset ratio. Rasio ini diperoleh dari perbandingan total utang dengan total harta yang mengukur persentase total dana yang berasal dari kreditur. Menurut Darsono (2005:54), rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang jangka panjang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidak mampuan perusahaan membayar semua kewajibannya.
Universitas Sumatera Utara
Rumus yang digunakan untuk mengukur besarnya hutang dalam perusahaan adalah sebagai berikut : DAR =
2.2
Struktur Modal
Struktur modal bertujuan memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan akan mampu memaksimumkan nilai perusahaan. Bagi sebuah perusahaan sangat dirasa penting untuk memperkuat kestabilan keuangan yang dimilikinya, karena perubahan dalam struktur modal diduga bisa menyebabkan perubahan nilai perusahaan. Struktur modal dapat diartikan sebagai gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities), dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan (Fahmi 2012 : 184). Pendanaan dengan modal sendiri dapat dilakukan dengan menerbitkan saham (stock), sedangkaan pendanaan dengan utang (debt) dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi (bonds), right issue atau berutang ke bank, bahkan ke mitra bisnis (Fahmi 2012 :189). Melakukan analisa struktur modal dianggap sebagai suatu hal yang penting karena dapat mengevaluasi risiko jangka panjang dan prospek dari tingkat penghasilan yang didapatkan perusahaan selama menjalankan aktivitasnya. Penggunaan modal dari pinjaman akan meningkatkan risiko keuangan berupa biaya bunga yang harus dibayar, walaupun perusahaan mengalami kerugian. Akan
Universitas Sumatera Utara
tetapi biaya bunga adalah tax deductible, sehingga perusahaan dapat memperoleh manfaat karena bunga diberlakukan sebagai biaya. Bila perusahaan menggunakan modal sendiri ketergantungan terhadap pihak luar berkurang, tetapi modalnya tidaklah merupakan pengurang pajak. Secara lebih umum, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Beberapa peneliti yang menjelaskan tentang teori struktur modal adalah sebagai berikut : 2.2.1 Teori Mogdiliani-Miller (MM) Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Mogdiliani dan Miller (teori MM). Menurut Mogdiliani dan Miller bahwa pengunaan hutang akan selau lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri terutama dengan meminjam kepada bank. MM dalam Frensidy menyatakan bahwa rasio hutang tidak relevan dan tak ada struktur modal yang optimal. Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tidak ada pajak, tidak ada asimetri informasi, tidak ada biaya transakasi. Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Asumsi yang diubah adalah adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan. Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Teori MM tersebut dianggap kurang relevan, implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan
Universitas Sumatera Utara
hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, sisi positif dari hutang adalah hutang dapat menurunkan biaya keagenan dan juga dapat mendisipinkan manajemen untuk tidak sembarangan dalam menggunakan aktiva perusahaan, namun bukan berarti sebuah perusahaan harus memperoleh utang sebanyak banyaknya, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. 2.2.2 Trade-off Theory Model teori ini menyatakan bahwa pengunaan utang dalam perusahaan akan meningkatkan nilai dari perusahaan sampai pada titik tertentu namun setelah titik tertentu penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan apabila keuntungan dan penggunaan hutang tidak sebanding. Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, atau dapat dikatakan perusahaan dapat menentukan target rasio hutang (leverage) yang optimal. Rasio hutang yang optimal ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan, karena perusahaan memiiki hutang. Perusahaan tidak akan mencapai nilai optimal apabila semua sumber pendanaannya adalah hutang atau jika tidak ada hutang sama sekali. Hutang menyebabkan perusahaan memperoleh manfaat sedangkan biaya kebangkrutan merupakan biaya administrasi, biaya hukum, biaya keagenan dan biaya pengawasan untuk mencegah perusahaan mengalami kebangkrutan. Sedangkan nilai optimal adalah titik yang menunjukkan manfaat pajak atas setiap tambahan rupiah hutang sama besarnya dengan kenaikan biaya kebangkrutan (Bangkcruptcy cost) atas
Universitas Sumatera Utara
penambahan hutang tersebut. Frydenberg dalam penelitiannya yang berjudul Theory of Capital Structure (2004 : 8) mengatakan bahwa the original static trade-off theory is actually a sub theory of the general theory of capital structure because there are only two assumptions that are broken here, the no tax incentive assumption and the no bankruptcy cost assumption. In the more general trade off theory several other arguments are used for why firms might try to adjust their capital structure to some target. Leverage also depends on restrictions in the debt-contracts, takeover possibilities and the reputation of management. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan dan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Namun teori ini mengabaikan adanya asimetri informasi dan besarnya biaya untuk melakukan subsitusi hutang ke ekuitas atau ekuitas ke hutang. 2.3.3. Pecking Order Theory Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan akan lebih cenderung menggunakan sumber dana internal daripada dana eksternal, yaitu pertama laba ditahan, diikuti dengan hutang, dan yang terakhir ekuitas baru. Misalnya saja mencari tambahan dana dengan cara menjual aset yang dimilikinya. Seperti menjual gedung (build), tanah (land), peralatan (inventory) yang dimilikinya dan asset asset lainnya termasuk dengan menerbitkan dan menjual saham di pasar modal (capital market) dan adan yang berasal dari laba ditahan (retained earnings). Tetapi apabila sumber dana internal tidak memadai maka dana eksternal akan dipilih sebagai dana eksternalnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Teori Signaling Struktur modal dengan tingkat leverage yang tinggi digunakan sebagai sinyal untuk membedakan perusahaan yang baik dan yang buruk. Hanya perusahaan yang sehat dan kuat yang dapat berhutang dengan menanggung risikonya. Sehingga untuk meminimalkan biaya informasi dari
pelepasan
menggunakan
saham, hutang
maka daripada
suatu
perusahaan
ekuitas
jika
lebih
perusahaan
menyukai tampak
undervalued, dan menggunakan ekuitas dari pada hutang jika perusahaan tampak overvalued. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan keseimbangan optimal antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dengan prinsip hati-hati, aturan struktur finansial konservatif dalam mencari struktur modal akan optimal. Trade off theory memandang bahwa struktur modal optimal dapat ditentukan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan. 2.2.5 Teori arus kas bebas ( Free Cash Flow Theory) Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang dimiliki oleh perusahaan. Pertama menyangkut mengenai fungsi likuiditas,
Universitas Sumatera Utara
apakah dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan perusahaan dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu yang panjang. Arus kas bersih positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas produksi pada tingkat sekarang. Free Cash Flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan. Michael J Jensen, dalam penelitiannya mengenai Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers, mengatakan bahwa arus kas bebas adalah arus kas lebih yang dibutuhkan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai sekarang neto (NPV) positif dengan biaya model yang relevan. Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam situasi yang buruk. Sedangkan aliran kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai kondisi perusahaan dapat mempengaruhi nilai aliran kas bebas, misalnya bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dengan tingkat pertumbuhan rendah maka aliran kas bebas ini seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham, tetapi bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi maka aliran kas bebas ini dapat ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan untuk investasi pada periode mendatang. Pemberi pinjaman akan menyediakan dana bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal sekarang, yang akan datang, dan struktur modal bagi perusahaan. Faktor ini menetukan risiko bisnis dan risiko keuangan perusahaan. Jika pemberian pinjaman memberikan dana pada perusahaan, bunga dibebankan berdasarkan penilaian pemberi pinjaman atas risiko perusahaan. Menurut Atmaja (2002) terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan tentang struktur modal yaitu: 1. Kelangsungan hidup jangka panjang Manajer perusahaan memiliki tanggungjawab untuk menyediakan produk dan jasa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari tingkat penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan. 2. Konservatisme manajemen Manajer yang besifat konservatif cenderung menggunakan tingkat hutang yang sedikit.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengawasan Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan dari pihak kreditor. Pengawasan ini dapat mengurangi keleluasaan manajemen dalam membuat keputusan perusahaan. 4. Struktur aktiva Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai jaminan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar. 5. Risiko bisnis Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang besar karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi. 7. Tingkat pertumbuhan Faktor lain dianggap tetap, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan. 9. Pajak Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak sehingga memperbesar daya tarik penggunaan hutang. 10. Profitabilitas Pada umumnya, perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil. Ukuran Struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
2.3. Profitabilitas Hubungan laba yang diperoleh dengan investasi yang ditanamkan pemilik saham diamati secara teliti oleh khalayak keuangan. Profitabilitas perusahaan diindikasikan oleh laba yang merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya dengan menggunakan aktiva produktif perusahaan berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap. Hal tersebut menunjukkan rasio profitabilitas merupakan suatu kelompok rasio yang menunjukkan aspek likuiditas, manajemen aktiva dan besarnya operasional perusahaan yang dibiayai dari sumber hutang, yaitu pertama laba ditahan, diikuti dengan hutang, dan yang terakhir ekuitas baru. Dalam penelitian ini rasio yang dipakai untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah Return on Capital Employed (pengembalian atas modal yang digunakan). „‟Return on capital employed (ROCE) is a measure of the returns that a business is achieving from the capital employed, usually expressed in percentage terms. Capital employed equals a company's Equity plus Non-current liabilities (or Total Assets − Current Liabilities’’). Merupakan ukuran kinerja fundamental keuangan yang dihitung sebagai angka persentase laba sebelum bunga dan pajak terhadap uang yang diinvestasikan dalam bisnis. ROCE dapat mengindikasikan seberapa baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Umumnya ROCE dapat diungkapkan dengan dua pendekatan, yaitu gross capital employed dan net capital employed. Gross capital employed sering diartikan sebagai total aset, harta tetap dan harta lancar, sedangkan net capital employed mengacu pada total aset dikurang hutang. Di lain pihak, ROCE juga berarti total modal, cadangan modal, cadangan pendapatan, surat hutang dan hutang jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
Return On Capital Employed (ROCE) merupakan rasio
yang
menunjukkan efisiensi dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE merupakan indikator seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan. Rumus Menghitung ROCE adalah :
2.4 Aktivitas Investasi Dalam laporan Arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu, aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Aktivitas investasi mengukur seberapa efektif perusahaan perusahaan mengelola aktivanya. Jika perusahaan terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, dan akibatnya laba turun. Di sisi lain, jika aktiva terlalu rendah, maka penjualan menguntungkan akan hilang. Rasio perputaran aktiva tetap digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang kegiatan penjualan perusahaan. Dari segi kepailitan, nilai dari aktiva tidak berwujud akan hilang hampir seluruhnya, oleh karena itu keberadaan aktiva berwujud dianggap memiliki peranan penting
Universitas Sumatera Utara
dalam peminjaman dana eksternal karena dapat dijadikan jaminan. Keberadaan aktiva berwujud akan mengurangi biaya keagenan sebab hutang dapat menjadi lebih aman dengan keadaan aktiva berwujud yang memiliki alternatif jika terjadi kegagalan. Aktivitas investasi dapat diukur total assets turnover ratio (TATO), inventory turnover ratio (ITO), days sales outstanding (DSO), fixed assets turnover ratio (FAT). Dan pada penelitian ini ukuran aktivitas investasi diukur dari pemanfaatan aktivanya dengan menggunakan Fixed Assets Turnover Ratio yang dihitung dengan :
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian mengenai struktur modal dan produktivitas aktiva, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina dalam penelitiannya mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal menghasilkan, pertumbuhan aktiva dan struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, sementara size, profitabilitas risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sementara Novalina Manurung dalam penelitiannya mengenai Kebijakan Hutang terhadap Aktivitas Investasi menyatakan bahwa kebijakan utang mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas investasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu Peneliti (Tahun) Joni dan Lina (2011)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Faktor Faktor yang Pertumbuhan aktiva, mempengaruhi struktur struktur aktiva, size, modal profitabilitas, risiko bisnis.
Manurung Pengaruh Tingkat Novalina Kebijakan Utang (2007) terhadap Aktivitas Investasi Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Pertumbuhan Aktiva,Struktur Aktiva berpengaruh berpengaruh negatif terhadap struktur modal, sedangkan size, profitabilitas dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Independen variabel Tingkat kebijakan : DER, DAR utang Dependen Variabel : berpengaruh Aktivitas Investasi negatif terhadap (ART, ITO, dan aktivitas investasi FAT) perusahaan
Sumber : Data diolah Penulis 2013
2.6 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2005 : 47). Atau dapat dikatakan juga sebagai sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu di atas maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kebijakan Hutang (X1)
H1 H2 Aktivitas investasi (Y)
Struktur Modal (X2) Profitabilitas (X3)
H3
H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah Penulis 2013 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kebijakan hutang, struktur modal, dan profitabilitas, dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah aktivitas investasi. Kebijakan hutang menggambarkan keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan dalam menentukan sumber pendanaannya. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinngi memiliki jumlah hutang yang relatif tinggi apabila dibandingkan jumlah aktiva atau equitasnya. Rasio yang digunakan dalam kebijakan hutang menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Struktur modal perusahaan merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimilki yang bersumber dari hutang jangka panjang dan modal sendiri yang bertujuan untuk membiayai perusahaan. Dengan adanya struktur modal yang ditargetkan oleh perusahaan, setiap pembiayaan akan berpatokan pada modal tersebut, perusahaan harus mampu
Universitas Sumatera Utara
menjaga kestabilan keuangan perusahaan karena struktur modal dapat menyebabkan perubahan nilai perusahaan. Profitabilitas diindikasikan oleh laba yang merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya dengan menggunakan aktiva produktif maupun aktiva lancar maupun aktiva tetap. Profitabilitas merupakan indikator yang baik dalam memanfaatkan modalnya dalam memperoleh profit yang maksimal. Menurut teori trade off, jika posisi struktur modal berada di bawah titik optimal, maka kebijakan hutang akan menambah nilai perusahaan, sedangkan jika struktur modal berada di atas titik optimal, maka penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan, dan dalam teori Free Cash Flow (aliran kas bebas) yang merupakan gambaran tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan mengatakan bahwa perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik, karena mereka dapat memperoleh keuntungan dan akan lebih survive dalam situasi yang buruk. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa kebijakan hutang, struktur modal dan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas investasi. 2.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan tujuan, landasan teori, kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian tersebut adalah : 1. Kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap aktivitas investasi. 2. Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap aktivitas investasi. 3. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap aktivitas investasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Kebijakan hutang, struktur modal dan profitabilitas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap aktivitas investasi.
Universitas Sumatera Utara