BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Tinjauan Teoritis Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
penjelasan di bawah ini. 1
Pengertian Peranan Menurut Komaruddin dalam bukunya Ensiklopedia Manajemen (1994;
768), peranan dapat didefenisikan sebagai berikut: a. bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen. b. pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status c. bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. d. fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. e. fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. 2
Analisis Rasio Analisis Rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersenit. Rasio menggambarkan suatu hubungan matematis antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan . rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dalam menafsirkan rasio laporan keuangan, diperlukan alat pembanding agar rasio itu bermakna dan dapat kita nilai prestasi atau posisi perusahaan. Alat pembanding ini disebut sebagai Yardstick atau standar. 2.1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Universitas Sumatera Utara
Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo, terdiri dari rasio: a. Current Ratio Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Atau dapat juga disebut sebagai suatu kemampuan daripada aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam menjamin hutang-hutang lacar yang mereka miliki. CurrentRatio =
TotalCurrentasset x100% TotalCurrentLiabilities
b. Quick Ratio (Acid Test Ratio) Merupakan suatu rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets), atau kemampuan aktiva lancar selain daripada inventory yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjamin hutang lancar mereka. QuickRatio =
TotalCurrentasset − Inventory x100% TotalCurrentLiabilities
2.2. Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio) Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba), terdiri dari rasio: a. Profit Margin (Margin Laba)
Universitas Sumatera Utara
Menunjukkan berapa besar persentse pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Net Pr ofitM arg in =
Earningaftertax x100% NetSales
b. Return on Investment (ROI) Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. ROI =
Earningaftertax x100% NetAssets
c. Return On Equity (ROE) Merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuangan netto. ROI =
Earningaftertax x100% Owner ' sAssets
2.3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Rasio
Solvabilitas
adalah
rasio-rasio
yang
menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi, terdiri dari rasio: a. Total Debt to Equity Ratio Menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadkan jaminan untuk keseluruhan hutang
Totaldebt =
Totaldebt x100% Owne' sequity
b. Total Debt to Total Assets
Universitas Sumatera Utara
Merupakan bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan hutang, atau merupakan bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Totaldebttototalassets =
Totaldebt x100% Totalassets
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya merupakan awal dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan dan setiap metode analisis yang diperlukan untuk menganlisis laporan keuangan dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untukmembuat data-data yang tersedia lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3
Pengertian Kredit Pengertian kredit yang menjadi dasar perkreditan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tentang Perbankan (1998;100, sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Teguh Pudjo Muljono dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bagi Bank
Komersil
(1993;9),
menyatakan
bahwa:
“Kredit
adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran yang akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian kredit di atas, dapat dikatakan bahwa: 1. adanya suatu penyerahan uang atau tagihan, 2. adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur, 3. adanya suatu syarat bagi pihak, debitur berkenaan dengan pinjaman dan bungan yang harus dibayar pada saat jatuh tempo.
4
Fungsi Kredit Dalam garis besarnya ada tujuh fungsi kredit dalam kehidupan sosial ekonomi (perekonomian, perdagangan dan keuangan ); a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang 1. Para pemilik uang modal dapat secara langsung meminjamkan uang
kepada
para
pengusaha
yang
memerlukan,
untuk
meningkatkan produksi atau meningkatkan usahanya. 2. Para pemilik uang modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan usahanya. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro, bilyet dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu kredit perbankan yang ditarik secar tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan berkembang pula. c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan bakumenjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli braang-barang dari suatu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Uang yang digunakan dalam pembelian tersebut berasal dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan pada usaha-usaha antra lain: 1. pengendalian inflasi, 2. peningkatan ekspor, 3. pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Untuk menekankan laju inflasi pada tahun 1966, yang lebih kurang berkisar 650% pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketar (tight money) melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk melindungu usaha-usaha yang bersifat nonspekulatif. Arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenurhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor. Kebijakan tersebut terlah berhasil dengan baik. e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha tersebut, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan meningkatkan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian
proyek-proyek
baru
telah
selesai,
maka
untuk
mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula. g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan humbugging Internasional Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Begitu juga negara-negara yang telah maju yang mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi dapat memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk kredit kepada negaranegara yang sedang berkembang. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak hanya mempererat hubungan ekonomi antar negara yang bersangkutan
tetapi
juga
dapat
meningkatkan
hubungan
internasional.
5
Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam kredit benar-benar terwujud, sehingga kredit yang diberikan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dngan sasaran dan terjaminnya pemberian kredit tepat waktu sesuai perjanjian. Karena penghasilan bungan dari kredit-kredit yang diberikan merupakan tulang punggung dari pendapatan bank, serta untuk terjaminnya kelancaran pengembalian pokok, maka sudah sewajarnya apabila pemberian kredit tersebut memerlukan perhitungan-perhitungan yang teliti dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsipprinsip pemberian kredit terdiri dari prinsip 7C, prinsip 7P dan prinsip 3R. antara prinsip 7C dengan prinsip 7P hampir tidak ada perbedaan, karena prinsip 7P berlandaskan pada prinsip 7C, dan untuk prinsip yang lebih baik umum digunakan adalah prinsip 7C. 1. Character Dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooporatif dan juga mempynyai rasa tanggung jawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. 2. Capacity Pengertian dari capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktunya. 3. Capital
Universitas Sumatera Utara
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini terlihat kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana,namun demikian halnya dalam kaitan bisnis murni, semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit yang diperolehnya dari bank, akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan. Kemampuan modal sendiri ini akan menjadi benteng yang kuat agar tidak mudah terkna goncangan dari luar, misalnya dalam situasi pasar modal dengan tingkat suku bunga yang tinggi. 4. Collateral Collateral yang dimaksud disini adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi atau jatuh tempo. 5. Condition of Economy Condition of economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada
suatu
sat
maupun
untuk
kukrun
waktu
tertentu
yang
kemungkinanya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting utnuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan di luar negeri atau membiayai suatu proyek di luar negeri. 6. Constraint Constraint yaitu perimbangan akan risiko-risiko yang mungkin terjadi 7. Coverage Coverage merupakan jaminan kredit yang telah diasuransikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemberian kredit juga dapat dinilai dengan prinsip 7P. 1. Personality Personality adalah menilai nasabah dari kepribandiannya atau tingkah laku sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam suatu golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank. 3. Purpose Purpose adalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
Universitas Sumatera Utara
pengambilan kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh apakah modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. 4. Prospect Prospect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang akan rugi tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengambilan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dari sektor lainnya. 6. Profitability Untuk
menganalisis
bagaiman
perusahaan
mendapatkan
laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
Penilaian lain untuk pemberian kredit adalah dengan prinsip 3R.
Universitas Sumatera Utara
1. Return (Hasil yang dicapai) Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur dengan kredit, apakah hasil tersebut dapat menutup pengembalian pinjamannya dan perusahaan bisa terus berkembang atau sebaliknya. 2. Repayment (Pembayaran kembali) Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjamannya pada saat-saat kredit harus dicicil atau dilunasi. 3. Risk Bearing Ability (Kemampuan untuk menanggung risiko) Bank
harus menilai
sampai sejauh
mana
perusahaan
mampu
menanggung risiko kegagalan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
6
Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh suatu permohonan sejak permohonan tersebut diajukan oleh nasabah sampai disetujui oleh bank, dipergunakan oleh nasabah dan akhirnya dilunasi oleh nasabah. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Tahapan-tahapan dalam proses pemberian kredit bank menurut Rachmat Firdaus dalam bukunya,. Manajemen Perkreditan Bank Umum (2003;91), yaitu: a. persiapan kredit (credit preparation) b. analisis atau penilaian kredit (credit realization dan credit administration). c. keputusan kredit (credit decision) d. pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit administration) e. supervisi kredit dan pembinaan debitur (credit supervision dan follow up).
Universitas Sumatera Utara
6.1 Persiapan Kredit Persiapan kredit adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur yang baru pertama kali akan mengajukan kredit kepada bank yang bersangkutan, biasanya dilakukan melaui wawancara atau cara-cara lain. Informasi global/umum yang dikemukakan oleh pihak bank antara lain tentang produser/tata cara pengajuan kredit serta syarat-syarat untuk memperoleh fasilitas kredit. Dari pihak calin debitur diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak bank antara lain: a. keadaan usaha calon debitur, b. surat-surat perusahaan, antara lain surat izin usaha, surat izin tempat usaha dan surat-surat lain yang diperlukan, c. jaminan/agunan yang akan diberikan serta surat-suratnya, misalnya sertifikat tanah, BPKB untuk kendaraan bermotor, Surat Izin Bangunan, Wawancara tersebut biasanya setelah ada surat pengajuan dari calon debitur,tetapi sering pula calon debitur langsung datang menghadap pejabat bank yang ditunjuk untuk tugas-tugas tersebut. Setelah diadakan tukar-menukar informasi global dengan jalan wawancara tersebut, biasanya sudah dapat digambarkan apakah permohonan kredit tersebut dimungkinkan untuk diproses lebih lanjut. Apabila demikian maka kepada calon debitur diberikan atau dimintar mengisi formulir yang sudah tersedia khusus untuk
Universitas Sumatera Utara
permohonan atau pengajuan kredit. Formulir tersebut harus ditandatangani oleh pemohon kredit serta dibubuhi cap perusahaan (jika ada). Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya. 6.2 Tahap Analisis atau Penilaian Kredit (Credit analysis/credit appraisal) Penilaian atas analisis adalah semacam studi kelayakan (feasibility study) atas perusahaan pemohon kredit. Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit. Penilaian tersebut meliputi penilaian terhadap prinsip-prinsip pemberian kredit dan aspek-aspek pemberian kredit. Aspek-aspek yang dinilai dalam pemberian kredit pada umumnya terdiri dari; a
Aspek Yuridis/Hukum
Aspek Yuridis/Hukum merupakan aspek yang menilai masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Poko Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan, keabsahan surat-surat yang dijaminkan (misalnya serftikat tanah) dan lain-lain. b
Aspek Pemasaran
Universitas Sumatera Utara
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimana yang akan datang, prospeknya bagaimana. c
Aspek Keuangan
Aspek Keuangan merupakan aspek untuk menilai kondisi keuangan calon debitur, dan yang terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usaha tersebut pada masa-masa mendatang. Dari perhitungan keuangan perusahaan tercermin adanya kemampuan dari perushaan calon debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya,
baik
untuk
pengembalian
pokok
pinjaman maupun bunganya dalam waktu yang wajar. Titik berat penganalisisan dilakukan terhadap laporan keuangan pemohon kredit yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Analisisanalisis yang digunakan seperti Analisis Rasio, Sumber dan Penggunaan Dana, Arus Kas (Cash Flow), Break Even Point dan sebagainya.
d
Aspek Teknis/Operasi
Aspek Teknis/Operasi ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi dan lay out ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan. e
Aspek Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Aspek Manajemen merupakan aspek untuk menilai struktur organisasi perusahaan sumberdaya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumberdaya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya. f
Aspek Sosial Ekonomi
Aspek Sosial Ekonomi ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat dan lainnya. Pembahasan tentang aspek-aspek tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha pemohon kredit itu layak untuk diberi bantuan kredit atau tidak, dengan kata lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan, mak usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pinjaman pokoknya maupun bunganya dalam jangka waktu yang wajar, atau sebaliknya. Oleh karena itu laporan hasil analisa kredit tersebut harus merupakan bahan informasi yang akurat dan dapat dipercaya (reliable) bagi Pemutus Kredit. Dan dengan demikian pula laporan tersebut harus memuat secara lengkap baik data kualitatif maupun kuantitatif tentang keadan usaha pemohon kredit, biasanya yang menyangkut data beberapa tahun yang lalu, sedang berjalan maupun perkiraan estimasi yang berupa proyeksi beberapa tahun
Universitas Sumatera Utara
yang akan datang (disesuaikan dengan rencana jangka waktu kredit). Pada tahap ini, analis kredit memerlukan data-data yang akurat dari calon debitur, dan untuk meneliti kebenaran dan keandalan data tersebut termasuk data laporan keuangan perusahaan calon debitur diperlukan data dan informasi dari berbagai sumber dan dengan berbagai teknik antara lain dengan melakukan wawancara atau kunjungan langsung ke tempat usaha (on the spot inspection, informasi dari bank lain (bank to bank confirmation), informasi dari mitra bisnis (trade checking), dan lembaga-lembaga lain yang ada hubungannya dengan usaha calon debitur. Selan hal tersebut di atas, untuk data laporan keuangan yang diperoleh dari calin debitur harus merupakan laporan keuaganan yang sudah diaudit oelh Akuntan Publik (Public Accountant), untuk menilai kewajarannya bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi Keuangan) dan telah diterapkan secara konsistern dari tahun ke tahun. 6.3 Tahap keputusan Kredit (Credit Decision) Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit dapat memutuskan apakah permohonan kredit tersebut layak disetujui atau tidak.Jika tidak maka permohonan tersebut harus segera ditolak, surat penolakan biasnya secara tertulis dengan disertai beberapa alasan. Andaikata permohonan tersebut layak untuk diberikan maka segera dituangkan dalam surat
Universitas Sumatera Utara
keputusan kredit, biasanya disertai beberapa persyaratan tertentu. Pemutus kredit adalah seorang pejabat bank atau komite yang khusus diberi wewenang untuk tugas tersebut. Kewenangan memutus seseorang belum tentu sama dengan yang lainnya, tergantung tingkat jabatan, kedudukan dan pangkatnya. Untuk kredit-kredit yang relatif besar, keputusan kredit biayanya dipegang oleh Pimpingan atau Direksi Bank tersebut, bahkan mungkin diputuskan oleh lebih dari satu orang pemutus yang merupakan komite/panitia pemutus, termasuk disini kemungkinan melibatkan anggota komisaris dari bank tersebut. 6.4 Tahap
Pelaksanaan
dan
Administrasi
Kredit
(credit
realization dan credit administration) a. Tahap Pelaksanaan Kredit Setelah calon debitur
mempelajari dan menyetujui isi
keputusan kredit serta bank telah menerima dan meneliti semua persuaratan kredit dari calon debitur, maka kedua belah pihak menandatangani perjanjian kredit serta syarat-syarat umum pemberian kredit, beserta lampiran-lampirannya. b. Tahap Administrasi/Tata Usaha Kredit Dalam tahap ini, kredit yang direalisasi baik yang telah ditarik oleh debitur maupun yang belum segera dibukukan dengan mengacu kepada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).Pada tahap ini juga dilaksanakan pengarsipan (filing) pelaporan, pencatatan data
Universitas Sumatera Utara
informasi dan lain-lain sesuai denga pedoman yang berlaku pada bank yang bersangkutan. 6.5 Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur (Credit Supervision dan follow up) Supervisi pengawasan pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan sara/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari siklus kredit dan sekaligus pula merupakan tahap yang paling kritis dan sulit apalagi jika keadaan usaha debitur kurang menggembirakan. Dikatakan tahap paling kritis atau sulit, karena pada tahap-tahap sebelumnya bank belum melibatkan uang dalam pembiayaan usaha debitur, sedangkan pada tahap ini bank telah melepaskan sejumlah uang untuk diputar dalam perusahaan debitur.Adapun batas tahapan supervisi ini pada umumnya dmulai dari pencairan kredit (disbursement) dan berakhir setelah semua kewajiban kepada bank dilunasi oleh debitur. Supervisi dan pembinaan kredit hendaknya dilakukan secara simultan melalui dua cara yaitu; 1. Supervisi dan pembinaan secara aktif Dilakukan dengan kunjungan-kunungan langsung ke lokasi usaha proyek debitur dan mengadakan penilaian berdasarkan data fisik dan administrasi catatan-catatan yang ada pada nasabah serta mengadakan pembicaraan dan diskusi langsung dengan nasabah.
Universitas Sumatera Utara
2. Supervisi dan pembinaan secara pasif Dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisis informasiinformasi dan data yang ada pada bank, misalnya dari neraca dan perhitungan laba rugi, dapat terlihat berapa keuntungan yang didapat atau kerugian yang diderita pada suatu saat. Bagaimana pula perkembangan perusahaan tersebut akan terlihat jika bank membandingkan dengan neraca/ perhitungan laba rugi sebelumnya. supervisi
dan
pembinaan
debitur
hanyalah
suatu
upaya
meminimilisasi kredit-kredit yang kurang lancar, diragukan atau macet, sebab bagaimanapun ketatnya upaya tersebut dalam kenyataannya hampir tidak mungkinbahwa segalanya akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki.
7
Pengertian Efektivitas Efektivitas merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian khusus dari manajemen, khususnya dalam mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengertian efektivitas dikemukakan oleh J.s. Badudu (1994;371) adalah sebagai berikut: “Efektivitas mempunyai efek /pengaruh/akibat; memberikan hasil yang memuaskan; memanfaatkan waktu dan cara dengan sebaik –baiknya; berhasil guna; keefektifan; sifat atau keadaan efektif”. Sedangkan menurut Anthony and Weish (1996;544), pengertian efektivitas adalah: “Effectiveness is the relationship between the output as responsibility center and the goals of the organization”.
Universitas Sumatera Utara
Dari kedua defenisi di atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas di atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran pencapaian sasaran atau tujuan dari perusahaan yang maksimal dari input yang tersedia. 8
Efektivitas Pemberian Kredit Pemberian suatu kredit memiliki tujuan atau sasaran tertentu yang ingin dicapai oleh pihak bank. Tujuan pemberian kredit itu tidak akan terlepad dari misi bank tersebut didirikan. Kasmir (2000;96), menyebutkan bahwa tujuan utama pemberian kredit itu antara lain; 1. mencari keuntungan, yaitu yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya adminstrasi kredit yang dibebankan pada nasabah, 2. membantu usaha nasabah, yaitu nasabah yang memerlukan dana baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas usahanya, 3. membantu pemerintah. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank, maka akan semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya kredit adalah; a. penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh dari nasabah dan bank,
Universitas Sumatera Utara
b. membuka kesempatan kerja, c. meningkatkan jumlah barang dan jasa, d. menghemat devisa Negara, e. meningkatkan devisa Negara. Dari ketiga faktor di atas, faktor pertamalah yang biasanya dikaitkan dengan efektifitas pemberian kredit disuatu bank. Dengan tepatnya pengembalian kredit
disertai pembayaran bunga
yang
menjadi
keuntungan bagi pihak bank, maka pemberian kredit dapat dikatakan efektif. 9
Peranan Penerapan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Yang Memadai Dalam Menunjang Efektifitas Pemberian Kredit. Laporan keuangan merupakan alat pertanggung jawa manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Penyajian laporan keuangan juga dimaksudkan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi. Maka itu penyajian daripada laporan keuangan disajikan sedemikian rupa dan diatur dalam berbagai standar atau prinsip yang berlaku umum agar setiap informasi yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan dari segi keuangan maupun going concern perusahaan dapat diakses dan tersedia didalamnya. Bagi pihak kreditur (bank), laporan keuangan mempunyai peranan yang sangat penting sebab laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang bermanfaat dalam membuat keputusan kredit yang mana merupakan penghaslan sekaligus risiko terbesar yang dimiliki bank, sehingga
Universitas Sumatera Utara
keputusan yang diambil benar-benar telah sesuai dengan apa saja yang telah ditentukan atau sesuai dengan pedoman yang berlaku. Sebelum memberi keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan , pihak kreditur perlu mengetahui terlebih dahulu posisi dan keadaan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Posisi atau keadaan perusahan pemohon kredit akan dapat diketahui melalui penganalisaan laporan keuangan perusahan tersebut. Dari hasil analisis laporan keuangan,
pihak
kreditur
dapat
mengetahui
likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas (profitability) dan stabilitas usaha perusahaan pemohon kredit. Kemudian kreditur dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman tersebut, kreditur juga dapat mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan trsebut, yang digabarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dari uraian di atas tampak jelas peranan penerapan analisis laporan keuangan perusahaan yang memadai dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Selain itu dengan analisis laporan keuangan maka pihak kreditur dapat mengurangi resiko terjadinya kredit macet. B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti
Judul
Variabel
Hasil
Universitas Sumatera Utara
C.
Anna Safitri (2010)
Pengaruh Debt to Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment Debitur Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan.
DAR,QR,NPM, ROI, dan pemberian KMK.
Sastro Herbet Simamora (2009)
Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Untuk Keputusan dalm Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk. Cabang Bekasi.
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas dan Pemberian KMK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analis Debt to Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment berpengaruh terhadap pemberian KMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh terhadap keputusan pemberian Kredit Modal Kerja
Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakah sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori
dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian secara merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas dan variabel terikat yang digunakan pemberian kredit. Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
Pemberian Kredit
Rasio Solvabilitas
Variabel Independen
Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
1.
Rasio likuiditas (liquidity ratio), yang terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio. Jika rasio likuiditas debitur lebih dari standar yang ditentukan (current ratio = 200% dan quick ratio = 100%), maka kredit akan diberikan, demikian sebaliknya,
2.
Rasio profitabilitas (profitability ratio), yang terdiri dari Profit Margin, Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE). Rasio profitabilitas debitur yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan debitur memiliki profit yang tinggi yang artinya perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar utang kredit jika jatuh tempo.
3.
Rasio solvabilitas (leverage ratio), yang terdiri dari Total Debt To Equity Ratio dan Total Debt To Total Asset Ratio. Jika rasio solvabilitas lebih kecil dari standar yang ditentukan (total debt to equity ratio = <50% dan total debt to asset ratio = <33,3%), maka kredit akan diberikan,demikian sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara