BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Indonesia merupakan negara maritim dan juga negara agraris yang sudah dikenal oleh dunia. Sebagai negara agraris, Indonesia didukung oleh sektor pertanian maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah, sedangkan sebagai negara maritim, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau baik itu yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni dan di masing-masing pulau tersebut memiliki potensi-potensi maritim (bahari) tersendiri yang tentunya sangat indah terutama wisata pantainya, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam potensi bahari tersebut , tentunya ditunjang oleh beberapa fasilitas-fasilitas yang mendukung berbagai aktivitas olahraga seperti aktivitas snorkling, diving, banana boat, paracelling, voli pantai,maupun hanya sekedar “nyemplung” di bibir pantainya saja.
Aktivitas-aktivitas diatas tidak
semuanya bisa diterapkan di seluruh pantai di Indonesia karena pantai di Indonesia ada yang terletak disebelah utara (Samudera Indonesia) yang arus dalam dan gelombang lautnya cenderung tenang serta dasar laut yang cenderung landai sehingga cocok untuk aktifitas olahraga air , sedangkan disebelah selatan Indonesia (Samudera Hindia) , arus dalam sangat kuat, gelombang lautnya tinggi , dasar laut yang curam, serta terdapat patahan gempa yang mengakibatkan kontur dasar laut yang tidak rata, sehingga tidak cocok bagi beberapa aktivitas olahraga air. Maka dari itu, diperlukan fasilitas-fasilitas yang dapat menampung dan mendukung aktivitas-aktivitas olahraga air maupun olahraga-olahraga pantai lainnya kedalam suatu wadah dalam suatu kawasan. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang rekreatif,menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu dengan menumbuhkan budaya olahraga guna 19
meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Dewasa ini, olahraga tidak hanya berisi kegiatan fisik saja yang sepenuhnya olahraga, tetapi didalam olahraga juga bisa dimasukkan unsur-unsur edukatif yang melibatkan pemikiran-pemikiran didalamnya. Latar Belakang saya memilih tema “Wisata Bahari Sport-Edutainment Centre dengan
Pendekatan Green Architecture “ ini karena wahana-wahana yang ada di
pantai lebih banyak kedalam olahraga fisik seperti snorkling, diving, banana boat , paracelling, dan lain sebagainya sehingga kurangnya unsur-unsur pendukung seperti unsur edukasi dan unsur entertainment mengenai kelautan. Disini saya mencoba bagaimana menciptakan suatu pusat pengembangan olahraga dengan fasilitas-fasilitas yang menggabungkan ketiga unsur tersebut yang bisa menarik pengunjung untuk tidak hanya sekedar olahraga saja, tetapi pengunjung juga bisa mendapatkan hiburan yang rekreatif dan juga edukatif. Sport-Edutainment Centre, merupakan wadah yang dapat menampung berbagai aktivitas olahraga maupun rekreasi dan merupakan salah satu solusi yang efektif terhadap berbagai permasalahan yang terdapat di seluruh kawasan pantai selatan Indonesia. Dengan adanya sport-edutainment centre di kawasan pantai selatan diharapkan mampu mengurangi jumlah kecelakaan yang sering menimpa para wisatawan yang berkunjung.Sport-Edutainment Centre juga diharapkan tidak hanya mampu menjadi lahan komersil yang dapat meningkatkan perekonomian bagi para penduduk disekitar kawasan pantai selatan, namun juga dapat memberi pembelajaran edukatif yang memberi nuansa rekreatif dan interaktif bagi para wisatawan. Pemilihan lokasi di kawasan ini juga tidak jauh dari adanya rencana pemerintah Kota Yogyakarta yang akan merelokasi bandara Adi Sucipto disekitar kawasan
pantai ini. Adanya relokasi bandara membuat akses bagi wisatawan
mancanegara menjadi lebih mudah dan nyaman, karena letak sport-edutainment centre yang cukup dekat.Karena letaknya yang dekat bandara, kawasan pantai di Kabupaten Bantul ini juga akan menjadi kawasan yang berkembang sebagai daerah destinasi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Terdapat juga potensi lain dalam bidang wisata, dengan asumsi akan menjadi kawasan yang maju 20
dan ramai akan wisatawan, dapat dilakukan sebuah upaya pelestarian dan pengenalan karya dan budaya Yogyakarta kepada para pengunjung atau wisatawan yang datang ke Yogyakarta dengan dibentuknya sebuah pusat pemberdayaan kearifan lokal yang melibatkan langsung masyarakat setempat.Semua hal ini secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian kota Yogyakarta terutama di Kabupaten Bantul. 1.1.1.1.
Potensi-Potensi yang ada pada Kawasan Pantai Baru Pandansimo
1. Potensi Pertumbuhan Kawasan Jalan aspal untuk sampai ke kawasan Pantai Baru Pandasimo. Jalan tersebut berpotensi sebagai jalur arteri (pansela) lintas provinsi yang otomatis menjadi jalur perekonomian bagi penduduk disekitar jalur tersebut. Di beberapa titik pada jalur tersebut dapat dibangun beberapa obyek wisata yang menjadi salah satu sumber perekonomian bagi penduduk disekitarnya.
Gambar 1. 1. Jalan Menuju Kawasan Pantai Baru Pandansimo Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan 21
Gambar 1. 2. Jalan Menuju Kawasan Pantai Baru Pandansimo
2. Peternakan yang berkembang di Kecamatan Srandakan adalah peternakan sapi dan unggas berupa ternak ayam potong/petelur. Peternakan ini juga tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan khusus. Alokasi ruang untuk peternakan meliputi area seluas 11,39 hektar (0,62 %)1.Pada Daerah Kawasan Pantai Baru Pandansimo yang terletak
di
Desa
Poncosari,
Kecamatan
Srandakan,
telah
berkembang peternakan sapi yang diolah menjadi energi BIOGAS
Gambar 1. 3. Peternakan Sapi yang di Kawasan Pantai Baru Pandansimo, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul
3. Angin laut di Pantai Selatan yang cukup kencang berpotensi digunakan untuk energi wind Turbine yang menghasilkan listrik
22
bagi kebutuhan warga setempat maupun bagi para petani dan juga sebagai salah upaya untuk mencapai kawasan mandiri energi.
Gambar 1. 4. Wind Turbine , Salah Satu Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
Gambar 1. 5. Wind Turbine , Salah Satu Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
4. Intensitas sinar matahari pada Area Pantai Baru Pandansimo sangat memungkinkan pengaplikasian solar Panel sebagai upaya untuk mencapai kawasan mandiri energi.
23
Gambar 1. 6. Panel Surya Sebagai Salah Satu Upaya Mencapai Kawasan Mandiri Energi Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
2. Potensi Wisata 1.
Potensi wisata rekreatif dari pantai selatan Jawa.
Gambar 1. 7. Potensi Wisata Olahraga yang Rekreatif
24
Gambar 1. 8. Potensi Wisata Rekreatif
2. Potensi wisata edukatif dari kawasan mandiri energi. 3. Potensi wisata religius dari petilasan kuno Pandansimo, Pandansari, dan Pandanpayung.
Gambar 1. 9. Potensi Wisata Religi, Petilasan Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
4. Potensi wisata homestay dari desa tradisional Jawa di tepi laut selatan.
25
Gambar 1. 10. Potensi Wisata Homestay Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
3. Potensi Alam 1.
Tanaman pandan dan cemara (jenis cemara udang) yang mengikat tanah serta melindungi dari abrasi pantai.
2.
Angin yang relatif kencang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga listrik, rekreasi parasailing, dan musik alam.
3.
Pasir pantai yang berwarna kehitaman yang masih belum termanfaatkan secara optimal.
Gambar 1. 11. Pasir Pantai yang Kehitaman 26
Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
4.
Pemandangan yang masih didominasi oleh alam.
Gambar 1. 12. Pemandangan Alam
Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
4. Potensi Panorama / View 1.
Sunrise / Sunset.
2.
Keteduhan Cemara Udang.
Gambar 1. 13. Keteduhan Tanaman Cemara Udang
5.
3.
Laut samudra dan ombak yang bergulung-gulung mendekati pantai.
4.
Panorama persawahan dan desa tradisional Jawa.
Potensi Vegetasi 1.
Tanaman cemara udang
27
Gambar 1. 14. Cemara Udang
2.
Tanaman Pandan
Gambar 1. 15. Tanaman Pandan Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
3.
Pohon Jarak
Gambar 1. 16. Pohon Jarak 28
Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
4.
Suket Grinting
Gambar 1. 17. Pohon Jarak Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
6. Potensi Rakyat 1.
Selain ikan hasil tangkapan nelayan yang dijual di TPI, Kegiatan sehari-hari para nelayan seperti memperbaiki jaring, menyiapkan umpan, dll, dapat menjadi daya tarik wisata laut yang diminati oleh wisatawan keluarga baik itu domestikmancanegara.
Gambar 1. 18. Kegiatan Para Nelayan Selain Menangkap Ikan
2.
Acara ritual Labuhan daerah Pantai Pandansimo merupakan kegiatan 29
budaya masyarakat setempat yang sudah berlangsung sejak zaman Sri Sultan Hamengkubuwono VII dan berpotensi sebagai daya tarik wisata budaya lokal bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Gambar 1. 19. Acara Ritual Labuhan sebagai Salah Satu Potensi Rakyat Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
3.
Ibu penjual ubi ungu dari Samas merupakan salah satu potensi pasar rakyat yang dapat menarik para wisatawan dari kota.
Gambar 1. 20. Potensi Jualan Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan
1. Potensi Aktivitas dan Peristiwa
30
1. Sejak tahun 2002, lahan pada kawasan Pantai Baru Pandansimo digunakan sebagai lahan uji coba pertanian dan lahan pasir besi sejak 2002 yang berhasil dilakukan oleh CV.Lanindo. 2. Pada tahun 2010, kawasan Pantai Baru Pandansimo mulai dirintis sebagai pusat pengembangan energi mandiri. 3. Pada tanggal 27 Juni 2010, Diadakan kompetisi Roket Indonesia III diselenggarakan
oleh
LAPAN
(Lembaga
Penerbangan
dan
Antariksa Nasional) 4. Pada Tanggal 3/ 25 Agustus 2012, Hewan laut seperti Hiu tutul dan penyu belimbing terdampar di Pantai Pandansimo dan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal. 1.1.1.2. Kawasan Pantai Baru Pandansimo sebagai Kawasan Konservasi Energi Kawasan konservasi energi ini terletak di Kecamatan Srandakan, kawasan ini dikembangkan oleh Pemda setempat guna mencapai kawasan yang
zero energy.
Energi yang dikembangkan oleh Pemda setempat adalah energi matahari (solar panel) dan energi angin (wind turbine) 1.1.1.3. Fasilitas-Fasilitas Existing Pendukung Wisata pada Kawasan Pantai Pandansimo Fasilitas-fasilitas existing pada kawasan Pantai Baru Pandansimo ini masih minim. Fasilitas-fasilitas existing pendukung antara lain :
Gambar 1. 21. Persewaan ATV 31
Gambar 1. 22. Lapangan Voli Pantai
Gambar 1. 23. Area Parkir
Gambar 1. 24. Kolam Renang Swadaya 32
1.1.2. Latar Belakang Khusus Kondisi lingkungan dan pembangunan saat ini sudah semakin memburuk. Banyaknya polusi baik itu polusi udara (dari asap pembuangan pabrik, kendaraan bermotor), polusi air (dari limbah cair pabrik maupun rumah tangga), maupun polusi darat( sampah banyak bertebaran dimana-mana) ditambah lagi penjarahan terhadap lingkungan, terutama penjarahan laut sudah semakin banyak yang menjadi distributor terhadap kerusakan lingkungan.
Kondisi penduduk Indonesia yang
semakin bertambah tiap tahunnya sehingga pembangunan juga semakin banyak dan memunculkan permukiman kumuh pada area sempadan yang seharusnya menjadi Ruang Terbuka Hijau, lahan konservasi, maupun lahan pertanianmenjadi berkurang Untuk itu ,dalam setiap proses pembangunan harus mempertimbangkan aspek green architecture didalam perancangannya.Dalam hal ini konteksnya adalah pembangunan di wilayah pantai.Bangunan yang akan di bangun harus menyesuaikan aturan sempadan pantai dan sempadan jalan seperti : Tabel 2. 1. Rencana Sempadan Pantai di Kawasan Pantai Selatan Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral ,Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Srandakan 2012 – 2032 di Kabupaten Bantul
No
Jenis Sempadan
Lokasi
Jarak Sempadan
1
Sempadan Pantai
Blok I-2, Blok II-1, Blok
Sempadan pantai di sepanjang dataran
II-3, Blok III-2, dan Blok
Pantai Selatan dengan daerah selebar
II-4
minimum 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
Tabel 2. 2. Rencana Sempadan Jalan di Kawasan Pantai Selatan Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral ,Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Srandakan 2012 – 2032 di Kabupaten Bantul
No
Klas Jalan
Lokasi
Jarak Sempadan 33
A
Jalan Nasional -
Jalan Kolektor primer, Jalan pansela
B
Jalan Kabupaten
Semua blok,
Sempadan Jalan minimal 29 meter dari
kecuali blok I-1,
as jalan sampai dinding luar nagian
II-2, III-1,dan
depan bangunan
blok III-3 -
Dengan sekunder,
-
Kolektor sekunder (Jalan Raya Pandansimo, Jalan Samas, dan Jalan Parangtritis)
fungsi
kolektor
batas
bangunan
terluar untuk rumah tinggal adalah 17,5 (tujuh belas koma lima) meter dari as jalan, batas bangunan
perdagangan
dan
jasa adalah 12,5 (dua belas koma lima) meter dari as jalan.
Bangunan-bangunan yang akan dibangun harus bisa merespon terhadap lingkungan sekitarnya. Selain harus memperhatikan garis sempadan juga harus mempertimbangkan aspek-aspek Green atau standar rating seperti dalam Green Building Council Indonesia ( GBCI ). Didalam sistem rating tersebut bangunan akan dinilai layak ditempati dan dinyatakan green jika bangunan tersebut bisa berhasil menerapkan butir-butir dalam sistem rating tersebut. Dalam sistem rating tersebut juga mempertimbangkan keadaan iklim dan lingkungan pada suatu site yang ada di Indonesia. Sistem rating ini menjadi acuan untuk dibangunnya sport-edutainment centre ini yang mempunyai konsep Green Architecture yang terarah dan jelas. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Umum A. Permasalahan Wisata pada Kawasan Pantai Selatan2 Permasalahan kepariwisataan di wilayah perencanaan antara lain: -
Fasilitas pendukung Lokasi Destinasi Wisata (LDW) yang masih kurang, 34
-
SDM sektor pariwisata masih perlu ditingkatkan,
-
Vegetasi pada LDW yang masih jarang
-
Pelaku biro perjalanan wisata yang masih kurang
-
Produk yang ditawarkan (atraksi wisata, kuliner,dan lainnya) masih perlu dikembangkan.
-
Ancaman Tsunami sebagai konsekuensi letak pertemuan lempeng Australia dan Eurasia yang rawan bencana, yang berdampak rasa was-was wisatawan berkunjung ke pantai khususnya Pantai Selatan.
-
Berkurangnya daratan dengan kecepatan 6-7 m per tahun.
B. Permasalahan Kebencanaan pada Kawasan Pantai Selatan2 Permasalahan kebencanaan di kawasan pantai selatan Bantul cukup kompleks. Wilayah perencanaan rentan terhadap jenis bencana-bencana alam seperti : gempa bumi, tsunami, dan banjir. Selain pantai selatan Pulau Jawa merupakan pertemuan dua lempeng tektonik di perairan Samudera Indonesia, kondisi elevasi lahan di kawasan pantai selatan yang rendah dan bentuk lahan daratan, mempunyai resiko yang tinggi jika terjadi gelombang tsunami. Kondisi pantai yang terbuka akan berdampak besar terhadap kerusakan yang mungkin timbul adanya gelombang tsunami. Banjir genangan terjadi terutama pada lahan-lahan yang mempunyai elevasi lebih
rendah dari daerah sekitarnya, atau merupakan daerah
cekungan. Hal ini lebih disebabkan karena adanya curah hujan dengan intensitas
yang
tinggi,
dan
tanah
sudah
tidak
mampu
untuk
meloloskan/mengalirkan air. C. Bagaimana mewadahi ketertarikan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang tidak hanya ingin menikmati keindahan panorama laut tetapi juga ingin menikmati wisata yang rekreatif. D. Karena kondisi laut selatan yang berbahaya sehingga bagaimana solusi mewadahi fasilitas pariwisata pantai Baru Pandansimo khususnya fasilitas
35
olahraga yang aman, rekreatif, dan edukatif bagi para pengunjung Pantai Baru Pandansimo yang juga ada pada deretan pantai selatan Jawa. 1.2.2. Permasalahan Khusus 1.
Bagaimana merancang fasilitas olahraga yang aktif dan edukatif yang dapat menampung fasilitas olahraga air maupun darat yang aman bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara.
2.
Bagaimana merancang sistem pada suatu obyek wisata yang menuju objek wisata yang zero waste dan zero energy.
3.
Bagaimana merancang suatu bangunan serta kawasan yang dapat memanfaatkan energi dari teknologi Hybrid seperti wind turbine, Solar Panel, wave energy, maupun energi terbarukan seperti biogas yang memanfaatkan peternakan sapi warga sebagai energi utama yang mensupport energi dalam bangunan maupun daerah wisata sekitarnya.
4.
Bagaimana merancang suatu bangunan yang tahan gempa
5.
Bagaimana merancang bangunan yang tidak merusak dan mencemari lingkungan sekitarnya.
1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Membuat suatu konsep perancangan dan pengembangan arsitektur sebuah bangunan olahraga bahari
(indoor maupun outdoor)sebagai objek wisata
yang dapat menampung berbagai aktifitas olahraga air maupun
olahraga darat yang rekreatif dan edukatif ( sport-edutainment centre ), serta aman bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bangunan ini juga ditujukan untuk memajukan perekonomian warga sekitar. 1.3.2. Tujuan Khusus Bangunan Sport-Edutainment Centre ini sebagai salah satu alternatif objek wisata bahari yang rekreatif dan edukatif , dan juga memanfaatkan energi hybrid seperti wind turbine, Solar Panel, wave energy, maupun energi terbarukan seperti biogas sebagai energi yang mensupport energi dalam 36
bangunan maupun pada kawasan sekitarnya.Bangunan ini juga dapat memenuhi standar Greeen Building Council (GBCI) untuk mencapai bangunan yang zero waste dan zero energy. 1.4. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan suatu program perencanaan dan perancangan Sport Centre yang ideal, sehingga dapat difungsikan secara optimal dengan mempertimbangkan : 1. Menyediakan sarana olahraga yang rekreatif dan edukatif bagi para wisatawan domestik maupun internasional terutama bagi masyarakat di desa Poncosari, Srandakan, Bantul. 2. Menambah fasilitas olahraga yang edukatif dan rekreatif yang terdapat di kota Yogyakarta. 3. Standar-standar GBCI untuk mencapai bangunan yang Zero Waste dan Zero Energy demi menjaga kelestarian alami wisata pada Pantai Baru Pandansimo. 1.5. Manfaat Secara obyektif perancangan Sport-Edutainment Centre di Desa Poncosari, Srandakan, Bantul ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan membuat tugas akhir maupun bagi mahasiswa arsitektur lain dan masyarakat umum yang membutuhkan. Secara subyektif perancangan Sport-Edutainment Centre ini guna memenuhi persyaratan pra tugas akhir pada Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 1.6. Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan diutamakan pada masalah-masalah dalam lingkup arsitektur, antara lain :
37
1. Fungsi bangunan merupakan fasilitas olahraga serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya. 2. Pembahasan permasalahan ditekankan pada perancangan Sport-Edutainment Centre yang mendukung wisata bahari di Pantai Baru Pandansimo , desa Poncosari, Srandakan, Bantul yang berbasis green architecture dengan standar GBCI melalui pendekatan konsep bangunan dan mikro kawasan yang zero waste dan zero energy . 3. Lokasi bangunan Sport-Edutainment Centre ini yang berada di Desa Poncosari,Srandakan, Bantul , yang tidak jauh dari adanya rencana pemerintah Kota Yogyakarta yang akan merelokasi bandara Adi Sucipto disekitar kawasan pantai ini. Adanya relokasi bandara membuat akses bagi wisatawan mancanegara menjadi lebih mudah dan nyaman, karena letak sport-edutainment centre yang cukup dekat. Karena letaknya yang dekat bandara,
kawasan pantai di Kabupaten Bantul ini juga akan menjadi
kawasan yang berkembang sebagai daerah destinasi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). 1.7. Metodologi 1.7.1. Studi Literatur Dilakukan untuk mencari serta memperlajari data-data mengenai persyaratan dan standar bangunan dengan fungsi sport-edutainment centre dan area rekreasi aktif melalui buku referensi dan pencarian data memalui internet. Objek studi literature meliputi : 1. Tinjauan terhadap bangunan sport centre 2. Tinjauan terhadap bangunan edutainment centre 3. Tinjauan terhadap area yang rekreatif dan edukatif 4. Tinjauan terhadap teori konsep zero energy dan zero waste 1.7.2. Observasi Lapangan Dilakukan untuk mencari serta memperlajari data-data mengenai isu-isu yang sedang berkembang serta data-data kondisi eksisting lokasi. 38
1.7.3. Analisis Merupakan tahap mengolah dan mengkaji data yang telah di dapatkan baik mengenai analisis perancangan sport centre, edutainment centre dan area rekreatif dan edukatif, analisis zero Energy, serta analisis aktivitas pariwisata setempat serta analisis pada lokasi.
1.7.4. Sintesis Yaitu tahapan yang menggabungkan data dan analisa menjadi sebuah pemecahan masalah desain dan menjadi acuan konsep dasar perencanaan dan perancangan. 1.8. Sistematika Penulisan Laporan BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metodologi, sistematika penulisan dan keaslian penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI Berisi tentang kajian teori, defenisi wisata, definisi sport centre,definisi edutainment centre, Kajian pariwisata, kajian tentang green architecture, kajian tentang sistem tolak ukur arsitektur hijau di Indonesia GBCI, kajian tentang zero energy dan zero waste, dan kajian faktual.
BAB III TINJAUAN LOKASI Berisi
tentang
studi
kelayakan
site,
site
terpilih,
identifikasi site, potensi site, kondisi site, peraturan pemerintah, profil pengguna, pendekatan tata ruang, pendekatan sirkulasi, Pendekatan struktur, pendekatan kenyamanan,dan pendekatan utilitas. BAB IV
ANALISA SITE 39
Berisi tentang konsep penekanan fungsional, konsep tata ruang, konsep sirkulasi, konsep eksterior bangunan, konsep struktur bangunan, konsep kenyamanan bangunan, dan konsep utilitas bangunan. BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep penekanan fungsional, konsep tata ruang, konsep sirkulasi, konsep eksterior bangunan, konsep struktur bangunan, konsep kenyamanan bangunan, dan konsep utilitas bangunan.
1.9. Keaslian Penulisan Untuk menunjukkan keaslian penulisan dari laporan ini, sebelumnya penulis melakukan survey dan pengamatan serta pengukuran langsung terhadap kecepatan dan suhu rata-rata dalam site terpilih maupun area sekitar site yang terpilih tersebut. Survey juga dilakukan pada instansi – instansi pemerintah yang terkait dengan data statistic pariwisata, kondisi geografis dan astronomis kecamatan Srandakan, peraturan-peraturan dalam bangunan dan site ( RDTR, KDB, KLB ). Setelah pengamatan langsung dilakukan , maka didapat beberapa ide desain yang muncul dari hasil analisis survey. Penulisan laporan ini dapat dibandingkan dengan beberapa laporan terkait seperti tertera dalam table dibawah ini. Tabel 2. 3. Skripsi S1 Arsitektur Kurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
No
Judul Penelitian dan Penulis Abstraksi
1
Kesimpulan
Judul: Pusat Studi Penanggulangan dan Penanganan Bencana di UGM dengan Pendekatan Educative Smart Building System Penulis : Rindi Fidriantika Tahun Penulisan : 2011 40
Bangunan ini terletak di Bulak Sumur Pada laporan ini terdapat kesamaan pada area kampus terpadu UGM.Sistem yaitu bangunan juga dirancang untuk struktur
yang
digunakan
pada bertahan dari ancaman tsunami dan
bangunan pusat studi penanggulangan gempa bumi.Perbedaan pada laporan bencana ini adalah system struktur ini terdapat perbedaan lokasi, jenis bantalan karet yang dapat mengurangi pondasi serta material yang akan reaksi gempa bumi hingga 70 % karena dipakai. memiliki
sifat
fleksibilitas
dan
menyerap energy dan getaran bumi saat gempa serta system struktur terapung dengan konsep rumah panggung untuk mengantisipasi bencana tsunami. 2
Judul: Wisata
Marine
Sport-Edutainment
Centre
dalam
Konteks
Green
Architecture di Pantai Baru Pandansimo Penulis : Kartika Ratri Husadani Tahun Penulisan : 2013 Daerah
pantai
selatan,
khususnya Perbedaan :
pantai Baru Pandansimo yang terletak di
Bantul,Yogyakarta
daerah kecepatan
yang
merupakan
berpotensi
angin
yang
karena kencang,
intensitas cahaya matahari yang cukup, juga memiliki gelombang laut yang besar, tetapi juga merupakan daerah yang berbahaya untuk aktivitas air. Tidak sekedar sebagai objek wisata, namun
juga
terdapat
pusat
pengembangan
teknologi
yang
memanfaatkan
potensi-potensi
alam
Adanya pengembangan kegiatan yang dapat menampung aktifitas olahraga di pantai seperti berenang, voli pantai, sepak
bola
pantai.Serta
pengembangan penerapan
yang
dan
adanya
penerapantidak
hanya
memanfaatkan potensi alam kedalam desain tetapi juga bagaimana cara penanggulangan gempa dan tsunami di Pantai Selatan khususnya pantai Baru Pandansimo.
tersebut.
41
3
Judul : Sport Centre di Yogyakarta sebagai Taman Rekreasi Olahraga Masyarakat Penulis : Jamel Syahreza Pamungkas Tahun Penulisan : 2012 Perancangan bangunan sport centre ini Dalam laporan ini, sport centre tidak dibuat
agar
dapat
memfasilitasi hanya
difungsikan
sebagai
tempat
kegiatan olahraga bagi mahasiswa dan berkumpul dan bersantai saja tetapi masyarakat Yogyakarta disekitarnya. didalamya juga terdapat unsur-unsur Bangunan ini juga dibangun untuk edukatif yang berhubungan dengan menemukan
solusi
pengintegrasian kelautan.
yang baik di dalam sport centre antara bangunan sport hall sebagai komponen inti di dalam perancangan dengan fasilitas
ruang-ruang
komersil,
sehingga tercipta efisiensi pemanfaatan ruang. 4
Judul : Green Techno Laboratory Pusat Penelitian dan Inovasi Teknologi FT UGM Ekspresi Bangunan Teknologi Tinggi dengan Konsep Green Architecture Penulis : Nurina Vidya .A. Tahun Penulisan : 2011 Bangunan
ini
menghasilkan
dibangun sebuah
system
untuk Dalam laporan ini juga terdapat techno atau centre
yang
termasuk
salah
satu
tatanan dalam upaya mempersiapkan fasilitas dari sport centre yang berisi sebuah
hasil
penelitian
untuk tentang pengetahuan tentang energy
disampaikan kepada masyarakat dan yang sedang dikembangkan maupun mewujudkan konsep green architecture yang baru. yang
diterapkan
dalam
upaya
menciptakan karakter bangunan yang 42
menggunakan teknologi tinggi pada sebuah Pusat Penelitian dan Inovasi Teknologi yang dapat dijadikan iconic Fakultas Teknik UGM. 5
Judul : Jogja Sportainment Centre Penekanan pada Green Architecture Penulis : Rizqi Ari Yudhanto Tahun Penulisan : 2010 Bangunan
ini
merupakan
sebuah Perbedaan dengan sport centre disini
fasilitas sportainment untuk remaja dan yaitu pada jenis aktivitas yang akan keluarga yang sitenya berada di Ring ditampung. Pembangunan disini selain Road Utara disebelah utara POLDA bertujuan untuk menampung aktifitas yang
bertujuan
aktivitas
dalam
untuk
menampung olahraga dan rekreasi tetapi disini ada
berolahraga
serta unsur-unsur edukasi didalamnya.
mengelola tata ruang dan tata massa bangunan yang disesuaikan kegiatan yang terjadi didalamnya sehingga dapat menciptakan suasana rekreatif dan menghibur.
Penyusunan
Konsep
perencanaan dan perancangan dengan menekankan
prinsip2
desain
Sportainment dan prinsip2 desain green architecture. 6
Judul : Sport Centre dengan Pendekatan Green Architecture Penulis : Kingkin Fitoriani Tahun Penulisan : 2008 Pada pembangunan Sport Centre disini Dalam laporan ini, lingkup pembahasan memfokuskan pada penerapan prinsip juga dengan prinsip green architecture 43
green
architecture
dengan dengan acuan GBCI pada penerapan
penghematan energy pada bangunan desainnya. sport centre sehingga didapatkkan konsep desain sport centre berwawasan arsitektur hijau. 7
Judul : Sport Centre di Tanah Datar dengan Penekanan Konstruksi Bentang Panjang pada Bentuk Bangunan Tradisional Minangkabau Penulis : Tatan Yuasa Purda Tahun Penulisan : 2007 Sport Centre ini lebih memfokuskan Pada laporan ini, terdapat kesamaan pada pada perancangan konsep bangunan penggunaan
material
local
pada
fasilitas olahraga yang terdiri ari 2 bangunan. unsur utama, yaitu sport hall dan stadion. Bangunan ini merupakan sebuah bangunan
solusi public
konsep
desain
yang
mampu
menunjukkan nilai-nilai budaya local pada rancangan. Rancangan konsep bangunan sport centre di Tanah Datar ini berusaha menunjukkan identitas budaya
Minangkabau
melalui
penerapan beberapa unsur bangunan rumah tradisionalnya yaitu rumah gadang.
44