ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG Devvy Winda Yuniar, tunjung Wijanto Suharso, Gunawan Prayitno Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145, Indonesia Telp. 62-341-567886; Fax. 62-341-551430; Telex. 31873 Unibraw IA email:
[email protected]
ABSTRAK Pencemaran Kali Porong telah menimbulkan berbagai permasalahan, baik dalam segi fisik, sosial maupun ekonomi bagi wilayah pesisir Kecamatan Jabon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah pesisir, menganalisis dampak pencemaran Kali Porong terhadap kondisi fisik, sosial dan ekonomi wilayah pesisir dan memberikan arahan pemanfaatan ruang pesisir terkait pencemaran Kali Porong di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Penyusunan arahan pemanfaatan ruang pesisir menggunakan metode deskriptif yang mengidentifikasi karakteristik wilayah pesisir dan metode evaluatif yang membandingkan antara kebijakan pemanfaatan ruang, penggunaan lahan beserta kriteria teknisnya, daya dukung lingkungan, kualitas air dan dampak pencemaran Kali Porong beserta besarnya dampak yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Jabon memiliki potensi dalam sub sektor perikanan tambak yang dapat memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian daerah maupun masyarakat sekitar. Perikanan tambak tersebut juga mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Kecamatan Jabon. Namun pembuangan lumpur Lapindo ke Kali Porong yang menjadi masalah utama telah menyebabkan tingkat pencemaran air di Kecamatan Jabon menjadi tinggi sehingga memberikan dampak negatif terhadap fisik, kondisi sosial dan ekonomi wilayah pesisir. Pemanfaatan ruang pesisir diarahkan terbagi menjadi tiga zona yaitu zona lindung, zona pemanfaatan terbatas dan zona budidaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi dampak pencemaran Kali Porong yang terjadi. Kata kunci : Wilayah pesisir, pencemaran sungai, pemanfaatan ruang ABSTRACT Porong River pollution had caused various problems, either physical, social or economical aspects to Jabon District. The puposes of this research were to: identified the characteristic of the coastal area, analysed the pollution impact of Porong River concerned physical, social and economic conditions of the coastal area and gave guide on spatial planning of the coastal area related of Porong River pollution. Compilation of guide on spatial planning of the coastal area were used descriptive method which identified the coastal area characteristic and evaluated method which compared a policy of spatial land use, land use with it’s a technical criterion, an environment’s carrying capacity, a water quality and the pollution impact of Porong River with its value of impact. The results showed that the District Jabon has the potential in the sub sector fishery ponds, which contributed to the economy of the area and surrounding communities. Fishing ponds were also affected the social life of society Jabon District. However, Lapindo mud dumping into Porong River which became the main problem has caused the water pollution level in the District of Jabon became so high that negatively impact the physical, social and economic conditions of coastal areas. Utilization of coastal area was divided into three zones directed the protected zone, a zone of restricted use and cultivatied zones to improve environmental quality and reduced the impact of pollution that occurred Porong River Keywords: coastal area, river pollution, spatial planning
PENDAHULUAN Sejak tahun 1990, wilayah pesisir di sekitar muara Kali Porong telah mengalami perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan wilayah pesisir tersebut disebabkan tercemarnya Kali Porong oleh limbah pabrik yang berada di sekitar Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, pencemaran Kali Porong juga disebabkan oleh upaya pembuangan semburan lumpur PT. Lapindo ke laut melalui Kali Porong di Selat
Madura. Pencemaran Kali Porong tersebut telah menimbulkan berbagai permasalahan, baik dalam segi fisik, sosial maupun ekonomi bagi wilayah pesisir Kecamatan Jabon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah pesisir, menganalisis dampak pencemaran Kali Porong terhadap kondisi fisik, sosial dan ekonomi wilayah pesisir dan memberikan arahan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
63
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG
pemanfaatan ruang pesisir terkait pencemaran Kali Porong di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain penulis, akademis, masyarakat setempat dan pemerintah. Bagi penulis, penelitian bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang permasalahan wilayah pesisir. Manfaat bagi akademis yaitu memberikan masukan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian lain yang sejenis. Masyarakat setempat memperoleh manfaat pengetahuan tentang gambaran kondisi lingkungan sekitarnya sehingga dapat memperoleh masukan untuk mengatasi permasalahan wilayahnya,
sedangkan bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan input pertimbangan penyusunan rencana pengembangan dan penanganan permasalahan wilayah pesisir. METODE PENELITIAN Diagram alir penelitian digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap langkahlangkah (prosedur) penelitian (gambar 1). Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian adalah berupa arahan dan peta pemanfaatan ruang pesisir serta arahan penanggulangan dampak pencemaran Kali Porong terhadap kondisi fisik, sosial dan ekonomi wilayah pesisir Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo
Arahan Pemanfaatan Ruang Pesisir Terkait Pencemaran Kali Porong Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo
Mengidentifikasi karakteristik wilayah pesisir Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo
• Karakteristik fisik dasar kabupaten • Karakteristik fisik dasar wilayah pesisir • Penggunaan lahan wilayah pesisir • Karakteristik muara sungai • Karakteristik tambak • Daya dukung lingkungan hidup • Ketersediaan sarana perikanan • Komposisi penduduk • Kesehatan masyarakat • Kelembagaan • Perekonomian masyarakat • Potensi ekonomi wilayah
Menganalisis dampak pencemaran Kali Porong terhadap kondisi fisik, sosial ekonomi wilayah pesisir Kecamatan Jabon
• Sumber pencemaran air • Tingkat pencemaran air • Dampak pencemaran air terhadap kesehatan • Dampak pencemaran air terhadap produktivitas tambak • Dampak penurunan kesehatan dan produktivitas perikanan tambak terhadap kehidupan masyarakat • Potensi dan masalah • Peran kelembagaan dalam penanggulangan dampak • Penilaian produktivitas yang hilang • Penilaian kenaikan biaya hidup
Memberikan arahan pemanfaatan ruang pesisir Jabon
• Pola pemanfaatan ruang • Penanggulanga n dampak pencemaran Kali Porong
Analisis
Analisis karakteristik wilayah pesisir
Analisis kemampuan lahan
Arahan pola pemanfaatan ruang
Analisis daya dukung lingkungan
Analisis sumber pencemaran
Analisis tingkat pencemaran
Analisis Identifikasi dampak Analisis penilaian dampak
Penentuan variabel
Gambar 1. Diagram alir penelitian
64
Output
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Arahan penanggulangan dampak pencemaran Kali Porong
Devvy Winda Yuniar, tunjung Wijanto Suharso, Gunawan Prayitno
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Wilayah Pesisir 1. Karakteristik fisik dasar wilayah Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo memiliki luas wilayah sebesar 634,39 Km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo Selatan : Kabupaten Pasuruan Timur : Selat Madura Barat : Kabupaten Mojokerto 2. Karakteristik fisik dasar pesisir Pantai Kecamatan Jabon berbentuk landai dengan sedimentasi lumpur. Jenis batuan di Kecamatan Jabon adalah alluvial dan jenis tanahnya berupa alluvial kelabu dan alluvial hidromorf. Hasil endapan dari tanah dan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai (Sungai Surabaya dan Porong) membentuk daratan sehingga jenis tanahnya lembek tanpa batuan keras. Garis pantainya merupakan dataran rendah yang sebagian tertutup hutan mangrove (kawasan lindung).
Pasang surutnya berpola harian tunggal dengan kekuatan rata-rata 0,9 m/s dan kisaran mencapai 2 meter. Pantai yang landai menyebabkan ombak yang landai. Arus laut bergerak mengikuti arah angin dengan 4 musim (barat, timur, utara dan selatan). Suhu permukaan laut antara 27-28 °C dengan salinitas laut antara 31-32‰. Kondisi angin tahunan antara 4,4 knot - 10,9 knot. 3. Penggunaan lahan wilayah pesisir Tabel 1. Penggunaan lahan Kecamatan Jabon No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Guna Lahan Kampung Pertambangan Sawah Pertanian tanah kering Hutan (mangrove) Perikanan/perairan Tanah kosong Jalan Sungai/saluran air Lumpur Lapindo Lain-lain Jumlah
Luas (2008) 422,1272 18,3554 1.579,9376 180,2750 552,1500 4.077,5130 53,1725 35,1280 797,2541 69,9747 313,8625 8.099,7500
Gambar 2. Peta penggunaan lahan Kecamatan Jabon.
Gambar 2. Peta penggunaan lahan Kecamatan Jabon.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2,
Desember 2010
65
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG
4. Karakteristik muara sungai Kali Porong memiliki lembah berbentuk U dengan aliran sungai berpola sub dendritik. Debit rata-rata adalah 200 m3/s (musim kemarau 5-10 m3/s dan musim hujan 400 m3/s). Panjang Kali Porong ±31 km dengan lebar 100-150 meter. Penilaian kualitas air Kali Porong rata-rata yaitu oksigen 5,5 mg/L, pH antara 7,0-7,9, Daya Hantar Listrik 10.945 µmhos/cm, turbiditas 46,75 NTU, salinitas 7.3 ‰, phenol 0,039 mg/L, logam berat tidak terdeteksi. Kemiringan lerengnya KELAS 1 (datar), jenis tanah KELAS 1 (tidak peka erosi) dan curah hujan harian KELAS 3 (intensitas sedang). 5. Karakteristik tambak Daerah pertambakan Kecamatan Jabon meliputi 4 desa (Permisan, Kedung Pandan, Tambak Kalisogo dan Kupang) dengan luas 4.144,07 Ha yang berupa tambak polikultur (udang dan bandeng) terdiri atas tambak tradisional (3.729,66 Ha) dan tambak semi intensif (414,41 Ha).
Air tawar untuk tambak berasal dari air hujan dan air sungai sedangkan air asinnya dari Selat Madura.
Gambar 3. Kualitas air tambak di Kecamatan Jabon menurut hasil kuesioner.
6. Daya dukung lingkungan hidup Dari 7 faktor pembatas yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009, hanya 5 faktor pembatas saja yang akan digunakan karena keterbatasan data yang diperoleh, antara lain: tekstur tanah (t), kedalaman efektif (k), lereng permukaan (l), drainase tanah (d) dan ancaman banjir/genangan (o). Kedalaman efektif tanah di Kecamatan Jabon secara keseluruhan adalah lebih dari 90 cm dengan kelerengan tanah 0-2% di seluruh wilayah Kecamatan Jabon. (Gambar 4-7)
Gambar 4. Peta tekstur tanah (t) Kecamatan Jabon.
66
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Devvy Winda Yuniar, tunjung Wijanto Suharso, Gunawan Prayitno
Gambar 5. Peta drainase tanah (d) Kecamatan Jabon.
Peta 6. Peta ancaman banjir/genangan (o) Kecamatan Jabon.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2,
Desember 2010
67
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG
Gambar 7.
Peta kemampuan lahan Kecamatan
Gambar 8. Peta kesesuaian lahan pesisir Kecamatan
68
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Devvy Winda Yuniar, tunjung Wijanto Suharso, Gunawan Prayitno
Kelas kemampuan lahan di Kecamatan Jabon masuk dalam kategori Kelas I-IV dengan faktor penghambat ancaman banjir/genangan, tekstur tanah dan drainase tanah. (Gambar 7) Menurut hasil evaluasi kesesuaian lahan maka penggunaan lahannya telah cocok, hanya kawasan lindung geologi yang tidak cocok. (Gambar 8) mencapai Ketersediaan lahan (SL) 20.837,7037 Ha, sedangkan kebutuhan lahan (DL) hanya sebesar 8.090,3333 Ha. Di Kecamatan Jabon SL > DL yang berarti bahwa daya dukung lahan dinyatakan surplus atau tidak terlampaui. Ketersediaan air (SA) mencapai 78.185.267 3 m /tahun, sedangkan kebutuhan air (DA) hanya sebesar 77.667.200 m3/tahun. Di Kecamatan Jabon SA > DA yang berarti bahwa daya dukung air dinyatakan surplus atau tidak terlampaui. 7. Ketersediaan sarana dan prasarana perikanan a. TPI terdapat di Desa Tambak Oso, Gisik Cemandi, Gisik Kidul dan Balongbendo. b. Ruang pendingin (cold storage) sebanyak 17 unit tersebar di Kecamatan Buduran, Waru,Tanggulangin dan Sidoarjo. c. Industri besar pengolah ikan antara lain industri kerupuk udang yang tersebar di Kecamatan Tanggulangin, Candi, Sidoarjo dan Kecamatan Porong. Industri kecil dan menengah pengolah ikan antara lain: industri krupuk udang, krupuk ikan, petis, terasi, bandeng asap, bandeng presto, bandeng tanpa duri (tandu) dan abon bandeng. d. Pasar Ikan Higienis (pasar ikan baru) berada di Jalan Lingkar Timur Desa Bluru Kidul sedangkan pasar ikan lama berada di Jalan Pasar Ikan Sidoarjo. e. Balai Benih Ikan terdapat di Desa Janti Kecamatan Tarik dan Desa Wadung Asih Kecamatan Buduran. f. Industri pengekspor ikan tersebar di Kecamatan Sidoarjo, Taman, Waru, Sidoarjo dan Porong. g. Kawasan pembenihan udang sebanyak 10 unit terdapat di Kecamatan Buduran, Sedati dan Tanggulangin. 8. Komposisi penduduk Jumlah penduduk Kecamatan Jabon berkisar antara 1300-5400 jiwa/desa dengan perbandingan jenis kelamin yaitu 49:51. Kepadatan penduduknya antara 147 – 4304 jiwa/Ha. Sebanyak 99,9% penduduk beragama islam dengan mata pencaharian utama di bidang pertanian (42,4% jumlah pekerja). 9. Kesehatan masyarakat
Kecamatan Jabon merupakan salah satu kecamatan yang berada di sekitar wilayah semburan lumpur Lapindo sehingga penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat sekitar adalah penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan terutama saluran pernafasan bagian atas (14.706 jiwa atau 32,9%). 10. Kelembagaan Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Lingkungan Hidup, pemerintahan desa, kelompok tani tambak dan LSM berfungsi untuk membantu perkembangan dan kemajuan wilayah pesisir baik dari segi sosial maupun ekonomi.
DKP
Petambak
Kelompok Tani
Petambak
Tenaga Ahli
Petambak
Petambak Pengumpu l Pabrik Gambar 9. Skema kerjasama Dinas Kelautan dan Perikanan – kelompok tani Kecamatan Jabon.
11. Perekonomian masyarakat Sebagian besar masyarakat Kecamatan Jabon (57% responden) masih memiliki pendapatan yang rendah karena berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR) yang kurang lebih sebesar Rp 1.000.000/bulan. Tingkat kesejahteraan masyarakat tergolong rendah, dipengaruhi mata pencaharian sebagai petani yang resiko kegagalan cukup besar karena bergantung kondisi alam. Lapangan pekerjaan yang tersedia antara lain pertanian (menyerap 4.416 tenaga kerja) dan industri (menyerap 226 tenaga kerja). 12. Potensi ekonomi wilayah Potensi budidaya tambak di Kecamatan Jabon yang total produksinya mencapai 4.445.800 Kg dengan luas 4.144,07 Ha dan produktivitasnya 1.072,81 Kg/Ha merupakan sub sektor unggulan di Kabupaten Sidoarjo yaitu dengan PDRB sebesar Rp 667.991,58 dan nilai produksi mencapai Rp 93.903.500.000.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2,
Desember 2010
69
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG
Ket: : A = Bandeng; B = Udang Windu; C = Udang Campur; D = Udang Putih; E = Tawes; F = lainnya
Gambar 10. Produksi tambak menurut jenis ikan di Kecamatan Jabon tahun 2004-2008.
Setelah pembuangan lumpur ke Kali Porong, kadar oksigen mengalami penurunan dari 1,0 – 2,2 mg/L menjadi 1,0 – 4,2 mg/L. Nilai rata-rata pH air bervariasi antara 7,0 – 7,9. Nilai turbiditas mengalami kenaikan dari 46,75 NTU menjadi 91,5 NTU. Daya Hantar Listrik mengalami peningkatan dari 10.945 µmhos/cm menjadi 11.138,5 µmhos/cm. Salinitas naik dari 7,3‰ menjadi 8,5‰. Kadar phenol meningkat dari 0,039 mg/L menjadi 0,094 mg/L, logam berat (kadmium, merkuri, timbal, tembaga, besi) dari terdeteksi dalam kadar yang sangat kecil sampai tidak terdeteksi menjadi terdeteksi (timbal 0,038 mg/L, tembaga antara tt – 0,114 mg/L; seng antara tt – 0,305 mg/L; besi bervariasi antara tt – 0,25 mg/L dan kadmium 0,274 mg/L). 3. Dampak pencemaran air terhadap kesehatan
Gambar 11. Produktivitas tambak di Kecamatan Jabon tahun 2004-2008.
Spesies rumput laut yang dibudidayakan di Kecamatan Jabon adalah Gracillaria sp dengan kualitas ekspor dan kandungan agar-agar yang paling tinggi dibanding spesies lainnya. B.
Dampak Pencemaran Kali Porong terhadap Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir 1. Sumber pencemaran air
Pencemaran Kali Porong terjadi sejak tahun 1990-an dan bersumber dari pembuangan limbah industri yang tanpa melalui proses netralisisasi yang sebagian besar berasal dari kabupaten di sekitar Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2006, tingkat pencemaran Kali Porong menjadi semakin tinggi karena pembuangan lumpur Lapindo menuju Selat Madura yang melalui Kali Porong. 2. Tingkat pencemaran air
Air Kali Porong termasuk air golongan III yang hanya dapat digunakan untuk perikanan dan peternakan. Baku mutu air yang akan digunakan dalam Evaluasi kualitas air Kali Porong adalah Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
70
Pencemaran air yang terjadi di Kecamatan Jabon, baik air Kali Porong maupung air sumur menyebabkan 60% anak SD setempat menderita penyakit gondok. Selain itu, lumpur Lapindo sendiri juga memberikan dampak negatif terhadap masyarakat yaitu bau yang ditimbulkan membuat masyarakat menderita gangguang saluran pernafasan. Hasil kuisioner menunjukkan: a. 100% responden memberikan pendapat bahwa pencemaran Kali Porong memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat sekitar. b. 53% responden memberikan pendapat bahwa cara menanggulangi dampak terhadap kesehatan tersebut yaitu dengan berobat ke unit kesehatan, 21% responden dengan membeli obat di apotik dan 26% responden dengan mengabaikan penyakitnya. 4. Dampak pencemaran air terhadap produktivitas perikanan tambak Tabel 2. Identifikasi Dampak Pencemaran Kali Porong terhadap Produktivitas Perikanan Tambak Kecamatan Jabon Variabel Terdampak Luas tambak Produksi perikanan tambak Produktivitas tambak Nilai produksi perikanan tambak
Kondisi Lingkungan Sebelum Sesudah Pencemaran Pencemaran (Tahun 2004) (Tahun 2008) 4.144,07 Ha 4.144,07 Ha 6.016.000 Kg 4.445.800 Kg
0 -
1.451.71 Kg/Ha
1.072,81 Kg/Ha
-
Rp 119.872.000.000,-
Rp 93.903.500.000,-
-
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Ket
Devvy Winda Yuniar, tunjung Wijanto Suharso, Gunawan Prayitno
5. Dampak penurunan produktivitas perikanan kehidupan masyarakat
kesehatan dan tambak terhadap
7. Peran kelembagaan dalam penanggulangan dampak
Pendapatan masyarakat, ketersediaan lapangan kerja, mata pencaharian masyarakat, biaya hidup masyarakat dan tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan variabel yang terdampak negatif. Hasil kuisioner menunjukkan:
Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Lingkungan Hidup, pemerintahan desa, kelompok tani tambak dan LSM berperan dalam mengurangi dampak pencemaran terhadap kesehatan (dengan sosialisasi kondisi air sumur dan penggunaan masker penutup hidung dan mulut) dan produktivitas tambak (dengan penanaman mangrove).
a. 65% responden memberikan pendapat bahwa telah terjadi penurunan pendapatan masyarakat akibat pencemaran Kali Porong sedangkan 35% responden merasa tidak terjadi penurunan pendapatan masyarakat. b. 79% responden memberikan pendapat bahwa ketersediaan lapangan pekerjaan telah berkurang akibat pencemaran Kali Porong sedangkan 21% responden menjawab ketersediaan lapangan pekerjaan tidak berkurang. c. 65% responden memberikan pendapat bahwa terdapat pengaruh negatif dari pencemaran Kali Porong terhadap mata pencaharian masyarakat sedangkan 35% responden menjawab tidak ada pengaruh negatif. d. 100% responden memberikan pendapat bahwa telah terjadi peningkatan biaya hidup masyarakat akibat pencemaran Kali Porong. e. 81% responden memberikan pendapat bahwa telah terjadi penurunan tingkat kesejahteraan akibat pencemaran Kali Porong sedangkan 19% responden menjawab tidak terjadi penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. 6. Potensi dan masalah
Potensi wilayah pesisir Kecamatan Jabon yaitu potensi kemampuan lahan tinggisedang; lahan cocok untuk pengembangan pertanian, perikanan, permukiman dan hutan; daya dukung lahan dan air surplus; sebagian besar masyarakat bekerja di bidang pertanian; tambak merupakan sub sektor unggulan Kabupaten Sidoarjo serta tambak yang ada merupakan tambak organik. Masalahnya yaitu pencemaran dan pendangkalan Kali Porong oleh lumpur; menurunnya kualitas air; matinya biota sungai dan tertimbunnya pasir sungai oleh lumpur; hilangnya dan berubahnya mata pencaharian masyarakat; berkurangnya ketersediaan lapangan kerja; menurunnya kesehatan, pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat; meningkatknya biaya hidup masyarakat serta menurunnya produktivitas perikanan tambak.
8. Penilaian dampak dengan produktivitas yang hilang
teknik
nilai
Dampak pencemaran Kali Porong terhadap perikanan tambak Kecamatan Jabon jika dinilai dengan angka adalah sebesar 1.650.400 Kg untuk produksi, 398,25 Kg/Ha untuk produktivitas dan Rp 23.059.500.000 untuk nilai produksi. 9. Penilaian dampak dengan teknik kenaikan biaya hidup
Dampak pencemaran Kali Porong terhadap kesehatan masyarakat Kecamatan Jabon jika dinilai dengan angka adalah sebesar Rp 10.000 (bagi yang sebelumnya jarang sakit) dan Rp 50.000 (bagi yang sebelumnya mempunyai riwayat kesehatan yang mengalami gangguan saluran pernafasan) untuk biaya kesehatan serta Rp 235.000 (bagi yang sebelumnya jarang sakit) dan Rp 275.000 (bagi yang sebelumnya mempunyai riwayat kesehatan yang mengalami gangguan saluran pernafasan) untuk biaya tambahan untuk kesehatan. C. Arahan Pemanfaatan Ruang Pesisir terkait Pencemaran Kali Porong 1. Arahan pemanfaatan ruang a. Zona perlindungan (inti) - Zona Preservasi terdiri atas hutan mangrove dan tambak. - Zona Sempadan pantai dengan jarak 100 meter dari garis pasang pantai. - Zona sempadan sungai dengan jarak 50 meter dari bibir sungai. b. Zona pemanfaatan terbatas - Zona penyangga. - Zona rawan bencana alam dan zona lindung geologi. c. Zona budidaya - Zona permukiman - Zona pertanian terdiri atas sawah dan ladang - Zona perikanan tambak
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2,
Desember 2010
71
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG
Gambar 12. Peta arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Jabon.
2. Arahan penanggulangan dampak pencemaran Kali Porong - Dampak terhadap kesehatan. Lokasi permukiman perlu mengikuti arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Jabon yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mengurangi resiko tercemarnya air sumur masyarakat. Konsumsi air minum sebaiknya tetap menggunakan air tangki Prigen. Masyarakat tetap menggunakan masker penutup mulut dan hidung saat beraktivitas di luar rumah yang masih berada di wilayah Kecamatan Jabon. - Dampak terhadap produktivitas perikanan tambak. Penggunaan biomaterial (limbah udang: kulit, kepala, ekor) ke dalam tambak sebagai penyerap logam berat (timbal, kadmium dan tembaga) dapat mengurangi pencemaran air tambak sehingga produksi, produktivitas dan nilai produksi tambak dapat meningkat. - Dampak terhadap kehidupan masyarakat. Alternatif mata pencaharian lain yang dapat menggantikan mata pencaharian masyarakat yang hilang dan meningkatkan pendapatan masyarakat adalah budidaya ikan hias di sekitar hutan mangrove dan budidaya rumput laut di tambak. Peningkatan biaya kesehatan dapat ditanggulangi dengan tetap mengkonsumsi air minum Prigen dan menggunakan masker saat beraktivitas di
72
luar rumah, namun hal tersebut tetap akan meningkatkan biaya tambahan untuk kesehatan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan pengadaan pelatihan usaha dan pemberian modal berupa ketrampilan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan LSM, Balai Pelatihan Kerja Kabupaten Sidoarjo dan lembaga masyarakat Kecamatan Jabon. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan • Wilayah pesisir Kecamatan Jabon merupakan daerah pantai landai (dataran rendah) yang memiliki bagian muara sungai sehingga karakteristik fisik wilayah pesisirnya dipengaruhi oleh kondisi topografi tersebut. Karakteristik sosial dan ekonomi wilayahnya sangat dipengaruhi oleh keberadaan laut dan sungai. • Pencemaran Kali Porong telah memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyakat, produktivitas perikanan tambak dan kehidupan masyarakat. Dampak terhadap kesehatan yaitu masyarakat menderita penyakit gondok dan gangguan saluran pernafasan. Dampak terhadap produktivitas perikanan tambakadalah penurunan produksi, produktivitas dan nilai produksi perikanan tambak. Sedangkan dampak terhadap kehidupan masyarakat antara lain penurunan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Devvy Winda Yuniar, tunjung Wijanto Suharso, Gunawan Prayitno
pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat, perubahan mata pencaharian, berkurangnya ketersediaan lapangan kerja serta peningkatan biaya hidup. • Arahan pemanfaatan ruang di Kecamatan Jabon meliputi - Zona perlindungan (inti) terdiri atas zona preservasi, zona sempadan pantai dan zona sempadan sungai - Zona pemanfaatan terbatas terdiri atas zona penyangga serta zona rawan bencana alam dan zona lindung geologi - Zona budidaya terdiri atas zona permukiman, zona pertanian dan zona perikanan tambak B. Saran Bagi akademis: • perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai kondisi fisik di wilayah pesisir Kecamatan Jabon dan dampak pencemaran Kali Porong terhadap kondisi fisik pesisir yang lebih rinci dengan dilengkapi arahan yang lebih baik. Bagi masyarakat setempat: • perlu mengikuti arahan yang telah diberikan untuk meminimalisir dampak pencemaran Kali Porong terhadap sosial ekonomi masyarakat. • perlu menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem di sekitarnya agar tidak menimbulkan masalah lingkungan yang lebih kompleks dari yang ada saat ini. Bagi pemerintah: • perlu lebih memperhatikan perkembangan fisik, sosial dan ekonomi wilayah Kecamatan Jabon sebagai wilayah yang terkena dampak dari pencemaran Kali Porong oleh lumpur Lapindo. • perlu lebih mendengarkan aspirasi, keluhan dan kebutuhan masyarakat Kecamatan Jabon terkait dengan dampak yang ditimbulkan dari pencemaran Kali Porong oleh lumpur Lapindo. • perlu menyusun rencana tata ruang kabupaten yang lebih detail mengenai pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir terutama yang bagi wilayah pesisir yang mempunyai permasalahan yang kompleks.
Fandeli, C. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan – Prinsip Dasar dan Pemapanannya dalam Pembangunan. Yogyakarta: Liberty Offset Laporan Tahunan Bidang Perikanan dan Kelautan (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2008) Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah (Badan Lingkungan Hidup, 2009) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2002) Kepmen Kelautan dan Perikanan No. 34 Tahun 2002
DAFTAR PUSTAKA Bisri, M. 2009. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Malang: CV Asrori. Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., & Sitepu, M. J. 2001. Pegelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2,
Desember 2010
73
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR TERKAIT PENCEMARAN KALI PORONG
74
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010