BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH
2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1Pengertian Sistem Sistem adalah suatu komponen yang saling memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi antar bagian dari berbagai prosedur yang ada, yang terkumpul dalam suatu organisasi untuk melakukan suatu kegiatan demi pencapaian tujuan bersama. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa latin yaitu systema dan bahasa yunani yaitu sustema yang merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau bagian yang dihubungkan untuk mempermudah aliran informasi dan data. Menurut K.E Kendall & J.E Kendall (2009:523), sistem adalah serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasarn yang sudah ditetapkan sebelumnya. Semua sistem mempunyai input, output, proses dan feedback. Sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu sistem memiliki tiga unsur, yaitu masukan (input), proses (process), dan keluaran (output). Marchall Romney dan Steinbart (2006:2-3), mendefinisikan sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
9
10
hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, ditempat mereka berada.
2.1.2
Pengertian Informasi Informasi merupakan bagian terpenting dalam perusahaan, karena informasi akan membantu perusahaan dalam beroperasi dan membantu dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Zulkifli (1997:2) informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau di manipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. Sedangkan Romney dan Stainbert (2006:11) informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti.Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuahm bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Kadir, 2003). Menurut penjabaran tersebut, dapat dikatakan bahwa “informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan”. Dengan demikian, informasi merupakan asset penting bagi kegiatan proses bisnis disebuah perusahaan. Informasi yang baik, benar, jelas dan tepat akan menghasilkan suatu keputusan yang sangat bermanfaat bagi sebuah perusahaan.Informasi adalah data yang telah terorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Krismiaji (2005:15) pada saat terjadi pengambilan keputusan,
11
dibutuhkan informasi-informasi yang baikdan berkualitas. Informasi yang berkualitas memiliki criteria-kriteria berikut ini: Akurat, informasi yang akurat berkaitan dengan ketepatan dan kehandalan informasi tersebut sehingga informasi akan bebasdari kesalahan dan tidak menyesatkan bagi pemakai informasi. Ringkas, informasi telah digolongkan dan disajikan dalam format yang lebih mudah untuk digunakan pemakai Tepat waktu, ketepatan dalam penyampaian sebuah informasi sangatlah penting, karena informasi tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan karena berhubungan dengan rencana pengambilan keputusan atau suatu kebijakan. Jelas, informasi menunjukan tingkat kemampuan bahwa informasi telah digolongkan dan disajikan dalam format yang tidak terlalu detail. Konsisten, informasi dapat dibandingkan dengan informasi sejenis namun memiliki fungsi yang berbeda dan atau waktu yang berbeda. Dapat diukur, berhubungan dengan konsep pengukuran informasi, bahwa informasi yang dapet diukur akan menambah nilai guna informasi tersebut. Betrdasarkan dari pengertian diatas, bahwa informasi merupakan keluaran (output)mdari suatu proses pengolahan data yang tersusun denngan baik dan memiliki arti penting bagi penggunanya.
12
2.1.3
Pengertian Umum Sistem Informasi Menurut Romney, Steinbert, dan Cushing (1997:16) sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukan, mengolah, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Selain itu, kepentingan pengambilan keputusan dan pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, mengevaluasi, menjabarkan hal-hal yang kompleks, dan berinovasi. Sitem informasi merupakan dasar bagi jalannya bisnis saat ini. Di berbagai industry, kelangsungan hidup perusahaan sangatlah sulit tanpa adanya campur tangan dan penggunaan teknologi informasi secara luas. Sistem informasi menjadi penting dalam membantu jalannya perusahaan dalam perekonomian global. Pada saat ini perusahaan-perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mencapai tujuan utama organisasi, yaitu keunggulan operasional, inovasi produk, peningkatan pelayanan dan model
bisnis, hubungan pelanggan dan
pemasok, meningkatkan proses manajerial, keunggulan kompetitiif perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Menurut Hall, sitstem informasi adalah sebuah ringkasan prosedur formal dimana data dikelompokan dan diproses menjadi informasi serta didistribusikan kepada pemakai (Kadir, 2003). Berdasarkan pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa “sistem informasi adalah ringkasan
13
prosedur dimana data dikelompokkan dan diproses menjadi suatu informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.
2.1.4
Pengambilan Keputusan Robert L. Trewatha dan MGene Newport (Winardi, 1990) mengemukakan
tentang
makna
pengambilan
keputusan,
adalah
proses
memeilih
rangkaian/tindakan diantara dua macam alternatif yang ada (atau lebih) guna mencapai pemecahan atas problema tertentu. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan mencakup suatu evaluasi sebelum adanya tindakan memilih alternatif yang akan diimplementasikan sebagai reaksi atau problem tertentu. Pengambilan keputusan yang dimaksud disini adalah pihak eksekutif Bank Mandiri yang menggunakan SIE. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan sistem informasi diantaranya pengambil keputusan yang bertingkat dalam organisasi dan mereka mempunyao karakterkhusus terhadap sistem informasi. 1. Tingkatan Pengambilan Keputusan Keputusan mempunyai pengaruh jangka panjang dan pada umumnya dibuat oleh manajer pada level tertinggi dalam organisasi (top manajemen), dan sifat keputusannya tidak terstruktur. Keputusan taktikal mengartikan keputusan strategis kedalam program-program operasional,
rencana-rencana
dan
instruksi-instruksi,
misalnya
kebijakan dan keputusan jangka panjang mengenai promosi diubah oleh keputusan taktikal kedalam program dan anggaran promosi, jangka waktu keputusan lebih pendek daripada keputusan strategis,
14
dan scopenya lebih kecil, dan keputusan tersebut dibuat oleh manajer level tengah (middle manager). Keputusan pengawasan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien, jangka waktu keputusan pendek dan scopenya lebih kecil, keputusan initermasuk keputusan yang terstruktur. 2. Scott (1985), mengemukakan bahwa manajer sebagai pengambil keputusan mempunyai karakter tersendiri yang mempengaruhi sikap mereka terhadap sistem informasi, kebutuhan informasi dan cara berinteraksi dengan sistem. Karakter tersebut antara lain: a. Manajer cenderung tidak percaya pada sesuatu yang mereka tidak menegerti, oleh karena itu berusaha untuk mengerti sistem computer di perusahaannya b. Manajer people oriented artinya cenderung berinteraksi dengan orang daripada dengan mesin c. Manajer sangat memperhatikan terhadap penggunaan waktu mereka secara efisien, menghindari pekerjaan yang dapat dilegasikan, misalnya tidak suka duduk didepan computer d. manajer berhubungan dengan peran mereka sebagai pemimpin organisasi, mali kerja dekat teknisi / bawahannya kalau tidak dapat mengoperasikan computer, karena itulah partisipasi mereka terhadap pengembangan sistem informasi sangat sedikit.
15
2.1.4.1 Tipe Keputusan Tipe keputusan dapat di klasifikasikan berdasarkan pada: a. Tingkat kepentingan. keputusan ada yang penting dan ada yang tidak penting. Cara menentukannya dengan menggunakan pendekatan critical success factor (CSF). CSF merupakan suatu metode yang dapat digunakan oleh manajer untuk mengetahui daerah mana yang harus menjadi focus perhatian pengambilan keputusannya. Misalnya, CSF hypermart pada umumnya adalah product mix, harga, persediaan, dan promosi penjualan. b. Tingkat Frekuensi. Beberapa tipe keputusan dibuat secara regular dan tipe yang lain mungkin hanya pernah sekali dibuat seumur hidup. Misalnya, setiap manajer memberikan penilaian secara regular terhadap bawahannya. Untuk itu lebih baik manajer mempunyai sebuah sistem yang formal untuk melakukan penilaian terhadap kinerja bawahannya dibandinh harus menilai secara terus-menerus. Disamping menghemat waktu, sistem itu akan lebih konsisten. Disisi lain pengambilan keputusan terhadap akuisisi atau merger perusahaan hanya terjadi sekali selama bertahun-tahun. c. Tingkat Struktur Sebuah keputusan yang terstruktur adalah keputusan yang dibuat sesuai dengan aturan atau prosedur tertentu. Artinya mudah membuat
16
prosedurnya pada situasi tertentu dan mengimplementasikannya kedalam sistem.
2.1.4.2 Proses Pengambilan Keputusan Menurut H.A Simon (1960) proses pengambilan keputusan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: 1. Intelejensi, yaitu tahap pengakuan bahwa ada masalah yang harus diselesaikan atau adanya mentah
dikumpulkan,
peluang yang harus dimanfaatkan. Data diolah
dengan
model
matematis
untuk
memperoleh data yang lebih informatif. 2. Desain, pada tahap ini pengambil keputusan mencoba memahami masalah,
memunculkan
penyelesaian
dan
menguji
kelayakan
penyelesaian itu. 3. Pemilihan dan Implementasi, pada tahap ini pengambil keputusan melakukan tahap pemilihan dari beberapa alternative penyelesaian uang telah diuji kelayakannya dan mengimplementasikannya kedalam sistem.
2.1.5
Sistem Informasi Eksekutif (SIE) Sistem Informasi Eksekutif (SIE). Menurut McLeod, Jr (1993, pp. 430-
586) SIE adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk para manajer pada tingkat perencanaan strategis. SIE merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi kepada para eksekutif mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan.
17
Informasi tersebut mudah didapat dan disediakan dalam berbagai tingkat perincian. Menurut Tuban E (1993, pp. 394) SIE adalah sebuah sistem informasi berbasis computer yang melayani kebutuhan informasi eksekutif. Sistem ini menyediakan akses cepat dan langsung pada pelaporan manajemen. Sistem Informasi Eksekutif dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan pada saat mereka membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat (McLeod, Jr. 1995). Dengan berkembangnya kemajuan teknlogi informasi membuat perusahaan menjadi tertarik untuk menggunakan teknologi informasi yang sangat membantu sebagai pengolah dan pengambilan keputusan. Menurut Mcleod (2006), Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu system yang memberikan informasi kepada manajer tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara keseluruhan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam tingkat rincian. Penerapan Sistem Informasi Eksekutif diharapkan berhasil dan sukses dalam pelaksanaannya, namun, parameter pengukuran kesuksesan dari System Informasi ksekutif telah dilakukan banyak penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi sebab kesuksesan Sistem Informasi Eksekutif, salah satu yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh DeLoen and McLean (1992) model ini banyak yang memberikan tanggapan positif karena model ini merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid, model ini disebut dengan model parsimony. DeLoen and Mclean, (1992)
18
kemudian mengembangkan suatu model parsimony yang disebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi DeLeon and McLean.
2.1.5.1 Karakteristik SIE Sifat-sifat penting yang dimiliki oleh sistem ini setelah terjadi perkembangan-perkembangan adalah: a. Drill Down, kemampuan untuk menyediakan informasi yang lebih terperinci dari yang ditayangkan pada layar monitor. Bila seorang eksekutif ingin melihat lebih rinci laporan yang tersedia, maka sistem ini menyediakan sampai tingkat tertentu. b. Critical Success Factor (CSF), factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian organisasi. Lima factor utama yang biasa digunakan antara lain, narasi persoalan-persoalan kunci, bagan utama, laporan keuangan untuk level puncak, factor-faktor kunci, laporan pertanggung jawaban rinci. c. Status Access, data terakir laporan atas status variabel kunci dapat diakses setiap waktu. Tingkat relevansi yang dibutuhkan sangat penting sehingga telusuran dapat bersifat harian atau bahkan periode jam. d. Personalizzed Analysis, kemampuan untuk digunakan sebagai alat analisis secara pribadi oleh eksekutif. e. Exception Reporting, laporan-laporan yang dibuat diluar batas kendali yang ditetapkan, dengan tujuan menghemat waktu para eksekutif untuk membaca laporan.
19
f. Use of Colors, pemberitahuan mengenai hal-hal yang kritis bukan hanya menggunakan angka juga menggunakan warna, dengan menggunakan warna dapat memberitahu eksekutif atau pengguna mengenai masalah-masalah potensial atau masalah-masalah yang harus mendapatkan perhatian. g. Navigation of Information, sebuah kemampuan yang memungkinkan data yang besar dapat dieksplorasi atau dijelajahi dengan cepat dan mudah. h. Communication,eksekutif dapat berkomunikasi dengan pihak lain melalui email, chatting atau message service lainnya yang dapat dialamatkan untuk orang-orang tertentu yang diinginkan oleh eksekutif. 2.1.6
Bank Berbagai definisi mengenai bank telah dikemukakan oleh berbagai
kalangan dan ahli. a. Definisi bank menurut UUD Perbankan No. 10 tahun 1998 : “Bank adalah beban usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dana atau bentuk-bentuk dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. b. Definisi menurut IAI No. 31 mengenai Akuntansi Perbankan : “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”. c. Defisit menurut Tunggal (1994,2) dalam bukunya yang berjudul akuntansi perbankan memberikan pengertian serupa mengenai bank : “Bank adalah
20
lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dari jasajasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Dari beberapa kesimpulan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga yang mempunyai fungsi sebagai mediator atau perantara bagi peredaran lalu lintas uang, yaitu dalm bentuk simpanan dan kemudian menegelola dana tersebut dengan jalan meminjamkannya pada masyarakat yang memerlukan dana 2.2
Rerangka Pemikiran
X
X1 X1 X2
Y
X1 X3 3X X4 1 4X X5 1 X1
Simultan (
)
parsial (
)
Keterangan: Y: pengambilan keputusan yang efektif X: Sistem Informasi Eksekutif
21
X1: Kualitas Informasi X2: Kepuasan Pengguna X3: Penggunaan (Use) X4: Dampak individual X5: Dampak Organisasional 2.3
Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian merajuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian sebelumnya beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini, yaitu : Penelitian M. Fikri Rahmananda dan Widho Bijaksono (2007)meneliti bagaimana sumber daya sistem informasi manajemen dan dtruktur organisasi mempengaruhi penfambilan keputusan perusahaan. Yang menjadi dasar pikiran adalah pengambilan keputusan dapat menjelaskan
bagaimana
keefektifitasan
perusahaan
menggunakan
teknologi informasi untuk mendukung dan meningkatkan inti kompetensi. Sistem informasi manajemen merupakan (input) berupa laporan-laporan atau data yang dipergunakan oleh pihak manajemen untuk diproses dan kemudian diambil keputusan tentang strategi-strategi pelaksanaan operasional dalam perusahaan. Dengan sistem informasi manajemen yang baik akan memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan tugas-tugas yang dilakukan oleh para karyawan.Struktur organisasi merupakan struktur yang diterapkan dalam perusahaan yang menentukan sistem yang berlaku
22
dalam perusahaan yang menentukan sistem yang berlaku dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap efektifitas pengambilan keputusan. Dengan struktur organisasi yang sesuai dengan perusahaan ini maka akan semakin lebih efisien dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah
sama-sama
meneliti
pengaruh
penggunaan
sistem
informasi.Sedangkan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
M. Fikri
Rahmananda dan Widho Bijaksono sistem informasiyang digunakan adalah sistem informasi manajemSedangkan dalam penelitian ini sistem informasi yang dipakai adalah sistem informasi eksekutif. Penelitian T. Ravichandran dan Chalermsak Lertwongsatien (2005) meneliti bagaimana sumber daya sistem informasi mempengaruhi performa perusahaan. Yang menjadi dasar pikiran adalah performa perusahaan dapat menjelaskan bagaimana keefektifitasan perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk mendukung dan meningkatkan inti kompetensi. T. Ravichandran dan Chalermsak Lertwongsatien mengembangkan pondasi teoritis dari dasar pikiran dan usulan model yang saling berhubungan dengan sumber daya sistem informasi, kemampuan sistem informasi, dan dukungan teknologi informasi untuk inti kompetensi dan performa perusahaan. Modelnya adalah menguji dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari 129 perusahaan di Amerika Serikat. Hasilnya
23
menyediakan dukungan yang kuat untuk model penelitian dan menyatakan bahwa variasi dalam performa perusahaan dijelaskan dengan tingkat penggunaan teknologi informasi untuk mendukung dan meningkatkan inti kompetensi perusahaan. Hasilnya juga mendukung dalil peneliti bahwa kemampuan perusahaan menggunakan teknologi teknologi informasi untuk mendukung inti kompetensi tergantung dari kemampuan fungsi sistem informasi dimana pada gilirannya nanti tergantung pada sifat manusia, teknologi, dan hubungan sumber daya dalam fungsi sistem informasi. Sedangkan dalam penelitian Eurieke Novitasari (2009), menguji bagaimana pelaksanaan sistem informasi manajemen berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pihak manajemen bank jatim . pengambilan keputusan merupakan peranan manajer yang paling penting, dan tersedianya bsumber informasi yang reliable merupakan komponen kunci bagi pembuatan keputusan manajemen. Munculnya sistem yang berbasis komputer yang disesuaikan secara langsung agar dapat digunakan oleh manajer pembuat keputusan, memungkinkan untuk mengadakan sebuah pengujian terhadap bagaimana sistem yang berbasis komputer oleh manajemen berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan. Penelitian dibuat bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan sitrem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan pihak manajemen bank jatim
24
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menguji pengaruh penggunaan sistem informasi pada pihak manajemen dan pada bank swasta. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitiuan sekarang adalah sampel yang digunakan. Pada penelitian Eurieke Novitasari menggunakan populasi kemudian dijadikan sampel dengan reponden sebanyak 35 orang. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh sebanyak 14 manajer dan 1 top manajer yaitu sebanyak sebanyak 15 orang. 2.4
Perumusan Hipotesis Menurut Nasution (2000) dalam Jonathan Sarwono (2006:65) hipotesis adalah pernyataan sementara yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahami suatu penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut Ha1 : kualitas informasi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif Ha2 : kepuasan pengguna berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif Ha3 : pengunaan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif Ha4 : dampak individual berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif Ha5 : dampak organisasional berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eksekutif.