BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data dan Satuan Kajian Binus TV adalah televisi komunitas kampus yang berbasis streaming, saat ini Binus TV memasuki tahun ke tiga berdirinya dan sudah menghasilkan banyak program-program unggulan. Selain itu Binus TV juga melakukan kerja sama dengan TV lokal dan TV swasta nasional untuk terus menunjukkan eksistensinya di dunia pertelevisian. Binus TV sebagai media televisi di bawah binus media grup dan dibawah jurusan marketing communications ini memiliki crew yang datang dari mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Siaran yang dilakukan Binus TV dilakukan dari pagi pukul 09:00-21:00 dan studionya berada di gedung R lantai 3 kampus syahdan Universitas Bina Nusantara. (Sumber : Binus TV) 3.1.1 Sumber Data Sumber data dari riset ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Data Primer Menurut Hasan data primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan oleh individu yang melakukan penelitian dan hal ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara (Puspokusumo, 2011: 208).
32
33
Dalam riset ini yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. 2. Data Sekunder Ruslan menjelaskan bahwa data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) . Data sekunder biasanya data sudah tersedia misalnnya company profile (Puspokusumo, 2011: 209). Data sekunder yang digunakan disini adalah company profile Binus TV, homepage Binus TV, homepage Bina Nusantara Group dan foto kegiatan Binus TV. 3.1.2 Satuan Kajian Satuan kajian dalam riset ini adalah public relations Binus TV dan juga pakar public relations serta pakar broadcasting.
3.2 Tahap-Tahap Riset Gerald E. Miller dan Hendry Nicholson dalam buku Communication Inquiry menemukan tiga tahap riset: Pertama adalah menanyakan pertanyaan. Pertanyaan dilakukan sepanjang riset dan nantinya disusun secara sistematis. Kedua adalah observasi (observation) dimana periset melakukan pengamatan terhadap objek dan observasi ini dugunakan untuk menjawab pertanyaan.
34
Ketiga adalah mengkontruksi jawaban dimana periset menggambarkan serta menjelaskan jawaban dan pada akhirnya dapat menguji teori atau menghasilkan teori baru. Ketiga tahap ini saling berkaitan satu sama lain, observasi berkaitan dengan pertanyaan dan pertanyaan ditanyakan kepada subjek riset. Terus berkaitan dan dapat digambarkan sebagai berikut (Kriyantono, 2010b: 75-76): Question
Theory
Observation Gambar 3.1 Tahap Riset Sumber : Kriyantono (2010b: 76)
Dalam gambar 3.1 tersebut dapat dilihat bahwa tahapan riset yang akan dilakukan adalah mengajukan pertanyaan kepada subjek riset, melakukan observasi untuk menjawab pertanyaan dan dilanjutkan dengan mengkontruksi jawaban dengan teori-teori yang ada. Setiap tahap dalam ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Penjelasan gambar 3.1 ini adalah cerminan yang akan dilakukan oleh periset nantinya dalam mengolah serta mengupas riset mengenai peran public relations dalam mengelola citra Binus TV dikalangan mahasiswa Universitas Bina Nusantara.
35
3.3 Metode Riset Riset kualitatif adalah riset yang memiliki tujuan untuk menjelaskan kejadian dengan sedalam-dalamnya. Riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan. Jumlah orang yang dikaji bisa hanya seorang saja namun data yang didapatkan dari seseorang ini haruslah mendalam. Periset nantinya ikut aktif dalam penelitiannya dengan menentukan siapa saja yang pantas menjadi informan. (Kriyantono, 2012b: 56-58) Menurut Kountor riset deskriptif adalah “jenis riset yang memberikan gambaran keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti “ (Puspokusumo, 2011: 208). Maka dalam riset ini periset akan menjelaskan riset dengan kedalaman data yang dijabarkan dengan cara deksripsi kata-kata.
3.4 Pengumpulan dan Pencatatan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara-cara di bawah ini yaitu: 1.
Wawancara mendalam Menurut
Kriyantono,
wawancara
mendalam
adalah
cara
mengumpulkan data dengan mewawancarai informan dengan cara tatap muka dan dapat dilakukan wawancara lebih dari satu kali (Ardianto, 2010b: 178).
36
Cara menentukan informan riset menurut Moleong, Miles, et al adalah dengan menemukan: a. Informan kunci, didalam riset pasti ada informan yang menjadi kunci yang bisa memberikan penjelasan secara rinci dan detail. b. Informan ahli, yaitu para ahli yang paham serta mampu memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan riset. c. Informan insidental (man on the street), yaitu siapa saja yang ditemukan diwilayah riset yang diduga dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti (Ardianto, 2011b: 6162). Maka penulis akan melakukan wawancara dengan : -
Public Relations Binus TV (William Grinaldi) yaitu informan kunci.
-
Pakar broadcasting (Wira Respati, S.S., M.Si) dan public relations (Drg. Nailufar) yaitu informan ahli. Menurut Sugiyono (2009: 197) wawancara yang akan dilakukan
dapat berupa wawancara tidak terstruktur dimana periset hanya berpegangan pada pedoman wawancara namun dapat menanyakan pertanyaan lain dan hal ini dilakukan semata-mata karena ingin mendapatkan data yang dalam.
37
2.
Observasi Lapangan Menurut Kriyantono, observasi lapangan adalah kegiatan yang dilakukan dengan kelengkapan panca indra yang dimiliki. Metode observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan dimana terdapat dua jenis yaitu partisipan sebagai periset (dalam hal ini periset menjadi member) dan periset sebagai partisipan (Ardianto, 2010b: 179-180). Dalam penelitian ini peneliti mengikuti partisipan sebagai periset dimana peneliti menjadi member dari Binus TV.
3.
Studi Pustaka Menurut Nasution
dalam
Ardianto
(2010b: 43) setiap riset
memerlukan bahan pustaka untuk mengetahui apakah hal yang kita teliri sudah pernah di teliti oleh periset lain atau belum dan bahan ini juga penting sebagai acuan dalam penulisan riset. Creswell dalam Ardianto (2010b: 45) menjelaskan bahwa “ beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan adalah artikel dalam jurnal nasional atau internasional, buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian, naskah konferensi terbaru mengenai suatu topik, ikhtisar dalam disertasi abstrak internasional”. Periset menggunakan data-data seperti company profile, homepage Binus TV, homepage Bina Nusantara, buku teks serta jurnal nasional dan internasional. Jurnal yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Exploring the impact of brand image on costumer loyalty and commitment in China, Vol 4, Issue 2. United Kingdom:
38
Emerald Group Publishing, Limited oleh Ike-Elechi Ogba; Zhenzhen Tan tahun 2009. b. The effect of brand extensions on product brand image, vol 19, Issue 3. United Kingdom: Emerald Group Publishing, Limited oleh F.Muge Arslan; Olylum Korkut Altuna tahun 2010. c. Peranan management public relations dalam mempertahankan citra perusahaan jasa perhotelan: studi kualitatif pada reopening hotel mandarin oriental, jakarta, Jilid 2 , No.1 May 2011. Jakarta: Binus oleh Aryanti Puspokusumo tahun 2011. d. Barriers to networking for woman in a UK professonal service, Vol 23, Issue 7. United Kingdom: Emerald Group Publishing, Limited oleh Jane Tonge tahun 2008. Untuk metode pencatatan data pada riset wawancara mendalam akan menggunakan tape recorder, camera, alat tulis dan buku catatan, sedangkan pada riset observasi akan menggunakan alat tulis dan buku catatan.
3.5 Analisis dan Penafsiran Data Analisis data merupakan bagian dalam proses riset yang penting, mengingat dengan analisa inilah data akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah riset dan mencapai tujuan akhir riset (Puspokusumo, 2011: 209). Riset yang dilakukan oleh periset berlangsung pada Februari 2013 – Juni 2013 dengan melihat bagaimana kegiatan public relations dalam mengelola citra
39
Binus TV di tahun 2012, maka akan dilakukan wawancara kepada public relations Binus TV sebagai orang yang melaksanakan strateginya untuk mendapatkan citra baik dari publiknya yang salah satunya adalah mahasiswa. Menurut Emzir dengan model Miles dan Huberman, teknik yang digunakan untuk menganalisis data dibagi menjadi tiga langkah yaitu: 1. Reduksi Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dimana periset memilih informasi mana yang sesuai dan mengeliminasi yang tidak sesuai dengan masalah riset yang sedang dibuatnya. 2. Model data (data display) Adanya kumpulan informasi tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan (verifikasi kesimpulan) Penarikan kesimpulan dari apa yang sudah dilakukan mulai dari awal sampai akhir (Ardianto, 2010b: 223).
3.6 Pemeriksaan dan Keabsahan Data Untuk pemeriksaan dan keabsahan data maka dapat diwakilkan oleh beberapa unsur ini yaitu (Kriyantono, 2012b: 71-73): 1.
Kompetensi Subjek Riset Subjek riset dalam riset haruslah orang yang berkompeten artinya ia memiliki kredibilitas, memiliki pengalaman yang sesuai dengan riset. Dalam riset ini subjek riset adalah public relations Binus TV dimana ia memiliki pengalaman dalam menjalankan strategi public relations
40
dalam menjaga citra Binus TV. Pakar yang pernah bekerja sebagai jurnalis dan public relations juga menjadi hal penting karena darinya bisa diperoleh saran dan masukan untuk riset ini. 2.
Trustworthiness Melihat bagaimana suatu realita itu diungkapkan dan kemudian dilihat bagaimana kebenaran dan kejujurannya. Trustworthines mencakup dua hal : a.
Autenticity, disini periset memberi kesempatan pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail caranya dengan memberi kesempatan subjek riset untuk menceritakan panjang lebar.
b.
Analisis trianggulasi, trianggulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan sumber data lainnya yang tersedia kemudian jawaban di cek dengan dokumen yang ada. Trianggulasi menurut Sugiyono (2009: 464-466) dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a)
Trianggulasi Sumber Pengecekan data disini dilakukan dari tiga sumber yang berbeda misalnya dalam riset adalah produsen, konsumen dan juga pakar.
b)
Trianggulasi Teknik Pengecekan data dilakukan dari tiga teknik yang di gunakan misalnya wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner.
41
c)
Trianggulasi Waktu Pengecekan data juga dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda misalnya pagi, siang dan sore. Pada saat pagi bisa saja informan masih merasa segar sedang pada siang hari ia merasa kurang segar dan kurang bersemangat di sore hari.
Disini pengecekan data akan menggunakan trianggulasi sumber dengan sumber-sumber sebagai berikut public relations Binus TV, pakar public relations dan broadcasting. 3.
Intersubjectivity Agreement Semua data yang didapat dari subjek perlu di bandingkan dengan subjek lainnya. Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data (intersubjectivity agreement). Dalam riset ini pendapat dan pandangan didialogkan antar subjek seperti pakar PR dan broadcasting dengan public relations Binus TV.
4.
Conscientization Adalah kegiatan berteori, dengan dasar teoritis mendalam dan kritik tajam. Kegiatan berteori ini harus dapat memaparkan dua hal, yaitu : a.
Historical situatedness (Ideographic): menyesuaikan analisis dengan konteks sosial, budaya, waktu dan historis yang spesifik sesuai kondisi dimana riset dilakukan.
42
b.
Unity theory & praxis : teori dan contoh praktis disatukan.
Maka dalam riset ini periset akan menyesuaikan analisis dengan sosial dan budaya serta memadukan atara teori dengan kejadian nyata yang terjadi di lingkungan riset.