BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli
777. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat Asosiatif. Menurut Nazir (2003, p54), Penelitian Asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kausal (hubungan yang bersifat sebab akibat).
Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian
Tujuan
Jenis
Metode yang
Penelitian
digunakan
T-1
Asosiatif
Survey
T-2
Asosiatif
Survey
T-3
Asosiatif
Survey
Penelitian
Unit Analisis IndividuKaryawan IndividuKaryawan IndividuKaryawan
Time Horizon
Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional
Sumber: Penulis, 2010
Cross section adalah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada suatu titik waktu tertentu. (Hermawan, 2006, p19) Keterangan: T-1 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja PT Pabrik Kaos Aseli 777 berdasarkan perbandingan pendekatan SPSS dan LISREL.
29
T-2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja terhadap retensi karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777 berdasarkan perbandingan pendekatan SPSS dan LISREL. T-3 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap retensi karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777 berdasarkan perbandingan pendekatan SPSS dan LISREL.
3.2
Operasionalisasi Variabel Penilaian Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. Menurut Masri S, (2003) dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008, p182), memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional juga memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran (Sarwono, 2006, p27). Mengenai operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2. sebagai berikut: Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penilaian
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Dimensi Usia
Kondisi Karyawan (X)
Kondisi Karyawan merupakan faktor demografi karyawan
Masa Kerja
Pengukuran
Pengukuran
Ordinal-
tahun)
Interval
Masa kerja yang lama (n>10 Tingkat
30
Model Skala
Usia lanjut (n>40
tahun) Tingkat
Skala
OrdinalInterval Ordinal-
Likert
Likert Likert
Pendidikan
pendidikan yang
Interval
tinggi (S1-S3) Kerja sesuai keahlian
Pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki
Kerja yang secara mental menantang
Kepuasan Kerja (Y)
Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristiknya.
Imbalan yang pantas
Rekan Kerja Mendukung
Kondisi Kerja Mendukung Komponen Organisasional Peluang Karier
Retensi Karyawan (Z)
Proses dimana karyawan bertahan dalam sebuah organisasi.
Penghargaan Hubungan
Pekerjaan yang menyenangkan Pendapatan yang memadai (cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup) Kesempatan berinteraksi dengan rekan kerja dan tercipta suasana saling mendukung Suasana yang nyaman dan kebersihan yang terjaga dengan baik Stabilitas Perusahaan Kesempatan untuk mengembangkan karier Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan berupa bonus Persaingan sehat antar rekan kerja
Karyawan Rancangan tugas dan pekerjaan Sumber: Penulis, 2010
31
Sifat dari tugas dan pekerjaan yang dilakukan
OrdinalInterval OrdinalInterval
OrdinalInterval
OrdinalInterval
OrdinalInterval OrdinalInterval OrdinalInterval OrdinalInterval OrdinalInterval OrdinalInterval
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis Data Penelitian: 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). (Kuncoro, 2003, p124). Data kuantitatif berbentuk angka yang sifatnya dapat dihitung dan diukur jumlahnya untuk diolah menggunakan metode statistik.
2. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. (Kuncoro, 2003, p124).
Sumber Data Penelitian: 1. Data Primer Data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan seperti wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Sugiarto, 2000, p16). 2. Data sekunder Merupakan data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Data Profil Perusahaan Kondisi Karyawan
Jenis Data
Sumber Data
Kualitatif
Sekunder-Company Profile
Kualitatif - Kuantitatif
Primer-Kuesioner
32
Kepuasan Kerja Retensi Karyawan
Kualitatif - Kuantitatif
Primer-Kuesioner
Kualitatif - Kuantitatif
Primer-Kuesioner
Sumber: Penulis, 2010
3.4
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
1. Wawancara Menurut Sugiyono (2007, p130), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam penelitian ini, Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara kepada Manajer Sumber Daya Manusia PT Pabrik Kaos Aseli 777 dimana pertanyaan yang diajukan menyangkut kondisi karyawan, kepuasan kerja, dan retensi karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777. 2. Studi Kepustakaan Peneliti mengambil sumber data yang relevan dengan bahan penelitian dari berbagai literatur, text book, jurnal, internet dan sebagainya untuk mendukung penelitian ini. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah. 3. Studi Lapangan Peneliti meneliti secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan data atau informasi dari para karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777 dengan cara membagikan kuesioner kepada karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777.
33
3.5
Teknik Pengambilan Sampel Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p40), teknik pengambilan sampel atau teknik
sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mawakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah probability
sampling. Menurut Kuncoro (2003, p112), Probability sampling adalah teknik pengambilan sample yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik probability sampling yang digunakan adalah simple
random sampling. Simple random sampling adalah desain pemilihan sampel yang paling sederhana dan mudah. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mempergunakan daftar random untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777. Responden terdiri dari 155 orang yang berfungsi sebagai karyawan PT Pabrik Kaos Aseli. Untuk mengetahui jumlah sampel yang dapat mewakili populasi,dipakai perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin (Sugiarto, 2001, p62), yang menggunakan nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan yaitu sebesar 10%.
N n = 1 + N(e)² Dimana:n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Batas ketelitian yang diinginkan
155 n = 1 + 155(0,1)² = 60,78
34
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang harus diambil adalah sebanyak 61 orang (dibulatkan).
3.6
Metode Analisis Data Untuk keperluan analisis ini, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang
diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot dari setiap pertanyaan berdasarkan skala likert. Adapun skor jawabannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Responden KETERANGAN
PENILAIAN
Sangat Setuju
4
Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber: penulis, 2010 Berikut ini adalah tabel mengenai metode analisis berdasarkan Tujuan Penelitian yaitu: Tabel 3.5 Metode Analisis Data Metode Analisis
Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3
Jenis Penelitian
Teknik Analisis
Asosiatif
Regresi
Asosiatif
Regresi
Asosiatif
Path Analysis
Sumber: Penulis, 2010 Keterangan:
35
T-1 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja PT Pabrik Kaos Aseli 777 berdasarkan perbandingan pendekatan SPSS dan LISREL. T-2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja terhadap retensi karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777 berdasarkan perbandingan pendekatan SPSS dan LISREL. T-3 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap retensi karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777 berdasarkan perbandingan pendekatan SPSS dan LISREL.
3.6.1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004, p109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, pp216-217) Uji validitas ini disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Pada uji validitas ini peneliti menggunakan Corrected Item-Total Correlation. Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis Ha: Skor butir berkolerasi positif dengan skor faktor. Ho: Skor butir tidak berkolerasi positif dengan skor faktor.
36
2. Menentukan nilai r tabel Untuk memperoleh r tabel dengan jumlah 61 orang, maka df = n–2=61–2= 59. Dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh r tabel sebesar 0,21. 3. Mencari r hasil Memasukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS. Disini r hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari tampilan
software SPSS. 4. Mengambil keputusan Dasar pengambilan keputusan: ● Jika r tabel positif, dan r hasil > r tabel, maka butir tersebut valid. ● Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel, maka butir tersebut tidak valid.
3.6.2
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Dalam program SPSS 17.0 uji yang sering digunakan peneliti adalah metode Alpha
(Cronbach’s). Langkah yang digunakan untuk uji realibilitas adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis Ha: Skor butir korelasi positif dengan komposit faktornya. Ho: Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. 2. Menentukan r tabel Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha, Suatu kuisioner dianggap reliabel apabila Cronbach’s Alpha > 0,6 (Sunyoto, 2008, p68).
37
3. Mencari r hasil Disini r hasil adalah angka Alpha (terletak di akhir output) dari tampilan software SPSS. 4. Mengambil keputusan Dasar pengambilan keputusan: a. Jika r Alpha positif, dan r Alpha > r table, maka butir tersebut reliabel. b. Jika r Alpha tidak positif, dan r Alpha < r tabel, maka butir tersebut tidak reliabel. Menurut Triton (2007, p248) tingkat realibilitas dengan metode Alpha Croncbach’s diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut ini: Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0,80
Realibel
>0,80 s.d 1,00
Sangat Reliabel
Sumber:Triton (2007, p248) 3.6.3
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi
normal dalam artian bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisi untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram.
38
Menurut Rochaety (2007, pp:99-100) Uji Normalitas berdasarkan dari histrogram yang berdistribusi normal ditunjukan dengan bentuk menyerupai lonceng atau diagram dahan daun. Uji Normalitas diolah dengan melihat Q-Q plot juga disebut plot kenormalan.
3.6.4
Transformasi Data Ordinal menjadi Data Interval Riduwan dan Kuncoro (2008, p30) menyatakan bahwa mentransformasi data ordinal
menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (method of successive internal). Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval sebagai berikut: 1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan; 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut frekuensi; 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dari hasilnya disebut proporsi; 4. menentukan nilai proporsi komulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor; 5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh; 6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z untuk yang diperoleh; 7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus; NS =
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit) 8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y= NS + (1+(NSmin). 3.6.5
Analisis Korelasi
39
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p62), apabila nilai koefisien korelasi (r) = +1, maka korelasi atau hubungannya positif dan sempurna. Apabila koefisien korelasi (r) = -1, maka korelasi atau hubungannya negatif dan sempurna. Arti positif disini, misalkan hubungan antara variabel X dan Y (rxy) nilainya positif (+), maka hubungannya searah. X naik maka Y pun akan naik, jika Y turun maka X turun juga, begitu juga dengan apabila Y naik maka X naik, jika Y turun maka X turun juga. Sedangkan arti dari negatif (-) adalah hubungannya berbanding terbalik, jika X naik maka Y turun, jika X turun maka Y naik begitu juga sebaliknya. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p62), arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut: Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber:Riduwan (2005, p136) Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KP = r2 x 100% Dimana: KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
40
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p62), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dan uji signifikansi sebagai berikut. Hipotesis: Ho= Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Ha= Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Dasar Pengambilan Keputusan : ● Jika nilai probabilitas 0.05 lebih atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. ● Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.6.6
Analisis Jalur (Path Analysis) Berdasarkan pada Riduwan dan Kuncoro (2008, pp1-2), analisis jalur (path analysis)
yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel independen terhadap variabel dependen. Terdapat beberapa asumsi didalam path analysis, diantaranya yaitu : 1. Hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan normal. 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang terbaik. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan probability sampling.
41
5. Observed variabels diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobeservasi secara langsung. 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diindetifikasi) dengan benar berdasarkan teoriteori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang diteliti. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y pada sub-struktural 1 dan variabel X, Y terhadap Z pada sub-struktural 2. Untuk mengetahui derajat variabel analisa kondisi karyawan (X) terhadap kepuasan kerja (Y) serta dampaknya terhadap retensi karyawan (Z) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan dianalisis berdasarkan pendekatan SPSS dan LISREL.
3.6.6.1
Analisis Jalur Berdasarkan Pendekatan SPSS Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp:116-118), ada beberapa
langkah pengujian path analysis yaitu sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural Persamaan Sub-struktural 1: Y = ρyxX + ρyε1 Persamaan Sub-struktural 2: Z = ρzx X +ρzy Y + ρzε2 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X).
42
b) Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan Persamaan regresi ganda : Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +bnXn 3. Menghitung koefisien secara keseluruhan a. Kaidah pengujian signifikan secara manual: menggunakan tabel F b. Kaidah pengujian signifikan : program SPSS ● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 ≤
sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. ● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 ≥
sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 4. Menghitung koefisien jalur secara individu Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : ● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. ● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 ≥ sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 5. Meringkas dan menyimpulkan.
3.6.6.2 Analisis Jalur (Path Analysis) Berdasarkan Pendekatan LISREL Menurut Ghozali (2008, pp 116-121), ada beberapa langkah analisis korelasi dan analisis jalur dengan LISREL yaitu sebagai berikut: 1. merubah input data (dari Excel) menjadi data prelis dengan langkah membuka program LISREL 8.80 dari menu pilih File lalu Import Data dan akan tampak windows open. 2. membuka data dan menyimpannya dalam bentuk data prelis.
43
3. Menentukan analis dengan metode simplis. 4. Memanggil data prelis dengan langkah dari menu utama LISREL pilih Setup lalu Variables. 5. Membuat SIMPLIS Syntax dengan langkah dari menu LISREL pilih Setup kemudian pilih Build SIMPLIS Syntax dan menuliskan syntax sebagai berikut: Relationships Y=X Z=XY Number of Decimals = 3 Path Diagram Option:SS EF End of Problem 6. Mengeksekusi SIMPLIS Syntax dan menganalisis hasilnya.
3.7
Rancangan Uji Hipotesis Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95% dimana nilai
sebesar 5% atau 0.05 sehingga dasar pengambilan keputusan dapat ditentukan dengan: ● Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak. ● Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima. Keterangan: X = Variabel Kondisi Karyawan Y = Variabel Kepuasan Kerja Z = Variabel Retensi Karyawan Tujuan 1
44
Hipotesis pengujian pengaruh X terhadap Y Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja. Ha = ada pengaruh yang signifikan antara kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja. Tujuan 2 Hipotesis pengujian pengaruh Y terhadap Z Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap retensi karyawan. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap retensi karyawan. Tujuan 3 Hipotesis pengujian secara simultan pengaruh X dan Y terhadap Z Ho = Kondisi karyawan dan kepuasan kerja tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap retensi karyawan. Ha = Kondisi karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap retensi karyawan.
3.8
Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Untuk
mendapatkan
data
penelitian
maka
akan
dilakukan
survei
dengan
membagikan kuesioner kepada 61 karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777 yang terpilih sebagai sampel. Data tersebut kemudian akan dianalisis dengan analisis regresi dan path analysis menggunakan software SPSS 17.0 dan LISREL 8.80 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi karyawan terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap retensi karyawan.
45
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh PT Pabrik Kaos Aseli 777 sebagai tolak ukur kebijakan yang diterapkan guna terciptanya kepuasan kerja dan retensi karyawan yang maksimal. Selain itu, hasil penelitian ini juga akan menunjukkan perbandingan hasil berdasarkan pendekatan SPSS dan LISREL sehingga akan diketahui pendekatan mana yang lebih efektif.
46