METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Penelitian
ini
termasuk
jenis
penelitian
kualitatif
fenomenologis yang artinya menangkap sesuatu melalui cerita orang lain. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari subjek penelitian dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1991). Penelitian ini mengambil lokasi di Instituto Profissional de Canossa (IPDC) Dili Timor Leste. Subyek penelitiannya difokuskan pada karyawan tetap yang mengabdi di IPDC. Proses Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian lapangan (Fieldwork) selama kurang lebih satu setengah
bulan
(1,5
bulan).
Metode
penelitian
dengan
menggunakan pendekatan lapangan atau observasi yang diperoleh dengan Story Telling atau narasi, di mana peneliti mengadakan
wawancara
mendalam
kepada
tiga
orang
karyawan yang OCBnya tinggi dan tiga orang karyawan yang OCBnya rendah atau karyawan yang berperilaku DOCB dan kepada pemimpin pada institusi IPDC. Data utama dan data tambahan dikumpulkan melalui obrservasi dan wawancara dengan menggunakan alat rekaman/tape recorder untuk menyimpan hasil wawancara, agar dapat terekam dengan baik dan
juga
digunakan
sebagai
bukti
otentik
atas
hasil
wawancara sehingga apabila ada masalah di kemudian hari dapat dibuktikan kebenarannya. Wawancara yang dilakukan, 1
lebih fleksibel dengan cara yang bersifat informal sehingga para informan lebih leluasa menceritakan pengalaman mereka melalui
pertanyaan-pertanyaan
umum
yang
dilontarkan
kepada mereka. Penelitian
yang
dimaksud
mengarahkan
pada
terbangunnya model teoritis didasarkan pada pembentukkan makna
berdasar
pengalaman
dalam
kehidupan
sosial
organisasi dari responden yang menjalani dunia kerja yang bersangkutan, yakni dengan mendekatkan diri peneliti sebisa mungkin sebagai partisipan dalam tindakan yang memiliki kepentingan yang dibangun, berdasarkan pada pengalaman dan waktu wawancara, dengan metode Story Telling atau bercerita untuk masing-masing informan paling lama satu setengah jam (1 1/2 jam). Konsep dasar dalam penelitian ini mengarah pada struktur observasi yang lebih memberikan ruang
untuk
dapat
menangkap
secara
menyeluruh
pembentukkan makna dari proses pengalaman hidup individu yang lebih komprehensif dilihat dari sisi responden yang sekaligus menjadi aktor dalam dunia kehidupan sosialnya. Setelah selesai melakukan wawancara tiga karyawan yang OCB tinggi dan tiga karyawan lain yang DOCB, peneliti memulai proses analisis data kualitatifnya dengan berawal dari mentranskripsikan rekaman audio dari wawancara. Data sekunder diperoleh dari data-data yang tersedia berupa literatur-literatur atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari: tiga (3) orang karyawan yang berperilaku OCB dan tiga (3) orang 2
karyawan yang berperilaku DOCB, juga kepada pimpinan IPDC sumber data terkait perilaku seperti apa yang diinginkan oleh
organisasi
mengembangkan
dari
karyawannya
perilaku
karyawan
dan yang
bagaimana OCB
dan
memperbaiki perilaku DOCB di IPDC. Kriteria pemilihan sampel mengunakan lima dimensi menurut Organ (2001) yakni altruism, conscientiousness, sportmanship, courtesy, civic virtue. Sedangkan proses wawancara dilakukan berkaitan dengan bagaimana proses terbentuknya OCB dan perilaku DOCB. Proses Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan metode Grounded Theory; yakni prosedur kualitatif sistematis yang digunakan untuk menghasilkan teori yang dipaparkan pada level konseptual luas, proses, aksi atau interaksi terhadap topik yang substantif (Cresswell, 2012). Dua pendekatan populer terhadap Grounded Theory adalah prosedur sistematis milik Strauss dan Corbin dan pendekatan konstruktivis oleh Charmaz (dalam Creswell, 2008). Dalam hal ini peneliti menggunakan Grounded Theory milik Strauss dan Corbin yang pada prosedur analitiknya, peneliti
mencari
dan
mengembangkan
secara
sistematis
sebuah teori yang menjelaskan proses, aksi, atau interaksi pada proses terbentuknya OCB dan DOCB pada karyawan IPDC, dengan melaksanakan wawancara lebih dari sekali berdasarkan beberapa kali kunjungan di lapangan untuk menggumpulkan data wawancara guna menemukan informasi
3
lanjutan yang ditambahkan pada mereka sampai tidak ada lagi yang bisa ditemukan. Berdasarkan jenis dan bentuk data tersebut, maka teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif melalui tiga alur kegiatan sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Hubarman yaitu pertama mereduksi data, kedua penyajian data dan ketiga penarikan kesimpulan di mana data tersebut dicari maknanya; diinterpretasikan dan hasil interpretasinya dikaitkan dengan teori yang ada (Sugiono. 2010). Proses analisis data dari hasil wawancara
yang
dilakukan
melalui
tape
recorder
atau
rekaman audio dengan bahasa Tetun (bahasa Timor Leste) tersebut ditranskripsikan dalam bentuk tulisan file dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis dan dicodingkan dari dua kelompok karyawan yang berperilaku OCB dan karyawan DOCB. Dari hasil coding tersebut peneliti mengelompokkan dalam empat kategori yakni melalui karakteristik pribadi, kondisi sosial, tindakan dan konsekuensi, dapat di lihat pada tabel coding di bawah ini: Tabel 1. Hasil Coding Data. Kategori OCB
Karakteristik Pribadi Kondisi Tindakan Konsekuensi DOCB Karakteristik Pribadi Kondisi Tindakan Konsekuensi Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
4
Coding Awal 20 item 15 17 18 12 15 12 15
Pembersihan Kode 12 item 11 6 6 7 5 3 4
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa untuk perilaku OCB kategori karakteristik pribadi terbentuk 20 item kode, kondisi 15 kode, tindakan 17 kode dan kategori konsekuensi muncul 18 kode. Sedangkan untuk DOCB, peneliti melakukan coding yang sama dalam empat kelompok yakni untuk kategori karakteristik pribadi terbentuk 12 item kode, kondisi 15 kode, tindakan 12 kode dan konsekuensi 15 kode. Selesai melakukan
pengkodean
peneliti
memilah-milah
dan
membersihkan hasil coding tersebut melalui axial coding yakni untuk karyawan yang OCB tinggi, kategori karakteristik pribadi menjadi 12 kode, kondisi 11 kode, tindakan 6 kode dan kategori konsekuensi 6 kode. Begitupun untuk karyawan DOCB, kategori karakteristik pribadi terbentuk 7 kode, kondisi 5 kode, tindakan 3 kode dan kategori konsekuensi 4 kode. Dari kategori-kategori tersebut peneliti menyimpulkan dalam sebuah pola yakni pola karyawan OCB versus DOCB yang memunculkan sebuah teori baru.
5