BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dimana menurut Kriyantono (2012: 51, 56-57) metodelogi riset kualitatif berbeda
dengan
metodelogi
riset
kuantitatif
dimana
metode
ini
menggunakan metodelogi yang berasal dari pendekatan interpretif (subjektif), yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya, riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Sedangkan menurut Ardianto (2011: 58-59) dalam penelitian dengan metode kualitatif, justru seorang peneliti menjadi instrumen kunci. Jika teknik pengumpulan data yang digunakannya adalah observasi partisipasi, maka peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian. Sebagai peneliti ilmu komunikasi atau public relations dengan metode kualitatif, dalam analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistika, tetapi menggunakan rumusan 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Selain what (data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian), How (bagaimana proses data itu berlangsung), who (siapa saja
38
39 yang bisa menjadi informan kunci dalam penelitian), where (dimana sumber informasi penelitian itu bisa ditemukan), dan when (kapan sumber informasi itu bisa ditemukan); yang paling penting dalam analisis penelitian kualitatif adalah why (analisis lebih dalam atau penafsiran/ interpretasi lebih dalam ada apa dibalik fakta dan data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi). Why memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena penulis ingin mengetahui lebih mendalam mengenai strategi public relations yang telah dijalankan oleh pihak internal perusahaan dalam meningkatkan citra perrusahaannya. 3.1.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah: A. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama dilapangan. Dalam penelitian ini secara khusus data tersebut dikumpulkan dengan mewawancarai pihak yang dianggap mengetahui pemasalahan yang akan diteliti oleh penulis dan melakukan observasi kepada pihak internal perusahaan untuk mengetahui perilaku dan kegiatan yang dilakukan oleh responden atau subjek penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus di proses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna (Kriyantono, 2012: 41-42). B. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua. Data sekunder bersifat melengkapi data primer, data sekunder bisa didapat dari
40 dokumen, foto, catatan transaksi, bahan statistik dan yang berkaitan dengan aktivitas mereka (Kriyantono, 2012: 42-43). 3.1.3 Satuan Kajian Satuan kajian dalam penelitian ini adalah divisi internal public relations PT Millennium Penata Futures yaitu Business Development Manager, Senior Relationship Manager, Relations Manager, dan para Investor.
3.2 Tahapan Riset Gerald E.Miller dan Hendry Nicholson dalam buku Communication Inquiry (Littlejohn & Foss, 2005: 6) dalam Kriyantono (2012: 75-76) menemukan tiga tahap riset : A. Pertama, adalah menanyakan pertanyaan (asking question). Tahap ini merupakan tahap yang menyertai seluruh proses periset. Karena itu penelitian diartikan sebagai “nothing more... than the process of asking interesting, significant questions... and providing disciplined, systematic answers to them”. Jadi periset tidak lebih dari proses menanyakan sesuatu yang menarik, signifikan atau bermanfaat serta menyediakan jawaban secara sistematik. B. Kedua,
adalah
observasi
(observation).
Disini
periset
melakukan
pengamatan terhadap suatu objek. Metode observasi yang digunakan cukup bervariasi, bisa dengan dokumen-dokumen dan artefak-artefak, observasi partisipan, dan menggunakan instrumen tertentu., serta interview. Semua metode dalam observasi pada dasarnya digunakan untuk menjawab pertanyaan. C. Ketiga, adalah mengkontruksi jawaban (contructing answers). Periset dalam tahap ini mencoba mendefinisikan, menggambarkan, dan menjelaskan serta
41 memberikan penilaian. Upaya mengkonstruksi jawaban ini selain mengacu dan menguji teori juga pada akhirnya dapat menghasilkan pengetahuan atau teori baru.
Gambar 3.1 Tahapan dalam riset Sumber: Kriyantono (2012: 76)
Riset PR dapat dilakukan melalui 7 langkah dalam melakukan riset PR, yaitu dimulai dari analisa situasi (situation analysis), analisis persiapan (prelimary analysis), rancangan riset (research design), mengelola sumber data (sources of data), persiapan laporan riset yang telah dilakukan PR (report preparation) dan kemudian ditindaklanjuti untuk dikembangkan (follow up) lebih lanjut (Ruslan, 2010: 77-78). Penjelasan langkah-langkah riset dapat kita lihat pada gambar berikut (gambar 3.2):
Gambar 3.2 Tujuh Langkah Riset PR Sumber: Ruslan (2010: 79)
42 3.3 Metode Riset Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset yang mengatur langkah-langkah dalam melakukan riset. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode riset melalui wawancara mendalam ( In-Depth Interview) dan observasi partisipan (Kriyantono, 2012: 84). Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian harus terjun langsung di lapangan. Karena itu dalam riset kualitatif bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono, 2012: 57). Metode riset yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana pada metode deskriptif kualitatif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Dalam meetode ini adalah untuk mencari teori, bukan menguji teori (hypothesis generating, bukan hypothesis testing). Metode ini sering disebut sebagai penelitian insightmulating, yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori,tidak bermaksud menguji teori, sehingga perspektifnya tidak tersaring, dan bebas mengamati objeknya, menjelajah, serta menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Dalam hal ini hipotesis tidak datang sebelum penelitian, tetapi baru muncul setelah penelitian (Ardianto, 2011: 60).
3.4 Pengumpulan dan Pencatatan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan datanya adalah dengan cara sebagai berikut:
43 A. Wawancara mendalam (In Depth Interview) Peneliti menggunakan metode wawancara mendalam (In-Depth Interview) dimana menurut Ardianto (2011: 61) wawancara mendalam adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendiskusikannya secara bebas. Wawancara mendalam dapat dilakukan melalui telepon. Dengan wawancara mendalam kepada informan
(narasumber),
peneliti
dapat
mengetahui
alasan
yang
sebenarnya dari responden mengambil keputusan seperti itu. Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk mengetahui strategi Public Relations dalam meningkatkan citra PT Millennium Penata Futures. Penulis melakukan wawancara dengan Businness Development Manager, Senior Relationship Manager, dan Relationship Manager sebagai pihak internal perusahaan dan juga Investor selaku pihak eksternal perusahaan. Peneliti memilih informan dari pihak internal karena mereka menguasai tentang futures, permasalahan yang terjadi di perusahaan dan strategi yang telah dijalankan pihak internal perusahaan. Penulis juga memilih Investor sebagai pihak eksternal perusahaan untuk mengetahui sejauh mana para investor mengenal bidang futures, sejauh mana para Investor menilai kinerja perusahaan dan bagaimana citra perusahaan dimata mereka. Berikut profile informan penelitian dari pihak internal dan eksternal PT Millennium Penata Futures serta jadwal penelitiannya: 1. Profile informan kunci dari pihak internal
44 a. Bapak Sutisna (Nana), berusia 26 tahun, dan menjabat sebagai Relationship Manajer, nomor telepon 081287184701. Peneliti melakukan dua kali wawancara dengan bapak Sutisna selain itu peneliti selaku partisipan mengobservasi setiap kegiatan yang ia lakukan baik di perusahaan maupun di lapangan (pada saat lobi nasabah). Wawancara pertama peneliti lakukan di kantor yang bertempat di Sampoerna Strategic Square lantai 20 pada hari selasa tanggal 30 April 2013 pada jam 12:20 WIB. Wawancara kedua peneliti lakukan masih bertempat dikantor pada hari Rabu, 1 Mei 2013 pada jam 15:00 WIB dan dilanjutkan melalui telepon. b. Bapak Fonda Wirahadi Kusuma, berusia 25 tahun, dan menjabat sebagai
Senior
Relationship
Manajer,
nomor
telepon
081287822226. Peneliti melakukan wawancara dan observasi partisipan dengan beliau. Wawancara peneliti lakukan di kantor bertempat di Sampoerna Strategic Square lantai 20 pada hari Rabu, 1 Mei 2013 pada jam 16:30 WIB dan dilanjutkan melalui telepon. c. Bapak Hadinata, berusia 27 tahun, dan menjabat sebagai Business Development Manager, nomor telepon 08170121828. Peneliti lebih banyak mengobservasi beliau pada apa yang beliau lakukan di kantor selain itu wawancara berhasil peneliti lakukan bertempat di Sampoerna Strategic Square lantai 20 pada hari Jumat, 24 Mei 2013 pada jam 15:00 WIB. d. Bapak Randy Peng, berusia 25 tahun, dan menjabat sebagai Senior Relationship Manajer, nomor telepon 081806063778. Wawancara
45 peneliti lakukan di Plaza Indonesia pada hari Minggu, 25 Mei 2013 pada jam 17:00 WIB. 2. Profile informan kunci dari pihak eksternal a. Ibu Ricke Lusiane, berusia 34 tahun, profesi sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, selain itu ia melakukan bisnis properti untuk wilayah Jakarta, nomor telepon dirahasiakan atas permintaan dari pihak internal perusahaan. Peneliti sempat berpartisipasi pada percakapan yang dilakukan antara ibu Ricke, pak Haris selaku sesama investor dan didampingi oleh pak Sutisna. Percakapan terjadi selama kurang lebih 1 jam, dan saya melakukan wawancara setelah percakapan itu selesai. Lewat wawancara ini, saya ingin mengetahui dari sisi Investor yang mendapatkan profit. Wawancara saya lakukan bertempat di Summarecon Mall Serpong, pada hari Selasa, 16 April 2013 jam 17:15 WIB. b. Bapak Hendarto Lie, berusia 27 tahun, kegiatan sehari-harinya adalah pengusaha konveksi, dan toko di Tanah Abang. nomer telepon 081317594999. Lewat wawancara ini, saya ingin mengetahui dari sisi Investor yang mendapatkan loss. Wawancara saya lakukan bertempat di Pantai Indah Kapuk, pada hari Senin, 13 Mei jam 2013 jam 22:00 WIB. c. Ibu Christina Widjaya, berusia 28 tahun, kegiatan sehari-hari adalah pengusaha warnet, dan bisnis lainnya, nomer telepon dirahasiakan atas permintaan dari pihak internal perusahaan.. Lewat wawancara ini, saya ingin mengetahui dari sisi Investor yang
46 mendapatkan loss. Wawancara saya lakukan bertempat di Sunter, pada hari Rabu, 30 Mei jam 2013 jam 20:00 WIB. B. Observasi Partisipan Dalam metode ini peneliti dapat melakukan pengamatan dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan bisnis atau organisasi yang diamati. Penggunaan teknik ini, peneliti dapat memperoleh data yang relatif lebih banyak dan akurat seperti yang dibutuhkan dalam penelitian, bahkan data rahasia sekalipun, karena peneliti dapat mengamati secara langsung. Diketahui atau tidaknya kehadiran peneliti dalam sebuah observasi tidak menentukan hasil pengamatan (Purhantara, 2010: 90). Dalam tiap pengamatan, kita harus selalu mengaitkan dua hal, yakni informasi (misalnya, apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang berkaitan di sekitarnya). Maka itu, dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, tetapi juga mencatat segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya (Ardianto, 2011: 184). Peneliti
menggunakan
metode
observasi
partisipan
dalam
mengumpulkan data dengan menjalankan kerja praktek di PT Millennium Penata Futures selama tiga bulan, terhitung dari bulan Februari sampai bulan Mei 2013. Selama menjalani kerja praktek, peneliti bekerja sebagai Relationship Officer. C. Dokumen Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumen dari dokumen resmi perusahaan, seperti materi training PT Millennium Penata Futures,
47 catatan harian dari karyawan perusahaan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian. D. Foto-foto Foto dapat memberikan bahan deskriptif yang berlaku saat itu. Peneliti mengumpulkan foto sebagai bahan tambahan penelitian, seperti foto sertifikat yang dimiliki, foto dengan para investor dan karyawan perusahaan, dan lain-lain. E. Data Statistik Dalam hal ini peneliti menggunakan data statistik dari lembaga perusahaan atau organisasi, misalnya dari BAPPEBTI dan KBI untuk mendapatkan data tambahan dalam penelitian. 3.4.2 Pencatatan Data Peneliti melakukan pencatatan data dengan recorder dari smartphone, kamera, dan membuat catatan di smartphone tentang kegiatan yang berlangsung yang berhubungan dengan tujuan riset.
3.5 Analisis dan Penafsiran Data Menurut Maleong analisis data adalah proses mengorganisasikan data ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi (Kriyantono, 2012: 167).
48
Gambar 3.3 Proses Analisa Data Kualitatif Sumber: Kriyantono (2012: 197)
Gambar 3.3 menjelaskan bahwa analisis data kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan periset di lapangan. Data tersebut terkumpul baik melalui observasi, wawancara mendalam, maupun dokumen-dokumen. Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategorikategori
tertentu.
Pengkasifikasian
atau
pengkategorian
ini
harus
mempertimbangkan kesahihan (kevalidan), dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan triangulasi berbagai sumber data (Kriyantono, 2012: 196-197). Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Ardianto (2011: 223) ada tiga jenis kegiatan analisis data, yaitu: A. Reduksi Reduksi bukanlah suatu yang terpisah dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Reduksi data dapat dilakukan dengan membuat rangkuman, membuat tematema, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo, dan lain sebagainya.
49 B. Model data ( data display) Model data merupakan suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. C. Penarikan/ verifikasi kesimpulan Dari awal pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi.
3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Kriyantono (2012: 70-73) setiap riset harus bisa dinilai. Ukuran penilaian berbeda antara riset kualitatif dengan riset kuantitatif. Ukuran kualitas sebuah riset terletak validitas data yang dikumpulkan selama riset. Secara umum, validitas riset kuantitatif terletak pada penentuan metodologinya, sedangkan untuk riset kualitatif terletak pada proses sewaktu periset turun ke lapangan mengumpulkan data dan sewaktu proses analisis-interpretatif data. Jenis-jenisnya adalah: A. Kompetensi subjek riset Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawabanjawaban pertanyaan berkait dengan pengalaman subjek. Bagi yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai masalah riset, data dari subjek tersebut tidak kredibel (Kriyantono, 2012: 71). Dalam hal ini subjek riset penelitian adalah informan dari pihak internal perusahaan, yaitu Business Development Manager (BDM), Senior Relationship Manager (SRM), dan Relationship Manager (RM) yang memiliki pengalaman dan
50 pengetahuan tentang strategi Public Relations yang telah dijalankan dalam meningkatkan citra perusahaan. Dan juga informan dari pihak eksternal perusahaan, yaitu para investor yang memiliki pengalaman dalam berinvestasi dan berhubungan dengan pihak internal perusahaan yang dapat mempengaruhi citra perusahaan. B. Trustworthiness Dengan menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan, atau dibayang-bayangkan (Kriyantono, 2012: 71-72). Trustworthiness mencankup dua hal: 1. Authenticity, ungkapkan.
yaitu
memperluas
konstruksi
Periset
memberi
kesempatan
personal dan
yang
dia
memfasilitasi
pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail, sehingga mempengaruhi mudahnya pemahaman yang lebih mendalam. 2. Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan sumber data lainnya yang tersedia. Di sini jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada. Menurut Dwidjowinoto yang dikutip oleh Kriyantono (2006: 72-73) ada beberapa macam triagulasi, yaitu: a. Triagulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara. b. Triagulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena itu
51 periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali. Triagulasi ini seperti hubungan suatu proses dan perilaku manusia di pagi, siang, dan malam hari, ataupun hari, bulan dan tahun. c. Triagulasi Teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif, dalam penelitian ini seperti hubungan antara public relations, citra, dan strategi public relations. d. Triagulasi Periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau waawancara karena masing-masing periset mempunyai gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena maka hasil pengamatannya bisa berbeda meski fenomenanya sama. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. e. Triagulasi Metode Usaha untuk mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan
riset.
Triagulasi
metode
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triagulasi sumber dimana dalam hal ini peneliti membandingkan antara pihak internal perusahaan, client (investor), dan hasil temuan dari peneliti sendiri. Bila digambarkan dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini.
52
Gambar 3.4 Triagulasi Sumber Sumber: peneliti
C. Intersubjectivity Agreement Semua pandangan, pendapat dari suatu subjek didialogkan dengan pendapat, pandangan atau data dari subjek lainnya. Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data (intersubjectivity agreement). D. Conscientization Conscientization adalah kegiatan berteori, dapat melakukan “blocking interpretation”, mempunyai basis teoritis berdasarkan analisis konteks sosial dan budaya serta konteks waktu dan historis yang spesifik sesuai kondisi dimana riset terjadi (historical situatedness) dan juga memadukan teori dengan contoh praktis (unity theory & praxis).