BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang tidak diinginkan baik bagi karyawan maupun perusahaan. Kerugian akibat kecelakaan kerja dapat berupa menurunnya keuntungan akibat produksi tersendat, biaya untuk memperbaiki fasilitas akibat kecelakaan kerja, cacat fisik bagi karyawan, dan lain sebagainya. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, diketahui bahwa satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik akibat kecelakaan kerja dan 160 pekerja terjangkit penyakit akibat kerja, sedangkan pada tahun 2012, terdapat dua juta angka kematian akibat kerja untuk setiap tahunnya. Di Indonesia, pemerintah juga mendukung dalam pentingnya prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diterapkan di setiap perusahaan di Indonesia. Tertulis dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, pada bagian keenam (pasal 23) sebagai berikut. (1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. (2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. (3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. (4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. PT. Papandayan Cocoa Industries merupakan perusahaan pengolahan kokoa yang sebelum 17 Desember 2012 dipegang oleh PT. General Food Industries. Pada tanggal 1 Juli 2013, Barry Callebaut secara resmi mengakuisisi PT. Papandayan Cocoa Industries. Barry Callebaut merupakan perusahaan pengolahan kakao yang berpusat di Zurich, Switzerland dan dalam menjalankan bisnisnya menerapkan business- to- business company. Saat ini Barry Callebaut memiliki lebih dari 9,300 karyawan yang tersebar di lebih dari 30 negara, memiliki lebihdari 50 fasilitas produksi, penjualan pertahun sekitar CHF 5.9 juta (EUR 4.8 juta/ USD 6.5 juta), dan bekompeten secara komprehensif dalam membuat produk coklat dan kakao (Barry Callebaut, 2015).
1
Menurut data K3 PT. Papandayan Cocoa Industries dalam kurun waktu hampir satu tahun pada tahun 2014 (Januari- November) terdapat tiga laporan kecelakaan kerja pada bulan Maret, Juni, dan Agustus. Tiga kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel I.1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Papandayan Cocoa Industries tahun 2014 (Janurari – November) KEJADIAN
LOKASI
Tingkat Keparahan
1
Terpeleset di jembatan timbang
Jembatan Timbang Gudang Mengger
Moderate
2
Kaki tertimpa palet
Stacking Powder
Moderate
3
Jari terjepit valve
Cleaning dan Winnowing
Major
NO
TINDAK LANJUT
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN Menjaga kebersihan area dan akses ke jembatan timbang, tidak Lantai licin, melompat Kaki korban Di bawa ke memperbolehkan melompat, dari bagian pinggir cedera RS Immanuel melainkan ( jalan ) dari bagian depan atau belakang PENYEBAB
Komunikasi kurang baik
AKIBAT
Ibu jari kaki Di bawa ke cedera RS Immanuel
Perbaiki cara kerja ( SOP ) dan penggunaan Safety Shoes
Jari masuk ke Kehilangan sampling point ; satu ruas jari Di bawa ke Melepas Pegas dari valve ; Membuat Sampling point tidak telunjuk tangan RS Immanuel alat bantu untuk mengambi sample terbuka secara penuh kanan
Tabel laporan kecelakaan di atas mengindikasikan bahwa perusahaan, dalam hal ini, PT. Papandayan Cocoa Industries, sebaiknya lebih tanggap dan teliti dalam menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan. Kejadian karyawan terpeleset (tabel kecelakaan kerja no 1), dan jari terjepit di alat (tabel kecelakaan no 2 dan 3) , walaupun jumlah kecelakaan di PCI pada tahun 2014 tersebut termasuk kecil, namun tingkat keparahan tiga kecelakaan kerja tersebut menjadi perhatian yang penting karena dua kecelakaan pertama bertingkat moderate (kecelakaan sedang atau cukup besar) dan kecelakaan nomor tiga memiliki tingkat major (kecelakaan besar), lalu jika di analisis penyebabnya secara lebih mendalam lagi, bisa jadi akan menunjukkan faktor- faktor lain yang juga mempengaruhi terjadinya kejadian itu, seperti faktor kelelahan, kelalaian dari karyawan itu sendiri. Faktor kecelakaan kerja akibat kelelahan dalam beberapa dekade terakhir telah meningkatkan penelitian terhadap idenifikasi kelelahan sebagai bahaya kerja (Dawson, Chapman, & Thomas, 2012). Maka dari itu, tingkat kelelahan perlu di identifikasi menggunakan beberapa alat ukur Psychomotor Vigilance Task (PVT), Swedish Occupancy Fatigue Inventory (SOFI),dan Karolinska Sleepiness Scale (KSS) yang saling melengkapi satu sama lain dan diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan kerja di PT. Papandayan Cocoa Industries.
2
Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di bagian latar belakang, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah : 1.
Bagaimana tingkat kelelahan karyawan divisi warehouse PT. Papandayan Cocoa Industries berdasarkan pengukuran menggunakan PVT, SOFI, dan KSS?
2. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisir tingkat kelelahan karyawan di divisi warehouse PT. Papandayan Cocoa Industries? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi tingkat kelelahan karyawan di divisi warehouse PT. Papandayan Cocoa Industries dengan menggunakan PVT, SOFI, dan KSS.
2. Memberikan usulan tindakan untuk meminimalisir tingkat kelelahan karyawan di divisi warehouse PT. Papandayan Cocoa Industries. Batasan Penelitian Supaya penelitian sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan terarah dalam kerangka analisisnya maka dibuatlah batasan masalah sebagai berikut : 1. Pekerja yang akan diidentifikasi tingkat kelelahannya adalah pada bagian warehouse yang sebelumnya sebagian besar kecelakaan kerja terjadi di sana (2 dari 3 kecelakaan kerja) dan direkomendasikan perusahaan. 2. Pengukuran dilakukan pada sampel pekerja (20 dari 30 karyawan) di shift 1 : 06.00 – 14.00, ini merupakan kebijakan perusahaan dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran pada shift 2 (14.00-22.00) dan shift 3 (22.00-06.00) 3. Selama pengukuruan PVT, durasi yang digunakan adalah lima menit. 4. Pengaruh lingkungan perusahaan seperti suhu, kelembaman, intensitas cahaya, dan kebisingan tidak dibahas secara mendalam. 5. Kuesioner SOFI,dan KSS yang digunakan adalah valid dan bisa digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan responden secara subyektif. 6. Waktu kecepatan dalam menekan tombol mouse adalah sama besar dengan display angka waktu reaksi yang terlihat pada layar tablet android.
3
7. Tidak memperhitungkan travelling time dari tangan ke mouse karena orde waktu yang sangat kecil. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini sebagai berikut: 1.5.1
Bagi Perusahaan :
1. Mendapatkan cara untuk mengukur tingkat kelelahan karyawan. 2. Perusaahaan dapat merencanakan program untuk pengelolaan sumber daya manusia (SDM), misal : pengaturan shift kerja, pengaturan beban kerja karyawan, dan sebagainya. Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Bagian kedua membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian.
Bab III
Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis, dan mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji instrumen, merancang analisis pengolahan data.
Bab IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini akan berisi bagaimana proses pengambilan data dan pengolahannya. Data yang diolah adalah data Reaction Time (RT) dari hasil uji PVT dan kuesioner SOFI, KSS yang diujikan pada
4
responden pada sebum dan sesudah shift kerja. Data juga akan di diolah secara statistika deskritptif dan inferensial. Bab V
Analisis Pada bab ini berisikan analisis dari hasil pengolahan data yang akan dikaitkan dengan teori dan faktor- faktor yang didapatkan juga dari pengumpulan data selain data baseline¸dan parameter dari uji PVT dan kuesioner SOFI,KSS. Faktor- faktor tersebut antara lain aktivitas responden, jumlah jam tidur.
Bab VI
Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan menjelaskan tahapan dan pemecahan masalah penelitian dengan menjabarkan secara ringkas tahapan demi tahapan penelitian, sampai hasil dari pengolahan data dan juga berisi saran rekomendasi bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya dengan tema yang sama.
5