BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa.1Joseph A.Devito seperti dikutip oleh Onong U. Effendy, mendifinisikan komunikasi massa sebagai berikut :
1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. 2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film buku dan pita.2 Kesimpulan yang dapat diambil penulis mengenai pengertian komunikasi massa diatas adalah bahwa komunikasi massa seperti surat kabar, televisi, radio, majalh atau film sebagai medium
1 2
Onong Uchjana Effendy.M.A, Ilmu Komunikasi-Teori dan Praktek, Hal.20 Ibid., Hal.21
pengantar pesan kepada khalayak. Karakteristik komunikasi massa yaitu : 1. Pesan komunikasi bersifat umum Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak , film , radio dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, bukan komunikasi massa. 2. Komunikasi bersifat heterogen Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang yang heterogen meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda demgam kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berlainan sehingga mereka berbeda dalam kepentingan, standar hidup, kekuasaan, dan pengaruh. 3. Media massa menimbulkan keserempakan Maksud dari keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 4. Hubungan komunikator dan komunikan tidak bersifat pribadi Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan tidak bersifat pribadi karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya
bersifat umum sebagai komunikator. Komunikasi menggunakan media massa berlaku dalam satu arah (one-way communication) namum dalam hubungan komunikator dan komunikan terdapat mekanisme resmi yang dapat mengurangi ketidak pastian, terutama penelitian terhadap komunikasi, kerespodensi dan bukti keuntungan dari penjualan untuk siaran komersial.3
2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik atau unsur komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Menurut Harold D.Laswell guna memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect ?
a. Unsur Who (sumber atau komunikasi) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). b. Unsur Says What (pesan) Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak jumlahnya. Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesanpesan komunikasi massa sebagai berikut : 3
Onong Uchjana Effendy.M.A., Ilmu Komunikasi-Teori dan Praktek, Hal.81
1) Publicity Pesan-pesan komunikasi massa pada umunya tidak ditunjukkan kepada
perorangan-perorangan
tertentu
yang
eksklusif,
melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua anggota mengetahui, orang lain juga menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicly. 2) Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan. Pesan-pesan dibuat secara massal dan tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad. 3) Transient Pesan-pesan komunikasi
massa umumnya
dibuat
untuk
memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat permanen. Namun, ada pengecualian, seperti buku-buku perpustakaan, film, transkripsitranskripsi radio dan rekaman audiovisual yang merupakan kebutuhan
dokumentatif.
Pada
umumnya
pesan-pesan
komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Maka isi media cenderung dirancang serta timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.
c. Unsur In Which Channel (saluran atau media) Unsur ini menyangkut semua perelatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran ini pesan-pesan tidak dapat menyebar secara cepat,luas dan simultan. d. Unsur To Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa, seperti perorangan-perorangan yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menikmati film, dan yang sedang menggunakan internet disebut perorangan-perorangan dalam mass audience. Mereka ini menurut Charles Wright memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : 1. Large Besarnya mass audience adalah relatif dan menyebar dalam berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya digunakan suatu prinsip, pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak. 2. Heterogen Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audience tertentu yang ekslusif, melainkan untuk sasaran yang menduduki berbagai posisis, seperti orang-orang dari berbagai tingkat sosial, jenis kelamin, pendidikan dan tempat tinggal. Heterogen adalah semua lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya.
3. Anonim Anonim diartikan anggota-anggota dari mass audience. Pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan kominikator (vice versa). e. Unsur With What Effect (unsur efek atau akibat) Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audience sebagai
akibat
keterpaan
pesan-pesan
media.
David
Berlo
mengklasifikasikan efek atau perubahan kedalam tiga kategori, yaitu perubahan dalam ranah pengetahuan,sikap dan perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan.4
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Wilbur Scrahmn menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Pendapat Scrahmn pada adasarnya tidak berbeda dengan perndapat Hrold D.Laswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sabagai berikut, Surveillance of the environment (pengamatan lingkungan). Corellation of the parts of society in responding to the environment (menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan), dan Transmission of the social heritage from one generation to the next (pewarisan sosial).
4
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo . Hal.3
Seorang ahli sosiologi, Charles R. Wright, menambahkan fungsi keempat, yaitu entertainment selain surveillance, correlation,tranmission, dan entertainment (kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan memberikan hiburan tanpa mengaharapkan efek-efek tertentu).5
2.1.3 Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku nyata. Scrahmn dalam bukunya “How Communication Works”, menggolongkan efek komunikasi massa kedlam efek yang bersifat umum.
1. Efek Umum Efek umum menyangkut efek ‘dasar’ yang diramalkan dapat terjadi akibat pesan-pesan
yang
disiarkan.melalui
media
massa.
Scrahmn
mengemukakan, komunikasi massa mempunyai efek yang ‘mengembang’. Sebab dalam banyak hal komunikasi massa telah mengambil alih fungsi komunikasi sosial. Efek seperti itu merupakan efek dasar yang terjadi dari hari kehari secara terus-menerus. Ia tidak dilihat, didengar, atau diraba, tetapi ia benar-benar terjadi. Dapat disimpulkan terpaan media massa pada waktunya
akan
mengejutkan.
5
Wiryanto. Op.Cit Hal.10
menimbulkan
perubahan-perubahan
yang
amat
2. Efek Khusus Efek
khusus
terutama
menyangkut
ramalan
tentang
efek
yang
diperkiarakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media masssa. Scrahmn menyatakan”... kita tidak dapat meramalkan efek pada mass audience. Kita hanya dapat meremalkan efek pada perorangan.”6 Namum terdapat efek lain akibat komunikasi massa, yakni efek kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu, efek afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu , dan efek konatif berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap sesuatu.7
2.2
Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi dirumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka mengahbiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee, et. Al. 2001: 279).
Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
6 7
Wiryanto. Op.cit. Hal.45 Werner. Op.cit. Hal.16
Secara bertahap, layar televisi berkembang dari diagonal 7 inci kemudian 12, 17, 21, 24, dan 39 inci. Penonton televisi kini lebih selektif. Jam tayang televisi bertambah. Penerimaan programnya mengalami peningkatan dari wkatu ke waktu. Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi. Kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan:
1. Over-the-air reception of network and local stasion program. 2. Cable. 3. Digital cable. 4. Wireless cable. 5. Direct Broadcast Satellite.8
2.3
Fungsi Televisi
Fungsi Televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni member informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa umunya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 9
8
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, KOMUNIKASI MASSA, SUATU PENGANTAR, EDISI REVISI, 2007 Hal. 134-135. 9 Ibid Hal. 137
2.4
Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar, dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalh dengan indra penglihatan.
a. Audiovisual Televisi memeliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, music dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata. Keduanya harus ada kesesuain secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar. b. Berpikir dalam Gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar ( thin in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya kepada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut.
c. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembicara berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah tekhnik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara dan lain-lain. Bila menyangkut acara drama music yang lokasinya diluar studio, akan lebih banyak lagi melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew).10
2.5
Efek Pesan
Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoritis.
a. Efek kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengambangkan ketrampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau temapt yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.
10
Ibid Hal. 137-139
b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahukan khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.11
2.6
Fenomena
Fenomena dari bahasa yunani; phainomenon, “apa yang terlihat” , dalam bahasa indonesia bisa berarti : gejala, misalkan gejala alam, hal-hal yang dirasakan dengan pancraindra, hal-hal yang mistik atau klenik, fakta, kenyataan, kejadian, kata keturunan adjektif, fenomenal, berarti: “sesuatu yang luar biasa”.12
2.7
Minat
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang adapat mendorong untuk mencapai tujuan. Minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegiatan itu. Minat erat hubungannya dengan doronagn (drive), motif dan reaksi emosional. Misalnya minat terhadap reaksi ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan tersebut.
Crow and crow menjabarkan bahwa minat dapat menunujukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, atau
11 12
Ibid , Hal. 52-55 http://suratsaktiku.wordpress.com/2012/03/03/pengertian-fenomena/
sesuatu yang dapat member pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan, dan hasil dari turut sertanya kegiatan tersebut. Lebih lanjut Crow and crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-doronagn, motif-motif dan dorongan emosional. 13
Sedangkan
menurut
Indra
Ratna
Irawati,
minat
adalah
suatu
kecenderungan lebih diinginkan yang adapat menetap di dalam individu yang merasa tertarik terhadap objek tertentu.14 Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai dalam tahap ini antara lain adalah mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja dan atas inisiatif sendiri.
Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh individu kepada suatu objek, baik objek berupa benda hidup maupun benda yang tidak hidup. Sedangkan minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu, biasanya disertai dengan perasaan senang. Minat timbul tidak secara tiba-tiba melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman dan kebiasaan.
13
Diakses tgl 13.10.2013 http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html Indra Ratna Irawati, Masyarakat: Jurnal Sosiologi, Fisip. UI & PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 1996. Hal.4
14
Menurut Witherington, minat adalah kesadaran seseorang bahwa seseorang, suatu masalah, atau situasi psikologi memiliki hubungan dengan dirinya. Menurutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian, maka minat itu tidak mempunyai arti sama sekali. Hilgard dalam Daryanto, memberi rumusan tentang minat, yaitu interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or content. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Jadi kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus disertai dengan rasa senang. Berdeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang.15
2.8
Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
15
http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-minat.html , Abdul Hadis dan Nurhayati, Psikologi dalam Pendidikan (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2010). H.C. Witherington, Educational Psychology diterj. oleh M. Buchari: Psikologi Pendidikan (Cet. VII; Jakarta:PT Rineka Cipta, 1999).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ
tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan sosial.16
2.9 Musik
Musik merupakan bunyi yang diterima oleh individu atau kelompok berdasarkan sejarah, budaya, lokasi dan selera. Definisi musik sangat luas, diantaranya: - Musik adalah bunyi-bunyian yang ditangkap oleh indera pendengar. - Musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. - Musik adalah segala sesuatu yang dihasilkan secara sengaja yang disajikan sebagaimusik baik
oleh
seseorang
maupun
sekumpulan
manusia.
Definisi musik pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu: 16
Diakses tgl 13.10.2013 http://blogsiputri.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-ciri-ciriremaja_28.html
- ilmu atau seni penyusunan nada/suara, kombinasi, dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi (suara)
yg
mempunyai kesatuan &
kesinambungan. - Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Menurut M.Soeharto dalam buku "Kamus Musik" dijelaskan bahwa pengertian musik adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi.
Pengertian musik pada wikipedia yaitu bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.
Menurut Aristoteles musik mempunyai kemampuan sebagai terapi rekreatif, mendamaikan hati yang gundah dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Di jaman sekarang ini siapa yang tidak membutuhkan musik? Hampir semua manusia membutuhkan musik karena musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia sebab musik dapat menjadikan kita merasa senang, gembira dan nyaman.
Dalam bidang akademis musik dapat membantu pola belajar, mengatasi kebosanan, membantu merasa bertenaga, mengurangi kesedihan, meningkatan percaya diri, menghapus kemarahan dan melepaskan stress serta mengurangi rasa takut dan cemas. 17
2.10
Uses and Gratifications Model
Uses and Gratifications Model (Model kegunaan dan Kepuasan) merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusarkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu.
Katz, Blumler & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu :
a. Khalayak dianggap aktif, b. Dalam proses komunikasi massa c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya
17
http://instruktur-musik.blogspot.com/2011/08/definisi-musik.html
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak e. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Katz dan kawan-kawan (1974) dan Dennis McQuail (1975) menggambarkan logika yang mendasari penelitian uses and gratifications model sebagai berikut:
Faktor Sosial Psikologis Menimbulkan (1)
Berbagai Pola Penghadapan Media (5)
Kebutuhan Yang Melahirkan (2)
Kensekuensi Lain Yang tidak diinginkan (7)
Harapan-harapan Terhadap Media atas sumber lain yang mengarah pada (3-4)
Menghasilkan Gratifikasi Kebutuhan (6)
Selain elemen-elemen kunci diatas model uses and gratifications membahas pula motif-motif dan alternative fungsional untuk memenuhi kebutuhan. Contoh pemikiran yang memakai pendekatan penggunaan dan gratifikasi adalah : individu tertentu, seperti halnya sebagaian besar manusia, mempunyai kebutuhan dasar untuk mengadakn interaksi sosial. Dari pengalamannya, individu ini berharap bahwa konsumsi atau penggunaan media massa tertentu akan memenuhi sebagai kebutuhannya itu.
2.11Efektifitas Komunikasi Massa 2.11.1 Pengertian Efektifitas Komunikasi Massa Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataanya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama. Namun, kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras, (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.18 Secara etimologis, efektifitas berasal dari kata efek. Efektifitas adalah kemampuan untuk menentukan sasaran yang tepat dan melakuakn pekerjaan yang benar. 19. kriteria yang diguanakn efektifitas komunikasi adalah siapa penerima (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan nara sumber (source). Selain itu efektifitas itu sendiri berhubungan dengan apakah tujuan yang ditetapkan telah berhasil20. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
dilancarkan
sedemikian
rupa
hingga
menimbulkan
efek
kognitif,afektif, dan konatif pada diri komunikan yang sesuai dengan tujuan komunikator. Efektif adalah : a. Mempunyai pengaruh,efek dan akibat.
18
Deddy Mulyana.2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar: Bandung:Rosdakarya.Hal.107 Stone dan Walkne, Terjemahan: Wihelma W. Bokowatur.1986.Manajemen.Jakarta:Intermedia. Hal.3 20 Andre Hardjana.2000.Audir Komunikasi (Teori dan Praktek).Jakarta:Grasindo. Hal.3 19
b. Memberikan hasil yang memuaskan c. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya d. Berhasil guna Jadi efektifitas kian efek komunikasi merupakan sarana agar tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya akan dapat tercapai sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Sedangkan pengertian efektifitas secara umum adalah mengerjakan hal-hal yang benar mencapai tingkat pesan,
membawa
hasil,
menangani
tantangan
masa
depan,
meningkatkan laba keuntungan, dan mengoptimlakan sumber daya.21 2.11.2 Kriteria Efektifitas Komunikasi Massa Peningkatan
efektifitas
dinyatakan
sebagai
tujuan,
karena
pengertian bahwa secara fungsional kinerja suatu sistem ditentukan oleh kejituan dalam pencapaian sasaran. Agar dapat mengembangkan serta mengimplementasikan aktifitas-aktifitas kegiatan secara efektif maka setiap penyuluh harus mencapai serta memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk bisa berkomunikasi,maka dapat kita perlu mengetahui bagaimana efektifitas komunikasi tersebut bisa bekerja. Konsep efektifitas dengan efisiensi sangat berbeda. Kriteriakriteria yang digunakan untuk kedua konsep itu menunjukkan perbedaan yang sangat jelas. Untuk efektifitas komunikasi, kriteria yang digunakan adalah siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content),
21
T.Hani Handoko .1908.Manajemen. Yogyakarta:BPPE. Hal.10
ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format(format), dan sumber pesan (source). Sebaliknya untuk efisiensi komunikasi kriteria yang digunakan adalah biaya (cost), waktu (time), ketepatan(accuracy), dan kejelasan pengertian (intelligibility). Efektifitas organisasi dalam pandangan komunikasi sebagaimana diharapkan dari audit dapat dirinci dan dibedakan dengan efisiensi sebagai berikut ini.22 2.12
Pesan Persuasif Persuasif adalah suatu usaha yang dengan sadar dilakukan oleh individu
atau organisasi untuk memodifikasi atau mengubah pendapat, sikap, kepercayaan, atau perilaku individu maupun organisasi lain. Dengan demikian, pesan persuasive adalah pesan yang dimaksudkan untuk mengubah pendapat, sikap, kepercayaan, atau perilaku individu maupun organisasi. (Vik & Gilsdorf dalam Haryani , 2001 : 141 ). Komunikator yang efektif menyadari bahwa untuk mengubah pendapat, sikap, kepercayaan, atau perilaku tersebut sangatlah sulit. Apalagi niat untuk mengubah pendapat, sikap kepercayaan, atau perilaku tersebut dilakukan dengan harapan agar perusahaan menerima manfaat atau keuntungan. Pesan persuasive biasanya disusun dengan pendekatan tak langsung atau induktif, yakni AIDA (ATTENTION,INTEREST,DESIRE,ACTION)
22
Andre Hrdjana. Op.cit. Hal.23-24
-
Attention (perhatian) Pada bagian awal diuraikan ide pokokyang menarik perhatian dan bermanfaat bagi audiens.
-
Interest (minat) Ide pokok yang relevan dengan audiens digambarkan dengan baik untuk membangkitkan minat audiens.
-
Desire (keinginan) Ide pendukung dikembangkan agar audiens merasa membutuhkan atau bersedia mengambil tindakan seperti yang diinginkan komunikator.
-
Action (tindakan) Bagian akhir pesan dipergunakan untuk mendesak audiens agar melakukan tindakan sesuai keinginan komunikator. 23
2.13
Efektivitas Pesan Persuasif Secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu pesan dikatan efektif jika makna pesan yang dikirim, persuader berkaitan erat dengan makna pesan yang diterima atau ditangkap serta dipahami oleh sasaran. Menurut Goyer, ( Tubbs dan Moss,1996), bila S adalah pengirim atau sumber pesan, dan R penerima pesan atau sasaran, maka komunikasi disebut mulus dan lengkap apabila respon yang diinginkan S dan respon yang diberikan R identik, jadi: :
23
=1
Sutrisna Dewi, Komunikasi Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007 , hal. 104-105.
Nilai 1, menunjukkan kesempurnaan penyampaian dan penerima pesan. Demikian, angka ini sulit dicapai. Dikatakan Goyer bahwa semakin besar kaitan antara yang kita maksud dengan respon, yang kita terima, maka semakin efektif komunikasi yang kita lakukan. Dengan logika yang sama, dapat dikatakan semakin jauh atau kecil kaitan antara pesan yang kita kirimkan dan maksudkan dengan respon yang kita terima, maka semakin efektif komunikasi kita. Hal ini berarti R/S bernilai mendekati 0. Menurut Notshine (1991), pesan persuasif yang efektif merupakan fungsi dari (1) analisis sasaran, (2) pesan disampaikan dengan jelas dan menghormati perbedaan-perbedaan individual antar orang-orang dan sasaran, (3) meningkatkan dan memelihara motivasi sasaran, (4) tujuan yang realistis, (5) pemahaman atas perbedaan individual (6) pemahaman atas penggunaan informasi yang berbeda, (7) pemahaman ats kerumitan sasaran dalam menaggapi pesan, (8) pemahaman atas fakta yang hanyalah dasar bagi berpikir, merasa berbuat, dan (9) pemahaman atas makna fakta, bahwa fakta tidak hanya sekedar fakta. Berikut ini penjelasan mengenai pengertian di atas. 1. Analisis sasaran maksudnya adalah bahwa sebelum pesan persuasif disampaikan, persuader terlebih dahulu harus memahami “siapa” sasaranya, posisinya dimana, serta latar belakang posisi iu dipegangnya. Jadi dalam hal ini, persuader tidak meliha sasaran hanya sebatas teman atau musuh, pro atau kontra, baik atau tidak baik, dan sebagainya. 2. Pesan disampaikan dengan jelas dan menghormati perbedaan-perbedaan individual antara orang-orang dan sasaran maksudnya adalah bahwa untuk
mempengaruhi sasaran tidak cukup hanya dengan pesan yang jelas saja. Selain itu, cara berkomunikasi pun dapat menentukan efektivitas penyampaian pesan. Maknanya, anda berkomunikasi dengan siapa, situasi yang bagaimana, budaya yang bagaimana, serta konteks komunikasi yang bagaimana. Aspek-aspek tersebut membutuhkan cara-cara berkomunikasi yang berbeda. 3. Meningkatkan dan memelihara motivasi sasaran, maksudnya adalah bahwa dalam penyampaian pesan persuasi, penegasan atau dedikasi, memfokuskan tenaga dan antusiasme sasaran. Hal ini dilakukan tidak hanya kepada sasaran yang tidak mendukung, naun sasaran yang mendukung pun perlu diberi motivasi. 4. Tujuan yang realistis adalah bahwa sasaran sebagai manusia yang bersifat individu dan sosial memiliki sikap, nilai dan kepercyaan yang dibentuk dalam proses yang lama dan kompleks. Dengan demikian tidaklah mudah mengubah aspek-aspek tersebut hanya dengan satu pesan saja. Oleh karena itu, pesan persuasif akan efktif jika kedua belah pihak (persuader dan persuadee) saling berusaha untuk memahami. Artinya, adanya usaha persuader untuk mempengaruhi, dan adanya usaha dari sasaran untuk bersedia memberikan persuader memasuki penilaian dan tindakantindakan mereka. 5. Pemahaman Pemahaman atas perbedaan individu artinya bahwa dalam menilai orang, konsep dasar yang harus dipegang adalah bahwa manusia itu unik.
Artinya, setiap individu dalam menilai dan bertindak terhadap suatu objek psikologis tertentu akan berbeda satu sama lainnya (termasuk antara persuader dan persuadee). Faktor penyebabnya memang banyak sekali. Di antaranya adalah kurang memadainya informasi. 6. Pemahaman atas penggunaan Pemahaman atas penggunaan informasi yang berbeda maksudnya adalah informasi yang diterima sasaran dari persuader, akan mereka pergunakan secara berbeda baik dalam hal cara maupun keadaan. Persuasi akan senantiasa terkait dengan aspek sasaran dan pokok persoalan yang dibahas. Jadi, melakukan persuasi hanya dengan sepotong data statistik atau beberapa potong fakta, hanyalah usaha-usaha yang sia-sia dalam mempersuasi orang lain. 7. Pemahaman atas kerumitan Pemahaman atas kerumitan sasaran dalam menanggapi pesan. Makdusnya adalah sasaran itu kompleks, kemudian dalam menaggapi apa yang mereka dengar atau baca, dilakukan secara rumit pula. Sasaran dalam menanggapi persuasi yang diterimanya, dilakukan secara keseluruhan “diri mereka sendiri”, tidak hanya bagian per bagian. Dengan kata lain, sasaran persuasi dalam menaggapi suatu pesan persuasi tidak hanya dengan pikirannya saja, tetapi juga dengan perasaan, selera, sikap, dan nilai-nilai yang dianutnya. Oleh karena itu, merupakan pemikiran yang naif jika beranggapan bahwa dengan presentasi yang baik dan sempurna akan selalu dapat mempersuasi sasaran.
8. Pemahaman atas fakta Pemahaman atas fakta hanyalah dasar bagi berpikir, merasa dan berbuat. Maksudnya adalah bahwa orang berpikir tidak hanya melulu bertumpu pada fakta. Fakta merupakan salah satu faktor dasar bagi orang untuk berpikir, merasa, dan berbuat. Selain itu juga, foktor-faktor norma, budaya, kepribadian, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, dalam komunikasi persuasif, sasaran persuasi tidak cukup dibujuk dengan hanya sekedar mengetahui fakta-faktanya belaka, tetapi harus benar-benar “mengenai dirinya” secara keseluruhan, tidak bagian per bagian. 9. Pemahaman atas makna fakta Pemahaman atas makna fakta, bahwa fakta tidak hanya sekedar fakta. Maksudnya adalah bahwa sasaran komunikasi persuasif meiliki hak yang sebebas-bebasnya
untuk
menginterpretasikan
kejadian-kejadian,
informasi-informasi, peristiwa-peristiwa di sekitar mereka, dengan cara mereka sendiri. Agar komunikasi persuasif itu efektif, maka seseorang persuader harus mampu menerima hak orang lain untuk meragukan atau bahkan menentang apa yang dikatakannya, sekalipun pernyataan itu dianggap persuader sebagai sesuatu yang benar. Jadi apa yang dianggap fakta, dan dianggap benar, belum tentu diinterpretasikan sebagai hal yang sama oleh sasaran komunikasi persuasif. Dengan demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa fakta itu adalah fakta.
Teori AIDDA
2.14
Dalam usaha memperkuat, mempengaruhi, mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku, maka seorang komunikator Schrahmm disamping berusaha menumbuhkan pengertian komunikan sebagai langkah yang paling utama, juga terdapat tiga elemen yang menentukan efektifitas suatu komunikasi. Dimana situasi komunikasi berada disesuaikan dengan kondisi kepribadian komunikasi serta disesuaikan dengan kondisi kepribadian komunikan serta disesuaikan dengan norma-norma kelompok komunikan24. Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan penyesuaian pendekatan yaitu langkah-langkah pendekatan dengan menjalankan suatu kegiatan persuasi. AA Procedure merupakan pendekatan yang tepat dalam kegiatan persuasi. AA Procedure atau from attention for action merupakan suatu proses pentahanan persuasi yang dimulai dari usaha menumbuhkan perhatian (attention) untuk kemudian akhirnya berusaha menggerakka orang agar berbuat (action) seperti yang dikehendaki komunikator. Pendekatan AA Procedure ini menurut Schramm terdiri dari lima proses yaitu:25 A : Attention I : Interest D : Desire D : Decision A : Action
24 25
Roekomy, RA. Dasar-dasar persuasi. PT Citra Aditya Bakti. Bandung: 1002. Hlm 22 Ibid. Hlm 23
Kelima proses tersebut disebut juga dengan rumus AIDDA. Maksudnya agar suatu proses komunikasi dimulai dengan menumbuhkan perhatian terlebih dahulu, karena tanpa adanya perhatian komunikasi tidak akan berlangsung. Proses ini dimulai dengan menumbuhkan minat terlebih dahulu. Tanpa adanya perhatian (attention) dari komunikan, komunikasi tidak akan berlangsung. Selanjutnya disusul dengan usaha untuk menumbuhkan rasa tertarik (interest) pada diri komunikan. Dari tingkat ketertarikan yang tinggi lalu berlanjut pada keinginan (desire) untuk memenuhi apa yang menurut komunikan tertarik. Tahap berikutnya komunikan mengambil keputusan (decision) atas apa yang komunikan perbuat. Tahap terakhir dari proses AIDDA adalah berbuat (action) sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikan26 Dalam kaitannya dengan judul peneliti, rumusan AIDDA dapat dihubungkan dengan efek media massa yang dibahas oleh peneliti. Yakni efek kognitif, konatif dan afektif. Dimana masing-masing point dalam rumusan AIDDA itu kepanjangan dari efek-efek komunikasi peneliti bahas. Attention atau perhatian pada khalayak terhadap GOYANG BANG JALI bisa diawali dari tayangan YKS di Trans TV atau bisa jadi acara yang setiap Denny Cagur pandu menjadi host. Apabila dari terpaan diatas seorang komunikan mulai memiliki perhatian terhadap GOYANG BANG JALI,
26
Santoso, Sastroputera. Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak Dalam Komunikasi Sosial. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 1992. Hlm 29-30.
maka dapat dikatakan ia terpengaruh oleh efek kognitif dari GOYANG BANG JALI. Apabila perhatian telah tumbuh terhadap GOYANG BANG JALI, tentunya komunikan ingin lebih jauh lagi melangkah. Dengan demikian komunikan mulai memiliki rasa ketertarikan atau masuk pada tahap kedua dari teori AIDDA yaitu tahap interest. Komunikan pun mulai memerhatikan lebih untuk bisa memperagakan gerakan GOYANG BANG JALI. Dan apabila ini menimpa komunikan, dapat dikatakan komunikan telat terterpa efek kognitif yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Berlanjut ketingkat berikutnya, setelah ingin belajar memperakan gerakan GOYANG BANG JALI timbul keinginan atau Desire untuk bisa gerakan GOYANG BANG JALI. Pada tingkat ini komunikan terimbas efek afektif. Karena tahap ini emosi komunikan telah tergugah untuk bisa dalam gerakan GOYANG BANG JALI. Lantas komunikan pun memutuskan (desire) untuk memperagakannya langsung gerakan GOYANG BANG JALI. Ini tahap dimana komunikan kembali diterpa oleh efek konatif. Namun, pada terpaan kali ini emosi komunikan diterpa jauh lebih besar bagi tingkatannya. Bisa saja komunikan merasa senang karena dapat memperakan langsung gerakan GOYANG BANG JALI. Terakhir adalah action atau berbuat sesuatu. Di tahap ini GOYANG BANG JALI mulai mempengaruhi perilaku dan minat remaja pada musik
dangdut. Bisa juga komunikan mengikuti terus dan menyaksikkan Denny Cagur setiap ia GOYANG BANG JALI.