BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah UKM dan sektor ekonomi kerakyatan informal lainnya yang sering pula
disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), telah bertumbuh kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan. Kegiatan bisnis UKM ternyata telah ada sejak dulu sebelum Indonesia merdeka. Sejumlah tokoh pergerakan kemerdekaan dahulu dikenal sebagai pedagang andal. Sebut saja misalnya para tokoh Syarikat Dagang Islam. Usahanya sangat mandiri, tanpa gelontoran dana perbankan. Saat krisis moneter melanda Tanah Air telah teruji dan terbukti bahwa keberadaan UKM telah menyelamatkan perekonomian bangsa. Pada saat itu banyak usaha besar milik konglomerat yang gulung tikar, padahal sebagian besar pendanaannya dibantu pemerintah melalui Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dengan jumlah triliyunan rupiah. Pinjaman itu tak jelas juntrungannya hingga saat ini. Kini sekktor UKM memiliki andil bagi PDB yang berdasar data tahun 2008 telah mencapai Rp 2.121.3 triliun atau 53,6% dari total PDB Indonesia. Populasi UMKM yang sangat banyak dan menyebar di seluruh pelosok Indonesia
1
2
(data 2008 mencapai 99,98 % dari unit usaha yang ada) kiranya patut diperhatikan lebih saksama karena kiprah UKM lebih banyak di sektor riil yang sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Upaya membantu UKM terus menerus dilakukan
pemerintah dan
perbankan. Dewasa ini Kementerian KUKM menyediakan bantuan permodalan
melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bentuk keseriusan pemerintah ini
patut dipuji. Hanya saja pengembangan sistem manajerial UKM masih belum
banyak disentuh oleh pemangku kepentingan.. Kendala utama yang dihadapi pihak UKM selain modal adalah penerapan manajemen yang professional. Mereka kurang memahami dan perlu dibekali tentang pentingnya laporan keuangan suatu bisnis. Sistem pembukuan UKM selama ini umumnya sangat sederhana dan cenderung mengabaikan kaidah administrasi keuangan yang standar (baku). Padahal, laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu mereka dalam upayanya pengembangan bisnisnya secara kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu Ikatan Akuntan Indonesia sudah menyiapkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) untuk UKM yang dinamakan dengan SAK- ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik). Prinsip-prinsip SAK penting diperhatikan pihak UKM agar pengelolaan bisnis lebih efektif, efisien dan akurat, agar UKM dapat mengelola usahanya secara professional dan berkembang lebih besar lagi. SAK-ETAP ini adalah suatu prinsip, prosedur, metode atau aturan penyusunan laporan keuangan pada Entitas Tanpa Akuntansi Publik (ETAP) yaitu enititas usaha yang tidak (belum) tercatat di pasar modal atau tidak dalam proses
3
pengajuan di pasar modal dan entitats ini bukan lembaga keuangan. Entitas usaha yang dimaksud disini adalah untuk unit usaha ekonomi berskala kecil dan
menengah (UKM.).
Apabila SAK ETAP diterapkan oleh UKM, pihak perbankan tentu akan merespon dengan positif, sehingga memudahkan perbankan dalam menilai
kelayakan bisnis UKM untuk memperoleh bantuan kredit pengembangan usaha.
Disamping itu, UKM tentu akan memiliki data (keuangan) akurat yang amat
berguna bagi pelaku UKM dalam upaya lebih meningkatkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi usaha. Laporan keuangan adalah proses akuntansi yang digunakan sebagai sarana terjalinnya proses komunikasi informasi antara data keuangan dan aktivitas perusahaan. Laporan keuangan yang baku merupakan bahan pertimbangan atau mata rantai dalam proses pengambilan keputusan yang sangat dibutuhkan pelaku bisnis UKM tersebut, sekaligus bisa berfungsi sebagai perwujudan pertanggungjawaban dari manajemen dalam menjalankam usahanya secara profesional. Buffer Clothing merupakan sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang konveksi pembuatan kemeja, kaos, dan jaket untuk memenuhi pesanan pelanggan.. Perusahaan ini merupakan salah satu Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, karena dalam menjalankan usahanya perusahaan ini tidak mengajukan pernyatan pendaftaran, ataupun dalam proses pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki, perusahaan tersebut sulit untuk mengembangkan usahanya. Untuk mengembangkan usaha tentu berbagai upaya
4
perlu dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan ialah dengan cara menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Penyajian laporan keuangan yang sesuai
dengan standar, akan membantu manajemen perusahaan untuk memperoleh berbagai kemudahan,
misalnya saja dapat untuk
menentukan kebijakan
perusahaan di masa yang datang dan dapat memperoleh pinjaman dana dari pihak
ketiga. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan Laporan Keuangan be rdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Konveksi Buffe r Clothing Bandung”
5
I.2
Identifikasi Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus, penulis akan membatasi masalah yang
dianggap paling sesuai dengan judul penelitian. Adapun identifikasi masalah yang
akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode penyusunan laporan keuangan yang selama ini diterapkan oleh Buffer Clothing. 2. Bagaimana penyajian laporan keuangan Buffer Clothing selama ini. 3. Bagaimana penyusunan laporan keuangan Buffer Clothing berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
I.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.3.1
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui metode penyusunan Laporan Keuangan yang selama ini diterapkan oleh Buffer Clothing. 2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian Laporan Keuangan Buffer Clothing selama ini.
6
3. Untuk membantu dalam penyusunan Laporan Keuangan Buffer
Clothing berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
I.3.2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi: 1.
Penulis
Dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai laporan keuangan yang dibuat oleh Buffer Clothing, sehingga dapat membandingkannya dengan teori yang diperoleh selama perkuliahan. 2.
Perusahaan Sebagai bahan pemikiran positif dan pertimbangan bagi Buffer Clothing dalam melakukan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
3.
Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana khususnya kepada pembaca mengenai bagaimana penyusunan dan penyajian laporan keuangan UKM berdasarkan SAK ETAP, serta umumnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
7
4.
Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan, tambahan informasi dan
arahan untuk penelitian selanjutnya. Khususnya terhadap kajian
penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
di perusahaan kecil menengah dengan memperluas ruang lingkup
penelitian.
I.4
Pendekatan Masalah Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (Indra Bastian,2007:97). Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya yang berjudul Intermediate Accounting (2004:17) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan paragaf 07 menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
8
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri
dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Ikatan Akuntan
Indonesia,2002:3). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan
keuangan adalah :
1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. 2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. 3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu. 4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
Tujuan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP Bab 2 mengenai Konsep dan Prinsip Pervasif adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun
9
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu
waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan
pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Laporan
keuangan entitas meliputi : a.
Neraca.
b.
Laporan laba rugi.
c.
Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan: i.
Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
ii.
Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
d.
Laporan arus kas.
e.
Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut : a.
Kas dan setara kas.
10
b.
Piutang usaha dan piutang lainnya.
c.
Persediaan.
d.
Properti investasi.
e.
Aset tetap.
f.
Aset tidak berwujud.
g.
Utang usaha dan utang lainnya.
h.
Aset dan kewajiban pajak.
i.
Kewajiban diestimasi.
j.
Ekuitas.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut: a.
Pendapatan.
b.
Beban keuangan.
c.
Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas.
d.
Beban pajak.
e.
Laba atau rugi neto.
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: a.
Laba atau rugi untuk periode.
11
b.
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas.
c.
Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui.
d.
Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari :
i.
Laba atau rugi.
ii.
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
iii.
Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang
menunjukkan secara terpisah modal saham,
transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian. Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Catatan atas laporan keuangan harus: a.
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan.
12
b.
tidak disajikan dalam laporan keuangan.
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi
c.
Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
Pengembangan sistem manajerial UKM yang masih belum banyak
disentuh oleh para pihak yang berkepentingan membuat mereka kurang
memahami dan perlu dibekali tentang pentingnya laporan keuangan suatu bisnis. Buffer Clothing merupakan salah satu perusahaan kecil yang dalam penyusunan laporan keuangannya hanya mencatat setiap pendapatan dan pengeluaran secara tidak lengkap. Perusahaan selama ini tidak mengetahui adanya pedoman yang dapat digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membekali dan membantu perusahaan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, khususnya laporan keuangan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
I.5
Metodologi Penelitian
I.5.1
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode
deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode penilaian yang menjelaskan data-data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian secara
13
jelas dan sistematis sekaligus menganalisis data dan informasi tersebut dengan tujuan untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada
Buffer Clothing Bandung.
I.5.2
Data Penelitian Data penelitian adalah data yang diperoleh dalam proses penelitian yang
akan diolah menjadi sebuah informasi dalam Tugas Akhir ini. Berikut akan dijelaskan jenis data yang diperoleh, sumber data penelitian dan teknik pengumpulan data penelitian. I.5.2.1 Jenis Data Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Data Subjek Data subjek dalam penelitian ini berupa opini-opini dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh penulis kepada pemilik perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan.
2.
Data Dokumenter Data dokumenter yaitu data berupa dokumen-dokumen atau catatancatatan yang diperoleh dari pihak manajemen perusahaan, seperti
14
sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan , deskripsi jabatan,
dan kebijakan perusahaan mengenai akuntansi perusahaan.
I.5.2.2 Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini terdiri dari:
1.
Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian berupa data hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, bagian produksi, dan juga bagian keuangan.
2.
Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan merupakan data yang telah diolah. Data sekunder yang diperoleh berasal dari sumber internal dan eksternal. Sumber data sekunder internal berasal dari manajemen perusahaan, yaitu berupa laporan keuangan, laporan kinerja karyawan, dan lain- lain yang kemudian dianalisis. Sedangkan sumber data eksternal merupakan teori-teori pendukung yang terkait dengan penelitian, data ini berupa buku teks, jurnal dan artikel .
15
I.5.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode- metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara Tanya jawab dengan
bagian-bagian di perusahaan yang berkaitan dengan objek yang
diteliti, misalnya pemilik perusahaan, karyawan dan kepala bagian
akuntansi. 2.
Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mempelajari data-data berupa dokumen yang diperlukan, seperti sejarah singkat perusahaan, aktivitas perusahaan, struktur organisasi dan data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
I.5.3
Alat Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Sehingga, dalam proses penyajian laporan keuangannya mengikuti prosedur yang telah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
16
I.6
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Konveksi Buffer Clothing yang berlokasi di Jalan Terusan Suryani No. 51 Bandung. Adapun waktu untuk penyelesaian penelitian
ini adalah Bulan Mei sampai dengan Bulan Juni 2012.