BAB I PROFIL SEKOLAH
A. Identitas Sekolah : 1.
Nama Sekolah
: SMK Negeri 1 Blitar
2.
Alamat Sekolah
: 1. Jalan Kenari No. 30 Blitar 2. Jalan Dr. Soetomo No. 51 Blitar
3.
Luas Tanah
: 1) 40.100 m2
2) 5.632 m2
4.
NSS
: 32.1.05.65.03.001
5.
NIS
: 403010
6.
Kode Pos
: 66134
7.
Kelurahan
: Plosokerep
8.
Kecamatan
: Sananwetan
9.
Kota
: Blitar
10. Provinsi
: Jawa Timur
11. No. Tlp. Sekolah
: (0342) 801947, 804679
12. Fax. Sekolah
: (0342) 801947
13. Web Site
: www.smkn1blitar.sch.id
14. E-Mail
:
[email protected]
15. Nama Kepala Sekolah
: Drs. Imam Machfud, M.Pd.
16. Jumlah Guru
: 175 guru
17. Jumlah Siswa
: 2466 siswa
18. Jumlah Rombel
: 72 kelas
19. Sertifikasi ISO
: Tersertifikasi ISO 9001:2008 No. Sertifikat AU QEC23796
20. Jumlah Rombongan Belajar
: Rombongan Belajar
No.
Kompetensi Keahlian
Tk. I
Tk. II
Tk. III
1
Tek. Gambar Bangunan
2
2
2
2
Tek. Konstruksi Batu dan Beton
2
2
2
3
Tek. Audio Video
2
2
2
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
1
4
Tek. Elektronika Industri
2
2
2
5
Tek. Instalasi Tenaga Listrik
4
4
4
6
Tek. Pemesinan
4
4
4
7
Tek. Kendaraan Ringan
4
4
4
8
Tek. Produksi dan Penyiaran Program Radio
1
1
1
9
Tek. Produksi dan Penyiaran Prog. Pertelevisian
1
1
1
10
Tek. Komputer dan Jaringan
2
2
2
24
24
24
Jumlah 21. Kurikulum :
Edisi Kurikulum No
Kompetensi Keahlian
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
1
Tek. Gambar Bangunan
KTSP
KTSP
KTSP
2
Tek. Konstruksi Batu dan Beton
KTSP
KTSP
KTSP
3
Tek. Audio Video
KTSP
KTSP
KTSP
4
Tek. Elektronika Industri
KTSP
KTSP
KTSP
5
Tek. Pemanfaatan Tenaga Listrik
KTSP
KTSP
KTSP
6
Tek. Pemesinan
KTSP
KTSP
KTSP
7
Tek. Kendaraan Ringan
KTSP
KTSP
KTSP
8
Tek. Produksi dan Penyiaran Program Radio
KTSP
KTSP
KTSP
9
Tek. Produksi dan Penyiaran Prog. Pertelevisian
KTSP
KTSP
KTSP
10
Tek. Komputer dan Jaringan
KTSP
KTSP
KTSP
B. Visi , Misi SMK Negeri 1 Blitar Visi Sekolah Terwujudnya sekolah yang menghasilkan lulusan berkarakter, kompeten, berjiwa wirausaha, kompetitif, beraklak mulia dan mampu bersaing di pasar global.
Misi Sekolah 1)
Mengembangkan potensi akademik dan non akademik peserta didik melalui kegiatan intra kurikuler dan ekstrakurikuler serta pembinaan kedisiplinan Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
2
2)
Mengembangkan budaya religius, jujur, bertanggungjawab, santun, berjiwa wirausaha dan peduli lingkungan melalui pembiasaan kehidupan di sekolah
3)
Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan kualifikasi ijazah, setifikasi kompetensi, diklat dan OJT di industri.
4)
Melaksanakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang mengembangkan keunggulan lokal dan nasional serta mampu bersaing internasional.
5)
Melaksanakan layanan prima dalam pengelolaan sekolah melalui system manajenen mutu ISO 9001
6)
Meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan sarana dan prasarana sekolah.
7)
Mewujudkan unit produksi sebagai wahana pelatihan berbasis produksi dan kewirausahaan.
8)
Membangun sekolah bertaraf internasional
9)
Mewujudkan kondisi sekolah yang kondusif, bersih, indah, nyaman, tertib, hijau, rindang, sehat dan aman (green, healthy and clean school) melalui kegiatan 5R dan 7K.
C. Tujuan SMK Negeri 1 Blitar 1) Menghasilkan lulusan yang kompeten dan bersertifikat yang meiliki daya saing dan daya suai selaras dengan tuntutan dunia kerja nasional maupun internasional 2) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar berbasis kompetensi dan produksi. 3) Menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan sikap profesional, mampu beradaptasi di lingkungan kerja, gigih dalam berkompetisi, berdisiplin dan ulet 4) Konsistensi pelaksanaan aktifitas, kendali mutu dan jaminan mutu sekolah. 5) Meningkatkan akses masyarakat guna memperoleh layanan pendidikan dan pelatihan kejuruan sesuai program keahlian. 6) Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah. 7) Menambah jumlah siswa berprestasi akademik dan non akademik 8) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan 9) Meningkatkan kondisi sekolah yang bersih, indah, nyaman, tertib, hijau, rindang, sehat, dan aman (green, healthy and clean school) Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
3
10) Meningkatkan kultur sekolah yang bermartabat, ramah, dan santun dalam nuansa kekeluargaan. 11) Meningkatkan unit produksi sebagai wahana pelatihan berbasis produksi dan kewirausahaan
D. Manajemen Sekolah : a. Adanya dokumen mutu sekolah yang mengacu pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (sertifikasi No. AU QEC 23796) b. Adanya struktur organisasi sekolah dengan deskripsi pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas untuk masing-masing unit kerja:
1) Kepala Sekolah
9) Departemen Elektronika
2) Wakil Manajemen Mutu
10) Departemen Listrik
(WMM)
11) Departemen Mesin
3) Wakasek Kurikulum
12) Departemen Otomotif
4) Wakasek Humas
13) Departemen Broadcasting
5) Wakasek Kesiswaan
14) Koordinator Normatif-Adaptif
6) Wakasek Sarpras
15) Koordinator BP/BK
7) Tata Usaha
16) Koordinator Perpustakaan
8) Departemen Bangunan
17) Koordinator ICT
E. Institusi Pasangan :
a. Dinas Kimpraswil Kab. Blitar
i. PT. Pindat Malang
b. Dinas Kimpraswil Kab. Kediri
j. PLN Cabang Kediri
c. Daihatsu Astra Internasional
k. PG. Wonolangan Probolinggo
d. PO. Harapan Jaya
l. PT. Malang Electronic, Malang
e. PG. Krebet Baru Malang
m. PT. Sharp Electronic IND, Malang
f. RRI Malang
n. Omega Electronic, Blitar
g. Radio Mahardika, Blitar
o. PT. Arcadia Global Perkasa, Blitar
h. PG. Mojopanggong, Tulungagung
p. PT. GUNTNER Indonesia
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
4
F. Kegiatan Ekstrakurikuler :
a. Pramuka b. PMR c. Beladiri d. Agama e. Seni Musik f. Olahraga g. Pecinta Alam h. Jurnalistik i. Seni Karawitan j. PSHT
G. Prestasi Sekolah : a. Juara I LKS tingkat Nasional 2008, Kabinet Making (Makasar) b. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 tahun 2009 c. Juara I LKS tingkat Provinsi 2009, Listrik Instalasi (Kediri) d. Juara III LKS tingkat Provinsi 2009, Bola Volly (Kediri) e. Juara II LKS Tingkat Propinsi 2010, Cabinet Making ( Ponorogo) f. Juara II LKS Tingkat Propinsi 2010, Elektronic Aplication ( Ponorogo) g. Juara Harapan II LKS Tingkat Propinsi 2010, Joinery ( Ponorogo) h. Juara I The 8th ASEAN Skils Competition Thailand, 2010, Cabinet marking i. Juara I LKS Tingkat Provinsi 2011, Plumbing & Heating ( Malang ) j. Juara III LKS Tingkat Provinsi 2011, Cabinet Making ( Malang ) k. Juara III LKS Tingkat Provinsi 2011, Elektrical installation ( Malang ) l. Juara III LKS Tingkat Provinsi 2011, Refrigerasi ( Malang ) m. Stand dengan predikat Memuaskan pada pameran pelayanan publik 2011 Propinsi Jawa Timur n. Juara II Lomba AutoCAD Building Jawa-Bali 2011 o. Juara I lomba Metrologi tingkat Jawa-Bali 2011 p. Juara III lomba Metrologi tingkat Jawa-Bali 2011
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
5
H. Putus Sekolah, Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1). Putus Sekolah
NO 1 2 3 4 5 6 7
DEPARTEMEN BANGUNAN ELEKTRONIKA LISTRIK MESIN OTOMOTIF BROADCASTING KOMPUTER JARINGAN
JUMLAH SISWA AWAL 414 374 418 393 398 181
JUMLAH SISWA AKHIR 408 368 414 387 392 179
210
208
2388
2356
JUMLAH
6 6 4 6 6 2 2
% DROP OUT 1.4 1.6 1,0 1,5 1,5 1.1 1,0
32
1.3
JML. NAIK
% NAIK
268 265 276 263 268 118 140
98.89 100 100 99.62 100 100 100
1596
99.63
KELUAR
2). Kenaikan Kelas
NO
DEPARTEMEN
JUMLAH SISWA
1 2 3 4 5 6 7
BANGUNAN ELEKTRONIKA LISTRIK MESIN OTOMOTIF BROADCASTING KOMPUTER JARINGAN
271 265 276 264 268 118 140
JML. TIDAK NAIK 5 0 0 1 0 0 0
1602
6
JUMLAH
3). Kelulusan NO
DEPARTEMEN
1 2 3 4 5 6 7
T. Konstruksi Batu dan Beton T. Gambar Bangunan T. Instalasi Tenaga Listrik T. Pemesinan T. Kendaraan Ringan T. Audio Video T. Elektronika Industri
JUMLAH LULUS SISWA 70 70 67 67 138 138 123 123 124 124 66 66 37 37
TIDAK LULUS
% KELULUSAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
6
8 9 10
T. Komputer Jaringan T. Siaran radio/TP3R T. Produksi Peny. Prog. TV JUMLAH
I.
68 33 28
68 33 28
100,00 100,00 100,00
754
754
100,00
Data Proyeksi tahun 2012 s.d 2014 1. Nilai ujian nasional
NO
MATA PELAJARAN
NILAI RATA-RATA TAHUN 2013 2012 2014
1
Bahasa Indonesia
7,68
7,75
8,00
2
Bahasa Inggris
7,68
7,75
8,00
3
Matematika
8,28
8,40
8,50
4
Kompetensi Kejuruan
8,70
8,75
8,85
Rata-rata
8,09
8,16
8,34
2. Sarana prasarana NO TAHUN TARGET 1. Terbangunnya 3 ruang kelas teori 2. Semua ruang teori sudah dilengkapi LCD Proyektor 1 2013 3. semua ruang teori sudah dilengkapi dengan sound system 1. Terbangunnya 3 ruang kelas teori dan relokasi bengkel listrik dari Jl. Dr. Soetomo 2 2014 2. 18 ruang teori dilengkapi dengan AC 3. Tersedianya akses internet di 18 ruang teori 1. Tersedianya akses internet di semua ruang kelas 3 2015 2. Semua ruang kelas sudah ber AC 3. Terbangunnya aula yang dapat menampung 2500 orang
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
7
BAB II POTENSI SEKOLAH A. Standar Isi
1. Kurikulum sudah sesuai dan relevan a. Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BSNP. Sekolah kami memiliki Tim Pengembang Kurikulum Dalam penyusunan kurikulum sekolah kami melibatkan pengawas, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah Kerangka dasar kurikulum sudah sesuai dgn Panduan Penyusunan Kurikulum dari BNSP Struktur kurikulum sudah sesuai dgn Panduan Penyusunan Kurikulum dari BNSP Silabus tersedia untuk semua mata pelajaran RPP tersedia untuk semua mata pelajaran Pembelajaran di kelas rendah menggunakan pendekatan tematik Dokumen kurikulum disahkan oleh Dinas Pendidikan sebelum diberlakukan Kurikulum sekolah kami disusun setiap 1 tahun sekali
b. Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Sekolah kami memiliki Tim Pengembang Kurikulum Dalam penyusunan kurikulum sekolah kami melibatkan pengawas, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah Kerangka dasar kurikulum sudah sesuai dgn Panduan Penyusunan Kurikulum dari BNSP Struktur kurikulum sudah sesuai dgn Panduan Penyusunan Kurikulum dari BNSP Silabus tersedia untuk semua mata pelajaran Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
8
RPP tersedia untuk semua mata pelajaran Pembelajaran di kelas rendah menggunakan pendekatan tematik Dokumen kurikulum disahkan oleh Dinas Pendidikan sebelum diberlakukan Kurikulum sekolah kami disusun setiap 1 tahun sekali Kurikulum sekolah kami telah diimbaskan ke sekolah sekitar Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sekolah kami menjadi panduan sekolah lain dalam pengembangan kurikulum.
c. Kurikulum telah menunjukan adanya alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa. Waktu pembelajaran secara umum dianalisis seperti tertera pada struktur kurikulum, secara khusus dianalisis oleh guru mata pelajaran Program remidial disusun oleh guru mata pelajaran Program pengayaan disusun oleh guru mata pelajaran
2. Sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik 1) Sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Jadwal layanan bimbingan dan konseling disusun sesuai kebutuhan Bukti layanan dan bimbingan dan konseling didokumentasikan
2) Sekolah menyediakan
kegiatan
ekstra
kurikuler
untuk
memenuhi
kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Macam ekstrakurikuler seperti pada kurikulum SMKN 1 Blitar Jadwal kegiatan masing-masing ekstrakurikuler disusun berdasarkan karakteristik ekstra Data peserta ekstrakurikuler diupdate setiap tahun pelajaran Nilai peserta ekstrakurikuler tercantum pada laporan hasil belajar
B. Standar Proses 1. Silabus sudah sesuai/relevan dengan standar a. Silabus
dikembangkan
berdasarkan
Standar
Isi
(SI),
Standar
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
9
Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan KTSP. Struktur kurikulum mencakup pelajaran normatif, adaptif, dasar kompetensi kejuruan, kompetensi kejuruan, muatan lokal, dan pengembangan diri Silabus disusun dan dikembangkan berdasarkan panduan KTSP yang mencakup identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
b. Pengembangan
Silabus dilakukan
guru
secara mandiri
atau
berkelompok. Silabus dievaluasi oleh guru secara mandiri kemudian dibahas oleh tim pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, konseling, DU/DI, komite sekolah , nara sumber (pengawas sekolah) dan dinas pendidikan baik dinas pendidikan daerah maupun provinsi
2.
RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru menyusun RPP secara lengkap dan sistematis ( terdiri dari Komponen RPP ; Identitas mata pelajaran, Standar kompetensi, Kompetensi
dasar,
Indikator
pencapaian
kompetensi,
Tujuan
pembelajaran, Materi ajar, Alokasi waktu, Metode pembelajaran, Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari Pendahuluan,Inti dan Penutup )
agar
pembelajaran
menyenangkan,
berlangsung
menantang,
secara
memotivasi
interaktif, peserta
inspiratif,
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat
b. RPP
memperhatikan
perbedaan
gender,
kemampuan
awal,
tahap
intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
10
emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik. RPP memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal, Tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar,
latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik.
3.
Sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan digunakan secara tepat a. Siswa
dapat
mengakses
buku
panduan,
buku
pengayaan,
buku
referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran dengan mudah. Buku diperpustakaan dapat digunakan dan dipinjam oleh siswa dalam jangka waktu pendek dan dapat diperpanjang Buku BSE tersedia diperpustakaan
b. Guru menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran secara tepat dalam pembelajaran untuk membantu dan memotivasi peserta didik. Setiap guru menyusun daftar buku referensi setiap tahun pelajaran yang disahkan oleh kepala sekolah Buku diperpustakaan dapat digunakan dan dipinjam oleh siswa dalam jangka waktu yang lama Buku BSE tersedia diperpustakaan
4.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi peserta didik a. Para guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang rencana pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan
menantang
mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan
dipelajari;
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
atau
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
11
kompetensi dasar yang akan dicapai; Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD
yang
menyenangkan,
dilakukan
menantang,
secara
memotivasi
interaktif, peserta
inspiratif,
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; b. Para
peserta
didik
memperoleh
kesempatan
yang
sama
untuk
melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru:Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media
pembelajaran,
dan
sumber
belajar
lain;
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Dalam kegiatan Elaborasi, guru: Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun
tertulis;
Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
12
kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 5.
Supervisi dan Evaluasi Proses Pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan a. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan pada setiap tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pantauan PBM dilakukan untuk mengetahui kedisiplinan guru, dan kesesuain materi pembelajaran yang dilakukan setiap jam mengajar Evaluasi PBM dilakukan untuk mengetahuai kesesuaian, metode pembelajaran, materi, bahasa dll yang pelaksanaannya setiap akhir semester
b. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas. Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah melalui wakasek, ketua departemen, koordinator dan peserta didik Pengawas melakukan supervisi secara berkala
C. Standar Kelulusan 1. Peserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan a. Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. Hasil belajar siswa dapat mencapai target yang ditetapkan pada KKM untuk setiap mata pelajaran dari setiap kelas Nilai rata-rata untuk setiap mata pelajaran untuk setiap kelas menunjukkan adanya kenaikan. Hasil lulusan ujian setiap tahunnya dan rata-rata nilai cenderung meningkat
b. Peserta
didik
memperlihatkan
kemajuan
sebagai
pembelajar yang
mandiri. Pada jam kosong dan di luar jam pembelajaran banyak siswa yang belajar di perpustakaan dan akses internet Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
13
c. Peserta didik memperlihatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab . Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab melalui penerapan 5R/5S. Dalam pembelajaran seni budaya siswa mengekspresikan diri dengan menggambar dalam tembok sekeliling sekolah Siswa memperoleh pengalaman mengapresiasikan karya seni dan budaya.
2. Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat a. Sekolah mengembangkan kepribadian peserta didik. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
b. Sekolah mengembangkan keterampilan hidup. Majalah sekolah terbit setiap semester, majalah sekolah diisi oleh kreatifitas peserta didik Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
14
Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani serta kebersihan lingkungan Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun Menunjukkan ketrampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis Setiap hari Jum’at diadakan Jum’at bersih dengan tujuan agar siswa peduli terhadap lingkungan sekitar
c. Sekolah mengembangkan nilai-nilai agama, budaya, dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima. Setiap tahun melaksanakan gebyar seni Adanya lomba-lomba yang bersifat seni, keagamaan dan keilmuan Setiap tahun megadakan kegiatan agama sesuai agama masing-masing Setiap siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat masing-masing Melaksanakan sholat berjama’ah di sekolah
D. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1. Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai a. Jumlah pendidik memenuhi standar. Kebutuhan tenaga pendidik dianalisa berdasarkan jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik dan struktur kurikulum disetiap kompetensi keahlian 1 tahun yang akan datang jumlah pensiun ... dll) Jumlah tenaga pendidik pada kompetensi keahlian dan mata pelajaran tertentu belum sesuai dengan kebutuhan (kebutuhan matematika 13 ada ... dll)
b. Jumlah tenaga kependidikan memenuhi standar. Kebutuhan tenaga kependidikan dianalisa berdasarkan jenis pekerjaan, intensitas pekerjaan dan jumlah peserta didik
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
15
Jumlah tenaga kependidikan secara jumlah memenuhi,
tetapi belum
keseluruhan sesuai dengan bidang pekerjaan
2. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai a. Kualifikasi pendidik memenuhi standar Kepala Sekolah berpendidikan S.2 18 orang guru (10%) berpendidikan S.2 Dari 178 guru 170 diantaranya PNS dan 8 guru kontrak 166 guru PNS berijazah S. 1 dan 4 orang guru PNS berijazah D.3 1 orang guru kontrak berijazah S.2 dan 7 orang berijazah S.1
b. Kualifikasi tenaga kependidikan memenuhi standar Kepala Administrasi berpendidikan SMEA KepalaAdministrasipernahmengikutipenatarankepala Tata Usaha selama 3 bulan PelaksanaUrusanAdms. Kepegawaian berpendidikan S.1 PelaksanaUrusanAdms. Keuangan lulusan SMK jurusan Mesin dan S.1 jurusan Ekonomi PelaksanaUrusanAdms. Sarana/Prasaranalulusan SMK Jurusan PelaksanaUrusanAdms. PersuratandanKesiswaan lulusan SMK jurusan Administrasi Perkantoran dan D1 Informatika PetugasSatpamlulusan SMA dan SMK TenagaPerpustakaan 4 orang dan lulusan S.1, D3 dan SMK danmemilikisertifikatpengelolaanperpustakaan
3. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai a. Kompetensi pendidik memenuhi standar KepalaSekolah dan Pendidik memiliki kompetensi kepribadian artinya senantiasa tampil sebagai pribadi yang dewasadan mantap dan berakhlak mulia Kepala Sekolah dan Pendidik memiliki kompetensi sosial artinya dapat bekerjasama dalam melaksanakan tugas dan dapat berkomunikasi secaralisan dan tulisan
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
16
Kepala Sekolah dan Pendidik memiliki kompetensi Manajerial artinya dapat mengelola, menempatkan, menggerakan baik personal maupun sarana yang ada Kepala Sekolah dan Pendidik memiliki kompetensi Pedagogik artinya menguasai teor dan praktek keilmuannya dan dapat mengaplikasikannya kepada peserta didik Kepala Sekolah dan Pendidik memiliki konsepprofesional artinya memahami konsep,
b. Kompetensi tenaga kependidikan memenuhi standar Koordinator dan pelaksana urusan administrasi cukup kompeten Semua pelaksana sudah menguasai aplikasi komputer
E. Standar Sarana dan Prasarana 1. Sarana sekolah sudah memadai a. Sekolah memenuhi standar terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya. Ruang teori, luas
= 36 x 7 x 9 = 2.268 m2
Laboratorium, luas = 5 x7 x 9 = 315 m2 Bengkel :
Bangunan, luas
= 1.038 m2
Otomotif, luas
= 1.077 m2
Elektro, luas
= 698 m2
BroadCash, luas
= 392 m2
b. Sekolah memenuhi standar terkait dengan jumlah peserta didik dalam rombongan belajar. Kelas X rata-rata setiap rombel = 34 orang siswa Kelas XI rata-rata setiap rombel = 33 orang siswa Kelas XII rata-rata setiap rombel = 34 orang siswa
c. Sekolah memenuhi standar terkait dengan penyediaan alat dan sumber belajar termasuk buku pelajaran Tiap ruang kelas 1 bh papan tulis, 1 bh meja kursi guru, 34 bh meja kursi siswa, 12 ruang dilengkapi LCD Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
17
Perpustakaan : Buku teks pelajaran 30% jumlah siswa, buku referensi 30 judul, sumber belajar lain 20 judul Lab Fisika : alat terpenuhi standart 50% Lab Kimia : alat terpenuhi standart 30% Lab Computer : 36 unit computer siswa, 1 unit computer guru, printer, scanner Lab Bahasa :Perangkat multimedia 1 set/siswa 2. Sekolah dalam kondisi terpelihara dan baik a. Pemeliharaan bangunan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan persyaratan standar Rehab 6 ruang kelas di jl Keneri dilaksanakan pada tahun 2007 Rehab Bengkel Mesin dan Listrik dilaksanakan tahun 2010 MR Departemen dilaksanakan secara rutin sesuai program MR b. Bangunan aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan memberi kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. 3 lokasi mengakibatkan kurang nyaman bagi siswa yang berkebutuhan khusus F. Standar Pengelolaan 1. Kinerja pengelolaan sekolah berdasarkan kerja tim dan kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak a. Sekolah merumuskan visi dan misi serta disosialisasikan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan. b. Pengelolaan sekolah menunjukkan adanya kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. 2. Rencana kerja sekolah mencantumkan tujuan yang jelas untuk program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik a. Sekolah
merumuskan
rencana
kerja
dengan
tujuan
yang
jelas
untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan. b. Sekolah mensosialisasikan rencana tujuan
kerja yang
berbasis
untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan kepada warga
sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan. Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
18
3. Rencana
Pengembangan
Sekolah/Rencana
Kerja Sekolah berdampak
terhadap peningkatan hasil belajar a. Rencana Kerja tahunan dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah (renstra) b. Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah secara berkelanjutan untuk melihat dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar c. Sekolah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi diri dengan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar
4. Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid a. Sekolah mengelola sistem informasi pengelolaan dengan cara yang efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan b. Sekolah menyediakan sistem informasi yang efisien, efektif, dan dapat diakses
5. Pemberian dukungan dan kesempatan pengembangan
profesi
bagi
para
pendidik dan tenaga kependidikan a. Sekolah
meningkatkan
kependidikan
kinerja
pendidik
dan
tenaga
pengembangan
profesi
pendidik
dan
tenaga
dan
keefektifan
kependidikan b. Supervisi dan evaluasi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan standar nasional 6. Masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah a. Warga sekolah
terlibat dalam pengelolaan kegiatan akademis dan
non akademis. b. Sekolah
melibatkan
anggota
masyarakat
khususnya
pengelolaan
kegiatan nonakademis.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
19
G. Standar Pelayanan 1. Sekolah merencanakan keuangan sesuai standar a. Anggaran
sekolah
dirumuskan
merujuk
Peraturan
Pemerintah,
pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota Seluruh sumber dana, pembelanjaan, kegiatan dalam 1 tahun tersusun lengkap
b. Perumusan
RAPBS
melibatkan
Komite
sekolah
dan
pemangku
kepentingan yang relevan Rapat dihadiri oleh Kepala sekolah, pengurus komite, wakil kepala sekolah dan ketua unit kerja yang lain Pengesahan RAPBS dilakukan oleh ketua komite sekolah danm kepala sekolah
c. Penyusunan rencana keuangan sekolah dilakukan secara transparan, efisien, dan akuntabel. Melakukan pencaatatan pembukuan setiap bulan Dilakukan pemeriksaan dan ditutup setiap bulan Memiliki buku setoran ke BANK Memiliki bukti transaksi dan pendukung yang lengkap
d. Sekolah
membuat
pelaporan
keuangan
kepada
Pemerintah dan
pemangku kepentingan. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran disampaikan sesuai asal sumber Memiliki laporan per kegiatan Memiliki laporan realisasi belanja rutin
2. Upaya sekolah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya a. Sekolah
memiliki kapasitas untuk mencari dana dengan inisiatifnya
sendiri Dimasing-masing departemen terdapat unit produksi
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
20
b. Sekolah membangun jaringan kerja dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri setempat. Dalam pelaksanaan prakerin melibatkan banyak industri Pelaksanaan Uji Kompetensi melibatkan banyak industri
c. Sekolah memelihara hubungan dengan alumni. Sekolah mengidentifikasi alumni Sekolah mempunyai program kegiatan yang melibatkan alumni
3. Sekolah menjamin kesetaraan akses 1) Sekolah melayani siswa dari berbagai tingkatan sosial ekonomi termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Biaya insidental dibayar oleh siswa 1 kali selama sekolah di SMKN 1 Iuran komite rutin dibayar sesuai kemampuan orang tua
2) Sekolah melakukan subsidi silang kepada siswa kurang mampu di bidang ekonomi Sekolah membagi siswa menjadi 3 kelompok : kaya, menengah dan miskin
H. Standar Penilaian Pendidikan 1. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik dalam bidang akademik maupun nonakademik a. Guru menyusun perencanaan penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran dan RPP Instrumen penilaian memenuhi persyaratan ;
Substansi, adalah interepresentasikan kompetensi yang dinilai.
Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan
Bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
21
KKM setiap mata pelajaran ditentukan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik kemudian dihitung sesuai perhitungan yang telah ditentukan.
b. Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria penilaian dituliskan oleh guru pada RPP, dalam pelaksanaan praktik selalu disampaiakan apa yang harus dinilai KKM disampaiakan ke orang tua dan peserta didik pada awal tahun pelajaran, buktinya dikembalikan ke sekolah melalui wali kelas.
c. Guru
melaksanakan
penilaian
secara
teratur
berdasarkan rencana
yang telah dibuat. Setiap guru membuat perencanaan penilaian tiap KD yang tertuang dalam program tahunan Setiap guru membuat perencanaan penilaian tiap KD yang tertuang dalam program semester Guru melaksanakan penilaian yang hasinya tertuang pada daftar nilai dan Kartu Hasil Studi Dalam penilaian guru
menggunakan
berbagai
macam
metode
(wawancara, pengamatan, unjuk kerja dan lain-lain)
d. Guru menerapkan berbagai teknik, bentuk, dan jenis penilaian untuk mengukur prestasi dan kesulitan belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai Dalam ulangan harian guru mengunakan tes subyektif yang didalamya termasuk penilaian sikap Dalam ulangan sumatif dan ujian sekolah menggunakan obyektif tes Dalam
praktikum
guru
menentukan
teknik
penilaian
sesuai
karakteristik dari masing-masing standar kompetensi dasar Penugasan dilakukan untuk menambah pengetahuan peserta didik Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
22
2. Penilaian berdampak pada proses belajar a. Guru memberikan masukan dan komentar mengenai penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik. Setelah ulangan guru membahas hasil ulangan dan digunakan untuk berdiskusi Semua guru menyampaikan hasil ulangan pada peserta didik tetapi tidak semua guru meminta kembali setelah diketahui hasilnya oleh orang tua
b. Guru menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Setelah ulangan berlangsung guru membuat analis , hasil analisis ulangan digunakan untuk menentukan peserta didik yang mana yang harus melaksanakan perbaikan dan/atau pengayaan
3. Orangtua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka a. Sekolah
melaporkan
kelompok
hasil
mata pelajaran
penilaian mata pelajaran pada setiap
untuk semua
akhir semester kepada
orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan. Semua guru menyampaikan hasil ulangan pada peserta didik tetapi tidak semua guru meminta kembali setelah diketahui hasilnya oleh orang tua Setiap akhir semester orang tua diundang kesekolah untuk menerima hasil belajar siswa
b. Sekolah melibatkan orang tua peserta didik dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Pada akhir tahun pembelajaran orang tua wali murid diminta mengisi angket, yang berfungsi untuk menyapaikan keluhan dan saran kepada sekolah Pada
tiap
akhir
semester
diadakan
rapat
wali
murid
yang
pelaksanaannya bersamaan dengan pengambilan laporan hasil belajar
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
23
BAB III PERMASALAHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah. Halhal yang dapat memicu terjadi perubahan lingkungan dan akhirnya juga berdampak pada kesehatan antara lain peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan masih banyak lagi
lainnya. WHO (World Health
Organization) menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”. Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena merupakan kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik yang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Pola makanan yang tidak sehat berdampak pula pada ragam penyakit yang timbul di masyarakat. Pemenuhan gizi yang memadai pada masyarakat sering menjadi topik pembicaraan. Penduduk yang belum berdaya secara ekonomi masih mengalami kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium dengan diikuti berbagai bentuk penyakitnya. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang diderita masyarakat berhubungan dengan kekurangan gizi. Pengaruh kualitas lingkungan terhadap kesehatan dapat dikategorikan menjadi pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif, karena lingkungan atau alam sekitar masih dapat mendukung kebutuhan hidup masyarakat seperti ketersediaan bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya, bahan baku untuk papan, sandang, industri, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di dunia disamping masalah distribusi. Secara tidak langsung elemen-elemen di dalam biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
24
sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya. Pengaruh negatif, karena elemen lingkungan yang merugikan seperti timbulan sampah yang tidak terkelola dengan baik, pencemaran di udara, di perairan dan di tanah, emisi/keluaran gas polutan dari industri yang tidak terkendali,
keberadaan
mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, ulat.
A. Sampah Kondisi lingkungan yang bersih merupakan tanggungjawab setiap individu dan semua warga yang hidup di lingkungan tersebut. Upaya memelihara kebersihan lingkungan tidak cukup bila hanya dilakukan oleh perorangan. Petunjuk lingkungan yang bersih umumnya dikaitkan dengan keberadaan timbulan sampah lancarnya aliran air limbah rumah tangga ataupun industri di sekitar lingkungan. Pengelolaan sampah dan kelancaran aliran air limbah sudah menjadi kebutuhan mutlak bila ingin menciptakan lingkungan yang bersih. Dalam rangka menangani permasalahan sampah maka upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi (reduce), menggunakan ulang (reuse), dan mendaur ulang (recycle). Reduce (Mengurangi Sampah) caranya :
Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja
Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis
Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
25
Reuse (Menggunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai) caranya :
Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya
Recycle (Daur Ulang Sampah) Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara-caranya seperti berikut ini :
Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang
Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Blitar sebagai lembaga pendidikan memiliki area cukup luas, berusaha menciptakan kegiatan proses belajar mengajar berupa teori dan praktik dengan nyaman terutama kenyamanan di dalam lingkungan sekolah. Kondisi klasik permasalahan limbahpun menjadi perhatian khusus. Dengan berbagai sumber / timbulan sampah yang ada serta berbagai macam karakter warga sekolah yang terdiri dari siswa guru dan karyawan maka sampah menjadi permasalahan yang sangat sulit untuk ditangani. Namun bagaimanapun juga sekolah tetap akan berusaha untuk menangani agar kegiatan di sekolah tidak terganggu. Macam-macam Limbah di Sekolah. Secara umum limbah yang dihasilkan di SMKN 1 Blitar berupa : Limbah organik yaitu limbah yang mudah terurai di tanah, seperti daun, sisa makanan di kantin. Limbah anorganik yaitu limbah yang sulit untuk terurai, seperti plastik, kertas, kaca, cairan minyak, bahkan limbah berupa logam. Setiap hari petugas kebersihan melaksanakan tugasnya dengan cara mengambil dari berbagai tempat dan mengumpulkannya di tempat yang telah disediakan. Dalam satu hari petugas menghasilkan kurang lebih 2,5 m3 sampah daun serta 0.75 m3 sampah plastik dan kertas. Ternyata permasalahan belum teratasi. Di tempat pengumpulan sampah, lama kelamaan akan menumpuk. Sementara itu tempat pembuangan sampah di tingkat kota masih belum tuntas. Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
26
Permasalahan ini menjadi lebih serius dengan beraneka ragam budaya warga sekolah, baik guru, karyawan maupun siswa yang jumlahnya mencapai 2.600 orang. Merubah budaya warga sekolah inilah pekerjaan yang lebih sulit. Secara sosial kenyataan bahwa sebagian besar warga sekolah perlu banyak pembinaan terhadap pengelolaan sampah dan walaupun ada pengelolaan sampah masih bersifat individual dan belum terorganisir secara terpadu, sehingga intensitas kebersamaan dalam social sangat rendah. Secara ekonomi kenyataannya bahwa perlu pemahaman tentang nilai ekonomis terhadap pengelolaan sampah, selain warga sekolah kurang paham terhadap pengelolaan sampah yang mempunyai nilai ekonomis dengan 3 R dan sebagian besar kesadaran
terhadap pengelolaan sampah masih rendah dikarenakan mereka masih
menganggap bahwa sampah merupakan sisa dari sebuah proses yang tidak diinginkan dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Dari segi lingkungan masih adanya warga sekolah yang membuang sampah bukan pada tempatnya terutama di sungai/saluran dan dibakar yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor, timbulnya berbagai macam penyakit, pencemaran lingkungan dan rusaknya ekosistem.
B. Air Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah. b. Tidak mengotori permukaan tanah. c. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. d. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain. e. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu. Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
27
f. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah. g. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Pengelolaan air limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. b. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. c. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.
Saluran pembuangan air atau drainase merupakan tempat pembuangan air limbah dari rumah tangga, industri, pertanian. Saluran air ini memerlukan pemeliharaan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/ sungai. Hal
tersebut
menyebabkan
pandangkalan
saluran/sungai,
tersumbatnya
saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah: diare, demam berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, tiphus, cacingan, dan malaria. Selain limbah rumah tangga, air hujan dapat menyebabkan bencana jika tidak tingani dengan baik. Apalagi SMKN 1 Blitar berbatasan dengan sawah di sebelah kanan, kiri dan berbatasan dengan kebun di sebelah barat. Air dari sawah dapat meresap masuk ke wilayah sekolah dan menimbulkan genangan dan aliran secara liar.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
28
C. Makanan dan Kantin Sekolah Untuk memenuhi kebutuhan tubuh, kantin sekolah sangan diharapkan keberadannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari keberadaan kantin sekolah adalah, bahwa kantin sekolah diupayakan untuk : 1. Sedapat mungkin menyisakan sampah yang mudah terurai; 2. Mengurangi timbulnya sampah; 3. Memberikan efek sehat baik jangka pendek maupun jangka panjang; 4. Terjaga kenyamanannya baik lingkungan maupun pelayanannya; 5. Memberikan kesan aman, indah, sejuk; 6. Menghindari penggunaan 4P; 7. Menghindari minuman berkarbonasi Makanan dan minuman olahan alami akan lebih baik karena dapat mengurangi timbulan sampah serta tidak mengandung zat-zat yang berbahaya.
D. Ruang Terbuka Hijau Secara jelasnya ruang terbuka hijau, adalah kawasan yang didominasi oleh tumbuhan yang ditanam untuk fungsi penghijauan dan sekaligus sebagai penyaring udara kotor. Selain untuk meningkatkan atmosfir, ruang terbuka hijau yang ditumbuhi berbagai tumbuhan juga berfungsi sebagai penyimpan air tanah di tengah-tengah ekosistem perkotaan yang semakin berkurang. Ruang terbuka hijau dapat menciptakan suasana tedu, udara yang bersih dan rasa tenang, tanpa adanya ruang-ruang yang terbuka untuk berinteraksi, bertukar pikiran, sosial budaya, maka masyarakat yangnonkonformis-individualis-asosial akan terbentuk. Teori pendekatan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsinya. Pendekatan ini berdasarkan bentuk-bentuk kegunaan yang dapat diberikan oleh ruang terbuka hijau terhadapat perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan, atau dalam upaya mempertahankan kualitas udara yang baik Ruang Terbuka Hijau berfungsi sebagai daya dukung ekosistem lingkungan setempat. Ruang Terbuka Hijau berdasarkan pemikiran bahwa, ruang terbuka hijau merupakan bagian dari alam, yang berguna menjaga keberlangsungan proses di dalam ekosistem. Oleh sebab itu (RTH) dipandang memiliki daya dukung terhadap akan kelangsungan lingkungan hidup. Untuk itu ketersediaan RTH di dalam lingkungan binaan manusia sekurang-kurangnya 30%.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
29
RTH dapat mengendalikan gas berbahaya dari asap kendaraan bermotor. Asapasap dari kendaraan bermotor sebagai gas buangan yang berbahaya akan mengakibatkan menurunkan kesehatan pada tubuh manusia. Gas berbahaya yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor, adalah CO, dan SO2. Dengan adanya ruang terbuka hijau dapat menyerap gas berbahaya tsb. Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan adalah mengadakan dan mengatur susunan ruagn terbuka hijau dengan kompnen vegetasi di dalamnya mampu menjerat ataupun menyerap gas-gas berbahaya. Dr. Nizar Nasrulllah, telah mengadakan penelitian tentang keragaman akan kemampuan berbagai jenis tanaman dan tanaman menjalar (merambat) dalam hubungan kemampuan suatu tanaman dalam menyerap gas-gas beracun. Karakter dari vegetasi di ruang terbuka hijau.yang diunggulkan dalam kemampuannya melakukan aktivitas fotosintesis (proses tanaman dalam mengolah makanan), yaitu proses metabolisme di dalam vegetasi dengan menyerap gas CO2 dan mengeluarkannya menjadi gas oksigen yang sangat berguna untuk manusia. Dengan demikian ruang terbuka hijau bisa mengatasi/menyerap gas-gas berbahaya yang berasal dari kendaraan bermotor, dan sekaligus menyuplai oksigen yang diperlukan oleh manusia. Bermacam-macam tanaman perindang dan rerumputan serta tanaman hias telah tersebar area sekolah. Penataan serta pemeliharaan yang baik akan memberikan kesan yang menyehatkan, indah, nyaman, segar dan sejuk sehingga diharapkan kegiatankegiatan yang terlaksana dapat berjalan lancar dengan hasil maksimal.
E. Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Ketika kita
berjalan, kita memerlukan energi untuk mengerakkan kaki kita dan menopang tubuh kita. Ketika kita berlari, kita memerlukan energi lebih banyak untuk menggerakkan kaki kita lebih cepat dan menopang tubuh kita. Ketika kita bermain sepak bola, kita memerlukan energi lebih banyak lagi untuk berlari dan menendang bola. Ketika kita bermain bola basket, kita perlu energi lebih banyak lagi. Makin keras aktivitas kita, makin banyak energi yang kita perlukan. Bahan bakar fosil adalah sumber energi yang tidak terkalahkan selama dua abad ini. Kini 80 persen dari pasokan energi dunia disumbang oleh bahan bakar fosil. Enam miliar ton bahan bakar fosil yang kita gali setiap tahun menghasilkan emisi gas rumah
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
30
kaca. Emisi rumah kaca ini membentuk selimut yang begitu tebal di atmosfer sehingga memerangkap panas matahari di atmosfer dan meningkatkan suhu global.
Skema efek rumah kaca
Jika energi terbarukan yang ramah lingkungan tidak segera dikembangkan secara global, lima tahun lagi dunia akan membutuhkan 99 juta barrel minyak bumi per hari. Itu artinya, kita akan menambah emisi rumah kaca, yang sejak tahun 2004 sudah menyemburkan 27 miliar ton karbon dioksida (CO2) ke atmosfer per tahun. Penghasil emisi gas rumah kaca terbesar memang bukan kendaraan, melainkan kebutuhan manusia akan listrik yang menyumbang 40 persen dari emisi karbon dioksida di dunia. Sebab sebagian besar pembangkit listrik di dunia menggunakan bahan bakar fosil. Masalahnya, sedikit sekali negara yang sudah mengembangkan sumber energi lain seperti tenaga air, angin, panas matahari, panas bumi, bahkan ombak laut. Penghematan listrik baik di rumah, di kantor, di tempat-tempat umum, maupun industri menjadi hal berarti untuk mengurangi pemanasan global. Penataan kota yang lebih ramah lingkungan, penghematan listrik di gedung-gedung, tempat umum, dan perkantoran menjadi hal yang semakin menjadi tuntutan. Diet karbon sebagai cara menekan emisi rumah kaca bisa dilakukan anggota keluarga di rumah, misalnya dengan memahami jumlah emisi dari setiap peralatan rumah tangga yang dipakai. Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
31
Setelah kebutuhan listrik, penyebar emisi CO2 terbesar adalah asap dari kendaraan, mulai dari mobil, motor, pesawat terbang, atau mesin transportasi lain. Sumbangannya secara total 24 persen dari emisi CO2 dunia. Namun, kendaraan juga mengeluarkan emisi beracun, seperti karbon monoksida, partikel logam, atau asap berbahaya yang mengerikan. ”Pengembangan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan energi yang terbarukan terus kami kembangkan. Bahan bakar biodiesel dari pohon jarak atau mobil berbahan bakar etanol adalah beberapa contoh yang dikembangkan Pertamina,” ujar Basuki Trikora Putra, wakil humas Pertamina. Bahaya emisi kendaraan bermotor kini mengancam kita. Jumlah kendaraan bermotor di dunia sudah lebih dari 880 juta unit. Di Indonesia, produksi sepeda motor saja mencapai 4 juta unit per tahun dan akan terus bertambah oleh permintaan yang terus meningkat. Penggunaan energi disamping menguntungkan bagi kehidupan manusia juga menimbulkan dampak negatip. Perkembangan sektor energi cenderung membawa konsekuensi pada kualitas lingkungan hidup. Peningkatan konsumsi energi akan meningkatkan beban pencemar lingkungan, terutama yang dilepaskan di udara. Hal ini akan memberi sumbangan terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global yang sekarang menjadi isu dunia. Aktivitas yang menggunakan energi telah menimbulkan dampak yang cukup serius. Di kota besar Jakarta, Bandung dan Surabaya dilaporkan bahan buangan pencemar udara sudah tergolong tinggi akibat meningkatnya aktivitas transportasis dan industri yang ada. Jika manusia telah terjebak dalam kemudahankemudahan hidup karena didukung ketersediaan energi yang menjadi sumber tenaganya maka akan terancam oleh kecukupan energi dan hal ini tidak boleh dibiarkan berlarutlarut. Dengan demikian diperlukan tindakan atau aktivitas penghematan energi. Upaya untuk dapat menghemat penggunaan energi perlu segera dilakukan. Beberapa kegiatan yang dapat menghemat energi tersebut adalah: 1. Penggunaan alat angkutan umum bila bepergian dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. 2. Penggiatan pengembangan sistem transportasi umum yang makin baik secara terus menerus. 3. Penggunaan kendaraan yang efisien bahan bakar. 4. Penggunaan lampu dan peralatan listrik yang efisien energi baik dilingkugan rumah maupun di kantor-kantor. Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
32
5. Penggunaan gas sebagai ganti tenaga listrik untuk memanaskan ruang dan memasak air. 6. Penggunaan tenaga surya untuk memasak dan memanaskan air. 7. Pengembangan dan memanfaatkan sumber energi alternatif, dan lain lain.
F. Kesimpulan Dari semua permasalahan yang menyangkut lingkungan di SMKN 1 Blitar, limbah atau sampah merupakan permasalahan yang paling besar memerlukan perhatian dan penanganannya. Bukan hanya sampahnya yang harus ditangani tetapi lebih penting dari itu adalah perubahan kebiasaan atau budaya warga sekolah terhadap sampah yang sudah pasti akan timbul. Dengan penanganan sampah yang baik dan benar diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk kegiatan sekolah. Dari hasil observasi di lapangan juga menunjukkan bahwa sampah merupakan permasalah yang membutuhkan perhatian dan penanganan di sekolah.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
33
BAB IV RENCANA AKSI LINGKUNGAN Salah satu filosofi dasar ditetapkannya Undang Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah adalah bagaimana cara melihat sampah dari perspektif yang berbeda, yakni memandang sampah sebagai sesuatu yang punya nilai guna dan manfaat. Sehingga membuang sampah dengan percuma merupakan tindakan yang kurang tepat. Sebagai upaya membumikan perubahan paradigma tentang sampah tersebut, praktik mengolah dan memanfaatkan sampah harus menjadi langkah nyata baru kita dalam mengelola sampah, meninggalkan cara lama yang hanya membuang sampah. Prinsip utama mengelola sampah yang benar adalah mencegah timbulnya sampah, mengguna-ulang sampah, dan mendaur ulang sampah atau dikenal dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Warga SMKN 1 Blitar bertekad dan berusaha memiliki budaya dan kebiasaan 3R secara nyata bukan hanya berwacana. Secara garis besar pengelolaan sampah di SMKN 1 Blitar meliputi beberapa kegiatan, yaitu : A. Komponen Kebijakan Berwawasan Lingkungan 1. Memberikan muatan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ke dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) 2. Memasukkan program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
B. Komponen Kurikulum Berbasis Lingkungan 1. Mempersiapkan tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup, melalui pendidikan dan latihan. 2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran lingkungan hidup 3. Menyediakan dan mengkomunikasikan inovasi LH 4. Memberikan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kepada peserta didik
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
34
C. Komponen Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 1. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah
sesuai kaidah-kaidah
perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah) Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar
2. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain). Memanfaatkan
nara
sumber
untuk
meningkatkan
pembelajaran
lingkungan hidup Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, Media (pers), dunia usaha, pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, sekolah lain) untuk meningkatkan
upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di sekolah Meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup Memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan LH
D. Komponen Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan 1. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
35
Menyediakan
sarana
prasarana
untuk
mendukung
pembelajaran
lingkungan hidup di sekolah 2. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan
E. Khusus Pengelolaan Sampah dengan Penerapan Prinsip 3R 1. Reduce a. Menghinbau pengelola kantin tidak menjual makanan dan minuman yang menimbulkan sampah. 2. Reuse a. Memberikan alokasi waktu kepada siswa untuk menghasilkan kerajinan dari barang bekas 3. Recycle a. Pengolahan sampah organik menjadi kompos b. Pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar c. Pengolahan sampah kertas menjadi kertas dan kerajinan tangan d. Menjadikan limbah praktik (logam, serbuk kayu) menjadi bermanfaat. Selain prinsip 3R sekolah juga memiliki kegiatan rutin dalam upaya menangani masalah sampah yaitu : 4. Mendirikan Bank Sampah 5. Menerapkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
Rencana aksi lingkungan secara rinci dapat dilihat pada tabel.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
36
TABEL RENCANA AKSI 3. Komponen Kebijakan Berwawasan Lingkungan No. 1.
2.
Kegiatan • Peninjauan visi, misi, dan tujuan sesuai dengan tema lingkungan serta sosialisasinya
Penanggu ng Jawab Pokja Kebijakan Berwawas an Lingkunga n
Sasaran Warga Sekolah
• Review kurikulum dalam menetapkan SK KD PLH sesuai dengan tema lingkungan • Penetapan KKM
Guru
• Penyusunan RKAS terkait dengan tema lingkungan
Kasek dan Bend Sekolah
Dasar Pelaksana an SK
SK
Guru
SK
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Kondisi akhir yang diharapkan
Kendala
Tindak Lanjut
Di tiap th ajaran baru, Sejak Th Pelajaran 2011
Tema LH belum secara jelas masuk Visi/misi/tujuan
Visi, misi, tujuan dipahami 75 % warga sekolah
Budaya dan sikap warga sekolah
Juni 2012
Tema LH belum secara jelas masuk Visi/misi/tujuan
Visi, misi, tujuan terinternalisasi dalam PBM
Kekurangan materi ajar
Terus disosialisasikan dengan memasang baleho visi, misi di lokasi strategis dan membuat kalender berisi visi dan misi Penambahan materi ajar
Juni 2012
KKM masih secara umum 1 SK dan PLH masih menyatu dengan pelajaran induk
Memiliki KKM tersendiri
Des 2012
Anggaran LH menyebar di semua komponen & belum mencapai 10 %
Anggaran LH berimbang dengan komponen lain dan proporsional untuk kegiatan LH
Banyak kompetensi yang harus disampaikan, sedangkan waktu telah dialokasikan, memungkinkan waktu kurang Keterbatasan anggaran
Sumbe r Dana Rp. 30.491. 958,APBD II dan Komite
Mengalokasikan waktu lebih banyak untuk PLH
Penggalian dan penyusunan dana berimbang &dana LH mencapai 20%
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
37
No.
Kegiatan • Kegiatan LH oleh siswa pada momen LH (hari bumi, hari air, penghijauan, dll) • • Penyesuaian kurikulum dan peningkatan PBM terkait PLH • Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan • Penyediaan sarana dan prasarana kegiatan LH • Sosialisasi dan pelaksanaan budaya dan lingkungan • Kerjasama dengan masyarakat luar terkait LH (dengan dinas-dinas terkait, LSM, orang tua)
• Peningkatan mutu sekolah peduli LH (jumat bersih, kemah bakti, bakti sosial, pelatihan, kebun siswa, pemanfaatan lahan kosong, penanganan sampah, bank sampah)
Penanggu ng Jawab
Sasaran Siswa
Dasar Pelaksana an SK
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Sejak Juli 2012
Kegiatan hanya terbatas siswa tertentu
Sejak Juli 2012 tiap akhir th ajaran Sejak januari 2012
PLH masih diajarjan padamapel tertentu
Alat-alat kegiatan LH sangat kurang Sedikit tenaga yang menguasai PLH
Kondisi akhir yang diharapkan Semua warga sekolah melakukan kegiatan LH 75% mapel mengintegrasi PLH 75% tenaga mengetahui dan menguasai PLH Alat-alat kegiatan LH tercukupi Warga sekolah berbudaya LH
Waka Kurikulum dan Guru Guru
SK
Waka Sarpras Warga sekolah
SK SK
Setiap tahun ajaran baru 1 x / smt
Dinas Pendidikan , Pertanian, Lingkunga n Hidup, Kebersihan dan Pertamana n, Kesehatan, Kepolisian, LSM Akar hijau Warga sekolah
SK
Sejak th 2012
Sudah melakukan kegiatan LH dan kerja sama dengan pihak luar, tetapi sebatas kebutuhan tertentu
Melakukan kerja sama MoU dengan pihak terkait LH dengan bentuk kegiatan berkesinambunga n
SK
Sejak 2012
Kegiatan kurang maksimal
Kegiatan dapat berjalan sesuai rencana
SK
Sedikit tenaga yang menguasai PLH
Kendala
Tindak Lanjut
Kesadaran dan budaya warga sekolah peduli LH kurang Terkait kurikulum Kejuruan Latar belakang pend. Kejuruan
Merencanakan kegiatan menarik dengan mitra PLH melalui pend. karakter Diklat, pelatihan
Dana belum teralokasi cukup Belum ada anggaran penunjang Kesinambungan kegiatan belum terlaksana
Memasukkan ke anggaran Memasukkan ke anggaran dan renc. kegiatan Merencanakan kegiatan berkala dan berkelanjutan
Sikap dan budaya warga sekolah perlu ditingkatkan
Kampanye dan perencanaan kegiatan pelatihan bersama mitra
Sumbe r Dana
Rp. 24.720. 000,Komite
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
38
4. Komponen Kurikulum Berbasis Lingkungan No. 1.
Kegiatan • Penerapan inovasi pembelajaran LH berdasarkan tema • Penyusunan dan penerapan materi LH yang mencakup isu lokal dan global terkait tema LH • Penyusunan indikator dan evaluasi terkait dengan materi LH (isu global) • Penyusunan RPP untuk PBM di kelas, luar kelas, dan lab
Penanggu ng Jawab Pokja Kurikulum Berbasis Lingkunga n
Sasaran Guru dan siswa
Dasar Pelaksana an SK
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Kendala
Tindak Lanjut
Sejak juli 2012
PLH hanya sesuai tema mapel tertentu
PLH disampaikan di 75% mapel
Acuan kurikulum kejuruan Acuan kurikulum kejuruan
Integrasi nilai karakter peduli LH Integrasi nilai karakter peduli LH
Acuan kurikulum kejuruan Acuan kurikulum kejuruan Belum terencana Media masih perlu ditambah Sarana, dana belum memadai
Integrasi nilai karakter peduli LH Integrasi nilai karakter peduli LH Membuat rencana Penambahan media Pengadaan sarana dan anggaran keg. Penyusunan program
Waka Kurikulum dan Guru
SK
Juli 2012 – Juni 2013
Materi PLH hanya sesuai tema mapel tertentu
75% mapel integrasi isu lokal & global
Waka Kurikulum dan Guru Waka Kurikulum dan Guru Orang tua siswa Warga sekolah Guru dan siswa
SK
Juli 2012 – Juni 2013
SK
Juli 2012
SK
Juli 2012 – Juni 2013 Juni 2013
SK
Juli 2012 – Juni 2013
Materi PLH hanya sesuai tema mapel tertentu Materi PLH hanya sesuai tema mapel tertentu Orangtua sedikit terlibat Sosialisasi sebatas guru dan siswa Jenis kegiatan terbatas
• Hasil PBM siswa sesuai tema dalam karya nyata
Siswa
SK
Juli 2012 – Juni 2013
Jumlah sedikit
• Penerapan tugas PBM sesuai tema dalam kehidupan • Sosialisasi hasil PBM sesuai tema oleh siswa
Siswa
SK
Siswa
SK
Juli 2012 – Juni 2013 Juni 2013
Tugas mengacu kurikulum kujuruan Masih sedikit
75% mapel integrasi isu lokal & global 75% mapel integrasi isu lokal & global Peningkatan % peran orangtua Sosialisasi 80% warga sekolah Penerapan Bermacammacam keg LH Jenis dan kuantitas bertambah Tugas PLH nyata
• Penyertaan orang tua dalam tugas siswa • Sosialisai hasil PBM • Penerapan materi LH sesuai tema oleh guru dalam PBM
SK
75% hasil PBM tersosialisasi
Program terbatas Kurikulum perlu integrasi Sarana dan program kurang nyata
Sumbe r Dana Rp. 18.670. 000,dari Komite
Integrasi nilai karakter LH Penyediaan sarana dan program yang jelas
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
39
5. Komponen Lingkungan Berbasis Partisipatif No.
Kegiatan • Pemeliharaan kebersihan
• Gerakan Jum’at bersih
Penanggu ng Jawab Pokja Lingkunga n Berbasis partisipatif
Sasaran Warga sekolah
Dasar Pelaksana an SK
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Kendala
Tindak Lanjut
Senin-Sabtu
Masih ada tempat yang belum tersentuh
90% tersentuh
Sarana dan dana
Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, motivasi siswa Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi
Warga sekolah
SK
Tiap Jumat, sejak 2009
Pelaksanaan belum maksimal
Seluruh warga sekolah terlibat dan 90% area tersentuh
Sikap dan budaya perlu pembinaan
Siswa
SK
Tiap Minggu (sesuai jadwal tiap ekskul)
Peserta masih sedikit
Jumlah peserta bertambah mencapai 40% peserta didik
Sikap dan budaya perlu pembinaan dan motivasi
Guru dan siswa
SK
Tiap Minggu
Kegiatan masih terbatas
Kegiatan lebih nyata dan kwantitas tambah
Sarana dan dana
• Kegiatan LH oleh guru
Guru
SK
Tiap Jum’at
Kegiatan masih terbatas
Kegiatan lebih nyata dan kwantitas tambah
Sikap dan budaya perlu pembinaan Sarana dan dana
• Kegiatan LH Oleh siswa
Siswa
SK
Tiap Minggu
Kegiatan masih terbatas
Kegiatan lebih nyata dan kwantitas tambah
Sikap dan budaya perlu pembinaan Sarana dan dana
Mitra, guru, siswa
SK
Tengah smt
Masih terbatas
Frekuensi dan jenis bertambah
Sarana dan dana
• Kegiatan eskul
• Kreativitas pengelolaan LH
• Mendatangkan nara sumber dan kemitraan
Sumbe r Dana Rp. 219.43 8.500,dari Komite
Rp. 15.273. 000,Komite
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
40
No.
Kegiatan
Penanggu ng Jawab
Sasaran
Dasar Pelaksana an
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Kendala
• Dukungan pelatihan dan sarana
Mitra, warga sekolah
SK
Libur smt
Masih terbatas dan belum nyata
Frekuensi dan jenis bertambah dan praktikkan
Sarana dan dana
• Dukungan mitra dari komite
Mitra, komite
SK
Sejak 2012
Peran komite perlu ditingkatkan
Peran komite maksimal
Sarana dan dana
• Penerapan 5R
Warga sekolah
SK
Sejak 2010
Belum semua UKK, ekstra, elemen sekolah melaksanakan penghargaan 1 medali perak dan 2 medali perunggu tk prop. Jatim
5R diterapkan di semua bidang, penghargaan emas tingkat prop. Jatim
Sikap, budaya , program, dana
Tindak Lanjut anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran Perencanaan kegiatan, penyediaan sarana, alokasi anggaran dan pembinaan
Sumbe r Dana Rp. 60.959. 965,APBD II, Komite
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
41
6. Komponen Sarpras Pendukung Ramah Lingkungan No.
Kegiatan • Pengadaan sarana pengelolaan LH • Pengadaan sarana PBM terkait materi LH
Penanggu ng Jawab Pokja sarpras Pendukung Ramah Lingkunga n
Sasaran Waka sarpras, komite
Dasar Pelaksana an SK
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Kendala
Tindak Lanjut
Maret 2013
Sarana masih perlu ditambah
Sarana terpenuhi
Program, dana alokasi kurang
Perencanaan , alokasi anggaran ditambah Perencanaan , alokasi anggaran ditambah, mencari sponsor Perncanaan program kegiatan rutin, alokasi dana untuk sarana dan kegiatan Pembuatan juknis, penunjukan penanggung jawab dan penyusunan tata tertib Pembuatan juknis, pembinaan, kampanye hemat melalui lisan dan simbol/tulisan Pembuatan juknis, pembinaan, dan jadwal pemeriksaan
Waka sarpras, komite, Dinas terkait Waka sarpras, komite
SK
Maret 2013
Sarana masih perlu ditambah
Sarana terpenuhi
Program, dana alokasi kurang
SK
1x/minggu
Terbatas pada sarana tertentu dan belum teratur
Semua sarana dilakukan pemeliharaan secara teraatur
Program belum tersusun, alokasi dana kurang
• Tata tertib dan penanggung jawab sarana
Waka sarpras, komite
SK
Tiap th ajaran baru
Belum jelas
Tersusun jelas dan dapat dilaksanakan
Belum ada program yang jelas dan petunjuk pelaksanaan
• Efisiensi listrik, air, ATK
Warga sekolah
SK
Tiap hari
Belum semua warga sekolah melaksanakan
Semua warga sekolah melaksanakan
Belum ada petunjuk pelaksanaan, sikap dan warga sekolah
Pokja
SK
2x/minggu
Mamin di kantin belum keseluruhan kurang pengontrolan
Semua kantin menyediakan mamin sehat
Belum ada juknis kantin sehat
• Pemeliharaan sarana sekolah
• Pemeriksaan Kualitas makanan kantin
Sumbe r Dana Rp. 1. 456.26 8.750,dari APBN, APBD I, APBD II, dan Komite
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
42
No.
Kegiatan
Penanggu ng Jawab
Sasaran
Dasar Pelaksana an SK
Waktu Pelaksanaan
Kondisi awal
Kondisi akhir
Kendala
Tindak Lanjut
Maret 2013
Kebun siswa belum terpelihara
Kebun siswa terawat, dapat menghasilkan dan berkelanjutan
Sarana kurang, program belum ada
Tersedia khusus Kebun guru, terawat, dapat menghasilkan dan berkelanjutan Menghasilkan kompos kualitastinggi dan mampu bersaing di pasar
Sarana kurang, program belum ada
Pembuatan program, pembuatan juknis, alokasi dana Pembuatan program, pembuatan juknis, alokasi dana Pembuatan juknis yang jelas, Mengadakan pelatihan dari dinas terkait, penelitian, bermitra dengan masyarakat Penerbitan juknis, pelatihan dari dinas, pembuatan jadwal kegiatan Mengadakan pelatihan, motivasi dan bermitra dengan pasar Perencanaan & pengajuan kegiatan Penerbitan juknis, pembinaan,
• Pengadaan Kebun siswa
Siswa
• Pengadaan kebun Guru
Guru dan karyawan
SK
Maret 2013
Belum memiliki lokasi khusus
• Pengolahan sampah organik
Guru, siswa dan petugas
SK
2 mingguan
Pengolahan sampah menjadi kompos, kwalitas rendah, pemasaran kurang
• Pengolahan sampah plastik
Guru, siswa dan petugas
SK
1 bulanan
Pengolahan belum terjadwal, hasil minim , cosh lebih besar
Pengolahan terjadwal, hasil berkualitas
Belum ada juknis, formula belum baik
• Pengolahan sampah kertas
Guru dan siswa
SK
Sesuai praktikum mapel
Dilakukan siswa dalam PBM
Dilakukan warga sekolah
Pengetahuan masih perlu ditingkatkan,
• Penanganan limbah praktik
Guru dan siswa
SK
Sebatas dijual
Limbah lebih bernilai
Sarana belum ada
Warga sekolah
SK
Sesuai praktikum mapel Tiap hari jumat
Masih petugas kebersihan yang berperan
Semua warga sekolah berperan
Sikap, budaya warga sekolah perlu pembinaan
• Bank Sampah
Belum mendapatkan formula yang baik dan belum mendapatkan mitra pemasaran
Sumbe r Dana
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
43
BAB V ANALISIS TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA No. Kegiatan 1. Pembuatan kompos 2. 3. 4.
Kondisi sekarang Sampah daun menggunung dan belum dimanfaatkan Sampah dibakar/diangkut ke TPA Pengolahan plastik Merubah sampah menjadi bahan bakar Plastik menumpuk & belum dimanfaatkan Plastik dibakar/diangkut ke TPA Daur ulang kertas Merubah sampah kertas menjadi kertas Kertas menumpuk & belum dimanfaatkan Kertas dibakar/diangkut ke TPA Daur ulang limbah Merubah limbah/sampah menjadi Limbah logam dijual pada pengepul praktik berharga barang rosok Limbah kayu dijual pada pembudidaya jamur dipakai media tanam jamur
5.
Bank Sampah
6.
5R
7.
Energi listrik
8.
Air
9. 10
Tumbuhan Kebun sekolah
Tujuan Membuat sampah berguna
Merubah sampah menjadi berharga
Kondisi yang akan dicapai Sampah menjadi berharga Timbunan berkurang / habis Menerima sampah daun Sampah plastik menjadi berguna Menerima sampah plastik Sampah kertas menjadi kertas Menerima sampah kertas Limbah logam diolah kembali menjadi bahan praktik atau kerajinan Limbah kayu dipadatkan/press dipakai sebagai bahan bakar
Sampah campur belum dipilah
Sampah dipilah menurut jenisnya. Penyetoran sampah ke bank sampah Menerima sampah dari luar sekolah Memiliki rekanan / pengepol sampah Menciptakan budaya kerja yang Budaya kerja belum tertata Tempat kerja ter 5R Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin Dokumen ter 5R Alat kerja ter 5R Penghematan biaya Belum keseluruan warga sekolah berhemat Pemakaian listrik secara efektif Pemborosan pemakaian daya listrik Biaya operasional dapat ditekan Memaksimalkan kerja alat/mesin Pengelolaan air secara efektif dan Keran banyak yang bocor, air terbuang Air berguna secara efektif & efisien efisien. percuma, danmenimbulkan genangan Tidak ada kebocoran dan genangan Tidak terdapat genangan / banjir Saluran kotor dan tersumbat sampah Saluran bersih dan lancar, tidak banjir Tumbuhan terawat, tertata & berfungsi Tumbuhan belum terawat, belum tertata Tumbuhan dapat menunjang PBM Melatih warga sekolah budidaya Terdapat lahan kosong tetapi warga Warga sekolah dapat berbudidaya dan tanaman sekolah kurang berminat cocok tanam menikmati hasil cocok tanam Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
44
BAB VI PENUTUP Pengelolaaan sumberdaya alam merupakan tanggung jawab bersama semua komponen masyarakat, sedangkan pemerintah memberikan kepastian dasar hukum yang mengikat berupa kebijakan atau peraturan pemerintah. Pembentukan karakter kesadaran dalam pengelolaan sumber daya alam secara formal dimasukkan dalam kurikulum sekolah, sedangkan untuk merangsang kepedulian komponen masyarakat dipandang penting adanya penghargaan. Dampak lingkungan yang penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini meliputi tiga kelompok besar, yaitu: 1.
Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas rona lingkungan awal secara nyata.
2.
Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan lain di sekitarnya.
3.
Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata ruang atau sumber daya alam tidak dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam
upaya-upaya
penyelamatan
lingkungan
hidup
dan
pembangunan
berkelanjutan. Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
45
Indikator dan Kriteria: 1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. 2. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. SMK Negeri 1 Blitar memiliki wilayah yang cukup luas dengan 2600 warga sekolah bertekad peduli dan berbudaya lingkungan. Didukung dengan sarana dan prasarana melakukan kegiatan sesuai kriteria sekolah adiwiyata yang meliputi : 1. Kebijakan berwawasan lingkungan 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan 3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif 4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan
Dengan berbagai permasalahan lingkungan yang ada, sampah merupakan permasalahan yang perlu diutamakan. Sebagai sekolah kejuruan SMKN 1 Blitar menerapkan prinsip 3R dalam penanganan sampah baik yang organik maupun anorganik. Sampah organik telah diubah menjadi kompos, sampah plastik dirubah menjadi bahan bakar, sampah kertas diolah kembali menjadi kertas. Sedangkan sampah lainnya seperti bekas baju, karet, dan lain sebagainya yang tidak dapat didaur ulang dapat dibakar dengan menggunakan incenerator. Incenerator yaitu mesin pembakar sampah. Arangnya dapat digunakan sebagai campuran kompos. Arang dapat menyerap B3 (bahan beracun berbahaya). Pada bulan Januari 2012 di SMKN 1 telah berdiri Bank Sampah sebagai sarana pengentasan masalah sampah. Adanya Bank Sampah diupayakan dapat merubah budaya warga sekolah dengan kiasan “dulu sampah sekarang berkah”. Dari beberapa jenis sampah yang timbul dilakukan pemilahan sebelum sampah dibawa ke TPA dan perlakuan lanjutan sesuai prinsip 3R. Sampah yang terpilah meliputi : 1. Sampah organik diolah menjadi kompos. Selanjutnya dapat dijual. 2. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali untuk kerajinan atau dikumpulkan untuk ditabung di bank sampah. Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
46
Pada tahun 2010 SMK Negeri 1 Blitar telah mengikuti lomba budaya kerja 5R (Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin) di tingkat Jawa Tikur dengan meraih 1 medali perak dan 2 medali perunggu. Dengan predikat ini tentunya akan dapat menunjang warga sekolah untuk selalu menjaga lingkungan kerja dengan baik. Untuk selanjutnya predikat ini akan meningkat menjadi medali emas pada tahuntahun berikutnya.
Namun demikian rencana aksi yang telah dibuat akan mengalami hambatan cukup berat. Hal ini dikarenakan kepedulian dan budaya warga sekolah yang masih butuh sentuhan pembina terhadap sampah dan lingkungan. Tetapi dari hasil analisa yang dlakukan dan tekad semua warga sekolah, SMK Negeri 1 Blitar diharapkan dapat menyandang gelar sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan di tingkat Nasional. Genderang perang melawan sampah telah berdering. Sekolah peduli lingkungan telah dicanangkan. Semua warga sekolah mulai bergiat. Semua kebutuhan telah dianggarkan. Mitra kerja telah menandatangani MoU. Tidak ada lain untuk medapatkan pengakuan “SMK Negeri 1 Blitar bergelar Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan tingkat Nasional tahun 2013”. Semoga Allah meridlhoi. Amin.
Kajian dan Aksi Lingkungan SMKN 1 Blitar. hal
47