BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
1.1.1
Latar Belakang Umum
1.1.1.1 Meningkatnya Perkembangan Musik Di Indonesia Perkembangan musik di tanah air kita semakin hari semakin marak, hal itu dapat kita lihat dengan menjamurnya acara-acara musik di televisi, baik dari ajang pencarian bakat, acara musik berdasarkan top chart (dahsyat, inbox), dan konser musik yang disajikan secara live baik indoor maupun outdoor. Belum lagi ditambah acara-acara musik yang tidak ditayangkan di televisi (of air). Fakta ini menunjukkan betapa maraknya musik di Indonesia dan jelas musik tidak dapat lepas dari kehidupan di masyarakat Indonesia. Musik yang disajikan pun beragam, mulai dari pop, rock, jazz, blues, orchestra sampai dangdut.
Tidak hanya itu,
kemampuan musikalitas musisi Indonesia pun sekarang mulai diperhitungkan dalam kancah musik internasional, seperti Anggun C. Sasmi, Sandhy Sondoro, dan Agnes Monica . Meningkatnya pertumbuhan di Indonesia menjadikan musik suatu industri yang amat menjanjikan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Saat ini banyak sekali pengusaha yang bergerak di bidang musik, baik dari pengadaan alat musik, pembuatan sekolah musik, penyelenggaran konser musik,
dan
produser musik itu sendiri. Dari penyelenggaran konser musik di Indonesia dilihat dari statistiknya pada tahun 2009 terdapat 786 musisi, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 terdapat 1392 musisi dan 1564 musisi. Banyaknya industri musik di Indonesia ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang besar bagi Indonesia.
1
1.1.1.2 Naiknya Peminat Sekolah Seni Di Indonesia Meningkatnya pertumbuhan musik di Indonesia, menyebabkan naiknya masyarakat untuk bisa bersekolah di sekolah seni. Ini disebabkan karena musik sekarang tidak dianggap lagi sebagai suatu pekerjaan sampingan tetapi bisa menjadi pekerjaan yang menjanjikan di mata masyarakat, lihat saja sekarang bagaimana para musisi tidak hanya berorientasi pada hal yang bersifat on air tetapi juga bersifat off air. Dan bila dibandingkan pertunjukkan musik yang bersifat off air bisa lebih banyak daripada yang bersifat on air. Berangkat dari hal itu, para orang tua yang tadinya tidak ingin menyekolahkan anaknya di sekolah seni maka akan tertarik untuk menyekolahkan di sekolah seni. Tetapi saat ini masih sedikit sekali sekolah seni yang ada di Indonesia karena itu perlu dibuatnya sekolah seni yang bisa mewadahi kebutuhan publik akan kebutuhan seni. 1.1.1.3 Kurangnya Tempat Penyelenggaraan Konser Yang Layak Kegiatan konser musik saat ini banyak diselenggarakan di berbagai tempat, seperti
gedung pertemuan, gedung olahraga,
Convention Center, cafe, hotel, lapangan terbuka, bahkan lapangan sepak bola. Dilihat dari sana, sebenarnya tempat-tempat itu bukan tempat yang cocok untuk diadakan konser, karena tempat itu sendiri memiliki fungsinya masing-masing. Sehingga secara fungsional tidak memiliki kriteria dan standar yang baik untuk sebuah tempat diadakanya konser musik. Ketidak-laikan ini dapat ditinjau dari segi akustik, pencahayaan, dan kenyamanan pengunjung yang datang. Bila dilihat dari segi akustik tentu saja hasil dari suara alat musik yang dimainkan tidak maksimal walaupun alat yang dimainkan mempunyai kualitas suara yang bagus, namun karena kondisi ruang atau tempat yang jauh dari standar yang ada maka
2
hasil yang diinginkan tidak dapat tercapai. Dari segi kenyamanan bisa dilihat dari kapasitas dan fasilitas tempat, tempat seperti lapangan bola tentu saja memiliki kapasitas yang sangat besar, namun dari segi kenyamanan sangat kurang, karena tidak adanya tempat duduk yang dapat digunakan untuk melihat konser musik , dan apabila terjadi hujan, akan mengganggu kenyamanan pengunjung yang datang karena kehujanan dan acara konser pun dapat terancam gagal. Oleh karena itu diperlukan sebuah tempat khusus yang mana bisa mencakup kegiatan konser musik dari berbagi genre dengan standar dan kualitas yang baik. Tempat yang dimaksud ialah gedung konser atau Concert Hall. 1.1.2
Latar Belakang Khusus
1.1.2.1 Akan Dibuatnya Sekolah Seni Institut Wesley Jakarta Naiknya minat masyarakat terhadap bidang seni, membuat beberapa lembaga atau yayasan di Indonesia untuk membuat sebuah sekolah seni yang bertaraf international. Salah satu yayasan itu adalah Yayasan Pendidikan Gereja Methodist Indonesia. Yayasan ini merupakan yayasan yang dibentuk pada tanggal 12 Maret 1988. Yayasan ini sudah membuat beberapa universitas seperti Universitas Mehodist Indonesia, RSU „Methodist Susanna Wesley‟, dan S.T.T. „Bandar Baru‟. Pada tahun 2012 Yayasan ini bekerja sama dengan pusat Yayasan Gereja Mehodist di Korea untuk membangun Institut Wesley Jakarta. Institut Wesley pertama kali dibangun di Australia. Institut ini merupakan sekolah seni kristen pertama di Australia, dan didirikan pada tahun 1983. Institut Wesley menggabungkan pelatihan akademik dan artistik yang luar biasa dengan didukung oleh lingkungan yang kolaboratif. Bertempat di Sidney, Institut ini
3
menawarkan gelar sarjana dan pascasarjana dalam bidang Konselling, Music, Drama, Tari, Desain Grafis, Edukasi dan Teologi. Visi Institut Wesley adalah untuk mengubah hidup melalui keunggulan dalam pendidikan tinggi Kristen, dan memiliki misi
memberikan
manfaat
komunitas
Kristen
seperti
memperlengkapi kehidupan orang-orang dalam kehidupan Kristen dan kepemimpinan diberbagai panggilan berpengaruh. Dalam erat kaitannya dengan program yang ditawarkan oleh sekolah ini, Institut Wesley Jakarta yang mana juga baru akan dibangun nantinya juga akan memiliki program-program yang kurang lebih sama dengan Institut Wesley yang berada di Sidney ini, berikut program-program yang ditawarkan di Institut ini : A. Performing Arts Courses Bidang pertunjukkan seni yang disediakan oleh Insititut Wesley ini ada 3 yaitu bidang musik, bidang tari dan bidang drama. Musik Di sekolah musik ini dilengkapi oleh pengajar profesional yang berpengalaman dalam industri musik. Sekolah musik ini menawarkan fasilitas dan pembelajaran untuk pertunjukan, mengajar dan praktik langsung mulai dari studio, kelas sampai ruang teater teknis. Sekolah musik ini dibagi 3 yaitu Master of Music, Bachelor of Music, Associate Degree of Music.
Master of Music Gelar Master Of Music ini merupakan program spesialisasi dari program sarjana, dengan 3 bidang spesialisasi
yang
ditawarkan
yaitu
Performance, 4
Contemporary Composition, dan
Arts Management.
Ditempuh dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan sistem paruh waktu.
Bachelor of Music Gelar ini merupakan gelar sarjana yang mana menjadi gelar standard bagi seorang musisi. Pembelajaran yang dilakukan meliputi pelatihan teknis, artistik dan analisis yang diperlukan untuk menjadi musisi profesional. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 3 tahun waktu normal atau 9 tahun dengan sistem paruh waktu.
Associate Degree of Music Program yang ditawarkan dari sekolah ini ialah meliputi pelatihan
teknis,
artistik
dan
analitis
tanpa
berkonsentrasi untuk kinerja level yang tinggi. Sistem yang dilkakukan yaitu sistem tatap muka dan ditempuh dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan sistem paruh waktu. Tari Pada bidang ini yang ditawarkan adalah sekolah tari yang dilengkapi oleh pengajar profesional yang telah lama bekerja dalam industri tarian. Kursus yang diberikan berupa praktik dan pengetahuan profesional (teori) yang diperlukan sesuai standar industri ini. Mahasiswa nantinya akan banyak diberikan praktik khusus dan kuliah khusus oleh seniman yang berkecimpung di dunia ini dalam skala International. Mahasiswa nantinya juga akan diberikan kesempatan untuk melakukan pertunjukan di berbagai komunitas dan budaya di
5
luar kampus. Sekolah tari ini menawarkan 2 program yaitu Bachelor of Dance, Associate Degree of Dance.
Bachelor of Dance Program ini menawarkan pelatihan profesional dalam teknik tari, koreografi, produksi dan pertunjukan di semua genre yang utama, seperti Body Mechanics, Body Science, dan Complimentary Movement studies, gelar mempersiapkan mahasiswa untuk dapat berkarir di Teater dan Pengajar/Pelatih. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 3 tahun waktu normal.
Associate Degree of Dance Bila
lulus
dari
tempat
ini
mahasiswa
dapat
mengembangkan ilmu dengan membuka studio pribadi atau tempat kursus pribadi, serta memiliki kesempatan yang baik untuk menjadi penari pendukung dalam sebuah produksi. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 2 tahun waktu normal. Drama Dalam bidang seni peran/drama, sekolah drama Institut Wesley ini dikenal dengan pelatihan berkualitas tinggi, jaringan industri yang profesional dan lingkungan belajar yang
mendukung
serta
kolaboratif.
Sekolah
drama
menawarkan kesempatan siswa untuk melengkapi gairah mereka dengan keterampilan, pengalaman dan keahlian yang diperlukan untuk berkarir di teater, film dan televisi melalui
6
kelas teater dan film berbasis dan unit spesialis dalam Bachelor of Dramatic Art dan Diploma of Dramatic Art.
Bachelor of Dramatic Art Program
ini
menawarkan
3
spesialisasi
yaitu
Performance, Production, dan Thatre Practice. Bila lulus dari sini mahasiswa bisa menjadi seorang Aktor, Director,
Stage
Manager,
Production
Manager,
Technical Director, Penulis, Pelatih Drama, Festival Director, Drama Therapist, Voice-over Artist, dan TV Production Assistant System. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 3 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan sistem paruh waktu.
Associate Degree of Dance Setelah menyelesaikan program ini, mahasiswa bisa melanjutkan ke program sarjana selama 2 tahun, dengan spesialisasi yang ditawarkan sama dengan program sarjana yaitu Performance, Production, dan Thatre Practice. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 2 tahun waktu normal atau 4 tahun dengan sistem paruh waktu.
B. Graphic Design Courses Sekolah desain grafis Institut Wesley merupakan sekolah desain yang mempersiapkan mahasiswa untuk nantinya bisa bekerja di bidang studio desain grafis, biro iklan, motion pictures, web dan studio fotografi. Dilengkapi dengan studio dan ruang kelas dan dilengkapi dengan pengajar profesional yang ahli di bidang desain grafis. Sekolah ini menawarkan 2
7
program yaitu Bachelor of Graphic Design, dan Associate Degree of Graphic Design.
Bachelor of Graphic Design Dengan menekankan kemampuan individual dari mahasiswa, program ini fokus pada pemikiran desain grafis, membuat konsep ide, tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan mengeksplorasi solusi yang berbeda untuk spektrum yang luas dari masalah desain. Baik itu nanti dalam bidang iklan, web multimedia, print dan motion pictures. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 3 tahun waktu normal atau 9 tahun dengan sistem paruh waktu.
Associate Degree of Graphic Design Ilmu yang ditawarkan sama seperti pada program sarjana yaitu bidang iklan, web multimedia, print dan motion pictures. Hanya saja pada bidang sarjana lebih diberikan fokus dalam menuangkan ide. Sistem yang dilakukan sistem tatap muka (di kampus). Ditempuh dalam waku 2 tahun waktu normal atau 6 tahun dengan sistem paruh waktu.
C. Counselling Courses Pada program ini memungkinkan mahasiswa untuk mencapai pemahaman teoritis dan tingkat lanjutan keterampilan yang kuat yang dibutuhkan oleh seorang konselor. Program pascasarjana terakreditasi untuk memberikan pelatihan bagi konselor
secara
menyeluruh
dan
berkomitmen
untuk
menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk belajar dan pengembangan. Counselling Courses terbagi
8
menjadi 2 program yaitu program Master of Counselling dan The Graduate Diploma of Counselling.
Master of Counselling Master of Counselling menyediakan pelatihan lanjutan dalam teori dan praktek konseling, dengan pengenalan ke
jajaran
spesialisasi.
Pendidikannya
mengintegrasikan kesehatan mental dan kesehatan / kekuatan berbasis model dalam pandangan Kristiani Melengkapi dan Mendorong konselor untuk bekerja dengan semua orang. Selama program, mahasiswa mendapatkan pengalaman industri profesional (200 jam) yang didukung oleh individu dan kelompok supervisi klinis (54 jam). Program ini ditempuh dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 4 tahun dengan sistem paruh waktu. Serta dengan sistem belajar selain tatap muka.
Master of Counselling Master of Counselling dirancang untuk membekali individu yang telah memiliki profesi / pekerjaan panggilan untuk beberapa kesehatan mental dan kesehatan / kekuatan berbasis konseling (konseling insidental
misalnya).
Siswa
diekspos
secara
kontemporer, teori konseling, dengan penekanan pada tahun pengembangan keterampilan praktis yang relevan untuk
berbagai
situasi
konseling
dan
masalah
kehidupan yang menantang. Program ini ditempuh dalam waktu 1 tahun waktu normal atau 2 tahun dengan sistem paruh waktu. Serta denga sistem belajar selain tatap muka.
9
D. Education Courses Pada Education Courses terdapat 2 program yang ditawarkan Master of Teaching (Primer) dan Graduate Diploma of Education (Secondary). Program-program ini mempersiapkan guru kategori primer atau guru spesialis untuk mengajar di sekolah menengah independen, dan, khusus, sekolah Kristen. Lulusan dari sini akan mendapat keterampilan siap mengajar penuh di dalam bidang pendidikan. Dapat ditempuh dalam waktu 2 tahun waktu normal atau 4 tahun dengan sistem paruh waktu sedangkan Graduate Diploma of Education (Secondary) ditempuh dalam waktu 1 tahun waktu normal atau 2 tahun dengan sistem paruh waktu. Sistem belajar selain tatap muka juga dengan online learning. 1.1.2.2 Perlunya Fasilitas Concert Hall Di Institut Wesley Jakarta Untuk memenuhi kebutuhan sebagai sebuah Institut seni yang laik, baik di bidang musik, drama, tari dibutuhkan sebuah fasilitas yang menunjang. Salah satu bangunan yang dibutuhkan di Institut ini ialah Concert Hall. Tempat ini nantinya akan dijadikan sebagai tempat latihan sampai tempat pertunjukan yang akan mewadahi kegiatan siswa di Institut ini khususnya di bidang Performing Arts. Tidak hanya itu untuk pemeliharaan Concert Hall maka diperlukan dana yang cukup besar. Untuk memenuhi dana tersebut maka Concert Hall ini perlu disewakan ke luar sebagai sumber pemasukan mandiri Concert Hall. Concert Hall bukan hanya sekedar akustik saja yang perlu diperhatikan tetapi bagaimana kegiatan perilaku dari setiap orang yang disana dapat terwadahi dengan baik, baik itu pengunjung ataupun staf/karyawan. Untuk itu Institut Wesley Jakarta sendiri akan mendirikan Concert Hall yang tidak hanya untuk mewadahi
10
kegiatan mahasiswa Institut ini tetapi juga untuk mewadahi kegiatan Performing Arts dari luar dengan memperhatikan faktorfaktor yang mendukung terbentuknya sebuah Concert Hall yang laik dan sesuai standar Internasional. 1.1.2.3 Sentul City Sebagai Lokasi Berdiriya Institut Wesley Jakarta Sentul City ialah sebuah kawasan hunian baru yang berada di daerah Bogor, tepatnya di Jalan MH. Thamrin Kav.8, Bogor,Jawa Barat. Kawasan ini memilik visi dan misi tidak hanya sebagai kawasan hunian semata, tetapi menyediakan fasilitas komersial, wisata dan hiburan, kesehatan, pendidikan serta seni dan budaya. Dalam erat kaitannya dengan fasilitas pendidikan serta seni dan budaya. Institut ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di daerah ini. Institut Wesley Jakarta akan dibangun di kawasan Sentul City dengan lahan sekitar 3 hektar, tepatnya di sekitar Gunung Pancar. Pemilihan daerah di kawsan Sentul city yang terletak di kabupaten Bogor, dirasa menjadi tempat yang cocok untuk dibangunnya Concert Hall ini. Karena kawasan ini merupakan kawasan yang berkembang dan akan menjadi kota mandiri, serta digunakan sebagai wadah kegiatan mahasiswa di sebuah sekolah seni, membuat kawsan ini menjadi tempat yang tepat dan cocok untuk
dijadikan
tempat
penyeleggaraan
konser
berskala
international. Selain itu letaknya yang dekat dengan daerah puncak Bogor yang dikenal sebagai sebagai tujuan favorit wisata, menjadikan wilayah ini dianggap sebagai tempat yang cocok untuk dibangun sebuah Concert Hall. 1.1.2.4 Fleksibilitas Ruang Sebagai Pendekataan Konsep Perancangan Fleksibilitas menurut bahasa Indonesia berarti luwes; mudah dan cepat menyesuaikan diri: mudah menyesuaikan diri dengan
11
lingkungan baru yg masih asing baginya. Menurut Plato, ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi teraba karena memiliki karakter yang jelas beebeda dengan semua unsur lainnya. Fleksibilitas yang dimaksud dalam konteks ini ialah fleksibilitas dalam ruang dan massa Concert Hall. Maksud yang ingin dicapai dari hubungan fleksibilitas ruang ini dengan Concert Hall yang akan dibuat ini ialah Concert Hall yang mana dibuat dengan fungsi yang sama yaitu mewadahi suatu konser, tetapi mendapat perlakuan berbeda sesuai dengan tingkat besar atau kecilnya kegiatan yang akan dilakukan serta akan mendapat perlakuan yang berbeda karena terbentur oleh perilaku yang berbeda pada waktu dan kegiatan yang berbeda pula. 1.2
Permasalahan Dari latar belakang mengapa sebuah gedung konser atau Concert Hall ini perlu dibuat timbul permasalahan-permasalahan. Permasalahan ini ada yang umum serta khusus.
1.2.1
Permasalahan Umum Permasalahan umum yang diangkat dari latar belakang ialah : Bagaimana Concert Hall yang dapat mewadahi kegiatan seni di Institut Wesley Jakarta dan konser-konser musik yang ada di Indonesia khususnya di kawasan sekitar Sentul City. Bagaimana hubungan yang akan dibangun antara Concert Hall dengan kawasan sekitarnya. Apakah Concert Hall mampu memenuhi persyaratan standar gedung konser Apakah Concert Hall mampu menarik perhatian masyarakat.
12
1.2.2
Permasalahan Khusus Permasalahan khusus yang diangkat dari latar belakang ialah : Bagaimana menciptakan fleksibilitas ruang yang dijadikan dasar dalam merancang Concert Hall yang digunakan dalam skala kecil dan besar. Bagaimana peran sebuah fleksibilitas ruang yangdapat mewadahi dua atau lebih kegiatan dalam sebuah Concert Hall.
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum Tujuan umum Concert Hall Sekolah Seni Institut Wesley Jakarta, ialah
memenuhi
kebutuhan
dari
Institut
terhadap
sebuah
penyelenggaraan konser. Selain itu Concert Hall di harapkan mampu memenuhi persyaratan standar gedung konser 1.3.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus dari pembutaan Concert Hall ialah merencanakan dan merancang sebuah Concert Hall dengan pendekatan fleksibilitas ruang yang mampu mewadahi dua atau lebih kegiatan konser dengan jenis yang berbeda, karena digunakan oleh pihak dalam Institut dan masyarakat umum.
1.4
Sasaran Sasaran dari pembuatan Concert Hall Institut Wesley Jakarta ini ialah : A. Membuat gedung konser yang baik sesuai standar International yang dapat digunakan tidak hanya oleh mahasiswa tetapi masyarakat Indonesia B. Membuat gedung konser yang berhasil mewadahi dua atau lebih kegiatan konser dengan jenis yang
13
1.5
Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dibatasi pada masalah yang dipaparkan sebelumnya yaitu seputarr penataan/penggabungan fungsi di dalam sebuah Concert Hall sekolah seni dengan menitikberatkan ke pendekatan fleksibilitas ruang terhadap kegiatan dan perilaku untuk menciptakan sebuah Concert Hall yang baik.
1.6
Metode Pembahasan
1.6.1
Pengumpulan Data Kegiatan
pengumpulan
data
diklasifikasikan
berdasarkan
sumber data, sebagai berikut : 1. Studi Literatur/Tinjaun Teori Lingkup studi literatur terkait gedung konser dengan segala aspeknya dari layout denah, bentuk sirkulasinya, sistem penataan
suara,
pencahayaan,
kapasitas
penonton,
jenis
panggung, hingga fungsi-fungsi retail dan parkir. Selain itu juga mengkaji apa itu musik serta pendekatan yang dibuat disini yaitu fleksibilitas ruang. Studi literatur bersifat teoritis bukan faktual. 2. Survey Lapangan/Tinjaun Lokasi Kegiatan survey lapangan berupa gambar, foto, dan data skematik tematik untuk mendapatkan penjelasan lebih jauh mengenai lokasi/site terpilih. Serta data-data mengenai Lokasi tersebut. 3. Studi Kasus/Tinjauan Faktual Kegiatan studi kasus ini dilakukan dengan studi komparasi gedung konser yang telah ada di wilayah Jakarta maupun kota besar lainnya di Indonesia dan mancanegara. Pengamatan dilakukan secara langsung (faktual) maupun melalui literatur.
14
1.6.2
Analisis Melakukan analisis secara kualitatif maupun kuantitatif data-data terkumpul dengan membandingkannya dengan studi kasus dan studi literatur mengenai macam Concert Hall sebagai acuan dan standar perancangan Concert Hall.
1.6.3
Sintesis Merupakan perwujudan hasil dari analisis, Hasil ini digunakan sebagai dasar pembentukan sebuah konsep perancangan dan pengembangan desain arsitektur, yaitu sebuah Concert Hall.
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam laporan pra TA ini berupa uraian secara berurutan perbab-nya. Urutan pembagian bab-nya adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang, tujuan, lokasi proyek, permasalahan
yang
diangkat,
metode
dan
sistematika
penyusunan laporan pra TA, serta keaslian penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka Concert Hall Institut Wesley Jakarta
Bab ini memuat studi literatur seputar teori serta studi faktual yang dilakukan langsung oleh mahasiswa. Studi literatur adalah mengenai teori perencanaan dan perancangan mengenai gedung konser melalui buku, internet dan data-data lain. Meliputi pengertian, perencanaan, perancangan, teori dan literatur mengenai gedung konser, jenis-jenis, fasilitas, dan
15
syarat- syarat yang tedapat didalamnya. Tidak hanya itu, juga terdapat studi kasus yaitu studi komparasi gedung konser yang telah ada di wilayah Jakarta maupun kota besar lainnya di Indonesia dan mancanegara. Studi ini dilakukan melalui literatur serta secara faktual, atau dilakukan langsung dengan terjun ke lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa tahu masalah yang ada di lapangan, dan mengetahui apa yang kurang dari jenis bangunan-bangunan yang nantinya juga akan dibuat oleh mahasiswa.
Bab III. Fleksibilitas Ruang Dan Analisis
Menjelaskan mengenai analisis pemilihan tapak dengan tinjauan di lokasi gedung konser terpilih. Serta analisis mengenai kebutuhan ruang dan bentuk ruang dalam. Selain itu, juga membahas tentang fleksibilitas ruang yang akan menjadi penekanan dalam desain perancangan Concert Hall.
Bab IV. Konsep Perencanaan dan Perancangan
Pada bagian ini mahasiswa dianggap sudah paham mengenai bangunan yang akan dibuat baik dari segi teori, segi faktual, permasalahan yang diangkat, serta pendekatan yang dibuat. Dari
situlah
timbul
suatu
ide
ataupun
konsep
yang
dilatarbelakangi oleh masalah-masalah tadi. Konsep ide ini dijadikan solusi untuk mengembangkan desain yang akan dibuat di dalam Tugas Akhir.
16
1.8
Kerangka Berpikir
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir Sumber : Analisis
17
1.9
Keaslian Penulisan Laporan Pra TA mengenai Concert Hall memang telah ada berdasarkan dari judul-judul sebelumnya, tetapi penekanan yang dibuat harus berbeda-beda. Untuk mengetahui mengenai keaslian penulisan laporan, berikut beberapa judul yang telah ada : Adriyani, Prima. 2005. Gedung Konser di Yogyakarta dengan berbagai fasilitas yang mendukung kelanjutan fungsi bangunan. Yogyakarta : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada Ardini, Mayangkusuma. 2010. Gedung Konser di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech. Yogyakarta : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada Priambada, Michael.2012.Concert Hall Semarang Aplikasi Metode Abstract Machine.Yogyakarta Savitri, Gita.2003.Sekolah Musik Di Jakarta Landasan Konseptual Dalam Perencanaan Dan Perancangan.Yogyakarta Yusrinanto, Robby.2012.Gedung Konser Di Pantai
Pandansimo
Pendekatan Green Building Berbasis Rating Platinum GBCI.Yogyakarta
18