1
BAB IV TUGAS-TUGAS GEREJA
MATERI AGAMA KATOLIK XI
1
2
STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-Gereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Ada lima (5) tugas Gereja yaitu menguduskan (liturgia), mewartakan (kerygma), membina persekutuan (koinonia), memberi kesaksian (martyria) dan melayani (diakonia). Dari kelima tugas tersebut, tugas membina persekutuan (koinonia) tidak di bahas, sebab pembahasannya sudah disatukan dengan pelajaran tentang “Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka (Bab I). Maka pada bagian bab IV ini hanya akan dibahas: A. B. C. D.
Gereja yang Menguduskan (Liturgia). Gereja yang Mewartakan (Kerygma). Gereja yang Memberi Kesaksian (Martyria). Gereja yang Melayani (Diakonia).
KOMPETENSI DASAR Siswa dapat mengenal dan memahami tugas Gereja yang menguduskan, mewartakan, memberi kesaksian, dan melayani sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut sesuai dengan kedudukan dan peranan masing-masing.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
2
3
A. GEREJA YANG MENGUDUSKAN (LITURGIA)
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan arti kata liturgi. 2. Menjelaskan bentuk-bentuk pelayanan Gereja dalam bidang liturgi. 3. Menyebutkan bentuk keterlibatan awam dalam pelayanan liturgi.
PETA KONSEP
LITURGIA
Makna Doa sebagai Pengudusan
Makna Sakramen sebagai Pengudusan
MATERI AGAMA KATOLIK XI
Makna Sakramentali dan Devosi
3
Latihan Menyusun Ekaristi
4
LANGKAH PERTAMA : (mendalami makna doa sebagai sarana pengudusan) Bacalah cerita di bawah ini. KURANG BERDOA Seorang mahasiswa Hindu dari India menghadiri kebaktian Minggu di salah satu Gereja terkenal di California. Mahasiswa itu sangat terkesan dengan keindahan bangunan itu, lalu berkata, “Ini sungguh-sungguh suatu bangunan yang megah, jauh lebih indah daripada banyak kuil yang kami miliki di India.” Ia jauh lebih tercengang ketika mengetahui bahwa bangunan itu praktis digunakan hanya untuk kebaktian hari Minggu. Pada hari-hari lainnya hanya segelintir orang datang menghadiri kebaktian di tempat itu. Ia berkomentar, “Apakah anda bermaksud mengatakan kepadaku bahwa Anda memiliki bangunan yang luas dan mahal ini, dan Anda menggunakannya hanya sekali seminggu?” “Di India, kami pergi berdoa di kuil-kuil Hindu setiap pagi ketika matahari terbit, dan setiap sore ketika matahari terbenam. Kaum muslim pergi berdoa lima kali sehari di masjid. Bagaimana Anda dapat mengharapkan kami untuk menerima Kekristenan ketika kami berdoa lebih banyak kepada dewa kami daripada yang Anda lakukan kepada Tuhanmu?”. (Sumber: Selebaran Misioner)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Bagaimana perasaanmu setelah membaca cerita tersebut ! 2. Apa kritikan mahasiswa itu benar ? Jelaskan ! 3. Apakah doa dan ibadat itu penting dalam agama katolik ! Mengapa ! 4. Apa yang dimaksud dengan doa dan ibadat itu ! 5. Apa artinya bahwa doa dan liturgi itu merupakan tugas imamiah Gereja !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
4
5 PENJELASAN Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya dan umat manusia. Tugas ini disebut tugas imamiah Gereja. Apa artinya ? Dalam Kitab Wahyu 1:6; 5:9-10) di katakana: Kritus Tuhan, Imam Agung, yang dipilih dari antara manusia dijadikan umat baru, “kerajaan imamimam bagi Allah dan bapa-Nya. Maka semua yang telah dibaptis dan diurapi oleh Roh Kudus disucikan menjadi kediaman rohani dan imamat suci untuk mempersembahkan korban rohani dan mewartakan daya kekuatan-Nya. Oleh sebab itu, Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah, dan mempersembahkan diri sebagai korban yang hidup, suci dan berkenan kepada Allah. Gereja memiliki imamat umum dan imamat jabatan, yang dengan caranya masing-masing secara khas mengambil bagian dalam satu imamat Kristus. Imamat umum: melaksanakan tugas pengudusan. Contoh: berdoa, menyambut/ menerima sakramen, memberi kesaksian hidup, melaksanakan cinta kasih. Imamat jabatan: membentuk dan memimpin umat serta memberikan pelayanan sakramen. Jadi seluruh anggota Gereja ikut ambil bagian dalam imamat Kristus untuk melakukan ibadat rohani demi kemuliaan Allah dan keselamatan manusia. Ibadat rohani adalah ibadat yang dilakukan dalam Roh oleh setiap orang kristiani. 1. Doa a. Arti: berbicara dengan Tuhan secara pribadi, ungkapan iman secara pribadi dan bersama. Maka hendaknya doa sungguh didasarkan oleh kenyataan kehidupan yang nyata. Dalam doa dituntut untuk mau mendengarkan daripada berbicara. Maka doa berarti: komunikasi antara manusia dengan Tuhan. komunikasi dalam bentuk batin (meditasi) atau lisan (vokal). dalam doa diungkapkan kebesaran Tuhan dan ketergantungan manusia pada Tuhan. ada macam-macam isi doa: permohonan, syukur dan pujian.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
5
6 b. Fungsi doa: mengkomunikasikan diri kepada Tuhan. mempersatukan diri dengan Tuhan. mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kepada Tuhan. membuat diri kita untuk melihat dimensi baru dalam hidup dan karya. mengangkat setiap karya menjadi karya yang apostolis/ merasul. 2. Doa resmi Gereja Doa kelompok yang resmi atas nama dan mewakili Gereja disebut ibadat/ liturgi. Liturgi merupakan perayaan iman. Perayaan iman merupakan ungkapan iman Gereja, dimana umat yang ikut dalam perayaan iman ini mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan, maka umat ikut menghayati apa yang diungkapkan dalam doanya. Doa resmi Gereja tidak sama dengan mendaraskan rumus-rumus hafalan doa resmi melainkan mengungkapkan imannya di hadapan Tuhan. Doa berarti mengarahkan hati kepada Tuhan, yang berdoa adalah hati bukan badannya. Ibadat resmi Gereja tampak dalam ibadat pagi, siang, sore, malam dan ibadat bacaan.
LANGKAH KEDUA : (mendalami sakramen sebagai sarana pengudusan dalam Gereja). Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Apa yang dimaksud dengan sakramen ? 2. Mengapa sakramen mempunyai hubungan erat dengan pengalaman hidup sehari-hari ? 3. Karya keselamatan apa yang dikerjakan Allah dalam sakramen baptis ? 4. Rahmat apa yang diperoleh dalam sakramen pengutan ? 5. Apa manfaat dari sakramen ekaristi ? 6. Apa yang terjadi pada umat setelah menerima sakramen tobat ? 7. Apa yang menjadi tanda dalam sakramen perkawinan? Bagaimana sifat perkawinan sebagai sakramen ? 8. Apa manfaan/ fungsi dari sakramen tahbisan ?
MATERI AGAMA KATOLIK XI
6
7 9. Mengapa orang sakit sebaiknya menerima sakramen perminyakan orang sakit ?
PENJELASAN 1. ARTI a)
b)
c)
SAKRAMEN-SAKRAMEN DAN MAKNA SAKRAMEN Sakramen adalah lambang/ simbol Sakramen-sakramen Gereja Katolik melambangkan dan mengungkapkan karya penyelamatan Allah dan pengalaman dasar manusia yang diselamatkan. Sakramen-sakramen mengungkapkan karya Tuhan yang meyelamatkan Gereja adalah alat sarana penyelamatan, dimana Kristus nampak dalam meyelamatkan manusia. Gereja menjadi alat dan sarana penyelamatan, justru dalam kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, tindakan dan kata-kata yang disebut sakramen. Sakrammensakramen adalah “Tangan Kristus” yang menjamah, merangkul dan mneyembuhkan manusia. Maka Kristus sungguh aktif berkarya dalam umat sampai saat ini. Sakramen-sakramen meningkatkan dan menjamin mutu hidup manusia. Sakramen pasti berhubungan dengan pengalaman hidup manusia sehari-hari. Dalam hidup ini banyak orang yang mutu hidupnya semakin melemah dan membutuhkan kekuatan. Maka dengan sakramen merupakan cara dan sarana bagi Kristus untuk mejadi “tampak” dan dengan demikian dialami oleh manusia. Sakramen itu tidak bekerja secara otomatis. Sakramen sebagai “tanda” kehadiran Kristus menantikan sikap pribadi dari manusia. Sikap batin inilah yang disebut iman dan kehendak baik. Perayaan sakramen merupakan “PERTEMUAN” antara Kristus dan manusia. Maka peran sikap iman manusia sangat penting. Walaupun Kristus mahakuasa, Ia tidak akan menyelamatkan manusia yang memang tidak mau diselamatkan atau yang tidak percaya.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
7
8 2. TUJUH SAKRAMEN SAKRAMEN
BAPTIS
KETERANGAN Seseorang yang secara resmi menyatakan tobat dan imannya kepada Yesus dan bertekad untuk bersama umat ikut serta dalam tugas panggilan Kristus, maka dia diterima dalam umat dengan upacara yang sejak zaman para rasul disebut sakramen permandian/ baptis. Orang yang dibaptis laksana “baru lahir” dalam Gereja. Maka orang yang sudah dilahirkan harus bersama Kristus “mati bagi dosa” supaya hidup dalam Kristus dan ia hidup bagi Allah. Kebenaran itu diperagakan, dirayakan dan dilambangkan dengan pencurahan air pada dahinya dan imam/ pastor mengatakan “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Orang yang telah dibaptis ditandai dengan minyak (krisma) sebagai tanda kekuatan Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan citacita Kristus dalam Gereja dan masyarakat. Sakramen penguatan menjadi tanda kedewasaan umat, maka harus ikut bertanggung jawab dalam kehidupan sebagai Umat Allah.
PENGUATAN/ KRISMA
MATERI AGAMA KATOLIK XI
8
SAKRAMEN
TOBAT
9 KETERANGAN Selama hidup manusia tidak pernah luput dari kesalahan/ dosa, sehingga manusia merasakan penderitaan dalam hidupnya dan merasa tidak bahagia. Hidup yang diinginkan manusia adalah bahagia dan ketenangan. Maka pentingnya manusia berjuang untuk kembali berbalik kepada Tuhan dan sesama untuk mendapatkan kebahagiaan kembali. Dalam Gereja katolik pentingnya melakukan pertobatan dan membaharui diri secara menerus di hadapan Tuhan dan sesamanya. Berkumpul di sekitar altar untuk menyambut Kristus dalam sabda dan perjamuan-Nya merupakan kehadiran Gereja yang paling nyata dan penuh; merupakan ungkapan yang paling konkret dari persatuan umat dan Tuhan serta persatuan dengan anggotanya.
EKARISTI
MINYAK SUCI MATERI AGAMA KATOLIK XI
Umat yang sakit keras, keprihatinan Tuhan diungkapkan dengan sakramen perminyakan orang sakit. Kristus menguatkan si sakit dengan Roh Kudus-Nya yang ditandakan dengan minyak suci. Dengan demikian si sakit siap dan tabah untuk menerima apa saja dari tangan Tuhan, baik kesembuhan dan kematian. Dengan menderita seperti Kristus, si sakit menjadi lebih serupa dengan Kristus. 9
SAKRAMEN
PERKAWINAN
IMAMAT
MATERI AGAMA KATOLIK XI
10 KETERANGAN Membangun keluarga merupakan kejadian yang penting dalam hidup. Tentu peristiwa ini terjadi di luar perhatian Kristus serta umat-Nya. Maka Kristus hadir dalam cinta suami istri. Cinta mereka menjadi tanda cinta Kristus kepada GerejaNya. Kristus merestui dan menyertai pengantin dalam keputusannya. Allah sendiri menjadi penjamin kesetiaan, maka apa yang disatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Umat membutuhkan pelayanpelayan yang bertugas menunaikan berbagai tugas pelayanan di tengah umat demi kepentingan dan perkembangan umat dalam hidup beriman dan bermasyarakat. Pelayanannya berfungsi untuk mempersatukan, membimbing umat dengan berbagai cara demi penghayatan imannya; membantu melancarkan komunikasi iman demi tercapainya persekutuan umat dan persekutuan iman. Pelantikan para pelayan ini dirayakan, disahkan dan dinyatakan dalam tahbisan (sakramen imamat).
10
11
LANGKAH KETIGA : (mendalami sakramentali dan devosi-devosi sebagai sarana pengudusan dalam Gereja). Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Apa arti Sakramentali ! 2. Apa arti devosi ! 3. Sebutkan contoh-contohnya ! PENJELASAN SAKRAMENTALI DAN DEVOSI DALAM GEREJA Sakramentali dan devosi merupakan bentuk dan kegiatan lain dari bentuk dan kegiatan pengudusan dalam Gereja. 1. Sakramentali: tanda suci (berupa ibadat/ upacara/ pemberkatan). Berkat tanda-tanda suci ini berbagai buah rohani ditandai dan diperoleh melalui doa-doa permohonan dengan perantaraan Gereja. Contoh sakramentali: a) Pemberkatan: pemberkatan orang, benda/ barang rohani, tempat, makanan. Contoh: pemberkatan ibu hamil/ anak, alat pertanian, mesin pabrik, alat transportasi, rumah, patung, rosario, makanan. Pemberkatan atas orang/ benda/ barang adalah pujian kepada Allah dan doa untuk memohon anugerah-anugerah-Nya. b) Pemberkatan dalam arti tahbisan rendah: pentahbisan orang/ benda. Contoh: pentahbisan/ pemberkatan lektor, katekis; pemberkatan benda/ tempat untuk keperluan liturgi: pemberkatan gereja, kapel, altar, minyak suci, lonceng. 2. Devosi (penghormatan): bentuk-bentuk penghormatan/ kebaktian khusus orang/ umat kepada kehidupan Yesus yang tertentu, misalnya kesengsaraan-Nya, hati-Nya yang mahakudus, sakramen mahakudus. Bisa juga devosi kepada orang-orang kudus: kepada Santo/ Santa Pelindung, Bunda Maria (dengan novena/ doa rosario). Devosi ini bersifat sukarela dan bertujuan untuk semakin menguatkan iman kepada Allah dalam diri Yesus Kristus.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
11
12
LANGKAH KEEMPAT : (latihan menyusun perayaan ekaristi). Susunlah suatu Perayaan Ekaristi yang bertema “Syukur” Yang perlu disusun dan dipersiapkan antara lain: 1. Doa Pembukaan. 2. Doa Persiapan Persembahan. 3. Doa Penutup. 4. Doa Umat. 5. Bacaan yang sesuai dengan tema. 6. Lagu-lagu yang sesuai tema.
LEMBAR KERJA SISWA 1. Rumuskan dengan kata-katamu sendiri yang dimaksud dengan doa !
2. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri yang dimaksud dengan sakramen !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
12
13 3. Rumuskan dengan kata-katamu sendiri makna ketujuh sakramen !
4. Sebutkan bentuk/ kegiatan pengudusan umat dalam Gereja !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
13
14
B. GEREJA YANG MEWARTAKAN (KERYGMA) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan makna Matius 28: 16-20. 2. Menjelaskan bentuk-bentuk pewartaan Gereja. 3. Menjelaskan peranan magisterium dalam tugas pewartaan Gereja.
PETA KONSEP
KERYGMA
Pewartaan Injil
MATERI AGAMA KATOLIK XI
Tugas Mewartakan
14
Magisterium dan Pewarta Sabda
15
LANGKAH PERTAMA : (mendalami cerita tentang Pewartaan Injil). MEWARTAKAN INJIL Sesudah Yesus naik ke surga, Dia berbicara dengan malaikat Gabriel. Di surga Yesus tetap membawa tanda-tanda penyaliban. Gabriel berkata. “Guru, Tuhan pasti menderita sangat hebat. Apa umat-Mu tahu dan menghargai betapa besar cinta-Mu kepada mereka dan apa yang telah Tuhan lakukan untuk mereka ?” Yesus menjawab, “Oh, tidak, belum semua. Sampai sekarang, hanya beberapa orang di Palestina yang tahu.” Gabriel yang bingung bertanya lagi, “Apa yang sudah Tuhan lakukan agar setiap orang tahu akan cinta-Mu itu ?”. Yesus menjawab, “Saya sudah meminta Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes serta beberapa teman lain untuk mengatakan kepada orang lain tentang saya. Mereka yang sudah mendengar tentang saya akan mengatakannya kepada orang lain sehingga semua pria dan wanita di segala penjuru dunia akan mendengar bagaimana saya telah memberikan diri-Ku untuk mereka, sebab Aku mencintai mereka.” Gabriel cemberut dan kelihatan lebih skeptis. Dia melanjutkan, “Ya tetapi bagaimana bila Petrus dan orang-orang lain lelah atau lupa, apakah Tuhan tidak mempunyai rencana lain?”. Yesus menjawab, “Gabriel, saya tidak mempunyai rencana lain. Saya memperhitungkan mereka.” (Dari: 1500 Cerita Bermakna, Frank Mihalic SVD)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! 1. Berilah tanggapanmu setelah membaca cerita tersebut ! 2. Apa yang menjadi pesan dari cerita tersebut ! 3. Mengapa pewartaan tentang Yesus dan ajaran-Nya ternyata bertahan, bahkan semakin meluas sesudah 2000 tahun berlalu !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
15
16 PENJELASAN Sesudah Yesus naik ke surga, para murid-Nya pergi ke seluruh pelosok dunia untuk mewartakan kabar baik tentang Guru mereka dan ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah. Selama 3 tahun mereka sudah hidup bersama Guru mereka, mengalami suka-duka bersama Guru mereka, mendengar dan menyaksikan ajaran dan tindakan-Nya yang sangat mengagumkan, penuh kepercayaan diri dan cinta kasih yang tiada taranya. Mereka sangat tergoncang oleh sengsara dan kematianNya, namun kebangkitan-Nya menyadarkan mereka tentang keberpihakan dan legitiminasi Allah terhadap seluruh karya dan hidup Guru mereka. Hidup mereka berubah secara drastis sesudah kebangkitan Yesus. Mereka percaya bahwa Guru mereka adalah Tuhan Penyelamat. Mereka mulai mewartakan tentang Tuhan dan ajaran-Nya, apapun tantangannya. Terhadap Pengadilan Agama yang melarang mereka untuk menyebut-nyebut nama Yesus, dengan tegas Petrus menjawab, “Tidak mungkin kami berdiam diri mengenai semua yang telah kami lihat dan kami dengar !” Mereka terus mewartakan tentang Tuhan dan ajaran-Nya sampai satu persatu mereka dibunuh karena pewartaan itu. Mereka tidak takut kepada maut, sebab Tuhan sudah menjamin, “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Yesus akan selalu menyertai muridNya lewat Roh-Nya. Maka, Yesus tidak ragu memperhitungkan mereka.
LANGKAH KEDUA : (mendalami Kitab Suci tentang Perutusan MuridMurid Yesus dan pesannya bagi kita). PERINTAH UNTUK MEMBERITAKAN INJIL (MATIUS 28: 16-20) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
MATERI AGAMA KATOLIK XI
16
17 Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Pesan apa yang kamu dapatkan dari kutipan Injil tersebut ! 2. Sebutkan cara/ pola pewartaan yang sebaiknya kita gunakan pada zaman ini di Indonesia ! 3. Sebutkan bentuk-bentuk pewartaan yang sesuai di zaman sekarang ! 4. Apa yang harus diperhatikan supaya pewartaan berhasil !
PENJELASAN TUGAS MEWARTAKAN Dalam diri Yesus dari Nazaret, sabda Allah nampak konkret dan manusiawi. Ada 3 bentuk Sabda Allah dalam Gereja yaitu: Sabda/ pewartaan para rasul sebagai daya yang membangun Gereja. Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif. Sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja sepanjang zaman. Tiga bentuk pewartaan tersebut saling berhubungan. Pewartaan aktual Gereja masa kini berdasarkan dan merupakan kesinambungan dari pewartaan para rasul dan pewartaan Kitab Suci yang diwariskan kepada kita. Tugas Gereja adalah untuk mewartakan. Tugas pewartaan tidak lain adalah mewujudkan apa yang disampaikan Allah dalam Yesus sebagaimana yang telah diwartakan oleh para rasul. Dengan demikian Sabda Allah sungguh datang, kepada manusia dan menyelamatkan manusia yang mendengarkan dan melaksanakannya. Pewartaan Sabda Allah oleh Gereja harus sungguh dapat menghadirkan Yesus yang mulia. Di dalamnya Kristus menyelamatkan, menyembuhkan hati setiap orang yang mendengar dan membuka dirinya terhadap sabda-Nya. Kristus membebaskan manusia dari dosa melalui sabda-Nya. 1. Dua Pola Pewartaan a. Pewartaan Verbal (Kerygma): pada dasarnya tugas hierarki, tetapi awam juga dituntut untuk ikut terlibat dalam tugas ini. Kotbah: pewartaan tematis. Pewartaannya dari mimbar dan harus dapat menyapa hidup manusia. Homili: pewartaan yang berdasarkan perikope kitab suci. Pewartaan ini juga dari mimbar dan harus dapat menyapa manusia. MATERI AGAMA KATOLIK XI
17
18 Pelajaran Agama: guru agama mendampingi siswa untuk dapat menemukan makna hidupnya dalam terang kitab suci dan ajaran Gereja. Pelajaran agama adalah proses pergumulan hidup nyata dalam terang iman. Katekese Umat: kegiatan suatu kelompok umat, dimana mereka secara aktif berkomunikasi untuk menafsirkan kehidupannya dalam terang Injil dan diharapkan ada aksi nyata, sehingga dapat membawa perubahan dalam masyarakat kea rah yang lebih baik. Pedalaman Kitab Suci: dilakukan dalam keluarga, kelompok misalnya pada saat Masa Adven, Masa Pra Paskah dan Masa Bulan Kitab Suci. b. Pewartaan dalam bentuk kesaksian (Martyria): lebih dipercayakan kepada awam karena diharapkan mampu menjadi garam dan terang bagi dunia.
2. Dua tuntutan dalam pewartaan Tugas pewartaan adalah mengaktualisasi Sabda Tuhan yang disampaikan dalam Yesus sebagaimana diwartakan oleh para rasul. Usaha untuk mengaktualisasikan Sabda Tuhan itu mengandaikan berbagai tuntutan yang harus dipenuhi yaitu : a. Mendalami dan menghayati Sabda Tuhan. Pengenalan dan penghayatan yang diwartakan adalah sabda Tuhan. Orang tidak dapat mewartakan Sabda Tuhan dengan baik, jika ia sendiri tidak mengenal dan menghayatinya. Maka hendaknya mengenal, mengetahui dan menghayati isi kitab suci, ajaran Gereja dan seluruh tradisi Gereja baik universal maupun lokal. Kita hendaknya membekali diri dengan bacaan, penataran dan pembekalan yang lain. b. Mengenal umat. Pengenalan latar belakang dari orang-orang yang akan dilayani sangatlah penting. Kita hendaknya “menyatu dengan mereka yang kepadanya kita akan mewartakan kabar gembira itu.”
MATERI AGAMA KATOLIK XI
18
19
LANGKAH KETIGA : (mendalami tentang magisterium dan para pewarta sabda). Jawablah pettanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Apakah kamu pernah mendengar kata magisterium. Apa arti dan peranannya ! 2. Menurutmu siapa saja yang disebut sebagai pewarta sabda dan apa saja yang dituntut dari mereka ! PEJELASAN 1. MAGISTERIUM: kuasa mengajar dalam Gereja. Yang disebut Magisterium adalah pimpinan Gereja, yaitu hierarki. Hierarki brtugas menjaga kesatuan iman dan ajaran. Menjaga kesatuan iman dan ajaran bukan berarti dalam bentuk indoktrinasi tetapi dalam bentuk konsultasi. Hierarki adalah pengajar otentik (yang mengemban kewibawaan Kristus) tentang perkara iman dan kesusilaan. Syarat yang harus dipenuhi: ajarannya harus menyangkut iman dan kesusilaan. ajarannya bersifat otentik: jelas dikemukakan dengan kewibawaan Kristus. ajarannya diyatakan dengan tegas/ definitif (tidak dapat diganggu gugat). ajarannya disepakati bersama (sejauh menyangkut pernyataan para dewan uskup). 2. PARA PEWARTA SABDA Menjadi pewarta merupakan suatu panggilan, maka konsekuensinya: dekat dengan yang diwartakan. mau menjadi senasib dengan yang diwartakan. berani menanggung derita dengan yang diwartakan. siap untuk diutus. memiliki komitmen yang utuh kepada umat. Para pewarta sabda adalah : a. Pengkotbah. Awam tertentu di beberapa tempat sudah bisa melibatkan diri untuk memimpin upacara sabda di tempat yang jauh dari pusat paroki karena keterbatasan imam. Mereka pun dapat membawakan kotbah/ homili dalam ibadat ini. MATERI AGAMA KATOLIK XI
19
20 b. Katekis. Katekis menjadi penggerak umat dan masyarakat dalam kerasulan tata dunia. c. Guru Agama Membekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi.
LANGKAH KEEMPAT : (peresapan dan pengamalan). BIBI SOFI Bibi Sofi adalah seorang wanita petugas kebersihan di sebuah toko souvenir. Ia baru saja dibaptis menjadi Katolik. Akan tetapi, dia sangat bersemangat untuk berbicara tentang Tuhan kepada siapapun yang dijumpai. Matanya sudah agak rabun, sehingga kadang kala ia berbicara kepada patungpatung kayu yang banyak terdapat di toko itu. Pada suatu saat, Bibi Sofi ditertawakan oleh pelayan-pelayan toko yang lain ketika ia berbincang-bincang tentang Tuhan di depan sebuah patung kayu. Bibi Sofi tindak tersinggung, ia hanya berkata, “Mungkin saya sudah berbicara tentang Tuhan di depan sebuah patung kayu. Mata saya sudah rabun. Tetapi berbicara tentang Tuhan kepada sebuah patung kayu tidak seburuk orang katolik yang bersikap seperti tukang kayu, yang tidak pernah menertawakan dan memberi keaksian tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain !” (Fr. Mehalic, SVD)
Jawabalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Bagaimana kesanmu terhadap cerita kesaksian tersebut ! 2. Pesan apa yang ingin disampaikan kepadamu !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
20
21
LEMBAR KERJA SISWA 1. Apa yang harus dilakukan agar pewartaan Gereja sungguh dapat berdaya guna !
2. Rumuskan dengan bahasamu sendiri tentang pewartaan dan pewarta !
3. Apa yang menjadi dasar pewartaan Gereja ! Jelaskan !
4. Jelaskan manfaat dari pelajaran agama !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
21
22
C.
GEREJA YANG MENJADI SAKSI (KERYGMA) TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan makna menjadi Saksi Kristus menurut Kisah Rasul 1:8. 2. Menjelaskan makna kemartiran dalam Gereja dalam hubungannya dengan kesaksian. 3. Menceritakan tentang martir dalam Gereja serta teladan hidupnya. 4. Menjelaskan bentuk kesaksian yang relevan dengan situasi masyarakat Indonesia yang pluralis.
PETA KONSEP
MARTYRIA
Makna Menjadi Saksi Kristus
MATERI AGAMA KATOLIK XI
Kesaksian Hidup sebagai Martir
22
Penugasan dan Pengamalan
23
LANGKAH PERTAMA : (mendalami makna menjadi saksi Yesus Kristus). KESAKSIAN HIDUP Ada seorang warga Amerika Serikat diminta untuk menjadi mahaguru di salah satu perguruan tinggi di Jepang. Salah satu butir kontrak antara mahaguru asal Amerika Serikat dan perguruan tinggi di Jepang itu berbunyi: “Mahaguru hanya boleh berbicara hal-hal yang menyangkut materi perkulihan yang dipercayakan kepadanya dan sama sekali tidak boleh menggunakan satu kata pun yang berhubungan dengan Kekristenan.” Mahaguru tersebut menjaga dengan setia janjinya yang ternuat dalam kontrak tersebut. Namun, mahaguru itu berusaha untuk hidup menurut keyakinan iman kristiani. Ia tidak pernah berkata apa-apa tentang kekristenan, tetapi hidupnya sangat terbuka dan banyak melakukan perbuatan-perbuatan kasih. Setelah beberapa tahun ia bekerja di perguruan tinggi itu, teladan hidupnya menjadi sedemikian berpengaruh, sehingga paling kurang 40 orang dari mahasiswanya diam-diam menjadi Kristen, bahkan 25 orang dari mereka kemudian memasuki perguruan tinggi teologi dan menjadi misionaris. (Dari: Frank Mehalic, SVD. 1500 Cerita Bermakna)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk direfleksikan di bawah ini ! 1. Apa komentarmu terhadap cerita tersebut ! 2. Mengapa pewartaan melalui perbuatan sering lebih unggul daripada pewartaan dengan kata-kata ! 3. Menurutmu bentuk perwartaan yang mana yang lebih sesuai dengan Indonesia yang sangat majemuk dalam kepercayaan dan budaya !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
23
24 PENJELASAN PEWARTAAN LEWAT KESAKSIAN HIDUP Menjadi saksi berarti menunjukkan pada pribadi seseorang yakni pribadi yang “mengetahui” atau “mengalami” dan “mampu memberikan keterangan yang benar.” Maka menjadi Saksi Kristus berarti menyampaikan/ menunjukkan apa yang dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang lain. Penyampaian, penghayatan/ pengalaman itu dapat dilaksanakan melalui kata-kata, sikap, dan tindakan nyata. Injil pertama-tama diwartakan dengan kesaksian, yakni diwartakan dengan tingkah laku dan peri hidup. Gereja juga mewartakan Injil kepada dunia dengan kesaksian hidup yang setia kepada Tuhan Yesus. Dalam Kisah rasul 1:8 ditegaskan bahwa para rasul dipanggil untuk menjadi saksi-Nya, mulai dari Yerusalem kemudian berkembang ke seluruh Yudea dan Samaria bahkan sampai ke ujung bumi. Pada waktu itu yang disebut ujung bumi adalah Roma. Bagi kita sekarang ini menjadi Saksi Kristus mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi, hal ini berarti menjadi saksi Kristus mulai dari rumah/ keluarga/ sanak saudara/ tetangga/ lingkungan sekolah dan di manapun kita berada. Pewartaan dalam bentuk kesaksian hidup menjadi sangat relevan di Indonesia yang beraneka perbedaannya. Pewartaan dalam bentuk dialog hidup. Dalam dialog ini kita dapat menunjukkan hidup yang penuh kasih dan persaudaraan di tengah masyarakat yang sering kali diwarnai dengan permusuhan, kekerasan dan terror. Kesaksian kita dengan menunjukkan sikap dan semangat solider di tengah hidup yang serakah dan korup karena di dorong oleh nafsu untuk mencapai kepentingan diri dan kelompoknya.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
24
25
LANGKAH KEDUA : (mendalami kesaksian hidup sebagai martir). USKUP AGUNG ROMERO MARTIR ABAD MODERN Uskup Agung Oscar Armulfo Romero dari kota San Salvator terkenal karena hidupnya yang penuh pengabdian kepada umat dan masyarakatnya, khususnya masyarakat yang kecil yang miskin dan tertindas. Ia tidak segansegan memperingatkan para penguasa negerinya yang bertindak sewenangwenang terhadap rakyat kecil yang tidak berdaya. Tentu saja para penguasa itu tidak senang. Mereka berusaha untuk “mengamankan” dia. Hari Senin tanggal 24 Maret 1980 ia mati ditembak oleh penembak sewaan. Ia mati tertembak pada saat sedang merayakan Ekaristi dan sedang mengucapkan kata-kata konsekrasi: “Inilah tubuh-Ku, yang dikorbankan bagi kamu dan ini darah-Ku yang ditumpahkan bagi kamu.” Hidup Uskup Agung Oscar Armulfo Romero telah berubah menjadi Roti Ekaristi. (Rm. Yosef Lalu, Pr)
Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Apa kesanmu setelah membaca cerita tersebut ! 2. Kesaksian hidup dalam hal apa yang ingin diwartakan dalam cerita tersebut! 3. Jelaskan martir-martir yang kamu ketahui termasuk di zaman modern ini ! PENJELASAN KESAKSIAN HIDUP BERDARAH Menjadi saksi Kristus ternyata dapat berdampak banyak resikonya. Yesus telah berkata, “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.” (Yohanes 16:2). Yesus sendiri adalah martir, karena Ia benani menderita dan wafat salib demi Kerajaan Allah. Dalam sejarah Gereja, kita sudah banyak tahu tentang orang-orang yang berani dan bersedia menumpahkan darahnya demi iman dan ajaran-Nya, mereka itulah yang disebut MARTIR.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
25
26 Orang yang bersedia dan berani mati daripada harus mengkhianati imannya kepada Kristus disebut MARTIR MERAH. Sedangkan orang yang hidup seperti Kristus dengan berani memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi orang yang tertindas dengan segala resikonya disebut MARTIR PUTIH. Berikut beberapa martir yang berani menyerahkan nyawanya (mati sebagai martir) demi iman mereka kepada Kristus adalah: NAMA
PERJUANGAN HIDUPNYA
SANTO TARSISIUS
SANTO SEBASTIANUS
SANTA REGINA MATERI AGAMA KATOLIK XI
26
27 NAMA
PERJUANGAN HIDUPNYA
SANTA URSULA
SANTA ANGELA
SANTO STEFANUS
MATERI AGAMA KATOLIK XI
27
28
LANGKAH KETIGA : (penugasan dan pengalaman). Lagu “Jadilah Saksi” Sesudah dirimu diselamatkan Cahaya hatimu jadi terang Tujuan hidupmu jadi nyata Bagi yang ditimpa azab duka Bagi yang dilanda putus asa Bagi yang didera kegagalan Di mana tiada perhatian Di mana tiada kejujuran Di mana ada sahabat bermusuhan Dalam memaafkan kawan lawan Dalam menggagahkan persatuan Dalam meluaskan kerjasama Dalam membangunkan masyarakat Dalam meningkatkan nasib rakyat Dalam membagikan seluruh semangat
Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. Jadilah Saksi Kristus. jadilah Saksi Kristus.
Jawablah pettanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Kesaksian konkret apa saja yang dapat dilakukan di masyarakat dalam lagu tersebut sebagai orang kristiani ! 2. Mengapa banyak orang lebih memilih bentuk kesaksian hidup !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
28
29
LEMBAR KERJA SISWA 1. Menurutmu apa yang dimaksud dengan kesaksian hidup itu !
2. Bentuk-bentuk kesaksian apa yang akan kamu lakukan sekarang ini di dalam hidupmu !
3. Mengapa kesaksian hidup lebih dihargai/ lebih simpatik dibandingkan dengan kesaksian verbal !
4. Mengapa hidup solider dan jujur di sebut bentuk pewartaan !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
29
30
D.
GEREJA YANG MELAYANI (DIAKONIA) TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan isi dari pesan teks Injil Markus 10:35-45. 2. Menyebutkan dasar, ciri dan bentuk pelayanan Gereja pada masa kini 3. Menyusun rencana kegiatan pelayanan secara kelompok yang dapat dilaksanakan.
PETA KONSEP
DIAKONIA
Makna Melayani
MATERI AGAMA KATOLIK XI
Dasar Pelayanan
30
Peresapan dan Pengamalan
31
LANGKAH PERTAMA : (mendalami makna melayani). DOKTER BRACKETT DI RUANG ATAS Ada seorang dokter bernama Brackett. Ia bekerja di salah satu kota kecil di Amerika Serikat. Ia seorang dokter yang sangat baik, bekerja dengan penuh pengabdian tanpa pamrih. Pasien kesayangannya adalah orang-orang miskin. Ia dapat melayani mereka sampai lupa makan dan tidur. Ia begitu sibuk dengan pelayanannya sehingga gadis-gadis yang pernah menjadi pacarnya meninggalkan dia. Ia tinggal di salah satu ruangan di sebuah gedung berlantai dua. Supaya orang mudah menemuinya, pada anak tangga yang paling bawah di pasang papan nama yang berbunyi: dr Brackett di ruang atas. Ruang tempat tinggalnya itu sangat sederhana. Mungkin ia tidak memiliki uang cukup untuk menempati tenpat yang lebih layak, sebab ia sering tidak mau menerima bayaran dari pasien-pasienya, terlebih yang miskin. Pasien yang yang datang kepadanya banyak sekali. Karena terlalu memaksa diri untuk bekerja, ia jatuh sakit dan meninggal. Penguburannya dihadiri oleh sebagian besar warga kota. Mereka sungguh menangisi kepergiannya. Sesudah ia dikuburkan, warga kota berunding untuk membuat suatu monument bagi beliau sebagai kenangan untuk jasa-jasanya. Seorang warga kota yang sangat miskin yang pernah dibantu oleh dr. Brackett, mengambil papan nama beliau dari tempat tinggalnya dan memasang pada sisi depan kuburnya, sehingga siapa saja dapat membaca: dr. BRACKETT di RUANG ATAS. Kita boleh percaya bahwa dr. Brackett sudah di ruang atas ! Di Surga ! (Saduran dari: Frank Mihalic, SVD. 1500 Cerita Bermakna)
MATERI AGAMA KATOLIK XI
31
32 Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk direfleksikan di bawah ini ! 1. Apa komentarmu terhadap cerita tersebut ! 2. Ceritakan pengalaman pelayananmu ! 3. Apakah kamu pernah dilayani ! 4. Coba ceritakan tokoh di sekitarmu yang memiliki semangat pelayanan ! 5. Bagaimana penilaianmu terhadap tokoh tersebut !
LANGKAH KEDUA : (mendalami semangat pelayanan Gereja dalam kitab suci). BUKAN MEMERINTAH MELAINKAN MELAYANI (Mrk.10:35-45) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami !”. Jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?” Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu. Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak untuk memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.” Mendengar hal itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadii besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
MATERI AGAMA KATOLIK XI
32
33 Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Apa pesan yang ingin disampaikan dari Injil tersebut ! 2. Sebutkanlah ciri-ciri pelayanan Gereja ! 3. Sebutkan bentuk-bentuk pelayanan Gereja masa kini ! PENJELASAN Dari kutipan Injil tersebut sangat jelas bahwa Yesus menekankan semangat pengabdian dan pelayanan kepada murid-Nya yang sangat berambisi untuk memiliki kedudukan dan kekuasaan. Inilah sikap yang diharapkan Yesus dari murid-murid-Nya. 1. Dasar pelayanan dalam Gereja Dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat pelayanan Kristus sendiri. Pelayanan kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus. Melayani sesama adalah tanggung jawab setiap orang kristiani sebagai konsekuensi dari imannya.
2. Ciri-ciri pelayanan Gereja a. Bersikap sebagai pelayan Yesus menekankan para murid-Nya selalu bersikap sebagai “yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan dari semua” (Mrk.9:35). Ia memberi teladan dan menerangkan demikianlah kehendak Bapa-Nya. Menjadi pelayan dalam pelayananan adalah sikap iman yang radikal.
MATERI AGAMA KATOLIK XI
33
34 b. Kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru Ciri religius pelayanan Gereja adalah menimba kekuatan dari sari teladan Yesus Kristus. c. Orientasi pelayanannya ditujukan kepada kaum miskin Pelayanan berarti kerjasama dengan semua orang. Yang pokok adalah untuk mengangkat harkat, martabat dan harga diri sebagai manusia. d. Kerendahan hati Gereja harus bersikap rendah hati (Lukas 17:10). 3. Bentuk-bentuk pelayanan a. Pelayanan di bidang kebudayaan dan pendidikan (carilah contohnya). b. Pelayanan di bidang kesejahteraan (carilah contohnya). c. Pelayanan dibidang politik dan hankam (carilah contohnya).
LANGKAH KETIGA : (peresapan dan pengamalan). NAMA
PERJUANGANNYA
IBU TERESA
MATERI AGAMA KATOLIK XI
34
35 NAMA
PERJUANGANNYA
ROMO MANGUNWIJAYA, Pr Jawablah pettanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Inspirasi apa yang kamu dapatkan dari kedua tokoh tersebut ! 2. Pelayanan apa yang dapat kamu lakukan di lingkunganmu !
LEMBAR KERJA SISWA 1. Menurutmu apa yang dimaksud dengan pelayanan? Jelaskan !
2. Menurutmu, apa yang menjadi wujud konkret pelayanan Gereja dewasa ini? Jelaskan dan deskripsikan !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
35
36 3. Bagaimana penilaianmu tentang pemimpin dalam Gereja dan masyarakat di lingkunganmu dalam hubungannya dengan pelayanannya !
4. Tulislah ciri-ciri pemimpin Gereja yang kamu cita-citakan dalam hubungannya dengan pelayanannya !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
36
37
GLOSARIUM
Liturgia Apostolis Kerygma Magisterium Martyria Diakonia
: menguduskan : merasul : pewartaan : kuasa mengajar dalam Gereja : kesaksian : melayani
MATERI AGAMA KATOLIK XI
37
38
EVALUASI BAB IV 1. Buatlah simbol atas 4 tugas Gereja ! Simbol bisa berbentuk gambar atau suatu rumusan kata-kata ! 2. Berilah keterangan dari simbol tersebut dan reflesikan dengan singkat ! 3. Apa yang dimaksud dengan menguduskan ! 4. Jelaskan bentuk-bentuk pengudusan dalam Gereja ! 5. Jelaskan pola pewartaan secara verbal ! 6. Jelaskan perbedaan magisterium dan para pewarta ! 7. Jelaskan yang dimaksud dengan saksi Kristus ! 8. Jelaskan bentuk kesaksian yang sangat relevan untuk Indonesia saat ini ! 9. Jelaskan dasar dari pelayanan Gereja ! 10. Sebutkan ciri dan bentuk pelayanan dalam Gereja !
MATERI AGAMA KATOLIK XI
38
39 DAFTAR PUSTAKA
Dokpen KWI. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor. Komkat KWI, Seri Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/ SMK, Buku Guru 2. Kanisius, Yogyakarta, 2004. Lristen, Simon dan Christopher. 2000. Masalah-masalah Moral Sosial Aktual dalam Perspektif Iman Kristen. Yogyakarta: Kanisius. N.N. 2005. Mengabdi Kebenaran. Maumere: Ledalero. Yoseph Kristianto, dkk, Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/ SMK, Buku Guru XI. Kanisius, Yogyakarta, 2010.
http://www.imankatolik.or.id/hierarki.html http://.www.katolisitas.org http://.www.wikipedia.com http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_santo http://en.wikipedia.org/wiki/Y._B._Mangunwijaya https://sbelen.wordpress.com/2014/05/31/kutipan-bunda-teresa-yang-dapatmengilhami-anda/
MATERI AGAMA KATOLIK XI
39