BAB II JAWABAN-JAWABAN TUGAS MANDIRI TPK V & IV
Jawaban jawaban dibawah ini tidak mutlak, tidak seperti matematika atau ilmu pasti, semua jawaban dapat berkembang dan dapat diperinci lagi per bagian-bagian mesin, sehingga pengalaman dilapangan lebih menambah kwalitas jawaban jawabantersebut. Jawaban untuk ATT-V & IV lebih menitik-beratkan pada pemahaman dari materi pelajaran teori dasar, berbeda dengan ATT-III ada perubahan dengan perhitungan perhitungan dan analisa yang lebih mendalam.
1.1. Tugas Tugas Organisasi Bagian Mesin (Engine Department), mulai dari Kepala Kamar Mesin sampai dengan Masinis V (termuda), yaitu :
1. Kepala Kamar Mesin (dalam buku Tata kerj a Pelaut salah sate Perusahaan Minyak, tugas dan tanggungjawab KKM ada lebih 30 Item, namun dalam materi ini diambil yang pokokpokok saja) Sebagai Kepala Departemen Mesin bertanggung..jawab kepada nakhoda dan direksi atas kamar mesin dan penghematan biaya operasi kapal. Membuat pelaporan bulanan (Abstract Log dan Engine Log) seluruh kegiatan Engine Department kepada Dinas Armada Pusat. Menyelenggarakan pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan pada semua mesin, perlengkapan listrik termasuk pompa muatan. Pengawasan ketat terhadap semua kegiatan di kamar mesin, baik yang dilakukan oleh personil bagian mesin maupun dari pihak ketiga (kontraktor) Melakukan inspeksi ke kamar mesin untuk memastikan pengoperasian mesinmesin dan melihat personil bagian mesin telah mengoperasikannya dengan benar sesuai kecakapan pelaut dan penuh perhatian. Membuat catatan yang berkaitan dengan mesin dan perlengkapannya untuk dilaporkan secara berkala (bulanan) kepada Kepala Divisi Teknik, sesuai prosedur yang berlaku (diketahui oleh Nakhoda). Bertanggung-jawab atas tersedianya suku cadang yang cukup diatas kapal, dengan
melakukan
permintaan
dan
mesin/pesawat dalam departemen mesin.
3
penghematan
suku
cadang
semua
2. Masinis II (Second Engineer) Sebagai Masinis II juga merangkap Kepala Kerja, Departemen Mesin, bertanggung-jawab kepada KKM. Atas pemeliharaan umum dan pelaksanaan tata-tertib departemen mesin. Merencanakan
pekerjaan
Harlan
yang.
bertitik-tolak
(berorientasi)
dari
bukupetunjuk (Instruction book) dan sistim perawatan berencana departemen mesin, yang akan dilaksanakan oleh personil bagian mesin. Melaksanakan perawatan dan perbaikan Motor Penggerak Utama / Mesin Induk (Main Engine),
mesin/pesawat penting
lainnya,
semua
perlengkapannya dan perawatan suku..cadang dibantu oleh personil harian. Yang dimaksud mesin/pesawat penting lainnya , adalah : Inert Gas System (IGS), Cargo Pump, Fresh Water Generator, Mesinmesin darurat ,d11. Sesuai Jenis kapalnya . Menjaga keselamatan dan elOsiensi kegiatan departemen mesin sesuai dengan peraturan dan kebijaksanaan Perusahaan dan yang telah di instruksikan oleh KKM/ Nakhoda. Sebagai Perwira keselamatan (Safety cccer) bertanggung-jawab dalam pencegahan kecelakaan, pencemaran , bersama Mualim I (Chief 0 'e cer). Melakukan tugas-tugas pekerjaan sesuai jadwal dan pemeliharaan terencana (PMS) dan melakukan pengawasan yang semestinya terhadap semua pekerjaan yang berkaitan dengan tugas tugas kamar mesin dan personil-personil yang melakukan -pekerjaan tersebut.
3. Masinis III (Third Engineer) Bertanggung-jawab kepada Chief Engineer dan membantu Masinis II sesuai pembagian tugasnya (Job descreption) . Melaksanakan perawatan Diesel Generator Set,•Main Air Compressor dan pesawat-pesawat bantu yang berhubungan dengan bahan--bakar I lube oil dan termasuk perawatan suku-cadangnya. Melaksanakan tugas-jaga
Jam 00.00-04.00 dan
12.0 0 -16.0 0
secara teratur .di Engine Room, pada saat kapal berlayar ataupun sedang berlabuh. Melaksanakan perawatan dan perbaikan terencana (PMS) bersama pekerja harian, pada saat kapal sedang berlabuh jangkar atau di pelabuhan.
4
4. Masinis IV (Forth Engineer). Bertanggung-jawab kepada Chief Engineer dan membantu Masinis II sesuai pembagian tugasnya (Job descreption). Melaksanakan perawatan Ketel Uap (Steam Boiler), Steam Winch, Steam Turbine, Steam Duplex/Simplex, semua pesawat yang digerakkan dengan Uap (Steam) dan termasuk perawatan suku-cadangnya . Melaksanakan tugas-jaga Jam 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 secara teratur di Engine Room, pada saat kapal berlayar ataupun sedang berlabuh. Melaksanakan perawatan dan perbaikan terencana (PMS) bersama pekerja harian, pada saat kapal sedang berlabuh jangkar atau di pelabuhan.
5. Masinis V (Fifth Engineer) Bertanggung-jawab kepada Chief Engineer dan membantu Masinis II sesuai pembagian tugasnya (Job descreption). Melaksanakan perawatan semua Pompa-pompa dan termasuk perawatan sukucadangnya . Membantu Administrasi Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer), •dalam membuat pelaporan bulanan Abstract Log & Engine Log. Melaksanakan tugas-jaga
jam 08.00 — 12.00 dan 20.00-24.00 secara
Teratur di Engine Room, pada saat kapal berlayar ataupun sedang berlabuh. Melaksanakan perawatan dan perbaikan terencana (PMS) bersama pekerja harian, pada saat kapal sedang berlabuh jangkar atau di pelabuhan.
5
1.2. Organisasi Perusahaan Pelayaran, terhadap hubungannya dengan organisasi kapal. Setiap Perusahaan Pelayaran tidak h ms selalu sama bentuk Organisasi perusahaannya) namun disini secara sederhana dapat digambarkan, seperti Contoh:
6
1.3. Penjelasan secara singkat Perawatan Terencana dan Insidentil Perawatan Terencana ialah : Perawatan yang direncanakan sebelumnya berdasarkan Manual Instruction Book dari setiap mesin atau pesawat tersebut. Perawatan yang dilaksanakan berdasarkan Jam-kerja yang sudah dicapai, walaupun kondisi material tersebut masih baik, tetap barns diganti baru. Perawatan yang sudah mempersiapkan suku-cadang, sehingga kerusakan dapat secepatnya diperbaiki dan mencegah terganggunya operasi kapal Perawatan yang mengacu kepada jadwal dan journal yang selalu terkontrol, tercatat dan dapat diketahui oleh semua personil Tim Kerja.
Perawatan Insidentil ialah : Perawatan yang tidak mempunyai rencana apa-apa, perawatan dan perbaikan dilakukan apabila terjadi kerusakan saja, mesin atau peralatan dibiarkan bekerja secara terus-menerus sampai ada kelainan/kerusakan, barn dilaksanakan perbaikan. Sistim perawatan dengan mempersiapkan suku-cadang yang diperlukan saja, atau yang sering dilakukan penggantian material, sehingga apabila terjadi kerusakan yang memerlukan suku-cadang yang cukup, sering tidak siap sehingga mengakibatkan terganggunya operasi (delay) kapal. Perawatan insidentil, sangat beresiko tinggi terhadap kerusakan-kerusakan yang lebih besar dan kerugian-kerugian waktu, material, commission days. Perawatan "masa bodoh" dari Tim Kerja (masinis) yang tidak peduli kepada profesinya, atau memang Tim Kerja yang tidak profesional.
1.4. Macam-macam rencana kerja guna perawatan dan perbaikan permesinan, yaitu: Rencana kerja warisan Rencana kerja berdasarkan kondisimesin yang sudahmemerlukan perawatan dan perbaikan, misal: mesin-mesin yang sudah dalam kondisi rusak, sedangkan yang masih bekerja baik belum perlu dirawat. Rencana kerja prioritas Rencana kerja berdasarkan prioritas pada mesin-mesin yang penting, yang langsung berkaitan dengan operasi kapal, misal: Mesin Induk, Genset, Mesin Kemudi, Ketel Uap, dll. 7
Rencana kerja terencana
Rencana kerja berdasarkan Jam-kerja yang sudah waktunya untuk dilakukan perawatan dan perbaikan, walaupun mesin masih bekerja baik namun sudah waktunya hams di-overhaul, mencegah terjadinya kerusakan. Rencana kerja kondisi
Rencana Kerja berdasarkan kondisi Suku-cadang yang masih ada diatas kapal, yaitu hanya mesin-mesin yang mempunyai suku-cadang yang cukup saja yang mendapatkan peralatan dan perbaikan, sedangkan yang lainnya dibiarkan saja tanpa di kontrol. Rencana kerja insidentil
Rencana Kerja menunggu apabila terjadi kerusakan, bam dilaksanakan perawatan dan perbaikan, walaupun kapal hams mengalami penundaan • operasi.
1.5. Pengukuran pada saat "overhaul" Mesin Utama (Main Engine), ialah: Pengukuran hams berdasarkan Instruction Book dari pembuat (Maker) Mesin Utama tersebut, sebab ada beberapa spesiElkasi dari setiap mesin yang berbeda pembuatan, power, type, series, tahun pembuatan, dan sebagainya. Sistim pengukuran material/peralatan yang sudah "oversize" hams segera dilakukan penggantian dengan suku-cadang yang ban). Pengukuran Piston (lihat gambar) :
Diameter Piston antara Fore-After pada posisi dari atas sampai bawah (minimal 5 posisi), dibandingkan diameter standard, berapa minus-nya. Diameter Piston antara Port-Starboard pada posisi dari atas sampai bawah (minimal5 posisi), dibandingkan diameter standard, berapa minus-nya. Lebar alur dudukan Pisto Ring (grove ring) terhadap ketebalan Piston Ring. Kelonggaran (clearance) Piston Pin Bush terhadap Piston Pin. Pengukuran Piston Ring (lihat gambar) : Tebal dan lebar Piston Ring (lama) terhadap tebal/lebar Piston Ring (baru). Jarak antara ujung ring satu sama lain (Gap Ring), berapa batas jarak maksimum yang diijinkan, pengukuran dilakukan didalam Cylinder Liner Clearance ketebalan Piston Ring terhadap Piston Grove Ring. 8
Pengukuran Cylinder Liner (lihat gambar) : Diameter Liner antara Fore-Aft pada posisi dari atas sampai bawa1 (minimal 5 posisi), dibandingkan diameter standard berupa plus-nya. Diameter Liner antara Port-Starboard pada posisi dari atas sampai bawah (minimal 5 posisi); dibandingkan diameter stand berapa plus-nya. Pastikan semua lubang-lubang Cylinder Oil Apparat, dapat mengeluarkan minyak pelumas dengan baik.
9