BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1
Spesifikasi Sistem Dalam penerapan VoIP pada jaringan RRI sesungguhnya diperlukan peralatan hardware dengan quantity lebih banyak, adapun implementasi pada tulisan ini hanya sebatas simulasi VoIP, dalam hal ini jumlah perlatan sebanyak yang diperlukan untuk proses simulasi. Dibawah ini adalah komponen-komponen yang digunakan untuk melakukan simulasi teknologi VoIP pada kantor RRI. Adapun spesifikasi terdiri dari 2 komponen yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1
Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 1. PC server Di bawah ini adalah tabel spesifikasi PC server yang digunakan untuk rancangan implementasi VoIP. Brand
IBM System X3250-M2 22A (Rackmount 1U Case)
Processor
Processor Intel Core2 Duo E4600
Hardisk
250GB HDD SATA
Memory
2x 512MB DDR2-667 ECC
VGA
VGA ATI 16MB
Networking
2x GbE NIC Ethernet
Monitor
LCD HP 17”
Interface
4 x USB, 2 serial, 1 paralel, LAN
Optical Drive
Slim DVD RW
System fan
Easy deploy fan cooling
Tabel 4.1 Spesifikasi PC Server
88
89 2. PC Client Untuk PC client terdiri dari dua buah, berikut spesifikasi client untuk softphone : PC 1 : Brand
HP Pavilion a62301 Home PC
Processor
Intel Core 2 Duo Processor E4500
Hardisk
160 Gb SATA HDD
Memory
Memory 1024 MB
VGA
VGA ATI 16MB
Ethernet
Intel NIC ethernet
Monitor
LCD monitor 21” HP
Tabel 4.2 : Spesifikasi PC client 1 PC 2 Brand
Asus Laptop W5Fm
Processor
Intel Core 2 Duo Processor T5500
Hardisk
120 Gb SATA HDD
Memory
Memory 1024 MB
VGA
Embedded Intel® 950Glx
Ethernet
Intel
Tabel 4.3 : Spesifikasi PC client 2 3. Perangkat Gateway Untuk menyambungkan dari telepon analog ke jaringan VoIP yaitu dengan menggunakan ATA (Analog Telephone Adaptor). ATA berkomunikasi menggunakan protokol VoIP seperti H.323, SIP, MGCP atau IAX serta encode dan decode sinyal suara dengan menggunakan voice codec seperti U-Alaw, A-Alaw, GSM , ILBC. Karena ATA langsung dihubungkan ke telepon analog, maka ATA tidak membutuhkan software.
90 Pada simulasi ini perangkat yang digunakan adalah ATA atau Internet Phone Adapter Linksys Cisco model PAP2T. Spesifikasi ATA : Model
PAP2T
Standard SIP
( RFC 3261,3262,3263,3264 )
Ports
Lan (RJ 45), Phone 1 (RJ 11), Phone 2 (RJ 11)
LEDS
Power,internet, Phone 1, Phone 2
Dimension
W x H x D (3,98" x 3,98" x 1,1")
Tabel 4.4 Spesifikasi hardware ATA Spesifikasi Kualitas : MetricsAlgorithm
Bandw idth
Complexity
MOS Score
G.711
64 kbps
Very low
4.5
G.726
16, 24, 32, 40 kbps
Low
4.1 (32 kbps)
G.729a
8 kbps
Low–medium
4
G.729
8 kbps
Medium
4
G.723.1
6.3, 5.3 kbps
High
3.8
Tabel 4.5 Spesifikasi kualitas ATA
Gambar 4.1 Analog Telephone Adapter
91 4. Telepon Analog Untuk telepon analog yang digunakan terdiri dari dua buah, berikut adalah spesifikasinya : Panasonic KX-TS500MXW : •
Redial Memory (Last Number)
•
Electronic Volume Control
•
Timed Flash
•
3-Step Ringer Selector
•
Switchable Tone/Pulse settings
Philips PHA-SLT00 : •
Ringer volume & pitch control
•
La Earth/Time Break Recall ( Earth-100ms/300ms/600ms )
•
Date/Time/Number display
•
Receiver Gain control
5. Headset Headset yang digunakan adalah PHILIPS SHM 2000, perangkat ini di pasang pada PC client 1.
Gambar 4.2 Headset PC client 1
92 4.1.2
Komponen Software 1.
Sistem Operasi Dalam perancangan ini sistem operasi yang digunakan pada
server adalah Windows Server 2003. Karena memiliki tampilan yang user friendly. Dan juga support terhadap software yang akan digunakan yaitu Axon PBX. Adapun pada sisi client 1 digunakan sistem operasi yang sudah ada pada PC yang ada di kantor RRI , yaitu Windows XP Professional. Dan client 2 adalah Windows Vista pada laptop, ini dilakukan untuk membandingan apakah ada perbedaan pada QoS (Quality of Service).
2.
Axon PBX Untuk aplikasi server digunakan A xon PBX. Adapun fitur – fitur
yang terdapat pada Axon meliputi : •
M engatur semua percakapan dalam suatu jaringan VoIP.
•
M emiliki semua fitur standard yang ada pada PABX, seperti call transfer, hold, dan record.
•
Control panel yang mudah digunakan.
•
Nomor ekstension dan jalur eksternal yang tidak terbatas.
•
Dapat digunakan untuk sambungan VoIP dengan jalur PSTN.
•
M endukung pembicaraan video.
•
Axon juga dapat digunakan bersama dengan kombinasi apapun dari aplikasi NCH pada jaringan LAN yang lain.
93 3.
Bahasa Pemrograman Adapun bahasa pemrograman yang digunakan dalam perancangn
softphone untuk user-agent adalah Visual Basic 6. Karena perintahperintah dalam bahasa VB sangat lengkap dan di VB bisa dengan mudah membuat sebuah program tanpa harus mengetik bahasa program lagi, tetapi cukup mendisain interface atau tampilan program dengan VB Editor yang telah tersedia. Yang paling menarik dari VB terutama adalah tersedianya fasilitas ActiveX. ActiveX merupakan program atau fasilitas tambahan yang bisa dimasukan atau di-load ke dalam VB sehingga fasilitas dan kemampuan VB bisa terus meningkat. Selain itu bila ingin membuat tombol, tinggal drag tombol di toolbox lalu beri code, berbeda dengan software lainnya yang mana harus membuat code yang panjang hanya untuk membuat tombol saja. Selain itu source code, ocx VB dapat diperoleh di internet sangat banyak. 5.
VQmanager Pada saat percobaan dan me-monitoring kualitas SIP, digunakan
aplikasi VQmanager. Aplikasi ini bisa dimonitor setiap client yang terkoneksi, serta QoS(quality of service) dari server maupun client-clientnya juga dapat mengetahui panggilan kemana saja, dan panggilan dari mana saja, aplikasi lain yaitu menggunakan wireshark
4.2
Prosedur Operasional 4.2.1
Prosedur Instalasi dan Konfigurasi 4.2.1.1 Instalasi ATA / Hardphone
94
Gambar 4.3 Instalasi komponen hardphone
1. Terdiri dari 5 komponen gateway yaitu PC 1 dan PC 2 yang sudah ter-install softphone, telepon analog 1 dan telepon analog 2 dalam hal ini adalah hardphone, dan satu buah server yang terinstall Axon PBX. 2. ATA PAP2T memiliki 2 port untuk disambungkan ke dua buah telepon analog, disambungkan melalui Line 1 dan Line 2 menggunakan kabel telepon atau kabel RJ 11. 3. Dari ATA disambungkan ke switch dari port internet RJ 45, yang mana switch tersebut sudah tersambung ke jaringan RRI, dan terhubung ke VoIP server. 4. Terdapat 4 buah LED, pastikan LED yang menunjukan Power, Ethernet, dan Phone 1 ataupun Phone 2 telah menyala saat ATA digunakan.
95 4.2.1.2
Instalasi Axon PBX
1. Download Axon PBX dari website. http://www.nch.com.au/pbx/plus.html 2. Setelah di download, pilih “pbxsetup”, untuk di install.
Gambar 4.4 Proses instalasi Axon PBX tahap 1
3. Pilih “I agree with these terms” , lalu next.
Gambar 4.5 Proses instalasi Axon PBX tahap 2
96 4. Fitur ini digunakan bila ingin disingkronisasi dengan produk lain. Uncheck semua fitur- fitur tambahan, lalu tekan Finish
Gambar 4.6 Proses instalasi Axon PBX tahap 3 5. Setting Username dan Password admin
Gambar 4.7 Proses instalasi Axon PBX tahap 4
97 6. Proses instalasi koneksi ke jaringan. Pastikan komputer server sudah terkoneksi ke jarigan dengan baik.
Gambar 4.8 Proses instalasi Axon PBX tahap 5
7. Pengaturan untuk menyambung ke server lain. Ini berguna apabila VoIP RRI ingin dihubungkan ke jaringan VoIP lain. Karena tidak ada penghubungan provider lain, maka tekan cancel.
Gambar 4.9 Proses instalasi Axon PBX tahap 6
98
8. Instalasi server selesai, pastikan tidak ada error log.
Gambar 4.10 Proses instalasi Axon PBX tahap 7
4.2.1.3 Instalasi S oftphone Untuk memudahkan penggunaan dalam proses instalasi ke PC client, source code softphone telah di package menjadi file installer pada program VB. Berikut urutan instalasi sopftphone : 1. Buka file installer Softphone, lalu klik “setup.exe”
Gambar 4.11 Instalasi softphone tahap 1
99
2. Pilih “OK” untuk memulai instalasi
Gambar 4.12 Instalasi softphone tahap 2 3. Ganti direktori file install-an, jika ingin merubah direktorinya. Lalu klik install
Gambar 4.13 Instalasi softphone tahap 3 4. Tunggu beberapa saat, proses instalasi sedang berlangsung
Gambar 4.14 Instalasi softphone tahap 4
5. Proses instalasi selesai lalu “OK”
100
4.2.1.4 Konfigurasi Axon 1. Setelah meng-install A xon PBX pada PC, pilihlah “Web Control” untuk masuk ke web browser untuk konfigurasi.
Gambar 4.15 Proses konfigurasi Axon tahap 1
2. Setelah itu masukkan Username Admin dan Password Admin dan pilih “Login”.
Gambar 4.16 Proses konfigurasi axon tahap 2
101 3. Pilih “Extension” untuk masuk ke halaman pengaturan.
Gambar 4.17 Tampilan halaman Extension
4. Pilih “Add New Extension” untuk membuat account baru.
Gambar 4.18 Tampilan halaman Add New Extension
5. Isi Extension ID atau Username, Display Name dan Password. Outbond Dialing Plan dipilih default, artinya komunikasi hanya terjadi melalui server yang ada di perusahaan. Karena tidak menggunakan voice mail, maka dalam hal ini voice mail tidak diperlukan. Setelah itu pilih “Save Change”.
102
Gambar 4.19 Tampilan halaman Edit Extension
Gambar 4.20 Buat menjadi 4 account sehingga menjadi seperti ini
103 6. Setelah itu kembali ke jendela log A xon PBX. Disana terlihat 4 ekstension aktif. Ini berarti penambahan account telah berhasil.
Gambar 4.21 Aktifitas Extension di A xon PBX
4.2.1.5 Konfigurasi ATA / Harphone 1. Pastikan semua instalasi ATA terpasang dengan benar. Selanjutnya adalah mendapatkan IP address ATA, subnet, dan alamat gateway melalui cara manual dengan telepon analog. 2. Tekan ****, lalu tekan 100# untuk mengecek apakah DHCP aktif atau tidak. 3. Tekan ****, lalu tekan 101#, lalu tekan 0 untuk menonaktifkan DHCP, karena ATA akan di setting IP statis. 4. Tekan ****, lalu tekan 110# untuk mengetahui IP address ATA. IP address ATA diketahui adalah 202.154.65.101.
104 5. Tekan ****, lalu tekan 120# untuk mengetahui subnet mask ATA. Subnet mask ATA diketahui adalah 255.255.255.245. 6. Tekan ****, lalu tekan 130# untuk mengetahui gateway ATA. Gateway ATA diketahui adalah 202.154.65.102.
Ada 2 cara melakukan pengaturan IP address, subnet mask, dan gateway pada ATA. Yaitu melalui telepon yang dipasang pada ATA atau melalui web browser. Cara pengaturan melalui telepon adalah sebagai berikut : 1. Tekan ****, lalu tekan 111# kemudian masukan IP address baru yaitu 10.30.1.63 (untuk titik(.) diganti (*)) lalu tekan pagar (#). 2. Tekan ****, lalu tekan 121# kemudian masukan subnet mask baru yaitu 255.0.0.0 (untuk titik(.) diganti (*)) lalu tekan pagar (#). 3. Tekan ****, lalu tekan 121#
kemudian masukan gateway baru
yaitu 10.30.1.254 (untuk titik(.) diganti (*)) lalu tekan pagar (#).
Cara pengaturan melalui web browser adalah sebagai berikut : 1. M asukkan IP yang diperoleh dari ATA tersebut pada address web browser.
Gambar 4.22 IP address pada web browser
105 2. Setelah itu pilih “Admin Login” untuk masuk ke menu admin .
Gambar 4.23 Tampilan konfigurasi ATA
Gambar 4.24 Tampilan konfigurasi ATA selelah masuk Admin Login
3. Pilih menu “System”. Kemudian Enable Web Server diisi Yes, DHCP diisi no, Static IP diisi IP dari ATA yang didapat misalnya 10.30.1.63, Gateway diisi misalnya 10.30.1.254, sedangkan untuk subnet mask diisi misalnya Class A yaitu 255.0.0.0. Untuk Domain
106 diisi IP server Axon misalnya 10.30.1.141. Setelah itu pilih save setting.
Gambar 4.25 Tampilan halaman System pada ATA
4. Kemudian pilihlah menu “Line 1” untuk mengkonfigurasi telepon yang sudah disambungkan ke ATA dengan kabel RJ 11. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah: -
Proxy diisi dengan IP dari server Axon.
-
Display name diisi dengan nama yang diperoleh dari A xon misalnya Extension 102.
-
Password diisi dengan password yang diperoleh dari A xon misalnya 123456.
-
User ID diisi misalnya 103.
-
Kemudian pilihlah jenis codec pada preferred codec misalnya G.729a. Setelah itu pilih save setting.
107
Gambar 4.26 Tampilan konfigurasi pada Line 1
5
Jika ATA tersebut akan disambungkan dengan dua pesawat telepon ulangi langkah nomor 4 di atas.
4.2.2
Prosedur Penggunaan Softphone Softphone ini merupakan modifikasi dari softphone VaxVoIP SIP tools, yang mana untuk source program dapat di download di www.vaxvoip.com, pada website ini juga sudah tersedia file aplikasi activeX yang mana fungsinya adalah sebagai penghubung melalui protokol SIP. Adapun
modifikasi serta pengembangan
dilakukan
untuk
kemudahan penggunaan bagi user di RRI. Dalam hal ini meliputi perubahan user interface pada menu menjadi static dalam satu layar saja. Serta penambahan fitur rekaman percakapan dan pemutaran kembali
108 rekaman tersebut. Untuk fitur–fitur standar lainnya, sudah memenuhi standar dari aplikasi softphone lainnya.
Gambar 4.27 Screen-shoot Softphone VoIP RRI
Berikut adalah rincian frame serta fungsinya : 1. Frame Menu Login Frame menu login merupakan inputan data account dari user yang telah terdaftar di VoIP server. ID : Field ini diisi berupa nomor ekstensi Sandi : Field ini diisi berupa password login account. SIP Proxy : Field ini bisa diisi IP server atau Proxy server VoIP Nama : Diisi nama pengguna.
109 Outbound Proxy : Diisi apabila softphone digunakan untuk berkomunikasi keluar jaringan VoIP atau ke server lain. Apabila tidak digunakan maka kosongkan saja. 2. Frame Aktifitas M enampilkan kegiatan aktifitas yang terjadi, seperti pemberitahuan registrasi
account,
registrasi
menyambungkan, menyambungkan
sukses,
registrasi
gagal,
gagal, memanggil,
berhasil
tersambung, gagal tersambung, diputuskan. 3. Frame List Saluran Softphone ini memiliki fitur multi tasking, dalam artian komunikasi bisa dilakukan ke banyak saluran ekstensi dalam satu account login, atau biasa disebut dengan konferensi, tetapi pembicaraan dilakukan secara bergantian. Frame List Saluran ini memberitahukan saluran yang sedang dihubungi, dan memberikan indikator Sibuk, Bicara, Pemindahan saluran jika terjadi aktifitas konferensi. 4. Frame Panggilan Masuk M emberitahukan panggilan masuk, disertai dengan nama pemanggil dan juga penginputan nama pemangil ke list saluran. 5. Frame Perangkat Suara Dapat memilih perangkat yang digunakan, pengaturan default nya adalah perangkat standar. 6. Frame Pengaturan Volume Terdiri dari pengaturan volume speaker dan mic. Disertai dengan indikator suara yang masuk dan keluar.
110 7. Frame Pemilihan Codec Untuk codec dapat dipilih sesuai keinginan. Terdapat 4 pilihan codec yaitu GSM 6.10, G711 A-LAW, G711 U-LAW, dan iLBC. 8. Frame Rekaman Percakapan Untuk melakukan rekaman percakapan, klik terlebih dahulu check-list ‘Putar Rekaman’, lalu isikan field nama file rekam beserta ekstensi file .wav (contoh isikan : rekam1.wav), lalu tekan “simpan”, untuk mengulangin penyimpanan tekan ‘Ulang’. 9. Frame Putar Rekaman Untuk melakukan pemutaran rekaman, klik terlebih dahulu chek-list Dengar lalu browse file dengan menekan “Buka”. Apabila ingin melakukan kontrol lain, gunakan tombol kontrol dibawahnya.
4.2.2.1 Error Message Untuk mengetahui terjadinya kesalahan–kesalahan yang mungkin terjadi. M aka akan muncul window error message. Pada lampiran sudah disertakan error message secara rinci. Contoh error message :
Gambar 4.28 Contoh error message
111 4.2.2.2
Proses panggilan Sequence panggilan yang terjadi : METHOD
EVENT
Inisialisasi() Registrasi ke Proxy() Sukses Registrasi() Te rsambung() Sedang Te rsambung() Me nunggu Jawaban() Be rhasil Te rsambung() Softphone telah terhubung dan s edang melakukan pembicaraan Memutuskan()
Berikut adalah contoh–contoh penggunaan softphone
Gambar 4.29 Login sukses
Gambar 4.30 Aktiftas panggilan
112
4.2.3
Prosedur Penggunaan Hardphone Untuk penggunaan hardphone sama dengan cara penggunaan telepon PABX yaitu dengan memasukan nomor ekstensi account yang terdaftar pada server VoIP (M isalkan 101,102,103,dst).
4.3
Perancangan Topologi Jaringan VoIP
Gambar 4.31 Rancangan skema jaringan VoIP
Dari topologi di atas terlihat bahwa untuk membangun sebuah teknologi VoIP dibutuhkan satu buah server Axon PBX yang mampu melayani seluruh
113 panggilan masuk dan panggilan keluar pada saat bersamaan. Dalam hal ini digunakan suatu protokol yang disebut dengan SIP (Session Initiaton Protocol). SIP dapat dengan mudah menembus NAT sehingga implementasinya dapat terpusat pada satu server saja. Bagi client yang berada dalam jaringan dengan NAT tidak perlu khawatir tidak dapat terhubung dengan server. Beda halnya jika pada jaringan tersebut tidak hanya NAT saja yang terpasang tetapi juga firewall yang terkonfigurasi. Karena hal tersebut akan menutup komunikasi protokol SIP. Sedangkan untuk rancangan topologi WAN ke kantor cabang di daerah, yaitu dengan memanfaatkan teknologi VPN, akan tetapi untuk proses evaluasi percobaan pada tulisan ini dengan memanfaatkan server yang tersedia pada internet, dalam hal ini server yang digunakan adalah http://www.voiprakyat.or.id dengan SIP proxy voiprakyat.or.id. Berikut adalah rancangan gambaran jaringan WAN :
Gambar 4.32 Skema WAN VoIP RRI
114 4.4
Evaluasi Untuk tahap evaluasi dilakukan uji coba sekaligus analisis yaitu melihat perbandingan codec dari sisi kualitas suara, melalui perbandingan besarnya bandwidth dengan kualitas suara yang dihasilkan pada setiap codec dan setiap jenis terminal yang digunakan, cara ini dilakukan untuk menentukan nilai QoS (Quality of Service) pada perancangan teknologi VoIP. Tahapan analisa penggunaan bandwidth dilakukan untuk mengetahui panggilan dengan besarnya bandwidth yang paling minim. Sedangakan untuk kualitas suara detentukan dengan M OS (Mean Opinion Score). Untuk mengetahui parameter–parameter yang berkaitan dengan analisa sistem seperti nilai M OS, jitter, delay, packet loss digunakan perangkat lunak VQmanager. Berikut adalah jenis codec yang akan digunakan beserta codec detailnya : Frame size 0.225ms
RTP clock size 8000hz
8
0.225ms
8000hz
0
0
GSM
0.2
20 ms
8000hz
3
0
iLBC
0.05
20 ms
8000hz
98
5ms
Codec G711-A G711-U
Bit / Sample 8
Payload type 8
Tabel 4.6 Spesifikasi codec Proses panggilan dari dari IP 10.30.1.64 ke IP 10.30.1.63 :
Gambar 4.33 Flow Diagram proses panggilan
Look-ahead 0
115 4.4.1
Analisis Penggunaan Bandwidth Percobaan ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu percobaan 1 sampai 4 menguji
koneksi dari Softphone ke Softphone. Percobaan 5 sampai 6 penulis menguji koneksi VoIP dari softphone ke hardphone. Sementara pada percobaan 7 sampai 8 penulis menguji koneksi dari hardphone ke hardphone. Percobaan 1 Pada percobaan pertama ini sisi penelpon menggunakan codec G.711 Alaw dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama.
Gambar 4.34 Skenario percobaan LAN 1, 2, 3 dan 4 Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.35 Statistik jaringan LAN percobaan 1
116 Percobaan 2 Pada percobaan kedua ini sisi penelpon menggunakan codec G.711 Ulaw dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama. Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.36 Statistik jaringan LAN percobaan 2 Percobaan 3 Pada percobaan ketiga ini sisi penelpon menggunakan codec GSM dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama. Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.37 Statistik jaringan LAN percobaan 3
117 Percobaan 4 Pada percobaan keempat ini sisi penelpon menggunakan codec iLBC dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama. Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.38 Statistik jaringan LAN percobaan 4 Percobaan 5 Pada percobaan kelima ini sisi penelpon menggunakan codec G.711 Alaw dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama.
Gambar 4.39 Skenario percobaan LAN 5 dan 6
118 Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.40 Statistik jaringan LAN percobaan 5 Percobaan 6 Pada percobaan keenam ini sisi penelpon menggunakan codec G.711 Ulaw dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama. Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.41 Statistik jaringan LAN percobaan 6 Percobaan 7 Pada percobaan ketujuh ini sisi penelpon menggunakan codec G.711 Alaw dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama.
119
Gambar 4.42 Skenario percobaan LAN 7 dan 8 Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
Gambar 4.43 Statistik jaringan LAN percobaan 7 Percobaan 8 Pada percobaan kedelapan ini sisi penelpon menggunakan codec G.711 Ulaw dan pada penerima telepon juga menggunakan codec yang sama. Berikut hasil dari percobaan yang dilakukan :
120
Gambar 4.44 Statistik jaringan LAN percobaan 8
Codec
Bandwitdh SIP (Kbps)
Bandwitdh Lain (Kbps)
Kualitas Suara
G.711 Alaw (Softphone ke Softphone)
0,5
0,3
Jelas
G.711 Ulaw (Softphone ke Softphone)
0,5
0,3
Jelas
GSM (Softphone ke Softphone)
0,3
0,1
Jelas
iLBC (Softphone ke Softphone)
0,4
0,1
Jelas
G.711 Alaw (Softphone ke Hardphone)
1,0
0,1
Jelas
G.711 Ulaw (Softphone ke Hardphone)
1,1
0,1
Jelas
G.711 Alaw 0,3 Jelas (Hardphone ke 1,3 Hardphone) G.711 Ulaw 0,4 Jelas (Hardphone ke 1,4 Hardphone) Tabel 4.7 Hasil pengujian bandwidth pada jaringan LAN
121 Dari tabel diatas, didapat hasil analisis sebagai berikut: •
Semua codec yang dipakai menghasilkan kualitas suara yang jelas.
•
Codec G.711 Alaw dan G.711 Ulaw memakan bandwidth terbesar dalam komunikasi antar softphone.
•
Codec GSM dan iLBC memakan bandwidth terkecil dalam komunikasi antar softphone.
•
Komunikasi
dari
hardphone
ke
hardphone
menggunakan
ATA
menghabiskan bandwidth yang jauh lebih besar dibandingkan komunikasi antar softphone.
4.4.2
Analisis Percobaan Pada Jaringan Internet Percobaan pada jaringan internet ini akan menggunakan sambungan ISP
yang ada di RRI pada sisi penelpon dan pada sisi penerima akan menggunakan sambungan Telkom Speedy. Percobaan tersebut dilakukan antara softphone dengan softphone. M elalui server voiprakyat.or.id Dari hasil percobaan didapat data sebagai berikut :
Jenis codec
Bandwidth (M bps)
Kualitas suara
G.711 Alaw
0.107
Jelas
G.711 Ulaw
0.101
Jelas
GSM
0.048
Jelas
iLBC
0.055
Jelas
Tabel 4.8 Tabel hasil pengujian komunikasi dari softphone ke softphone dengan jenis codec yang digunakan
122
Sebagaimana diketahui bahwa dari hasil pemantauan bandwidth VoIP dengan codec yang berbeda-beda diperoleh kesimpulan bahwa bandwidth yang diperoleh ternyata berbeda dengan bitrate menurut standar ITU. Bitrate codecmenurut standar ITU sudah tetap dan berbeda dengan bandwidth yang di dapat dari VoIP. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya penambahan paket-paket suara yang besarnya berbeda-beda dan kecepatan suatu paket yang harus ditransmisikan dalam waktu 1 detik. Di dalam VoIP paket stream bit-bit suara dibungkus ke dalam paket IP. Sebagaimana disebutkan bahwa stream bit-bit suara ini dipaket menjadi voice payload. Pada umumnya besarnya voice payload ini menandakan banyaknya suatu paket yang ditransmisikan dalam waktu 1 detik. Paket voice payload ini kemudian harus ditambahkan IP header (semacam informasi alamat yang dituju dan informasi pengirim pada sebuah surat). IP header ini pada umumnya merupakan kombinasi dari IP (20 bytes), UDP (8 bytes) dan RTP (12 bytes) yang mengandung informasi di dalam sebuah paket. Voice payload yang dihasilkan codec dibungkus oleh ketiga protokol tersebut yaitu IP, RTP dan UDP kemudian dikirim sesuai tujuan alamatnya. Di dalam perjalanan melalui jaringan IP, paket tersebut juga dibungkus lagi di layer lain oleh medium transmisi. Pada saat itu terjadi penambahan Ethernet preamble (8 bytes), diikuti oleh ethernet header yang mendefinisikan sumber dan tujuan M AC address dan panjangnya, kemudian diikuti oleh CRC (4 bytes). Akhirnya paket tersebut harus dipisahkan dalam 12 bytes (gap). Untuk lebih jelas metode perhitungan bandwidth VoIP yang digunakan, dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
123
Gambar 4.45 Contoh paket suara dengan codec G.711 Codec G.711 -64kbps, 20 ms sample period artinya 1 paket dikirim setiap 20 ms, 50 paket per detik, payload = 64.000 : 50 = 1,280 bits (160 bytes) Fix IP overhead 40 bytes (IP header) = 40 bytes Fix Ethernet overhead = 38 bytes Total ukuran paket = (160+40+38)x50x8 = 95.200bps = 95,2 kbps. (http://www.newport-networks.com/whitepapers/voip-bandwidth3.html)
Gambar 4.46 Flow diagram panggilan G SM dan iLBC
124
Gambar 4.47 Panggilan melalui jaringan internet
Gambar 4.48 Statistik panggilan internet
125 4.4.3
Analisis Perbandingan Kualitas Codec Untuk mendapatkan suatu nilai QoS pada tiap codec, diperlukan
parameter–parameter untuk menentukan nilai kualitas VoIP itu sendiri. Dalam hal ini parameter yang dikaitkan yaitu MOS, R Factor, Delay, Loss, Jitter. Jitter = Variasi dari Delay berdasarkan RTP (ms) Loss = Banyaknya paket yg hilang (%) Delay = Waktu untuk 1 source node ke destination (ms) MOS (Mean Opinion Score) merupakan perhitungan berdasarkan survey dari user. Cara ini dirasa kurang bagus karena nilai yang dihasilkan tidak begitu sesuai dengan dengan validitas yang ada. M aka dari itu digunakan pencarian berdasarkan R Factor. R Factor : (Estimasi range kualitas suara) (0-100) R Factor = R – (Packetloss * 2.5) R = Ro - Is - Id - Ie
Ro = faktor dasar untuk level noise ( nilai default 93.3 ) Is = M asalah yang terjadi secara bersama dengan suara yang masuk (jitter) Id = M asalah yang disebabkan oleh delay (delay) Ie = faktor kerusakan peralatan ( asumsi 1) *) asumsi semua peralatan keadaan 95 %. ok.
R<0 ; mos =1 ;; R>100 ; mos=4,5 R>0>100; mos = 1+0.035.R+R(R-60)(100-R)7.10^-6 (VoIP_Service_Quality_Measuring_and_Evaluating_PacketSwitched_Voice_Measurin. William C Hardy)
126 Pembuktian terhadap hasil monitoring :
Gambar 4.49 Hasil monitoring dengan VQmanager QoS dari codec G711-A
Dari hasil monitoring diatas, diketahui nilai delay sebesar 1 ms, nilai jitter sebesar 4 ms, nilai loss packet sebesar 0 %, sehingga perhitungan nilai M OS didapat : * R = Ro - Is - Id - Ie = 100 – 4 – 1 – 1 = 94 R Factor = R – (Packetloss * 2,5) = 94 – 0 = 94 * mos = 1+0,035.R+R(R-60)(100-R) 7.10^-6 = 1 + 0,035*94 + 94 (94-60) (100-94) 7.10^-6 = 1 + 3,29 + 0,134 = 4,424 ms Jadi, nilai pembuktian tersebut sesuai dengan hasil monitoring yaitu dengan MOS = 4,4 yang berarti kualitas suara sangat baik.
127
Gambar 4.50 Hasil monitoring dengan VQmanager QoS dari codec G711-U
Dari hasil monitoring diatas, diketahui nilai delay sebesar 2 ms, nilai jitter sebesar 4 ms, nilai loss packet sebesar 0 %, sehingga perhitungan nilai M OS didapat : * R = Ro - Is - Id - Ie = 100 – 4 – 2 – 1 = 93 R Factor = R – (Packetloss * 2,5) = 93 – 0 = 93 * mos = 1+0,035.R+R(R-60)(100-R) 7.10^-6 = 1 + 0,035*93 + 93 (93-60) (100-93) 7.10^-6 = 1 + 3,25 + 0,15 = 4,4 ms Jadi, nilai pembuktian tersebut sesuai dengan hasil monitoring yaitu dengan MOS = 4,4 yang berarti kualitas suara sangat baik.
128
Gambar 4.51 Hasil monitoring dengan VQmanager QoS dari codec GSM
Dari hasil monitoring diatas, diketahui nilai delay sebesar 4 ms, nilai jitter sebesar 4 ms, nilai loss packet sebesar 0 %, sehingga perhitungan nilai M OS didapat : * R = Ro - Is - Id - Ie = 93,3 – 4 – 4 – 2 = 83,3 R Factor = R – (Packetloss * 2,5) = 83,3 – 0 = 83,3 * mos = 1+0,035.R+R(R-60)(100-R) 7.10^-6 = 1 + 0,035*83,3 + 83,3 (83,3-60) (100-83,3) 7.10^-6 = 1 + 2,92 + 0,22 = 4,14 ms Jadi, nilai pembuktian tersebut sesuai dengan hasil monitoring yaitu dengan MOS = 4,1 yang berarti kualitas suara sangat baik.
129
Gambar 4.52 Hasil monitoring dengan VQmanager QoS dari codec iLBC
Dari hasil monitoring diatas, diketahui nilai delay sebesar 4 ms, nilai jitter sebesar 10 ms, nilai loss packet sebesar 0 %, sehingga perhitungan nilai M OS didapat : * R = Ro - Is - Id - Ie = 93,3 – 10 – 4 – 1 = 79 R Factor = R – (Packetloss * 2,5) = 79 – 0 = 79 * mos = 1+0,035.R+R(R-60)(100-R) 7.10^-6 = 1 + 0,035*79 + 79 (79-60) (100-79) 7.10^-6 = 1 + 2,76 + 0,22 = 3,9 ms Jadi, nilai pembuktian tersebut sesuai dengan hasil monitoring yaitu dengan MOS = 3,9 yang berarti kualitas suara baik.
130 Dari ke 4 hasil percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa setiap packet yang dikirim akan menghasilkan delay, dan jitter tetapi untuk packet loss minim jarang sekali terjadi, hal ini terjadi hanya ketika ada koneksi yg terputus atau ada bermasalah pada jaringan. Ketiga faktor delay, jitter, dan packet loss akan berkaitan satu sama lain yang dapat mempengaruhi kualitas sinyal suara pada layanan VoIP. Semakin besar packet loss, delay dan Jitter akan berpengaruh terhadap M OS.
Gambar 4.53 Total QoS Metrics panggilan masuk dan panggilan keluar
Gambar 4.54 Statistic panggilan
131 Dari statistik panggilan diatas yaitu dari IP 10.30.1.63 ke IP 10.30.1.64 terjadi 18 panggilan success dan terdapat 6 panggilan unsuccess, panggilan unsuccess ini bisa terjadi karena reject call panggilan atau kesalahan pada softphone, adapun unmonitored terjadi karena terjadi gangguan suara tetapi tetap menghasilkan suara yang baik. Ini berarti semua codec yang digunakan menghasilkan good quality call dan sangat sedikit sekali gangguan yang terjadi, bahkan 0 % packet loss, walapun terjadi beberapa unmonitored call.
Gambar 4.55 Daftar panggilan IP 10.30.1.63
Gambar 4.56 Konsumsi bandwidth
132 Tabel hasil kesimpulan dari percobaan : Penggunaan Bandwidth
QoS
Codec
Suara SIP
other
Jumlah
Delay
Jitter
MOS
1,4
0,3
1,7
1
4
4,4
Jelas
1,4
0,4
1,8
2
4
4,4
Jelas
GSM
1
0,1
1,1
4
4
4,1
Jelas
iLBC
0,4
0,1
0,5
4
10
3,9
Jelas
G711Alaw G711Ulaw
Tabel 4.9 Hasil Analisis
Kesimpulan yang bisa di ambil bahwa codec iLBC dan GSM mempunyai kualitas suara yang cukup baik dan menggunakan bandwidth yang cukup sedikit dibanding codec lainnya yang ada di softphone, yang mana untuk iLBC dengan bandwidth rata–rata sebesar 0,5 dapat menghasilkan nilai M OS 3,9 tetapi dengan keluaran suara yang jelas dan tidak terasa bila diukur secara langsung. Oleh karena itu jika koneksi internet rendah, komunikasi menggunakan softphone dapat digunakan codec iLBC dan GSM . Tetapi untuk codec GSM dan iLBC tidak bisa di gunakan pada hardphone, karena ATA hanya men-support codec yang berjenis G. Adapun untuk penggunaan hardphone codec yang bisa dipilih adalah G711 Alaw, walapun perbedaan keuntungannya hanya sedikit bila di bandingkan dengan G711 Ulaw. Tetapi untuk panggilan dengan kapasitas lebih banyak, ini bisa memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal perbandingan konsumsi bandwitdh dan kualitas suara.
133 4.4.4
Analisis Perbandingan Platform License dan Open S ource Sebagai perbandingan dijelaskan pula perbedaan platform license dan
open source, dalam hal ini windows dengan softswitch Axon dengan linux dengan softswitch Trixbox. Dibawah ini adalah perbandingan softswitch A xon yang di windows dan Trixbox yang di Linux :
Parameter
Axon
Trixbox
Bandwitdh
11,2 kbps – bit rate 32 11,2 kbps –bit rate 32 kbps kbps
Sistem Operasi
Win98, WinM E, WinNT 4.x, Linux Ubuntu, Redhat, Windows2000, Windows XP
KDE Lunux M int
Protokol SIP
M embuat
nomor
sembarang
secara Biasanya diberikan alternatif default, tetapi bisa menggunakan nomor sembarang
H.323
Hanya peer to peer
Hanya peer to peer
Tabel 4.10 Perbandingan softswitch A xon dengan Trixbox
134
192.168.0.19
ATA
Server VoIP
192.168.0.18
Gambar 4.57 Skema jaringan percobaan
Pada server A xon hasil pemanggilan IP 192.168.0.19 ke IP 192.168.0.18, menghasilkan beberapa informasi diantaranya : 1. Besarnya delay yang dihasilkan yaitu 1 m adalah waktu penerimaan pengiriman paket – paket data dari pengirim ke penerima. 2. Nilai M OS untuk percakapan ini sebesar 4,4 yang berarti suara lawan bicara bersih dan noise tidak mengganggu. 3. Besaranya data atau paket yang hilang (loss) pada saat percakapan sebesar 0%. 4. Besarnya jitter yang dihasilkan 4 ms dalam waktu penerimaan pengiriman paket-paket data dari pengirim ke penerima. 5. Besarnya R Faktor yang dihasilkan sebesar 93 (skala 100). 6. Total paket yang dikirimkan 20 dan rata-rata setiap paket sebesar 0,1 detik. Ini berarti suara yang dikirimkan jelas.
135 7. Adanya bandwidth other yang rata-rata sebesar 6 kbps.
Pada server Trixbox hasil pemanggilan IP 192.168.0.19 ke IP 192.168.0.18, mengahasilkan beberapa informasi diantaranya : 1. Besarnya delay yang dihasilkan yaitu 1 m adalah waktu penerimaan pengiriman paket – paket data dari pengirim ke penerima. 2. Nilai M OS untuk percakapan ini sebesar 4,4 yang berarti suara lawan bicara bersih dan noise tidak mengganggu. 3. Besaranya data atau pakets yang hilang (loss) pada saat percakapan sebesar 0 %. 4. Besarnya jitter yang dihasilkan 7 ms dalam waktu penerimaan pengiriman paket-paket data dari pengirim ke penerima. 5. Besarnya R Faktor yang dihasilkan sebesar 93 (skala 100).Total paket yang dikirimkan 20 dan rata-rata setiap paket sebesar 0,1 detik. Ini berarti suara yang dikirimkan jelas. 6. Adanya bandwidth other yaitu suatu penggunaan pada bandwidth ratarata sebesar 6 kbps.
Dari data tersebut hanya terdapat perbedaan jitter yang terjadi, yaitu pada server windows Axon jitter sebesar 4 ms, dan pada server Linux Trixbox sebesar 7 ms. Untuk proses panggilan A xon: Panggilan terjadi 8 kali dengan bandwidth 6,2kbps •
Panggilan ke 1 s/d 3 : Unsuccessfull karena terjadi gangguan internet.
136 •
Panggilan ke 4 s/d 8 : Success sehingga menghasilkan good quality call dimana paket loss 0%, mos 4,4 berati kualitas suara baik.
Untuk proses panggilan Trixbox : Panggilan terjadi 5 kali bandwidth 5,3 kbps •
Panggilan ke 1 s/d 5 : Success sehingga menghasilkan good quality call dimana paket loss 0 %, MOS rata-rata 4,4 sehingga kualitas suara baik.
•
Hasil grafik tidak muncul, dan grafik call datar, berati panggilan tidak terlalau sempurna.
Kesimpulan yang di ambil bahwa perbandingan server platform Windows dengan platform Linux, hanya ada perbedaan kualitas sedikit, di hasil data tersebut server dengan windows lebih baik di bandingkan dengan server menggunakan Linux, tetapi semua suara yang dihasilkan jelas.
4.4.5
Analisis Interface S oftphone Untuk membuktikan softphone yang dirancang telah mengikuti aturan
yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface, patokan yang di ambil berdasarkan aturan Shneiderman yang mengemukakan Eight Golden Rules of Interface Design, atau delapan (8) aturan emas, yaitu :
137 1. Konsistensi Warna dan bentuk pada setiap frame sama, serta dengan konsep yang sama. 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut Untuk mengisi field–field pada form login atau dalam perpindahan frame, bisa menggunakan tombol tab. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Telah disertai validasi-validasi yang memungkinkan pengguna bila melakukan kesalahan akan muncul pesan alert yang bisa membantu memecahkan masalah. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Dilengkapi
frame
aktifitas
yang
menunjukan
kejadian–kejadian
yang
memberikan informasi kepada pengguna secara jelas, seperti registrasi sukses, registrasi gagal, sedang menyambung, dan lain–lain. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Disediakan halaman petunjuk, yang memungkinkan pengguna dapat mengurangi kesalahan penggunaan. 6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Disediakan tombol ulangi, pada saat memasukan nomor yang salah, dan juga bersihkan bila ingin mengulang kembali aktifitas yang terjadi. 7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) Disediakan kontroler rekaman suara, sehingga pengguna dapat dengan mudah memutar kembali rekaman percakapan di saat kapanpun. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Secara keseluruhan aplikasi dirancang menjadi satu halaman. Dengan fitur – fitur setandar softphone yang lengkap dan tidak kalah dengan softphone lainnya.
138 (Shneiderman, B., 1998, Designing the User Interface – Strategies for Effective Human-Computer Interaction, Third Edition, Addison-Wesley, USA)