BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke:
Fakultas
MKCU
Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H.
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
1
A. Gereja dan Sains
GEREJA
SAINS 2
B. Pengertian Gereja • Kata 'ekklesia' (Yunani) sendiri berarti sidang, perkumpulan, perhimpunan, paguyuban pada umumnya (seperti di kampung, di kota atau negara).
3
C. Pengertian Gereja dalam Kitab Suci dan Ajaran Gereja 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Gereja: Umat Allah Gereja: Tubuh Kristus Gereja: Bait Roh Kudus Gereja: Misteri dan Sakramen Gereja: Communio Gereja: Persekutuan Para Kudus
4
1. Gereja sebagai umat allah • Kata Umat Allah merupakan istilah dari Perjanjian Lama (dalam Perjanjian Baru dipakai terutama dalam kutipan dari PL). Yang paling menonjol dalam sebutan ini ialah bahwa Gereja itu umat terpilih Allah (lih. 1Ptr 2:9). Oleh Konsili Vatikan II (LG 9) sebutan "Umat Allah" amat dipentingkan, khususnya untuk menekankan bahwa Gereja bukanlah pertama-tama suatu organisasi manusiawi melainkan perwujudan karya Allah yang konkret. Tekanan ada pada pilihan dan kasih Allah. 5
2. Gereja: Tubuh Kristus • Dengan gambaran "tubuh", Paulus mau mengungkapkan kesatuan jemaat, kendatipun ada aneka karunia dan pelayanan (lih. ay.7). Gereja itu satu. Ia menegaskan, bahwa "mata tidak dapat berkata kepada tangan: Aku tidak membutuhkan engkau. Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: Aku tidak membutuhkan engkau" (ay.21). Sebab "tubuh tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota" (ay. 14). Maka ditarik kesimpulan: "Kamu semua adalah tubuh Kristus dan masing-masing adalah anggotanya" 6
3. Gereja: Bait Roh Kudus • Gereja sebagai Bait Roh Kudus. Paulus berkata, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1Kor 3:16; lih. 2Kor 6:16; Ef 2:21). Bait Allah berarti tempat pertemuan dengan Allah, dan menurut ajara.n Perjanjian Baru itu adalah Kristus.
7
4. Gereja: Misteri dan Sakramen Konsili Vatikan II tidak mau menonjolkan segi institusional Gereja ini, kendatipun juga tidak menyangkalnya. Konsili Vatikan II, khususnya dalam konstitusi Lumen Gentium, lebih menonjolkan misteri Gereja, sebagai tempat pertemuan antara Allah dan manusia. Kata "misteri" ini tidak bisa dilepaskan dari kata "sakramen". Dan kedua kata ini bersama menunjukkan inti-pokok kehidupan Gereja.
8
5. Gereja: Communio Ajaran Konsili Vatikan II ini ditegaskan kembali oleh sinode luar-biasa para uskup pada tahun 1985. Para uskup sekaligus mengemukakan suatu rumus pemahaman Gereja yang baru, yang dilihat sebagai pokok ajaran Vatikan II, yakni paham communio atau persekutuan. Kata itu, yang merupakan terjemahan Latin dari kata Yunani koinonia, harus dimengerti dengan latar belakang Kitab Suci. Sinode mengkhususkan artinya sebagai "hubungan atau persekutuan (communio) dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam sakramen-sakramen". 9
6. Gereja: Persekutuan Para Kudus Maka "persekutuan para kudus" akhirnya tidak lain daripada rumusan lain bagi Gereja sebagai Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus. "Dengan berpegang teguh kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Ef 4:15).
10
D. Hierarki dalam Gereja Katolik 1) Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai Kepalanya a.Paus b.Uskup c.Imam d.Prodiakon 2) Dasar Hierarki Gereja 3) Fungsi Khusus Hierarki 4) Ciri kepemimpinan dalam Gereja 11
E. Pengertia Sains •Dlm bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan, memandang dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai suatu objek. •Webster New Collegiate Dictionary definisi dari sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. 12
•Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sains berarti(1) ilmu teratur (sistematis) yang dapat diuji kebenarannya; (2) ilmu yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (fisika, kimia dan biologi).
13
Kelebihan dan Kelemahan Sains: 1) Kelebihan sains yaitu: a) Sains telah memberikan banyak sumbangannya bagi umat manusia, misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dan teknologi komunikasi dan informasi. b) Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak dengan cermat dan tepat, efektif dan efisien karena sains dan teknologi merupakan hasil kerja pengalaman, observasi, eksperimen dan verifikasi. 14
2) Kelemahan sains yaitu: a) Sains bersifat objektif, menyampingkan penilaian yang bersifat subjektif. Sains menyampingkan tujuan hidup, sehingga dengan demikian sains dan teknologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalam menjalani hidup ini. b) Sains membutuhkan pendamping dalam operasinya. Menurut Albert Einstein, "Sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains adalah buta (Science without religion is lame, religion without sains is blind)". 15
F.
Hubungan Agama dan Sains
Agama dan Sains sering terjadi pertentangan. Utk mengatasi pertentangan tsb Bruno Guiderdoni membedakan istilah sains dan agama dalam banyak definisi sbb: 1) Bahwa sains menjawab “bagaimana”, sedangkan agama pertanyaan “mengapa”.
pertanyaan menjawab
2) Sains berurusan dengan fakta, sedangkan agama berurusan dengan nilai atau makna. 16
3) Sains mendekati realitas secara sedangkan agama secara sintesis.
analisis,
4) Sains merupakan upaya manusia untuk memahami alam semesta yang kemudian akan mempengaruhi cara hidup kita, tetapi tidak membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan agama adalah pesan yang diberikan Tuhan untuk membantu manusia mengenal Tuhan dan mempersiapkan manusia untuk menghadap Tuhan. 17
G. Sikap Gereja Katolik Terhadap Sains 1. Gereja Katolik Mendukung Kemajuan Sains 2. Kesalahpahaman mengenai ketidakcocokan kitab Kejadian dengan teori asal mula kehidupan dan teori evolusi 3. Gereja Berhati-hati Terhadap Perkembangan Sains yang menyangkut Harkat dan Martabat Manusia 4. Gereja dan Alat-Alat Komunikasi 18
Terima Kasih Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H.
19