BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena kenaikan jumlah populasi kendaraan pada tiap tahunnya di Indonesia yang terdiri dari mobil penumpang, bis, truk, dan sepeda motor membawa berbagai dampak bagi masyarakat baik dampak positif ataupun negatif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sejak tahun 1987 hingga tahun 2012 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus naik pertahunnya, pada tahun 2012 jumlah kendaraan bermotor mencapai angka 94.373.324 unit yang terdiri dari mobil penumpang, bis, truk, dan sepeda motor bandingkan saja jumlah kendaraan pada tahun 2010 yang hanya pada angka 76.907.127 unit ( Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia Tahun 2013 ), kenaikan hampir 20 ribu unit kendaraan dalam jangka waktu hanya 2 tahun tentu bukanlah kenaikan yang sedikit. Hal ini tentunya tidak terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan penduduk, ekonomi, sosial, dan berbagai hal lain, namun seperti halnya fenomena lain yang terjadi di lingkungan masyarakat dan sosial selalu memiliki efek positif dan negatif. Dampak positif yang diakibatkan dari kenaikan jumlah kendaraan ini bagi masyarakat bisa menjadi indikator yang baik seperti pertumbuhan ekonomi, pemerataan tingkat ekonomi dan sosial, dan berbagai hal lain. Hal ini tentu tidak menjadi masalah bagi masyarakat karena bersifat positif dan membangun. Namun bagaimana dengan dampak negatif yang muncul dari kenaikan jumlah kendaraan tersebut, tentu menjadi masalah tersendiri yang terus mengepung dan mengintai masyarakat dai lingkungan sosialnya. Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari kenaikan jumlah populasi kendaraan diantaranya adalah kemacetan, polusi, dan tindak kejahatan berupa pencurian kendaraan bermotor, tiga masalah ini yang selalu menjadi efek dari kenaikan jumlah kendaraan di suatu negara ataupun daerah dan selalu meresahkan warga masyarakat. Dari tiga permasalahan tersebut, kasus pencurian kendaraan bermotor adalah sebuah masalah sosial yang selalu menghantui setiap warga masyarakat, rasa aman menjadi sesuatu yang sulit didapatkan, hal ini dapat dilihat dari data statistik yang dihimpun oleh Badan 1
Pusat Statistik (BPS) Indonesia bahwa kasus pencurian kendaraan bermotor sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2009 terjadi sebanyak 34.477 kasus pencuriaan kendaraan bermotor, kemudian kembali mengalami kenaikan jumlah menjadi 35.688 kasus pada 2010 serta menjadi 39.217 kasus pada 2011, sementara pada tahun 2012 kasus pencurian kendaraan bermotor menjadi 41.816 kasus ( Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia Tahun 2013 ). Melihat data ini maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan pencurian kendaraan bermotor di Indonesia menjadi satu masalah yang harus mendapat perhatian khusus dan segera ditangani agar tidak semakin meluas dan terus meningkat pada tahun - tahun mendatang. Berdasarkan data statistik hasil survei kasus pencurian kendaraan bermotor yang telah dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan data statistik jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, maka kendaraan bermotor yang paling rawan dan sering menjadi objek pencurian adalah sepeda motor. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat hasil survei data jumlah kepemilikan kendaraan berupa sepeda motor lebih tinggi dibandingkan kepemilikan kendaraan lain, tercatat pada tahun 2012 kepemilikan sepeda motor mencapai 76.381.183 unit, jumlah ini terpaut sangat jauh dibandingkan kepemilikan mobil penumpang, truk, ataupun bis ( Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia Tahun 2013 ). Berdasarkan data tersebut maka sepeda motor dapat menjadi sasaran utama bagi perampok atau pencuri kendaraan bermotor karena disamping jumlah unit yang sangat banyak, sepeda motor juga lebih mudah dicuri dibandingkan kendaraan lain seperti mobil penumpang, bis, bahkan truk. Fenomena tingginya kepemilikan sepeda motor di lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari faktor ekonomi yang masih bertumbuh dan berkembang, selain itu harga yang cukup terjangkau menjadikan kepemilikan sepeda motor lebih tinggi dibandingkan kendaraan lain. Alasan mengapa sepeda motor menjadi objek kejahatan pencurian kendaraan bermotor yang paling rawan disebabkan oleh selain jumlahnya yang semakin lama semakin banyak juga karena kebanyakan sepeda motor tidak dilengkapi dengan alat pengaman yang benar - benar menyulitkan para pelaku 2
pencurian, bahkan secara umum hampir semua sepeda motor hanya memiliki satu sistem pengaman yaitu kunci stang atau setir. Kondisi ini semakin memburuk dengan tidak adanya alat pengaman yang benar - benar spesifik untuk sepeda motor. Alasan lain yang juga menjadi pemicu tingginya tindak pencurian sepeda motor adalah seringnya pengguna atau pemilik sepeda motor lupa untuk memasang atau menggunakan kunci ganda pada kendaraan mereka. Hal ini sering terjadi karena belum ada sebuah teknologi atau sign system sebagai sebuah tanda pada pengguna untuk memasang atau menggunakan kunci ganda pada kendaraan mereka agar lebih aman dan lebih sulit untuk dicuri.
1.2 Identifikasi Masalah Berikut identifikasi masalah pada penelitian ini berdasarkan uraian dari latar belakang masalah : a. Jumlah populasi kendaraan pada tiap tahunnya di Indonesia terus mengalami kenaikan. b. Kenaikan yang terus menerus secara signifikan setiap tahunnya membawa dampak positif dan negatif di masyarakat. c. Salah satu dampak negatif yang muncul dan menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat adalah pencurian kendaraan bermotor. d. Kendaraan bermotor yang paling rawan dan sering menjadi objek pencurian adalah sepeda motor, karena disamping jumlah unit yang sangat banyak, sepeda motor juga lebih mudah dicuri dibandingkan kendaraan lain. e. Sepeda motor tidak dilengkapi dengan alat pengaman yang benar - benar menyulitkan para pelaku pencurian. f. Pengguna sepeda motor seringkali lupa untuk memasang kunci ganda pada kendaraan mereka.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan poin latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka beberapa poin rumusan masalah yang dapat disusun adalah sebagai berikut :
3
a. Bagaimana merancang sebuah alat pengingat untuk memasang kunci ganda pada sepeda motor. b. Penggunaan sistem pengingat bagaimanakah yang digunakan agar alat dapat bekerja secara efektif dan efisien.
1.4 Batasan Masalah Berdasarkan uraian poin – poin sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa batasan masalah adalah sebagai berikut : a. Pada penelitian ini jenis motor yang dijadikan objek penelitian adalah jenis motor matic, karena pada beberapa tahun terakhir pengguna sepeda motor di Indonesia lebih memilih sepeda motor dengan jenis matic ketimbang yang lain. ( Sumber : Data Penjualan Merk Yamaha dan Honda di Bandung pada tahun 2011 dan Data AISI 2014 ) b. Wilayah survei atau penelitian adalah wilayah Kotamadya Bandung, Jawa Barat, hal ini dikarenakan wilayah Kotamadya Bandung merupakan salah satu wilayah di provinsi Jawa Barat yang memiliki kecenderungan tindak kriminal pencurian kendaraan bermotor yang cukup tinggi. ( Sumber : Polrestabes Bandung – Unit Ranmor 2014 )
1.5 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Merancang sebuah alat alat pengingat untuk memasang kunci ganda pada sepeda motor. b. Menentukan sistem pengingat yang digunakan agar alat dapat bekerja secara efektif dan efisien.
1.6 Manfaat Manfaat dari penelitian yang sedang dilakukan ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan alat pengingat untuk memasang kunci ganda pada sepeda motor, yang nantinya berdampak pada keamanan kendaraan.
4
b. Menurunkan jumlah tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kotamadya Bandung, khususnya sepeda motor.
1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian tentang perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor ini menggunakan dua metode penelitian, dimana metode ini akan diterapkan pada dua proses, yaitu proses pengumpulan data, pustaka, dan dokumentasi, dimana metode ini akan dilakukan untuk mengumpulkan berbagai data yang akan digunakan sebagai materi awal untuk memulai penelitian dan pengamatan, kemudian data yang sudah didapatkan akan digunakan untuk membuat berbagai kemungkinan – kemungkinan solusi untuk menyelesaikan permasalahan atau fenomena yang dibahas. Setelah data dan kemungkinan – kemungkinan solusi telah disusun maka akan dilanjutkan dengan metode penelitian eksperimen atau percobaan, dimana metode ini akan digunakan untuk mencari berbagai macam kemungkinan solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang diangkat, metode kedua ini bisa dikatakan merupakan metode untuk mengerjakan proses perancangan alat. Pada proses pengumpulan data, pustaka, dan dokumentasi metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dimana dikenal juga dengan pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif, namun yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data secara kuantitatif saja. Hal ini dikarenakan pengumpulan data secara kuantitatif sudah mampu mendeskripsikan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, serta data kuantitatif sudah dapat menggambarkan data secara kualitatif. Metode deskriptif sendiri merupakan sebuah metode yang banyak digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Secara harfiah, metode deskriptif adalah sebuah metode penelitian 5
untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, dengan metode seperti ini tidak hanya akan memberikan gambaran terhadap fenomena – fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis – hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara nyata terhadap fenomena yang diangkat. Metode penelitian secara deskriptif ini akan menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian diantaranya teknik survei dan kepustakaan atau dokumenter. Teknik survei yang dapat dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait dengan usaha pemecahan fenomena masalah yang diangkat dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pembagian kuisoner, serta mencari data dan informasi yang valid baik dari narasumber, buku, jurnal, berita, maupun berbagai dokumentasi lapangan. Pada proses selanjutnya yaitu proses perancangan maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen atau percobaan. Dimana teknik yang paling efektif dan efisien untuk digunakan pada proses ini adalah teknik comparative experiment. Eksperimen sendiri merupakan sebuah kegiatan observasi di bawah kondisi buatan ( artificial condition ) di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada – tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab – akibat tersebut dengan memberikan perlakuan – perlakuan tertentu pada objek eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Berbagai eksperimen dan percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis serta untuk menemukan hubungan – hubungan kausal yang baru. Eksperimen atau percobaan bukanlah merupakan titik akhir atau tujuan yang diinginkan dalam penelitian. Percobaan hanya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan, karena itu sering kali ada kritik – kritik dan saran terhadap metode eksperimen yang telah dilakukan. Dengan metode eksperimen ini maka akan menghasilkan berbagai macam hipotesa dan kemungkinan tentang hasil akhir dari proses perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor yang sudah memiliki 6
kontrol dari hasil metode penelitian deskriptif dan analisanya pada tahap sebelumnya.
1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor ini akan memiliki urutan sebagai berikut : Bab I berupa pendahuluan yang akan memaparkan gambaran pelaksanaan penelitian tentang perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor. Bab II merupakan pengamatan dan tinjauan pustaka yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang valid dan mendukung proses penelitian perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor. Bab III akan menyajikan berbagai data dan tinjauan lapangan yang mendukung data – data yang ada pada tinjauan pustaka. Bab IV, pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses perancangan dan proses desain yang ditinjau dari berbagai aspek dan unsur – unsur desain yang terkait dengan perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor. Bab V, merupakan hasil akhir dan kesimpulan dari pelaksaan kegiatan penelitian tentang perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada sepeda motor serta saran yang akan menunjang kegiatan penelitian selanjutnya.
7
1.9 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan dari kegiatan penelitian ini direncanakan seperti tabel berikut ini :
Tabel 1.1 : Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian NO
1
JANUARI
JENIS KEGIATAN
1
2
3
FEBRUARI 4
1
2
3
MARET 4
1
2
3
APRIL 4
1
2
3
MEI 4
1
2
3
JUNI 4
1
2
3
Pengajuan 5 Judul Pengerjaan
2
Proposal Tugas Akhir
3
Pengumpulan Data 1
4
Bimbingan
5
Preview 1
6 7
Revisi 1 Pengumpulan Data 2
8
Bimbingan
9
Preview 2
10
Revisi 2 Analisa Data dan
11
Proses Perancangan Proses
12
Eksperimen Produk Menyelesaikan
13
Pembuatan
14
Sidang Akhir
15
Laporan Tugas
Produk
Menyusun
Akhir
Sumber : Data Penulis 2015
8
4
1.10
Tahapan Perancangan Tahapan perancangan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut : Tabel 1.2 : Tahapan Perancangan NO
TAHAPAN
1
Latar Belakang Masalah
2
3
4
5
6
7
Data Literatur
Data Lapangan
Alternatif Desain
Pembuatan Model
Pembuatan Prototipe
Kesimpulan
TUJUAN
STRATEGI
Menentukan fenomena yang akan diangkat
Observasi Fenomena
Menemukan masalah dalam fenomena
Studi Kasus
Menentukan ruang lingkup masalah Menemukan informasi dan data yang mendukung penelitian
Menemukan data faktual dan aktual terkait penelitian Menemukan data yang dapat mendukung data literatur Mengetahui kondisi nyata yang terjadi di lingkungan penelitian
Pencarian informasi dari berbagai sumber yang valid ( buku, jurnal, majalah, artikel, berita, dan lain sebagainya ) Observasi dan Studi Kasus Survei Lapangan di wilayah Kotamadya Bandung Wawancara dan Kuisoner
Membuat sebuah alternatif desain yang diperkirakan dapat menyelesaikan permasalahan
Studi Desain ( bentuk, fungsi, teknis, material, dimensi, dll )
Menemukan gambaran bentuk visual dan teknis operasional alat
Menyimpulkan dari data yang sudah terkumpul
Memberikan gambaran 3 dimensi alat yang akan dibuat Mengetahui kelemahan dan kelebihan setiap model Menentukan model yang akan dijadikan prototipe Membuat alat siap uji sesuai dengan model yang terpilih Melakukan demonstrasi penggunaan alat Menentukan kesimpulan dari hasil penelitian Memberikan saran dan rekomendasi terhadap penelitian
Membuat lebih dari 1 model Melakukan eksperimen Mengkomparasi setiap model Diskusi sebelum pembuatan Pengawasan saat pembuatan Analisa dan evaluasi proses penelitian
Sumber : Data Penulis 2015
9