BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pasar modal menjadi salah satu indikator dalam proses pembangunan suatu negara serta menunjang perekonomian negara, hal ini senada dengan pernyataan Idroes dan Sugiarto (2006:120), yang menyatakan bahwa pasar modal memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional yakni sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Di dalam perekonomian, sumber dana bagi pembiayaan beroperasinya perusahaan-perusahaan sangatlah terbatas, oleh karena itu pasar modal muncul sebagai salah satu alternatif solusi pembiayaan jangka panjang. Dengan dukungan dana jangka panjang ini, roda pembangunan diharapkan dapat berjalan. Pasar Modal menurut Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi (2009:41) adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. Sedangkan menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal berperan sebagai lembaga perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana atau investor dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Di Indonesia tempat jual beli sekuritas dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2007-2008 IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mengalami penurunan pada penutupan tanggal 30 Desmber 2008, IHSG berada pada level 1.355,408 turun sekitar 50.64% dari penutupan 30 desember 2007 yang berada pada level 2.745,826 hal ini disebabkan oleh krisis global yang berawal dari Amerika Serikat pada tahun 2007 dan semakin dirasakan dampaknya keseluruh dunia termasuk negara berkembang seperti Indonesia. Tetapi pada penutupan tanggal 30 Desember 2009, IHSG naik kembali pada level 2.534,356 yang naik sekitar 86,98% dari penutupan 2008 (IDX Yearly Statistic, 2007, 2008, 2009). Pertumbuhan indeks harga saham pada sektor industri di BEI juga terlihat lambat, tidak terkecuali sektor consumer goods yang meliputi subsektor food and beverage, tobaco manufactures, pharmaceticeutical, cosmetic and household, houseware. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Indeks Harga Saham Consumer Goods Sumber: IDX Yearly Statistic, 2008 Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa jika dibandingkan tahun 2007, pada tahun 2008 sektor consumer goods mengalami penurunan harga saham dari 436.039 menjadi 326.843, yang berarti ada penurunan sebesar 25.04% (IDX Yearly Statistic, Desember 2008) Disepanjang tahun 2008, harga saham sektor consumer goods mengalami penurunan hingga bulan desember 2008 dengan harga saham senilai 326.843, kenaikan terus dialami hingga penutupan pada bulan desember 2009 dengan harga saham 671.305. Dari data tersebut harga saham sektor consumer goods terus mengalami peningkatan selama tahun 2009. Ternyata pada tahun 2009 sektor consumer goods mengalami peningkatan yang drastis, hal itu dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Indeks Harga Saham Consumer Goods Sumber: IDX Yearly Statistic, 2009
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Disepanjang tahun 2009 harga saham sektor consumer goods masih mengalami peningkatan bahkan pada juli 2009 terdapat lonjakan 19,26% dan terus diikuti bulan-bulan berikutnya. Consumer goods merupakan salah satu faktor penting dalam perekonomian di Indonesia kebutuhan akan makanan dan minuman, obat-obatan, kosmetik dan peralatan rumah tangga sangat tinggi. Oleh karena itu sektor consumer goods menjadi perhatian dalam dunia bisnis dan investasi. Salah satunya sektor makanan dan minuman, industri ini menyediakan kebutuhan primer manusia sehingga tetap dapat menjadi prioritas utama konsumen meskipun kondisi perekonomian kurang mendukung. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan rata-rata 51% pengeluaran per bulan masyarakat Indonesia ditujukan untuk konsumsi makanan, dengan makanan jadi mengambil porsi paling besar, sekitar 11%-12% terhadap total pengeluaran. Hal ini yang menjadikan industri pengolahan makanan dan minuman Indonesia menarik. Sebesar 60% dari total investasi makanan minuman di Indonesia merupakan investasi pada pengolahan makanan, sisanya 40% merupakan investasi pada industri minuman. (Sumber: IPOT NEWS, 9 Januari 2012). Pangsa pasar produk makanan dan minuman ini tidak hanya terbatas untuk kalangan tertentu seperti produk industri yang lain. Faktor lain yang mendukung untuk perkembangan industri makananan dan minuman yaitu untuk bahan baku tersedia melimpah di dalam negeri sehingga tidak perlu menambah biaya untuk melakukan import. Sektor makanan dan minuman untuk saat ini memegang Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
peranan yang cukup penting dalam perkembangan industri nasional. Kondisi tersebut mengakibatkan pada sektor ini menjadi salah satu pilihan para investor sebagai sarana investasi yang menjanjikan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan makanan dan minuman yang go public dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah cukup besar usahanya, dapat menyerap tenaga kerja dan investasi modal yang cukup besar. Sektor makanan dan minuman berkembang luas secara nasional di seluruh wilayah Indonesia sehingga pengembangan wilayah Indonesia dapat terbantu dengan adanya perusahaan makanan dan minuman. Kenyataan tersebut dapat memberikan suatu pertimbangan bagi para investor untuk melakukan investasi pada sektor ini. Oleh karena itu para investor yakin sektor makanan dan minuman mampu memberikan pengembalian yang optimal. Pengembalian dalam skripsi ini sama dengan atau berarti return. Perusahaan pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2009 tercatat sebanyak 13 perusahaan, namun pada tahun 2010 PT.Aqua Golden Mississippi Tbk tidak lagi tercatat di BEI (delisting) karena memilih untuk go private. Alasan PT.Aqua Golden Mississippi melakukan go private karena banyak pemegang saham minoritas yang tidak dapat menjual sahamnya karena saham tidak likuid. (Sumber: Republika, 24 Septermber 2010). Sehingga pada periode 2009-2011 perusahaan pada sektor makanan dan minuman yang tetap listing berjumlah 12 perusahaan.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
Berikut merupakan data empiris mengenai tingkat pengembalian saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011:
Tabel 1.1 Pengembalian Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2008-2011 Nama Perusahaan
Return 2008 2009 2010 PT. Akasha Wira International Tbk -0,69 1,57 1,27 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. -0,43 -0,04 1,01 PT. Cahaya Kalbar Tbk. -0,1 2,67 0,63 PT. Davomas Abadi Tbk. -0,76 -0,13 0,48 PT. Delta Djakarta Tbk. 0,26 1,96 0,90 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. -0,65 1,46 0,37 PT. Mayora Indah Tbk. -0,36 1,51 0,97 PT. Multi Bintang Indonesia -0,2 1,96 0,80 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. 1,35 0,23 -0,45 PT. Sekar Laut Tbk. 0,4 0,66 -0,06 PT. Siantar Top Tbk. -0,6 0,51 0,60 PT. Ultra Jaya Tbk. 0,23 0.29 1,12 sumber:www.yahoofinance.com (data diolah)
2011 -0,34 -0.35 1,33 -0,32 0,57 0,004 0,34 0,74 3,5 -0,01 0.63 0,001
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat pengembalian saham pada perusahaan industri makanan dan minuman berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 hampir semua perusahaan memberikan pengembalian yang negatif hanya ada empat perusahaan yang memberikan pengembalian yang positif. Hal ini disebabkan karena harga saham masing-masing perusahaan makanan dan Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
minuman pada periode 2008 mengalami penurunan sehingga menyebabkan pengembalian yang diterima pun menjadi negatif, sebab harga saat penutupan tahun 2008 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2009 banyak perusahaan yang memberikan pengembalian yang positif dan yang memberikan pengembalian paling tinggi adalah perusahaan Mayora Indah Tbk sedangkan yang memberikan pengembalian negatif ada tiga perusahaan yaitu PT. Davomas Abadi Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera Group Tbk dan PT. Ultrajaya Tbk. Tahun 2010 tidak jauh berbeda dengan tahun 2009 perusahaan masih banyak yang memberikan pengembalian positif meski pengembalian yang diterima menurun dari tahun 2009. Tahun 2011 lebih banyak perusahaan yang memberikan pengembalian yang negatif daripada tahun 2010 hal ini dibenarkan oleh Adhi Siswaja Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Menurutnya investasi industri makanan dan minuman selama tahun 2010 mencapai nilai Rp 25,6 triliun, sementara investasi tahun 2011 hanya terbukukan senilai Rp 13,2 triliun (data sampai Oktober). Walaupun data November dan Desember belum terangkum, namun sudah dipastikan investasi tahun 2011 lebih rendah dari investasi tahun 2010. (Sumber: Fiqhislam, 12 Januari 2012). Menurunnya nilai investasi pada perusahaan makanan dan minuman berimbas pada pengembalian yang di dapat pada tahun 2010, hal ini mungkin disebabkan keterbatasan energi terutama gas serta kondisi infrastruktur yang kurang memadai
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
dan juga masih banyaknya produk makanan dan minuman yang berasal dari negara lain, misalnya Malaysia, Singapura atau Cina Namun dalam menilai suatu investasi yang benar-benar optimal, hasil investasi tidak hanya dilihat dari tingkat pengembalian sahamnya saja tetapi harus memperhatikan faktor risiko. Menurut Sjahrial (2007:133), hanya menghitung pengembalian
saja
tidaklah
cukup.
Risiko
dari
investasi
juga
perlu
diperhitungkan, pengembalian dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah. Pengembalian dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko semakin besar pula pengembalian yang harus diraih. Menurut Tandelilin (2010:104) risiko investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis (Systematic Risk) dan risiko tidak sistematis (Unsystematic Risk). Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas pengembalian suatu investasi. Sedangkan risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko perusahaan adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul ”Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011)”.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan dalam latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: 1. Bagaimana risiko saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI? 2. Bagaimana tingkat pengembalian saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI? 3. Bagaimana pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak sistematis secara parsial dan simultan terhadap pengembalian saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1
Maksud penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana gambaran risiko
saham, pengembalian saham dan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
1.3.2
Tujuan Penelitian Suharsimi Arikunto (200:58) mengatakan bahwa “Tujuan penelitian
adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
1. Diketahuinya gambaran risiko saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 2. Diketahuinya gambaran pengembalian saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 3. Diketahuinya pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak sistematis secara parsial dan simultan terhadap pengembalian saham pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap adanya manfaat yang dapat berguna khususnya bagi peneliti sendiri dan para masyarakat umumnya. Terdapat tiga manfaat yang diharapkan, yaitu: 1. Aspek Teoritis Kegunaan teoritis berupa kontribusi atau sumbangan dari hasil penelitian terhadap teori atau paradigma yang melandasi penelitian tersebut. Dengan demikian kegunaan teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih keilmuan dalam rangka pengembangan ilmu khususnya mengenai Manajemen Keuangan dan Pasar Modal yang berkaitan dengan investasi dan pengembalian saham. 2. Aspek Praktis Kegunaan praktis berupa hasil penelitian terhadap pemecahan masalah pada objek yang diteliti. Dengan demikian kegunaan praktis dari penelitian ini Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
adalah memberikan informasi yang cukup bagi investor atau calon investor dalam mengelola portofolionya agar dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang besar. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya.
Novi Nur Widayanti, 2013 Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar DI BEI Periode 2009-2011) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu