BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori Penelitian ini tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa dasar-dasar ilmu yang menjadi fondasi dan landasan dasar teori. Beberapa teori dan ilmu yang menjadi pertimbangan dasar dijelaskan sebagai berikut : 2.1.1 Teori Perilaku Terencana Teori perilaku terencana dikembangkan dari teori tindakan beralasan. Teori tindakan beralasan pada gilirannya didasarkan pada berbagai teori sikap seperti teori-teori belajar, harapan nilai teori, teori konsistensi, dan atribusi teori. Menurut teori tindakan beralasan, jika orang mengevaluasi disarankan perilaku sebagai positif (sikap), dan jika mereka pikir orang lain yang signifikan mereka ingin mereka untuk melakukan perilaku (norma subyektif), hasil ini dalam niat yang lebih tinggi (motivasi) dan mereka lebih cenderung
untuk
melakukannya.
Teori
perilaku
terencana
menyatakan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan, bersama-sama membentuk niat perilaku individu dan perilaku. Masih dalam teori perilaku terencana, faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi untuk menampilkan perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Intensi diasumsikan sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi
11 Universitas Sumatera Utara
perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Jadi, semakin keras intensi seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar kecenderungan dia untuk benar-benar melakukan perilaku tersebut. Menurut Ajzen dan Fishbein (1991), sikap dan kepribadian seseorang berpengaruh terhadap perilaku tertentu hanya jika secara tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan erat dengan perilaku, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior oleh Ajzen (1991) Dalam Ajzen (1991) target perilaku yang diinginkan harus didefinisikan berdasarkan 4 (empat) elemen yaitu; Target, Action, Context dan Time (TACT). Target perilaku yang diinginkan
12 Universitas Sumatera Utara
memiliki prisip kesesuaian, kekhususan maupun keadaan umum seperti dijelaskan berikut ini : 1. Compatibility (Kesesuaian) Walaupun keempat elemen TACT dari perilaku tersebut dapat didefinisikan, namun sangat penting untuk diteliti atau diamati tentang prinsip keserasian/kesesuaian (principle of compatibility) dari seluruh variabel yang membangun teori perilaku terencana ini (sikap, norma subyektif, kontrol terhadap perilaku, dan maksud / tujuan) untuk didefinisikan juga kedalam empat elemen TACT. Selain itu, juga harus dinilai atau diperkirakan maksud dan tujuan dalam menjalankan perilaku tersebut. 2. Specificity dan Generality (Kekhususan dan keadaan umum) Elemen TACT merupakan contoh yang cukup spesifik, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan ke arah kondisi yang lebih umum untuk masing-masing elemen dengan melakukan agregasi atau penyatuan. Melihat perilaku hanya dalam satu peristiwa / kesempatan biasanya terlalu terbatas untuk menjadi nilai praktis yang lebih. Dengan cara yang sama, dalam beberapa kasus, konteks yang lebih spesifik mungkin tidak menarik. Elemen konteks yang lebih umum dapat dimuat dengan merekam seberapa sering perilaku tersebut dilakukan pada semua konteks yang relevan.
13 Universitas Sumatera Utara
Elemen TACT mendefinisikan perilaku dalam tingkat yang teoritis, responden mendefinisikan perilaku dalam konsep laten (tidak langsung). Sekali dapat didefinisikan, indikator nyata dari perilaku tersebut diperoleh baik dari observasi langsung maupun melalui laporan pribadi. Sikap, norma subyektif, kontrol terhadap perilaku (perceived behavioral control) dan maksud / tujuan (intention) biasanya ditentukan secara langsung berdasarkan prosedur standar penghitungan (standard scaling procedures). Ketika melakukan penghitungan, indicator / ukuran yang digunakan harus sesuai dengan perilaku dalam elemen tindakan, target, tindakan, konteks, dan waktu (TACT). 2.1.2 Teori Pengharapan Teori pengharapan (expectancy theory) dari teori motivasi dapat menjadi teori dasar yang digunakan sebagai landasan teori dalam
pemilihan karir. Motivasi merupakan konsep yang
menguraikan tentang kekuatan individu untuk memulai dan mengarahkan pelaku terhadap pekerjaan tertentu (Gibson et al, 1997). Pengertian dari teroi pengharapan adalah kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh output tertentu dan tergantung pada daya tarik output tersebut bagi individu itu (Robbins, 2006)
14 Universitas Sumatera Utara
Menurut (Robbins, 2011. Dalam Ramdani 2013) sikap seorang terbentuk dari tiga komponen yaitu cognitive component, emotional componet, dan behavior component. 1. Cognitive component merupakan keyakinan dan informasi yang dimiliki oleh seorang yang akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap profesi yang akan dijalani. 2. Emotional component merupakan perasaan yang bersifat emosi yang dimiliki oleh seaeorang utnuk menyukai sesuatu. Apabila seseorang menyukai sesuatu maka ia akan cenderung untuk berusaha memperolehnya. 3. Behavior component merupakan kegiatan untuk bertindak secara lebih khusus dalam merespon kejadian dan informasi dari luar, sehingga seseorang akan termotivasi untuk menjalankan tingkat usaha yang tinggi apabila ia meyakini bahwa upaya tersebut akan menghantarkannya ke suatu kinerja yang baik. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa teori pengharapan dapat membuat karyawan akan berupaya memberikan kinerja terbaik mereka dengan melakukan usaha keras dan kegigihan sehingga akan mendapat penilaian terbaik. 2.1.3 Teori X dan Teori Y dari Dauglas McGregor Teori McGregor mengemukakan terdapat dua pandangan tentang manusia, negatif dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. McGregor merumuskan asumsi-asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai berikut: a.
Teori X (negatif) merumuskan asumsi: 1) Manusia sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan maka ia akan menghindari atau bermalasmalasan dalam bekerja.
15 Universitas Sumatera Utara
2) Pada saat manusia tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi hukum jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh. 3) Manusia akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan formal sebisa mungkin. 4) Kebanyakan manusia menempatkan keamanan di atas faktor lainnya yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan kan menggambarkannya dengan sedikit ambisi. b.
Teori Y (positif) merumuskan asumsi: 1) Manusia dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam arti berdiskusi atau sekedar teman bicara. 2) Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.
2.2
Pengertian Persepsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 215) persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungan melalui panca indera (melihat,mendengar, mencium, menyentuh, dan merasakan).
16 Universitas Sumatera Utara
Menurut Matlin dalam Novius (2008) mendefenisikan persepsi sebagai
suatu
proses
yang
melibatkan
pengetahuan-pengetahuan
sebelumnya dalam memperoleh dan menginterpretasikan stimulus yang ditunjukkan oleh indera. Persepsi juga merupakan kombinasi faktor dunia luar (stimulus visual) dan diri sendiri (pengetahuan sebelumnya). Persepsi memiliki dua aspek, yaitu: pengakuan pola (pattern recognition) dan perhatian (attention). Pengakuan pola meliputi identifikasi serangkaian stimulus yang kompleks, yang dipengaruhi oleh konteks yang dihadapi dan pengalaman masa lalu. Sementara, perhatian merupakan konsentrasi dari aktivitas mental yang melibatkan pemerosesan lebih lanjut atas suatu stimulus dan dalam waktu bersamaan tidak memindahkan stimuli yang lain. Sementara Rakhmat (1993) menyatakan bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Jadi dalam penelitian ini, konteks persepsi merupakan cara pandang dan gambaran tanggapan seseorang/sekelompok orang akan sesuatu hal dengan berbagai macam bahan pertimbangan dan sumber informasi untuk keputusan akhir sebagai bentuk persepsi. Dengan kata lain, persepsi seorang mahasiswa timbul bukan secara kebetulan namun dipengaruhi oleh banyak faktor pendukung, alasan paksaan dari orang tua sudah tidak relevan lagi karena mahasiswa hidup secara sosial dan berinteraksi dengan banyak orang.
17 Universitas Sumatera Utara
2.3
Karir 2.3.1 Pengertian Karir Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu. Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001:93) terdapat dua pendekatan untuk memahami makna karir, yaitu: pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (aproperty) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales representative, manajer produk, manajer marketing distrik, manajer marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan berbagai macam tugas dan
fungsi pada setiap
jabatan.
18 Universitas Sumatera Utara
Pendekatan kedua memandang karir sebagai suatu properti atau kualitas individual dan bukan occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir merupakan perubahanperubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada setiap individu/pegawai. Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (workrelated experiences) yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events. Salah satu contoh untuk menjelaskannya melalui serangkaian posisi jabatan/pekerjaan, tugas atau kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan (work-related decisions). Sedangkan menurut Soetjipto, dkk (2002 : 276) karir merupakan bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang merupakan suatu tujuan hidup. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk sukses mencapai karir yang baik. Karir sebagai sarana untuk membentuk seseorang menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan,
merencanakan
tujuan
karir,
secara
kontinu
mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangannya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa karir adalah merupakan suatu rangkaian perubahan nilai, sikap dan perilaku serta motivasi yang terjadi pada setiap individu selama
19 Universitas Sumatera Utara
rentang waktu kehidupannya untuk menemukan secara jelas keahlian, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, dan secara kontinu mengevaluasi, merevisi dan meningkat kan rancangannya. Karir juga merupakan suatu proses kemitraan
interaksi
dalam
tahapan
dan
kerja
sama
antara
organisasi/perusahaan atau manajemen, atasan langsung dan individu itu sendiri. 2.4
Profesi Akuntan Publik Akuntan publik atau auditor adalah akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik. Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik adalah pemeriksaan laporan keuangan dan konsultasi di bidang keuangan. Jenis pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan yang meminta jasa pada kantor akuntan publik (Wijayanti, 2001). Jumamik (2007) menyatakan bahwa akuntan publik adalah akuntan yang bergerak dalam bidang akuntansi publik, yaitu menyerahkan berbagai macam jasa akuntansi untuk perusahaan perusahaan bisnis. Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi yang berhak memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang disusun manajemen (Baridwan, 1998). Apabila seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus terlebih dahulu mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan
20 Universitas Sumatera Utara
senior yang lebih berpengalaman. Klasifikasi tingkatan seorang akuntan yakni akuntan junior, akuntan senior, asisten manager/manager dan partner. Menurut Mulyadi (2002) mendefinisikan Akuntan Publik sebagai berikut : “Akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat, terutama bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditor, investor, calon kreditor, calon investor, dan instansi pemerintah ( terutama instansi pajak). Disamping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti, konsultasi pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusun sistem akuntansi, dan penyusun laporan keuangan. Izin menjalankan praktik sebagai akuntan publik diberikan oleh Menteri Keuangan jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut (Mulyadi, 2002): 1) Berdomisili di wilayah Indonesia 2) Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 3) Menjadi anggota IAPI. 4) Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit. Berikut ini adalah gambaran jenjang karir akuntan publik (Mulyadi, 2002): a. Auditor junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. b. Auditor senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. c. Manajer, merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit
21 Universitas Sumatera Utara
d.
: mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter ( laporan hasil managerial). Partner, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, dan bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai auditing. Bekerja di KAP dapat mengetahui berbagai macam perusahaan
terutama perlakuan auditnya, sering bepergian keluar kota untuk mengaudit klien. Pengalaman di KAP menbuat seorang individu dicari oleh perusahaan karena dianggap telah menguasai akuntansi sesuai standar yang berlaku. Namun bekerja di KAP juga terdapat kekuranganya, seperti pekerjaan yang melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan lembur (Sumarna, 2002). 2.5
Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun) Andersen (2012)
Peneliti (Tahun)
Tabel 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Judul Variabel Hasil Analisis persepsi mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan
Judul
Variabel independen : 1. Gaji 2. Pelatihan profesional 3. Pengakuan profesional 4. Nilai – nilaisosial 5. Lingkungan kerja 6. Pertimbangan pasar kerja 7. Kesetaraan gender Variabel dependen: Pemilihan karir
Variabel
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi dinilai dari faktor gaji/penghargaan finansial, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilainilai sosial dan pertimbangan pasar kerja. Hasil tidak ada perbedaan persepsi ditemukan pada faktor lingkungan kerja Hasil Dan kesetaraan gender
22 Universitas Sumatera Utara
Kunartinah (2003)
Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik
Oktavia (2005)
Analisis faktorfaktor yang memotivasi pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi
Peneliti (Tahun)
Judul
Terdapat 6 faktor yang selalu dipertimbangkan mahasiswa dalam pemilihan karir: 1.Nilai intrinsik 2.Penghasilan 3.Pertimbangan pasar kerja 4.Persepsi mahasiswa tentang kelebihan dan kelemahan profesi akuntan 5.Latar belakang pendidikan SMU 6.Personalitas (kepribadian) Variabel independent: Faktor instrinsik - Penghasilan jangka panjang dan jangka pendek -Pertimbangan pasar kerja -Latar belakang pendidikan di SMU - Persepsi keuntungan menjadi Akuntan Publik Publik
Variabel
faktor yang paling dominan yang selalu dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karir adalah faktor nilai intrinsik, karena pada dasarnya seseorang selalu mempertimbangkan kepuasan yang diterima setelah mereka melakukan suatu pekerjaan.
Hasil Analisis menunjukkan faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik adalah: Faktor instrinsik: -Penghasilan jangka panjang dan jangka pendek -Pertimbangan pasar kerja -Latar belakang pendidikan di SMU -Persepsi keuntungan menjadi Akuntan Publik Beberapa faktor pertimbangan lain: - Penghasilan Hasil jangka panjang dan jangka pendek
23 Universitas Sumatera Utara
Jumamik (2007)
Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi karir akuntan
Variabel independen: 1. Gaji 2. Pelatihan Profesional 3. Pengakuan profesional 4. Nilai–nilai sosial 5. Lingkungan kerja 6. Pertimbangan pasar kerja 7. Personalitas. Dependen variabel : Pemilihan karir akuntan
Secara parsial dan stimulan semua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir akuntan
Widyasari (2010)
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Membedakan Pemilihan Karir
Variabel Independen: -Gaji -Pelatihan profesional -Pengakuan profesional -Nilai-nilai sosial -Lingkungan kerja -Pertimbangan Pasar Kerja -Personalitas Variabel Dependen: -Akuntan publik -Akuntan pendidik -Akuntan perusahaan -Akuntan pemerintah
Secara keseluruhan ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karir akuntan yang ditinjau dari gaji/ penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilainilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja. Sedangkan dari personalitas disimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi.
Variabel
Hasil
Peneliti (Tahun) Rahayu (2003)
Judul Persepsi mahasiswa
Variabel independen : 1. Gaji
Hasil penelitian menunjukkan
24 Universitas Sumatera Utara
akuntansi mengenai faktor-faktor pemilihan karir
Trironia (2004)
2.6
Faktor–faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan oleh mahasiswa akuntansi
2. Pelatihan Profesional 3. Pengakuan Profesional 4. Nilai–nilai sosial 5. Lingkungan Kerja 6. Pertimbangan Pasar Kerja 7. Personalitas Variabel dependen: Pemilihan karir akuntan publik dan non publik Variabel independen : 1. Gaji 2. Pengakuan profesional 3. Pelatihan Profesional 4. Nilai-nilai sosial 5. Lingkungan kerja 6. Keamanan Kerja Variabel dependen : Pemilihan karir akuntan
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik dan non publik. Hasil penelitian menunjukkan penghargaan finansial, pengakuan profesional, keamanan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik atau akuntan non publik.
Keterkaitan Antar Variabel Dengan Hipotesis 2.6.1 Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual merupakan penjelasan secara teoritis antara variabel yang akan diteliti. Berdasarkan teori pendukung, maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:
25 Universitas Sumatera Utara
Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi USU (X1)
Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Syariah UIN Sumatera Utara (X2)
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Intensitas Pembelajaran di Perkuliahan Intensitas Pembelajaran di Perkuliahan Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Personalitas
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Intensitas Pembelajaran di Perkuliahan Intensitas Pembelajaran di Perkuliahan Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Personalitas
Personalitas Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Pertimbangan Pasar Kerja
Personalitas Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Pertimbangan Pasar Kerja
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Lingkungan Kerja
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Lingkungan Kerja
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Pelatihan Profesional
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan Pelatihan Profesional
Pemilihan Karir Akuntan Publik (Y) Sumber : Penulis (2015) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.6.2 Pengembangan Hipotesis Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
26 Universitas Sumatera Utara
a)
Intensitas
pembelajaran
di
perkuliahan
memiliki
keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik Dalam era globalisasi dan kecanggihan teknologi saat ini, membuat banyak kemudahan bagi para mahasiswa untuk mengakses informasi mengenai hal apa saja yang mereka inginkan. Dengan intensitas
adanya
pembelajaran
di
hal
tersebut,
kecenderungan
perkuliahan bisa
saja ikut
terpengaruh. Dalam hal ini dikaitkan dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik dimana mahasiswa saat ini sudah sangat terbiasa dengan kecanggihan teknologi sehingga melalaikan apa yang di maksud dengan semangat belajar di perkuliahan, mereka berpikir bahwa sangat mudah menemukan informasi yang dicari tanpa harus serius dalam belajar di perkuliahan. Itu yang membuat peneliti memasukkan intensitas pembelajaran di perkuliahan
sebagai variabel di dalam
penelitian ini. H1: Terdapat
perbedaan
persepsi
mahasiswa
jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan intensitas pembelajaran di perkuliahan.
27 Universitas Sumatera Utara
b)
Personalitas memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik Rahayu dkk (2003) mengatakan bahwa, personalitas merupakan salah
satu determinan yang potensial terhadap
perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap
perilaku
seseorang.
Personalitas
menunjukkan
bagaimana mengendalikan atau mencerminkan kepribadian seseorang dalam bekerja. Personalitas itu sendiri juga menunjukkan bagaimana seseorang
bertindak
se4ndiri
dan
tidak
mempedulikan
lingkungan sekitar, dalam lingkungan mahasiswa hal ini sering terjadi, untuk itu penelit ingin lebih lanjut mengungkapkan bagaimana hubungannya dengan pemilihan karir
yang
dilakukan oleh mahasiswa. H2:
Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan personalitas. c)
Pertimbangan pasar kerja memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andersen pada tahun 2012
mengungkapkan pada era
28 Universitas Sumatera Utara
globalisasi yang membuka kesempatan bagi orang luar Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan di Indonesia, secara tidak langsung memaksa mahasiswa/i yang berasal dari dalam negeri untuk lebih aktif dan tanggap dalam menentukan masa depannya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini memang perlu lebih diperhatikan oleh seluruh mahasiswa atau calon pekerja terutama mahasiwa jurusan akuntansi karena peluang pekerjaan semakin sempit, jika tidak bersaing secara ketat dan kurang memiliki kemampuan soft skill yang tinggi mahasiswa lulusan sarjana akuntansi dapat ikut tergerus dengan kurangnya pasar kerja. H3:
Terdapat
perbedaan
persepsi
mahasiswa
jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pertimbangan pasar kerja. d)
Lingkungan
kerja
memiliki
keterkaitan
terhadap
pemilihan karir sebagai akuntan publik Lingkungan kerja merupakan suasana kerja yang meliputi sifat kerja (rutin, atraktif dan sering lembur), tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja merupakan faktor dari lingkungan pekerjaan. Karakter yang keras dan komit dibutuhkan
oleh
seorang
akuntan
dalam
menghadapi
29 Universitas Sumatera Utara
lingkungan pekerjaan. Deadline waktu yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan mendorong akuntan untuk dapat menguasai lingkungan kerjanya agar nyaman dan tenang dalam bekerja. Lingkungan kerja mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang berbeda dari lingkungan sebelum memperoleh pekerjaan. Seorang pekerja dituntut untuk dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan kerja, agar dapat mencapai target kerja yang diwajibkan. H4:
Terdapat
perbedaan
persepsi
mahasiswa
jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan lingkungan kerja. e)
Pelatihan profesional memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik Mahasiswa akuntansi yang memilih karir menjadi akuntan publik memerlukan pelatihan kerja karena untuk menjadi akuntan publik yang dapat melaksanakan pekerjaan audit dengan baik tidak cukup hanya dengan pendidikan formal saja namun juga harus ditunjang oleh pengalaman praktek di lapangan dengan jam kerja yang memadai. Pelatihan profesional ini meliputi, pelatihan sebelum bekerja, mengikuti
30 Universitas Sumatera Utara
pelatihan diluar lembaga, mengikuti pelatihan rutin di lembaga, dan variasi pengalaman kerja. Pada penelitian Rahayu tahun 2003 dalam Widyasari (2005), menunjukkan karir sebagai akuntan publik dianggap lebih memerlukan pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan
mendapatkan
pengalaman
kerja
yang
bervariasi,
sedangkan pada akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah menganggap bahwa pelatihan kerja kurang diperlukan, sedangkan bagi akuntan pendidik mahasiswa menganggap tidak diperlukannya pelatihan kerja, sehingga pengalaman kerja yang bervariasi lebih sedikit diperoleh dibandingkan karir sebagai akuntan perusahaan dan pemerintah. Hasil penelitian Sembiring (2009) mengungkapkan bahwa dalam memilih
profesi
mempertimbangkan
akuntan
publik,
pelatihan
mahasiswa
profesional.
sangat
Berdasarkan
penjelasan diatas dirumuskan sebuah hipotesis yaitu: H5: Terdapat
perbedaan
persepsi
mahasiswa
jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pelatihan profesional.
31 Universitas Sumatera Utara