1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat peting dalam pembangunan bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara adil. Tenaga kerja yang berkualitas tinggi sangat diperlukan dalam pembangunan. Sebaliknya agar pendidikan semakin meningkat kualita s dan kuantitasnya, maka pembangunan harus memperhatikan pendidikan disegala jenjang pendidikan. Dengan demikian akan terjadi spiral yang semakin meningkat. Pembangunan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Menurut Vembriarto (1990:20) pembangunan memerlukan hasil pendidikan, terutama mengenai tenaga kerja atau sumber daya manusia dalam semua sektor pembangunan, sebaliknya pembangunan harus memperhatikan pendidikan. Untuk menunjang keberhasilan pembangunan negara dalam mewujudkan kesejahteraan rak yat maka pendidikan dan pengajaran harus selalu ditingkatkan. Prestasi belajar anak didik disegala jenjang pendidikan harus selalu dioptimalkan. Menurut Muhammad Nuh (2007: 60), upaya meningkatkan pendidikan menyangkut berbagai segi, misalnya mengenai segi kuantitas, kualitas, pemerataan pendidikan, efisiensi, relevansi, efektifitas dan prestasi belajar dalam segala macam mata pelajaran (bidang studi). Muhammad Said (2009 : 46) berpendapat bahwa telah banyak usaha -usaha yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dari segi
2
pendidik atau guru, yang dikenal dengan Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Pada tahun 1984 diadakan perbaikan kurikulum khususnya menyangkut materi, hingga lahirlah kurikulum 1984 melalui kepu tusan menteri P dan K RI nomor 029/u/1984 tanggal 2 mei 1984 yang disempurnakan dengan surat keputusan menteri P dan K RI nomor 486/u/1984 tanggal 28 juni 1985, telah ditetapkan landasan program dan pengembangan kurikulum, termasuk bimbingan karir. Perbaikan kurikulum terus berlanjut hingga terbentuknya kurikulum 2004, yaitu kurikulum
berbasis kompetensi. Setiap institusi
pendidikan menetapkan kompetensi dasar, kompetensi pokok dan sub kompetensi yang harus dimulai atau dicapai kemudian ditetapkan kegiatan atau ilmu yang membentuk kompetensi -kompetensi tersebut. Kini telah muncul KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). KTSP akan menjamin muatan lokal, muatan tingkat sekolah dan demokrasi bidang pendidikan. Segala macam upaya peningkatan tersebut seharus nya dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang jumlahnya sangat banyak (multi faktor). Faktor -faktor yang mempengaruhi atau berkorelasi dengan prestasi belajar yang sangat banyak tersebut dapat digolongkan menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern, faktor yang berasal dari dalam diri murid misalnya intelegensi, motivasi, cita -cita, persepsi, minat, dan sebagainya. Sedang faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa, misalnya guru, teman sebaya, lingkun gan fisik, tempat belajar, ventilasi, penerangan (lampu) dan sebagainya. Dari uraian tersebut di atas,
3
betapa pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun dalam kenyataan di lapangan, banyak kita jumpai kesenjangan-kesenjangan dalam bidang pendidikan, khususnya di tingkat Sekolah Dasar. Kesenjangan-kesenjangan tersebut antara lain hasil belajar matematika selalu menduduki ranking bawah, alat -alat belajar mengajar matematika atau alat peraga matematika tidak memadai, metode mengajar matematika kurang menarik perhatian siswa, persepsi siswa terhadap matematika kurang benar, dianggap pelajaran sulit, menakutkan. Murid kurang berminat, pelajaran matematika kurang dihubungkan dengan kehidupan sehari -hari, guru kurang menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Semua itu bermuara pada hasil atau prestasi belajar matematika siswa yang dibawah standar KKM, yakni 50 untuk skala 100. Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika tersebut banyak faktor yang seharusnya dilibatkan. Guru harus memiliki strategi pembelajaran sesuai dengan sifat-sifat psikis, kemampuan dan perkembangan jiwa anak Sekolah Dasar.
Pemilihan
materi,
pemilihan
alat
pembelajaran
matematika,
ketersediaan sumber belajar matematika, gaya me ngajar, metode mengajar matematika serta penyesuaian dengan lingkungan siswa, termasuk evaluasi hasil belajar matematika. Semua itu harus sesuai psikologi anak, seperti tingkat intelegensi, pengamatan, daya ingat, perhatian, kreativitas, perasaan, bakat, minat dan persepsi siswa terhadap matapelajaran, termasuk matematika. Informasi tentang gejala -gejala psikologi anak tersebut harus diketahui
4
melalui penelitian agar tepat dalam gaya, strategi, tekhnologi, pemilihan sumber dan alat pembelajaran termasuk eva luasinya khususnya dalam matematika. Dua gejala jiwa dari anak tersebut, yaitu persepsi mata pelajaran matematika dan minat belajar matematika inilah yang menjadi focus dalam penelitian ini, dalam upaya peningkatan prestasi belajar anak. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika tidak jelas, sulit dimengerti dan merupakan mata pelajaran yang tidak berguna. Selanjutnya minat belajar matematika rendah, cenderung menghindar, tidak tertarik, tidak menyenangkan dan tidak berguna . Sedang prestasi belajar matematika berada pada kategori lebih rendah dari mata pelajaran lain baik dalam raport maupun hasil ujian nasional. Karena itu peneliti memandang penting untuk meneliti hubungan antara persepsi pelajaran matematika, minat belajar matematika dengan prestasi belajar matematika.
B. Identifikasi Masalahn Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar metematika lebih rendah dibanding mata pelajaran lain, baik yang tercermin pada raport maupun hasil ujian nasional. 2. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika selalu negatif . Siswa mempunyai gambaran bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.
5
3. Minat belajar matematika rendah, sebagai akibat gambaran bahwa matematika sulit dan menakutkan. 4. Belum diketahuinya sumbangan relatif persepsi mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. 5. Belum diketahuinya sumbangan efektif persepsi mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. 6. Belum diketahuinya sumbangan relatif minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. 7. Belum diketahuinya berapa sumbangan efektif minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka peneliti membatasi pada tiga variabel, yaitu : 1. Persepsi terhadap mata pelajaran matematika. 2. Minat belajar matematika. 3. Prestasi belajar matematika .
D. Perumusan Masalah Dengan lugas dan jelas masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah korelasi yang signifikan persepsi mata pelajaran m atematika dengan prestasi belajar matematika?
6
2. Adakah korelasi yang signifikan minat belajar matematika dengan prestasi belajar matematika? 3. Adakah korelasi yang signifikan persepsi mata pelajaran matematika dan minat belajar Matematika secara bersama-sama dengan hasil belajar matematika? 4. Berapa persen sumbangan relatif persepsi mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika? 5. Berapa persen sumbangan efektif persepsi mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika? 6. Berapa persen sumbangan relatif minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika? 7. Berapa persen sumbangan efektif minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika?
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Korelasi persepsi terhadap mata pelajaran m atematika dengan hasil belajar matematika. 2. Korelasi minat belajar matematika dengan hasil belajar matematika. 3. Korelasi persepsi terhadap mata pelajaran matematika dan minat belajar matematika secara bersama -sama (simultan) dengan matematika.
hasil
belajar
7
4. Sumbangan relative persepsi pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. 5. Sumbangan effektif persepsi pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. 6. Sumbangan relafit minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. 7. Sumbangan effektif minat belajar terhadap prestasi belajar matematika.
F. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna dalam bidang pengajaran, khususnya dalam teknologi belajar (metode mengajar). Dengan persepsi dan minat positif terhadap matematika prestasi belajar diharapkan lebih meningkat. Penelitian ini sangat berguna: a. Untuk siswa : Siswa akan mendapatkan suasana pembelajaran yang lebih menarik minat, menyenangkan,
dan merasa sangat berguna pelajaran
matematika, serta memandang pelajaran m etematika tidak sulit, tidak menakutkan. b. Untuk guru : Sebagai umpan balik bagi guru Sekolah Dasar dalam peningkatan atau perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran m atematika. Gaya mengajar,
metode, alat-alat peraga, bahan pelajaran, lingkungan,
8
dipilih guru, sehingga siswa menerima pelajaran dengan jelas, memahami dan menilai positif terhadap pelajaran m atematika. Guru akan mendapatkan umpan balik dalam meningkatkan pre stasi belajar Matematika, dengan menyediakan fasilitas yang berupa sumber belajar Matematika, alat-alat pengajaran Matematika, lingkungan yang kondusif untuk belajar Matematika, serta usaha inovasi -inovasi dalam pembelajaran Matematika.