BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini (Pujawan dan Geraldine, 2009, p.954-955). 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI Manajemen Risiko House of Risk Kegiatan Ekspor Impor
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PENGUMPULAN DATA 1. Observasi kegiatan operasional impor CKD 2. Pengumpulan Data KPI Januari - Juni 2013 3. Pengumpulan data Risk Management Review 4. Penyebaran Kuesioner
PENGOLAHAN DATA Mengolah seluruh data menggunakan metode House of Risk (HOR) : 1. Pemetaan Proses Aliran 2. Identifikasi Risiko 3. Analisis Risiko 4. Evaluasi Risiko 5. Risk Response
ANALISIS DATA 1. Mengolah data hasil kuesioner 2. Menguji Reliabilitas dan Validasi (Kelayakan Data) dan Kecukupan Data 3. Menentukan penyebab risiko tertinggi 4. Menentukan aksi mitigasi tertinggi
PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD
A
21
22
A
IDENTIFIKASI RISIKO Mengidentifikasi risiko yang terjadi (Risk Event) dan penyebab risiko (Risk Agent).
ANALISIS RISIKO (HOR 1) Menentukan Severity (S) dari Risk Event (E) Menentukan Occurance (O) dari Risk Agent (A) Menghitung Nilai Aggregate Risk Potential (ARP)
EVALUASI RISIKO Menentukan peringkat penyebab risiko tertinggi
RISK RESPONSE (HOR 2) Identifikasi alternatif aksi mitigasi risiko (PA) Evaluasi tingkat kesulitan (D) dari aksi mitigasi Menentukan peringkat aksi mitigasi risiko tertinggi
SIMPULAN DAN SARAN Gambar 3.1 Diagram Alir 3.2
Langkah-langkah Penelitian
Pengertian penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode yang ilmiah, sehingga penelitian memiliki 3 unsur penting yaitu sasaran, usaha untuk mencapai sasaran tersebut dan metode ilmiah (Husein, 1999). Berdasarkan tujuannya, penelitian yang dilakukan termasuk kedalam penelitian terapan yaitu penelitian yang tujuan utamanya adalah penyelesaian masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Sedangkan berdasarkan metodenya termasuk penelitian deskriptif. Menurut Lehmann (1979) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (p.83).
23
Berdasarkan jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif, data yang diambil berupa pernyataan dan untuk keperluan analisis statistik maka data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala 3.2.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah di PT Astra Daihatsu Motor Head Office Jl. Gaya Motor III No.5 Sunter II Jakarta Utara 14330. Waktu penelitian adalah sejak Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 dengan detil pekerjaan sebagai berikut : Februari 2013 : 1.Observasi kegiatan operasional impor CKD (Pemetaan Proses) 2.Pengumpulan Data KPI Januari – Juni 2013 Maret - April 2013 : Mengolah seluruh data menggunakan metode House of Risk (HOR) : 1. Pemetaan Proses Aliran 2. Identifikasi Risiko 3. Analisis Risiko 4. Evaluasi Risiko 5. Risk Response 6. Menyebarkan Kuesioner Mei – Juni 2013 : 1. Mengolah data dari kuesioner, menguji validitas dan reliabilitas (kecukupan data), 2. Hasil yang didapat dari pengolahan data tersebut dianalisis serta ditemukan kesimpulan dan saran bagi perusahaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko pada kegiatan impor di PT. Astra Daihatsu Motor. 3.2.2
Metode Pengumpulan Data Untuk melakukan pengumpulan data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Observasi dan Wawancara Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan operasional impor di PT Astra Daihatsu Motor. Selain melakukan pengamatan, dilakukan pula sesi tanya jawab untuk memperkuat hasil pengamatan dan karena pengamatan yang dilakukan berupa kegiatan operasional. Hasil yang didapat dari observasi dan wawancara ini adalah berupa pemetaan proses operasional impor.
24
2. Instrumen Penelitian Kuesioner Alasan penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah : 1) Untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan penelitian ini, 2) Untuk memperoleh informasi atau data yang akurat, valid dan reliable, 3) Untuk menggambarkan dengan mudah mengenai risiko yang ada pada proses operasional impor, 4) Untuk membuktikan secara akurat bahwa kejadian risiko, akibat risiko dan hubungan diantaranya dapat diperhitungkan. Kuesioner diberikan kepada populasi sebagai berikut : Karyawan PT Astra Daihatsu Motor yang termasuk divisi ekspor impor khususnya departemen impor seksi operasional MSP (Multi Sourcing Part) dari negara Thailand berjumlah 5 orang. 2) Karyawan yang termasuk divisi ekspor impor khususnya departemen ekspor seksi custom clearance berjumlah 1 orang. 3) Karyawan bagian warehouse CKD selaku output dari proses impor sebanyak 14 orang. Total populasi dalam penyebaran kuesioner ini adalah 20 orang.
1)
Kuesioner yang diberikan termasuk kuesioner dengan media langsung dan kuesioner yang tertutup artinya kuesioner sudah memiliki jawaban yang harus dipilih oleh peserta. Skala yang digunakan pada kuesioner ini adalah skala Likert. Responden diminta menentukan tingkatan risiko sesuai pilihan yang diberikan terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari tingkatan yang ada. Berdasarkan teori yang dijelaskan pada BAB sebelumnya, terdapat level severity, occurance, tingkat kesulitan, hubungan antara risk agent dengan risk event dan hubungan antara aksi mitigasi dengan penyebab risiko. Berikut ini adalah level yang digunakan pada kuesioner : Tabel 3.1 Level Severity pada Kuesioner Level
Severity
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Low Very Minor Minor Very Low Low Moderate High Very High Hazardous with warning Hazardous without warning
Risiko yang tidak berbahaya Risiko yang tingkatan bahayanya sangat sedikit Risiko yang sedikit berbahaya tapi tidak berpengaruh besar Risiko yang sedikit berbahaya dan memiliki sedikit pengaruh Risiko yang berbahaya dan agak berpengaruh Risiko yang berbahaya dan berpengaruh Risiko yang tingkat bahayanya tinggi dan berpengaruh Risiko yang sangat berbahaya dan sangat berpengaruh
9 10
Risiko yang sangat berbahaya dan sangat serius Risiko yang sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan perusahaan
25
Tabel 3.2 Level Occurance pada Kuesioner Level
Occurance
1 2
Remote Very Low
3
Low
4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Penyebab risiko hampir tidak pernah terjadi Penyebab risiko masih dapat dikontrol Penyebab risiko masih amat sangat jarang terjadi
Moderate
Penyebab risiko jarang terjadi
High
Penyebab risiko sering terjadi
Very High
Penyebab risiko sangat sangat sering terjadi
Tabel 3.3 Level Relationship antara Penyebab Risiko dan Kejadian Risiko Nilai
Deskripsi
Kriteria Tidak ada keterkaitan antara penyebab risiko dengan kejadian risiko
0
Tidak Terkait
1
Keterkaitan rendah (low)
Terdapat keterkaitan yang kecil antara penyebab risiko dengan kejadian risiko
3
Keterkaitan sedang (moderate)
Terdapat keterkaitan yang sedang antara penyebab risiko dengan kejadian risiko
9
Keterkaitan tinggi (high)
Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara penyebab risiko dengan kejadian risiko
Tabel 3.4 Skala Kesulitan (Diffculty) Aksi Pencegahan Risiko Nilai 3 4 5
Deskripsi Kesulitan rendah (low) Kesulitan sedang (medium) Kesulitan tinggi (high)
26
Tabel 3.5 Skala Relationship antara Aksi Pencegahan Risiko dan Penyebab Risiko Nilai
3.2.3
Deskripsi
Kriteria Tidak ada keterkaitan antara aksi pencegahan risiko dan penyebab risiko
0
Tidak Terkait
1
Keterkaitan rendah (low)
Terdapat keterkaitan yang kecil antara aksi pencegahan risiko dan penyebab risiko
3
Keterkaitan sedang (moderate)
Terdapat keterkaitan yang sedang antara aksi pencegahan risiko dan penyebab risiko
9
Keterkaitan tinggi (high)
Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara aksi pencegahan risiko dan penyebab risiko
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Validitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Muslimin, 2002, p.82). Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian validitas terhadap item pernyataan dengan jawaban yang diberikan oleh responden dan dinyatakan valid jika mempunyai hubungan yang kuat dengan skor total. Uji validasi akan dilakukan menggunakan Excel dan Minitab 15. Reliabilitas adalah stabilitas dan kejituan (akurasi) ukuran-ukuran yang diperoleh dari suatu instrument pengukur (Kerlinger,2002, p.79). Reliabilitas juga merupakan sebuah konsistensi suatu alat pengukur apakah dapat digunakan untuk pengukuran gejala yang sama. Penelitian ini menggunakan Excel dan Minitab 15 untuk menghitung reliabilitas. 3.2.4
Metode Pengukuran Risiko
1. Tahap Pemetaan Aktivitas Pada tahap ini dilakukan pemetaan terhadap aliran proses kegiatan impor CKD dari Supplier Negara Thailand ke PT ADM Indonesia. Setelah seluruh aktivitas impor diuraikan, selanjutnya akan dibuat aliran proses menggunakan menggunakan metode SCOR yang terdiri atas 5 elemen, yaitu plan, source, make, deliver dan return. Penggunaan metode tabel SCOR ini untuk mempermudah dalam mengidentifikasi risiko pada tahap selanjutnya. 2. Tahap Identifikasi Risiko Merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang akan ditangani. Proses identifikasi harus melibatkan risiko, baik yang terkontrol maupun tidak terkontrol oleh perusahaan. Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu daftar risiko yang didapat dari identifikasi sumber risiko, yang risiko tersebut berdampak terhadap pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan.
27
Gambar 3.2 Model HOR 1 HOR1 merupakan proses dari identifikasi risiko sampai evaluasi risiko. (Gambar 3.2) identifikasi risiko dilakukan dengan tahap di bawah ini, yaitu: a. Identifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi pada masing-masing proses bisnis. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pemetaan proses pada proses impor CKD.Lalu identifikasi “risiko apa yang bisa terjadi” pada masing-masing proses tersebut. Ei (riskevents) menunjukkan risiko yang terjadi. b. Beri penilaian dengan skala 1 sampai 10 mengenai tingkat keparahan (severity) akibat risiko yang terjadi. Si (severity) menunjukkan tingkat keparahan dari masing-masing risiko. Mengenai tingkat keparahan dapat dilihat pada Tabel 3.1 c. Identifikasi agen-agen risiko dan beri penilaian mengenai kemungkinan terjadinya. Aj (risk agents) menunjukkan agen-agen risiko dan Oj (occurrence) menunjukkan kemungkinan terjadinya. Tabel 3.2 menunjukkan Tingkat Peluang Kemunculan Agen Risiko (Occurrence Level) d. Kembangkan matriks keterkaitan (korelasi) antara masing-masing agen risiko dengan masing-masing risiko. Rij (relationship) {0, 1, 3, 9} dengan nilai 0 menunjukkan tidak ada korelasi (no correlation) dan nilai 1, 3, dan 9 menunjukkan korelasi rendah (low), sedang (moderate), dan tinggi (high). e. Hitung Agen Potensial Risiko Agregat atau Aggregate Risk Potential Of Agent j (ARPj) yang merupakan hasil dari kemungkinan munculnya agen risiko j dan akibat agregat dari terjadinya risiko yang disebabkan oleh agen risiko.
28
f.
Buat peringkat agen risiko berdasar potensial risiko agregat dari nilai terbesar ke nilai terkecil.
3. Tahap Analisis Risiko Analisis Risiko merupakan suatu proses untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif dampak risiko (severity) serta probabilitas risiko (occurence) terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan analisis risiko, yaitu memilah-milah risiko dan memisahkannya antara risiko yang berbahaya dengan risiko yang tidak signifikan dan membuat profil peta risiko sesuai peringkatnya. Hasil ini akan menjadi dasar bagi analisis dan penanganan risiko pada tahap selanjutnya. Tingkat bahaya (severity), kemungkinan terjadi (occurance) dan korelasi (correlation) antara kejadian risiko dan agen risikonya, digabungkan pada matriks House of Risk 1 untuk menentukan tingkat atau peringkat risiko. Proses analisis risiko ini dilakukan dengan menganalisis penyebab timbulnya risikorisiko yang telah teridentifikasi untuk kemudian dilakukan perhitungan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) menggunakan Model HOR1. Nilai ARP ini diperoleh dari penjumlahan hasil perkalian tingkat severity dengan tingkat occurrence. Hasil dari tahap analisis risiko ini berupa prioritas risiko. 4. Tahap Evaluasi Risiko Tujuan dari evaluasi risiko adalah untuk menghasilkan urutan prioritas risiko-risiko untuk ditangani lebih lanjut dengan mitigasi risiko. Yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu membandingkan Profil Risiko dengan Kriteria Evaluasi Risiko yang ditetapkan sebelumnya, dan memperkirakan apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak, sesuai dengan kriteria sebelumnya, atau mempertimbangkan dengan analisis manfaat. 5. Tahap Risk Response Proses perancangan strategi dilakukan menggunakan matriks House of Risk (HOR) fase kedua untuk menyusun aksi-aksi mitigasi dalam menangani risiko yang berpotensi timbul. HOR2 berada pada tahap Risk Response yang menggambarkan langkah-langkah pada tahap perancangan strategi, yaitu: a. Pilih beberapa agen risiko dengan nilai tinggi (nilai ARPj) yang akan ditindaklanjuti pada HOR2. Agen-agen risiko yang terpilih diletakkan pada kolom sebelah kiri (apa saja agen risiko tersebut) dan pada kolom sebelah kanan (nilai ARPj) b. Identifikasi aksi-aksi yang mungkin dilakukan untuk mencegah munculnya risiko. Aksiaksi mitigasi tersebut letakkan pada baris atas HOR2 (Preventive Actions PAk). c. Tentukan korelasi antara masing-masing aksi pencegahan dan masing-masing agen risiko (Ejk). Ejk {0, 1, 3, 9} dengan nilai 0 menunjukkan tidak ada korelasi (no correlation) dan nilai 1, 3, dan 9 menunjukkan korelasi rendah, sedang dan tinggi. Ejk juga menunjukkan tingkat keefektifan aksi mitigasi yang dilakukan dalam mengurangi kemungkinan munculnya agen risiko. d. Hitung Efektivitas Total (TEk) dari masing-masing aksi menggunakan rumus:
29
e. Beri penilaian mengenai tingkat kesulitan dalam melakukan masing-masing aksi mitigasi (Difficulty atau Dk) menggunakan skala Likert atau skala lain yang menggambarkan dana atau sumber daya lain yang diperlukan selama aksi mitigasi dilakukan.
Gambar 3.3 Model HOR2 f. Hitung Rasio Total Efektivitas (TEk) dengan Tingkat Kesulitan (Difficulty Dk) menggunakan rumus:
g. Tentukan Peringkat Prioritas dari masing-masing aksi (Rk), peringkat pertama menunjukkan aksi dengan ETD tertinggi