DAFTAR PUSTAKA [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 1990. Official Methods of Analysis. Washington DC: Association of Official Analytical Chemists. Aryogi, Yusran MA, Umiyasih U, Rasyid A, Affandy L, Arianto H. 2001. Pengaruh teknologi defaunasi pada ransum terhadap produktivitas ternak sapi perah rakyat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 17-18 September 2001. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 181-188. Ashari. 2002. Assessment method on competitive advantages concept for planning and development information. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 30 Sepetember-1 Oktober 2002. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 277-285. [BALITTAN MAROS] Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros. 1992. Sumber Pertumbuhan Kedelai Propinsi Sulawesi Selatan. Maros: Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros Badan Litbang Departemen Pertanian. [BALITBANGDA SULSEL] Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulawesi Selatan. 2003. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Unggulan Pertanian Sulawesi Selatan. Makassar: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulawesi Selatan. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Indonesia 2003. Jakarta: Badan Pusat Statistik. [BPS SULSEL] Badan Pusat Statistik Sulsel. 2004. Sulawesi Selatan dalam Angka 2003. Makassar: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. Bestari J, Thalib A, Hamid H, Suherman D. 1999. Kecernaan in vivo ransum silase jerami padi dengan penambahan mikroba rumen kerbau pada sapi peranakan ongole. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (4) : 237 242. Budiman S. 2001. Dukungan pemerintah terhadap keberadaan bahan baku pakan lokal. Makalah Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fapet IPB. Bogor 25 Oktober 2001. Bogor: Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Chamdi AN. 2003. Kajian profil sosial ekonomi usaha kambing di kecamatan Kradenan kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 29-30 September 2003. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 312-317.
Chhay Ty J Ly, Rodríguez L. 2001. An approach to ensiling conditions for preservation of cassava foliage in Cambodia. Livestock Research for Rural Development 13 (2). http://www.cipav.org.co/lrrd/lrrd13/2/chhach132.htm [3 Nopember 2004]. Chinh BV, Viet Ly L. 2001. Potential of agro-byproducts as feed resources for buffaloes in Vietnam. Proceedings Buffalo Workshop. December 2001. http://www.mekarn.org/procbuf/chin.htm [19 Pebruari 2003]. Davendra C, Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung: Penerbit ITB. David FR. 2001. Strategic Management : Concepts and Cases. 8th ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Dinas Peternakan Sulawesi Selatan. 2004. Statistik Peternakan Tahun 2003. Makassar: Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Peternakan Sulawesi Selatan. 2001a. Potret pembangunan industri peternakan di Sulawesi Selatan. Makalah Workshop Strategi Pengembangan Industri Peternakan. Makassar 29-30 Mei 2001. Makassar: Puslit Bioteknologi LIPI dan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Dinas Peternakan Sulawesi Selatan. 2001b. Rencana Strategik Pembangunan Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan (2001-2005). Makassar: Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan. [DITJEN PETERNAKAN DAN BALITNAK] Direktorat Jenderal Peternakan dan Balai Penelitian Ternak. 1995. Pedoman Analisis Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Balai Penelitian Ternak. [DITJEN BINA PRODUKSI PETERNAKAN] Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2004. Buku Statistik Peternakan Tahun 2003. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian. [DITJEN PETERNAKAN DAN FAPET UGM] Direktorat Jenderal Peternakan dan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. 1982. Laporan Survei Inventarisasi Limbah Pertanian. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Diwyanto K, Priyanti A, Zainuddin D. 1996. Pengembangan ternak berwawasan agribisnis di pedesaan dengan memanfaatkan limbah pertanian dan pemilihan bibit yang tepat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15(1) : 6-15.
Diwyanto K, Bahri S, Masbulan E. 2000. Ketersediaan dan kebutuhan teknologi peternakan dan veteriner dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor 18-19 September 2000. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 51-64. Diwyanto K, Prawiradiputra BR, Lubis D. 2002. Integrasi tanaman-ternak dalam pengembangan agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkerakyatan. Wartazoa 12 (1) : 1-8. Djajanegara A. 1999. Local livestock feed resources. Di dalam: Livestock Industries of Indonesia Prior to the Asian Financial Crisis. RAP Publication 1999/37. Bangkok: FAO Regional Office for Asia and the Pacific. hlm 29-39. Ella A. 2002. Crop livestock system di Sulawesi Selatan : suatu tinjauan pelaksanaan kegiatan. Wartazoa 12(1) : 18-23. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2004. Selected Indicators of Food and Agriculture Development in Asia-Pacific Region 1999-2003. Food and Agriculture Organization of the United Nations. RAP Publication 2004/20. Bangkok: FAO Regional Office for Asia and the Pacific. [FAKULTAS PETERNAKAN UGM] Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. 1972. Feed Supply dan Feed Analysis Hijauan. Jogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. [FAKULTAS PETERNAKAN UNHAS] Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. 2001. Strategi Pengembangan Industri Peternakan dalam Era Otonomi Daerah di Sulawesi Selatan. Rumusan Workshop Strategi Pengembangan Industri Peternakan dalam Era Otonomi Daerah di Sulawesi Selatan. Makassar 29-30 Mei 2001. Makassar: Fakultas Peternakan UNHAS dan Puslit Bioteknologi LIPI. Glueck WF, Jauch LR. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Harris LE, Kearl LC, Fonnesbeck PV. 1972. Use of regression equation in predicting availability of energy and protein. J Anim Sci 65 : 658-664. Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Lebdosoekoyo S, Tillman AD, Kearl LC, Harris LE. 1980. Tabel-Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. Logan Utah: Utah State University. Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Tillman AD. 1993. Tabel Komposisi Pakan di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Haryanto B, Supriyati, Jarmani SN. 2004. Pemanfaatan probiotik dalam bioproses untuk meningkatkan nilai nutrisi jerami padi untuk pakan domba. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 4-5 Agustus 2004. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 298-304. Hax AC, Majluf NS. 1991. The Strategy : Concepts and Process. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Hidajati N, Martawidjaja M, Inonu I. 2001. Peningkatan protein ransum untuk pembesaran domba hasil persilangan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 17-18 September 2001. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 235-240. Jayasuriya, M.C.N. 2002. Principles of rations formulation for ruminant. Di dalam: Development and Field Evaluation of Animal Feed Supplementation Packages. IAEA-TECDOC-1294. Austria: IAEA. hlm 914. Johnson G, Scholes K, Sexty RM. 1989. Exploring Strategic Management. Ontario: Prentice-Hall, Inc. Katoe Z. 1991. Tinjauan ekonomi pengembangan sapi potong di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali. Ujung Pandang 2-3 September 1991. Ujung Pandang: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. hlm 110-131. Komar A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Padi sebagai Makanan Ternak. Bandung: Penerbit Yayasan Dhian Grahita. Kristanto K. 1982. Aspect of the Cattle Economics in South Sulawesi. Otawa: International Development Research Center. Laconi EB. 1992. Pemanfaatan manure ayam sebagai suplemen non protein nitrogen (NPN) dalam pembuatan silase jerami padi untuk ternak kerbau. [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Leng RA. 1980. Principles and Practices of Feeding Tropical Crops and ByProducts to Ruminant. Armidale: Department of Biochemistry and Nutrition, University of New England. [LPM UNPAD] Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pajajaran. 2001. Analisis Penetapan Potensi Pengembangan Ternak Unggulan dan Pemetaan Kawasan Agribisnis Peternakan di Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Bandung: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pajajaran.
Makkar, H.P.S. 2002. Applications of the in vitro gas method in the evaluation of feed resources, and enhancement of nutritional value of tannin-rich tree/browse and agro-industrial by-product. Di dalam : Development and Field Evaluation of Animal Feed Supplementation Packages. IAEATECDOC-1294. Austria: IAEA. hlm 23-40. Mantra IB, Kasto. 1995. Penentuan sampel. Di dalam : Singarimbun A, Effendi S, editor. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. hlm 149-174. Mattjik AA, Sumertajaya M. 2000. Perancangan Percobaan. Jilid I. Bogor: IPB Press. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo. Martawidjaja M, Budiarsana IGM. 2004. Pengaruh pemberian jerami padi fermentasi dalam ransum terhadap performan kambing peranakan etawah betina. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 4-5 Agustus 2004. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 407-415. Munier FF. 2003. Karakteristik system pemeliharaan ternak ruminansia kecil di Lembah Palu Sulawesi Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 29-30 Sepetember 2003. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 327-332. Muller ZO. 1974. Livestock Nutrition in Indonesia. Rome: UNDP FAO. Nickols F. 2000. Strategy Is….A Lot of Things. http://home.att.net/nickols/strategy_is.htm [28 Januari 2003]. [NRC] National Research Council. 1984. Nutrient Requirement of Beef Cattle. 6th rev.ed. Washington DC: National Academy Press. Parra R, Escobar A. 1985. Use of fibrous agricultural residues (FAR) in ruminant feeding in Latin America. Di dalam: Better Utilization of Crop Residues and By-products in Animal Feeding:research guidelines. 1.State knowledge. FAO Animal Production and Health Paper 50. Rome: FAO. Preston TR. 1986. Better Utilization of Crop Residues and By-products in Animal Feeding : research guidelines. 2.A practical manual for research workers. FAO Animal Production and Health Paper 50/2. Rome: FAO. Priyanti A, Soejana TD, Handayani SW, Ludgate PJ. 1989. Karakteristik peternak berpenampilan tatalaksana tinggi dan rendah dalam usaha ternak domba/kambing di kabupaten Bogor Jawa Barat. Bogor: Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Quoc Viet T, Duc Kien D. 2001. Dried rice straw-chicken litter and urea-treated rice straw as main fodder resources for local cattle in the dry season. Livestock Research for Rural Development 13 (2). http://www.cipav.org.co/lrrd/lrrd13/2/trach132.htm. [25 Desember 2005]. Rangkuti F. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Riethmuller P. 1999. The Indonesian feed and livestock sector : a statistical overview. Di dalam: Livestock Industries of Indonesia Prior to the Asian Financial Crisis. RAP Publication 1999/37. Bangkok: FAO Regional Office for Asia and the Pacific. hlm 107-198. Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Sajimin, Kompiang IP, Supriyati, Lugiyo. 2000. Pengaruh pemberian berbagai cara dan dosis Bacillus sp terhadap produktivitas dan kulaitas rumput Panicum maximum. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor 18-19 September 2000. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 359-365. Sembiring H, Panjaitan T, Mashur, Praptomo D, Muzani A, Sauki A, Wildan, Mansyur, Sasongko, Nurul A. 2002. Prospek integrasi sistem usahatani terpadu pemeliharaan sapi pada lahan sawah irigasi di Pulau Lombok. Wartazoa 12 (1) : 9-17. Suryani NN. 1994. Pengaruh manure ayam pada wastelage jerami padi dalam ransum terhadap fermentasi rumen [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Syafaat N, Agustian A, Pranadji T, Ariani M, Setiadjie I, Wirawan. 1995. Studi Kajian SDM dalam Menunjang Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu di KTI. Bogor: Puslit Sosial Ekonomi Pertanian. Syamsu JA. 2001a. Fermentasi jerami padi dengan probiotik sebagai pakan ternak ruminansia. Jurnal Agrista 5(3) : 280-283. Syamsu JA. 2001b. Kualitas jerami padi yang difermentasi dengan manure sebagai pakan ruminansia. Jurnal Produksi Ternak 3(2) : 62-66. Syamsu JA, Yusuf M, Hikmah, Abustam E. 2003. Kajian fermentasi jerami padi dengan probiotik sebagai pakan sapi Bali di Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Ternak 3(2) : 46-49. Setiadi B, Subandrio, Iniguez LC. 1995. Reproductive performance in small ruminant on outreach pilot project in West Java. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 1: 73-80.
Shanahan JF, Smith DH, Stanton TL, Horn BE. 2004. Crop Residues for Livestock Feed. Colorado: CSU Cooperative Extension - Agriculture, Colorade State University. http://www.ext.colostate.edu/pubs/ crops/00551.html. [15 September 2005]. Simbaya J. 2002. Availability and feeding quality characteristics of on-farm produced feed resources in the traditional small-holder sector in Zambia. Di dalam : Development and Field Evaluation of Animal Feed Supplementation Packages. IAEA-TECDOC-1294. Austria: IAEA. hlm 153-161. Soejana TD. 1993. Ekonomi Pemeliharaan Ternak Ruminansia Kecil. Di dalam : Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Soetanto H. 2000. Masalah Gizi dan Produktivitas Ternak Ruminansia di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang: Universitas Brawijaya. Soetanto H. 2001. Teknologi dan Strategi Penyediaan Pakan dalam Pengembangan Industri Peternakan. Makalah Workshop Strategi Pengembangan Industri Peternakan, Makassar 29-30 Mei 2001. Makassar: Fakultas Peternakan UNHAS dan Puslitbang Bioteknologi LIPI. Sofyan LA. 1998. Permasalahan Pakan Ternak dan Solusinya. Makalah Dialog Nasional Peternakan. Bogor 30-31 Mei 1998. Bogor: Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Subroto G. 2003. Analisis SWOT Tinjauan Awal Pendekatan Manajemen. http://www.depdiknas.go.id/balitbang/Publikasi/Jurnal/No.026/analisis_sw ot_gatot.htm [11 Pebruari 2003]. Sudardjat S. 2000. Potensi dan prospek bahan pakan lokal dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia. Buletin Peternakan Edisi Tambahan : 1115. Suryana A. 2000. Harapan dan tantangan bagi subsektor peternakan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor 18-19 September 2000. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 21-28. Sutardi T. 1997. Peluang dan Tantangan Pengembangan Ilmu-ilmu Nutrisi Ternak. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan IPB. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wahyudi AS. 1996. Manajemen Strategik : Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara. Vongsamphanh P, Wanapat M. 2004. Comparison of cassava hay yield and chemical composition of local and introduced varieties and effects of levels of cassava hay supplementation in native beef cattle fed on rice straw. Livestock Research for Rural Development 16 (8). http://www.cipav.org.co/cipav/pubs/index.htm. [5 Nopember 2005]. Zulbardi M, Karto AA, Kusnadi U, Thalib A. 2001. Pemanfaatan jerami padi bagi usaha pemeliharaan sapi peranakan onggole di daerah irigasi tanaman padi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 17-18 September 2001. Bogor : Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. hlm 256-261. Xuan Trach N, Magne M, Xuan Dan C. 2001. Effects of treatment of rice straw with lime and/or urea on responses of growing cattle. Livestock Research for Rural Development 13 (5). http://www.cipav.org.co/lrrd/ lrrd13/5/trach 135.htm. [13 Januari 2006]. Xuan Trach N. 2004. An evaluation of adoptability of alkali treatment of rice straw as feed for growing beef cattle under smallholders' circumstances. Livestock Research for Rural Development 16 (7). http://www.cipav.org.co/cipav/pubs/index.htm. [9 Desember 2005].
Lampiran 1 Kuisioner survei inventarisasi potensi limbah tanaman pangan KUISIONER EVALUASI INVENTARISASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN DI SULAWESI SELATAN WAKTU SURVEI : Tanggal……….Bulan……….Tahun………….. Lokasi dan Musim/Pola Tanam Desa
: ………………………………..
Kecamatan
: (lingkari yang sesuai) 1. Bissappu 5. Wanomulyo 2. Pajukukang 6. Tinambung 3. Tanasitolo 7. Tanete Riaja 4. Sabbangparu 8. Soppeng Riaja : (lingkari yang sesuai) 1. Bantaeng 3. Polmas 2. Wajo 4. Barru : (isi bulan dengan angka) 1. Rendeng/Hujan 1 : bulan …….s/d ..…….. 2. Rendeng/Hujan 2 : bulan …….s/d…….… 3. Gadu/Kering : bulan …….s/d ……… : (isian sesuai komoditi yang ditanam) 1. Rendeng/Hujan 1 : ……………………… 2. Rendeng/Hujan 2 : ……………………… 3. Gadu/Kering : ……………………… : (lingkari bulan panen yang sesuai) 1. Rendeng/Hujan 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2. Rendeng/Hujan 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3. Gadu/Kering 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kabupaten
Bulan musim tanam
Pola Tanam
Waktu panen (bulan)
Data Hasil Pengubinan Ulangan 23. Cuplikan 1 24. Cuplikan 2
Kode Sampel
Produksi (kg/25 m2)
Lampiran 2 Kuisioner survei evaluasi pemanfaatan limbah tanaman pangan KUISIONER EVALUASI PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI SULAWESI SELATAN WAKTU DAN LOKASI SURVEI Waktu survei
: tanggal………bulan………tahun………
Desa Kecamatan
: ……………………………….. : (lingkari yang sesuai) 9. Bissappu 13. Wanomulyo 10. Pajukukang 14. Tinambung 11. Tanasitolo 15. Tanete Riaja 12. Sabbangparu 16. Soppeng Riaja
Kabupaten
: (lingkari yang sesuai) 5. Bantaeng 6. Wajo
7. Polmas 8. Barru
IDENTITAS RESPONDEN Nama responden
:………………………………………
Umur
:…………..tahun
Jenis kelamin Pendidikan terakhir
:L/P : (lingkari jawaban sesuai) 1. Tidak tamat/sekolah SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Perguruan tinggi : (lingkari jawaban sesuai) 1. Petani 2. Pegawai 3. Pensiunan 4. Pedagang 5. Ibu rumah tangga
Pekerjaan utama
Pengalaman beternak
: ………….tahun
ASPEK PAKAN TERNAK a. Ternak dipelihara secara [ ] dilepas sepanjang hari, alasannya…………………. [ ] dilepas siang hari dan diikat pada malam hari, alasannya……... [ ] dikandangkan sepanjang hari, alasannya………………………. [ ] dikandangkan pada malam hari saja, alasannya………………... Komentar
b. Sistem pemberian pakan [ ] merumput di sawah/kebun/pekarangan [ ] merumput dipadang penggembalaan [ ] merumput di sawah/kebun/pekarangan,diberi rumput potongan Komentar
c. Jenis hijauan pakan yang diberikan [ ] hanya rumput [ ] rumput dan daun-daunan [ ] rumput dan limbah pertanian [ ] rumput, daun-daunan,limbah tanaman pangan Komentar
d. Jenis pakan tambahan yang diberikan [ ] dedak [ ] garam [ ] dedak dan garam [ ] tidak menggunakan pakan tambahan Komentar
e. Ketersediaan pakan [ ] selalu tersedia [ ] fluktuasi/musiman Komentar
PEMANFAATAN LIMBAH LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN a. Apakah menggunakan limbah tanaman pangan sebagai pakan [ ] ya (bila ya, pertanyaan ke point b) [ ] tidak (bila tidak, pertanyaan ke point g) b. Jenis limbah yang digunakan [ ] jerami padi [ ] jerami jagung [ ] jerami kedelai [ ] jerami kacang tanah [ ] jerami kacang hijau [ ] jerami ubi jalar [ ] pucuk ubi kayu c. Apakah limbah pertanian digunakan setiap saat [ ] ya, alasannya :
[
] tidak, alasannya :
d. Apakah mengetahui tentang teknologi pakan limbah pertanian [ ] ya (bila ya, pertanyaan ke point e) [ ] tidak, komentar :
e. Jenis teknologi pakan yang diketahui [ ] amoniasi [ ] silase [ ] hay (pengeringan) [ ] lainnya f. Apakah menerapkan/melakukan teknologi pakan tersebut [ ] ya, alasan menggunakan……….
[
] tidak, alasan tidak menggunakan…………..
g. Alasan tidak menggunakan limbah
h. Alasan tidak menggunakan limbah pertanian sebagai pakan
Lampiran 3 Kuisioner identifikasi faktor eksternal dan internal
KUISIONER IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL UNTUK PERUMUSAN STRATEGI PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN DI SULAWESI SELATAN
Nama Responden Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan/Jabatan Alamat
Waktu Wawancara Tanda tangan
Tlp Tanggal …….Bulan……Tahun……….
Penjelasan Dalam rangka perumusan strategi pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan di Sulawesi Selatan, dimohon kesediaannya untuk memberikan pendapat dan masukan yang berhubungan dengan faktor-faktor eksternal dan internal. 1). Identifikasi Faktor Ekternal - PELUANG 1. 2. 3. 4. 5. 6.
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
2). Identifikasi Faktor Ekternal – ANCAMAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
3). Identifikasi Faktor Internal - KEKUATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
4). Identifikasi Faktor Internal - KELEMAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
Lampiran 4 Kuisioner penentuan bobot dan peringkat faktor-faktor eksternal dan internal
KUISIONER PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL UNTUK PERUMUSAN STRATEGI PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN DI SULAWESI SELATAN
Nama Responden Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan/Jabatan Alamat
Waktu Wawancara Tanda tangan
Tlp Tanggal …….Bulan……Tahun……….
Dimohon kesediaannya untuk memberikan BOBOT dan PERINGKAT terhadap faktor-faktor eksternal dan internal. PENENTUAN BOBOT FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL Penjelasan 1. Penentuan bobot faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan dengan penerapan Metode Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process). 2. Pertanyaan yang diajukan berbentuk perbandingan antara elemen baris dengan elemen kolom pada tabel yang disediakan. 3. Masing-masing kotak dalam tabel diberikan nilai oleh Bapak/Ibu berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingan secara berpasangan. 4. Bapak/Ibu hanya mengisi kotak dalam tabel yang berwarna putih saja dengan salah satu angka skala yang disediakan 5. Nilai komparasi yang diberikan mempunyai skala 1 sampai 9, dan kebalikannya (1, 1/2, 1/3…….1/9) yang didefenisikan seperti tabel berikut.
Intensitas Kepentingan
1 3 5 7 9 2,4,6,8
Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen (x) sedikit lebih penting daripada elemen (y) Elemen (x) lebih penting daripada elemen (y) Elemen (x) jelas lebih penting daripada elemen (y) Elemen (x) mutlak lebih penting daripada elemen (y) Nilai-nilai diantara kedua nilai pertimbangan yang berdekatan
Sumber : Saaty (1993). 1). Penentuan Bobot Faktor Eksternal Faktor eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
C
D
E
F
G
H
Peluang 1 (A) Peluang 2 (B) Peluang 3 (C) Peluang ke-n (D) Ancaman 1 (E) Ancaman 2 (F) Ancaman 3 (G) Ancaman ke-n (H) 2). Penentuan Bobot Faktor Internal Faktor eksternal Kekuatan 1 (A) Kekuatan 2 (B) Kekuatan 3 (C) Kekuatan ke-n (D) Kelemahan1 (E) Kelemahan 2 (F) Kelemahan3 (G) Kelemahan ke-n (H)
A
B
PENENTUAN RATING FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL Penjelasan Berikan nilai peringkat (rating) dari masing-masing faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan), dengan memberikan tanda ( √ ) sesuai pilihan dan pendapat Bapak/Ibu dalam kotak pada tabel yang disediakan. 1). Penentuan Rating Faktor Eksternal Pilihan rating yang digunakan mempunyai skala 1 sampai 4, terdiri atas : 1 = RENDAH (kurang) 2 = SEDANG (rata-rata) 3 = TINGGI (diatas rata-rata) 4 = SANGAT TINGGI (superior) Faktor-Faktor Eksternal
1
Nilai Peringkat (Rating) 2 3
4
PELUANG Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 Peluang ke-n ANCAMAN Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Ancaman ke-n 2). Penentuan Rating Faktor Internal Pilihan rating yang digunakan mempunyai skala 1 sampai 4, terdiri atas : 1 = SANGAT LEMAH 2 = LEMAH 3 = KUAT 4 = SANGAT KUAT Faktor-Faktor Internal KEKUATAN Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 Kekuatan ke-n KELEMAHAN Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Kelemahan ke-n
1
Nilai Peringkat (Rating) 2 3
4
Lampiran 5 Kuisioner penentuan nilai daya tarik alternatif strategi
KUISIONER PENENTUAN NILAI DAYA TARIK (ATTRACTIVENESS SCORE) ALTERNATIF STRATEGI PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI SULAWESI SELATAN
Nama Responden Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan/Jabatan Alamat
Waktu Wawancara Tanda tangan
Tlp Tanggal …….Bulan……Tahun……….
Dimohon kesediaannya untuk memberikan NILAI DAYA TARIK terhadap alternatif strategi yang telah dirumuskan. Penjelasan 1. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan) satu per satu. Apakah faktor tersebut mempengaruhi alternatif strategi pilihan yang akan dibuat ? 2. Tentukan Nilai Daya Tarik dari masing-masing faktor terhadap alternatif strategi yang akan diambil, dengan cara memberikan tanda ( √ ) sesuai pilihan dan pendapat Bapak/Ibu dalam kotak pada tabel yang disediakan. 3. Pilihan Nilai Daya Tarik yang dipilih adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik Bila jawaban yang dipilih adalah tidak menarik (1), menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak berpengaruh pada alternatif strategi yang akan dibuat.
1) Nilai Daya Tarik Alternatif Strategi 1 Faktor-Faktor Eksternal dan Internal FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
Bobot
1
Nilai Daya Tarik 2 3
4
♦
PELUANG Peluang 1 Peluang 2 Peluang ke-n
√
Bobot dari Matriks EFE dan IFE
♦
ANCAMAN Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman ke-n FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
♦
KEKUATAN Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan ke-n
♦
KELEMAHAN Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan ke-n
2) Nilai Daya Tarik Alternatif Strategi ke-n Faktor-Faktor Eksternal dan Internal FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
Bobot
1
Nilai Daya Tarik 2 3
♦
PELUANG Peluang 1 Peluang 2 Peluang ke-n
♦
ANCAMAN Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman ke-n FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
♦
KEKUATAN Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan ke-n
♦
KELEMAHAN Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan ke-n
√ Bobot dari Matriks EFE dan IFE
4
Lampiran 6 Populasi ternak ruminansia di Sulawesi Selatan Kabupaten Selayar
Sapi Potong
Ternak Ruminansia (ekor) Sapi Kerbau Kambing Perah
Domba
6 557
0
4 873
71 301
615
Bulukumba
65 835
0
5 493
28 006
0
Bantaeng
26 327
0
2 102
20 291
0
Jeneponto
17 434
0
11 487
62 591
724
Takalar
17 392
0
5 137
20 237
7
Gowa
70 572
0
22 568
17 822
0
Sinjai
38 368
73
6 170
21 315
0
Maros
40 488
0
10 465
17 490
0
Pangkep
27 589
0
9 375
5 694
0
Barru
33 451
0
2 157
9 207
0
Bone
104 696
0
5 754
8 677
0
Soppeng
11 959
0
78
8 192
0
Wajo
18 293
0
5 889
6 977
0
Sidrap
28 082
0
2 083
5 561
0
Pinrang
36 221
0
4 746
15 024
12
Enrekang
32 014
500
3 449
41 375
35
Luwu
12 280
0
5 655
6 943
0
Tator
6 198
0
46 833
12 068
0
Polmas
24 442
0
4 932
66 431
0
Majene
8 292
0
2 004
73 578
0
Mamuju
87 684
0
6 902
20 392
0
Luwu Utara
20 576
0
6 645
7 611
0
Makassar
1 322
29
665
4 152
0
Parepare
1 466
0
155
4 992
0
737 538
602
175 617
555 927
1 393
Jumlah
Lampiran 7 Nilai Location Quotient (LQ) ternak ruminansia di Sulawesi Selatan Nilai Location Quotient (LQ) Kabupaten/Kota Selayar
Sapi Potong 0.38
Sapi Perah 0.00
Kerbau
Kambing
Domba
1.18
5.43
18.71
Bulukumba
1.14
0.00
0.40
0.64
0.00
Bantaeng
1.08
0.00
0.36
1.11
0.00
Jeneponto
0.62
0.00
1.72
2.97
13.70
Takalar
0.92
0.00
1.14
1.42
0.20
Gowa
1.03
0.00
1.38
0.34
0.00
Sinjai
1.07
2.49
0.72
0.79
0.00
Maros
1.04
0.00
1.12
0.59
0.00
Pangkep
1.03
0.00
1.46
0.28
0.00
Barru
1.18
0.00
0.32
0.43
0.00
Bone
1.23
0.00
0.28
0.13
0.00
Soppeng
1.14
0.00
0.03
1.04
0.00
Wajo
1.01
0.00
1.37
0.51
0.00
Sidrap
1.19
0.00
0.37
0.31
0.00
Pinrang
1.11
0.00
0.61
0.61
0.20
Enrekang
0.98
18.75
0.44
1.68
0.57
Luwu
0.92
0.00
1.78
0.69
0.00
Tator
0.21
0.00
6.56
0.53
0.00
Polmas
0.80
0.00
0.68
2.88
0.00
Majene
0.47
0.00
0.48
5.56
0.00
Mamuju
1.18
0.00
0.39
0.36
0.00
Luwu Utara
1.01
0.00
1.37
0.50
0.00
Makassar
0.68
18.19
1.43
2.82
0.00
Parepare
0.77
0.00
0.34
3.48
0.00
Lampiran 8 Analisis statistik deskriptif produksi limbah tanaman pangan Jenis Limbah Tanaman Pangan
Jerami Padi
Jerami Jagung
Jerami Kedelai
Descriptive Statistics Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count
Produksi Segar 25m2 (kg) 29.72 1.57 8.89 79.80 26.50 18.50 45.00 32.00 24.34 0.48 2.73 7.43 9.50 20.00 29.50 32.00 10.86 0.26 1.48 2.19 5.50 8.00 13.50 32.00
Produksi Segar (ton/ha) 11.89 0.63 3.56 12.65 10.60 7.40 18.00 32.00 9.74 0.19 1.09 1.89 3.80 8.00 11.80 32.00 4.34 0.10 0.59 0.35 2.20 3.20 5.40 32.00
Produksi Kering (ton/ha) 6.73 0.45 1.80 3.25 5.49 4.16 9.66 16.00 6.82 0.17 0.69 0.51 2.52 5.76 8.03 16.00 3.26 0.09 0.38 0.14 1.31 2.51 3.82 16.00
Produksi Bahan Kering (ton/ha) 5.94 0.39 1.56 2.43 4.77 3.56 8.35 16.00 6.00 0.15 0.60 0.36 2.11 5.14 7.25 16.00 2.79 0.08 0.32 0.10 1.09 2.17 3.26 16.00
Lampiran 8 Analisis statistik deskriptif produksi limbah tanaman pangan (lanjutan) Jenis Limbah Tanaman Pangan
Jerami Kacang Hijau
Jerami Kacang Tanah
Jerami Ubi Jalar
Descriptive Statistics Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count
Produksi Segar 25m2 (kg) 23.86 0.47 2.68 7.19 9.00 19.00 28.00 32.00 22.02 0.38 2.13 4.52 9.00 18.00 27.00 32.00 26.27 0.75 4.25 18.05 18.00 18.00 36.00 32.00
Produksi Segar (ton/ha) 9.54 0.19 1.07 1.15 3.60 7.60 11.20 32.00 8.81 0.15 0.85 0.72 3.60 7.20 10.80 32.00 10.51 0.30 1.70 2.89 7.20 7.20 14.40 32.00
Produksi Kering (ton/ha) 6.24 0.19 0.75 0.57 2.57 4.86 7.43 16.00 5.70 0.14 0.55 0.30 1.85 4.74 6.59 16.00 6.12 0.22 0.86 0.75 3.38 4.69 8.07 16.00
Produksi Bahan Kering (ton/ha) 5.45 0.17 0.68 0.46 2.29 4.17 6.46 16.00 4.94 0.12 0.48 0.23 1.71 4.08 5.80 16.00 4.93 0.19 0.77 0.59 3.10 3.72 6.82 16.00
Lampiran 8 Analisis statistik deskriptif produksi limbah tanaman pangan (lanjutan) Jenis Limbah Tanaman Pangan
Descriptive Statistics
Pucuk Ubi Kayu
Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count
Produksi Segar 25m2 (kg) 8.58 0.30 1.71 2.94 6.00 5.50 11.50 32.00
Produksi Segar (ton/ha) 3.43 0.12 0.69 0.47 2.40 2.20 4.60 32.00
Produksi Kering (ton/ha) 2.07 0.09 0.37 0.13 1.29 1.50 2.79 16.00
Produksi Bahan Kering (ton/ha) 1.73 0.80 0.32 0.10 1.16 1.24 2.40 16.00
Lampiran 9 Analisis statistik deskriptif kualitas limbah tanaman pangan Jenis Limbah Tanaman Pangan
Jerami Padi
Jerami Jagung
Jerami Kedelai
Descriptive Statistics
BK
PK
LK
SK
Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count
88.30 0.32 1.26 1.59 4.53 85.95 90.48 16.00 86.82 0.46 1.84 3.38 6.02 83.20 89.22 16.00 85.68 0.37 1.48 2.20 5.17 82.74 87.91 16.00
4.64 0.28 1.11 1.23 2.98 3.09 6.07 16.00 6.38 0.30 1.19 1.42 4.24 4.88 9.12 16.00 9.05 0.24 0.95 0.90 3.96 6.61 10.57 16.00
2.74 0.27 1.07 1.14 3.42 1.14 4.56 16.00 2.81 0.28 1.10 1.22 4.59 1.08 5.67 16.00 3.17 0.20 0.79 0.63 3.28 1.49 4.77 16.00
33.79 1.40 5.60 31.39 21.46 24.88 46.34 16.00 30.19 0.61 2.46 6.04 8.15 25.18 33.33 16.00 35.02 1.29 5.16 26.62 18.77 27.64 46.41 16.00
BETN
41.40 1.48 5.93 35.11 20.58 29.47 50.05 16.00 51.69 0.93 3.70 13.71 10.66 46.11 56.77 16.00 45.52 1.31 5.24 27.51 19.03 33.34 52.37 16.00
Abu
TDN
17.44 0.47 1.89 3.56 6.39 14.65 21.04 16.00 8.94 0.40 1.61 2.60 6.23 5.70 11.93 16.00 7.23 0.34 1.36 1.85 4.57 4.99 9.56 16.00
42.65 1.17 4.68 21.91 14.56 33.47 48.03 16.00 53.23 0.61 2.44 5.95 9.48 48.26 57.74 16.00 53.12 1.04 4.17 17.36 18.61 41.98 60.59 16.00
Lampiran 9 Analisis statistik deskriptif kualitas limbah tanaman pangan (lanjutan) Jenis Limbah Tanaman Pangan
Jerami Kacang Hijau
Jerami Kacang Tanah
Jerami Ubi Jalar
Descriptive Statistics
BK
PK
LK
SK
Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count
87.38 0.25 0.99 0.99 3.22 85.91 89.13 16.00 86.76 0.36 1.44 2.07 4.90 84.35 89.25 16.00 80.34 0.47 1.87 3.51 7.34 77.22 84.56 16.00
5.64 0.19 0.77 0.60 3.20 3.94 7.14 16.00 12.00 0.53 2.13 4.53 7.57 8.33 15.90 16.00 11.05 0.41 1.63 2.64 5.20 7.91 13.11 16.00
4.01 0.16 0.63 0.40 2.08 2.78 4.86 16.00 2.67 0.26 1.05 1.11 4.35 0.97 5.32 16.00 3.96 0.38 1.51 2.27 4.22 2.32 6.54 16.00
33.26 0.55 2.19 4.79 6.43 29.46 35.89 16.00 30.27 0.41 1.63 2.65 5.41 27.45 32.86 16.00 26.98 0.55 2.21 4.90 7.68 21.57 29.25 16.00
BETN
47.77 0.73 2.92 8.52 8.56 43.82 52.38 16.00 42.76 0.85 3.39 11.46 10.31 37.68 47.99 16.00 45.33 1.15 4.58 21.00 18.50 37.30 55.80 16.00
Abu
TDN
9.32 0.19 0.76 0.58 2.80 7.96 10.76 16.00 12.30 0.66 2.64 6.96 9.37 9.53 18.90 16.00 12.68 0.50 1.98 3.93 5.71 10.17 15.88 16.00
52.46 0.58 2.32 5.36 6.93 49.19 56.12 16.00 52.09 0.82 3.28 10.78 11.80 45.08 56.88 16.00 53.09 1.09 4.37 19.06 16.60 42.28 58.88 16.00
Lampiran 9 Analisis statistik deskriptif kualitas limbah tanaman pangan (lanjutan) Jenis Limbah Tanaman Pangan
Descriptive Statistics
BK
PK
LK
SK
Pucuk Ubi Kayu
Mean Standard Error Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Count
83.64 0.48 1.91 3.66 6.53 80.34 86.87 16.00
17.04 0.58 2.31 5.35 7.25 12.87 20.12 16.00
5.66 0.33 1.34 1.79 5.25 3.48 8.73 16.00
21.11 0.37 1.47 2.16 5.50 18.92 24.42 16.00
BETN
46.13 0.93 3.72 13.81 12.57 38.51 51.08 16.00
Abu
TDN
10.06 0.27 1.09 1.19 4.27 8.47 12.74 16.00
61.29 1.55 6.21 38.60 22.65 44.61 67.25 16.00
Lampiran 10 Luas areal panen tanaman pangan di Sulawesi Selatan tahun 2003 Kabupaten/Kota Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare Jumlah
Padi 1 554 39 581 14 080 18 842 20 635 47 261 19 054 31 023 17 988 15 317 139 442 37 151 97 090 79 327 77 824 6 770 48 910 28 588 34 940 2 337 13 331 53 161 2 195 905 847 306
Jagung 5 230 27 727 33 102 39 498 3 891 16 319 7 393 2 175 234 522 54 458 5 116 4 012 1 868 999 3 197 461 2 274 1 349 360 1 453 1 929 29 224 213 820
Luas Areal Panen (ha) Tanaman Pangan Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah 385 459 1 020 178 1 148 4 414 946 183 472 4 412 7 216 743 326 4 165 217 124 5 426 826 17 2 4 382 955 155 2 131 467 1 302 1 264 51 126 2 903 6 882 4 514 19 625 631 532 976 743 5 596 1 501 89 111 797 115 418 152 127 133 366 321 65 182 135 7 649 77 939 158 204 433 141 5 626 42 157 159 93 212 5 92 4 0 23 93 22 975 33 180 43 385
Ubi Jalar 26 807 75 99 288 492 248 203 181 149 600 13 246 249 61 88 169 834 372 72 139 309 28 0 5 748
Ubi Kayu 928 3 095 352 11 715 1 885 6 126 403 3 258 144 519 2 511 35 340 236 503 354 219 1 740 2 182 1 572 1 936 551 170 33 40 807
Lampiran 11 Produksi segar limbah tanaman pangan di Sulawesi Selatan tahun 2003 Produksi Segar (ton) Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Kota Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare Jumlah
Jerami Padi
18 477 470 618 167 411 224 031 245 350 561 933 226 552 368 863 213 877 182 119 1 657 965 441 725 1 154 400 943 198 925 327 80 495 581 540 339 911 415 437 27 787 158 506 632 084 26 099 10 760 10 074 468
Jerami Jagung
50 940 270 061 322 413 384 711 37 898 158 947 72 008 21 185 2 279 5 084 530 421 49 830 39 077 18 194 9 730 31 139 4 490 22 149 13 139 3 506 14 152 18 788 282 2 182 2 082 607
Jerami Kedelai
Jer. Kacang Hijau
Jer.Kacang Tanah
Jerami Ubi Jalar
Pucuk Ubi Kayu
Jumlah (ton)
1 671 773 4 106 19 148 1 415 538 74 4 145 2 027 221 29 868 2 739 3 225 386 499 551 1 393 586 334 885 24 417 690 22 0 99 712
4 379 10 952 1 746 68 841 39 734 51 764 19 1 479 12 421 1 202 43 064 5 075 53 386 1 059 3 988 1 269 620 67 8 958 4 131 401 887 878 219 316 537
8 986 38 887 4 158 6 546 1 912 7 277 38 605 18 774 11 136 25 575 172 896 8 599 13 224 7 022 1 339 3 224 1 603 5 718 1 392 1 242 1 383 1 868 35 819 382 222
273 8 482 788 1 040 3 027 5 171 2 606 2 134 1 902 1 566 6 306 137 2 585 2 617 641 925 1 776 8 765 3 910 757 1 461 3 248 294 0 60 411
3 183 10 616 1 207 40 182 6 466 21 012 1 382 11 175 494 1 780 8 613 120 1 166 809 1 725 1 214 751 5 968 7 484 5 392 6 640 1 890 583 113 139 968
87 910 810 388 501 830 744 499 335 802 806 643 341 247 427 754 244 136 217 548 2.449 133 508 224 1 267 063 973 286 943 250 118 818 592 174 383 164 450 654 43 700 206 960 659 455 28 193 14 094 13 155 925
Lampiran 12 Produksi kering limbah tanaman pangan di Sulawesi Selatan tahun 2003 Produksi Kering (ton) Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Kota Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare Jumlah
Jerami Padi
10 458 266 380 94 758 126 807 138 874 318 067 128 233 208 785 121 059 103 083 938 445 250 026 653 416 533 871 523 756 45 562 329 164 192 397 235 146 15 728 89 718 357 774 14 772 6 091 5 702 369
Jerami Jagung
35 669 189 098 225 756 269 376 26 537 111 296 50 420 14 834 1 596 3 560 371 404 34 891 27 362 12 740 6 813 21 804 3 144 15 509 9 200 2 455 9 909 13 156 198 1 528 1 458 252
Jerami Kedelai
Jer. Kacang Hijau
Jer.Kacang Tanah
1 255 580 3 084 14 383 1 063 404 55 3 113 1 522 166 22 435 2 057 2 422 290 375 414 1 046 440 251 665 18 341 518 16 0 74 899
2 864 7 164 1 142 45 028 25 990 33 858 12 967 8 124 786 28 167 3 320 34 919 693 2 608 830 406 44 5 859 2 702 262 580 574 144 207 043
5 814 25 160 2 690 4 235 1 237 4 708 24 977 12 147 7 205 16 547 111 863 5 563 8 556 4 543 866 2 086 1 037 3 699 901 804 895 1 208 23 530 247 295
Jerami Ubi Jalar
159 4 939 459 606 1 763 3 011 1 518 1 242 1 108 912 3 672 80 1 506 1 524 373 539 1 034 5 104 2 277 441 851 1 891 171 0 35 178
Pucuk Ubi Kayu
1 921 6 407 729 24 250 3 902 12 681 834 6 744 298 1 074 5 198 72 704 489 1 041 733 453 3 602 4 517 3 254 4 008 1 141 352 68 84 470
Jumlah (ton) 58 140 499 727 328 618 484 685 199 364 484 025 206 051 247 832 140 913 126 129 1 481 183 296 009 728 884 554 149 535 833 71 967 336 285 220 795 258 151 26 049 123 983 376 268 16 107 8 360 7 809 506
Lampiran 13 Indeks konsentrasi produksi pakan (IKPP) limbah tanaman pangan Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Kota
Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare
Jerami Padi 0.04 1.12 0.40 0.53 0.58 1.34 0.54 0.88 0.51 0.43 3.95 1.05 2.75 2.25 2.20 0.19 1.39 0.81 0.99 0.07 0.38 1.51 0.06 0.03
Jerami Jagung 0.59 3.11 3.72 4.43 0.44 1.83 0.83 0.24 0.03 0.06 6.11 0.57 0.45 0.21 0.11 0.36 0.05 0.26 0.15 0.04 0.16 0.22 0.00 0.03
Jerami Kedelai 0.40 0.19 0.99 4.61 0.34 0.13 0.02 1.00 0.49 0.05 7.19 0.66 0.78 0.09 0.12 0.13 0.34 0.14 0.08 0.21 5.88 0.17 0.01 0.00
Jer. Kacang Hijau 0.33 0.83 0.13 5.22 3.01 3.92 0.00 0.11 0.94 0.09 3.27 0.38 4.05 0.08 0.30 0.10 0.05 0.01 0.68 0.31 0.03 0.07 0.07 0.02
Jer.Kacang Tanah 0.56 2.44 0.26 0.41 0.12 0.46 2.42 1.18 0.70 1.61 10.86 0.54 0.83 0.44 0.08 0.20 0.10 0.36 0.09 0.08 0.09 0.12 0.00 0.05
Jerami Ubi Jalar 0.11 3.37 0.31 0.41 1.20 2.05 1.04 0.85 0.76 0.62 2.51 0.05 1.03 1.04 0.25 0.37 0.71 3.48 1.55 0.30 0.58 1.29 0.12 0.00
Pucuk Ubi Kayu 0.55 1.82 0.21 6.89 1.11 3.60 0.24 1.92 0.08 0.31 1.48 0.02 0.20 0.14 0.30 0.21 0.13 1.02 1.28 0.92 1.14 0.32 0.10 0.02
Lampiran 14 Daya dukung bahan kering limbah tanaman pangan Daya Dukung Bahan Kering (ST) Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Kota Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare Jumlah
Jerami Padi
4 049 103 119 36 682 49 088 53 760 123 127 49 641 80 823 46 863 39 905 363 283 96 788 252 945 206 668 202 752 17 638 127 423 74 479 91 028 6 089 34 731 138 498 5 719 2 358 2 207 455
Jerami Jagung
Jerami Kedelai
Jer. Kacang Hijau
13 763 72 966 87 111 103 942 10 239 42 945 19 455 5 724 616 1 374 143 311 13 463 10 558 4 916 2 629 8 413 1 213 5 984 3 550 947 3 824 5 076 76 589 562 684
471 218 1 158 5 399 399 152 21 1 169 571 62 8 421 772 909 109 141 155 393 165 94 250 6 884 195 6 0 28 114
1 097 2 744 437 17 249 9 956 12 970 5 371 3 112 301 10 790 1 272 13 376 265 999 318 155 17 2 245 1 035 100 222 220 55 79 312
Jer.Kacang Tanah
2 210 9 564 1 023 1 610 470 1 790 9 494 4 617 2 739 6 290 42 521 2 115 3 252 1 727 329 793 394 1 406 342 306 340 459 9 202 94 001
Jerami Ubi Jalar
Pucuk Ubi Kayu
Jumlah (ST)
56 1 745 162 214 623 1 064 536 439 391 322 1 297 28 532 538 132 190 365 1 803 804 156 301 668 61 0 12 429
704 2 348 267 8 889 1 430 4 648 306 2 472 109 394 1 905 27 258 179 382 269 166 1 320 1 656 1 193 1 469 418 129 25 30 963
22 350 192 704 126 840 186 391 76 877 186 696 79 458 95 614 54 402 48 648 571 529 114 464 281 831 214 402 207 364 27 776 130 111 85 175 99 719 9 974 47 649 145 537 6 219 3 229 3 014 958
Lampiran 15 Daya dukung total digestible nutrient limbah tanaman pangan Daya Dukung Total Digestible Nutrient (ST) Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Kota Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare Jumlah
Jerami Padi
Jerami Jagung
Jerami Kedelai
Jer. Kacang Hijau
2 508 63 869 22 720 30 404 33 297 76 262 30 746 50 060 29 026 24 716 225 009 59 948 156 668 128 005 125 580 10 924 78 923 46 131 56 380 3 771 21 511 85 783 3 542 1 460 1 367 244
10 639 56 404 67 338 80 349 7 915 33 197 15 039 4 425 476 1 062 110 782 10 407 8 161 3 800 2 032 6 504 938 4 626 2 744 732 2 956 3 924 59 456 434 967
363 168 893 4.165 308 117 16 902 441 48 6.496 596 701 84 109 120 303 127 73 193 5.311 150 5 0 21.688
836 2 091 333 13 141 7 585 9 881 4 282 2 371 229 8 220 969 10 191 202 761 242 118 13 1 710 789 76 169 168 42 60 423
Jer.Kacang Tanah
1 672 7 235 774 1 218 356 1 354 7 182 3 493 2 072 4 758 32 166 1 600 2 460 1 306 249 600 298 1 064 259 231 257 347 7 152 71 108
Jerami Ubi Jalar
Pucuk Ubi Kayu
Jumlah (ST)
43 1 345 125 165 480 820 413 338 302 248 1 000 22 410 415 102 147 282 1.390 620 120 232 515 47 0 9 582
627 2 090 238 7 912 1 273 4 137 272 2 200 97 351 1 696 24 230 159 340 239 148 1 175 1 474 1 062 1 307 372 115 22 27 559
16 688 133 202 92 421 137 354 51 214 125 769 53 673 61 700 34 785 31 413 385 369 73 565 178 821 133 972 129 172 18 776 81 010 54 526 63 260 6 897 31 651 91 261 3 941 2 133 1 992 573
Lampiran 16 Daya dukung protein kasar limbah tanaman pangan Daya Dukung Protein Kasar (ST) Limbah Tanaman Pangan Kabupaten/Kota Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekang Luwu Tator Polmas Majene Mamuju Luwu Utara Makassar Parepare Jumlah
Jerami Padi
Jerami Jagung
Jerami Kedelai
Jer. Kacang Hijau
Jer.Kacang Tanah
1 785 45 455 16 169 21 638 23 697 54 275 21 882 35 627 20 657 17 590 160 135 42 664 111 498 91 099 89 373 7 775 56 168 32 830 40 125 2 684 15 309 61 050 2 521 1 039 973 046
8 342 44 225 52 798 62 999 6 206 26 029 11 792 3 469 373 833 86 861 8 160 6 399 2 979 1 593 5 099 735 3 627 2 152 574 2 318 3 077 46 357 341 043
405 187 995 4 642 343 130 18 1 005 491 54 7 240 664 782 94 121 134 338 142 81 215 5 919 167 5 0 24 171
588 1 470 234 9 242 5 334 6 949 3 199 1 668 161 5 781 681 7 167 142 535 170 83 9 1 203 555 54 119 118 29 42 495
2 519 10 903 1 166 1 835 536 2 040 10 824 5 264 3 122 7 170 48 474 2 411 3 707 1 969 375 904 450 1 603 390 348 388 524 10 230 107 161
Jerami Ubi Jalar
Pucuk Ubi Kayu
Jumlah (ST)
59 1 832 170 225 654 1 117 563 461 411 338 1 362 30 558 565 138 200 384 1 893 844 163 316 701 64 0 13 047
1 140 3 802 432 14 390 2 315 7 525 495 4 002 177 637 3 084 43 418 290 618 435 269 2 137 2 680 1 931 2 378 677 209 41 50 123
14 838 107 873 71 965 114 971 39 086 98 065 45 575 50 025 26 899 26 784 312 937 54 653 130 530 97 138 92 755 14 716 58 427 42 242 47 475 6 470 26 681 66 315 2 972 1 696 1 551 087
Lampiran 17 Indeks daya dukung pakan limbah tanaman pangan
Kabupaten/Kota Selayar
Bahan Kering Indeks Kategori 1.30 2
TDN Indeks Kategori 0.97 1
Protein Kasar Indeks Kategori 0.86 1
Bulukumba
3.38
2
2.34
2
1.89
2
Bantaeng
5.30
2
3.86
2
3.00
2
Jeneponto
6.75
2
4.97
2
4.16
3
Takalar
4.13
2
2.75
2
2.10
2
Gowa
2.76
2
1.86
2
1.45
2
Sinjai
2.25
2
1.52
2
1.29
2
Maros
2.48
2
1.60
2
1.30
2
Pangkep
2.05
2
1.31
2
1.01
2
Barru
1.74
2
1.12
2
0.96
1
Bone
6.79
2
4.58
2
3.72
2
Soppeng
11.10
3
7.14
3
5.30
3
Wajo
15.77
3
10.01
3
7.30
3
Sidrap
9.21
3
5.75
3
4.17
3
Pinrang
6.45
2
4.02
2
2.89
2
Enrekang
0.86
2
0.58
1
0.46
1
Luwu
9.90
3
6.16
3
4.44
3
Tator
2.88
2
1.84
2
1.43
2
Polmas
3.31
2
2.10
2
1.57
2
Majene
0.58
1
0.40
1
0.37
1
Mamuju
0.65
1
0.43
1
0.36
1
Luwu Utara
7.25
2
4.55
2
3.30
2
Makassar
3.23
2
2.05
2
1.54
2
Parepare
1.72
2
1.14
2
0.90
2
Keterangan : kategori 1 rendah, 2 sedang, 3 tinggi.
Lampiran 18 Karakteristik peternak responden menurut lokasi penelitian
Uraian Tidak tamat SD
Bantaeng Bissappu Pajukukang n (%) n (%)
Wajo Tanasitolo Sabbangparu n (%) n (%) Tingkat Pendidikan
Polmas Wonomulyo Tinambung n (%) n (%)
Barru Soppengriaja Taneteriaja n (%) n (%)
6
12.77
11
22.92
7
16.28
18
33.96
14
23.73
11
26.83
4
9.76
17
26.56
Tamat SD
19
40.43
19
39.58
17
39.53
12
22.64
16
27.12
17
41.46
14
34.15
17
26.56
Tamat SLTP
16
34.04
7
14.58
10
23.26
15
28.30
18
30.51
6
14.63
18
43.90
20
31.25
Tamat SLTA
5
10.64
9
18.75
9
20.93
7
13.21
11
18.64
7
17.07
5
12.20
8
12.50
Tamat Perguruan tinggi
1
2.13
2
4.17
0
0.00
1
1.89
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2
3.13
Pekerjaan Utama Petani
39
82.98
43
89.58
38
88.37
42
79.25
48
81.36
37
90.24
34
82.93
54
84.38
Pegawai
4
8.51
1
2.08
3
6.98
1
1.89
0
0.00
1
2.44
4
9.76
0
0.00
Pensiunan
2
4.26
0
0.00
0
0.00
1
1.89
1
1.69
0
0.00
2
4.88
1
1.56
Pedagang
2
4.26
4
8.33
2
4.65
6
11.32
7
11.86
3
7.32
1
2.44
6
9.38
Ibu Rumah Tangga
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3
5.66
3
5.08
0
0.00
0
0.00
3
4.69
Tingkatan Umur (Tahun) <20
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
21-30
1
2.13
0
0.00
2
4.65
4
7.55
5
8.47
0
0.00
1
2.44
4
6.25
31-40
13
27.66
17
35.42
12
27.91
13
24.53
18
30.51
14
34.15
10
24.39
16
25.00
41-50
25
53.19
20
41.67
20
46.51
23
43.40
23
38.98
18
43.90
23
56.10
31
48.44
8
17.02
11
22.92
9
20.93
13
24.53
13
22.03
9
21.95
7
17.07
13
20.31
>50
Pengalaman Beternak (Tahun) <10
7
14.89
14
29.17
5
11.63
14
26.42
16
27.12
11
26.83
6
14.63
12
18.75
10.-20
29
61.70
22
45.83
28
65.12
29
54.72
34
57.63
19
46.34
26
63.41
41
64.06
21-30
9
19.15
11
22.92
8
18.60
8
15.09
7
11.86
10
24.39
7
17.07
8
12.50
>30 2 4.26 1 Keterangan : n adalah jumlah responden (peternak).
2.08
2
4.65
2
3.77
2
3.39
1
2.44
2
4.88
3
4.69
Lampiran 19 Karakteristik pemeliharaan ternak menurut lokasi penelitian Bantaeng Bissappu Pajukukang n (%) n (%)
Wajo Tanasitolo Sabbangparu n (%) n (%) Cara Pemeliharaan Ternak
Dilepas sepanjang hari
26
55.32
18
37.50
14
32.56
6
11.32
10
16.95
19
46.34
22
53.66
38
59.38
Dilepas siang hari & diikat malam hari
12
25.53
23
47.92
13
30.23
18
33.96
21
35.59
15
36.59
12
29.27
15
23.44
Dikandangkan sepanjang hari
6
12.77
2
4.17
7
16.28
7
13.21
9
15.25
5
12.20
3
7.32
9
14.06
Dikandangkan pada malam hari saja
3
6.38
5
10.42
9
20.93
22
41.51
19
32.20
2
4.88
4
9.76
2
3.13
Uraian
Polmas Wonomulyo Tinambung n (%) n (%)
Barru Soppengriaja Taneteriaja n (%) n (%)
Sistem Pemberian Pakan Merumput di sawah/kebun/pekarangan Merumput di padang penggembalaan Merumput di sawah,kebun,pekarangan,diberi rumput potongan
10
21.28
13
27.08
14
32.56
17
32.08
20
33.90
18
43.90
22
53.66
36
56.25
2
4.26
3
6.25
3
6.98
8
15.09
7
11.86
3
7.32
4
9.76
2
3.13
35
74.47
32
66.67
26
60.47
28
52.83
32
54.24
20
48.78
15
36.59
26
40.63
Jenis Pakan Diberikan Hanya rumput
15
31.91
20
41.67
19
44.19
23
43.40
26
44.07
22
53.66
25
60.98
41
64.06
2
4.26
3
6.25
7
16.28
4
7.55
11
18.64
9
21.95
7
17.07
12
18.75
Rumput dan Limbah pertanian
28
59.57
19
39.58
15
34.88
16
30.19
18
30.51
8
19.51
4
9.76
5
7.81
Rumput,daun-daunan,limbah pertanian
2
4.26
6
12.50
2
4.65
10
18.87
4
6.78
2
4.88
5
12.20
6
9.38
Rumput dan daun-daunan
Keterangan : n adalah jumlah responden (peternak).
Lampiran 19 Karakteristik pemeliharaan ternak menurut lokasi penelitian (lanjutan)
Uraian
Bantaeng Bissappu Pajukukang n (%) n (%)
Wajo Polmas Tanasitolo Sabbangparu Wonomulyo Tinambung n (%) n (%) n (%) n (%) Jenis Pakan Tambahan Diberikan
Barru Soppengriaja Taneteriaja n (%) n (%)
Dedak
13
27.66
24
50.00
21
48.84
20
37.74
33
55.93
18
43.90
22
53.66
33
51.56
Garam
18
38.30
0
0.00
4
9.30
15
28.30
8
13.56
4
9.76
4
9.76
18
28.13
Dedak dan garam
4
8.51
16
33.33
7
16.28
10
18.87
11
18.64
8
19.51
6
14.63
7
10.94
Tidak menggunakan pakan tambahan
12
25.53
8
16.67
11
25.58
8
15.09
7
11.86
11
26.83
9
21.95
6
9.38
Selalu tersedia
12
25.53
18
37.50
20
46.51
21
39.62
25
42.37
18
43.90
15
36.59
22
34.38
Fluktuasi/musiman
35
74.47
30
62.50
23
53.49
32
60.38
34
57.63
23
56.10
26
63.41
42
65.63
Ketersediaan Pakan
Keterangan : n adalah jumlah responden (peternak).
Lampiran 20 Karakteristik pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan menurut lokasi penelitian
Uraian
Bantaeng Wajo Polmas Bissappu Pajukukang Tanasitolo Sabbangparu Wonomulyo Tinambung n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) Menggunakan Limbah Tanaman Pangan Sebagai Pakan
Barru Soppengriaja Taneteriaja n (%) n (%)
Menggunakan
30
63.83
25
52.08
17
39.53
26
49.06
22
37.29
10
24.39
9
21.95
11
17.19
Tidak Menggunakan
17
36.17
23
47.92
26
60.47
27
50.94
37
62.71
31
75.61
32
78.05
53
82.81
22
100.00
9
90.00
9
100.00
10
90.91
Jenis Limbah Tanaman Pangan Digunakan Jerami Padi
27
90.00
19
76.00
16
94.12
12
46.15
Jerami Jagung
29
96.67
23
92.00
6
35.29
20
76.92
3
13.64
7
70.00
3
33.33
9
81.82
Jerami Kedelai
6
20.00
2
8.00
9
52.94
18
69.23
14
63.64
8
80.00
0
0.00
6
54.55
Jerami Kacang Tanah
6
20.00
17
68.00
2
11.76
6
23.08
12
54.55
3
30.00
0
0.00
2
18.18
Jerami Kacang Hijau
5
16.67
6
24.00
1
5.88
4
15.38
2
9.09
0
0.00
0
0.00
0
0.00
Jerami Ubi Jalar
2
6.67
0
0.00
1
5.88
6
23.08
3
13.64
0
0.00
0
0.00
0
0.00
Pucuk Ubi Kayu
5
16.67
0
0.00
2
11.76
3
11.54
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
Setiap saat
9
30.00
8
32.00
5
29.41
4
15.38
8
36.36
2
20.00
2
22.22
1
9.09
Tidak setiap saat
21
70.00
17
68.00
12
70.59
22
84.62
14
63.64
8
80.00
7
77.78
10
90.91
Mengetahui
32
68.09
26
54.17
29
67.44
25
47.17
33
55.93
24
58.54
19
46.34
29
45.31
Tidak Mengetahui
15
31.91
22
45.83
14
32.56
28
52.83
26
44.07
17
41.46
22
53.66
35
54.69
Kontinuitas Penggunaan Limbah Tanaman Pangan Sebagai Pakan
Mengetahui Tentang Teknologi Pakan Untuk Limbah Tanaman Pangan
Lampiran 20 Karakteristik pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan menurut lokasi penelitian (lanjutan)
Uraian Amoniasi/fermentasi lainnya
Bantaeng Bissappu Pajukukang n (%) n (%)
Wajo Polmas Tanasitolo Sabbangparu Wonomulyo Tinambung n (%) n (%) n (%) n (%) Jenis Teknologi Pakan Diketahui
Barru Soppengriaja Taneteriaja n (%) n (%)
12
37.50
13
50.00
15
51.72
12
48.00
5
15.15
11
45.83
7
36.84
7
24.14
Silase
2
6.25
0
0.00
1
3.45
0
0.00
2
6.06
0
0.00
0
0.00
5
17.24
Hay (pengeringan)
8
25.00
9
34.62
8
27.59
5
20.00
11
33.33
9
37.50
10
52.63
12
41.38
2
6.25
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
1
3.45
0
0.00
0
0.00
0
0.00
1
4.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3
10.34
7
21.88
2
7.69
2
6.90
5
20.00
3
9.09
1
4.17
0
0.00
1
3.45
1
3.13
2
7.69
3
10.34
2
8.00
12
36.36
3
12.50
2
10.53
0
0.00
Menerapkan/melakukan
10
31.25
3
11.54
5
17.24
8
32.00
11
33,33
3
12.50
1
5.26
5
17.24
Tidak Menerapkan/melakukan
22
68.75
23
88.46
24
82.76
17
68.00
22
66,67
21
87.50
18
94.74
24
82.76
Amonias/fermentasi lainnyai, Silase Silase, hay Amoniasi/fermentasi lainnya,hay Amoniasi/fermentasi lainnya, silase, hay
Menerapkan/Melakukan Teknologi Pakan
Keterangan : n adalah jumlah responden (peternak).
Lampiran 21 Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) strategi pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan Faktor-faktor Internal
1
2
(Bobot x Nilai Daya Tarik) Strategi ke - n 3 4 5 6 7 8
0.238
0.95
0.95
0.95
0.95
0.95
0.48
0.71
0.71
0.95
0.71
0.142
0.57
0.43
0.57
0.57
0.28
0.43
0.28
0.28
0.57
0.28
0.090
0.36
0.36
0.27
0.27
0.36
0.18
0.18
0.27
0.27
0.27
0.088
0.35
0.26
0.09
0.26
0.09
0.09
0.09
0.26
0.09
0.26
0.073
0.29
0.29
0.07
0.22
0.22
0.15
0.15
0.07
0.07
0.07
0.102
0.31
0.20
0.20
0.41
0.31
0.20
0.31
0.31
0.20
0.20
0.082
0.33
0.25
0.25
0.25
0.33
0.25
0.16
0.25
0.16
0.25
0.059
0.18
0.12
0.24
0.18
0.18
0.12
0.06
0.06
0.12
0.18
0.080
0.32
0.08
0.24
0.32
0.32
0.08
0.16
0.24
0.24
0.08
0.046
0.18
0.05
0.18
0.14
0.14
0.05
0.14
0.14
0.18
0.14
Bobot
9
10
Kekuatan 1. Sumberdaya pakan limbah tanaman pangan memiliki produksi yang cukup besar. 2. Produksi limbah tanaman pangan khususnya jerami padi dan jerami jagung tersebar disebagian besar wilayah kabupaten di Sulawesi Selatan 3. Penggunaan limbah tanaman pangan sebagai pakan ternak ruminansia belum optimal. 4. Teknologi pakan limbah tanaman pangan tersedia dan diketahui oleh peternak 5. Limbah tanaman pangan tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan lain selain sebagai pakan Kelemahan 1. Kebiasaan petani peternak membakar limbah tanaman pangan 2. Kualitas nutrisi limbah tanaman pangan rendah 3. Sarana dan prasarana pengangkutan dan tempat penyimpanan limbah tanaman pangan tidak tersedia 4. Tingkat penerapan teknologi pengolahan pakan limbah tanaman pangan rendah 5. Produksi limbah tanaman pangan bersifat musiman atau fluktuatif Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengembangan kawasan pola integrasi sapi potong dengan padi dan jagung (S1,S2,S3,S4,O1,O3,O5) Sinergi dan keterpaduan antar sektor (peternakan-tanaman pangan) dalam kebijakan pemerintah untuk pengembangan peternakan (O2,S5) Membangun industri pakan berbasis bahan baku sumberdaya limbah tanaman pangan (S1,S3,S5,O1,O3,O5) Optimalisasi penerapan teknologi pakan limbah tanaman pangan melalui pemberdayaan masyarakat pola partisipatif (W2,W4,O5) Pengembangan sarana alat pengangkutan dan tempat penyimpanan limbah tanaman pangan di pedesaan (W1, W3,W5,O5) Pengembangan rekayasa sosial dan ekonomi melalui pengembangan kelembagaan peternak dan peningkatan sumberdaya daya manusia peternak (W1,W4,O4) Menjalin kemitraan antara investor/swasta dan peternak untuk meningkatkan skala usaha ternak pola intensif dengan iklim berusaha yang lebih baik dan terjamin (T1,T2,T3,T5,S1) 8. Peningkatan pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan yang sesuai dengan keunggulan produksi yang spesifik lokalita (S1,S5,T1,T3) 9. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pengembangan teknologi pakan limbah tanaman pangan dan kesehatan hewan (W2,W4,T4) 10. Penyediaan modal usaha dari pemerintah dan lembaga keuangan melalui kerjasama dengan kelembagaan peternak (kelompok, koperasi) (W3,T1,T2,T3)
Lampiran 21 Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) strategi pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan (lanjutan) Faktor-faktor Internal Peluang 1. Jumlah populasi ternak ruminansia cukup tinggi
Bobot
1
2
3
(Bobot x Nilai Daya Tarik) Strategi ke - n 4 5 6 7 8
9
10
0.219
0.66
0.44
0.88
0.66
0.44
0.44
0.66
0.66
0.44
0.66
Dukungan kebijakan pembangunan peternakan Sulawesi Selatan 3. Ternak ruminansia umumnya dipelihara oleh peternak
0.066
0.13
0.20
0.26
0.13
0.13
0.20
0.13
0.20
0.13
0.20
0.106
0.42
0.21
0.21
0.32
0.32
0.21
0.21
0.32
0.42
0.32
4. Pola pemeliharaan ternak masih tradisional
0.078
0.23
0.08
0.16
0.23
0.23
0.08
0.23
0.16
0.16
0.23
5. Pertanian tanaman pangan semakin intensif
0.075
0.30
0.08
0.15
0.30
0.30
0.08
0.23
0.08
0.15
0.23
1. Populasi ternak ruminansia cenderung menurun
0.180
0.54
0.36
0.72
0.36
0.54
0.36
0.54
0.54
0.36
0.54
2. Impor ternak dan daging semakin meningkat
0.072
0.22
0.14
0.22
0.22
0.29
0.14
0.29
0.07
0.14
0.29
0.085
0.09
0.17
0.17
0.17
0.26
0.17
0.09
0.26
0.26
0.26
0.060
0.18
0.06
0.12
0.12
0.24
0.06
0.24
0.18
0.12
0.24
0.059
0.06 6.67
0.12 4.84
0.12 6.06
0.12 6.19
0.12 6.04
0.12 3.86
0.24 5.09
0.18 5.22
0.12 5.16
0.06 5.46
2.
3.
Usaha ternak ruminansia masih bersifat sambilan dan kurangnya permodalan 4. Terjadinya penyakit ternak dan pemotongan ternak betina produktif 5. Keamanan berusaha ternak tidak terjamin Jumlah Total Nilai Daya Tarik Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengembangan kawasan pola integrasi sapi potong dengan padi dan jagung (S1,S2,S3,S4,O1,O3,O5) Sinergi dan keterpaduan antar sektor (peternakan-tanaman pangan) dalam kebijakan pemerintah untuk pengembangan peternakan (O2,S5) Membangun industri pakan berbasis bahan baku sumberdaya limbah tanaman pangan (S1,S3,S5,O1,O3,O5) Optimalisasi penerapan teknologi pakan limbah tanaman pangan melalui pemberdayaan masyarakat pola partisipatif (W2,W4,O5) Pengembangan sarana alat pengangkutan dan tempat penyimpanan limbah tanaman pangan di pedesaan (W1, W3,W5,O5) Pengembangan rekayasa sosial dan ekonomi melalui pengembangan kelembagaan peternak dan peningkatan sumberdaya daya manusia peternak (W1,W4,O4) Menjalin kemitraan antara investor/swasta dan peternak untuk meningkatkan skala usaha ternak pola intensif dengan iklim berusaha yang lebih baik dan terjamin (T1,T2,T3,T5,S1) 8. Peningkatan pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai pakan yang sesuai dengan keunggulan produksi yang spesifik lokalita (S1,S5,T1,T3) 9. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pengembangan teknologi pakan limbah tanaman pangan dan kesehatan hewan (W2,W4,T4) 10. Penyediaan modal usaha dari pemerintah dan lembaga keuangan melalui kerjasama dengan kelembagaan peternak (kelompok, koperasi) (W3,T1,T2,T3)