REPUBLIK INDONESIA SKTIR 2015
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN LAPANGAN
Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia
KATA PENGANTAR Rumah tangga merupakan salah satu pelaku ekonomi penting di dalam suatu perekonomian. Di samping sebagai penyedia faktor produksi bagi unit kegiatan usaha, rumah tangga juga merupakan konsumen terbesar barang & jasa baik produk domestik maupun impor. Penggunaan faktor produksi oleh unit usaha akan menimbulkan balas jasa atau pendapatan bagi rumah tangga. Pendapatan yang dimaksud berbentuk upah/gaji, surplus usaha, dan pendapatan lainnya. Total pendapatan yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi dan transfer akan berbentuk tabungan. Tabungan ini merupakan salah satu sumber dana penting dalam pembiayaan investasi. Sudah banyak survei yang dilakukan melalui pendekatan rumah tangga, namun survei yang khusus menangkap informasi tabungan dan berbagai bentuk invesatasi yang dilakukan rumah tangga masih langka. Survei Khusus Tabungan Dan Investasi Rumah Tangga (SKTIR) ini dilaksanakan untuk memperoleh data tabungan dan berbagai investasi rumah tangga. Data tersebut antara lain digunakan untuk menyusun Neraca Rumah Tangga dan neraca lainnya seperti Neraca Nasional, Neraca Arus Dana, serta Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan SKTIR 2015 ini disusun sebagai pedoman bagi petugas pencacah dan pengawas dalam melaksanakan kegiatan pendataan di lapangan. Petunjuk yang bersifat teknis dan operasional juga dicantumkan, guna memperoleh hasil yang optimal. Terima kasih dan selamat bekerja.
Jakarta,
Februari 2015
Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik
SKTIR ‘2015
i
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar .............................................................................................
i
Daftar Isi .....................................................................................................
iii
Daftar Lampiran …………..................................................................................
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
BAB V
Umum ...............................................................................
1
1.2.
Tujuan ...............................................................................
2
METODOLOGI
BAB III
BAB IV
1.1.
2.1.
Ruang Lingkup ...................................................................
3
2.2.
Kerangka Sampel ................................................................
3
2.3.
Rancangan Sampel .............................................................
3
2.4.
Pemilihan Sampel Rumah Tangga ........................................
3
2.5.
Metode Pengumpulan Data ..................................................
4
2.6.
Organisasi Lapangan ...........................................................
5
2.7.
Jadwal Aktivitas ...................................................................
5
PERANCANGAN KUESIONER SKTIR 2015 3.1.
Latar Belakang ...................................................................
7
3.2.
Perancangan Kuesioner ......................................................
7
PETUNJUK UMUM PENCACAHAN 4.1.
Pendahuluan ......................................................................
11
4.2.
Prinsip Pencatatan ..............................................................
11
4.3.
Periode Rujukan dan Teknik Wawancara ..............................
13
PETUNJUK PENCACAHAN
SKTIR ‘2015
5.1.
Keterangan Tempat (Blok I) ..............................................
15
5.2.
Keterangan Pencacahan (Blok II) .......................................
15
5.3.
Keterangan Anggota Rumah Tangga (Blok III) ....................
15
5.4.
Pendapatan Upah dan Gaji (Blok IV) ..................................
20
5.5.
Pendapatan Usaha Rumah Tangga (Blok V) .........................
23
5.6.
Pendapatan Kepemilikan (Blok VI) ......................................
30
5.7.
Transfer (Blok VII) . ..........................................................
32
iii
BAB VI
iv
5.8.
Pengeluaran Konsumsi RT (Blok VIII & Blok IX) . .................
37
5.9.
Penambahan dan Pengurangan Alat Produksi (Blok X) .........
40
5.10.
Penambahan dan Pengurangan Bangunan dan Lahan Tempat Tinggal, dan Barang Berharga (Blok XI) .............................
43
5.11.
Perubahan Stok Usaha Rumah Tangga (Blok XII) ................
45
5.12.
Transaksi Keuangan (Blok XIII) .........................................
47
5.13.
Neraca Produksi (Blok XIV) ...............................................
50
5.14.
Neraca Pendapatan dan Pengeluaran (Blok XV) ..................
51
5.15.
Neraca Modal dan Keuangan (Blok XVI) .............................
52
5.16.
Catatan ...........................................................................
52
PETUNJUK PEMERIKSAAN .........................................................
53
SKTIR’2015
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Kode dan Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia ...........................
59
Lampiran 2.
Kode dan Klasifikasi Lapangan Usaha ......................................
63
Lampiran 3.
Identifikasi Nilai dan Ongkos Produksi Menurut Kode Lapangan Usaha ...................................................................................
Lampiran 4.
SKTIR’2015
Kode Hubungan Art dengan Kepala rt dan Kode Pendidikan ......
71 75
v
I. PENDAHULUAN
1.1.
UMUM Pada dasarnya upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bertujuan
untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan rencana pembangunan yang cermat, terarah, dengan didukung dana yang besar, serta pengelolaan yang efisien. Secara umum dana yang digunakan dalam pembangunan berasal dari dua sumber, yaitu dari dalam negeri dan dari luar negeri. Dana luar negeri berupa pinjaman ataupun hibah, sedangkan dana dari dalam negeri terutama dalam bentuk tabungan yang diciptakan oleh ketiga pelaku ekonomi, yaitu pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga. Rumah tangga sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai peran yang cukup berarti dalam menyediakan dana investasi. Upaya pemerintah dalam menarik minat rumah tangga untuk menabung terus digalakkan melalui berbagai bentuk simpanan di bank seperti tabungan, deposito, maupun kepemilikan surat berharga. Namun masih banyak rumah tangga yang cenderung menyimpan atau memegang uang dalam bentuk tunai. Rumah tangga melalui berbagai aktivitas rumah tangga juga melakukan aktivitas investasi yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan investasi nasional. Kegiatan Survei Khusus Tabungan dan Investasi Rumah Tangga Tahun 2015 (SKTIR 2015) ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang bagaimana rumah tangga menciptakan tabungan, berapa besarnya, serta bagaimana tabungan tersebut dikelola. Seberapa besar rumah tangga menyisihkan pendapatan yang diperoleh melalui ragam aktivitas ekonomi dan non ekonomi, berapa yang ditanam kembali dalam bentuk investasi fisik seperti pembelian rumah, lahan, barang berharga, dan alat produksi, maupun investasi finansial seperti tabungan, deposito dan surat berharga. Dalam analisis ekonomi, tabungan (saving) merupakan variabel penting yang perlu diamati. Sektor ekonomi dengan tabungan positif disebut sektor surplus, sedangkan yang negatif disebut sektor defisit. Lembaga keuangan seperti bank, asuransi, koperasi, dan lembaga keuangan lain menyalurkan dana dari sektor surplus untuk diinvestasikan oleh sektor defisit.
Proses penyaluran dana dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya
diinvestasikan langsung (pembelian barang modal), atau diinvestasikan dalam bentuk finansial seperti simpanan di bank, pinjaman langsung, surat berharga, serta kontrak pinjam meminjam lainnya. SKTIR ‘2015
1
Rumah tangga merupakan sektor surplus, sehingga sebagai penyedia dana patut dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan finansial. Jika seluruh tabungan rumah tangga disimpan di ‘bawah bantal’ berupa uang tunai, maka peluang untuk dapat meningkatkan produksi melalui perluasan investasi akan terlewatkan.
Untuk dapat
melihat apa yang dilakukan rumah tangga atas tabungannya dibutuhkan data tabungan, jumlah investasi fisik (pembelian alat produksi), serta transaksi finansial dengan sektor lain. Sejauh ini rumah tangga tidak diwajibkan melaporkan transaksi yang dilakukan pada pemerintah. Dokumen seperti "balance sheet" serta "income statement" yaitu dokumen tempat sektor institusi mencatat tabungan dan sumber dana lainnya di satu pihak serta penggunaan dana tersebut di pihak lain, tidak tersedia untuk sektor rumah tangga. Oleh karenanya cara terbaik untuk mendapat data transaksi ekonomi sektor rumah tangga adalah melalui pendekatan survei. 1.2.
TUJUAN Gambaran menyeluruh tentang arus aktivitas finansial rumah tangga dan proses
investasi yang dilakukan melalui pengadaan rumah, lahan, barang berharga, serta alat produksi merupakan tujuan akhir dari SKTIR 2015. Namun secara sistematis aktivitas SKTIR 2015 ditujukan untuk mengumpulkan data rasio dan struktur tabungan rumah tangga sbb : a. Struktur pendapatan dan pengeluaran rumah tangga b. Struktur pembentukan modal rumah tangga, dalam bentuk barang tahan lama, alat produksi, tempat tinggal, lahan, barang berharga, dan perubahan stok c. Struktur transaksi finansial yang dilakukan rumah tangga.
2
SKTIR’2015
II. METODOLOGI
2.1.
RUANG LINGKUP SKTIR 2015 dilaksanakan di sebelas (11) propinsi, dengan ukuran sampel
sebanyak 4 400 rumah tangga. Sampel rumah tangga tersebar di 53 wilayah Kabupaten/ Kota, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Kabupaten/ Kota terpilih adalah Kabupaten/ Kota di sekitar ibukota propinsi. Propinsi yang terpilih meliputi : Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua. 2.2.
KERANGKA SAMPEL Kerangka sampel yang digunakan dalam SKTIR 2015 terdiri dari kerangka sampel
untuk pemilihan blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga. Kerangka sampel pemilihan blok sensus adalah daftar blok sensus terpilih Susenas 2014 Triwulan III yang sudah diurutkan menurut wilayah administrasi dan nomor blok sensus. Sedangkan kerangka sampel pemilihan rumah tangga adalah daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga Susenas 2014 Triwulan III dari Daftar VSEN14.P di setiap blok sensus terpilih. 2.3.
RANCANGAN PENARIKAN SAMPEL Karena keterbatasan banyaknya rumah tangga sampel, SKTIR 2015 tidak dirancang
untuk mengestimasi variabel pada tingkat wilayah tertentu.
Rancangan sampling yang
digunakan merupakan rancangan sampel dua tahap yakni : Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus dipilih sejumlah blok sensus secara sistematik sampling. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga (Daftar VSEN14.P) dipilih 10 rumah tangga secara sistematik sampling. 2.4.
PEMILIHAN SAMPEL RUMAH TANGGA Banyaknya rumah tangga sampel yang diambil untuk setiap blok sensus terpilih
adalah 10 rumah tangga. Pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik sampling
SKTIR’2015
3
dilakukan di BPS RI dengan mengacu pada jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga Susenas 2014 Triwulan III. Tahapan pemilihan sampel rumah tangga di BPS RI 1.
Siapkan hasil pemutakhiran rumah tangga Susenas 2014 Triwulan III dari Daftar VSEN14.P untuk blok sensus terpilih SKTIR 2015.
2.
Tetapkan rumah tangga yang pada Kolom (7) Daftar VSEN14.P berkode “1” = ditemukan, “2” = ganti KRT, “3” = pindah dalam blok sensus dan “6” = ditemukan baru.
3.
Urutkan rumah tangga berdasarkan Kolom (8) Pendidikan Kepala Rumah Tangga.
4.
Angka random (AR) dibangkitkan dari distribusi Uniform dengan nilai antara 0 dan 1. Penentuan nomor urut sampel rumah tangga pertama dihitung dengan rumus :
R1 AR 5.
M i* 10
Hitung interval (I) untuk pemilihan sampel rumah tangga dengan cara:
I
Banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga Susenas 2014 M i* 10
Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma. 6.
Selanjutnya gunakan interval sampel untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumah tangga berikutnya, yaitu R2, R3, ......., R10 dengan rumus :
Rn R1 n 1I . Nomor urut rumah tangga terpilih diperoleh dengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma. 7.
Tuangkan kesepuluh sampel rumah tangga SKTIR 2015 tersebut ke Daftar Sampel Rumah Tangga SKTIR 2015 (Daftar SKTIR 2015.DSRT).
8.
Apabila rumah tangga yang terkena sampel tidak bisa ditemui atau pindah atau sudah berganti kepala rumah tangga, maka petugas harus melapor kepada pengawas untuk meminta sampel pengganti.
2.5. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data SKTIR 2015 dilakukan melalui wawancara langsung oleh petugas pencacah kepada responden. Pertanyaan yang bersifat individu diusahakan agar individu bersangkutan yang menjawab. Sedangkan keterangan rumah tangga secara keseluruhan
4
SKTIR’2015
dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik yang ditanyakan. 2.6. ORGANISASI LAPANGAN Penanggung jawab pelaksanaan SKTIR 2015 di tingkat Pusat adalah Direktur Neraca Pengeluaran. Sebagai pelaksana harian adalah Kepala Sub Direktorat Neraca Rumah Tangga dan Institusi Nirlaba. Sedangkan penanggung jawab pelaksanaan lapangan adalah Kepala BPS Propinsi, dibantu Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik sebagai koordinator. Petugas pengawas adalah tenaga teknis BPS Propinsi yang berpengalaman mengawasi berbagai aktivitas survei BPS. Materi SKTIR 2015 mencakup berbagai aspek di dalam neraca termasuk transaksi keuangan yang dilakukan rumah tangga. Untuk itu petugas pencacah sebaiknya direkrut dari petugas yang dianggap mampu dan berpengalaman dalam survei sejenis. Pengolahan data SKTIR 2015 dilakukan oleh petugas pengolah di BPS Propinsi yang menguasai aspek (neraca) rumah tangga dan usaha rumah tangga. 2.7.
JADWAL AKTIVITAS Aktivitas SKTIR 2015 dimulai dengan aktivitas persiapan di BPS pusat yang
mencakup penyusunan metodologi, buku pedoman, kuesioner, rancangan penarikan sampel, dan pencetakan dokumen.
Sedangkan aktivitas di daerah mencakup aktivitas
pelatihan petugas, pemilihan rumah tangga sampel, pencacahan, pemeriksaan dan pengawasan, pengolahan, serta pengiriman dokumen ke pusat dengan jadwal sbb : Jadwal Aktivitas Survei Khusus Tabungan dan Investasi Rumah Tangga 2015 Aktivitas
Waktu
1. Persiapan di BPS Pusat a. persiapan
Januari 2015
b. perancangan kuesioner/buku pedoman
Januari 2015
c. pemilihan dan pengambilan sampel
Januari 2015
d. pencetakan kuesioner/buku pedoman e. pengiriman dokumen ke daerah
SKTIR’2015
Februari 2015 Maret 2015
5
2. Pencacahan
April – Juli 2015
3. Pengawasan
Juni – Juli 2015
4. Pengolahan di daerah 5. Pengiriman hasil pengolahan 6. Rekonsiliasi hasil pengolahan daerah 7. Penulisan laporan
6
Juni – Agustus 2015 Juli – Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015
SKTIR’2015
III. PERANCANGAN KUESIONER SKTIR 2015 3.1.
LATAR BELAKANG Tabungan rumah tangga didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan dengan
pengeluaran rumah tangga. Untuk itu strategi yang digunakan dalam survei ini adalah mengidentifikasi semua sumber penerimaan dan komponen pengeluarannya. Selanjutnya tabungan diidentifikasi berapa yang diinvestasikan langsung (seperti penambahan alat produksi dan bangunan tempat tinggal), serta berapa yang diinvestasikan dalam bentuk harta finansial (seperti simpanan di lembaga keuangan dan surat berharga). Institusi rumah tangga dapat terdiri dari individu atau sekelompok individu yang mempunyai karakteristik berbeda dalam hal transaksi penerimaan maupun pengeluaran. Pengeluaran konsumsi misalnya ada yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota rumah tangga, ada pula yang dilakukan masing-masing anggota rumah tangga. Pengeluaran atas konsumsi makanan di (dalam) rumah merupakan konsumsi bersama, sedangkan pengeluaran konsumsi di luar rumah biasanya dilakukan oleh masing-masing anggota rumah tangga. Dalam hal pendapatan, rumah tangga dapat memperolehnya dalam bentuk upah/gaji, surplus usaha, pendapatan kepemilikan, atau uang pensiun tergantung keterlibatannya dalam aktivitas ekonomi. Untuk beberapa kasus, bahkan ada anggota rumah tangga yang mempunyai sumber pendapatan lebih dari satu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka agar dapat mengukur tingkat penerimaan dan pengeluaran rumah tangga secara lengkap, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut : (a)
Selain pengeluaran bersama di dalam rumah, juga dicatat pengeluaran oleh masing-masing anggota rumah tangga di luar rumah.
(b)
Selain pendapatan dari usaha bersama, dicatat juga pendapatan masing-masing anggota rumah tangga yang telah berpenghasilan.
3.2.
PERANCANGAN KUESIONER Sebagaimana lazimnya suatu kuesioner, dirancang untuk menampung semua
informasi yang ingin dikumpulkan agar tidak ada yang terlewatkan. Namun di lain pihak dipertimbangkan pula agar responden mudah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Sejalan dengan strategi tersebut, maka untuk setiap rumah tangga dicatat seluruh anggota rumah tangga yang memperoleh pendapatan baik dari aktivitas bekerja/ berusaha atau aktivitas di luar bekerja/berusaha, maupun rumah tangga yang hanya melakukan aktivitas pengeluaran konsumsi. SKTIR’2015
7
3.2.1. Blok Untuk Mencatat Penerimaan Penerimaan rumah tangga di dalam SKTIR 2015 merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota rumah tangga (art) responden, baik pendapatan dari aktivitas bekerja, berusaha, maupun pendapatan lain di luar bekerja dan berusaha. Blok IV mencatat pendapatan yang diperoleh art dari aktivitas bekerja sebagai
buruh/karyawan, tidak termasuk sebagai pekerja keluarga. Pendapatan dalam bentuk upah/gaji selanjutnya diuraikan menurut lapangan usaha dan jenis pekerjaan. Blok V A mencatat pendapatan yang diperoleh art dari aktivitas menghasilkan barang dan jasa untuk dijual (output market) melalui unit usaha rumah tangga (urt). Pendapatan yang diperoleh dalam bentuk surplus usaha atau mixed income, yakni sebesar nilai produksi dikurangi biaya produksi. Selanjutnya pendapatan tersbut diuraikan menurut lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status berusaha (dengan/tanpa buruh). Blok V B mencatat pendapatan yang diperoleh art dari aktivitas menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (output for own final use). Aktivitas tersebut mencakup jasa domestik dan jasa perorangan lain yang mempekerjakan pekerja domestik dibayar (seperti pembantu rumah tangga, sopir pribadi, tukang kebun, dan pengasuh bayi); jasa persewaan rumah (baik rumah yang ditempati oleh pemilik maupun ditempati orang lain dengan bebas sewa); berbagai jenis barang dari aktivitas rumah tangga di bidang : pertanian, penggalian, industri pengolahan, dan konstruksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Blok VI mencatat pendapatan yang diperoleh art atas penggunaan aset finansial dan aset tidak diproduksi (seperti lahan dan areal bahan galian) yang digunakan pihak lain untuk usaha. Deposito, penyertaan modal, saham, dan lahan merupakan jenis aset yang dapat menimbulkan balas jasa dalam bentuk pendapatan kepemilikan (property income). Lahan, rumah, dan mesin akan menghasilkan sewa bila disewakan. Uang yang “dipinjamkan ke bank” atau didepositokan menghasilkan bunga. Uang juga dapat di"serta"kan ke dalam perusahaan yang berbentuk PT dengan cara membeli saham untuk memperoleh balas jasa dalam bentuk deviden. Uang, harta benda, dan kewirausahaan dapat pula di"serta"kan ke dalam aktivitas usaha untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk bagi hasil.
8
SKTIR’2015
Blok VII A mencatat pendapatan yang diperoleh rumah tangga dalam bentuk pendapatan transfer, baik berasal dari pemerintah, badan usaha, Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), rumah tangga lain, maupun dari luar negeri. 3.2.2. Blok Untuk Mencatat Pengeluaran Pengeluaran rumah tangga mencakup pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi, pembayaran properti, dan transfer. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dicatat pada blok VIII dalam bentuk pengeluaran untuk makanan, barang tidak tahan lama, jasa-jasa, dan barang tahan lama. Pembayaran properti dicatat pada blok VI, sedangkan pengeluaran transfer dicatat di blok VII B. Pengeluaran transfer merupakan transaksi pemberian pada pihak lain secara cuma-cuma dalam bentuk uang maupun barang. Pengeluaran yang dicatat pada blok VII dan VIII tidak termasuk pembelian barang dan jasa yang digunakan dalam aktivitas usaha rumah tangga. Transaksi tersebut sudah tercatat pada blok V sebagai ongkos produksi, atau di blok IX sebagai pembentukan modal bila membeli alat produksi, misalnya. 3.2.3. Blok Untuk Mencatat Investasi Seperti dijelaskan sebelumnya, selisih antara penerimaan dan pengeluaran adalah tabungan. Tabungan merupakan sumber dana untuk aktivitas investasi. Tabungan yang tercipta di rumah tangga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas investasi fisik (seperti bangunan tempat tinggal dan alat produksi), maupun untuk investasi finansial. Pengertian investasi fisik menjadi lebih luas, karena di dalam rumah tangga sering terdapat unit usaha yang transaksinya tidak terpisahkan dari transaksi untuk keperluan rumah tangga. Sebagai konsekuensi, investasi untuk aktivitas usaha rumah tangga juga ditanyakan. Untuk itu rumah tangga dapat melakukan aktivitas investasi dalam bentuk mesin, atau perubahan stok barang. Pada umumnya rumah tangga merupakan sektor yang surplus, namun ada rumah tangga yang defisit sehingga dalam membiayai aktivitas pengeluaran maupun investasi diperlukan pinjaman dari pihak lain. Ada pula rumah tangga yang melakukan aktivitas di pasar uang atau pasar modal, sehingga terdapat transaksi finansial antara rumah tangga dan sektor ekonomi lainnya. Jadi, selain bersumber dari tabungan, dana investasi juga dapat berasal dari pinjaman. Investasi finansial dapat berbentuk uang tunai, simpanan di bank, kepemilikan
SKTIR’2015
9
surat berharga, yang semuanya merupakan hutang bagi sektor lain. Artinya, kalau rumah tangga menyimpan uang tunai, maka yang berhutang adalah pihak Bank Indonesia, kalau memiliki tabungan yang berhutang adalah bank, sedangkan jika memiliki saham atau obligasi yang berhutang adalah perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut. Memiliki simpanan di bank atau surat berharga sama halnya dengan melepas uang tunai. Melalui cara-cara ini tabungan rumah tangga mengalir ke sektor lain sebagai sumber dana untuk aktivitas investasi rumah tangga ataupun unit usaha lain di luar rumah tangga. Dalam SKTIR 2015, informasi tentang tabungan dan investasi rumah tangga dicatat di dalam empat blok, yakni :
Blok X; mencatat investasi fisik dalam bentuk alat produksi.
Blok XI; mencatat investasi fisik dalam bentuk bangunan tempat tinggal, bangunan fasilitas tempat tinggal, lahan untuk bangunan tempat tinggal, dan barang berharga.
Blok XII; mencatat perubahan stok barang dari aktivitas usaha rumah tangga.
Blok XIII; mencatat investasi finansial melalui transaksi keuangan.
10
SKTIR’2015
IV. PETUNJUK UMUM PENCACAHAN
4.1.
PENDAHULUAN Upaya pengumpulan data yang baik berawal dari metode pengumpulan data yang
jelas, baik yang berkaitan dengan prinsip neraca maupun teknik pencatatannya. Dengan cara demikian diharapkan akan diperoleh informasi yang baik. Untuk memperoleh hasil yang optimal, prinsip dasar yang harus dipahami adalah
"accrual basis", "cash basis", "double entry", "imputasi", dsb. Pada bagian ini juga akan dijelaskan hal-hal yang terkait dengan teknik pencatatan yang berlaku secara umum. 4.2.
PRINSIP PENCATATAN
a.
Accrual Basis dan Cash Basis Di dalam menyusun statistik neraca nasional dianut prinsip pencatatan "accrual
basis", artinya data yang dikumpulkan harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi baik yang berkaitan dengan aktivitas produksi, konsumsi, maupun investasi.
“Accrual basis” merupakan pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya kesepakatan transaksi walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dalam prinsip "accrual basis", jika suatu rumah tangga petani dalam satu tahun menghasilkan padi sebanyak 2,5 ton, dan sebanyak 0,5 ton dikonsumsi sendiri, serta sisanya dijual ; maka produksi padi rumah tangga tersebut tetap 2,5 ton bukan 2 ton karena produksi yang benar-benar terjadi adalah 2,5 ton. Sedangkan 0,5 ton padi dicatat sebagai konsumsi rumah tangga. Karena padi yang dikonsumsi tidak dijual, maka nilainya diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku pada saat itu. Katakan Rp. 10.000 per kg, sehingga diperoleh perkiraan konsumsi rumah tangga untuk padi sebesar 500 kg x Rp.10.000 = Rp. 5 000.000. Contoh lain adalah dalam kasus pembelian barang secara kredit, dan pendapatan dari transaksi yang belum dibayar. Dalam contoh ini nilai pendapatan tetap dicatat sebesar pendapatan yang seharusnya diterima. Selain prinsip pencatatan accrual, dalam bidang akuntansi dikenal prinsip lain, yakni "cash basis", merupakan prinsip pencatatan yang didasarkan atas terjadinya
SKTIR‘2015
11
transaksi antara dua belah pihak secara tunai (dicatat saat pembayaran tunai terjadi). Dengan kata lain “cash basis” mencatat transaksi yang terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Pencatatan dalam survei ini secara umum berdasarkan prinsip
"accrual basis", tetapi dalam keadaan tertentu digunakan prinsip "cash basis" (umumnya pada transaksi finansial dan transfer).
Contoh, rumah tangga pada saat pencacahan
mengetahui akan menerima deviden sebesar Rp. 2_juta. Karena pada saat pencacahan rumah tangga belum menerima, maka pendapatan rumah tangga yang berasal dari deviden tidak dicatat, karena belum terjadi. b.
"Double Entry" dan "Imputasi" Prinsip lain yang penting adalah sistem pencatatan dua kali (double entry system).
Sistem ini menganut azas bahwa setiap transaksi ekonomi, selalu (harus) ada dua "pihak" yang terlibat atau harus berpasangan. Dengan kata lain nilai yang ada di kedua belah pihak selalu sama. Transaksi semacam ini dapat terjadi antara konsumen - produsen, pembeli - penjual, atau penerimaan - pengeluaran. Konsekuensi penggunaan prinsip ini adalah bahwa jika ada transaksi yang tidak berpasangan, maka harus dilakukan imputasi. Untuk memahami pengertian ini, berikut penjelasannya : Konsep "pendapatan" hanya dapat mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga dari aktivitas anggota rumah tangga sebagai pekerja atau penerima upah dan gaji. Padahal dalam praktek banyak rumah tangga yang memperoleh pendapatan selain dari pendapatan dalam bentuk upah dan gaji seperti pendapatan transfer dari rumah tangga lain, atau dari usaha rumah tangga. Sehingga, ukuran pendapatan tidak lagi dapat menilai tingkat kesejahteraan rumah tangga. Untuk itu diperkenalkan ukuran "penerimaan" yang telah mempertimbangkan unsur yang berpengaruh pada "kesejahteraan". Unsur yang dimaksud dalm bentuk pendapatan lain di luar upah dan gaji, baik pendapatan dari transfer, pendapatan kepemilikan, maupun pendapatan dari aktivitas rumah tangga dalam menghasilkan barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Umumnya pendapatan rumah tangga yang bersumber dari aktivitas yang terakhir di atas, tidak ada transaksinya. Namun, dalam hal ini rumah tangga dianggap melakukan aktivitas produksi, dan menghasilkan barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Contoh, rumah tangga mengkonsumsi pisang dari pekarangan rumah. Dalam hal ini, pisang harus dinilai sesuai harga pasar yang berlaku, dan dicatat sebagai nilai produksi, dikurangi biaya pemeliharaan pisang (pupuk) sebagai ongkos
12
SKTIR’2015
produksi, misalnya Di pihak lain, pisang senilai harga pasar dicatat sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dari keterangan di atas, tampak bahwa sudah dilakukan prinsip pencatatan yang dikehendaki, yakni : 1.
Konsep imputasi, yaitu penilaian atas pisang yang dikonsumsi, yang merupakan bagian dari penerimaan rumah tangga
2.
Konsep accrual basis, yaitu pencatatan pengeluaran konsumsi pisang oleh rumah tangga walaupun pisang tersebut tidak dibeli.
3.
Konsep double entry, yaitu pencatatan di sisi penerimaan dan pengeluaran rumah tangga Masih banyak lagi contoh lain, seperti pencatatan tentang rumah yang dihuni
sendiri oleh pemiliknya, upah dalam bentuk barang, warisan dalam bentuk lahan, dan sebagainya. 4.3.
PERIODE RUJUKAN DAN TEKNIK WAWANCARA
4.3.1. Periode Rujukan Di dalam kuesioner ini yang dimaksud dengan setahun yang lalu adalah periode setahun sebelum pencacahan. Misal pencacahan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015, berarti periode rujukan adalah dari tanggal 25 Maret 2014 s.d. 24 Maret 2015. 4.3.2. Teknik Wawancara Dalam melakukan wawancara tentang sumber pendapatan yang diterima oleh rumah tangga, sebaiknya ditanyakan kepada anggota rumah tangga yang bersangkutan. Karena tujuan utama survei ini adalah mencatat semua penerimaan yang diperoleh rumah tangga, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : a.
Sebelum ke lapangan petugas pencacah sebaiknya menyediakan kertas buram. Kertas ini digunakan untuk membantu penghitungan saat melakukan wawancara, karena banyak pertanyaan seperti pada blok pendapatan yang hanya ditanyakan secara singkat
SKTIR’2015
13
b.
Semua nilai dalam kuesioner dicatat dalam ribuan rupiah bulat. Jika ada nilai yang lebih kecil dari Rp. 500 dianggap sama dengan 0, sebaliknya jika lebih besar atau sama dengan Rp. 500 dianggap sama dengan_1
c.
Penulisan isian mengikuti aturan rata kanan, dan jika dalam kuesioner diberikan arsir maka sel tersebut tidak perlu diisi.
14
SKTIR’2015
V. PETUNJUK PENCACAHAN
Pada bab ini diuraikan petunjuk pencacahan yang mencakup penjelasan blok pertanyaan, konsep, definisi yang digunakan, dan tata cara pengisian kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pencacah dalam melakukan tugasnya. 5.1.
KETERANGAN TEMPAT (BLOK I) Blok ini bertujuan untuk mengetahui lokasi dan keterangan umum rumah tangga.
Identitas ini berguna untuk mengecek kelengkapan dokumen, serta bermanfaat dalam proses pengolahan data. Rincian 1 s.d. 8
: Diisi sesuai isian pada Daftar Sampel Blok Sensus SKTIR 2015 (SKTIR14-DSBS).
Rincian 9 s.d. 10
: Isikan nama kepala rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga.
5.2.
KETERANGAN PENCACAHAN (BLOK II) Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pencacahan dan pemeriksaan
daftar SKTIR 2015. Rincian 1 s.d. 4 5.3.
: Isian untuk petugas pencacah dan pengawas (cukup jelas).
KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA (BLOK III) Blok III ini mencatat keterangan semua anggota rumah tangga, termasuk yang
telah meninggal dalam kurun waktu setahun yang lalu.
Kecuali keterangan tentang
pekerja keluarga, kurun waktu yang ditanyakan adalah aktivitas anggota rumah tangga selama satu bulan.
Di samping itu blok III mempunyai peranan penting sehubungan
dengan isian blok-blok selanjutnya. Untuk itu rincian blok ini harus ditanyakan dengan cermat untuk menghindari ada lewat catat, khususnya yang menyangkut sumber penerimaan anggota rumah tangga yang diperoleh dari aktivitas bekerja/ berusaha, dan pendapatan lain dari aktivitas di luar bekerja/berusaha selama satu bulan.
SKTIR‘2015
15
5.3.1. Konsep dan Definisi Konsep yang digunakan dalam survei ini tidak harus sama dengan konsep Sensus Penduduk, SUPAS, maupun Survei Ketenagakerjaan lain. Hal ini karena adanya perbedaan tujuan dari masing-masing survei. Berikut ini dijelaskan konsep dan definisi yang berhubungan dengan pertanyaan di Blok III. 1.
Seseorang dianggap mempunyai sumber penerimaan dari bekerja/berusaha apabila orang tersebut melakukan aktivitas ekonomi yang menghasilkan pendapatan (upah gaji/surplus usaha), tanpa memperhatikan umur atau jam kerja.
2.
Rumah tangga terdiri dari orang atau sekelompok orang yang hidup dalam suatu bangunan tempat tinggal, yang mengumpulkan sebagian atau seluruh pendapatan dan kekayaan, serta yang mengkonsumsi barang dan jasa tertentu secara kolektif utamanya perumahan dan makanan (termasuk didalamnya unit usaha rumah tangga).
3.
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasa bertempat tinggal di suatu rt, baik yang ada pada saat pencacahan maupun sementara tidak ada. Art yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, dan art yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah atau akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih, tidak dianggap art. Orang yang tinggal di rt 6 bulan atau lebih, atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat tinggal di rt tersebut dianggap sebagai art.
4.
Pekerja domestik (seperti pembantu, sopir pribadi, tukang kebun, dan pengasuh bayi) yang tinggal di rumah majikan, dianggap bukan art. Makanan dan tempat tinggal yang disediakan majikan dianggap bagian dari upah dan gaji yang diterima. Untuk itu pendapatan dan pengeluaran pembantu atas makanan dan lainnya bukan merupakan bagian dari pendapatan dan pengeluaran rumah tangga majikan.
5.
Pekerja/mahasiswa yang kos di suatu rumah tangga, baik dengan maupun tanpa makan dianggap bukan sebagai art, sehingga seluruh pendapatan dan pengeluaran tidak dicatat. Sebaliknya aktivitas rt responden dalam menyediakan tempat kos, baik dengan maupun tanpa makan merupakan usaha persewaan rumah.
6.
Pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang yang berusaha, dengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Anggota keluarga yang bekerja/membantu usaha keluarga dengan mendapat upah/gaji bukan sebagai pekerja keluarga. Pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar terdiri dari :
16
SKTIR’2015
a.
Art dari orang yang dibantu, seperti istri yang membantu suami bekerja di sawah
b.
Bukan art tetapi keluarga dari orang yang dibantu, seperti saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung
c.
Bukan art dan bukan keluarga dari orang yang dibantu, seperti orang yang membantu menganyam topi pada usaha rumah tangga milik tetangga.
7.
Sumber penerimaan art mengacu pada aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan baik melalui aktivitas berusaha, bekerja, atau aktivitas lain di luar bekerja/berusaha. a.
Seseorang dianggap bekerja bila terlibat dalam aktivitas ekonomi pada unit institusi tertentu dengan memperoleh upah/gaji. Unit institusi yang dimaksud dapat terdiri dari unit (usaha) rumah tangga, pemerintah, badan usaha, maupun lembaga nirlaba
b.
Seseorang dianggap bekerja di lembaga pemerintah apabila bekerja pada lembaga yang dibiayai APBN/ APBD. Badan Usaha Milik Negara tidak termasuk lembaga pemerintah
c.
Seseorang dianggap berusaha atau mengelola unit usaha rumah tangga apabila memenuhi syarat sbb :
d.
1)
Menanggung sebagian atau seluruh biaya produksi (input)
2)
Menghasilkan barang maupun jasa (output)
3)
Melakukan kegiatan pemasaran barang/jasa yang diproduksi
4)
Menanggung resiko usaha.
Usaha rumah tangga (urt) adalah unit usaha yang dimiliki atau dikelola oleh art dalam bentuk usaha yang tidak berbadan hukum (un-incorporated), dan tidak mempunyai catatan pembukuan lengkap. (non-quasi corporation) . Dalam hal ini kegiatan pengeluaran unit usaha tercampur dengan pengeluaran rumah tangga.
Ciri-ciri usaha rumah tangga adalah : 1)
Aset tetap maupun aset lain yang digunakan dalam unit usaha rumah tangga bukan milik unit usaha, tetapi milik rumah tangga
2)
Tidak dapat memisahkan aset finansial yang digunakan untuk keperluan usaha rumah tangga dan keperluan rumah tangga (meskipun lokasi usaha dan atau aset tetap lain terpisah dari rumah tangga)
SKTIR’2015
17
3)
Dalam melakukan transaksi, perjanjian kontrak, maupun dalam memenuhi kewajiban, unit usaha ini tidak bertindak atas namanya sendiri melainkan atas nama rumah tangga
4)
Pemilik usaha memiliki dua peran, yaitu sebagai wirausahawan dan sebagai pekerja yang memberikan input tenaga kerja layaknya tenaga kerja dibayar. Sehingga surplus usaha yang ditimbulkan menggambarkan campuran dua jenis pendapatan (mixed income)
e.
Aktivitas berusaha dapat dilakukan oleh art baik dengan bantuan buruh maupun tanpa buruh. Buruh mencakup pekerja dibayar baik yang berstatus tetap maupun tidak, dan tidak termasuk pekerja keluarga.
f.
Aktivitas rumah tangga dalam menghasilkan barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dianggap sebagai kegiatan usaha rumah tangga, meskipun tujuannya hanya memenuhi kebutuhan sendiri. Aktivitas ini mencakup aktivitas mempekerjakan pekerja domestik dibayar (seperti pembantu, sopir pribadi, tukang kebun, pengasuh bayi, dll), kepemilikan rumah, baik yang ditempati sendiri atau yang ditempati orang lain dengan bebas sewa, aktivitas menghasilkan barang dan jasa di bidang: pertanian, penggalian, industri pengolahan,
dan
konstruksi
yang
hasilnya digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhannya sendiri. g.
Seseorang dianggap melakukan aktivitas diluar bekerja atau berusaha bila memperoleh pendapatan kepemilikan dan pendapatan transfer. 1)
Pendapatan kepemilikan (property income) merupakan pendapatan yang diperoleh art pemilik harta finansial dan harta tetap yang tidak diproduksi seperti lahan, yang digunakan oleh pihak lain untuk usaha. Yang diklasifikasikan sebagai property income di antaranya bunga tabungan, deviden dan sewa.
2)
Pendapatan transfer diperoleh art atas pemberian dari pihak lain secara cuma-cuma, baik dalam bentuk uang maupun barang. Uang pensiun yang diterima art dari unit pemerintah atau badan usaha termasuk sebagai pendapatan transfer.
18
SKTIR’2015
5.3.2. Cara Pengisian Blok III Kol (1)
: Tuliskan nomor urut art sesuai banyaknya art termasuk art yang meninggal dunia dalam kurun setahun yang lalu. Untuk art meninggal dunia dicatat pada nomor urut terakhir, dengan kode 99
Kol (2)
: Tulis nama art, dimulai dari art yang berstatus kepala rumah tangga
Kol (3)
: Isikan kode hubungan setiap art dengan kepala rumah tangga. Kode hubungan dapat dilihat pada daftar isian
Kol (4)
: Isikan kode jenis kelamin masing-masing art
Kol (5)
: Tuliskan umur setiap art dalam satuan tahun yang dibulatkan ke bawah. Untuk art berumur kurang dari 1 tahun tuliskan 0, dan yang berumur 99 tahun atau lebih tuliskan 98
Kol (6)
: Isikan kode pendidikan yang ditamatkan. Yang dimaksud dengan tamat adalah mereka yang meninggalkan sekolah setelah mengikuti pelajaran di kelas tertinggi pada suatu tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat atau ijazah. Kode pendidikan dapat dilihat pada daftar isian
Kol (7)
: Isikan kode 1 jika art adalah pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar dan kode 2 jika tidak
Kol (8 & 9)
: Isikan kode 1 jika art memperoleh pendapatan dari aktivitas berusaha pada usaha rumah tangga, baik dengan buruh pada kol (8), dan atau tanpa buruh pada kol (9). Dan isikan kode 2 jika tidak
Kol (10 & 11) : Isikan kode 1 jika art memperoleh pendapatan dari aktivitas bekerja di lembaga pemerintah pada kol (10), dan atau di lembaga non pemerintah pada kol (11). Dan isikan kode 2 jika tidak Kol (12 & 13) : Isikan kode 1 pada kol (12) jika art memperoleh pendapatan dari kepemilikan faktor produksi bukan tenaga kerja, yaitu bila salah satu atau kesemuanya (bunga simpanan di bank dan lainnya, bagi hasil,
deviden, royalti, dan lainnya) ada isian. Isikan kode 1 pada kol (13) jika art memperoleh pendapatan dari transfer.
SKTIR’2015
19
5.4.
PENDAPATAN UPAH DAN GAJI (BLOK IV) Blok IV digunakan untuk mencatat seluruh pendapatan art yang diperoleh dari
aktivitas bekerja sebagai buruh atau karyawan. Pendapatan upah dan gaji dibedakan atas pendapatan yang diterima secara tetap dan teratur (upah/gaji), dan pendapatan lain di luar upah/gaji (honorarium, lembur, bonus, dan sejenisnya). 5.4.1. Konsep dan Definisi 1.
Uraian Pekerjaan adalah keterangan dari pekerjaan yang dilakukan art di tempat
bekerjanya, dengan menyebutkan jenis pekerjaan dan lapangan usahanya Berikut ini merupakan contoh dari penulisan uraian pekerjaan ; Penulisan yang kurang lengkap - Buruh Tani
Penulisan yang lengkap Buruh di pertanian tanaman (padi, jagung, ubi kayu, kacang kedelai, dsb).
- Karyawan Perusahaan Penerbangan
Penerbang, petugas penimbang barang penumpang, pekerja tata usaha; di Perusahaan Penerbangan.
- Karyawan Hotel International
Petugas pelayanan tamu, petugas bar, mengatur dan mengawasi kegiatan kerumahtanggaan, manajer restoran; di hotel
- Karyawan Pabrik Sepatu
Tenaga pemasaran, operator mesin jahit, satpam; di pabrik sepatu
Buruh Bangunan
Buruh bangunan lepas, buruh bangunan dengan sistim borong, buruh; di perusahaan kontraktor
Karyawan Perdagangan
2.
Kasir, pramuniaga, supervisor; di Dept-Store
Upah dan Gaji adalah balas jasa yang diterima oleh buruh atau karyawan secara
tetap dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku.
Upah dan gaji yang diterima dapat
berbentuk uang maupun barang.
20
SKTIR’2015
Upah dan gaji dalam bentuk uang mencakup upah dan gaji pokok, tunjangan biaya hidup, tunjangan kemahalan dan tunjangan lain seperti tunjangan jabatan, tunjangan perumahan, uang makan, transport. Upah dan gaji dalam bentuk barang dibedakan atas fasilitas rumah dinas, dan barang lain seperti beras, pakaian, dan fasilitas lain seperti mobil dinas, listrik, dan sejenisnya. Rumah dinas adalah rumah milik instansi yang ditempati karena dia bekerja sebagai buruh/karyawan di instansi tersebut. Lembur adalah pendapatan yang diterima buruh/karyawan atas pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja. Sedangkan honorarium, bonus, dan sejenisnya mencakup bonus, premi produksi, tips, honor mengajar, dan tunjangan sosial seperti tunjangan perkawinan, kelahiran dan kematian. CATATAN : -
Upah & gaji dalam bentuk uang biasanya diterima dalam bentuk neto (setelah dikurangi pajak dan potongan lain). Tetapi upah dan gaji yang dicatat pada blok ini harus ditambahkan dahulu dengan besarnya potongan tersebut (askes, astek, dharma wanita, dana kematian, dan sejenisnya termasuk pajak).
-
Fasilitas rumah dinas ; pendapatan atas fasilitas rumah, nilainya diperkirakan berdasarkan harga sewa dari rumah sejenis di pasaran.
Jika penghuni diwajibkan
membayar sewa dengan harga murah, maka nilai fasilitas rumah tersebut adalah selisih antara perkiraan sewa rumah harga pasar dengan nilai pembayaran sewa (murah) yang harus dibayar. -
Fasilitas barang lainnya ; pendapatan atas fasilitas barang lain seperti beras, pakaian, diperkirakan berdasarkan harga barang tersebut bila dibeli di pasaran.
-
Jika art bekerja sebagai buruh/karyawan pada lebih dari satu lapangan usaha, maka art tersebut dicatat lebih dari satu baris sesuai banyaknya lapangan usaha. Demikian juga apabila art tersebut bekerja pada 'lapangan usaha yang sama' tetapi jenis pekerjaannya berbeda, maka nomor urut art, lapangan usaha, dan jenis pekerjaan ditulis berulang sesuai banyaknya jenis pekerjaan.
Contoh 1 : Amin bekerja di PJKA menempati rumah dinas yang disediakan gratis oleh perusahaan.
Perkiraan sewa rumah di daerah setempat Rp.125.000/bln.
Gaji yang
tertera dalam slip adalah Rp. 1.000.000. Setelah dipotong pajak 15%, potongan Askes Rp. 500 dan dana kematian Rp. 1.000, Amin menerima bersih penghasilan sebesar
SKTIR’2015
21
Rp. 848.500.
Di samping itu Amin juga memperoleh susu sebanyak 10 kaleng/bulan
(kalau diuangkan perusahaan memberi harga Rp. 6.000/kaleng). Menjelang hari lebaran yang lalu Amin menerima jasa produksi sebesar Rp. 500.000; dan keperluan lebaran seperti telur, terigu, dan makanan jadi senilai Rp 100.000. Dari contoh ini, maka isian upah & gaji di blok IV sbb : Upah & gaji (kol 5) = Rp. 1.000.000 x 12 = Rp. 12.000.000 Upah & gaji dalam bentuk rumah dinas (kol 6) = Rp.125 000 x 12 = Rp. 1.500.000 Upah & gaji lainnya (kol 7) = Rp. 6.000 x 10 kaleng x 12 = Rp. 720.000 Honorarium, lembur, bonus, dsb = Rp. 500.000 + Rp. 100.000 = Rp. 600.000 Contoh 2 : Jika Amin diwajibkan membayar rumah dinas sebesar Rp. 20.000/bln, dan pendapatan lainnya sama dengan contoh 1 diatas, maka isian pendapatan (blok IV) untuk rumah dinas menjadi ( Rp.1.500.000 – (Rp.20.000 x 12 )) = Rp. 1.260.000. 5.4.2. Cara Pengisian Blok IV Kol (1)
: Isikan nomor urut art sesuai tertulis pada Blok III kol (1)
Kol (2)
: Tuliskan uraian pekerjaan dari art sesuai dengan jenis pekerjaan dan lapangan usaha
Kol (3)
: Isikan kode lapangan usaha sesuai kode Lapangan Usaha SKTIR 2 digit. Kode lapangan usaha dapat dilihat pada daftar isian
Kol (4)
: Isikan kode jenis pekerjaan. Kode jenis pekerjaan dapat dilihat pada daftar isian
Kol (5)
: Isikan nilai upah/gaji berupa uang dari masing-masing jenis pekerjaan pada setiap lapangan usaha
Kol (6)
: Isikan nilai perkiraan sewa rumah dinas yang ditempati sesuai harga pasar yang berlaku. Apabila diwajibkan membayar sewa dengan harga murah maka yang diisikan adalah selisih harga pasar dan sewa yang dibayar
Kol (7)
: Isikan nilai perkiraan upah/gaji berupa barang seperti beras, pakaian dinas, mobil dinas, pengemudi yang disediakan instansi/perusahaan, listrik, ledeng, dan sebagainya
22
SKTIR’2015
Kol (8)
: Isikan nilai uang honorarium, lembur, bonus, dan sebagainya
Kol (9)
: Isikan jumlah isian kol (5) s.d. kol (8)
5.5.
PENDAPATAN USAHA RUMAH TANGGA (BLOK V) Blok V digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh art dari kegiatan
berusaha melalui usaha rumah tangga (urt). Unit usaha ini dapat dilakukan oleh art baik dengan atau tanpa buruh.
Aktivitas urt yang menghasilkan barang/jasa untuk dijual
dicatat pada blok V A, sedangkan urt yang menghasilkan barang/jasa untuk digunakan sendiri dicatat pada blok V B. 5.5.1. URT YANG MENGHASILKAN BARANG/JASA UNTUK DIJUAL (BLOK V A) Usaha rumah tangga yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual pada tingkat harga pasar atau dipertukarkan (market output) mencakup berbagai usaha seperti pertanian, penggalian, industri kerajinan, dan perdagangan eceran. Apabila art berusaha pada lapangan usaha yang berbeda, maka masing-masing pendapatan harus ditanyakan. Sehingga satu art dapat ditulis lebih dari satu baris. Bila art berusaha pada lapangan usaha yang sama tetapi dengan status (dengan atau tanpa buruh) berbeda, maka art tersebut ditulis pada sub blok yang berlainan. Perlu ditegaskan bahwa untuk art yang berusaha (mandiri) tanpa buruh seperti tukang sol sepatu, tukang cukur, tukang semir, tanpa melihat apakah telah menghasilkan jasa layanan atau tidak, tetap ditanyakan. Pendapatan dari usaha dalam blok ini bisa negatif. Tanda negatif pada daftar pertanyaan ditulis di luar kotak yang tersedia. 5.5.1.1. 1.
Konsep dan Definisi
Nilai Produksi Nilai produksi atau output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit
usaha rumah tangga, termasuk barang/jasa yang dikonsumsi sendiri maupun yang diberikan pada pihak lain. Untuk usaha yang produksinya berupa barang, outputnya merupakan hasil perkalian antara kuantitas produksi dengan harga per unit. Kegiatan usaha yang produksinya berupa barang antara lain pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan. Sedangkan kegiatan usaha yang bergerak di bidang jasa, outputnya merupakan nilai penerimaan dari jasa yang diberikan pada pihak lain.
SKTIR’2015
23
Berikut adalah output beberapa lapangan usaha yang perlu diperhatikan : a.
Output lapangan usaha bangunan adalah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan selama periode rujukan, tanpa melihat apakah bangunan atau konstruksi tersebut sudah selesai seluruhnya atau belum. Nilai dari perlengkapan bangunan seperti instalasi listrik, telepon, AC juga termasuk dalam nilai bangunan. Tetapi nilai lahan tempat bangunan didirikan tidak termasuk sebagai output.
b.
Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu selisih nilai penjualan dengan nilai pembelian dari seluruh komoditi yang terjual.
c.
Output lapangan usaha pertanian dan penggalian, industri pengolahan, jasa profesional adalah nilai barang yang telah diproduksi
Keterangan mengenai nilai produksi/output masing-masing lapangan usaha dapat dilihat pada lampiran 3. 2.
Ongkos Produksi Ongkos produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk dapat menghasilkan
barang atau jasa, seperti biaya pembelian bahan baku/penolong, biaya administrasi, dan biaya pemakaian jasa lain, serta biaya upah/gaji, tidak termasuk biaya sewa lahan dan bunga modal. Perlu diperhatikan bahwa pengeluaran atau ongkos produksi ini harus dipisahkan dari pengeluaran untuk keperluan konsumsi rt. 3.
Pajak Lain Atas Produksi Pajak lain atas produksi mencakup seluruh pajak yang dibebankan pada usaha rt,
dan terdiri dari : a.
Pajak bumi dan bangunan (PBB) atas lahan dan bangunan yang digunakan untuk usaha rumah tangga. PBB biasanya dibayarkan setahun sekali.
b.
Pajak atas penggunaan harta tetap atau aktivitas lain seperti pajak yang dikenakan atas penggunaan kendaraan atau mesin (peralatan) lain yang digunakan oleh usaha rt, baik yang dimiliki sendiri maupun disewa. Contoh : STNK dan SIM.
CATATAN : Kendaraan yang digunakan untuk usaha rt sekaligus untuk keperluan rumah tangga, maka biaya SIM atau STNK dimasukan sebagai pajak lainnya atas produksi bila kendaraan tersebut lebih sering digunakan untuk keperluan usaha. Sedangkan bila
24
SKTIR’2015
kendaraan tersebut lebih sering digunakan untuk keperluan rumah tangga, maka biayanya dicatat pada blok transfer keluar (Blok VII A). 4.
Penyusutan Penyusutan barang modal merupakan pengurangan nilai barang modal karena
pemakaian, yang dibebankan sebagai biaya secara berkala selama perkiraan umur pemakaian.
Bila urt tidak mempunyai pembukuan yang baik, maka penghitungan
penyusutan dapat dilakukan dengan metode garis lurus (straight line) sbb; PBM= HBM / tBM di mana;
PBM adalah nilai penyusutan barang modal HBM adalah nilai pembelian barang modal dan, tBM adalah perkiraan umur pemakaian barang modal (tahun)
5.5.1.2.
Cara Pengisian Blok V A
Kol (1) : Isikan nomor art sesuai yang tertulis pada blok III kol (1) Kol (2) : Tuliskan uraian pekerjaan dari art sesuai dengan jenis pekerjaan dan lapangan usahanya Kol (3) : Isikan kode lapangan usaha Indonesia 2 digit. Jika art berusaha pada lebih dari satu lapangan usaha, maka masing-masing pendapatan harus dicatat pada baris yang berbeda dengan tetap menuliskan nomor urut art di kol (1). Lapangan usaha yang berkode 98, tidak dicatat pada blok ini tetapi dicatat pada blok V B. Kol (4) : Isikan kode jenis pekerjaan dari art yang berusaha. Kode jenis pekerjaan dapat dilihat pada daftar isian Kol (5) : Isikan nilai barang/jasa yang dihasilkan. Nilai produksi yang dicatat meliputi produksi utama dan produksi lainnya Kol (6) : Isikan nilai upah/gaji baik berupa uang dan barang yang dibayarkan kepada buruh, tidak termasuk yang dibayarkan pada pekerja keluarga Kol (7) : Isikan nilai penggunaan bahan baku, bahan penolong, biaya administrasi, dan jasa lain, tidak termasuk pengeluaran dalam bentuk sumbangan, bunga modal, dan sewa lahan Kol (8) : Isikan nilai yang dikeluarkan untuk membayar pajak. Catat nilai sesuai waktu pembayaran.
SKTIR’2015
25
Kol (9) : Isikan nilai penyusutan barang modal urt. Nilai penyusutan mencakup semua jenis barang modal yang dimiliki dan digunakan dalam aktivitas produksi Kol (10) : Isikan pendapatan art dari aktivitas berusaha, yaitu kol [(5)-(6)-(7)-(8)-(9)]
5.5.2. URT YANG MENGHASILKAN BARANG DAN JASA UNTUK DIGUNAKAN SENDIRI (BLOK V B) Blok V B digunakan untuk mencatat semua aktivitas produksi yang dilakukan rumah tangga, dimana hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Barang dan jasa yang dihasilkan mencakup: jasa domestik dan jasa perorangan lain (pembantu rumah tangga, sopir pribadi, pengasuh bayi, dll) ; jasa persewaan rumah (baik yang ditempati sendiri maupun ditempati orang lain dengan bebas sewa) ; serta barang dan jasa dari aktivitas di bidang pertanian, penggalian, industri pengolahan, dan konstruksi yang digunakan untuk memenuhui kebutuhannya sendiri. 5.5.2.1.
Konsep dan Definisi
a. Jasa domestik dan perorangan dengan mempekerjakan pekerja dibayar Suatu unit rumah tangga dapat menghasilkan jasa domestik dan jasa perorangan lain dengan cara mempekerjakan pekerja domestik dibayar, dan hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pekerja domestik yang dimaksud terdiri dari pembantu rumah tangga, sopir pribadi, tukang kebun, pengasuh bayi, dll. Nilai produksi dari jasa tersebut senilai dengan pembayaran upah/gaji ditambah nilai barang/jasa yang diberikan rumah tangga majikan pada pekerja domestik. b. Jasa persewaan rumah milik sendiri Apabila pemilik rumah menempati rumahnya sendiri, maka pada saat bersamaan rumah tangga tersebut dianggap melakukan aktivitas menghasilkan jasa persewaan rumah (housing service), dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk itu nilai produksi, ongkos produksi, pajak dan penyusutan dari aktivitas produksi oleh rumah tangga pemilik harus dicatat. Untuk rumah yang tidak ditempati (rumah kosong), maka rumah tersebut dianggap tidak sedang melakukan aktivitas menghasilkan jasa persewaan rumah. Nilai produksi dari jasa persewaan rumah setara dengan nilai perkiraan (imputasi) sewa rumah sejenis dengan kondisi yang hampir sama di lingkungan setempat. Kegiatan
26
SKTIR’2015
perbaikan rumah yang substansial, seperti melapisi dinding atau memperbaiki atap yang dilakukan sendiri oleh pemilik rumah, diperlakukan sebagai biaya atau ongkos produksi (dalam menghasilkan jasa persewaan rumah). Konsekuensinya, pembayaran PBB oleh rumah tangga pemilik dianggap sebagai pembayaran pajak lain atas produksi. Contoh 1 : Pak Jemmy melakukan pekerjaan mengecat rumahnya sendiri tanpa bantuan tukang. Untuk kegiatan tersebut pak Jemmy membeli cat seharga Rp._100.000. Bila perkiraan sewa rumah sebesar Rp. 5 000 000, dan PBB yang dibayar Rp. 300 000, maka pencatatan dalam kuesioner SKTIR 2015 adalah : Jasa Persewaan rumah milik sendiri, Ditempati sendiri (Blok V B. Rinc. 2a) Nilai Produksi (Kolom 2)
= Rp. 5 000 000
Bahan Baku (Kolom 4)
= Rp.
100 000
Pajak Lain (Kolom 5)
= Rp.
300 000
Pengeluaran konsumsi rt (Blok VIII. Rinc. 2) Imputasi sewa rumah milik sendiri (kolom 3) = Rp. 5 000 000 CATATAN : -
Apabila dikerjakan oleh orang lain, maka pengeluaran untuk membayar upah tukang akan dicatat pada blok V B rincian 2 kol (3).
-
Nilai produksi jasa persewaan rumah dari rumah yang ditempati oleh orang lain dengan bebas sewa, dicatat di rumah tangga pemilik rumah (sebesar nilai perkiraan atau imputasi sewa rumah). Dalam hal ini, nilai produksi juga akan dicatat sebagai transfer keluar, dan pada rumah tangga yang menempati rumah bebas sewa dicatat sebagai transfer masuk.
Contoh 2 : Pak Toni memiliki dua rumah, salah satunya ditempati oleh keluarga pak Toni sedangkan rumah lain ditempati oleh orang lain dengan bebas sewa. Perkiraan sewa rumah yang ditempati pak Toni sebesar Rp. 4 000 000 dengan PBB sebesar Rp. 250 000 dan yang ditempati orang lain dengan bebas sewa sebesar Rp. 2 500 000 dengan PBB Rp. 150 000. Dalam kasus di atas maka pencatatannya :
SKTIR’2015
27
Jasa Persewaan rumah milik sendiri a. Ditempati sendiri (Blok V B. Rincian 2a) Nilai Produksi (Kolom 2)
= Rp. 4 000 000
Pajak Lain (Kolom 5)
= Rp.
250 000
b. Ditempati rt lain dengan bebas sewa (Blok V B. Rincian 2b) Nilai Produksi (Kolom 2)
= Rp. 2 500 000
Pajak Lain (Kolom 5)
= Rp.
150 000
CATATAN : Perlakuan terhadap pengeluaran atas perbaikan rumah ada tiga kategori sbb : - Perbaikan besar (major renovation) ; mencakup renovasi besar, rekonstruksi, atau perluasan yang dapat meningkatkan efisiensi atau kapasitas atau memperpanjang umur pemakaian. Pengeluaran atas perbaikan besar rumah, diperlakukan sebagai pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan dicatat pada Blok XI. - Perbaikan substansial (substansial repairs) ; mencakup pemeliharaan dan perbaikan rumah secara berkala yang dilakukan pemilik rumah seperti pekerjaan memplester dinding, memperbaiki atap, menginstalasi ledeng, mengecat, dll. Pengeluaran atas perbaikan substansial rumah diperlakukan sebagai biaya produksi pada aktivitas memproduksi jasa persewaan rumah (milik sendiri) di Blok_V B. - Dekorasi, pemeliharaan, dan perbaikan kecil yang dilakukan sendiri oleh anggota rumah tangga merupakan aktivitas memproduksi jasa yang dikonsumsi sendiri dan dikeluarkan dari batasan produksi. Bahan-bahan yang dibeli diperlakukan sebagai pengeluaran konsumsi akhir, dan dicatat di Blok VIII. c. Barang/jasa yang berasal dari aktivitas 1.
Pertanian tanaman pangan, peternakan, dan perikanan ; merupakan aktivitas memperoleh barang/jasa hasil pertanian tanaman pangan, peternakan, dan perikanan dari pekarangan atau hasil peliharaannya sendiri. Contoh : aktivitas mengonsumsi buah-buahan dari pekarangan rumah, atau ayam dan ikan yang dipelihara sendiri, mengumpulkan kayu bakar dan hasil perburuan di hutan. Produksi dari aktivitas ini dinilai berdasarkan harga pasar, dan biaya produksinya senilai dengan biaya pemeliharaan atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang/jasa tersebut, seperti pembelian pupuk, pestisida, biaya transportasi, upah tukang, dll.
28
SKTIR’2015
2.
Penggalian ; merupakan aktivitas memperoleh barang hasil galian dari areal penggalian seperti pasir, batu, dan sejenisnya dari sungai. Produksi dari aktivitas ini dinilai berdasarkan harga pasar, sedangkan biaya produksinya adalah biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh barang/jasa tersebut seperti transportasi, upah tukang, dll.
3.
Industri pengolahan ; seperti aktivitas menenun kain, membuat dan menjahit gaun, pembuatan perabotan, dll. Produksi dari aktivitas ini dinilai berdasarkan harga pasar, sedangkan biaya produksinya adalah biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh barang/jasa tersebut seperti pembelian bahan baku, upah tukang, dll.
4.
Konstruksi ; seperti aktivitas perbaikan substansial yang dikerjakan atas rumah bukan milik sendiri, atau aktivitas perbaikan besar (major renovation) yang dikerjakan sendiri. Nilai produksi dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan material ditambah imputasi upah tukang.
Contoh 3 : Pak Toni menempati rumah kontrakan dengan biaya kontrak sebesar Rp. 3 000 000. Dia melakukan perbaikan atap yang dikerjakannya sendiri (jika menyuruh tukang, upahnya Rp. 50 000). Pak Toni membeli seng seharga Rp. 100.000. Maka pencatatannya: Barang yang berasal dari kegiatan Konstruksi (Blok V B. Rincian 3d) Nilai Produksi (Kolom 2) = (Rp. 100 000 + Rp. 50 000) = Rp. 150 000 Bahan baku (Kolom 4)
= Rp. 100 000
Pengeluaran konsumsi rt (Blok VIII. Rinc. 2) Sewa rumah (kolom 3)
= Rp. 3 000 000
Perbaikan atap & bahan (kolom 3) = Rp.
5.5.2.2.
150 000
Cara Pengisian Blok V B
Kol (2) : Isikan nilai barang/jasa yang dihasilkan. Kol (3) : Isikan nilai upah/gaji baik berupa uang dan barang yang dibayarkan kepada pekerja domestik. Kol (4) : Isikan nilai penggunaan bahan baku, bahan penolong, biaya administrasi, dan jasa lainnya
SKTIR’2015
29
Kol (5) : Isikan nilai yang dikeluarkan untuk pembayaran pajak (PBB dan IMB rumah yang ditempati sendiri). Catat nilai sesuai dengan waktu pembayaran. Kol (6) : Isikan nilai penyusutan barang modal kegiatan menghasilkan barang/jasa oleh rumah tangga yang digunakan sendiri. Nilai penyusutan dikenakan pada semua jenis barang modal yang dimiliki dan digunakan di dalam kegiatan produksi Kol (7) : Isikan pendapatan art dari kegiatan berusaha, yaitu kol [(2)-(3)-(4)-(5)-(6)]
5.6.
PENDAPATAN KEPEMILIKAN SELAMA SETAHUN YANG LALU (BLOK VI) Blok ini digunakan untuk mencatat pendapatan rumah tangga yang berasal dari
kepemilikan harta finansial dan harta lainnya. Jika harta milik responden digunakan pihak lain, maka responden akan menerima pendapatan kepemilikan dan dicatat di kolom (3). Sebaliknya apabila rumah tangga responden menggunakan harta pihak lain, maka responden mempunyai kewajiban membayar, dan dicatat di kolom (2). 5.6.1. Konsep dan Definisi 1.
Pendapatan dari usaha bukan usaha rumah tangga merupakan pendapatan yang diperoleh rumah tangga dari usahanya yang bukan usaha rumah tangga (usaha yang berbadan hukum /corporation, atau usaha tidak berbadan hukum tetapi mempunyai pencatatan keuangan /quasi corporation). Keuntungan yang diperoleh rumah tangga dari quasi corporation dinamakan bagi hasil atau dalam bentuk withdrawal.
2.
Bunga merupakan balas jasa penggunaan modal uang pada aktivitas usaha. Modal aktivitas usaha dibedakan atas modal usaha dari bank, bukan dari bank, tabungan di bank atau lembaga keuangan lain dan lainnya (yang berasal dari kepemilikan rumah tangga atas obligasi, surat utang negara dll).
3.
Sewa lahan merupakan balas jasa penggunaan lahan pertanian atau areal pertambangan/penggalian dengan sistem sewa.
4.
Bagi hasil merupakan balas jasa partisipasi lahan, modal, dan atau kewirausahaan pada aktivitas usaha pihak lain dengan sistem bagi hasil.
5.
Deviden merupakan pendapatan yang diperoleh dari keuntungan perusahaan yang dibagikan pada pemegang saham.
30
SKTIR’2015
6.
Pendapatan kepemilikan lainnya adalah pendapatan selain yang disebutkan di atas, seperti keuntungan dari kepemilikan atas reksadana, polis asuransi (selain klaim), dana pensiun, dll.
CATATAN : -
Semua pendapatan pada blok ini, walaupun belum terealisasi (masih terhutang) tetap dicatat sebesar nilai yang seharusnya diterima (accrual basis), kecuali pendapatan deviden dicatat sebesar deviden yang dibagikan pada tahun tersebut (cash basis).
-
Pendapatan urt dan upah/gaji yang diterima tidak dicatat dalam blok ini. Petugas hendaknya berhati-hati jangan sampai pendapatan yang tidak berkaitan dengan kepemilikan property income dimasukkan, dan sebaliknya jangan pula ada yang terlewat.
5.6.2. Cara Pengisian Blok VI Rinc. (1)
: Isikan nilai pendapatan yang diperoleh rumah tangga dari usahanya yang bukan usaha rumah tangga.
Rinc. (2.a) : Isikan nilai bunga yang dibayarkan atas penggunaan modal uang dari bank untuk kegiatan usaha oleh art. Rinc. (2.b): Isikan nilai bunga yang dibayarkan atas penggunaan modal uang dari bukan bank untuk aktivitas usaha oleh art pada kol (2), dan bunga yang diterima atas penggunaan modal uang milik rt oleh pihak lain, pada kolg(3). Rinc. (2.c) : Isikan nilai bunga yang diterima atas segala bentuk simpanan di bank dan lembaga keuangan lain seperti KUD, kantor pos, BPR. Rinc. (2.d) : Isikan nilai bunga yang diterima atas simpanan di bank, lembaga keuangan atau lainnya dalam bentuk obligasi, surat utang negara dll. Rinc. (3)
: Isikan nilai sewa lahan yang dibayar pada kol (2), dan nilai sewa lahan yang diterima pada pada kol (3) .
Rinc. (4)
: Isikan nilai bagi hasil yang dibayar pada kol (2), dan nilai bagi hasil yang diterima pada kol (3).
Rinc. (5)
SKTIR’2015
: Isikan nilai deviden yang diterima pada kol (3).
31
Rinc. (6)
: Isikan pendapatan yang diterima, selain pendapatan yang termasuk dalam r.1 s.d. r.6, seperti keuntungan dari kepemilikan atas reksadana, polis asuransi, dana pensiun, dll.
Rinc. Jml : Isikan jumlah r.1 s.d. r.6 5.7.
TRANSFER (BLOK VII) Blok ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bersifat transfer atau pemberian
secara cuma-cuma, baik dilakukan oleh rumah tangga (transfer keluar) atau dilakukan oleh lembaga lain (transfer masuk). Berbagai transaksi transfer dibedakan atas transfer berjalan (current transfer) dan transfer modal (capital transfer). Transfer masuk ke rumah tangga menurut lembaga pemberi (pemerintah, badan usaha, lembaga nirlaba, rumah tangga lain, dan luar negeri) dicatat pada blok VII_A; sedangkan transfer keluar dari rumah tangga menurut lembaga penerima dicatat pada blok VII B. Transaksi transfer yang dilakukan oleh rumah tangga dan lembaga lainnya mencakup transaksi dalam bentuk uang maupun barang. 5.7.1. Konsep dan Definisi Sebagai pertimbangan untuk menentukan suatu transfer dikategorikan sebagai transfer berjalan atau transfer modal adalah dasar, tujuan, dan frekuensi suatu transaksi transfer. Tetapi apabila salah satu pihak baik penerima atau pemberi menganggapnya sebagai transfer modal maka dimasukkan sebagai transfer modal. Dalam praktek mungkin sulit untuk menerapkannya, maka apabila ragu-ragu sebaiknya dimasukkan ke transfer modal saja. 1.
Transfer Berjalan Transfer berjalan dari atau ke rt adalah seluruh penerimaan atau pembayaran
transfer pada rt, dengan tujuan (akan digunakan) untuk konsumsi. Menurut statusnya transfer ini dibedakan atas transfer bersyarat dan tidak bersyarat: a.
Transfer bersyarat (contractual current transfer) didasarkan pada suatu kontrak perjanjian.
adalah transaksi transfer yang
Pengeluaran transfer yang termasuk
jenis ini adalah pembayaran premi asuransi kerugian, kecelakaan, dan kesehatan, sedangkan penerimaan transfernya berupa klaim perusahaan asuransi tersebut. b.
Transfer tidak bersyarat (unrequited current transfer) adalah transaksi transfer yang tidak didasarkan pada suatu kontrak perjanjian. Transfer jenis ini
32
SKTIR’2015
diberikan atau diperoleh tanpa imbalan apapun. Contohnya adalah pembayaran pajak kekayaan, pajak kendaraan, bea fiskal, pajak binatang, dsb. Semua pembayaran pajak tersebut disebut sebagai pajak pendapatan, kekayaan dan pajak lainnya (current taxes on income, wealth, etc) karena dibebankan langsung terhadap pendapatan disposibel rt. Di sisi penerimaan rt, transfer jenis ini meliputi bantuan atau sumbangan yang diberikan langsung oleh badan pemerintah seperti sumbangan bencana alam. Transaksi transfer lain yang sifatnya sukarela, tidak bersyarat dan tidak mengikat seperti pembayaran sedekah, zakat fitrah, warisan, hibah, sumbangan juga dimasukkan di sini. 2.
Transfer Modal Transfer modal dari atau ke rt adalah seluruh penerimaan/pembayaran transfer
pada rt yang tujuannya untuk investasi dan transaksinya terjadi tidak secara rutin (hanya sekali-sekali). Transfer ini biasanya digunakan untuk investasi rt baik dalam bentuk harta finansial maupun modal usahaert. Tunjangan kesehatan, kemahalan, dan perumahan yang diberikan pemerintah kepada pegawainya tidak dicatat di sini, karena merupakan bagian dari upah dan gaji. 5.7.2. Cara Pengisian Blok VII : A. Transfer masuk merupakan pendapatan rt yang diperoleh atas pemberian dari pihak lain secara cuma-cuma, baik dalam bentuk uang maupun barang. Transfer masuk yang dicatat pada blok ini dibedakan atas transfer yang berasal dari pemerintah, badan usaha, lembaga nirlaba, dan rumah tangga lain, serta luar negeri. 1.
Transfer Berjalan
Rinc. (1.1) a.
: Isikan nilai uang yang diterima oleh rt menurut lembaga pemberi.
Pemerintah, meliputi penerimaan rt berupa bantuan atau sumbangan dari lembaga pemerintah, seperti sumbangan bencana alam, kebanjiran, kebakaran, dsb.
b.
Badan usaha, meliputi penerimaan rt berupa bantuan atau sumbangan dari unit usaha (bisnis), seperti sumbangan bencana alam, kecelakaan, kematian, dsb.
c.
LNPRT (Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga), meliputi penerimaan rt berupa bantuan atau sumbangan dari LNPRT, seperti sedekah, zakat, qurban, dan sebagainya yang diterima dari masjid, gereja, lembaga bantuan sosial,yayasan dsb.
SKTIR’2015
33
d.
Rumah tangga lain, meliputi penerimaan rt berupa bantuan atau sumbangan dari rumah tangga lain seperti kiriman uang yang berasal dari orangtua, famili, atau orang lain yang tidak satu rumah.
e.
Luar negeri, meliputi penerimaan rt berupa bantuan atau sumbangan dari luar negeri tanpa memperhatikan bentuk lembaganya, seperti penghargaan Magsaysay, sumbangan dari LSM di luar negeri dan sebagainya.
Rinc. (1.2)
: Isikan besarnya uang pensiun yang diterima art menurut lembaga pemberi, tidak termasuk penerimaan uang pesangon atau uang tunggu karena berhenti bekerja sebelum habis masa kerjanya. Uang pesangon dan uang tunggu dianggap bagian dari upah/gaji [Blok IVkol (8)].
Rinc. (1.3)
: Isikan nilai klaim asuransi kecelakaan/kematian yang diterima art. Penerimaan ini mencakup ganti rugi atau klaim akibat terjadinya kecelakaan atau meninggal dunia, yang diterima dari perusahaan asuransi dalam negeri maupun luar negeri.
Rinc. (1.4)
: Isikan nilai klaim asuransi kerugian terhadap barang konsumsi yang diterima art. Penerimaan ini mencakup ganti rugi atau klaim akibat terjadinya kerusakan atau kehilangan terhadap barang konsumsi milik art seperti mobil, motor, dsb yang diterima dari perusahaan asuransi dalam negeri maupun luar negeri.
Rinc. (1.5)
: Isikan nilai klaim asuransi kesehatan yang diterima art. Penerimaan ini mencakup ganti rugi atau klaim akibat art melakukan perawatan ke rumah sakit baik rawat jalan, rawat inap, persalinan, atau perawatan lainnya, yang diterima dari perusahaan asuransi dalam negeri, seperti BPJS kesehatan maupun luar negeri.
Rinc. (1.6)
: Isikan nilai undian berhadiah yang diterima art.
Penerimaan ini
mencakup penerimaan rumah tangga baik berupa uang maupun barang yang berasal dari penarikan kupon undian.
Termasuk hadiah yang
diperoleh dari pembelian produk tertentu (hadiah).
Khusus hadiah
berupa rumah & barang berharga diisikan di rincian 2.1. Rinc. (1.7)
: Isikan nilai beasiswa atau ikatan dinas yang diterima art menurut lembaga pemberi.
Pemberian ini meliputi bantuan atau sumbangan
yang diterima oleh art untuk menunjang biaya pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri.
Dana tersebut bisa berasal dari pemerintah,
badan usaha, lembaga nirlaba, rumah tangga atau perorangan, dan luar
34
SKTIR’2015
negeri.
Contoh: beasiswa supersemar, program orang tua asuh, dan
sebagainya. Rinc. (1.8)
: Isikan nilai transfer masuk dalam bentuk barang. Penerimaan ini mencakup semua transfer yang tidak bisa digolongkan ke dalam salah satu dari r.1.1 s.d. r.1.7, seperti penerimaan transfer berupa beras, buah-buahan, dan sebagainya, termasuk warisan uang dan barang konsumsi. Rumahtangga yang menempati rumah tanpa harus membayar (cuma-cuma), dianggap mendapat transfer senilai perkiraan sewa dari rumah tersebut dan dicatat pada rincian ini.
Rinc. (1.9) 2.
: Isikan jumlah r.1.1 s.d r.1.8 untuk masing-masing kolom.
Transfer Modal
Rinc. (2.1)
: Isikan nilai penerimaan transfer (warisan, hibah, pemberian) dalam bentuk lahan/bangunan tempat tinggal, dan barang berharga. Nilai pemberian tersebut diperkirakan atas dasar harga yang berlaku di pasar setempat.
Rinc. (2.2)
: Isikan nilai penerimaan klaim asuransi kerugian barang modal. Penerimaan ini merupakan ganti rugi atau klaim akibat terjadinya kerusakan, kebakaran atau kehilangan terhadap barangmodal milik art seperti rumah, dsb, yang diterima dari perusahaan asuransi di dalam negeri maupun luar negeri.
Rinc. (2.3)
: Isikan nilai penerimaan transfer modal lainnya. Penerimaan transfer ini dalam bentuk uang, dan pemberian alat produksi usaha rumah tangga dari pihak lain, yang digunakan oleh rumah tangga untuk penambahan modal atau investasi dan transaksinya terjadi tidak secara rutin (sewaktu-waktu).
Rinc. (2.4) B.
: Isikan jumlah r.2.1 s.d. r.2.3 untuk masing-masing kolom.
Transfer keluar merupakan pengeluaran rumah tangga yang diberikan kepada
pihak lain secara cuma-cuma. Pemberian ini dapat dalam bentuk uang maupun barang, dan dibedakan menurut lembaga penerima. 1.
Transfer berjalan
Rinc. (1.1) : Isikan nilai pemberian dalam bentuk uang oleh rumah tangga kepada:
SKTIR’2015
35
a.
Pemerintah, mencakup pengeluaran rumah tangga untuk pembayaran pajak pendapatan, pajak penghasilan, dan pajak lainnya (seperti: PPh, PBB rumah yang tidak ditempati, SIM, STNK, dsb) pada kantor pajak maupun Dipenda.
b.
LNPRT (Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga), mencakup pemberian rumah tangga pada LNPRT, seperti masjid, gereja, lembaga bantuan sosial, yayasan dan sejenisnya.
c.
Rumahtangga lain, mencakup pemberian rumah tangga kepada anggota rumah tangga di rumah tangga lain, seperti mengirim uang sekolah kepada anak yang berada di luar kota, sumbangan pernikahan, kematian, dan sejenisnya.
d.
Luar negeri, mencakup pemberian rumah tangga kepada pihak lain yang berada di luar negeri, tanpa memperhatikan lembaga penerima, seperti sumbangan bencana alam, mengirim uang sekolah kepada anak yang berada di luar negeri, dan sejenisnya.
Rinc. (1.2) : Isikan nilai pembayaran dana pensiun pada pemerintah maupun badan usaha tempat art bekerja selama setahun yang lalu. Dana pensiun dimaksudkan sebagai pembayaran uang pensiun kepada art. Rinc. (1.3) : Isikan nilai pembayaran premi asuransi kecelakaan/kematian. Rincian ini mencakup pembayaran premi asuransi kecelakaan kepada perusahaan asuransi di dalam negeri maupun luar negeri. Rinc. (1.4) : Isikan nilai pembayaran premi asuransi kerugian barang konsumsi. Rincian ini mencakup pembayaran premi asuransi terhadap barang-barang konsumsi seperti mobil, motor, dsb kepada perusahaan asuransi di dalam negeri maupun luar negeri. Rinc. (1.5) : Isikan nilai pembayaran premi asuransi kesehatan. Rincian ini mencakup pembayaran premi asuransi kesehatan kepada perusahaan asuransi di dalam negeri, seperti BPJS kesehatan maupun luar negeri. Rinc. (1.6) : Isikan nilai pembelian undian berhadiah, yang mencakup seluruh pengeluaran rumah tangga untuk membeli berbagai macam kupon undian. Rinc. (1.7) : Isikan nilai pemberian rumah tangga dalam bentuk beasiswa pada pihak lain. Pemberian ini tujuannya untuk menunjang biaya pendidikan, termasuk biaya yang dikeluarkan untuk menunjang program anak asuh.
36
SKTIR’2015
Rinc. (1.8) : Isikan nilai transfer keluar berupa barang oleh rumah tangga. Pemberian ini mencakup pengeluaran transfer kepada pihak lain yang tidak bisa dikelompokkan ke dalam r.1.1 s.d.r.1.7. Rinc. (1.9) : Isikan jumlah r.1.1 s.d. r.1.8 untuk masing-masing kolom. 2.
Transfer Modal
Rinc. (2.1) :
Isikan nilai pemberian (warisan, hibah) rumah tangga kepada pihak lain dalam bentuk lahan/bangunan tempat tinggal, dan barang berharga. Nilai pemberian ini diperkirakan atas dasar harga pasar.
Rinc. (2.2) :
Isikan nilai pembayaran premi asuransi kerugian barang modal. Rincian ini mencakup pembayaran premi asuransi kerugian pada perusahaan asuransi di dalam maupun luar negeri.
Rinc. (2.3) :
Isikan nilai pemberian transfer modal lainnya, yang mencakup pemberian uang oleh rumah tangga pada pihak lain, dan pemberian alat produksi usaha rumah tangga pada pihak lain. Pemberian ini oleh pihak penerima digunakan bukan untuk konsumsi, tetapi untuk modal usaha atau investasi.
Rinc. (2.4) : 5.8.
Isikan jumlah r.2.1 s.d. r.2.3 untuk masing-masing kolom
PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA (BLOK VIII & BLOK IX) Pengeluaran konsumsi rt merupakan bagian penting dari kegiatan pengeluaran rt.
Tingkat pengeluaran ini akan menentukan besarnya tabungan rt. Tanpa melibatkan urt, sebenarnya rt hanya dianggap sebagai konsumen bukan produsen. Pengeluaran konsumsi rt mencakup periode setahun yang lalu, namun karena pola atau frekuensi pengeluaran setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi berbeda, maka untuk memudahkan pengisian dapat ditanyakan sebulan yang lalu, baru kemudian dihitung untuk periode setahun. Pertanyaan pada blok ini bertujuan untuk mencari informasi tentang pengeluaran konsumsi seluruh art, baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah. 5.8.1. Konsep dan Definisi Pengeluaran konsumsi rt mencakup pembelian, pemberian, dan pembuatan sendiri berbagai jenis barang/jasa, baik makanan, barang setengah tahan lama, berbagai jenis jasa, maupun barang tahan lama. Sedangkan pengeluaran rumah tangga (pembelian/
SKTIR’2015
37
pemberian/pembuatan sendiri) untuk bangunan, lahan tempat tinggal, dan barang berharga, tidak dianggap sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Pengeluaran
untuk jenis barang ini dianggap sebagai pengeluaran investasi. Tiga hal penting yang harus diperhatikan adalah : a. Ada komponen pengeluaran konsumsi yang diperoleh dari hasil imputasi pada blok lainnya. Misalnya imputasi gaji dalam bentuk barang dari blok IV, pengeluaran untuk pekerja domestik, perkiraan sewa rumah milik sendiri maupun rumah bebas sewa dari blok V B, transfer masuk dalam bentuk barang dari blok VII.
Untuk menjaga
konsistensi isian, perlu pengecekan keterkaitan antar blok-blok di atas. b. Untuk rt yang memiliki usaha rt perlu berhati-hati dalam pencatatan pengeluaran konsumsi, sebab bisa saja pengeluaran konsumsi yang dilakukan tergabung dengan pengeluaran untuk kegiatan usaha rt.
Untuk pengeluaran gabungan ini sejauh
mungkin dipisahkan dengan menggunakan indikator tertentu, misalnya proporsi waktu yang digunakan. c. Pengeluaran atas pembayaran premi asuransi dan pajak tidak termasuk pengeluaran konsumsi, tetapi dicatat di blok VII B atau di blok XIII rincian 14 tergantung pada jenis asuransinya. CATATAN : Dalam SKTIR 2015 pencatatan pengeluaran konsumsi untuk barang tahan lama (blok IX) dilakukan secara terpisah. Hal ini karena pertimbangan sbb : -
Walaupun merupakan barang konsumsi, tetapi barang tahan lama masih bernilai ekonomis jika dijual atau diberikan pada pihak lain, sehingga perlu diperhitungkan nilai jualnya.
-
Pengeluaran rt untuk barang tahan lama pada umumnya mudah diingat dibandingkan dengan pengeluaran untuk barang tidak tahan lama.
-
Tujuan akhir dari blok IX adalah mencatat perubahan neto kepemilikan barang tahan lama yang terjadi selama setahun yang lalu. Perubahan neto adalah selisih antara nilai penambahan dengan pengurangan. Perubahan kepemilikan barang tahan lama bukan saja terjadi karena pembelian dan penjualan, tetapi bisa juga terjadi karena diterima dari atau diberikan pada pihak lain secara cuma-cuma.
Disamping itu
mungkin pula rt tertentu membuat sendiri barang tersebut. Barang tahan lama yang dibeli, diperoleh dari pihak lain, diberikan kepada pihak lain, dan dijual dinilai
38
SKTIR’2015
berdasarkan harga pasar saat terjadi transaksi. Nilai barang tahan lama yang dibuat dan dipakai sendiri oleh rt diperkirakan berdasarkan nilai bahan-bahan dan jasa yang digunakan. Dengan demikian pengeluaran untuk pembelian bahan ini tidak dicakup lagi sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga. 5.8.2. Cara Pengisian Blok VIII Isikan nilai pengeluaran konsumsi makanan, sesuai dengan kelompoknya selama sebulan dan setahun yang lalu. Cara pengisian selama sebulan dimaksudkan untuk memudahkan pengisian nilai pengeluaran setahun. Pengeluaran konsumsi yang dicatat tidak hanya konsumsi yang terjadi di dalam rumah, tetapi termasuk juga pengeluaran di luar rumah seperti makan di restoran, jajan di luar, dan lain-lain. Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang ada pada blok ini tidak termasuk pengeluaran untuk kegiatan usaha rumah tangga. A.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Rinc. (1)
: Makanan, minuman dan rokok ; Isikan nilai pengeluaran konsumsi bahan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, kacang-kacangan dll, makanan hasil olahan; kecap, mentega, susu segar dll, serta makanan siap saji ; bakso, mie ayam, es krim dll. Untuk periode sebulan yang lalu isikan pada kol (2), dan untuk periode setahun pada kol (3).
Rinc. (2)
: Bukan makanan ; Isikan nilai pengeluaran konsumsi bukan makanan untuk perumahan dan imputasi rumah milik sendiri, perlengkapan rumah tangga, kesehatan, pendidikan, transportasi, komunikasi, rekreasi, penginapan, pengeluaran pesta, upacara, IMB, dll.
Rinc. (3)
: Penjualan barang bekas diluar barang tahan lama neto ; Isikan besarnya nilai penjualan barang bekas seperti koran, botol, dsb.
Jlh. Pengl. Neto : Isikan nilai pengeluaran neto; Isikan senilai (Sub jumlah konsumsi makanan + Sub jumlah konsumsi non makanan - penjualan barang bekas di luar barang tahan lama)
SKTIR’2015
39
5.8.3. Cara Pengisian Blok IX Isikan nilai penambahan dan pengurangan barang tahan lama selama setahun yang lalu. Barang tahan lama mencakup; mebel, perabot rumah tangga (tempat tidur, meja, kursi, lemari, lampu dll), peralatan rumah tangga (kulkas, setrika, rice cooker dll), kendaraan (mobil, motor, sepeda dll), peralatan sinematografi dan fotografi, peralatan musik, peralatan telepon dan fax, alat penerima, perekam dan penghasil suara/gambar (tv, radio, cd player, PS, dll), peralatan pengolah informasi (komputer, kalkulator dll). Rinc. (1)
: Isikan nilai penambahan semua barang tahan lama yang berasal dari pembelian
Rinc. (2)
: Isikan nilai penambahan semua barang tahan lama yang berasal dari pemberian pihak lain
Rinc. (3)
: Isikan nilai pengurangan semua barang tahan lama yang berasal dari penjualan
Rinc. (4)
: Isikan nilai pengurangan barang tahan lama yang diberikan pada pihak lain
Jlh. Pengl. Neto : Isikan nilai pengeluaran neto; (Pembelian + Pemberian dari pihak lain-- Penjualan - Pemberian pada pihak lain) Catatan :
Khusus barang tahan lama yang dibuat sendiri, nilainya setara dengan nilai bahan-bahan yang digunakan, ditambah perkiraan ongkos tukang, dan dicatat pada kol (2) atau dalam hal ini dianggap pembelian. -
Perubahan kepemilikan barang tahan lama yang dicatat, hanya untuk barang konsumsi dan terjadi setahun yang lalu.
Jika dalam periode tersebut tidak terjadi
pembelian atau pemberian, maka Blok IX tidak terisi.
Barang tahan lama yang
digunakan untuk konsumsi dan untuk usaha, kategorinya (barang konsumsi atau investasi) tergantung pada pengunaan terbanyak/terlama. -
Pembelian barang tahan lama secara kredit, nilainya termasuk bunga yang dibayar.
5.9.
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ALAT PRODUKSI (BLOK X) Penerimaan atau seluruh pendapatan rt akan digunakan untuk keperluan
konsumsi, dan jika mungkin untuk ditabung. Bagi rt yang mempunyai kegiatan usaha, tabungan ini dapat digunakan untuk modal jangka pendek (seperti pembelian bahan
40
SKTIR’2015
baku), maupun modal jangka panjang (seperti pembelian alat produksi).
Hubungan
antara penambahan alat produksi dan pendapatan sangat erat, karena pendapatan dapat memperbesar modal, kemudian modal digunakan untuk menambah alat produksi yang berperan meningkatkan pendapatan. 5.9.1. Konsep dan Definisi Untuk menentukan apakah alat tertentu dikategorikan sebagai alat produksi atau bukan, dapat digunakan pedoman sbb : a. Nilai per unit alat produksi yang dipakai relatif besar dibandingkan output per unit dari kegiatan usaha yang dilakukan. b. Umur pemakaian alat produksi tersebut dapat lebih dari satu tahun. c. Pada umumnya mempunyai nilai penyusutan. Alat produksi dalam bentuk sumber daya hewani mencakup hewan ternak yang menghasilkan produk secara berulang. Contoh : ternak susu, domba penghasil wol, binatang untuk transportasi (kuda), untuk balap (karapan sapi), untuk hiburan (topeng monyet). Hewan yang dipelihara untuk disembelih (hewan potong) bukan sebagai alat produksi. Nilai penambahan alat produksi sumber daya hewani mencakup : -
Biaya pemeliharaan hewan belum dewasa hingga mulai menghasilkan
-
Pembelian hewan ternak baru
-
Penerimaan sumber daya hewani dari pihak lain (transfer modal masuk)
Nilai pengurangan alat produksi sumber daya hewani mencakup : -
Penjualan hewan ternak
-
Penyembelihan hewan ternak oleh pemiliknya
-
Pemberian ke pihak lain (transfer modal keluar)
Alat produksi dalam bentuk sumber daya tanaman mencakup pohon atau tanaman yang menghasilkan produk secara terus menerus. Misalnya: pohon yang menghasilkan buahbuahan dan kacang-kacangan (pohon mete), getah (karet), damar (pohon damar), kulit kayu, dan produk daun (teh). Tidak termasuk tanaman yang menghasilkan produk hanya sekali (padi-padian atau sayur-sayuran).
SKTIR’2015
41
Nilai penambahan alat produksi sumber daya tanaman mencakup : -
Biaya pemeliharaan pohon/tanaman hingga menghasilkan. Contoh : biaya penyiapan tanah, penanaman, pemancangan, perlindungan dari cuaca atau bencana.
-
Pembelian pohon/tanaman
-
Penerimaan pohon/tanaman dari unit lain (transfer modal masuk)
Nilai pengurangan alat produksi sumber daya tanaman mencakup : -
Penjualan pohon/tanaman
-
Pemotongan pohon/tanaman sebelum umur manfaatnya
-
Pemberian pohon/tanaman pada unit lain (transfer modal keluar)
CATATAN : -
Kehilangan hewan karena kematian biasa dan penurunan dalam nilai karena proses penuaan tidak dicatat sebagai pengurangan alat produksi, tetapi dianggap sebagai penyusutan. Sedangkan kehilangan hewan karena penyakit, masa kekeringan, kelaparan atau bencana alam dicatat dalam neraca perubahan volume aset.
-
Kehilangan pohon karena kekeringan atau bencana alam dicatat dalam neraca perubahan volume aset.
-
Semua
pembelian/penambahan
dan
penjualan/pemberian
alat
produksi
yang
digunakan dalam usahanya dicatat di blok X. -
Penambahan dan pengurangan alat produksi yang dicatat di blok ini merupakan alat produksi yang telah dan sedang digunakan dalam proses produksi.
5.9.2. Cara Pengisian Blok X Isikan pada kol (2) nilai penambahan alat produksi, baik yang berasal dari pembelian, pemberian, pembuatan sendiri. Isikan pada kol (3) nilai pengurangan alat produksi, baik yang dijual maupun diberikan pada pihak lain. Rinc. (1a) : Isikan nilai penambahan dan pengurangan sumber daya hewani yang digunakan sebagai barang modal (sapi perah, domba untuk diambil bulunya, kuda untuk delman, kerbau untuk membajak sawah, ayam petelur, monyet untuk topeng monyet, dll).
42
SKTIR’2015
Rinc. (1b) : Isikan nilai penambahan dan pengurangan sumber daya tanaman yang hasilnya bisa diambil berulang kali (tanaman buah, karet, sawit, damar, teh, dll). Rinc. (2)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan alat produksi untuk usaha rt sektor pertanian sesuai jenisnya. Alat usaha pertanian mencakup cangkul, arit, garu, dll.
Rinc. (3)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan alat produksi untuk usaha rt diluar sektor pertanian sesuai jenisnya. Alat usaha jasa lainnya mencakup mesin cuci (usaha binatu), mesin jahit (usaha penjahitan), dan sebagainya
Rinc. (4)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan alat angkut atau kendaraan bermotor, seperti mobil, motor, truk, dan lainnya.
Rinc. (5)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan alat angkut atau kendaraan tidak bermotor, seperti becak, sepeda, gerobak, dan lainnya.
Rinc. (6)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan bangunan bukan tempat tinggal yang digunakan untuk usaha seperti bangunan bengkel, warung, kantor, dan lainnya.
Rinc. (7)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan lahan untuk usaha, yaitu lahan usaha pertanian, dan usaha penambangan/penggalian
Rinc. (8)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan semua tekhnologi informasi baik hardware maupun software yang digunakan untuk usaha
Rinc. (9)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan alat produksi lainnya, yaitu alat produksi yang belum tercakup pada rincian sebelumnya, dan tuliskan.
Isikan jumlah r.1.a s.d. r.9 pada rincian Jumlah (r.1 s.d. r.9). 5.10. PENAMBAHAN
DAN
PENGURANGAN
BANGUNAN/LAHAN
TEMPAT
TINGGAL, DAN BARANG BERHARGA (BLOK XI) Bangunan/lahan untuk tempat tinggal dan barang berharga merupakan jenis harta yang mudah dijual dibanding harta tetap lainnya, karena itu sering menjadi pilihan investasi rumah tangga. 5.10.1. Konsep dan Definisi a.
Bangunan tempat tinggal mencakup fasilitas penunjang seperti garasi, kolam renang, lapangan tenis, dan sebagainya yang berada di lingkungan tempat tinggal.
SKTIR’2015
43
b.
Lahan bangunan tempat tinggal mencakup lahan untuk bangunan tempat tinggal, sedangkan lahan untuk usaha dikategorikan sebagai alat produksi dari usaha bersangkutan.
c.
Barang berharga merupakan barang yang sangat bernilai yang tidak bertujuan untuk produksi atau konsumsi melainkan untuk ditahan sebagai penyimpan nilai sepanjang waktu. Contohnya: batu dan logam mulia, emas perhiasan, emas batangan, barang antik, lukisan dll. Perubahan neto kepemilikan bangunan tempat tinggal, mencakup penambahan
dan pengurangan bangunan tempat tinggal yang dimiliki oleh rumah tangga. Bangunan ini hanya terbatas pada bangunan untuk tempat tinggal (bukan bangunan untuk usaha). Penambahan dapat terjadi karena pembuatan baru, perluasan, perbaikan besar, pembelian, dan pemberian dari pihak lain. Pengurangan dapat terjadi karena penjualan, dan diberikan kepada pihak lain. Pembuatan baru, perluasan dan perbaikan besar dapat dilakukan oleh rt itu sendiri maupun oleh pihak lain.
Apabila pembuatan baru, perluasan, dan perbaikan besar
dilakukan oleh rt itu sendiri, maka nilainya diperkirakan berdasarkan harga pasar yang berlaku, yaitu mencakup nilai bahan bangunan, ongkos tukang, dan ongkos pengerjaan lainnya. Perluasan dan perbaikan besar bangunan tempat tinggal hanya dicatat bila menyebabkan umur pemakaian bangunan tersebut bertambah, misalnya pemugaran bangunan, penambahan tingkat, penambahan atau pembuatan kamar, dsb. Perbaikan yang bersifat perawatan dan pemeliharaan seperti pengapuran, pengecatan, penggantian genteng yang bocor tidak dicakup disini. CATATAN : Jika terjadi penambahan (lahan/bangunan tempat tinggal dan barang berharga) karena rt menerima hibah dari pihak lain, maka nilai barang tersebut harus dicatat pula di Blok VII A rinc. 2.1 (sebagai transfer modal masuk).
Sebaliknya jika terjadi pengurangan karena
dihibahkan kepada pihak lain harus dicatat pula di Blok VII B rinc. 2.1 (sebagai transfer modal keluar). 5.10.2.
Cara Pengisian Blok XI
Kol (2)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan dari bangunan tempat tinggal,
sesuai dengan jenis perubahan yang terjadi.
44
SKTIR’2015
Kol (3)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan dari bangunan fasilitas tempat
tinggal, sesuai dengan jenis perubahan yang terjadi. Kol (4)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan lahan dari bangunan tempat
tinggal, sesuai dengan jenis perubahan yang terjadi. Kol (5)
: Isikan nilai penambahan dan pengurangan dari barang berharga, sesuai
dengan perubahan yang terjadi. Rinc (7) : Isikan selisih jumlah (rinc. 1, rinc. 2, rinc. 3, & rinc. 4) dengan jumlah (rinc. 5 & rinc. 6). 5.11. PERUBAHAN STOK USAHA RUMAH TANGGA (BLOK XII) Blok ini digunakan untuk mencatat nilai stok awal dan stok akhir dari barang yang berkaitan dengan kegiatan usaha rumah tangga. Stok barang konsumsi seperti beras, lauk pauk, dan barang konsumsi lain yang belum digunakan, tidak dimasukkan dalam blok ini karena dianggap tidak ada stok untuk barang kebutuhan konsumsi. 5.11.1. Konsep dan Definisi Stok adalah persediaan barang, baik yang dibeli untuk dipakai sebagai input pada aktivitas urt atau untuk dijual lagi, maupun barang yang dihasilkan oleh unit produksi yang belum sempat dijual, baik berupa barang jadi maupun setengah jadi. Menurut jenis barangnya, stok pada usaha rt dapat dibedakan menjadi : 1.
Bahan baku, yaitu barang (material, termasuk bahan penolong), yang pada saat pencacahan belum digunakan dalam proses produksi.
2.
Barang jadi, yaitu barang hasil produksi yang telah siap untuk dijual, termasuk barang dagangan yang belum terjual pada usaha perdagangan.
3.
Barang setengah jadi, yaitu barang yang pada saat pencacahan masih dalam proses produksi (belum selesai).
Karena barang setengah jadi tidak ada harga
pasarnya, maka penilaiannya disetarakan dengan biaya yang telah dikeluarkan (nilai bahan + upah). Barang setengah jadi pada umumnya ada pada kegiatan usaha industri atau kerajinan rumah tangga. Apabila stok akhir (keadaan satu hari sebelum pencacahan) yang ada pada urt dikurangi dengan stok awalnya (keadaan satu tahun sebelum pencacahan), maka akan diperoleh perubahan stok pada periode satu tahun yang lalu.
SKTIR’2015
45
CATATAN : Stok barang pada aktivitas urt dalam blok ini dibedakan pula menurut lapangan usahanya. Isian kode lapangan usaha rt ini, sesuai dengan yang tertulis di blok V A & V B kol (3), sedangkan stok untuk blok V B kode lapangan usahanya adalah 98. Contoh stok barang usaha rt adalah sebagai berikut : 1.
Pada usaha pertanian dan perkebunan, stok barang jadi mencakup hasil produksi yang telah dipanen, sedangkan bahan baku mencakup pupuk, bibit, dan obat-obatan. Pada usaha pertanian dan perkebunan tidak ada jenis stok barang setengah jadi.
2.
Pada usaha peternakan, stok barang jadi mencakup semua jenis ternak yang dipelihara, termasuk hasil ternak (susu, telur, bulu dsb.), tetapi tidak termasuk ternak yang digunakan sebagai barang modal atau alat produksi (sapi perah, ayam petelor, alat angkutan dsb.). Sedangkan bahan baku mencakup makanan ternak dan obatobatan. Tidak ada jenis stok barang setengah jadi pada usaha peternakan.
3.
Pada usaha industri/kerajinan, stok barang jadi mencakup seluruh hasil industri/ kerajinan seperti makanan, barang dari tekstil, kayu, batu, dan sebagainya. Stok barang setengah jadi mencakup barang industri/kerajinan yang masih dalam proses produksi, sedangkan stok bahan baku mencakup barang (material) dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi.
4.
Pada usaha perdagangan, stok barang jadi mencakup semua barang dagangan yang belum
terjual,
sedangkan
bahan
baku
mencakup
bahan
penolong
seperti
pembungkus, tali, dan sejenisnya. Tidak semua rt mempunyai catatan khusus tentang stok dari barang yang berkaitan dengan usahanya. Apabila sulit menentukan stok awal dalam setahun (misalnya jenis usaha perdagangan), pencacah dibolehkan mencatat stok pada keadaan sebulan yang lalu, nilainya tidak boleh dikalikan112. Dalam hal ini dibagian bawah blok XII harus diberikan catatan bahwa isian yang bersangkutan diperkirakan dari stok awal dan stok akhir dalam kurun waktu satu bulan. Cara pencatatan ini diharapkan menggambarkan pola perubahan stok setahun, walaupun kurang mewakili khususnya untuk hasil pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim. 5.11.2. Cara Pengisian Blok XII Kol (1)
: Isikan kode lapangan usaha sesuai dengan kode lapangan usaha yang tertulis pada blok V A & V B kol (3) atau blok V B (98)
46
SKTIR’2015
Kol (2), (4), (6) : Isikan nilai stok awal dari barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan baku. Kol (3), (5), (7) : Isikan stok akhir dari barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan baku. Kol (8)
: Isikan jumlah kol (2), kol (4), dan kol (6).
Kol (9)
: Isikan jumlah kol (3), kol (5), dan kol (7).
Kol (10)
: Isikan selisih kol (9) dengan kol (8).
5.12. TRANSAKSI KEUANGAN (BLOK XIII) Blok
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
informasi
tentang
perubahan
kepemilikan harta finansial rt. Apabila blok ini dikaitkan dengan blok-blok sebelumnya, akan terlihat apa yang dilakukan rt atas tabungannya, dan bagaimana suatu rt membiayai pembelian barang tahan lama dan barang setengah tahan lama, serta dalam instrumen finansial apa rt menginvestasikan tabungannya. Informasi yang diperoleh dari blok ini sangat berguna untuk melengkapi kebutuhan data dalam menyusun Neraca Arus Dana sektor rumah tangga. 5.12.1. Konsep dan Definisi a.
Keuangan rumah tangga setiap saat selalu berubah, kadang surplus dan pada lain waktu defisit, tergantung dari besar kecilnya pendapatan dan pengeluaran konsumsi selama kurun waktu tersebut. Kelebihan pendapatan atas pengeluaran biasanya dibelanjakan pada barang tahan lama, dan atau menambah aset finansial.
b.
Perubahan kepemilikan aset finansial selama satu tahun (periode survei) baik bersifat menambah atau mengurangi, menunjukkan arus keuangan rumah tangga tersebut pada periode yang sama.
Jika aset finansial rumah tangga berkurang (misal
simpanan/tabungan di bank), berarti dia telah menggunakan harta tersebut untuk membiayai konsumsi, atau investasi fisik, maupun investasi finansial lain. Sebaliknya jika bertambah, berarti ada kelebihan pendapatan atas konsumsi dan investasi fisik, atau investasi finansial lainnya. c.
Aset finansial adalah seluruh harta di luar aset tetap (harta) seperti uang tunai, tabanas, deposito, surat berharga, hutang.
SKTIR’2015
47
5.12.2. Cara Pengisian Blok XIII Isian blok ini merupakan nilai arus mutasi harta finansial rumah tangga selama setahun yang lalu, terhitung sejak saat pencacahan, bukan keadaan harta finansial (stok harga) yang dimiliki pada saat pencacahan.
Karenanya untuk menghitung arus harta
finansial dapat dilakukan dengan cara sbb : 1.
Mengurangkan setiap jenis harta finansial pada saat pencacahan dengan keadaan setahun yang lalu.
Misalnya pada saat pencacahan rumah tangga A mempunyai
tabanas sebesar Rp. 100.000, dan keadaan setahun yang lalu nilai tabanasnya Rp. 25.000. Jadi arus finansial tabanas rumah tangga A sebesar Rp. 75.000. Contoh lain, keluarga B pada saat pencacahan mempunyai 100 lembar saham dengan nilai Rp. 1.000.000 (menurut harga pembelian).
Setahun yang lalu keluarga ini baru
mempunyai 10 lembar saham yang dibeli dengan harga Rp. 85.000.
Maka arus
finansial saham rumah tangga B adalah 90 lembar, dengan nilai Rp. 915.000. 2.
Menjumlahkan seluruh transaksi yang dilakukan selama setahun yang lalu. Misalnya keluarga C membayar kredit rumah sebanyak 12 x Rp. 50.000. Jadi arus finansial yang dicatat pada pembayaran hutang adalah sebesar Rp. 600.000. Agar seluruh transaksi finansial rumah tangga tercakup, blok ini harus ditanyakan
untuk setiap art berurut dari kepala rumah tangga, istri, anak, dst.
Karena seringkali
seorang anak sekolahpun melakukan transaksi keuangan, seperti menabung di sekolah atau di bank. A.
PENERIMAAN Yang dimaksud dengan penerimaan adalah semua transaksi finansial yang
mendatangkan nilai uang bagi rumah tangga. Uang tersebut dapat digunakan untuk membiayai aktivitas konsumsi maupun investasi. Rinc. (1) : Isikan selisih nilai uang tunai yang dimiliki pada saat pencacahan, dengan nilai uang yang dimiliki setahun yang lalu.
Tanyakan rincian ini setelah
rincian lain terisi. Rinc. (2) : Isikan nilai simpanan yang ditarik dari bank (bank umum, bank pembangunan, atau bank perkreditan rakyat), koperasi (KUD dan non KUD), Bapertarum, PT. Taspen, dan lainnya (sekolah, pramuka). Simpanan disini
48
SKTIR’2015
mencakup tabungan (Tabanas, Tapelpram, Simpedes, Taperum, Taspen, dll), deposito, dan rekening koran/giro. Rinc. (3) : Isikan nilai pengembalian piutang yang diterima rt (bukan piutang usaha dagang, piutang usaha dagang dicatat pada rinc. 8). Nilai pengembalian yang dicatat termasuk bunganya. Nilai pengembalian piutang yang dicatat baik yang diperoleh dari rumah tangga maupun lainnya (usaha, koperasi, dll) Rinc. (4) : Isikan nilai penjualan surat berharga, seperti saham, sertifikat reksadana, obligasi dan Surat Utang Negara, serta lainnya bila ada. Rinc. (5) : Isikan nilai klaim Asuransi Sosial, Asuransi Kerugian dan Asuransi Jiwa. Rinc. (6) : Isikan nilai arisan yang diterima oleh rt. Rinc. (7) : Isikan nilai pinjaman yang diterima oleh rt baik dalam bentuk uang yang berasal dari bank, koperasi, lembaga pembiayaan atau lainnya dan yang diterima dalam bentuk barang/jasa. Rinc. (8) : Isikan besarnya kredit dagang yang diterima rt. Kredit dagang merupakan tagihan/piutang atas transaksi usaha rumah tangga tidak tunai yang dilakukan oleh rumah tangga atau lainnya, pembayaran dilakukan sedikit demi sedikit. Contoh : pembayaran yang diterima atas penjualan barang dagangan yang dijual secara kredit. Rinc. (9) : Isikan besarnya modal yang ditarik rt dari suatu usaha patungan yang dikelola oleh rumah tangga atau selain rumah tangga. Rinc. (10) : Isikan nilai uang yang diterima rumah tangga dari hasil menggadaikan barang pada pegadaian ataupun pada orang lain.
Menggadaikan adalah
meminjam uang dengan jaminan barang. B.
PENGELUARAN
Rinc. (11) : Isikan nilai uang yang ditabung dalam bentuk tabungan, deposito maupun rekening koran/giro di bank, lembaga keuangan, atau badan lainnya, termasuk setoran/cicilan Ongkos Naik Haji (ONH). Rincian ini dibedakan atas menabung di Bank, Kantor Pos & Koperasi, Bapertarum, PT. Taspen, dan lembaga lain seperti sekolah, pramuka, dsb. Rinc. (12) : Isikan nilai pembayaran cicilan hutang atau hutang yang dibayarkan oleh rt kepada lembaga keuangan, koperasi, atau badan lain dan perorangan. Jika
SKTIR’2015
49
uang pinjaman digunakan untuk modal usaha, maka nilai pembayaran hutang tidak berikut bunganya (bunga diisikan pada blok V B rinc. 1.a. atau 1.b. kol (2)). Tetapi jika uang tersebut digunakan untuk konsumsi atau investasi, maka nilai pembayaran hutang berikut bunga. Rinc. (13) : Isikan nilai pembelian surat berharga oleh rt. Yang dicatat pada rincian ini adalah nilai pada saat pembelian, tanpa memperhatikan apakah surat berharga tersebut sudah naik atau turun nilainya. Rinc. (14) : Isikan nilai pembayaran premi asuransi sosial, asuransi kerugian dan asuransi jiwa oleh rt.
Premi asuransi adalah nilai pembayaran oleh
tertanggung kepada perusahaan asurasi, untuk suatu pertanggungan selama waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Rinc. (15) : Membayar arisan, cukup jelas. Rinc. (16) : Isikan nilai uang dan nilai barang/jasa yang dipinjamkan rt kepada pihak lain, baik untuk konsumsi maupun untuk investasi/modal usaha. Rinc. (17) : Isikan nilai hutang dagang yang dibayarkan rt.
Hutang dagang adalah
hutang atas transaksi pembelian oleh rt secara tidak tunai/ kredit, seperti kredit rumah, motor, dan peralatan rumah tangga. Jika barang tersebut digunakan untuk usaha nilai pembayaran yang dicatat adalah nilai pembayaran tanpa bunga [bunga dicatat pada blok V B r.1.a atau r.1.b kol (3)].
Tetapi jika barang tersebut tidak digunakan untuk usaha (untuk
konsumsi), maka nilai pembayaran ini dengan bunga. Rinc. (18) : Isikan nilai uang yang disertakan untuk modal usaha dengan pihak lain, atau modal usaha patungan. Penyertaan modal pada usaha yang berbadan hukum (PT atau NV), tidak dicatat pada rincian ini, tetapi dicatat pada r.13. Rinc. (19) : Isikan nilai uang yang dibayarkan oleh rt untuk menebus barang gadaian.
5.13. NERACA PRODUKSI (BLOK XIV) Blok ini digunakan untuk mengkompilasi neraca produksi rumah tangga. Isiannya merupakan rekapitulasi dari isian blok V A & V B. Neraca ini mempunyai dua sisi, yaitu sisi kanan dan kiri.
50
Sisi kanan mencerminkan output atau produksi barang dan jasa dari
SKTIR’2015
kegiatan urt, sedangkan sisi kiri mencerminkan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan usaha tersebut. Produksi barang dan jasa yang dihasilkan urt mencakup barang dan jasa yang dijual di pasar (market output) dan yang untuk penggunaan akhir sendiri (output for own
final use). Nilai barang/jasa yang dihasilkan disebut sebagai output bruto. Dalam SKTIR 2015, nilai output/produksi yang dicatat di blok V A & V B dan blok XIII ini adalah nilai output/produksi yang dijual di pasar dan nilai output/produksi yang dihasilkan untuk memenuhi konsumsinya sendiri. Ongkos/biaya produksi dibedakan menjadi dua, yaitu biaya antara dan biaya primer. Biaya antara mencakup biaya penggunaan barang/jasa untuk proses produksi. Barang yang dimaksud merupakan barang tidak tahan lama (umur pemakaiannya kurang dari satu tahun) atau habis sekali pakai, seperti bahan baku dan bahan penolong. Termasuk dalam biaya antara adalah perbaikan ringan barang modal.
Biaya primer
merupakan balas jasa pemakaian faktor produksi tenaga kerja, lahan, modal, dan kewiraswastaan. Komponen biaya primer terdiri dari upah/gaji, penyusutan barang modal, pajak lain atas produksi, dan surplus usaha.
INGAT BAHWA
JUMLAH PENGELUARAN sama dengan JUMLAH PENDAPATAN (SISI KIRI)
(SISI KANAN)
5.14. NERACA PENDAPATAN DAN PENGELUARAN (BLOK XV) Blok ini digunakan untuk mengkompilasi neraca pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Isian pada neraca ini merupakan hasil rekapitulasi isian pada blok-blok sebelumnya. Sisi kanan neraca mencerminkan penerimaan rumah tangga dalam bentuk upah gaji, surplus usaha, pendapatan kepemilikan, transfer, serta pendapatan lainnya. Pendapatan ini akan digunakan oleh rumah tangga untuk aktivitas pengeluaran dalam bentuk pengeluaran konsumsi akhir, transfer keluar, dan tabungan. Seluruh aktivitas pengeluaran akan tercermin pada sisi kiri neraca.
SKTIR’2015
Tabungan merupakan rincian
51
penyeimbang, dengan demikian tabungan diperoleh dari selisih antara total pendapatan dengan pengeluaran current (berjalan).
INGAT BAHWA
JUMLAH PENGELUARAN sama dengan JUMLAH PENDAPATAN (SISI KIRI)
(SISI KANAN)
5.15. NERACA MODAL DAN KEUANGAN (Blok XVI) Neraca modal dan keuangan menggambarkan besaran serta komposisi investasi yang dilakukan rumah tangga, beserta sumber pembiayaannya. Neraca modal dan keuangan juga mempunyai dua sisi, yaitu sisi kanan dan kiri. Sisi kanan mencerminkan sumber modal yang berasal dari tabungan, penyusutan, transfer modal neto, hutang neto, dan sumber lainnya. Selanjutnya sumber modal tersebut akan digunakan untuk investasi fisik maupun investasi finansial. Investasi fisik dapat berupa bangunan tempat tinggal, lahan untuk tempat tinggal, alat produksi, barang berharga, termasuk perubahan stok.
Sedangkan investasi finansial berupa pembelian
surat berharga, pembayaran premi asuransi jiwa/beasiswa, penyertaan modal, dan investasi finansial lainnya. Nilai penyusutan merupakan sumber pembiayaan investasi, karena penyusutan merupakan bagian dari pendapatan yang disisihkan sebagai penggantian dari ausnya barang modal yang terpakai dalam proses produksi. Neraca modal dan keuangan ini disusun berdasarkan hasil rekapitulasi isian pada blok-blok sebelumnya.
INGAT BAHWA
JUMLAH PENGELUARAN sama dengan JUMLAH PENDAPATAN (SISI KIRI)
(SISI KANAN)
5.16. CATATAN Digunakan untuk mencatat semua keterangan tentang isian yang perlu dijelaskan lebih lanjut, agar lebih jelas.
52
SKTIR’2015
VI. PETUNJUK PEMERIKSAAN
Pada bab ini diuraikan petunjuk pemeriksaan agar pencacah terhindar dari kesalahan dalam mengisi daftar isian dan isian pada blok-blok yang berkaitan konsisten. Bab ini memudahkan tugas pengawas dalam melakukan tugas pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan di lapangan. Daftar isian SKTIR 2015 yang dikirim ke BPS Propinsi diharapkan sudah dalam keadaan benar dan wajar. Oleh karena itu, sebelum dikirim, daftar isian harus diperiksa dengan teliti dan cermat. Diharapkan ada kreativitas dan inisiatif petugas dalam melaksanakan tugas pengawasan, sehingga pencacahan dapat terlaksana sesuai jadwal, dan menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Pemeriksaan atas isian daftar SKTIR 2015 dilaksanakan seminggu setelah pencacahan dimulai. Secara umum yang harus dilakukan oleh pemeriksa adalah : a.
Meneliti apakan isian mudah dibaca, dan ditulis pada kolom yang benar
b.
Meneliti apakah seluruh rincian sudah ditanyakan
c.
Meneliti apakah isian blok-blok yang berkaitan sudah konsisten.
Bila ditemukan isian yang meragukan, maka pengawas harus menugaskan pencacah untuk melakukan pencacahan ulang. Blok I. 1.
Keterangan Tempat
Periksa nama propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, status daerah, dan nomor kode sampel SKTIR 2015, apakah telah sesuai dengan daftar sampel. Alamat/RT, RW/RK, dan nama kepala rt diisi di lapangan. Usahakan mencocokkan isian ini.
2.
Isian rinc. 10 sesuai dengan isian nomor urut terakhir art blok III, kol (1).
Blok II.
Keterangan Pencacahan
1.
Apakah nama, dan tanda tangan pencacah sudah diisi dan sesuai
2.
Tanggal pencacahan bisa lebih dari satu, sebab karena suatu hal wawancara tidak dapat diselesaikan dalam sehari
3.
Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa dia bertanggungjawab atas isian yang terdapat dalam daftar SKTIR 2015.
SKTIR‘2015
53
Blok III. Keterangan Anggota Rumah tangga 1. Bandingkan isian umur dan isian jenjang pendidikan yang ditamatkan, dengan memperhatikan umur minimal untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan. 2. Jika kolom (8) berkode 1, maka blok V A.1 atau blok V B ada isian. 3. Jika kolom (9) berkode 1, maka blok V A.2 atau blok V B ada isian. 4. Jika kolom (10) dan kol (11) berkode 1, maka blok IV ada isian. 5. Jika kolom (12) berkode 1 maka minimal salah satu blok VI rinc. 1c , rinc. 1d , rinc. 3 , rinc. 4, rinc. 5 dan rinc. 6 kolom 3 ada isian. 6. Jika kolom (13) berkode 1 maka minimal salah satu blok VII A ada isian. Blok IV. Upah dan Gaji yang Diterima 1.
Blok IV kol (1) diisi sesuai dengan isian blok III kol (1).
2.
Blok IV harus ada isian, bila isian blok III kol (9) dan atau kol (10) berkode '1'.
3.
Jika blok IV kol (6) ada isian, maka blok VIII rincian 2 harus ada isian.
Nilainya
blok IV kol (6) rincian jumlah. 4.
Kolom (9) = Jumlah kol (5) s.d. kol (8).
Blok V A. Usaha RT yang Menghasilkan Barang/Jasa untuk Dijual 1. Blok V A.1 & V A.2 kol (1) diisi sesuai isian blok III kol (1). 2. Jika blok V A.1 ada isian maka isian blok III kol (8) berkode ‘1’ 3. Jika blok V A.2 ada isian maka isian blok III kol (9) berkode ‘1’ 4. Kolom (10) = kol (5) – kol (6) – kol (7) – kol (8) – kol (9) Blok V B. Usaha RT yang Menghasilkan Barang/Jasa untuk Digunakan Sendiri 1. Jika blok V B.1 ada isian maka isian blok III kol (8) dan atau kol (9) berkode ‘1’ 2. Kolom (7) = kol (2) – kol (3) – kol (4) – kol (5) – kol (6) Blok VI. Pendapatan Kepemilikan 1.
Blok VI kol (2) ada isian, jika rumah tangga responden menggunakan harta dan uang milik orang lain dalam kegiatan usaha.
2.
Blok VI kol (3) ada isian, jika blok III kol (12) berkode 1.
3.
Rincian Jumlah = jumlah r.1 s.d. r.6.
54
SKTIR’2015
Blok VII. Transfer 1.
Kolom (7)
= kol (2) + . . . + kol (6).
2.
Rincan 1.9
= (r.1.1 + . . . + r.1.8) Blok VII.A
3.
Rincian 2.4
= (r.2.1 + . . . + r.2.3) Blok VII.A
4.
Rincian 1.9
= (r.1.1 + . . . + r.1.8) Blok VII.B
5.
Rincian 2.4
= (r.2.1 + . . . + r.2.3) Blok VII.B
Blok VIII. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1.
Kolom (3) = 12 x kol (2) (khusus untuk pengeluaran konsumsi berupa makanan)
2.
Jumlah Pengeluaran Neto = Rinc. Sub Jumlah Konsumsi Makananan + Non Makanan – Penjualan barang bekas diluar barang tahan lama neto
Blok IX. Penambahan dan Pengurangan Barang Tahan Lama 1.
Jumlah pengeluaran barang tahan lama neto = jumlah rinc.1 + rinc.2 - rinc.3 – rinc.4
2.
Teliti kaitan antara isian Blok IX rincian 2 dan rincian 4 dengan isian Blok VII A dan Blok VII_B rincian 1.8.
3.
Rincian 2 blok VII A rinc. 1.8
4.
Rincian 4 blok VII B rinc.1.8
Blok X.
Penambahan dan Pengurangan Alat Produksi
1. Rincian Jumlah = jumlah r.1 s.d. r.9 2. Sesuaikan jenis alat produksi dengan lapangan usaha di blok V. Blok XI. Penambahan/Pengurangan Bangunan TT, Lahan & Barang Berharga 1.
Kolom (6) = Jumlah kol (2) s.d. kol (5)
2.
Blok XI rinc. 4 kol (6) = blok VII A rinc. 2.1 kol (7)
3.
Blok XI rinc. 6 kol (6) = blok VII B rinc. 2.1 kol (7)
4.
Rincian 7 = (r.1 + . . . + r.4) – (r.5 + r.6)
Blok XII. Perubahan Stok Usaha Rumah tangga 1.
Blok XII ada isian, maka blok V A dan atau V B ada isian pada lapangan usaha yang bersesuaian.
SKTIR’2015
55
2.
Kolom (8) = kol (2) + kol (4) + kol (6)
3.
Kolom (9) = kol (3) + kol (5) + kol (7)
4.
Kolom (10) = kol (9) – kol (8)
5.
Rincian Jumlah = jumlah masing-masing kolom.
Blok XIII. Transaksi Keuangan 1. Rincian A (jumlah) = jumlah rinc. A 1 s.d. rinc. A 10. 2. Rincian B (jumlah) = jumlah rinc. B 11 s.d. rinc. B 19. 3. Rincian Selisih = rinc. B (jumlah) – rinc. A (jumlah)
56
SKTIR’2015
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 KODE DAN KLASIFIKASI BAKU JABATAN INDONESIA
1
PEJABAT LEMBAGA LEGISLATIF, PEJABAT TINGGI, DAN MANAJER
11 Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah Pejabat Lembaga Legislatif; Pejabat Tinggi Pemerintah; Kepala Desa/ Kelurahan dan Ketua Adat; Pengurus Organisasi Politik, Ekonomi, dan Sosial. 12 Manajer Perusahaan Direktur Utama dan Pimpinan Eksekutif; Manajer Bagian Produksi dan Operasi; Manajer Bagian Lainnya. 13 Manajer Umum Manajer Umum Sektor Usaha. 2
TENAGA PROFESIONAL
21 Peneliti Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, dan Teknik Peneliti Fisika, Kimia, dan Peneliti Lain Ybdi; Ahli Matematika, Statistika, dan Ahli Lain Ybdi; Ahli Komputer; Arsitek, Ahli Teknik, dan Ahli Lain Ybdi. 22 Peneliti Ilmu Pengetahuan Hayat dan Kesehatan Peneliti Ilmu Pengetahuan Hayat; Ahli Kesehatan; Perawat dan Bidan Ahli. 23 Peneliti Ilmu Pengetahuan Sosial dan Peneliti Lain Ybdi Ahli Ilmu Sosial dan Ahli Lain Ybdi. 24 Pengajar Pengajar Pendidikan Tinggi (Universitas dan Akademi); Pengajar SLTA dan SLTP; Pengajar SD dan Pra Sekolah; Pengajar Pendidikan Luar Sekolah; Pengajar Pendidikan Luar Biasa; Pengajar Lainnya. 25 Ahli Hukum Pengacara; Hakim; Jaksa; Notaris dan Ahli Hukum Ytdl. 26 Ahli Usaha Akuntan; Ahli Manajemen Kepegawaian dan Jabatan; Ahli Perusahaan Ytdl. 29 Tenaga Profesional Lainnya Ahli Kearsipan, Perpustakaan, dan Ahli Informasi Lain Ybdi; Penulis dan Seniman Kreatif atau Seniman Pertunjukan; Tenaga di Bidang Keagamaan. 3
TEKNISI DAN ASISTEN TENAGA PROFESIONAL
31 Asisten Ahli Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik Teknisi Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik; Asisten Komputer; Operator Peralatan Optik dan Elektronika; Teknisi dan Pengawas Kapal dan Pesawat Terbang; Pengawas Keselamatan dan Kualitas. 32 Asisten Ahli Ilmu Pengetahuan Hayat dan Kesehatan Teknisi Ilmu Pengetahuan Hayat dan Teknisi Lain Ybdi; Asisten Tenaga Kesehatan Modern; Perawat dan Bidan; Tenaga Kesehatan Tradisional dan Tabib.
SKTIR’2015
59
33 Asisten Pengajar Asisten Pengajar SLB; Asisten Pengajar Lainnya. 34 Asisten Ahli Keuangan dan Penjualan Perawat; Asisten Ahli Kesejahteraan; Paramedis Ambulan; Kesehatan Penduduk Terpencil; Terapi Pijat.
Teknisi Gigi; Asisten Ahli
35 Agen Jasa Usaha dan Pialang Perdangan Agen Jasa Usaha dan Pialang Perdangan 39 Asisten Ahli Lainnya Asisten Ahli Administrasi; Asisten Pegawai Pabean, Pajak, dan Asisten Ybdi; Polisi Khusus dan Pengusut; Asisten Pekerja Sosial; Asisten Pekerja Seni, Pertunjukan dan Olahraga; Asisten Tenaga di Bidang Keagamaan. 4
TENAGA TATA USAHA
41 Tenaga Tata Usaha Perkantoran Sekretaris dan Tenaga Operator Papan Ketik, Tenaga Tata Usaha Penghitungan; Tenaga Tata Usaha Pencatatan Bahan dan Perjalanan; Tenaga Tata Usaha Perpustakaan, Barang Kiriman dan Tenaga Tata Usaha Lain Ybdi; Tenaga Tata Usaha Kantor Lainnya. 42 Tenaga Tata Usaha Pelayan Pelanggan Kasir, Kasir Bank dan Ybdi; Juru Tata Usaha Permintaan Penerangan. 5
TENAGA USAHA JASA DAN TENAGA PENJUALAN DI TOKO DAN PASAR
51 Tenaga Usaha Jasa Perorangan, Perlindungan, dan Keamanan Tenaga Pembantu Perjalanan dan Tenaga Lain Ybdi; Tenaga Usaha Jasa Kerumahtanggaan dan Restoran; Tenaga Usaha Perawatan Perorangan dan Tenaga Ybdi; Tenaga Usaha Jasa Perorangan Lainnya; Tenaga Usaha Jasa Peramal dan Tenaga Ybdi; Tenaga Usaha Jasa Perlindungan. 52 Peraga Busana, Pelayan Toko, dan Peraga Barang Niaga Peragawan, Peragawati, dan Model Lainnya; Pelayan Toko dan Peraga Barang Dagangan; Tenaga Penjualan Perdagangan Eceran. 6
TENAGA USAHA PERTANIAN DAN PETERNAKAN
61 Petani Terlatih Pekerja Pertanian Tanaman Palawija dan Perkebunan; Pekerja Peternakan dan Ybdi; Pekerja Pertanian dan Peternakan; Pekerja Kehutanan dan Tenaga Ybdi; Pekerja Perikanan, Perburuan, dan Penangkapan Ikan. 62 Petani dan Nelayan Subsisten Petani dan Nelayan Subsisten. 7
TENAGA PENGOLAHAN DAN KERAJINAN YBDI
71 Tenaga Penggalian dan Bangunan Penambang, Tenaga Peledakan, Pemotong dan Pemahat Batu; Pembuat Kerangka Bangunan dan Tenaga Ybdi; Pelaksana Pekerjaan Akhir Bangunan dan Tenaga Ybdi; Tenaga Pengecatan, Tenaga Pembersih Gedung, dan Tenaga Ybdi. 72
Tenaga Pengolah Logam, Mekanik Mesin dan Tenaga Ybdi
Pembuat Cetakan Logam, Tukang Las, Pembuat Pelat Logam dan Penyiapan Struktur Logam serta Tenaga Ybdi; Pandai Besi, Pembuat Perkakas, dan Tenaga Ybdi; Montir dan
60
SKTIR’2015
Pemasang Mesin; Tukang Mekanik dan Pemasangan Peralatan Listrik dan Elektronik. 73 Tenaga Presisi, Kerajinan Tangan, Percetakan dan Tenaga Ahli Ybdi Tukang Membuat Alat Presisi Logam dan Tukang Ybdi; Tukang Tembikar, Barang dari Kaca dan Tukang Ybdi; Tenaga Kerajinan Tangan dari Kayu, Tekstil, Kulit dan Tenaga Ybdi; Tenaga Percetakan dan Tenaga Ybdi. 74 Tenaga Pengolah Makanan, Kayu, Tekstil, Kulit, dan Tenaga Ybdi Tenaga Pengolahan Makanan dan Tenaga Ybdi; Tukang Kayu, Pembuat Perabot Rumah Tangga dari Kayu dan Tukang Ybdi; Tukang Pembuat Tekstil, Pakaian dan Tukang Ybdi; Tukang Pembuat Barang dari Kulit, Bulu, Tukang Sepatu, dan Tukang Ybdi 8
OPERATOR DAN PERAKIT MESIN
81 Operator Mesin Stasioner dan Mesin Ybdi Operator Mesin Pengolah Bahan Tambang dan Mineral; Operator Mesin Pengolah Logam; Operator Mesin Pembuat Barang dari Kaca, Keramik, dan Tenaga Ybdi; Operator Mesin Pengolah Kayu dan Pembuat Kertas; Operator Mesin Pengolah Bahan Kimia; Operator Mesin Pembangkit Listrik dan Mesin Ybdi; Operator Jaringan Pemasang Otomatis dan Robot Industri. 82 Operator Mesin Pengolah dan Perakit Mesin Operator Mesin Pembuat Barang dari Logam dan Mineral; Operator Mesin Produksi Bahan Kimia; Operator Mesin Produksi Barang dari Karet dan Plastik; Operator Mesin Produksi Barang dari Kayu; Operator Mesin Percetakan, Penjilidan, dan Produksi Kertas; Operator Mesin Produksi Tekstil, Barang dari Bulu Hewan dan Kulit; Operator Mesin Pengolah Makanan dan Bahan Ybdi, Perakit; Operator dan Perakit Mesin Lainnya. 83 Pengemudi dan Operator Mesin yang Bergerak Pengemudi Mesin Lokomotif dan Tenaga Ybdi; Pengemudi Kendaraan Bermotor; Operator Mesin Pertanian dan Mesin Bergerak Lainnya; Awak Geladak Kapal dan Tenaga Ybdi. 9
PEKERJA KASAR, TENAGA KEBERSIHAN, DAN TENAGA YBDI
91 Tenaga Penjualan Keliling, Kebersihan, dan Tenaga Ybdi Pedagang Keliling dan Pekerja Ybdi; Penyemir Sepatu dan Tenaga Jasa Lainnya di Jalanan; Pembantu Rumah Tangga dan Pembantu Ybdi, Pembersih, serta Tukang Cuci; Pengurus Gedung, Pembersih Jendela dan Pekerja Ybdi; Kurir, Pengantar Barang, Penjaga Pintu, dan Pekerja Ybdi; Pengumpul Sampah dan Pekerja Kasar Ybdi. 92 Pekerja Kasar Pertanian, Perikanan, dan Pekerja Ybdi Buruh dan Pekerja Pertanian, Buruh Kehutanan, Buruh Perikanan, Perburuan dan Penangkapan. 93 Pekerja Kasar Pertambangan, Konstruksi, Industri, dan Angkutan Pekerja Kasar Pertambangan dan Bangunan; Pekerja Kasar Industri Pengolahan; Pekerja Kasar Angkutan dan Tukang Angkat Barang. 0
ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN POLRI
01
Anggota Angkatan Darat
02
Anggota Angkatan Laut
03
Anggota Angkatan Udara
04
Anggota Kepolisian
09
Unsur Pertahanan dan Keamanan Lainnya
SKTIR’2015
61
LAMPIRAN 2 KODE DAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA
01 Pertanian tanaman/peternakan/perburuan dan kegiatan ybdi Lapangan usaha ini mencakup pertanian tanaman semusim, pertanian tanaman tahunan, pertanian tanaman hias dan pengembangbiakan tanaman, peternakan, jasa penunjang pertanian dan pasca panen, perburuan/penangkapan dan penangkaran satwa liar. 02 Kehutanan dan penebangan kayu Lapangan usaha ini mencakup pengusahaan hutan, penebangan dan pemungutan kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu, jasa penunjang kehutanan. 03 Perikanan Lapangan usaha ini mencakup perikanan tangkap dan perikanan budidaya. 05
Pertambangan batu bara dan lignit
06
Pertambangan minyak bumi dan gas alam dan panas bumi
07 Pertambangan bijih logam Lapangan usaha ini mencakup pertambangan pasir besi dan bijih besi; pertambangan bijih logam yang tidak mengandung besi, tidak termasuk bijih logam mulia; dan pertambangan bijih logam mulia 08 Pertambangan dan penggalian lainnya Lapangan usaha ini mencakup penggalian batu, pasir dan tanah liat, pertambangan dan penggalian lainnya ytdl. 09 Jasa pertambangan Lapangan usaha ini mencakup jasa pertambangan minyak bumi dan gas alam, jasa pertambangan dan penggalian lainnya. 10 Industri makanan Lapangan usaha ini mencakup industri pengolahan dan pengawetan daging; industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota air; industri pengolahan dan pengawetan buah-buahan dan sayuran; industri minyak makan dan lemak nabati dan hewani; industri pengolahan susu, produk dari susu dan es krim; industri penggilingan padi-padian, tepung dan pati; industri makanan lainnya; industri makanan hewan. 11 Industri minuman Lapangan usaha ini mencakup industri minuman keras; industri minuman anggur (wine); industri minuman keras dari malt dan malt; industri minuman ringan; industri air minum dan air mineral; industri minuman lainnya. 12 Industri pengolahan tembakau Industri pengolahan tembakau mencakup industri rokok dan cerutu, industri pengeringan dan pengolahan tembakau; industri bumbu rokok serta kelengkapan rokok lainnya 13 Industri tekstil Industri tekstil mencakup industri pemintalan, penenunan dan penyelesaian akhir tekstil; industri kain rajutan dan sulaman; industri pembuatan barang tekstil, bukan pakaian jadi; industri karpet dan permadani; industri tali dan barang dari tali; industri tekstil lainnya. 14 Industri pakaian jadi Lapangan usaha ini mencakup industri pakaian jadi dan perlengkapannya, bukan pakaian jadi dari kulit berbulu; industri pakaian jadi dan barang dari kulit berbulu; industri pakaian jadi rajutan dan sulaman/bordir.
SKTIR’2015
63
15 Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki Lapangan usaha ini mencakup industri kulit dan barang dari kulit, termasuk kulit buatan; industri alas kaki. 16
Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya Lapangan usaha ini mencakup industri penggergajian dan pengawetan kayu, rotan, bambu dan sejenisnya; industri barang dari kayu; industri barang dari gabus dan barang anyaman dari jerami, rotan, bambu dan sejenis lainnya. 17 Industri kertas dan barang dari kertas Lapangan usaha ini mencakup industri bubur kertas, kertas dan papan kertas; industri kertas dan papan kertas bergelombang dan wadah dari kertas dan papan kertas; industri barang dari kertas dan papan kertas lainnya. 18
Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman
19
Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
20 Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia Lapangan usaha ini mencakup industri kimia dasar; industri pupuk dan bahan senyawa nitrogen; industri plastik dan karet buatan dalam bentuk dasar; industri pestisida dan produk agrokimia lainnya; industri cat dan tinta cetak, pernis dan bahan pelapisan sejenisnya dan lak; industri sabun dan deterjen, bahan pembersih dan pengilap, parfum dan kosmetik; industri barang kimia lainnya; industri serat buatan. 21
Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional
22
Industri karet, barang dari karet dan plastik
23 Industri barang galian bukan logam Lapangan usaha ini mencakup industri kaca dan barang dari kaca; industri barang refraktori (tahan api); industri bahan bangunan dari tanah liat/keramik; industri barang tanah liat/keramik dan porselen bukan bahan bangunan; industri semen, kapur dan gips; industri barang dari semen, kapur, gips dan asbes; industri barang dari batu; industri barang galian bukan logam lainnya. 24 Industri logam dasar Lapangan usaha ini mencakup industri logam dasar besi dan baja; industri logam dasar mulia dan logam dasar bukan besi lainnya; industri pengecoran logam. 25 Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya Lapangan usaha ini mencakup industri barang logam siap pasang untuk bangunan, tangki, tandon air dan generator uap; industri senjata dan amunisi; industri barang logam lainnya dan jasa pembuatan barang logam. 26 Industri komputer, barang elektronik dan optik Lapangan usaha ini mencakup industri komponen dan papan elektronik; industri komputer dan perlengkapannya; industri peralatan komunikasi; industri peralatan audio dan video elektronik; industri alat ukur, alat uji, peralatan navigasi dan kontrol dan alat ukur waktu; industri peralatan iradiasi, elektromedikal dan elektroterapi; industri peralatan fotografi dan instrumen optik bukan kaca mata; industri media magnetik dan media optik. 27 Industri peralatan listrik Lapangan usaha ini mencakup industri motor listrik, generator, transformator dan peralatan; industri batu baterai dan akumulator listrik; industri kabel dan perlengkapannya; industri peralatan penerangan listrik (termasuk peralatan penerangan bukan listrik); industri peralatan rumah tangga; industri peralatan listrik lainnya.
64
SKTIR’2015
28 Industri mesin dan perlengkapan ytdl Lapangan usaha ini mencakup industri mesin untuk keperluan umum dan industri mesin untuk keperluan khusus. 29
Industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer
30 Industri alat angkutan lainnya Lapangan usaha ini mencakup industri pembuatan kapal dan perahu; industri lokomotif dan gerbong kereta; industri pesawat terbang dan perlengkapannya; industri kendaraan perang; industri alat angkutan lainnya ytdl 31
Industri furniture
32 Industri pengolahan lainnya Lapangan usaha ini mencakup industri barang perhiasan dan barang berharga; industri alat musik; industri alat olahraga; industri alat permainan dan mainan anak-anak; industri peralatan kedokteran dan kedokteran gigi serta perlengkapannya; industri pengolahan lainnya ytdl. 33 Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan Lapangan usaha ini mencakup jasa reparasi produk logam pabrikasi, mesin dan peralatan; jasa pemasangan mesin dan peralatan industri. 35 Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin Lapangan usaha ini mencakup ketenagalistrikan; gas alam dan buatan; pengadaan uap/air panas, udara dingin dan produksi es. 36 Pengadaan air Lapangan usaha ini mencakup penampungan, penjernihan dan penyaluran air bersih; penampungan dan penyaluran air baku; jasa penunjang pengadaan air. 37
Pengelolaan limbah
38 Pengelolaan sampah dan daur ulang Lapangan usaha ini mencakup pengumpulan sampah; pengelolaan dan pembuangan sampah; daur ulang. 39
Jasa pembersihan dan pengelolaan sampah lainnya
41
Konstruksi gedung
42 Konstruksi bangunan sipil Lapangan usaha ini mencakup konstruksi jalan dan rel kereta api; konstruksi jaringan saluran untuk pengairan, komunikasi dan limbah; konstruksi bangunan sipil lainnya. 43 Konstruksi khusus Lapangan usaha ini mencakup pembongkaran dan penyiapan lahan; instalasi sistem kelistrikan, air (pipa) dan instalasi konstruksi lainnya; penyelesaian konstruksi bangunan; konstruksi khusus lainnya. 45 Perdagangan, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor Lapangan usaha ini mencakup perdagangan mobil; reparasi dan perawatan mobil; perdagangan suku cadang dan aksesori mobil; perdagangan, reparasi dan perawatan sepeda motor dan perdagangan suku cadang dan aksesorinya. 46 Perdagangan besar, bukan mobil dan sepeda motor Lapangan usaha ini mencakup perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak; perdagangan besar hasil pertanian dan hewan hidup; perdagangan besar makanan, minuman dan tembakau; perdagangan besar barang keperluan rumah tangga;
SKTIR’2015
65
perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapannya; perdagangan besar khusus lainnya; perdagangan besar yang tidak mengkhususkan barang tertentu. 47 Perdagangan eceran, kecuali mobil dan motor Lapangan usaha ini mencakup perdagangan eceran berbagai macam barang di toko; perdagangan eceran khusus makanan, minuman dan tembakau di toko; perdagangan eceran khusus bahan bakar kendaraan bermotor; perdagangan eceran khusus peralatan informasi dan komunikasi di toko; perdagangan eceran khusus perlengkapan rumah tangga lainnya di toko; perdagangan eceran khusus barang budaya dan rekreasi di toko; perdagangan eceran khusus barang lainnya di toko; perdagangan eceran kaki lima dan los pasar; perdagangan eceran bukan di toko, kaki lima dan los pasar. 49 Angkutan darat dan angkutan melalui saluran pipa Lapangan usaha ini mencakup angkutan jalan rel; angkutan bus; angkutan melalui saluran pipa; angkutan darat bukan bus. 50 Angkutan air Lapangan usaha ini penyeberangan.
mencakup
angkutan
laut;
angkutan
sungai,
danau
dan
51 Angkutan udara Lapangan usaha ini mencakup angkutan udara untuk penumpang; angkutan udara untuk barang. 52
Pergudangan dan jasa penunjang angkutan
53
Pos dan kurir
55 Penyediaan akomodasi Lapangan usaha ini mencakup penyediaan akomodasi jangka pendek (hotel bintang, hotel melati, pondok wisata (home stay), penyediaan akomodasi jangka pendek lainnya); penyediaan akomodasi lainnya. 56 Penyediaan makanan dan minuman Lapangan usaha ini mencakup restoran dan penyediaan makanan keliling; jasa boga untuk suatu event tertentu (event catering) dan penyediaan makanan lainnya; penyediaan minuman. 58 Penerbitan Lapangan usaha ini mencakup usaha penerbitan buku, majalah dan terbitan lainnya; penerbitan piranti lunak (software). 59
Produksi gambar bergerak, video dan program televisi, perekaman suara dan penerbitan musik Lapangan usaha ini mencakup usaha produksi gambar bergerak, video dan program televisi; perekaman suara dan penerbitan musik. 60 Penyiaran dan pemrograman Lapangan usaha disini mencakup penyiaran radio; penyiaran dan pemrograman televisi. 61 Telekomunikasi Lapangan usaha ini mencakup telekomunikasi dengan kabel; telekomunikasi tanpa kabel; telekomunikasi satelit; telekomunikasi lainnya. 62
Kegiatan pemrograman, konsultansi komputer dan kegiatan ybdi
63 Kegiatan jasa informasi Lapangan usaha ini mencakup usaha kegiatan pengolahan data, penyimpanan data di server (hosting) dan kegiatan ybdi; portal web; kegiatan jasa informasi lainnya.
66
SKTIR’2015
64
Kegiatan jasa keuangan, bukan asuransi dan dana pensiun
Lapangan usaha ini mencakup perantara moneter; kegiatan perusahaan holding; trust, pembiayaan dan entitas keuangan sejenis; jasa keuangan lainnya, bukan asuransi dan dana pensiun. 65
Asuransi, reasuransi dan dana pensiun, bukan jaminan sosial wajib
66
Jasa penunjang untuk jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun dan lainnya Lapangan usaha ini mencakup jasa penunjang untuk jasa keuangan, bukan asuransi dan dana pensiun; jasa penunjang untuk asuransi dan dana pensiun; jasa manajemen dana. 68 Real estate Lapangan usaha ini mencakup real estat yang dimiliki sendiri atau disewa dan kawasan pariwisata; real estat atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak. 69 Jasa hukum dan akuntansi Lapangan usaha ini mencakup jasa hukum; jasa akuntansi, pembukuan dan pemeriksa; konsultansi pajak. 70
Kegiatan kantor pusat dan konsultansi manajemen
71
Jasa arsitektur dan teknik sipil; analisis dan uji teknis
72 Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan Lapangan usaha ini mencakup penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan ilmu teknologi dan rekayasa; penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sosial dan humaniora. 73
Periklanan dan penelitian pasar
74 Jasa profesional, ilmiah dan teknis lainnya Lapangan usaha ini mencakup jasa perancangan khusus; jasa fotografi; jasa profesional, ilmiah dan teknis lainnya ytdl. 75
Jasa dokter hewan
77 Jasa persewaan Lapangan usaha ini mencakup jasa persewaan mobil, bus, truk dan sejenisnya; jasa persewaan barang pribadi dan rumah tangga; persewaan mesin, peralatan dan barang berwujud lainnya; jasa persewaan harta non finansial, bukan karya hak cipta. 78 Jasa ketenagakerjaan Lapangan usaha ini mencakup jasa penempatan tenaga kerja; jasa penyediaan tenaga kerja waktu tertentu; jasa penyediaan sumber daya manusia dan manajemen fungsi sumber daya manusia. 79 Jasa agen perjalanan, penyelenggara tur dan jasa reservasi lainnya Lapangan usaha ini mencakup jasa agen perjalanan dan penyelenggara tur; jasa reservasi lainnya ybdi. 80 Jasa keamanan dan penyelidikan Lapangan usaha ini mencakup jasa keamanan swasta (pribadi); jasa sistem keamanan; jasa penyelidikan.
SKTIR’2015
67
81 Jasa untuk gedung dan pertamanan Lapangan usaha ini mencakup penyedia gabungan jasa penunjang fasilitas; jasa kebersihan; jasa perawatan dan pemeliharaan taman. 82
Jasa administrasi kantor, jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya Lapangan usaha ini mencakup jasa administrasi kantor dan penunjang kantor; jasa call centre; jasa penyelenggara konvensi dan pameran dagang; jasa penunjang usaha ytdl. 84 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Lapangan usaha ini mencakup administrasi pemerintahan dan kebijakan ekonomi dan sosial; penyediaan layanan untuk masyarakat dalam bidang hubungan luar negeri, pertahanan, keamanan dan ketertiban; jaminan sosial wajib. 85 Jasa pendidikan Lapangan usaha ini mencakup jasa pendidikan dasar; jasa pendidikan menengah; jasa pendidikan tinggi; jasa pendidikan lainnya; jasa penunjang pendidikan; jasa pendidikan anak usia dini. 86 Jasa kesehatan manusia Lapangan usaha ini mencakup jasa rumah sakit; jasa praktek dokter dan dokter gigi; jasa pelayanan kesehatan lainnya. 87 Jasa kegiatan sosial di dalam panti Lapangan usaha ini mencakup jasa kegiatan sosial di dalam panti untuk perawatan dan pemulihan kesehatan; jasa kegiatan sosial di dalam panti untuk keterbelakangan mental, gangguan mental dan penyalahgunaan obat terlarang; jasa kegiatan sosial di dalam panti untuk jompo dan cacat; jasa kegiatan sosial di dalam panti lainnya ytdl. 88 Jasa kegiatan sosial di luar panti Lapangan usaha ini mencakup jasa kegiatan sosial di luar panti untuk jompo dan cacat; jasa kegiatan sosial di luar panti lainnya. 90
Kegiatan hiburan, seni dan kreativitas
91 Perpustakaan, arsip, museum dan kegiatan kebudayaan lainnya Lapangan usaha ini mencakup kegiatan perpustakaan dan arsip; kegiatan museum dan kegiatan operasional bangunan dan situs bersejarah; kegiatan kebun binatang, taman botani dan kelestarian alam. 92
Kegiatan perjudian dan pertaruhan
93
Kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya
94 Kegiatan keanggotaan organisasi Lapangan usaha ini mencakup kegiatan organisasi bisnis, pengusaha dan profesi; kegiatan organisasi buruh; kegiatan organisasi lainnya. 95
Jasa reparasi komputer, barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga
96 Jasa perorangan lainnya Lapangan usaha ini mencakup jasa perorangan untuk kebugaran, bukan olahraga (jasa pangkas rambut dan salon kecantikan; jasa kebugaran); jasa binatu; jasa perorangan lainnya ytdl
68
SKTIR’2015
97
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
98
Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan
99
Kegiatan badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
SKTIR’2015
69
LAMPIRAN 3 IDENTIFIKASI NILAI PRODUKSI DAN ONGKOS PRODUKSI MENURUT KODE LAPANGAN USAHA
1.
Usaha pertanian tanaman semusim/tanaman tahunan (perkebunan)/ tanaman hias/pengembang-biakan tanaman (kode 01)
Nilai produksi usaha ini mencakup nilai seluruh hasil panenan/pemetikan dari usaha pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan & holtikultura. Ongkos produksi mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan bibit, pupuk, obat-obatan, sewa hewan, upah buruh, upah penyem-protan, dsb. Catatan : Tanaman semusim adalah tanaman yang umumnya berumur kurang dari satu tahun. Sedangkan tanaman tahunan adalah tanaman yang umumnya berumur lebih dari satu tahun. Untuk keperluan SKTIR 2012 ditegaskan bahwa nilai produksi yang dimaksud adalah nilai hasil panen yang terjadi pada periode rujukan. Ongkos produksinya adalah seluruh biaya yang digunakan sampai menghasilkan panen tersebut, meskipun waktu tanam di luar periode rujukan. Kecuali tanaman tahunan, yang diperhitungkan adalah nilai produksi dan biaya (biasanya hanya biaya pemeliharaan) yang terjadi pada periode rujukan. Untuk tanaman yang belum panen pada periode rujukan, tidak perlu diperhitungkan nilai dan ongkos produksinya. 2.
Usaha peternakan (kode 01)
Usaha ini mencakup aktivitas pemeliharaan ternak/unggas dengan tujuan untuk dikembang biakan/dibesarkan, kemudian dijual dalam bentuk ternak/unggas, daging, ataupun hasilnya seperti susu segar dan telur. Nilai produksi usaha ini adalah nilai semua ternak/unggas yang dijual baik yang dibayar tunai, bon atau kredit, dan dinilai menurut harga pada saat transaksi. Termasuk nilai jual produksi ikutannya (pupuk kandang, bulu, dsj.). Ongkos produksi usaha ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ternak/unggas (menurut harga saat terjadinya transaksi), upah/ gaji buruh/karyawan, makanan ternak/ unggas, obat-obatan, listrik, bahan bakar, ongkos pengangkutan, pemeliharaan/perbaikan kecil kandang dsb. 3.
Usaha jasa penunjang pertanian, jasa penunjang peternakan, jasa pasca
panen (kode 01) a. Jasa penunjang pertanian Nilai produksi usaha ini adalah nilai seluruh pendapatan dari jasa pengolahan lahan; jasa pemupukan, penanaman bibit & pengendalian jasad pengganggu; jasa pemanenan; jasa penyemprotan & penyerbukan melalui udara; jasa penunjang pertanian lainnya.
SKTIR’2015
71
Ongkos produksi usaha ini mencakup biaya yang dikeluarkan seperti untuk transportasi, makan dan minum dalam rangka usaha jasa tersebut. b. Jasa penunjang peternakan Nilai produksi usaha ini mencakup semua pendapatan dari usaha pelayanan kesehatan ternak, pencukuran bulu ternak, pelayanan/pencari rumput dan penggembalaan ternak, yang dilakukan atas dasar balas jasa atau kontrak, penetasan telur, jasa pemacekan, dan jasa lainnya. Ongkos produksi usaha ini antara lain pembelian obat untuk ternak, biaya transpotasi, makan dan minum, listrik, bahan bakar, upah/gaji dan sebagainya. 4.
Usaha
perburuan/penangkapan
dan
penangkaran
satwa
liar
dan
kehutanan (kode 01 & 02) Nilai produksi usaha ini adalah nilai seluruh hasil pemungutan hasil hutan dan perburuan. Hasil hutan antara lain berupa kayu bakar, bambu, madu, rotan, damar dsj. serta pembuatan arang. Aktivitas perburuan meliputi penangkapan binatang liar seperti babi hutan, buaya, menjangan, pengambilan sarang burung dsb. baik untuk dikonsumsi dagingnya maupun diambil kulit, bulu dan tulangnya. Perburuan yang lebih menekankan unsur hobi tidak termasuk aktivitas perburuan. Ongkos produksi ini mencakup biaya yang dikeluarkan seperti untuk transportasi, makan dan minum dalam rangka usahanya, dan sebagainya. 5.
Usaha perikanan (kode 03)
Nilai produksi usaha ini adalah nilai hasil seluruh penangkapan/ pengambilan ikan, udang, binatang dan tanaman air baik dari air tawar ataupun laut. Ongkos produksi usaha ini mencakup semua ongkos yang digunakan untuk upah/gaji buruh/karyawan, bibit, makanan ikan/pupuk ikan, pemeliharaan sarana usaha, bahan bakar, minyak pelumas, ongkos pengangkutan dsb. Tidak termasuk sewa lahan dan bunga modal. 6.
Usaha pertambangan dan penggalian (kode 08)
Nilai produksi usaha ini adalah nilai semua hasil dari penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari aktivitas ini berupa batu gunung, batu kali, batu kapur, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir bahan bangunan, pasir silika, kaolin, tanah liat dan sebagainya. Ongkos produksi ini mencakup semua ongkos yang dikeluarkan untuk upah/gaji buruh/karyawan, detonator, pemeliharaan sarana usaha, bahan bakar, minyak pelumas, ongkos pengangkutan, biaya retribusi dan sebagainya. Tidak ter-masuk sewa lahan dan bunga modal.
72
SKTIR’2015
7.
Usaha industri pengolahan segala jenis (kode 10 - 32)
Nilai produksi usaha ini mencakup adalah seluruh nilai barang yang dihasilkan dan sudah siap dijual. Termasuk nilai produksi ikutan/sampingan dan hasil jasa industri. Nilai produksi dari barang yang belum siap untuk dijual tidak dimasukkan, kecuali kalau usaha industri/kerajinan tersebut memang menghasilkan barang setengah jadi. Ongkos produksi usaha ini mencakup adalah semua biaya yang digunakan untuk menghasilkan barang. Biaya tersebut antara lain biaya upah/gaji buruh/ karyawan, pembelian bahan baku, pemeliharaan sarana usaha, bahan bakar, ongkos pengangkutan, pajak usaha, sewa tempat/alat dan sebagainya. 8.
Usaha listrik, gas, dan air (kode 35 dan 36)
Nilai produksi usaha ini mencakup nilai penjualan aktivitas pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Ongkos produksi
mencakup biaya upah/gaji, bahan bakar,
minyak pelumas,
pemeliharaan perlengkapan, dsb. 9.
Usaha bangunan/konstruksi (kode 41 - 43)
Nilai produksi usaha ini mencakup seluruh nilai pekerjaan yang telah dilakukan dalam periode rujukan, tanpa melihat apakah bangunan/konstruksi tsb. sudah selesai seluruhnya atau belum. Nilai produksi disini mencakup pula nilai dari perlengkapan bangunan seperti instalasi listrik, telepon, PAM dsb. Tetapi nilai lahan tempat bangunan didirikan tidak dicakup sebagai nilai produksi usaha bangunan. Ongkos produksi mencakup biaya upah/gaji, bahan bangunan segala jenis, bahan bakar, minyak pelumas, pemeliharaan perlengkapan, dsb. 10.
Jenis usaha perdagangan (kode 45 - 47)
Nilai produksi usaha ini disebut margin perdagangan, yaitu selisih nilai penjualan dengan pembelian seluruh komoditi yang terjual. Termasuk penerimaan lainnya seperti komisi. Ongkos produksi mencakup biaya upah/gaji, biaya pengangkutan, biaya bahan penolong seperti; bahan pengepak/pembungkus, pengikat (tali rafia, karet gelang dsb), alat tulis menulis, biaya listrik, PAM, telepon, biaya iklan, bahan bakar, pemeliharaan alat, dan sebagainya. 11.
Usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (kode 55 - 56)
Nilai produksi usaha ini mencakup nilai jasa penyediaan akomodasi, makanan atau minuman jadi yang dikonsumsi di tempat penjualan. Ongkos produksi mencakup semua bahan yang digunakan untuk menyediakan jasa akomodasi, menghasilkan makanan/ minuman jadi, dan biaya lain yang berkaitan dengan usaha tersebut seperti biaya listrik, gas, PAM, bahan pembersih, dsb. SKTIR’2015
73
12.
Usaha pengangkutan (kode 49 - 51)
Nilai produksi usaha ini mencakup nilai dari tiket (karcis) yang terjual, hasil dari charter/penyewaan kendaraan dengan pengemudi maupun tidak, termasuk hasil yang diperoleh dari jasa bongkar muat. Ongkos produksi mencakup upah dan gaji, biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan kecil kendaraan angkutan. Biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan besar kendaraan bukan merupakan ongkos produksi, tetapi merupakan penambahan barang modal seperti pembelian mesin, mengecat kendaraan, dan pembe-lian onderdil kendaraan yang nilainya relatif besar. 13.
Real estate/usaha persewaan/jasa perusahaan (kode 68 - 74 & 77)
Nilai produksi usaha ini mencakup semua pendapatan atas pemberian jasa sewa/ kontrak bangunan, sewa tanah, sewa alat pesta dan jasa perusahaan seperti jasa hukum, notaris, pengolahan dan penyajian data, teknik dan arsitektur, periklanan dsb. Ongkos produksi mencakup semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka aktivitas usaha seperti upah dan gaji, perbaikan, listrik, PAM, ATK, bahan bakar dsb. 14.
Usaha jasa pendidikan/kesehatan/kebersihan (kode 85 - 86 & 81)
Nilai produksi usaha ini mencakup semua nilai pendapatan yang diterima dari usaha jasa kebersihan, jasa kesehatan (seperti mantri suntik, dokter, dukun, tukang urut dsj) dan jasa pendidikan swasta (taman kanak kanan, play group, les private dsj). Ongkos produksi mencakup biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha seperti upah dan gaji guru, spidol, bahan-bahan berupa obat, minyak urut, listrik, PAM, alat tulis kantor dsb. 15.
Usaha jasa rekreasi/kebudayaan/OR (kode 59 - 60, 90 – 91 & 93)
Nilai produksi usaha ini mencakup semua nilai pendapatan yang diterima dari usaha jasa hiburan, jasa film, penyiaran radio dan televisi, sirkus, topeng monyet, tari, musik, penggubah lagu, penulis buku, pembuatan lukisan dsb. Ongkos produksi mencakup biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha seperti upah dan gaji, biaya bahan-bahan, biaya pengangkutan, makanan & minuman dsb. 16.
Usaha jasa reparasi/perorangan/rumah tangga (kode 95 - 97)
Nilai produksi usaha ini mencakup semua nilai pendapatan yang diterima dari usaha jasa reparasi, binatu, pemangkas rambut, salon kecantikan, pemakaman, penjahitan, pembantu rumah tangga, baby sitter, tukang pijit, tukang semir sepatu dsb. Ongkos produksi mencakup biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha tersebut seperti upah dan gaji, biaya bahan, biaya pengangkutan, makanan dan minuman dsb.
74
SKTIR’2015
LAMPIRAN 4 KODE HUBUNGAN ART DENGAN KEPALA RUMAH TANGGA DAN KODE PENDIDIKAN
A.
Kode Hubungan Art Dengan Kepala Rumah Tangga
1.
Krt ialah orang yang bertanggung jawab mengelola rumah tangga
2.
Istri/suami adalah istri/suami dari krt
3.
Anak adalah anak kandung, anak tiri, atau anak angkat
4.
Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat
5.
Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat
6.
Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari krt atau bapak/ibu dari istri/suami krt
7.
Famili adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan krt atau istri/suami dari krt misalnya adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek dsb
8.
Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan krt atau istri/ suami krt seperti tamu, teman, dsb. Penjelasan :
a.
Mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan krt dicatat sebagai lainnya; yang ada hubungan famili dicatat sebagai famili lain.
b.
Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (diberi upah/gaji) dianggap sebagai pembantu rt.
B.
Kode Pendidikan Yang Ditamatkan
1.
Tidak/belum sekolah ialah mereka yang tidak pernah atau belum sekolah
2.
Tidak/belum tamat SD adalah mereka yang pernah atau masih sekolah di SD tetapi tidak/ belum tamat
3.
Sekolah Dasar (SD) adalah mereka yang tamat SD atau Madrasah Ibtidaiyah
4.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Umum adalah mereka yang tamat SLTP, MULO, Madrasah Tsanawiyah dsb
5.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Kejuruan adalah mereka yang tamat SLTP kejuruan seperti ST, SMEP dsb
6.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Umum adalah mereka yang tamat SLTA umum seperti tamat SMA, HBS 5 tahun, atau AMS, Madrasah Aliyah dsb
SKTIR’2015
75
7.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) kejuruan adalah mereka yang tamat SLTA kejuruan, seperti tamat SMTK, STM, SMEA, SAA, SMOA/SGO, PGSLP, PGTK, KPAA dan sebagainya termasuk program diploma satu lainnya
8.
Akademi adalah mereka yang tamat akademi seperti AIS, APDN, AKABRI, dan sebagainya atau yang telah yang mendapat gelar sarjana muda pada Universitas/Institut, termasuk program Diploma II dan III
9.
Universitas adalah mereka yang tamat Univesitas/Institut, untuk tingkat sarjana (S1)
76
SKTIR’2015