BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan perencanaan konstruksi bangunan bertingkat beberapa tahun belakangan ini cukup berkembang pesat, hal ini membuktikan bahwa manusia sebagai pelaku utama berusaha mendapatkan konsep perencanaan lebih aman, nyaman,
praktis dan tentu saja ekonomis. Konstruksi bangunan bertingkat
merupakan satu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian seperti pondasi, balok, kolom, dinding bangunan, atap dan pelat harus direncanakan sedemikian rupa agar kondisi kondisi ideal tersebut dapat terpenuhi. Salah satu bagian dalam konstruksi bangunan bertingkat ialah pelat. Pelat merupakan struktur bidang yang lurus ( datar atau tidak melengkung ) yang tebalnya jauh lebih kecil di bandingkan dimensi lain. Geometri suatu pelat bisa di batasi oleh garis lurus atau garis lengkung. Ditinjau dari segi statika, jenis tumpuan pelat bisa bebas ( free ), bertumpuan sederhana ( simply supported ) dan jepit (clip ). Beban statis dan dinamis yang di pikul pelat umumnya tegak lurus bidang permukaan pelat. Keragaman dimensi pelat persegi yang merupakan besaran rasio antara panjang dan lebar pelat( b/a atapun ly/lx ) dan kondisi kondisi tepi serta beban yang bekerja memberikan pengaruh pada perilaku pelat persegi panjang.
b
ly
lx
a Sumber : Teori dan Analisis Pelat (Szilard, 1989:14)
Gambar 1.1.Rasio panjang dan lebar pelat
Universitas Sumatera Utara
Keterangan - Ly = b =Rasio panjang - Lx = a =Rasio lebar Y X
Ada beberapa metode analisa yang dapat digunakan untuk menentukan besaranbesaran yang di timbulkan seperti lendutan, momen, reaksi perletakan dan peralihan untuk masing – masing kasus.
Besaran – besaran tersebut akan sangat
mempengaruhi dalam merencanakan sehingga di perlukan analisa yang cukup akurat agar struktur pelat yang akan di desain itu mampu memikul beban – beban yang bekerja. Sebagai perencana, mengetahui dan memahami pelbagai metode analisa perencanaan pelat merupakan usaha untuk mendapatkan kondisi yang mampu menghasilkan konstruksi bangunan bertingkat yang aman, nyaman dan ekonomis. Dalam tugas akhir ini analisa yang dilakukan ialah membandingkan metode Hirzfeld ( 2001 )
dengan metode M.Levy ( 1992 ) untuk pelat persegi panjang dengan
berbagai kondisi perletakan. Kedua metode ini memiliki karakteristik tersendiri dalam penentuan perilaku pelat yang terjadi akibat pembebanan. Metode yang akan digunakan adalah metode yang memiliki kemudahan dalam penggunaan dengan tetap mengedepankan prinsip keamanan struktur bangunan. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari pembahasan tugas ahkir ini adalah : 1. Membahas analisa pelat persegi panjang dengan metode Hirzfeld ( 2001 ) dan metode M.Levy ( 1992 ) pada beberapa kondisi perletakan.
Universitas Sumatera Utara
2. Menghitung besarnya perbedaan perilaku pelat persegi panjang yang di hasilkan dari analisa kedua metode tersebut yang berupa koefisien lendutan dan momen. 3. Membandingkan hasil analisa pelat persegi panjang metode Hirzfeld ( 2001 ) dengan M.Levy ( 1992 ) berdasarkan perbandingan dimensi panjang dan lebar pelat (ly/lx atau b/a ) . 1.3 Pembatasan masalah Dalam menganalisa dan membandingkan kedua metode perhitungan pelat tersebut, penulis akan membatasi permasalahan dengan tujuan memfokuskan kepada pokok pokok permasalahan dan penyederhanan perhitungan. Pembatasan masalah adalah sebagai berikut : 1. Material yang di bahs dalam analisa ini adalah beton yang di anggap homogen dan isotropis. 2. Beban yang digunakan adalah beban lateral terbagi merata dimana merupakan beban total dari penjumlahan beban mati dan beban hidup. 3. Pelat yang di tinjau adalah pelat dua arah ( two way slab ) dengan bentuk persegi panjang.Pelat dua arah ( two way slab ) adalah pelat dengan rasio perbandingan ly/lx atau b/a < 3 sedangkan pelat satu arah ( one way slab ) adalah pelat dengan rasio perbandingan ly/lx atau b/a > 3 . 4. Perletakan yang di bahas berupa : a. kasus 1 : Seluruh tepi memiliki perletakan sederhana
Ly
b
b
Universitas Sumatera Utara
Lx
a Gambar 1.2.Perletakan sederhana
b. kasus 2 :Dua tepi yang berhadapan ditumpu secara sederhana dan dua sisi lainnya ( sisi lx atau a ) dijepit.
Ly
b
Ly
Lx
a
Gambar 1.3.Perletakan dengan dua tepi yang berhadapan ditumpu secara sederhana dan dua sisi lainnya ( sisi lx atau a ) dijepit.
c. kasus 3 :Ketiga tepinya ditumpu secara sederhana dan satu tepinya (sisi lx atau a ) terjepit.
b
Ly
Lx
a
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.4.Perletakan dengan ketiga tepinya ditumpu secara sederhana dan satu tepinya (sisi lx atau a ) terjepit.
d. kasus 4 : semua tepinya terjepit sempurna
b
Ly
Lx
a
Gambar 1.5.Perletakan dengan semua tepinya terjepit sempurna Dimana kesepakatan jenis tumpuan adalah :
•
Perletakan Ly
Lx 1.Perletakan bebas
Ly
Ly
Lx 2.Perletakan sederhana
Lx 3.Perletakan terjepit
Gambar 1.6.Jenis tumpuan
Universitas Sumatera Utara
1.4 Metodologi Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur dengan terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan permasalahan, kemudian menganalisa teori – teori ( metode )
yang berhubungan tugas akhir
tersebut, setelah itu membandingkan kedua metode yang ada yaitu Hirzfeld ( 2001 ) dan M.Levy ( 1992 ) lewat contoh-contoh kasus. Dari Perbandingan kedua metode tersebut akan ditarik kesimpulan akurat yang bersesuaian dengan teori yang telah dianalisa.
Universitas Sumatera Utara