ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN RICE BOWL (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor)
Oleh : Pretty Elisabeth Siahaan A14104102
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN PRETTY ELISABETH SIAHAAN. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor). Dibawah bimbingan YUSALINA. Kota Bogor merupakan salah satu daerah Propinsi Jawa Barat yang kaya akan keanekaragaman objek wisata, baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Industri pariwisata merupakan sektor yang dianggap sejalan dengan Visi Kota Bogor, yaitu "Kota Jasa yang Nyaman dengan Masyarakat Madani dan Pemerintahan Amanah". Restoran merupakan salah satu usaha sarana pendukung industri pariwisata di Kota Bogor, sekaligus sebagai penyedia kebutuhan pangan. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor cukup pesat, dimana hingga pada tahun 2006 terdapat 248 usaha restoran dengan peningkatan sebesar 11,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan restoran di Kota Bogor berdampak baik pada perekonomian Kota Bogor, dengan kontribusi subsektor restoran sebesar 5,34 persen terhadap total PDRB Kota Bogor. Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan usaha restoran yang pada umumnya dikembangkan di pusat-pusat perbelanjaan (mall). Restoran ini merupakan pionir dari konsep oriental semi fastfood and family restaurant. Adanya pengenalan akan konsep baru ini tentu saja membutuhkan serangkaian strategi pengembangan usaha yang tepat. Strategi yang tepat akan membantu Restoran Rice Bowl Botani Square untuk tetap eksis dan unggul dalam lingkungan persaingan industri yang dihadapinya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Rice Bowl Botani Square, dan mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai bagi restoran untuk mengembangkan usahanya. Penelitian ini dilakukan pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor. Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Februari hingga April 2008. Pemilihan objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan pionir oriental semi fastfood restaurant di Indonesia, dan merupakan satu-satunya restoran cabang yang berada di Kota Bogor hingga saat ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada pihak manajemen Restoran Rice. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor dan Jawa Barat, dari Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kotamadya Bogor, literatur serta media terkait. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif berupa analisis lingkungan umum dan industri perusahaan. Selain itu dilakukan analisis tiga tahap formulasi strategi, yaitu tahap masukan melalui Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), tahap pencocokan melalui analisis matriks IE (Internal External) dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), serta tahap keputusan melalui analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Rice Bowl berpedoman pada visi, misi dan nilai yang telah ditetapkan. Visi restoran ini adalah “Menjadi Restoran Keluarga yang Terkenal dan Terbaik
11
di Indonesia”, dan misinya adalah “Rice Bowl mempunyai komitmen untuk menyajikan masakan dengan kualitas dan citarasa tinggi, mutu pelayanan yang memuaskan dan lingkungan yang menyenangkan”. Nilai-nilai perusahaan juga sangat dipegang teguh oleh seluruh tim manajemen dan karyawan restoran, yaitu : (1) Sense of belonging (rasa memiliki); (2) Sense of Responsible (rasa tanggung jawab); (3) Openness (keterbukaan); (4) Team work (kerjasama); (5) Human relation (supel dan familiar); (5) Trust (dapat dipercaya). Analisis lingkungan eksternal menghasilkan sejumlah faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang yang dimiliki oleh Restoran Rice Bowl Botani Square adalah Visit West Java Year 2008, keamanan lingkungan Kota Bogor, pangsa pasar semakin luas, perubahan gaya hidup masyarakat, event dan exhibition di Botani Square, peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat dan perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi. Faktor ancaman yang dihadapi adalah isu flu burung, kenaikan harga bahan makanan, kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji, tingkat inflasi yang berfluktuasi, persaingan dalam industri restoran tinggi, hambatan masuk industri sangat kecil, produk substitusi tersedia sangat banyak, dan kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi. Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Faktor kekuatan yang dimiliki Restoran Rice Bowl Botani Square adalah nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood, Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang jelas dan terarah, budaya dan moto kerja yang unik, SDM yang berkualitas dan terlatih, keunggulan merk, variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Executive Chef, lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau, strategi penetapan harga, metode pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas dan keterjaminan modal dan sumber keuangan. Faktor kelemahan restoran adalah belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal, belum memiliki sertifikasi halal MUI, kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan, keterbatasan kreativitas dan kemampuan inovasi produk, pencapaian target pendapatan yang belum stabil, layanan distribusi produk masih kurang dan pengelolaan situs website belum optimal. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar 2,545 dan matriks IFE sebesar 2,770 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE. Restoran berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain (jaga dan pertahankan), dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan analisis QSPM. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen (TAS = 5,979), melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan (TAS =5,313), mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, website (TAS = 5,256), mensponsori event dan exhibition di Botani Square (TAS = 5,159), menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus (TAS = 5,042), membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di Kota Bogor (TAS = 4,553), mempertahankan strategi penetapan harga (TAS = 4,306) dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku (TAS = 4,148).
12
Judul Skripsi :
Nama NRP
: :
Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Botani Square (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor) Pretty Elisabeth Siahaan A14104102
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dra. Yusalina, M.Si NIP. 131 914 532
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal lulus :
13
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN RICE BOWL (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor)
Oleh : Pretty Elisabeth Siahaan A14104102
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
14
PERNYATAAN DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN RICE BOWL (STUDI KASUS PADA RESTORAN RICE BOWL BOTANI SQUARE, BOGOR) BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIGUNAKAN
UNTUK
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Mei 2008
Pretty Elisabeth Siahaan A14104102
15
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Luhut Siahaan dan Ibu Risma Simanjuntak. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Swasta Katolik Assisi Medan pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Swasta Katolik Assisi Medan pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta Katolik Assisi Medan dan lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri I Medan pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama kuliah, penulis aktif dalam kegiatan organisasi intra kampus pada Unit Kegiatan Mahasiswa PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) sebagai bendahara Komisi Kesenian periode 2006–2007 dan bendahara Kelompok Pra Alumni (Kopral) periode 2007-2008. Selain itu, penulis pernah mengikuti berbagai kepanitiaan, yaitu Festival Seni pada tahun 2006 dan 2007 serta seksi acara pada NATAL CIVA (Civitas Akademika) IPB tahun 2007.
16
KATA PENGANTAR Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih, kekuatan dan penyertaan-Nya dalam hidup penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi
ini. Skripsi
ini diajukan
sebagai syarat
dalam
menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pemilihan topik dan judul penelitian ini didasarkan atas ketertarikan penulis akan pesatnya pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor sebagai salah satu subsektor penyedia kebutuhan pangan masyarakat masa kini. Tingkat persaingan yang semakin tinggi ini mendorong setiap usaha restoran untuk mengembangkan usahanya melalui strategi yang tepat untuk menciptakan keunggulan dan memenangkan pasar. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Besar harapan penulis, kiranya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat maupun bagi para pembaca.
Bogor, Mei 2008
Penulis
17
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Terkasih atas kasih setia dan penyertaan-Nya yang senantiasa hadir dalam hidup penulis, terutama selama proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi tidak lepas dari kerjasama, doa, dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada : 1. Orangtuaku tercinta, Bapak Luhut Siahaan dan Ibu Risma Simanjuntak, atas kasih sayang, dukungan, nasehat dan arahan yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis. Karya tulis ini adalah persembahan dan wujud terima kasih kepada Papa dan Mama. 2. Adik-adikku yang kusayangi, Puji Adelina Siahaan dan Henry Andreas Siahaan atas keberadaan kalian yang selalu menyemangati penulis. 3. Dra. Yusalina, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberi dorongan, arahan dan masukan dengan penuh kesabaran. 4. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku dosen penguji utama yang telah memberi masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 5. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberi masukan dan saran bagi penulis. 6. Ir. Joko Purwono, MS, selaku dosen pembimbing akademik atas arahan dan bimbingan yang diberikan bagi penulis. 7. Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square yang telah bersedia memberi ijin dan bantuan bagi penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 8. Seluruh dosen pengajar Program Studi Manajemen Agribisnis, Mbak Dewi, Mbak Dian, Mas Fery, atas bantuan dan informasi yang diberikan.
18
9. Seluruh keluarga besar Siahaan dan Simanjuntak, yang senantiasa mendukung dan menjadi pengganti orangtua bagi penulis. 10. Julyan Marolop Sianipar, atas segala dukungan, kasih dan kesabaran yang senantiasa diberikan bagi penulis. 11. Didit, Sonti, Yohan, Angel, Hariyanto, Erika, Sri, Tri, Rio, Wastin, Jojo, Putra, Azis, Agustinus dan seluruh Komkes angkatan 41, yang senantiasa memberi semangat bagi penulis. 12. Intan, Nung, Nyez, Tere, Widi, Fanny, Uci, Sastrow dan Rani, terimakasih banyak untuk persahabatan yang terjalin selama empat tahun ini. 13. Mela, Agus, Sri WL, Lika dan Venty, teman-teman seperjuangan dibawah bimbingan Ibu Yusalina, terimakasih atas bantuan dan masukan yang diberikan bagi penulis. 14. Ipunk, Vernov, Jane, Irna, Loci, Nova, Acuy, Nunu, Evan, Yoga, Rudi, Gerry, Yudhi, Duta, Dina, Krishna, Mita, Nunik, Aliy, dan seluruh mahasiswa Manajemen Agribisnis 41 atas persahabatan dan bantuannya bagi penulis selama perkuliahan. 15. Komisi Kesenian PMK IPB angkatan 39, 40, 42,43 dan 44, atas kekeluargaan yang terbina dan kasih sayang yang diberikan. 16. Civitas Akademika PMK IPB dan Pengurus Kelompok Pra Alumni PMK IPB, atas kesempatan berbagi bersama dalam pelayanan di kampus. 17. Seluruh pihak yang telah mendukung dan berdoa bagi penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini.
19
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
1 6 9 9
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Restoran ........................................................................... 2.1.1. Definisi Restoran ............................................................... 2.1.2. Jenis-Jenis Restoran ........................................................... 2.1.4. Pelayanan Restoran ............................................................ 2.2. Masakan Oriental (Oriental food) ................................................ 2.3. Penelitian Terdahulu .....................................................................
10 10 12 13 15 17
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 3.1.1. Konsep Strategi .................................................................. 3.1.2. Konsep Manajemen Strategis ............................................. 3.1.3. Proses Manajemen Strategis ............................................... 3.1.4. Formulasi Strategi .............................................................. 3.1.4.1. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ....................... 3.1.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal ............................ 3.1.4.3. Analisis Lingkungan Internal ............................... 3.1.4.4. Matriks Internal Eksternal (IE) ............................ 3.1.4.5. Analisis SWOT .................................................... 3.1.4.6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif ........... 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .................................................
21 21 21 23 24 24 25 28 30 30 31 32
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 4.3.1. Analisis Deskriptif .............................................................. 4.3.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ............................. 4.3.2.1. Tahap Masukan (Input) ........................................ 4.3.2.2. Tahap Pencocokan ................................................
35 35 36 37 37 37 40
20
4.3.2.3. Tahap Keputusan ..................................................
43
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ........................................ 5.2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan .................................................... 5.3. Konsep Oriental Semi Fastfood .................................................... 5.4. Lokasi dan Letak Perusahaan ........................................................ 5.5. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................... 5.6. Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan ................... 5.7. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Saat Ini ........
45 46 47 48 49 51 53
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1. Analisis Lingkungan Eksternal ..................................................... 6.1.1. Lingkungan Umum .............................................................. 6.1.2. Lingkungan Industri ............................................................. 6.2. Analisis Lingkungan Internal ........................................................ 6.2.1. Manajemen dan Sumber Daya Manusia .............................. 6.2.2. Pemasaran ............................................................................ 6.2.3. Produksi dan Operasi ........................................................... 6.2.4. Keuangan ............................................................................. 6.2.5. Penelitian dan Pengembangan ............................................. 6.2.6. Sistem Informasi Manajemen ..............................................
55 55 62 64 64 67 71 75 76 77
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Tahap Masukan (Input) ................................................................. 7.1.1. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal ............................ 7.1.2. Matriks IFE dan EFE ........................................................... 7.2. Tahap Pencocokan ........................................................................ 7.2.1. Analisis Matriks IE .............................................................. 7.2.2. Analisis Matriks SWOT ...................................................... 7.3. Tahap Keputusan .......................................................................... 7.3.1. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) ...............
78 78 85 87 87 89 92 92
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan ................................................................................... 8.2. Saran .............................................................................................
94 96
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
97
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
99
21
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun 1996-2007 ................................................................................
2
2. Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2006 ...................
4
3. Kontribusi Subsektor Restoran pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Tahun 2002-2006 .........................................................
5
4. Restoran-Restoran yang terdapat di Botani Square, Bogor Berdasarkan Jenis Restoran Tahun 2008 ...........................................
7
5. Jumlah Pengunjung Restoran Rice Bowl Botani Square Periode Agustus 2007 - Maret 2008 ..............................................................
8
6. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST .................................
25
7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal ...........................................
38
8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ........................................
38
9. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ..........................................
40
10. Matriks Internal Factor Evaluation (EFE) .........................................
40
11. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSP) .................................
44
12. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2002-2006 ...............................
57
13. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (2003-2006) .....
58
14. PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2005-2006 ........................
59
15. Jumlah Karyawan Restoran Rice Bowl Botani Square Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2008 ....................................
65
16. Daftar Peluang dan Ancaman Restoran Rice Botani Square ..............
79
22
17. Daftar Kekuatan dan Kelemahan Restoran Rice Botani Square ........
82
18. Matriks EFE Restoran Rice Bowl Botani Square ...............................
86
19. Matriks IFE Restoran Rice Bowl Botani Square ................................
87
23
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ......................................
23
2. Model Lima Kekuatan Porter ............................................................
26
3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Botani Square ........................................
34
4. Matriks Internal External (IE) ...........................................................
41
5. Matriks SWOT ...................................................................................
43
6. Matriks IE Restoran Rice Bowl Botani Square .................................
88
7. Analisis SWOT Restoran Rice Bowl Botani Square .........................
91
24
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
Halaman
Struktur Organisasi Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor Tahun 2006– 2008 .................................................
99
Daftar Menu Restoran Rice Bowl Botani Square Tahun 2008 .....................................................................................
100
3.
Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal .......
102
4.
Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal ..........
103
5.
Penilaian Bobot dan Rating Strategis Eksternal .............................
104
6.
Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal ....................
106
7.
Tabel Rata-Rata Attractive Scoreness (AS) Responden ................
108
8.
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Restoran Rice Bowl Botani Square ................................................
110
Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Rice Bowl Botani Square .................................................................................
112
Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Restoran Rice Bowl Botani Square .................................................................................
118
Outlet Restoran Rice Bowl Botani Square .....................................
122
2.
9.
10.
11.
25
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu daerah Propinsi Jawa Barat yang kaya akan keanekaragaman objek wisata, baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Potensi pariwisata kota Bogor didukung oleh letaknya yang berada diantara Jakarta-Bandung yang menjadikan Kota Bogor sebagai tempat transit wisatawan asing maupun lokal. Selain itu, Bogor merupakan jalur favorit wisatawan yaitu Jalur Puncak dengan banyak tempat wisata seperti Kebun Raya, Taman Safari, Gunung Mas dan Taman Bunga. Kota Bogor juga berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan sehingga banyak ditemukan museum-museum dan bangunan bersejarah. Peran penting sektor pariwisata ini mendorong adanya pengoptimalan upaya pengembangan dan fungsi pariwisata Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Bogor 2003-2004 Tentang Rencana Strategis
Pemerintahan
Kota
Bogor
2003-2008
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi pariwisata, seni dan budaya dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada wisatawan secara bertahap guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor. Industri pariwisata merupakan sektor yang dianggap sejalan dengan Visi Kota Bogor, yaitu "Kota Jasa yang Nyaman dengan Masyarakat Madani dan Pemerintahan Amanah". Dukungan pemerintah dalam peningkatan daya tarik pariwisata Kota Bogor diwujudkan dengan adanya “Visit West Java 2008”, yang merupakan upaya pemerintah untuk mempromosikan Jawa Barat, termasuk Kota Bogor, kepada para
26
wisatawan. Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia melalui “Visit Indonesia Year 2008”. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor, baik wisatawan mancanegara
maupun
nusantara,
dipengaruhi
oleh
stabilitas
kondisi
perekonomian, politik maupun keamanan Indonesia. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun tergantung kondisi keamanan nasional. Hal ini digambarkan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun 1996-2007 Kondisi Indonesia Tahun Jumlah Wisatawan Persentase (orang) Pertumbuhan (%) 1996 2.014.998 KRISIS MONETER 1997 1.753.818 - 12,00 1998 1.609.824 - 8,21 1999 1.458.161 - 9,42 2000 1.828.661 25,41 PASCA KRISIS 2001 1.647.884 - 9,89 2002 2.141.676 29,97 2003 1.571.465 26,62 TRAGEDI BOM BALI 2004 1.558.054 - 0,85 2005 1.856.991 19,19 BENCANA ALAM & HAMBATAN SARANA 2006 2.137.083 15,08 TRANSPORTASI 2007 1.766.009 - 17,36 Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2007
Terjadinya krisis moneter dan krisis multidimensi pada tahun 1997 menyebabkan kondisi Indonesia sangat tidak aman untuk dikunjungi, terutama oleh masyarakat nonpribumi. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan pada 1997-1999. Pada tahun 2000 mulai terjadi pemulihan, dimana jumlah kunjungan wisatawan mencapai 1.828.661 orang dengan persentase peningkatan sebesar 25,4 persen.
27
Pada tahun 2003, penurunan kembali terjadi akibat adanya tragedi bom Bali pada Oktober 2003. Dampak bencana ini berpengaruh terhadap penurunan jumlah wisatawan di seluruh wilayah Indonesia, mengingat Bali merupakan daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Bencana alam dan seringnya terjadi kecelakaan sarana transportasi di Indonesia selama tiga tahun terakhir (20052007) menyebabkan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Akan tetapi dampaknya tidak terlalu besar karena Kota Bogor merupakan salah satu daerah yang aman dari bencana. Penurunan ini lebih disebabkan oleh banyaknya isu terjadinya bencana yang terjadi pada periode tersebut. Perkembangan industri pariwisata di Kota Bogor menciptakan lingkungan yang kondusif bagi usaha pendukungnya. Dalam kegiatannya, industri pariwisata dibagi menjadi lima bidang pokok, yaitu hotel dan restoran, tour and travel, transportasi, pusat wisata dan souvenir serta bidang pendidikan kepariwisataan. Restoran merupakan salah satu usaha pendukung industri pariwisata di Kota Bogor yang mengalami perkembangan cukup pesat. Di daerah perkotaan, restoran telah menjadi gaya hidup yang menawarkan pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus kenyamanan dan rekreasi bagi pengunjungnya. Restoran dianggap mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat perkotaan yang menyukai sesuatu yang praktis. Kesibukan masyarakat khususnya di kota-kota besar dengan pekerjaan sehari-hari yang menyita banyak waktu, menyebabkan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan makanan, sehingga menimbulkan kebiasaan baru yaitu makan diluar rumah (Suhardjo, 1989).
28
Ketersediaan sarana, prasarana dan faktor pendukung lainnya bagi perkembangan usaha restoran di Kota Bogor berdampak nyata pada peningkatan jumlah restoran di Kota Bogor. Pada Tabel 2 persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 49,07 persen. Pada tahun 2002 kondisi lingkungan bisnis Indonesia mulai dianggap pulih dan terjamin setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1997. Peningkatan terus terjadi dan hingga tahun 2006 terdapat 248 outlet restoran yang terdapat di Kota Bogor.
Tabel 2. Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2006 Tahun Jumlah Restoran (Outlet) Pertumbuhan (%) 2000 105 2001 108 2,86 2002 161 49,07 2003 178 10,56 2004 192 7,87 2005 222 15,63 2006 248 11,71 Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Budaya Kota Bogor, 2007
Pertumbuhan restoran di Kota Bogor yang semakin pesat berdampak baik pada perekonomian Kota Bogor. Hal ini terlihat dari kontribusi subsektor restoran pada PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2002-2006 (Tabel 3). Tingkat pertumbuhan PDRB dari subsektor restoran meningkat dengan rata-rata 2,78 persen per tahun pada tahun 2002 hingga 2006. Walaupun demikian, perlu adanya upaya peningkatan kualitas yang sejalan, melihat kontribusinya yang cenderung menurun meski dalam persentase rendah. Dimana pada tahun 2002, subsektor restoran berkontribusi sebesar 6,06 persen bagi PDRB Kota Bogor, sedangkan tahun 2006 hanya sebesar 5,34 persen.
29
Tabel 3. Kontribusi Subsektor Restoran pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2002-2006 Tahun
Subsektor Restoran (Juta Rupiah)
Pertumbuhan (%)
2002 180.877,72 2003 185.911,96 2,78 2004 191.160,27 2,82 2005 196.288,04 2,68 2006 201.850,01 2,83 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
Pembangunan
tempat
Total PDRB Kota Bogor (Juta Rupiah) 2.986.837,37 3.168.185,54 3.361.438,93 3.567.231,21 3.782.273,72
perbelanjaan
(mall)
juga
Kontribusi Terhadap Total PDRB (%) 6,06 5,87 5,69 5,50 5,34
berdampak
pada
pertumbuhan restoran di Kota Bogor. Mall merupakan salah satu bukti modernisasi pada suatu daerah. Mall sebagai pusat perbelanjaan dengan konsep one stop shopping memerlukan restoran sebagai salah satu komponen utamanya. Mall merupakan tempat dimana konsumen dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan barang dan jasa seperti rekreasi, pakaian, makanan, barang elektronik dan sebagainya, dengan hanya mengunjungi satu tempat saja. Seiring dengan adanya modernisasi dan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor, pertumbuhan restoran yang ada semakin beragam dan bervariasi. Saat ini restoran dengan menu asing, seperti internasional, kontinental dan oriental, mengalami perkembangan yang cukup pesat. Daya tarik restoran dengan menu asing adalah suasana dan atmosfer yang dihadirkan di lokasi menyerupai negara atau daerah asal makanan tersebut. Restoran Rice Bowl, Botani Square merupakan salah satu restoran yang menyajikan menu oriental dengan konsep family restaurant. Rice Bowl menawarkan konsep oriental semi fastfood dalam penyajian makanannya. Rice Bowl merupakan pionir dalam pengembangan konsep tersebut. Pengkajian strategi pengembangan yang tepat sangat penting bagi perusahaan, terutama
30
dalam menawarkan konsep atau ide baru. Strategi yang tepat akan menjadi kekuatan Rice Bowl, Botani Square untuk memenangkan persaingan dalam bisnis restoran di Kota Bogor. 1.2.
Perumusan Masalah Restoran Rice Bowl Botani Square berdiri pada bulan Agustus 2006, dan
merupakan satu-satunya restoran cabang yang ada di Kota Bogor. Di Indonesia saat ini terdapat 22 gerai Rice Bowl yang tersebar di wilayah Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Pekanbaru dan Palembang. Pengembangan restoran ini dikelola oleh PT. Batara Aulia Sejahtera dengan format bisnis waralaba maupun nonwaralaba (cabang pusat). Rice Bowl Botani Square merupakan restoran yang dikembangkan dengan format nonwaralaba, artinya restoran ini merupakan restoran cabang pusat yang dikelola oleh owner. Saat ini, Restoran Rice Bowl belum memiliki sertifikasi halal akan produknya. Di Indonesia, khususnya kota Bogor yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sertifikasi halal berperan penting sebagai jaminan keamanan dalam mengkonsumsi makanan. Sertifikat halal juga menjamin suatu produk diproduksi dengan cara yang beretika, sehat dan baik. Restoran Rice Bowl juga senantiasa melakukan perubahan pada cara penyajian menu yang ditawarkan. Porsi makanan Chinnese Food pada umumnya terlalu banyak seringkali membatasi konsumen untuk memesan lebih dari satu jenis makanan dan cepat merasa kenyang. Harga Chinnese Food yang cenderung mahal juga membatasi konsumen dalam melakukan pembelian. Karena itu Rice Bowl berusaha menawarkan menu makanan oriental dengan porsi yang pas, baik untuk menu perorangan maupun menu keluarga.
31
Restoran Rice Bowl saat ini dihadapkan pada lingkungan persaingan yang sulit. Pesaing-pesaing Rice Bowl merupakan restoran di luar Botani Square dan yang berada di dalam Botani Square. Saat ini Restoran Rice Bowl mengalami tantangan yang cukup berat dalam menghadapi lingkungan persaingan industri restoran di dalam Botani Square. Tabel 4 menggambarkan peningkatan jumlah restoran dengan beragam variasi makanan yang ditawarkan di Botani Square. Hal ini menyebabkan kompetisi yang semakin ketat dalam merebut hati konsumen. Tabel 4. Restoran-Restoran yang terdapat di Botani Square, Bogor Berdasarkan Jenis Restoran Tahun 20082 Nama Restoran Jenis Restoran Chidori Restaurant Japanese Food Mr. Baso Family Restaurant A&W American Fastfood Sapo Oriental Oriental Food Solaria Family Restaurant Superbowl Oriental Family Restaurant J-Co, Starbucks, Breadtalk Bakery and Coffee Shop Pizza Pizzas Pizza Family Restaurant Es Teler 77 Family Restaurant Mie Menteng Chinesse Food Cafe Seberang Indonesian Food Foodcourt Ayam Goreng Fatmawati, CFC, Cafe D‟Mangan,dll
Persaingan yang semakin tinggi mempengaruhi jumlah konsumen yang berkunjung ke Restoran Rice Bowl. Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung Restoran Rice Bowl Botani Square mengalami penurunan. Pada bulan Januari 2008, jumlah pengunjung restoran mengalami penurunan sebesar 21,46 persen. Penurunan yang cukup besar di awal tahun 2008 merupakan bukti semakin beratnya persaingan yang dihadapi oleh Rice Bowl dengan semakin beragamnya jenis restoran yang ada di Botani Square. Pihak manajemen harus 2
Hasil pengamatan langsung di Botani Square pada tanggal 28 Februari 2008.
32
mampu memanfaatkan lingkungan eksternal dan internalnya untuk melakukan langkah yang tepat dalam mengembangkan usahanya.
Tabel 5.
Jumlah Pengunjung Restoran Rice Bowl Botani Square Periode Agustus 2007 - Maret 2008
Bulan Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008
Jumlah Pengunjung (orang) 8.781 8.213 9.437 9.488 11.093 8.712 6.835 8.226
Persentase Peningkatan (%) - 6,4 14,90 0,54 16,92 - 21,46 - 21,54 20,35
Sumber : Restoran Rice Bowl Botani Square, 2008
Di tengah persaingan yang semakin tinggi, kemampuan restoran untuk mempertahankan tingkat pendapatannya sangatlah penting. Restoran Rice Bowl Botani Square belum mampu mencapai target return of investment (ROI) yang ditetapkan setiap bulannya secara konsisten dan kontinu. Strategi pengembangan usaha dibutuhkan untuk memantapkan konsep oriental semi fastfood yang menjadi unggulannya. Untuk mendapatkan strategi yang tepat sesuai dengan tujuan, Rice Bowl Botani Square harus mengetahui kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman serta pola reaksi perusahaan terhadap pesaing. Pengenalan dan pemahaman yang baik terhadap lingkunga perusahaan diharapkan dapat meningkatkan posisi bersaing Rice Bowl Botani Square dalam industri. Permasalahan yang dihadapi Restoran Rice Bowl Botani Square dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Strategi-strategi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan ?
33
2. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi restoran dalam mengembangkan usahanya ? 3. Alternatif strategi apa saja yang paling sesuai bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya ? 1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square 2. Menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Rice Bowl Botani Square 3. Mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai bagi restoran untuk mengembangkan usahanya. Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen Restoran
Rice
Bowl
Botani
Square
dalam
pelaksanaan
usaha
pengembangan restoran 2. Sebagai acuan dan referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis strategi pengembangan
usaha yang dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square Bogor sebagai salah satu restoran oriental semi fastfood di Kota Bogor. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha Restoran Rice Bowl Botani Square.
34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Konsep Restoran
2.1.1. Definisi Restoran Restoran termasuk dalam industri jasa boga yang merupakan industri yang bergerak dalam pengelolaan makanan siap santap (Fardiaz, 1994). Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang dikelola secara komersil yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa makanan maupun minuman. Menurut Mangkuwerdoyo (1987), berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel No. KM. 95/ KH.103/ MPDT – 87, definisi restoran adalah suatu jenis usaha yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. Restoran merupakan usaha yang tidak sekedar menawarkan produk makanan dan minuman saja, namun juga jasa pelayanan pada para pengunjungnya. Menurut Sugiarto (1999), kebutuhan masyarakat akan jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu : 1. Physical product, yaitu kebutuhan akan makanan dan minuman 2. Psychological product, mencakup sensual benefit (cuci mata dan suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapian dan kesopanan), sense of listening (musik) 3. Customer service product, mencakup kecepatan, reservasi dan kemudahan transaksi.
35
Restoran yang baik harus memiliki proporsi yang seimbang dalam makanan dan minuman, suasana, pelayanan, restoran dan harga (Soekresno, 2000). Menurut Mukhtar (2004), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut G - factors, yaitu : 1. Good Food (G-1) Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan pelengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen. 2. Good Location & Parking Fasilities (G-2) Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh sebab itu restoran harus mudah terlihat, mudah dijumpai, memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. 3. Good Atmosphere (G-3) Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan interior dan eksterior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna dan fasilitas yang lengkap, seperti toilet, kursi dan meja yang berkualitas baik, dan table set up yang lengkap. 4. Good Reputation (G-4) Restoran harus memiliki reputasi yang baik yang meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi yang mempengaruhi pendapat masyarakat.
36
5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5) Tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi tamu mereka yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah. 2.1.2. Jenis-Jenis Restoran Perkembangan restoran yang sangat pesat tidak hanya terlihat dari jumlahnya (kuantitas) saja, namun juga dari semakin bervariasinya jenis restoran yang muncul saat ini. Setiap restoran berusaha menawarkan sesuatu yang baru untuk menarik perhatian konsumen. Berdasarkan tingkat keorisinalannya, restoran dibedakan menjadi 10 jenis (Torsina, 2000), yaitu : 1. Family Conventional, yaitu restoran tradisional untuk keluarga. Restoran ini mementingkan
suasana yang nyaman
dan
harga terjangkau
dibandingkan pelayanan dan dekorasi. 2. Fast Food, yaitu restoran cepat saji dengan keterbatasan menu, ruang dan dekorasi namun memiliki harga terjangkau. Meraih pelanggan sebanyakbanyaknya merupakan hal yang paling diutamakan. 3. Cafetaria, yaitu restoran yang terdapat dalam gedung kantor atau pusat perbelanjaan. Menu yang disajikan sering berganti dan harga terjangkau. 4. Gourmet, yaitu restoran kelas tinggi yang biasanya menyediakan wines dan liquors, standar penyajiannya tinggi dan bergengsi. 5. Etnic, yaitu restoran yang menyajikan makanan dari daerah yang spesifik.
37
6. Buffet, yaitu restoran dengan konsep self service, dimana pengunjung bisa makan sepuasnya apa yang disajikan. Namun untuk bir, wine dan liquor biasanya dilayani secara khusus. 7. Coffee Shop, yaitu restoran yang biasanya berada di perkantoran dan pusat perbelanjaan, berfungsi sebagai tempat makan siang dan coffee break. 8. Snack bar, yaitu restoran yang hanya menyajikan makanan ringan yang memiliki konsep eat in (makan di tempat) dan take out (dibawa pulang). 9. Drive-in, yaitu restoran yang menyediakan layanan bagi para konsumen untuk makan di mobil masing-masing. Makanan dikemas dengan praktis. 10. Speciality Restaurant, yaitu restoran yang letaknya jauh dari keramaian, namun masakannya unik dan berkualitas.
2.1.3. Pelayanan Restoran Restoran merupakan industri jasa boga yang mengutamakan pelayanan yang baik dan memuaskan konsumennya. Pelayanan restoran menggambarkan bagaimana sistem dan cara penyajian makanan dan minuman pada konsumen. Model layanan yang diterapkan oleh tiap restoran berbeda-beda tergantung pada : 1. Kelompok tamu yang diharapkan akan datang ke restoran, baik kelompok kebangsaannya, profesi ataupun status sosialnya 2. Jenis makanan yang akan ditawarkan serta harga yang akan ditetapkan 3. Spesifikasi jenis restoran yang akan dioperasikan. Mukhtar (2004) mengklasifikasikan sistematika pelayanan di sebuah restoran dapat dibedakan dalam empat kategori penyajian, yaitu :
38
1. Table Service, merupakan sebuah sistem penyajian pelayanan makanan di atas meja yang disajikan oleh waiter atau waitress. Penyajian table service dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu : a. American Service, yaitu sistem pelayanan yang bersifat sederhana, tidak resmi, cepat dan persiapan porsi makanan dilakukan di dapur. Disebut juga dengan ready plate service atau quick service. Penggunaannya diterapkan di coffee shop, cafetaria dan sebagainya. b. English Service (family style service), yaitu sistem pelayanan di mana makanan datang dari dapur, diletakkan diatas platter yang besar dan dioperasikan dari tamu yang satu ke tamu yang lainnya. Selain itu, platter juga dapat diletakkan di tengah meja, sehingga tamu mengambil sendiri makanan tersebut. c. Russian Service (Platter Service), yaitu makanan dibawa dengan menggunakan
platter
dan
dipindahkan
ke piring tamu
dengan
menggunakan sepasang sendok dan garpu service yang disebut dengan Clamp. Biasanya diterapkan pada restoran utama, seperti Grill Room, Dining Room, Super Restaurant dan jamuan-jamuan yang bersifat resmi. d. French Service (Gueridon Service), yaitu pelayanan yang biasanya dilakukan dalam jamuan resmi. Pelayanan dilaksanakan oleh dua orang pramusaji yang bertugas sebagai Chef de Rang (captain) dan Commis de Rang (waiter) serta menggunakan alat bantu, yakni gueridon atau meja atau kereta dorong.
39
e. Counter Service, merupakan suatu teknik pelayanan dengan penyajian makanan dan minuman diletakkan di atas counter. Counter adalah meja panjang yang membatasi ruang restoran dengan ruang dapur. 2. Self Service (Buffet Service), yaitu suatu sistem pelayanan dimana pengunjung dapat mengambil langsung makanan yang diinginkannya yang telah tersedia di meja buffet, sedangkan untuk minuman panas biasanya disajikan oleh pelayan. 3. Carry Out Service (Take Out Service), satu sistem pelayanan dimana pengunjung datang untuk membeli
makanan
yang telah
disiapkan
sebelumnya, kemudian dibungkus dalam kotak dan dibawa pulang oleh pengunjung untuk dimakan di luar restoran. Pengunjung tidak makan di tempat atau dalam ruang restoran 2.2.
Masakan Oriental (Oriental Food) Kata “oriental” berasal dari bahasa Latin yaitu “oriens” yang artinya east
(timur). Oriental food berarti makanan atau menu makanan yang berasal dari daerah timur (Asia). Kawasan oriental terbagi atas Asia Tenggara (ASEAN), Asia Tengah (India dan Timur Tengah) serta Asia Timur (Cina, Jepang, Korea). Namun dalam perkembangan industri boga, oriental food lebih identik dengan masakan Asia Timur dan sebagian Asia Tenggara (Vietnam, Thailand, Singapura). Penyajian oriental food biasanya langsung pada menu utama (tanpa makanan pembuka atau penutup). Berbeda dengan kontinental food yang disajikan lengkap mulai appetizer (makanan pembuka), main dish (makanan utama) dan dessert (makanan penutup).
40
Oriental food dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok berdasarkan negara asalnya3, yaitu : 1. Japanese Cuisine, merupakan masakan yang memiliki kadar lemak rendah karena biasanya diolah dengan metode kukus, rebus ataupun setengah matang. Masakan Jepang baik dikonsumsi oleh orang yang sedang melakukan diet. Japanese food yang paling sering dikonsumsi adalah noodle (mie), sushi, sashimi, tempura, yakitori dan shabu-shabu. 2. Singapore Cuisine, merupakan gabungan antara citarasa masakan Cina, India, Indonesia dan Malaysia. Keunikan masakan Singapura adalah penggabungan citarasa Asia Timur dan Asia Tenggara (Melayu), sehingga sering disebut Southern Chinese Cuisine. 3. Thailand Cuisine, merupakan masakan yang banyak menggunakan ikan, seafood dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh mayoritas penduduknya beragama Budha, sehingga mayoritas penduduknya pantang mengkonsumsi daging. Pengolahan masakan Thailand masih dilakukan secara tradisional dan identik dengan citarasa pedas, asam dan manis. 4. Vietnam Cuisine, merupakan kombinasi antara citarasa Asia dan Perancis. Sup merupakan budaya masakan Vietnam yang mirip dengan budaya Perancis. Masakan Vietnam menggunakan sedikit minyak, banyak menggunakan seafood dan pengolahan biasanya dengan metode pemanggangan (stir-fry). 5. Chinese Cuisine, merupakan masakan yang berasal dari negara Cina, dapat dibagi menurut regionalnya, yaitu :
3 http://www.orientalfood.com/ dalam Artikel “Food and Culture”, diakses pada tanggal 4 Maret 2008
41
a. Beijing Cuisine ( Northern Chinese Food), merupakan masakan bangsa Mongolia dan Henan yang kaya akan gandum, roti dan daging bebek b. Cantonese Cuisine, merupakan masakan yang mengandung sangat sedikit minyak dan kaya akan bahan masakan seperti daging, ikan, tumbuhan. c. Sichuan Cuisine, merupakan masakan dengan citarasa pedas d. Huaiyang Cuisine, merupakan masakan dengan metode steam cooking
2.3.
Penelitian Terdahulu Lidia (2001) dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Pola
Waralaba dan Strategi Pengembangan Usaha Makanan Siap Saji (Fastfood) di CV X”, melakukan analisa kuantitatif dan kualitatif untuk memberikan alternatif strategi pengembangan bagi CV X. Analisis kuantitatif yang dilakukan berupa analisa profitabilitas, matriks IFE dan matriks EFE. Sedangkan analisis kualitatif berupa analisa pelaksanaan pola waralaba, dampak pola waralaba dan perumusan strategi alternatif dengan metode SWOT. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, CV X berada pada kondisi persaingan yang sangat sulit, sehingga strategi yang dipilih adalah strategi kombinasi, yaitu penggabungan strategi W-O dengan strategi lain untuk meningkatkan kemampuan bersaing. Adapun strategi yang menjadi prioritas adalah peningkatan pengembangan karyawan, pemberian kepercayaan pada pewaralaba dan pembelian peralatan produksi. Rudianto (2002) dalam penelitian yang berjudul “ Strategi Pemasaran Restoran Berbasis Preferensi Konsumen (Studi Kasus Restoran Larisa, Bogor), melakukan analisis matriks SWOT dengan menganalisa variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi restoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Restoran Larisa berada pada pertemuan antara isu strategis
42
kekuatan dan peluang. Pada kondisi ini peneliti merekomendasikan strategi progresif atau strategi yang berorientasi kepada pertumbuhan melalui peningkatan kapasitas produksi, pengembangan produk dan pasar. Dalam penelitian ini tidak digunakan matriks IE dan QSPM sehingga tidak dapat diketahui secara mendalam posisi internal dan eksternal restoran, serta prioritas strategi yang akan dipilih untuk pengembangan restoran. Desiranita (2004) dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Kecil pada Rumah Makan Saung Kiray” mengemukakan bahwa rumah makan tradisional Sunda yang dikelola secara kekeluargaan ini mengalami keterbatasan jumlah karyawan (SDM) serta sistem pengelolaan usaha yang masih sangat sederhana. RM Saung Kiray memiliki karyawan sebanyak enam orang, struktur organisasinya masih abstrak dan belum jelas, serta sistem pencatatan keuangan yang masih sederhana. Dalam memberikan kenyamanan pada pengunjung, RM Saung Kiray menyediakan perpustakaan mini sebagai fasilitas. Analisis alternatif strategi pengembangan usaha dilakukan dengan analisis matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Melalui analisis faktor eksternal dan internal yang digambarkan dalam matriks IE, terlihat bahwa posisi usaha ini berada pada tahap hold and maintain dengan strategi alternatif berupa strategi penetrasi dan pengembangan. Melalui analisis QSPM, alternatif strategi yang menjadi prioritas adalah meningkatkan usaha promosi melalui pemasangan spanduk di lokasi strategis. Luna (2005) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran dengan Metode SWOT (Studi Kasus Restoran Raffles, Megamendung Bogor) melakukan analisa faktor internal dan eksternal perusahaan serta
43
perumusan strategi dengan metode SWOT. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kuesioner bagi para konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen dari restoran Raffles. Fahrurozhi
(2006)
dalam
penelitian
yang
berjudul
“Strategi
Pengembangan Usaha Industri Kecil Tape Bondowoso di Kabupaten Bondowoso” menganalisa faktor eksternal dan internal serta posisi perusahaan dengan metode matriks IE dan SWOT . Sedangkan untuk penetapan alternatif prioritas strategi pengembangan menggunakan metode Analitycal Hierarcy Process (AHP). Prioritas alternatif strategi yang disarankan adalah : (1)meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan pada konsumen; (2) meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk; (3) memperluas daerah pemasaran; (4) melakukan pengembangan dan diferensiasi produk; (5) melakukan kegiatan promosi; (6) meningkatkan kualitas SDM, manajerial dan teknologi; (7) mengoptimalkan volume produksi perusahaan dan (8) melakukan efisiensi biaya. Secara umum, penelitian ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan penelitian-penelitian terdahulu, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan restoran dan menganalisa alternatif strategi yang tepat bagi pengembangan usaha restoran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi dan konsep restoran yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini restoran yang menjadi objek penelitian adalah Restoran Rice Bowl yang memiliki konsep oriental semi fastfood. Selain itu lokasi restoran yang berada di dalam sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota Bogor, yaitu Botani Square, juga mempengaruhi analisa alternatif strategi pengembangan yang tepat bagi restoran.
44
No 1.
Lidia
Judul Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Pola Waralaba dan
1.
Tujuan Mempelajari mekanisme
dan
Metode dan Alat Analisis (a) Analisa kuantitatif, berupa analisa profitabilitas,
(2001)
Strategi Pengembangan Usaha Makanan
mengevaluasi pelaksanaan pola waralaba
matriks IFE dan matriks EFE, (b) Analisa kualitatif,
Siap Saji (Fastfood) di CV X
pada usaha makanan siap saji
berupa analisa pelaksanaan pola waralaba, dampak
2. Mengidentifikasi faktor internal dan
pola waralaba dan perumusan strategi alternatif
eksternal
dengan metode SWOT
3. Merumuskan strategi pengembangan usaha makanan siap saji CV X 2.
Desiranita
Strategi Pengembangan Bisnis Kecil
1.Menganalisis
faktor
eksternal
dan
Identifikasi faktor internal dan eksternal, analisis
(2004)
pada Rumah Makan Saung Kiray
internal yang mempengaruhi
matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT,
2.Memilih strategi pengembangan yang
dan QSPM
sesuai dengan kondisi rumah makan Saung Kiray 3.
Luna (2005)
Analisis Strategi Pemasaran Restoran
Merumuskan strategi pemasaran bagi
1. Brainstorming melalui Focus Group Discussion
dengan Metode SWOT (Studi Kasus
Rstoran
(FGD) untuk menentukan atribut penilaian restoran
Restoran Raffles, Megamendung Bogor)
mempertahankan
Raffles
dalam dan
rangka
meningkatkan
posisinya agar dapat bersaing dengan
oleh konsumen 2. Matriks IFE, EFE dan SWOT
jasa boga lainnya 4.
Fahrurozhi
Strategi Pengembangan Usaha Industri
Merumuskan
alternatif
strategi
Analisis matriks IE dan matriks SWOT serta analisis
(2006)
Kecil Tape Bondowoso di Kabupaten
pengembangan yang sesuai bagi industri
prioritas strategi dengan Analytical Hierarcy Process
Bondowoso
kecil Tape Bondowoso
(AHP)
20
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Kata strategi pada awalnya merupakan istilah dalam bidang kemiliteran bukan manajemen. Istilah strategi dalam bidang manajemen pertama kali diperkenalkan oleh Drucker (1955) yang didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran tersebut. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan
keunggulan
kompetitif,
komparatif,
dan
sinergis
ideal
berkelanjutan sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi” (Triton,2007).
3.1.2. Konsep Manajemen Strategis Manajemen strategis merupakan kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan strategi yang didesain untuk mencapai sasaran organisasi (Pearce dan Robinson, 1988).
Menurut Nawawi (2003),
manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
21
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi. Kajian manajemen strategis yang baik akan menghasilkan keputusan strategis. Perbedaan keputusan strategis dengan keputusan-keputusan biasa adalah keputusan strategis senantiasa diletakkan dalam kerangka masa mendatang dengan jangka waktu yang panjang untuk keberhasilan secara menyeluruh dari organisasi maupun perusahaan (Triton, 2007). Pengambilan keputusan strategis tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan perusahaan. Menurut Hickson, et.al (1986) keputusan strategis memiliki tiga karakteristik, yaitu : 1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru 2. Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumberdaya penting dan menuntut banyak komitmen 3. Directive, yaitu keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi. Manajemen strategis membantu suatu perusahan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis dan rasional untuk pilihan strategis (David, 2006).
22
3.1.3. Proses Manajemen Strategis Proses manajemen strategis lebih mengutamakan pendekatan proaktif daripada pendekatan reaktif dalam pengambilan keputusan.
Proses ini
menggambarkan pendekatan yang logis, sistematis dan objektif untuk menetapkan arah masa depan perusahaan (David, 1998). Model
Komprehensif
Manajemen
Strategis
pada
Gambar
1
menggambarkan tahapan proses yang dilakukan dalam pengkajian manajemen strategis. Tahapan yang dimaksud meliputi formulasi, implementasi dan evaluasi strategi. Pada kenyataannya, proses yang berjalan tidak akan memiliki alur kaku melainkan akan terjadi perubahan-perubahan yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal perusahaan. Semakin fleksibel dan adaptif proses manajemen strategis yang dilakukan perusahaan maka semakin baik pula daya saing perusahaan di dalam industri.
Melakukan Audit Eksternal
Membuat Pernyata an Visi & Misi
MeneTapkan Tujuan Jangka Panjang
Umpan Balik
Merumu skan, Mengevaluasi, dan Memilih Strategi
Mela ksana kan IsuIsu Mana jemen
Melaksanaka n Strategi Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, Litbang, SIM
Meng ukur dan Meng evalu asi Kiner ja
Melakukan Audit Internal
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis (Sumber : David, 2004)
23
3.1.4. Formulasi Strategi Formulasi strategi merupakan suatu tahapan untuk menentukan aktivitasaktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan atau disebut juga tahapan perumusan
strategi.
Aktivitas-aktivitas
yang
dimaksud
meliputi
:
(1)
pengembangan misi perusahaan; (2) mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan; (3) menetapkan kekuatan dan kelemahan internal; (4) menetapkan objektif
jangka
panjang;
(5)
menetapkan
strategi
pokok
yang
perlu
diimplementasikan (David, 2004). 3.1.4.1. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan dan tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Dirgantoro, 2001). Pernyataan visi menjawab pertanyaan “Apa yang ingin kita capai?”. Visi menggambarkan cita-cita perusahaan ke depan dan mengarahkan misi perusahaan. Misi
adalah pernyataan
jangka panjang mengenai tujuan
yang
membedakan suatu bisnis dari usaha lain yang serupa. Pernyataan misi menjawab pertanyaan “Apa bisnis kita?”. Misi dijadikan sebagai standar dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi. Tujuan merupakan pusat dari kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai penilai prestasi perusahaan. Tujuan berperan penting dalam perumusan dan implementasi strategi perusahaan, karena itu manajemen puncak haru mampu merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan perusahaan melalui perusahaan.
24
3.1.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal terdiri dari komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : 1.
Lingkungan Umum Lingkungan umum merupakan lingkungan jauh dari perusahaan dalam
tingkatan operasi perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor politik dan hukum, ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh variabel-variabel yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi perusahaan. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi lingkungan eksternal perusahan terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST POLITIK DAN HUKUM Situasi politik negara Kebijakan politik luar negeri Regulasi dan deregulasi pemerintah Peraturan pajak Kebijakan subsidi Kebijakan fiskal dan moneter Peraturan tenaga kerja Peraturan impor, ekspor, dll EKONOMI Tingkat Inflasi Kecenderungan PDB Ketersediaan kredit Pola konsumsi Kurs mata uang Tingkat pajak Tren pertumbuhan ekonomi, dll
SOSIAL, BUDAYA, DEMOGRAFI Pertumbuhan penduduk Kepercayaan Gaya hidup Sikap terhadap mutu produk Jumlah penduduk Tingkat pendidikan rata-rata Perilaku terhadap pemerintah Perilaku belanja Manajemen limbah TEKNOLOGI Perkembangan teknologi dan informasi Kecenderungan perkembangan teknologi yang unik dalam industri Perkembangan teknologi dasar Perkembangan perilaku masyarakat terhadap teknologi
Sumber : David, 2004
25
2.
Lingkungan Industri Lingkungan industri merupakan tingkatan lingkungan eksternal perusahan
yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Analisis lingkungan industri diperlukan dalam penentuan posisi bertahan terbaik bagi suatu perusahaan dan lingkungannya. Perumusan
strategi
bersaing
menghubungkan
perusahaan
dan
lingkungannya. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi dan persaingan antar perusahaan. Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep Porter’s Competitive Strategy atau Lima Kekuatan Bersaing (Gambar 2). Pendatang baru potensial (Ancaman mobilitas)
Pemasok (Kekuatan Pemasok)
Pesaing-pesaing industri (Rival segmen)
Pembeli (Kekuatan Pembeli)
Pengganti/Substitusi (Ancaman Substitusi) Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter Sumber : David, 2006
Michael Porter mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan struktur persaingan dalam industri yang dihadapi perusahaan, yaitu : 1. Pesaing-pesaing industri Persaingan yang tajam merupakan akibat dari sejumlah faktor struktural yang saling berinteraksi, yaitu :
26
a. Perkembangan industri, yang akan mempengaruhi tingkat persaingan dalam merebut pasar b. Biaya peralihan atau diferensiasi produk c. Penambahan kapasitas dalam jumlah besar d. Keragaman dan jumlah pesaing akan menciptakan perbedaan dalam tujuan dan strategi masing-masing perusahaan e. Hambatan penghalang keluar yang membuat perusahaan tetap bersaing dalam bisnis, seperti faktor ekonomis, strategi dan emosional. 2. Ancaman pendatang baru potensial Kemungkinan masuknya pendatang baru dalam suatu industri dipengaruhi oleh hambatan memasuki industri dan reaksi dari perusahaan yang sudah ada. Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan memasuki industri, yaitu : a. Skala ekonomi, yaitu skala yang menggambarkan turunnya biaya satuan suatu produk apabila volume absolut per periode meningkat b. Diferensiasi produk, merupakan perusahaan tertentu memiliki identifikasi merk dan kesetiaan pelanggan c. Kebutuhan modal, yaitu kebutuhan menanam sumberdaya keuangan d. Biaya beralih ke pemasok (switching costs), yaitu biaya satu kali (one time cost) yang harus dikeluarkan pembeli apabila pindah berlangganan dari produk pemaasok tertentu ke produk pemasok lainnya e. Akses ke saluran distribusi, yaitu kebutuhan pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya f. Biaya tak menguntungkan terlepas dari skala, yaitu beberapa faktor di luar skala ekonomi pendatang baru seperti : teknologi produk milik sendiri,
27
penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku, lokasi, subsidi pemerintah, kurva belajar atau pengalaman. 3. Ancaman produk pengganti atau subsitusi Ancaman produk pengganti dapat berupa harga dari produk pengganti yang lebih murah, biaya peralihan kepada produk pengganti rendah dan kecondongan pembeli untuk mencoba produk pengganti 4. Kekuatan tawar-menawar pembeli Pembeli selalu menginginkan produk berkualitas tinggi, pelayanan yang baik dan harga yang murah. Kekuatan tawar menawar pembeli akan meningkat dalam situasi : keterbatasan jumlah pembeli, adanya substitusi, biaya peralihan rendah, lokasi penjualan mudah dijangkau dan informasi pembeli mudah dijangkau. 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok Pemasok mempengaruhi tingkat laba yang akan diperoleh perusahaan. Pemasok memiliki tawar menawar yang kuat apabila menguasai diferensiasi bahan pasokan, konsentrasi pemasok, kepentingan pelanggan lebih tinggi dan volume pembelian dikuasai pemasok.
3.1.4.3. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal perusahaan terdiri dari kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Kedua faktor intern ini pasti dimiliki oleh tiap organisasi atau perusahaan. Lingkungan internal mencakup seluruh komponen yang terdapat dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Pemahaman yang baik akan lingkungan internal perusahaan akan sangat membantu dalam proses perencanaan strategi yang dibutuhkan.
28
Menurut David (2004), bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah : 1. Fungsi Manajemen, dilakukan dan diterapkan pada struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf serta pengendalian/kontrol. 2. Fungsi
Pemasaran,
adalah
proses
mengidentifikasi,
mengantisipasi,
menciptakan serta memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang atau jasa, mencakup tujuh fungsi dasar yaitu analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dana analisis peluang. 3. Fungsi Keuangan, merupakan indikator terbaik posisi kompetitif dan daya tarik perusahaan. Hal ini apat dilihat dari rasio keuangan perusahaan yang mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan. 4. Fungsi Produksi/Operasi, terdiri dari seluruh aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa, mencakup lima fungsi dasar yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas. 5. Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang), terdiri dari aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan, biasanya diarahkan pada produk-produk baru. 6. Fungsi Sistem Informasi Manajemen (SIM), berguna untuk memperbaiki kinerja perusahaan melalui perbaikan kualitas keputusan manajerial. SIM berisi database catatan penting yang sangat berguna bagi perusahaan.
29
3.1.4.4. Matriks Internal-External (IE) Matriks IE merupakan salah satu parameter yang meliputi kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaan untuk merumuskan alternatif strategi. Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Matriks IE diperoleh melalui matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks IE sangat baik digunakan untuk merumuskan alternatif strategi karena tiap divisi dalam perusahaan akan dianalisis secara detail. Matriks IE merupakan gabungan matriks EFE dan IFE yang terdiri dari sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks EFE dan IFE. Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda yaitu tumbuh-bina (growth and build), pertahankanpelihara (hold and maintain) serta panen atau divestasi (harvest or divest).
3.1.4.5. Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sangat berguna dalam proses pembuatan keputusan strategis dalam berbagai situasi bisnis. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2000). Walaupun cenderung sederhana dan bersifat langsung dalam penggunaannya, namun dapat menyajikan suatu analisis yang komprehensif dan akurat tentang usaha yang dilaksanakan (Sulastiyono, 1999). Analisis ini menyediakan kerangka yang baik dalam menggambarkan strategi, posisi dan arah perusahaan.
30
Kekuatan merupakan keunggulan yang dimiliki perusahaan yang dapat membuka peluang yang lebih luas bagi perusahaan untuk upaya pengembangan. Kelemahan merupakan setiap kekurangan yang terdapat dalam sumberdaya maupun keahlian yang dimiliki perusahaan. Peluang atau kesempatan merupakan peristiwa-peristiwa di lingkungan luar yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Ancaman merupakan bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan kedudukan perusahaan. Sesuatu yang menjadi peluang bagi sebuah perusahaan dapat menjadi ancaman bagi perusahaan lain, begitu juga sebaliknya.
3.1.4.6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif atau Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan suatu alat untuk melakukan evaluasi pilihan alternatif secara objektif, menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik. Matriks QSPM mampu mengintegrasikan faktor internal dan eksternal yang relevan terhadap proses keputusan. Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1) strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan.
31
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Restoran Rice Bowl Botani Square dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun ekternal yang berdampak pada biaya produksi dan penerimaan penjualan. Akan tetapi, restoran ini juga memiliki peluang dan keunggulan yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan strategi dan tindakan nyata untuk menghadapi situasi tersebut dengan alat analisis dan teori yang tepat dan sesuai. Proses perumusan strategi pengembangan diawali dengan penetapan visi, misi dan tujuan Restoran Rice Bowl. Pengenalan akan visi, misi dan tujuan perusahaan akan membantu fokus dalam mengarahkan proses analisis pada pencapaian tujuan akhir. Tahap analisis selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi restoran saat ini, kemudian dilakukan analisis lingkungan eksternal dan internal yang dimiliki oleh restoran dalam mencapai tujuannya. Analisis eksternal mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Analisis lingkungan industri dilakukan dengan model lima kekuatan Porter. Analisis lingkungan internal mencakup bidang fungsional perusahaan, yaitu manajemen, pemasaran, produksi/operasi, keuangan, penelitian dan pengembangan serta sumberdaya manusia. Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian akan dijabarkan dalam matriks EFE dan IFE. Total skor kedua matriks tersebut dipadukan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian
32
dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi bagi pengembangan bisnis restoran. Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang paling tepat bagi Restoran Rice Bowl yang sesuai dengan kondisi internal perusahaan dengan menggunakan alat analisis QSPM. Hasil yang diperoleh melalui QSPM akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan yang dapat dilakukan Restoran Rice Bowl.
33
Manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square Bogor
Visi, Misi dan Tujuan
Adanya konsep baru sebagai oriental semi fastfood restaurant membutuhkan serangkaian strategi pengembangan usaha yang tepat
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan Umum : - Politik & Hukum - Sosbud &Demografi - Ekonomi - Teknologi
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan Industri (Lima Kekuatan Porter)
- Manajemen - Pemasaran - Keuangan - Produksi / Operasi - Litbang - SIM
Matriks EFE
Matriks IFE
Matriks IE dan Analisis SWOT
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Botani Square Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Botani Square
34
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Restoran Rice Bowl merupakan pionir oriental semi fastfood restaurant di Indonesia, dan merupakan satu-satunya restoran cabang yang berada di Kota Bogor hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus, yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan metode ini adalah untuk memberikan gambaran subjek penelitian secara rinci. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2008.
4.2.
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
berupa wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada pihak manajemen Restoran Rice Bowl. Responden yang dipilih adalah store manager, assistant store manager dan captain. Ketiganya dipilih karena dianggap mengetahui informasi mendalam mengenai kondisi internal dan eksternal restoran secara mendalam. Selain itu, informasi diperoleh dari pihak luar yang memahami kondisi pariwisata di Kota Bogor, yaitu Kepala Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia.
35
Data sekunder diperoleh dari berbagai media, perusahaan dan instansi terkait. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kotamadya Bogor, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor dan BPS Jawa Barat. Perolehan data sekunder juga didapatkan dari media internet dan artikel surat kabar, jurnal dan majalah.
4.3.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah metode
analisis kualitatif dan kuantitatif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi objek penelitian untuk kemudahan dalam proses analisis lebih lanjut
2.
Melakukan kajian situasi objek penelitian baik secara internal maupun eksternal serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini
3.
Menentukan alternatif dan prioritas strategi yang tepat bagi objek penelitian. Dalam analisis pengolahan data akan digunakan Analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk mengidentifikasi alternatif kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan Restoran Rice Bowl.
Analisis ini
diperoleh dari matriks IFE, matriks EFE serta matriks IE. Sedangkan untuk proses pemilihan keputusan strategis yang paling tepat akan digunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
36
4.3.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan. Analisis ini untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.
4.3.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Kerangka tiga tahap formulasi strategi terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis matriks IE, analisis SWOT dan analisis QSPM.
4.3.2.1.Tahap Masukan (Input) Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi
perusahaan.
Analisis
eksternal
dilakukan
untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas analisis ini disajikan dalam Matriks External Factor Evaluation (EFE). Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah : 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Dalam tahap pengidentifikasian faktor eksternal dan internal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
37
serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian dalam matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman). 2. Pemberian Bobot Faktor Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan metode pairwise comparison (Kinnear dan Taylor, 2001). Bobot menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri (industry-based). Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang akan digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Internal A B C D .... A B C D .... Total
Total
Bobot
Total
Bobot
Sumber : Kinnear and Taylor, 2000
Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Eksternal A B C D .... A B C D .... Total Sumber : Kinnear and Taylor, 2000
38
Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan pada tiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi, tanpa mempedulikan apakah faktor tersebut kelemahan atau kekuatan serta peluang atau ancaman. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1,0.
3. Pemberian Rating (Peringkat) Menurut David (2006), rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada (company-based). Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan diatas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1 = respon perusahaan jelek. Sedangkan untuk lingkungan internal diberikan dalam skala sebagai berikut : 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor dan 1 = kelemahan utama.
4. Perkalian Bobot dan Peringkat Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2006).
39
Tabel 9. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-Faktor Bobot Rating Internal Kunci (a) (b) Kekuatan 1 ........................... ....... ....... 2 ........................... ....... ....... 3 ........................... ....... ....... Kelemahan 1 ........................... ....... ....... 2 ........................... ....... ....... 3 ........................... ....... ....... Jumlah 1,0
Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) .............. .............. .............. .............. .............. .............. ..............
Sumber : David, 2006
Tabel 10. Matriks Internal Factor Evaluation (EFE) Faktor-Faktor Bobot Rating Internal Kunci (a) (b) Peluang 1 ........................... ....... ....... 2 ........................... ....... ....... 3 ........................... ....... ....... Ancaman 1 ........................... ....... ....... 2 ........................... ....... ....... 3 ........................... ....... ....... Jumlah 1,0
Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) .............. .............. .............. .............. .............. .............. ..............
Sumber : David, 2006
Total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan pada matriks IFE atau EFE mengindikasikan perusahaan merespon kekuatan dan kelemahan (faktor internal) atau peluang dan ancaman (faktor eksternal) dengan sangat baik pula, begitu pula sebaliknya.
4.3.2.2.Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan
40
informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah Matriks Internal External (IE) dan Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). 1. Matriks Internal-Eksternal (IE) Matriks IE berguna untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Matriks IE didasari pada dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFE dan total nilai tertimbang EFE. Total nilai tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x dan total nilai tertimbang EFE pada sumbu y.
TOTAL NILAI TERTIMBANG IFE Kuat 3,0 – 4,0
Rata- Rata 2,0 – 2,9
Lemah 1,0 – 1,99
TOTAL Tinggi NILAI 3,0 – 4,0 TERTIMBANG Rata-Rata EFE 2,0-2,99
IV
V
VI
( Growth and Build)
(Hold and Maintain)
(Harvest or divest)
Rendah 1,0-1,99
VII
VIII
IX
(Hold and maintain)
(Harvest or divest)
(Harvest or divest)
I
II
III
(Growth and Build)
(Growth and Build)
(Hold and Maintain)
Gambar 4. Matriks IE Sumber : David, 2006
Matriks IE terbagi atas tiga daerah utama dengan implikasi strategi berbeda, yaitu : a. Divisi pada sel I, II, IV dapat melaksanakan strategi growth and build (kembangkan dan bangun). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan, horizontal).
41
b. Divisi pada sel III, V, VII dapat melaksanakan strategi hold and maintain (jaga dan pertahankan). Strategi yang umum diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. c. Divisi pada sel VI, VIII, IX dapat melaksanakan strategi harvest or divest (mengambil hasil atau melepaskan). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.
2. Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) Matriks SWOT berguna untuk mencocokkan faktor internal dan eksternal perusahaan yang membantu pengembangan empat tipe alternatif strategi, yaitu strategi S-O (Strength-Opportunity), strategi W-O (Weakness-Opportunity), strategi S-T (Strength-Threat) dan strategi W-T (Weakness-Threat). Adapun langkah-langkah untuk penyusunan matriks SWOT adalah : 1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan 2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan perusahaan 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan perusahaan 5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal (strategi SO) 6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal (strategi WO) 7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal (strategi ST) 8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal (strategi WT) Analisis Matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih perusahaan dalam mengembangkan usahanya.
42
Gambar 5. Matriks SWOT
OPPORTUNITIES (O) Tuliskan peluang THREATS (T) Tuliskan ancaman
STHRENGTHS (S) Tuliskan kekuatan STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
WEAKNESSES (W) Tuliskan kelemahan STRATEGI W-O Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang STRATEGI W-T Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman
Sumber : David, 2006
4.3.2.3.Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahapan akhir dalam formulasi strategi, yaitu menetapkan alternatif strategi mana yang paling baik atau yang menjadi prioritas perusahaan untuk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat analisis pada tahap keputusan yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2006). Langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui analisis QSPM adalah sebagai berikut : 1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Informasi faktor-faktor eksternal dan internal diperoleh dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberikan bobot untuk tiap faktor internal dan eksternal yang sama dengan bobot tiap faktor pada IFE dan EFE. 3. Mengevaluasi
dan
identifikasi
strategi
alternatif
yang
layak
diimplementasikan dari hasil analisis SWOT.
43
4. Menentukan nilai daya tarik relatif (Attractiveness Score – AS) untuk tiap alternatif strategi terpilih. Jangkauan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = menarik, 4 = sangat menarik. 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score – TAS) melalui perkalian bobot tiap faktor dengan AS tiap baris. 6. Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif strategi terpilih. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi adalah strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.
Tabel 11. Matriks QSP Faktor Utama Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Strategi ... AS TAS
Faktor Eksternal Faktor Internal Sumber : David, 2006
44
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Batara Aulia Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang restoran yang mengelola Restoran Rice Bowl. Restoran Rice Bowl berada dibawah naungan PT Rice Bowl Indonesia (PT RBI) yang berdiri pada tahun 2002, dan merupakan usaha restoran milik lokal yang dikembangkan dengan sistem pengelolaan owner (ditangani langsung oleh pusat). Hingga saat ini terdapat 22 gerai Rice Bowl di seluruh Indonesia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Pekanbaru dan Palembang. Restoran Rice Bowl yang dikelola secara waralaba dimulai pada tahun 2004 dengan jumlah sembilan gerai hingga saat ini, sedangkan sisanya dikelola langsung oleh PT RBI (owner). Restoran Rice Bowl merupakan pionir restoran dengan konsep oriental semi fastfood. Konsep ini diadopsi dari sebuah restoran oriental di Amerika Serikat, yaitu Panda Express yang telah sukses memiliki 500 outlet. Minat masyarakat Indonesia terhadap makanan oriental dan kesibukan masyarakat perkotaan yang semakin tinggi merupakan peluang besar yang mendorong munculnya konsep oriental semi fastfood di Indonesia. Ide inilah yang mendorong Bapak Santo, Presiden Direktur PT Batara Aulia Sejahtera untuk mendirikan PT RBI. Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan satu-satunya restoran cabang Bogor yang dikelola secara langsung oleh PT RBI. Restoran ini didirikan
45
pada bulan Agustus 2006, bersamaan dengan didirikannya Botani Square. Restoran ini dipimpin oleh seorang store manager yang bernama Bapak Irpan Dodi. Dalam melakukan kegiatan usahanya, pihak manajemen Rice Bowl Botani Square bertanggung jawab penuh pada PT RBI. Pihak manajemen Rice Bowl Botani
Square
berhak
melakukan
upaya-upaya
pengembangan
bagi
perusahaannya dengan adanya persetujuan dari pusat dan sesuai dengan standar operasional perusahaan (SOP).
5.2.
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Rice Bowl berpedoman pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
menentukan arah dan tujuan kegiatan bisnis perusahaan. Visi restoran ini adalah “Menjadi Restoran Keluarga yang Terkenal dan Terbaik di Indonesia”, dan misinya adalah “Rice Bowl mempunyai komitmen untuk menyajikan masakan dengan kualitas dan citarasa tinggi, mutu pelayanan yang memuaskan dan lingkungan yang menyenangkan”. Restoran Rice Bowl memiliki nilai-nilai yang menjadi dasar perilaku perusahaan dalam menjalankan usahanya. Nilai-nilai ini sangat dipegang teguh oleh seluruh tim manajemen dan karyawan restoran, yaitu : (1) Sense of belonging (rasa memiliki); (2) Sense of Responsible (rasa tanggung jawab); (3) Openness (keterbukaan); (4) Team work (kerjasama); (5) Human relation (supel dan familiar); dan (6) Trust (dapat dipercaya). Kemampuan Restoran Rice Bowl dalam menggerakkan usahanya dikarenakan adanya komitmen tinggi pada visi, misi dan nilai-nilai perusahaan. Ketekunan dan kerja keras telah membawa Rice Bowl menjadi salah satu bisnis
46
restoran yang paling menguntungkan di Indonesia. Pada tahun 2006, PT. RBI meraih penghargaan “Prospective Franchise & Business Concept 2006” dari Majalah Info Franchise Indonesia. Konsistensi dan fokus yang dimiliki perusahaan adalah hal yang utama dalam memperoleh kepercayaan konsumen.
5.3.
Konsep Oriental Semi Fastfood Restoran Rice Bowl merupakan pionir restoran dengan konsep oriental
semi fastfood. Nama Rice Bowl memiliki arti „mangkuk nasi‟ yang membawa pesan yang jelas pada konsumen, bahwa Restoran Rice Bowl merupakan restoran keluarga yang mayoritas menunya adalah masakan oriental dan dapat dipesan dengan penyajian dalam mangkuk yang khas. Pengembangan usaha Restoran Rice Bowl sebagian besar berada di mallmall. Hal ini sengaja dikembangkan untuk mendukung konsep oriental semifastfood tersebut, dimana mall dan restoran saat ini telah menjadi gaya hidup masyarakat modern dalam memenuhi kebutuhannya. Konsep oriental semi fastfood ala Rice Bowl berbeda dengan makanan fastfood lainnya. Makanan hanya dimasak setelah ada pesanan konsumen, sehingga makanan masih dalam keadaan baru matang dan fresh. Selain itu penyajian makanan dilakukan dalam waktu kurang dari 20 menit. Konsep oriental semi fastfood ini juga menyajikan makanan yang lebih sehat daripada American fastfood (junk food) pada umumnya, karena rendah lemak dan kalori serta mengandung banyak sayuran.
47
5.4.
Lokasi dan Letak Perusahaan Restoran Rice Bowl Botani Square terletak di pusat perbelanjaan terbesar
di Kota Bogor yaitu Botani Square. Botani Square terletak di Baranangsiang, yang merupakan pusat kota Bogor sekaligus pintu masuk kota Bogor. Restoran Rice Bowl terdapat di ground floor Botani Square, tepatnya di depan Giant Hypermarket. Lokasi usaha restoran yang berada di pusat perbelanjaan terbesar (megamall) di Kota Bogor sangat mempengaruhi lingkungan usaha restoran. Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan restoran tipe independent, yaitu restoran dengan luas tempat sebesar 300 m2. Ruangan ini memiliki kapasitas pengunjung sebanyak 80 orang. Tingkat pergantian (turn over) pengunjung cukup tinggi, yaitu sekitar 15-20 menit per meja. Restoran ini memiliki konsep open kitchen sehingga seluruh kegiatan karyawan dapat dilihat oleh pelanggan, dan table service untuk memudahkan konsumen dengan hanya melakukan pemesanan di meja melalui menu yang tersedia. Restoran Rice Bowl Botani Square menghadirkan konsep family restaurant dengan konsep simple modern, sederhana dan santai. Ruangan restoran ini sangat terbuka, tidak memiliki pintu masuk maupun dinding pembatas. Hal ini menggambarkan bahwa Restoran Rice Bowl menyambut para pengunjung yang datang dengan tangan terbuka dan penuh rasa kekeluargaan. Fasilitas yang dimiliki restoran antara lain wastafel, hand dryer, dan fan (kipas angin). Dekorasi ruangan juga ditampilkan dengan sederhana, yaitu lampu hias serta dinding bagian depan dan belakang yang bergambarkan menu masakan Rice Bowl. Konsep dekorasi yang minimalis ini cukup menggambarkan identitas Restoran Rice Bowl sebagai restoran oriental food.
48
5.5.
Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan struktur
organisasi fungsional, dimana dilakukan pengelompokkan dan pembagian tugas berdasarkan fungsi bisnis restoran. Struktur organisasi ini dijalankan oleh 31 orang karyawan yang terlatih. Bagan Struktur Organisasi Restoran Rice Bowl Botani Square dapat dilihat pada Lampiran 1. Setiap karyawan memiliki jobdesk masing-masing sesuai jabatannya. Namun pada hari libur atau akhir pekan, setiap karyawan dapat melakukan jobdesk lain bila dibutuhkan. Adapun susunan jobdesk karyawan Restoran Rice Bowl Botani Square adalah sebagai berikut : 1. Store Manager Bertanggung jawab penuh kepada PT Rice Bowl Indonesia untuk melaporkan kondisi restoran baik operasional maupun keuangan Sebagai pemimpin bagi seluruh tim manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square Melakukan proses recruitment, training dan evaluasi bulanan karyawan 2. Assistant Store Manager Menggantikan tugas dan tanggung jawab store manager bila sedang tidak ada di tempat Membantu store manager dalam membuat laporan kinerja maupun keuangan restoran Melakukan input data pemesanan dan penerimaan barang dan bahan baku 3. Captain Mengawasi para karyawan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
49
Mengatur jadwal kerja (shift) karyawan Membantu kasir dalam menyiapkan laporan kas harian 4. Chasier Pantry Selalu standby di meja kasir untuk menghitung bill pesanan konsumen Membuat laporan kas harian serta melakukan input data pengelauaran dan pemasukan harian 5. Greeter Membagikan leaflet bagi para pengunjung Botani Square Menyambut dan menyapa pengunjung yang datang ke restoran, serta mengantarkan pengunjung ke meja yang kosong 6. Waiter/ss Melayani pesanan makanan/minuman konsumen Mengantarkan pesanan ke meja konsumen dan memberikan bill pesanan 7. Chief Cook Kepala bagian dapur yang memimpin kegiatan karyawan bagian dapur Memasak makanan yang rumit dan perlu keahlian khusus 8. Cook Memasak menu makanan yang dipesan oleh konsumen 9. BBQ Memanggang atau membakar daging bebek atau ayam 10. Butcher Karyawan yang bekerja untuk menyiapkan pesanan konsumen yang berupa minuman atau dessert
50
11. Cook Helper Membantu karyawan cook, terutama pada waktu pengunjung sangat ramai Mengerjakan garnish atau topping pada makanan untuk siap disajikan 12. Food Checker Memilah-milah makanan dan minuman ke dalam nampan sesuai pesanan konsumen Memastikan pesanan yang akan diantarkan sesuai dengan pesanan 13. Dishwasher Membersihkan meja pengunjung yang telah selesai digunakan Mencuci peralatan makan maupun peralatan dapur Rice Bowl Botani Square sangat mementingkan keterampilan dan keahlian karyawan restoran. Karyawan yang berkualitas, terampil dan terlatih merupakan salah satu modal dasar perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan. Perekrutan karyawan Rice Bowl Botani Square dilakukan sepenuhnya oleh store manager, dan hak training calon karyawan diambil sepenuhnya oleh training centre PT RBI. Dalam melakukan perekrutan karyawan, pihak manajemen Rice Bowl Botani Square dapat memberikan rekomendasi ataupun menyerahkan sepenuhnya kepada PT RBI untuk merekrut karyawan baru sesuai persyaratan yang dibutuhkan.
5.6.
Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan Restoran Rice Bowl Botani Square mulai buka pada pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 22.00 WIB setiap hari Senin hingga Minggu. Jam kerja karyawan dibagi atas tiga shift, yaitu shift I dimulai pukul 08.00 WIB sampai
51
14.00, shift II dimulai pukul 11.00 sampai 17.00 dan shift III dimulai pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB. Setiap karyawan diwajibkan datang maksimal 20 menit sebelum shift-nya dimulai. Karyawan diwajibkan tiba dalam kondisi siap untuk bekerja. Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki disiplin tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan wajib hadir tepat waktu, dan bila terlambat akan dikenakan denda tergantung waktu keterlambatan. Selain itu, setiap karyawan memperoleh hari libur (day off) satu kali dalam seminggu dari hari Senin sampai Jumat. Setiap karyawan operasional wajib masuk dan bekerja pada hari Minggu atau libur nasional. Peraturan ini ditetapkan mengingat jumlah pengunjung lebih banyak pada hari Minggu dan hari libur, sehingga dibutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki moto yang menjadi panduan bagi karyawan dalam bekerja. Moto “CERIA” yang dimiliki ini terdiri dari lima teladan sikap karyawan dalam bekerja, yaitu : 1) Cepat, yaitu bergerak cepat dalam melayani customer dan mengantisipasi keadaan; 2) Enerjik, yaitu semangat, positive thinking, dan excellence performance dalam bekerja; 3) Ramah, yaitu sabar, sopan dan ramah; 4) Inisiatif, yaitu selalu memperhatikan kebutuhan customer dan membantu tim; 5) Aku Senyum, yaitu selalu tersenyum dengan tulus selama berbicara dan berinteraksi dengan customer. Budaya kerja yang diterapkan Restoran Rice Bowl Botani Square adalah DQSC (Discipline, Quality, Service, Cleanliness). Budaya disiplin mecakup disiplin diri, disiplin waktu dan disiplin prosedur kerja. Kualitas yang dijaga perusahaan mencakup kualitas SDM, bahan baku dan peralatan. Service
52
(pelayanan) mencakup eleman people (manusia), process (proses) dan product (produk). Cleanliness (kebersihan) mencakup kebersihan diri, peralatan kerja dan area kerja. Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. Adanya SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misinya. SOP berisi seluruh standar prosedur yang harus dilakukan karyawan, baik tentang kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan, cara melayani konsumen hingga standar penetapan porsi menu.
5.7.
Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Saat Ini Selama kurun waktu dua tahun berdirinya Restoran Rice Bowl Botani
Square, store manager memiliki peranan terpenting dalam proses pengambilan keputusan
pelaksanaan
strategi
pengembangan
usaha
restoran.
Strategi
pengembangan yang selama ini dilakukan oleh restoran hingga saat ini masih sangat terbatas. Restoran Rice Bowl Botani Square menyadari potensi pasar yang ada di Kota Bogor. Potensi pasar yang semakin besar serta didukung dengan adanya pertumbuhan mall di Kota Bogor mendorong pihak manajemen untuk mengembangkan usahanya. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan konsumen di Kota Bogor. Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square cenderung melakukan strategi pengembangan usaha hanya dalam lingkungan internalnya saja. Strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan eksternalnya masih cenderung minim. Sebelumnya, pihak Restoran Rice Bowl pernah
53
membuka outlet restoran di Bogor Trade Mall pada tahun 2002. Akan tetapi, pengelolaan yang kurang baik serta kurangnya daya tarik BTM sebagai pusat perbelanjaan menyebabkan outlet tersebut harus gulung tikar. Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square hingga saat ini melakukan strategi pengembangan yang berfokus pada pemasaran di dalam Botani Square saja. Strategi yang dilakukan adalah strategi promosi harga melalui paket menu murah, serta strategi promosi iklan melalui penyebaran leaflet bagi pengunjung Botani Square.
54
BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis lingkungan bisnis perusahaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategis dengan mengintegrasikan antara peluang-peluang yang ada dengan kemampuan atau kekuatan yang dimiliki perusahaan, untuk dapat mengantisipasi adanya ancaman dari luar perusahaan dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada (Wheelen dan Hunger, 1992). Restoran Rice Bowl Botani Square dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang ada di sekitarnya. Hasil analisis penelitian ini menggambarkan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi jalannya operasional perusahaan dan mempengaruhi perencanaan strategis yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut.
6.1.
Analisis Lingkungan Eksternal
6.1.1. Lingkungan Umum Lingkungan umum adalah faktor lingkungan eksternal yang merupakan lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi dan teknologi. 1) Lingkungan Politik dan Hukum Kota Bogor termasuk dalam wilayah Jabotabek yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Dalam Instruksi Presiden No. 13 Tahun 1976, disebutkan bahwa Jabotabek merupakan kawasan yang mempunyai arti dan kedudukan strategis pada tata ruang nasional. Peran Jabotabek adalah sebagai Megacity dengan fungsinya sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, permukiman,
55
industri, pariwisata dengan skala pelayanan internasional dan regional (Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat, 2000). Seiring dengan peningkatan jumlah usaha pendukung industri pariwisata di kota Bogor, pemerintah menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 Perda Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan mengatur perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Daerah, dimana tarif yang dikenakan pada konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan. Adanya peraturan dan perundang-perundangan yang jelas, serta dukungan besar pemerintah terhadap usaha restoran telah mampu menciptakan atmosfer lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha restoran. Keamanan dan lingkungan Kota Bogor yang kondusif sangat mendukung pertumbuhan usaha restoran. Dukungan
pemerintah
Jawa
Barat
terhadap
industri
pariwisata
ditunjukkan dengan adanya Visit West Java Year 2008. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mempromosikan Jawa Barat, termasuk Kota Bogor sebagai daerah wisata bertaraf internasional. Tentu saja untuk mencapai tujuan ini, pemerintah sangat mendukung perkembangan dan pembangunan sarana pariwisata, termasuk restoran.
2) Lingkungan Sosial, Budaya dan Demografi Jumlah penduduk kota Bogor mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Tabel 12 menunjukkan, bahwa hingga tahun 2006 jumlah penduduk mencapai
56
879.138 jiwa dengan kepadatan penduduk 7,419 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk ini memperluas pangsa pasar usaha restoran di kota Bogor. Tabel 12. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2002-2006 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) (Luas wilayah 118,50 km2)
2002 2003 2004 2005 2006
789.423 820.707 831.571 855.085 879.138
6,662 6,926 7,017 7,216 7,419
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
Kota Bogor merupakan wilayah dengan mayoritas penduduk bersuku bangsa Sunda. Namun saat ini, keanekaragaman suku bangsa penduduk Kota Bogor semakin meningkat. Hal ini didukung oleh letak Kota Bogor yang dekat dengan ibukota dan berfungsi sebagai penyangga ibukota, sehingga dijadikan sebagai alternatif pemukiman yang nyaman dan tenang. Perkembangan Kota Bogor saat ini sangat pesat, berbagai macam fasilitas umum semakin banyak dibangun untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Kota Bogor yang semakin meningkat. Cara hidup masyarakat Kota Bogor saat ini sudah sangat modern dan praktis. Minat masyarakat Bogor terhadap mall sebagai pusat perbelanjaan one stop shopping saat ini semakin tinggi. Masyarakat lebih menyukai segala sesuatu yang praktis dan mall dipandang mampu memenuhi berbagai macam kebutuhan dengan hanya mendatangi satu tempat saja. Perubahan gaya hidup masyarakat kota Bogor merupakan peluang usaha bagi Restoran Rice Bowl Botani Square. Animo masyarakat Kota Bogor terhadap event dan exhibition yang sering diadakan di Botani Square sangat tinggi, terutama bila terdapat penampilan artis maupun tokoh terkenal. Event dan exhibition yang diadakan di Botani Square
57
sangat beranekaragam, baik untuk kalangan anak-anak, dewasa maupun umum. Peningkatan jumlah pengunjung yang dapat mencapai tiga kali lipat merupakan peluang besar bagi usaha restoran yang berada di Botani Squre. Isu flu burung yang masih marak hingga saat ini juga menjadi salah satu ancaman usaha restoran di Kota Bogor. Walaupun hampir seluruh restoran sudah menjamin keamanan produknya untuk dikonsumsi, namun ketakutan masyarakat cenderung lebih besar sehingga menghindari konsumsi unggas. Dampak isu flu burung berdampak pada penurunan tingkat penjualan hampir di sebagian besar restoran. 3) Lingkungan Ekonomi Pendapatan dan Daya Beli Masyarakat Kota Bogor Kinerja perekonomian kota Bogor digambarkan oleh PDRB Kota Bogor atas dasar harga konstan tahun 2000. Tabel 13 menunjukkan bahwa pada periode 2003-2006 laju pertumbuhan PDRB per kapita Kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor ini menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula.
Tabel 13. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (2003-2006) Tahun PDRB PDRB Per Kapita Laju Pertumbuhan (Jutaan Rupiah) (Rp) PDRB per Kapita (%) 2003 3.168.185,54 3.860.313 2,02 2004 3.361.438,93 4.042.275 4,71 2005 3.567.231,21 4.171.786 3,20 2006 3.782.273,71 4.307.152 3,24 Rata-Rata 3,29 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
58
Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor mendorong pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi pendapatan daerah terbesar bagi kota Bogor (Tabel 14). Berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan, subsektor restoran mampu memberikan kontribusi rata-rata 5,3 persen per tahun terhadap total PDRB Kota Bogor. Tabel 14. PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2005-2006 (dalam Jutaan Rupiah) No
Sektor Pendapatan
1. 2.
Pertanian Industri Pengolahan
3.
Listrik, Gas Bersih Bangunan
164.147,74
112.491,07
119.970,03
393.350,16
445.595,77
266.037,24
276.736,82
Perdagangan, Hotel dan 2.597.085,00 Restoran Subsektor Restoran 326.064,89 6. Pengangkutan dan 641.123,70 Komunikasi 7. Keuangan, Persewaan & 618.496,92 Jasa Perusahaan 8. Jasa-Jasa 318.759,54 Total 6.191.918,90 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
2.981.610,77
1.071.266,44
1.140.875,92
399.684,52 815.849,89
196.288,04 344.684,12
201.850,01 368.420,39
729.621,54
489.525,53
522.979,72
350.672,90 7.257.742,09
268.139,21 3.567.231,21
282.230,09 3.782.273,71
5.
Air
Harga Konstan 2005 2006 12.716,02 11.723,85 1.002.371,58 1.059.336,89
143.978,23
4.
dan
Harga Berlaku 2005 2006 17.822,53 19.149,26 1.461.302,82 1.751.094,22
Kenaikan Harga Bahan Makanan dan BBM Terjadinya kenaikan harga akan berdampak pada biaya produksi yang semakin tinggi sehingga akan mengurangi tingkat keuntungan yang dihasilkan. Kenaikan harga bahan makanan yang meningkat tajam sejak Desember hingga Januari menyebabkan sebagian usaha restoran mengurangi jumlah produksinya. Kondisi ini merupakan salah satu ancaman yang dihadapi usaha restoran hingga
59
saat ini, mengingat bahan makanan sebagai bahan baku usaha mereka sangat sensitif terhadap perubahan harga. Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji menghambat keberlangsungan kegiatan produksi restoran. Kelangkaan ini menyebabkan kenaikan harga yang dapat menjadi ancaman usaha restoran. Pada Desember 2007, harga elpiji tabung 50 kg dan elpiji curah sebesar 5.852 rupiah per kg. Kenaikan harga terjadi pada bulan Januari 2008, dimana harga elpiji tabung 50 kg menjadi 9.131 rupiah per kg dan elpiji curah sebesar 8.928 rupiah per kg. Tentu saja kenaikan harga elpiji yang mencapai 54 persen ini sangat berdampak pada peningkatan biaya produksi usaha restoran3.
Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Tingkat inflasi yang ada juga turut mempengaruhi kemampuan berkembang usaha restoran. Pada triwulan pertama 2008 ini, tekanan inflasi di Indonesia terlihat meningkat. Kenaikan harga bahan makanan yang terjadi meningkat tajam pada Desember hingga Januari serta kenaikan harga minyak tanah adalah penyebab utama tingginya inflasi yang terjadi. Pada bulan Maret 2008, tingkat inflasi mencapai 0,95 persen. Walaupun nilai ini lebih kecil daripada angka inflasi pada Januari sebesar 1,77 persen, namun angka tersebut jauh diatas rata-rata tingkat inflasi yang biasanya terjadi di bulan Maret. Biasanya pada bulan Maret, tingkat inflasi mulai menurun dengan dimulainya masa panen beras. Namun tahun ini dampak penurunan harga beras tidak cukup kuat untuk menekan dampak kenaikan harga bahan makanan lainnya.
3 Harian Kompas, 7 April 2008 halaman 27, Kolom Metropolitan. Penurunan Harga Elpiji 50 Kg Dipertanyakan”.
60
Tingginya tingkat inflasi ini merupakan salah satu ancaman bagi usaha restoran, karena akan mengurangi daya beli masyarakat terhadap produk yang ditawarkan 4. Tingkat inflasi yang berfluktuasi dalam perekonomian Indonesia mempengaruhi usaha pengembangan restoran. Fluktuasi ini menimbulkan kondisi ketidakpastian ekonomi. Seringkali pelaku usaha maupun pihak manajemen yang ingin mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam memprediksi tingkat keuntungan yang akan diperolehnya.
4) Lingkungan Teknologi Kemajuan teknologi saat ini mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, posisi persaingan dan lainnya. Adaptasi tinggi terhadap perubahan teknologi akan membantu usaha restoran untuk menciptakan pasar baru, pengembangan produk, pengefektifan biaya serta keunggulan tersendiri (distinctive competitive) diantara pesaingnya. Perkembangan teknologi saat ini merupakan peluang besar bagi pengembangan usaha restoran. Saat ini, restoran tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, namun juga sebagai tempat berkumpul atau “nongkrong”. Karena itu banyak restoran yang menawarkan berbagai macam fasilitas, termasuk teknologi, untuk membuat pengunjung nyaman dan merasa betah. Perkembangan teknologi yang umumnya dipakai dalam restoran antara lain internet hotspot, music player, serta teknologi dalam administrasi dan manajemen.
4 Harian Kompas, 7 April 2008 halaman 10, Kolom Bisnis dan Keuangan. “Analisis Danareksa : Suku Bunga Tidak Harus Naik “.
61
6.1.2. Lingkungan Industri Lingkungan industri menggambarkan posisi perusahaan di tengah persaingan yang ada di dalam industri yang digelutinya. Lingkungan ini dijelaskan oleh Model Lima Kekuatan Porter melalui kombinasi lima kekuatan, yaitu pendatang baru potensial, pesaing-pesaing industri, adanya produk pengganti/substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli.
1) Persaingan Antar Industri Hingga tahun 2006 terdapat 248 buah usaha restoran dalam berbagai bentuk pengelolaan di Kota Bogor. Di Botani Square sendiri, jumlah cafe dan restoran terus meningkat. Cafe, restoran serta usaha makanan yang berada di dalam Botani Square adalah pesaing utama Restoran Rice Bowl. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat sehubungan dengan adanya perluasan gedung Botani Square. Jumlah restoran yang semakin banyak menyebabkan tingkat persaingan usaha restoran semakin tinggi. Kondisi ini merupakan ancaman bagi Restoran Rice Bowl Botani Square yang akan mempengaruhi jumlah konsumen restoran.
2) Pendatang baru potensial Pendatang baru dalam industri restoran di kota Bogor cenderung dapat masuk dengan mudah tanpa hambatan yang berarti dan reaksi yang kurang dari restoran yang telah ada. Kemunculan pendatang baru menjadi ancaman bagi usaha restoran yang telah ada.
62
Untuk industri restoran di kota Bogor dapat dianalisis sebagai berikut : a. Pendatang baru rata-rata memiliki skala ekonomis yang cukup besar b. Permodalan bagi usaha restoran sangat mudah, terutama di kota Bogor. Kemunculan sistem pengelolaan restoran dengan konsep waralaba memberi penawaran bagi masyarakat untuk mendirikan restoran dengan biaya yang rendah dan tingkat pengembalian tinggi. c. Regulasi pemerintah sangat mendukung pengembangan usaha restoran di kota Bogor. Hal ini didukung sejumlah kebijakan dan program Pemerintah Daerah untuk meningkatkan potensi pariwisata kota Bogor. d. Biaya beralih pembeli tidak ada, karena konsumen bebas untuk pindah dan mencoba pemasok (restoran) lain. e. Pendatang baru memiliki kemudahan akses distribusi. Usaha restoran di kota Bogor memiliki saluran distribusi yang sangat luas, sehingga pendatang baru dapat masuk ke saluran distribusi.
3) Ancaman Produk Pengganti / Substitusi Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan restoran penyedia makanan dengan menu oriental. Ancaman produk pengganti yang diperhitungkan oleh restoran ini adalah restoran tradisional dan restoran dengan masakan khas Indonesia. Produk pengganti dalam lingkungan usaha restoran ini adalah Restoran Solaria dan Mister Baso. Selain itu produk substitusi dapat berupa restoran American fastfood seperti KFC serta A&W.
63
4) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Restoran Rice Bowl Botani Square memperoleh pasokan bahan bakunya dari dua sumber, yaitu PT Frozen Food Pahala dan pasar tradisional di kota Bogor. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi, karena Restoran Rice Bowl Botani Square tidak pernah berganti ke pemasok lain untuk menjaga kualitas bahan baku.
5) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi, karena jumlah alternatif restoran yang tersedia di kota Bogor sangat banyak, penawaran tinggi, biaya beralih ke restoran lain juga rendah. Konsumen bebas memilih restoran yang sesuai dengan kebutuhannya.
6.2.
Analisis Lingkungan Internal
6.2.1. Manajemen dan Sumberdaya Manusia Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki sistem manajemen yang terstruktur. Saat ini restoran memiliki 31 orang karyawan dibawah pimpinan Bapak Irpan Dodi sebagai store manager. Seluruh karyawan memiliki tingkat pendidikan lulusan SMU dengan umur rata-rata 21-30 tahun. Restoran ini sangat mengutamakan karyawan yang loyal serta terlatih. Karena itu, faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan, bukan tingkat pendidikan.
64
Tabel 15.
No. 1.
2.
3.
Jumlah Karyawan Restoran Rice Bowl Botani Square Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2008
Bidang Pekerjaan
Jabatan Fungsional
Managerial
a. Store Manager b. Assistant Store Manager c. Captain Bagian Operasional a. Cashier Pantry (Service) b. Greeter c. Waiter/ss Bagian Dapur a. Chief Cook (Kitchen) b. Cook c. BBQ d. Butcher e. Cook Helper f. Food Checker g. Dishwasher Total
Jumlah Karyawan (orang) 1 1 1 4 2 8 1 2 2 2 3 2 2 31
Sumber : Restoran Rice Bowl Botani Square, 2008
Restoran Rice Bowl Botani Square melakukan perekrutan karyawan melalui dua sumber, yaitu : 1. Sumber internal, yaitu karyawan berasal dari dalam perusahaan sendiri berupa alih tugas (tour of duty) atau alih tempat tugas (tour of area). Sumber internal merupakan PT RBI atau Restoran Rice Bowl lainnya. Karyawan yang berasal dari sumber internal biasanya tidak perlu mengalami masa training lagi atau sudah dalam kondisi siap bekerja. 2. Sumber eksternal, yaitu perekrutan karyawan dilakukan sendiri oleh Restoran Rice Bowl Botani Square. Karyawan yang direkrut dengan sistem ini akan mengikuti training class di kantor pusat selama satu hingga dua minggu, kemudian akan training on store di outlet masing-masing. Proses training karyawan biasanya selama tiga bulan, namun dapat dipercepat tergantung keterampilan dan peningkatan prestasi karyawan training.
65
Upah karyawan (selain bidang managerial) adalah sebesar 973.000 rupiah/bulan dan untuk karyawan training sebesar 37.000 rupiah/hari yang dibayarkan sesuai kehadiran. Upah karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan makan, tunjangan transpor dan tunjangan jabatan (untuk jabatan tertentu). Selain itu setelah masa kerja selama tiga bulan, karyawan akan mendapatkan tunjangan kesehatan yang akan dibayarkan bersama upah bulanan. Karyawan juga mendapatkan tunjangan untuk kelahiran maupun bantuan uang duka maksimal sebesar satu juta rupiah. Karyawan dengan masa kerja diatas satu tahun juga berhak mendapatkan cuti tahunan maupun cuti khusus. Pembagian tugas dan tanggung jawab dalam manajemen Restoran Rice Bowl sudah cukup baik. Setiap karyawan memiliki tugas masing-masing tanpa ada tumpang tindih pekerjaan. Namun pada waktu-waktu sibuk, seperti akhir pekan dan hari libur, biasanya para karyawan dapat melakukan banyak pekerjaan sesuai kebutuhan. Manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square juga memiliki Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang jelas dan terarah. Restoran Rice Bowl Botani Square dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin ketat. Karena itu dibutuhkan adanya strategi khusus untuk memasarkan produknya sehingga lebih unggul diantara pesaingnya. Saat ini, manajemen restoran belum memiliki divisi riset pemasaran, seluruh kebijakan pemasaran diputuskan oleh PT RBI dan store manager. Hal ini kurang efektif mengingat karakteristik lingkungan usaha yang dihadapi tiap outlet berbeda-beda.
66
6.2.2. Pemasaran Produk (product) Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan pionir restoran oriental semi fastfood di Indonesia. Berdasarkan konsep ini, konsumen akan mendapatkan pesanannya dalam waktu singkat namun dalam keadaan fresh (baru matang). Saat ini Rice Bowl merupakan salah satu restoran dengan citra merk yang unggul. Menu yang ditawarkan oleh Restoran Rice Bowl terdiri dari tiga jenis, yaitu food (makanan), beverages (minuman) dan dessert (makanan penutup). Menu makanan juga dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut cara penyajiannya, yaitu : 1) Ala rice bowl, yaitu nasi dan lauk dihidangkan dalam satu mangkuk; 2) Ala BBQ, yaitu daging ayam atau bebek panggang; dan 3) Ala Sapo, yaitu makanan dimasak dan disajikan langsung dalam wadah yang terbuat dari tanah liat. Menu oriental yang ditawarkan di restoran ini merupakan menu-menu andalan Hongkong Executive Chef yang telah berpengalaman selama puluhan tahun. Sebagian besar konsumen melakukan pesanan dine-in (makan di tempat). Menu andalan restoran ini adalah BBQ, bebek dan seafood. Menu andalan ini merupakan ciri khas dari Restoran Rice Bolw di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat pula menu favourites, yaitu menu yang paling banyak dipesan oelh pengunjung dan jenisnya pasti berbeda untuk tiap outlet. Menu favourites di Restoran Rice Bowl Botani Square dapat dilihat pada Lampiran 2. Penyajian produk menggunakan mangkuk dan peralatan makan ala oriental. Untuk makanan yang dibawa pulang (take away), kemasan menggunakan lunch box yang terbuat dari bahan plastik yang memiliki daya tahan baik dan
67
water resistant. Kemasan take away dilengkapi label restoran dan nama menu pesanan. Restoran ini juga memberikan jaminan produk bagi konsumen, dimana konsumen boleh mengembalikan atau tidak perlu membayar apabila konsumen merasa tidak puas. Restoran Rice Bowl Botani Square juga menyediakan layanan outside catering untuk rapat dan pesta ulangtahun. Untuk waktu tertentu selain akhir pekan dan hari libur, restoran juga menyedikan tempat untuk penyelenggaraan acara khusus, misalnya pesta ulangtahun anak-anak. Layanan ini belum dipublikasikan meluas pada konsumen, sehingga biasanya dilakukan bila konsumen bertanya dan ada permintaan. Restoran Rice Bowl Botani Square belum memiliki sertifikasi halal dari MUI sebagai jaminan kehalalan produknya. Menurut pihak manajemen, hal ini tidak terlalu mempengaruhi niat konsumen untuk datang ke restoran. Jaminan keamanan konsumsi pangan ditunjukkan Restoran Rice Bowl melalui label “Tidak Mengandung Babi” pada bagian depan. Selain itu, konsep open kitchen juga membuktikan pada konsumen akan keamanan produksi makanan yang dilakukan oleh restoran selama ini, Harga (price) Harga produk yang ditawarkan ditentukan oleh PT RBI dan berlaku umum di seluruh outlet Restoran Rice Bowl di seluruh Indonesia. Akan tetapi, setiap outlet dapat menetapkan kebijakan harga tertentu untuk produk tertentu sesuai kebutuhan masing-masing. Harga ditampilkan dengan jelas pada daftar menu. Konsumen akan dikenakan pajak sebesar 10 persen dari total harga pesanan.
68
Penetapan harga yang dilakukan Restoran Rice Bowl adalah penetapan harga psikologis. Hal ini merupakan strategi yang dilakukan untuk mempengaruhi pikiran konsumen bahwa harga produk tidak terlalu mahal. Menurut pihak manajemen, harga menu oriental yang ditawarkan di Rice Bowl tergolong lebih murah diantara restoran sejenis. Strategi harga ini menjadi kekuatan bersaing restoran diantara para pesaingnya. Dalam penetapan harga dilakukan proses planning product. Dalam proses ini, PT RBI akan meramalkan kondisi perekonomian untuk satu tahun ke depan, sehingga harga yang ditetapkan akan mampu memberi keuntungan pada jangka waktu tertentu. Perubahan harga akan dilakukan setiap periode satu tahun bila diperlukan. Promosi (promotion) Restoran Rice Bowl Botani Square hingga saat ini belum melakukan strategi khusus untuk mempromosikan restoran. Sejak awal berdiri pada tahun 2006, restoran ini mengaku tidak kesulitan dalam menarik perhatian konsumen. Hal ini merupakan keuntungan dari letaknya yang berada di pusat perbelanjaan terbesar di kota Bogor, sehingga tidak dibutuhkan promosi yang terlalu besar. Kegiatan promosi yang aktif dilakukan hingga saat ini adalah penyebaran leaflet bagi para pengunjung di depan pintu masuk Botani Square. Restoran juga menawarkan potongan harga (diskon) pada menu atau paket makanan tertentu. Salah satunya adalah Program Red Spot bekerjasama dengan Telkomsel, dimana konsumen mendapatkan potongan harga 25 persen dengan menunjukkan short message service (sms) promo yang diterima. Promo ini berlaku untuk seluruh outlet Rice Bowl di Indonesia.
69
Restoran Rice Bowl Botani Square saat ini juga memberikan menu Paket Sensasi, yaitu menyediakan menu makanan perorangan dengan harga 6969 rupiah (belum termasuk pajak). Potongan harga juga diberikan bagi para pemegang kartu anggota Restoran Rice Bowl sebesar 15 persen. Promosi harga yang ditawarkan tidak dapat digabungkan dengan promosi lainnya. Kegiatan promosi yang dilakukan Restoran Rice Bowl Botani Square hingga saat ini cenderung masih bergantung pada PT RBI. Restoran ini belum memiliki strategi untuk mempromosikan produknya secara meluas bagi masyarakat kota Bogor, misalnya menjadi sponsor pada acara tertentu, pemasangan spanduk atau billboard, serta pemasangan iklan pada surat kabar, majalah atau radio. Distribusi (place) Restoran Rice Bowl Botani Square menawarkan produknya secara langsung pada konsumen. Pesanan dine in maupun take away diambil langsung oleh konsumen ke restoran. Restoran ini sebenarnya sudah memiliki layanan delivery service, akan tetapi layanan ini hanya dilakukan jika ada pesanan pada waktu dan jarak tertentu. Jangkauan wilayah delivery service berada di sekitar wilayah Baranangsiang saja. Akan tetapi layanan delivery service ini belum benarbenar dimantapkan, dan hanya dilakukan jika ada konsumen yang meminta. Layanan distribusi produk di luar restoran masih kurang dan cenderung hanya sebagai fasilitas tambahan saja, sehingga pelaksanaannya belum dilakukan dengan serius. Padahal saat ini kebutuhan layanan di luar restoran sangat tinggi, mengingat waktu konsumen yang terbatas untuk datang ke restoran. Letaknya
70
yang sangat strategis dan mudah dijangkau menjadi kekuatan restoran dalam melakukan distribusinya. Restoran Rice Bowl Botani Square tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku. Bahan baku utama, seperti daging bebek, saus dan bumbu oriental diperoleh dari PT. Frozen Food Pahala yang juga merupakan sister company dari PT RBI. Bahan baku lainnya, seperti daging ayam, telur, sayuran, es krim dan bumbu dapur, diperoleh dari pasar tradisional di Bogor. Sistem penyimpanan bahan baku yang dimiliki juga sudah memadai.
6.2.3. Produksi dan Operasi Pemesanan dan Penerimaan Barang dan Bahan Baku Restoran Rice Bowl Botani Square memenuhi kebutuhan bahan baku melalui PT Frozen Food Pahala dan pasar tradisional di kota Bogor. PT Frozen Food Pahala adalah pemasok bahan baku utama bagi selururuh outlet Rice Bowl di Indonesia. Bahan baku utama adalah bahan baku yang menjadi ciri khas Restoran Rice Bowl, sehingga kualitas dan standarnya harus benar-benar terjaga. Bahan baku utama antara lain daging bebek, saus dan rempah-rempah oriental khas Rice Bowl (condiment). Pemesanan bahan baku utama dilakukan dua kali seminggu, jumlah pesanan dilakukan sesuai kebutuhan Restoran Rice Bowl Botani Square. Bahan baku lainnya seperti daging ayam, sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur, diperoleh dari pasar tradisional di kota Bogor. Pemesanan dilakukan melalui seorang pemasok lokal setiap hari. Untuk es krim dipesan dua kali seminggu, dan minuman botol dipesan melalui perusahaan masing-masing. Pemesanan dilakukan dengan metode inventory fast assets control (IFAC), yaitu
71
kuantitas yang dipesan ditentukan berdasarkan jumlah bahan baku yang habis pada hari sebelumnya. Seluruh bahan baku yang dipesan akan dimasukkan dalam bon faktur, yang kemudian dibayarkan oleh PT RBI. Bahan baku yang datang dari supplier akan melalui proses sortir, yaitu pemilahan bahan baku sesuai ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Restoran Rice Bowl Botani Square sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan metode first in first out (FIFO). Bahan baku dan barang yang datang terlebih dahulu harus diproses paling awal. Penyimpanan barang dan bahan baku juga disesuaikan dengan jenis, bentuk dan fungsinya masing-masing. Metode ini disebut decoy system. Barang dan bahan baku yang kadaluarsa, tidak layak pakai karena salah penanganan, atupun sisa dari persiapan penjualan harus dievaluasi untuk meminimalisir kontribusi negatif terhadap pencapaian food cost yang ada. Proses ini disebut left over. Bahan baku daging, seafood, saus maupun bumbu dapur setengah jadi akan disimpan dalam freezer dengan suhu penyimpanan -17 sampai -23oC (pembekuan). Sementara bahan lain seperti sayuran, buah dan telur disimpan dalam chiller dengan suhu 3 sampai 7 oC (pendinginan). Untuk bahan kering disimpan dalam box dengan suhu ruangan 25oC. Untuk es krim disimpan dalam ice bin, dan es batu diproduksi secara kontinu dengan alat khusus ice maker.
72
Bahan baku yang disimpan dalam freezer dan chiller memiliki masa tenggang (holding time). Rata-rata holding time bahan baku yang disimpan di freezer adalah 6 bulan, sedangkan bahan baku di chiller hanya bertahan 48 jam. Untuk daging ayam dan bebek di freezer memiliki holding time hanya 7 hari, dan secara holding time rata-rata bahan baku lain di Rice Bowl adalah 20-40 menit. Seluruh bahan baku yang disimpan akan diberi label nama dan tanggal kedatangan. Untuk bahan baku yang telah dibuka atau dithawing harus disertakan tanggal kadaluarsanya.
Pengolahan Bahan Makanan Restoran Rice Bowl Botani Square mengolah bahan baku menjadi makanan siap saji yang dalam keadaan fresh. Artinya seluruh bahan masakan tersebut hanya akan dimasak setelah ada pesanan konsumen. Sebelum beroperasi setiap hari, karyawan melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada malam sebelumnya. Proses pengolahan menu restoran harus melalui serangkaian tahap yang telah diatur dalam SOP, yaitu : b. Proses soaking, yaitu proses perendaman peralatan makan dan minum dengan air hangat setelah dibersihkan dan dicuci. Proses ini dilakukan selama 8-12 jam untuk menjaga kesterilan peralatan tersebut. Setelah disoaking, peralatan tersebut kembali dicuci dan dikeringkan. c. Proses thawing, yaitu proses melunakkan suatu bahan beku menjadi fresh/lunak agar siap diolah menjadi makanan, dengan cara menaikkan suhu sesuai waktu yang ditentukan. Jumlah bahan beku yang dithawing diprediksi
73
untuk mencukupi kebutuhan keesokan harinya. Proses thawing dilakukan dengan memindahkan bahan beku ke chiller selama 8-12 jam. d. Proses dusting, yaitu pelapisan daging dan seafood dengan tepung tapioka. e. Proses parting dan boneless, yaitu proses pemotongan atau pembagian bahan baku yang disesuaikan dengan jenis potongan yang akan diproses. Boneless adalah pemotongan daging bebek dan ayam tanpa tulang. Hasil akhir proses parting dan boneless harus sesuai dengan SOP yang berlaku. f. Proses saute, yaitu proses memasak bahan baku dalam kuali teflon dengan minyak goreng sedikit selama 5-15 menit. g. Proses duck and chicken roaster, yaitu memanggang daging bebek dan ayam. h. Proses topping, yaitu bahan jadi, potongan daging matang, kacang tanah goreng maupun es krim yang diletakkan diatas makanan atau minuman. i.
Proses garnish, yaitu potongan beberapa jenis bahan baku yang dibentuk sedemikian rupa dan diletakkan diatas atau disamping makanan jadi. Bertujuan untuk memperindah penampilan makanan jadi. Proses produksi yang dilakukan Restoran Rice Bowl Botani Square sangat
terjamin keamanan dan kebersihannya. Hal ini diatur dalam SOP perusahaan yang juga mengatur standar kebersihan lingkungan dan karyawannya. Pelayanan Konsumen Konsumen yang datang akan disambut oleh greeter dan diantarkan ke meja kosong yang tersedia sesuai jumlah konsumen. Kemudian pemesanan akan dilayani oleh waiter/ss dengan layanan table service. Waiter/ss akan menuju kasir dan menunjukkan bill pesanan. Bon pesanan terdiri dari tiga rangkap, yaitu untuk bagian makanan, minuman dan konsumen. Sistem pengolahan pesanan
74
menggunakan metode first order first served. Bill (tagihan) akan diantarkan setelah konsumen selesai makan dan langsung dibayarkan pada waiter/ss. Dalam
kegiatan
operasionalnya,
terkadang
pihak
manajemen
mendapatkan keluhan dari konsumen. Apabila ada complain dari konsumen, misalnya kesalahan taking order atau konsumen menunggu terlalu lama, akan langsung ditangani oleh store manager.
6.2.4. Keuangan Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki kondisi keuangan yang baik. Sebagai restoran yang dikelola dengan sistem owner, modal pendirian usaha sepenuhnya ditanggung oleh PT RBI. Modal usaha awal untuk restoran tipe independent ini sebesar 900 juta rupiah. Hal ini sangat menguntungkan karena Restoran Rice Bowl dapat melakukan kegiatan operasionalnya tanpa terkendala dengan masalah pembayaran hutang modal usaha. PT RBI memegang hak penuh untuk keberadaan dana Restoran Rice Bowl Botani Square. Pihak manajemen restoran ini hanya bertanggung jawab untuk melaporkan kondisi keuangan restoran dalam bentuk laporan, serta menetapkan target penjualan yang akan dicapai dalam periode satu tahun. Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square memberi laporan keuangan setiap bulan pada PT RBI. Laporan keuangan yang disampaikan terdiri dari beberapa jenis laporan, yaitu : 1.
Laporan Kas Harian dan Slip Setoran Sales Laporan Kas Harian adalah form data transaksi penjualan harian yang telah diinput oleh kasir. Laporan ini dilengkapi dengan slip setoran sales berupa bukti pembayaran menggunakan voucher, kartu kredit, maupun
75
pembayaran dengan uang tunai. Laporan ini dikerjakan oleh kasir dibantu oleh captain. 2.
Petty Cash, Laporan Kas Kecil dan Bukti Pembelian Cash Petty Cash adalah pencatatan jumlah uang receh (uang logam) yang dimiliki oleh restoran. Laporan Kas Kecil adalah form transaksi pembelian bahan baku maupun kebutuhan restoran yang harus disertai dengan bukti pembelian cash. Laporan kas kecil merupakan laporan kegiatan pembelian atau pengeluaran yang dilakukan oleh restoran. Saat ini Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki return of investment
(ROI) yang cukup tinggi. Restoran ini telah mencapai break even point (BEP), dengan rata-rata peningkatan ROI adalah 18 persen per tahun. Namun tingkat pendapatan per bulan cenderung berfluktuasi dan tidak stabil. Menurut pihak manajemen, hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah restoran di Botani Square. Store manager menetapkan target peningkatan penjualan sebesar 15 persen untuk tahun ini. Pencapaian target pendapatan yang belum stabil ini menjadi kelemahan Restoran Rice Bowl Botani Square. Sebagai restoran yang dikelola dengan sistem owner, Restoran Rice Bowl Botani Square sangat terjamin kondisi keuangannya. Segala kebutuhan dan pengeluaran ditanggung oleh PT RBI, sehingga restoran ini cukup leluasa dalam mengembangkan usahanya tanpa takut akan terkendala masalah uang. Hal inilah yang menjadi salah satu kekuatan restoran ini.
6.2.5. Penelitian dan Pengembangan Pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square diberi kepercayaan oleh PT RBI untuk melakukan pengembangan usaha Restoran Rice Bowl di Kota
76
Bogor. Dalam hal ini, pihak manajemen Restoran Rice Bowl Botani Square seharusnya melakukan pengamatan dan kajian mengenai lingkungan usaha di Kota Bogor. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada upaya yang kontinu untuk mencapai tujuan tersebut. Pihak manajemen restoran pernah membuka outlet di BTM, namun gagal dan tidak berproduksi lagi. Karena kegagalan ini, pihak manajemen sangat berhati-hati dalam membuat keputusan untuk mengembangkan usaha. Akibatnya hingga saat ini, pihak manajemen belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha di Kota Bogor secara optimal. Hal ini menjadi kelemahan restoran, karena cukup menghambat restoran dalam mengembangkan usahanya.
6.2.6. Sistem Informasi Manajemen Kemajuan teknologi dewasa ini menimbulkan perubahan besar-besaran dalam hidup manusia. Manusia dapat mengakses segala sesuatu dan memenuhi kebutuhannya dengan cepat. Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang sangat peka akan perubahan teknologi, termasuk restoran. Restoran Rice Bowl Botani Square memiliki website yang berfungsi untuk memberikan informasi secara cepat pada konsumen. Website ini dapat diakses melalui situs www.ricebowl.com. Akan tetapi, situs ini belum dikelola dengan baik oleh, banyak menu yang kosong dan informasi tidak tersedia. Dengan demikian, website ini belum dapat memberikan manfaat yang optimal bagi restoran dalam penggunaannya.
77
BAB VII FORMULASI STRATEGI Formulasi strategi atau sering disebut perencanaan strategis merupakan proses penyusunan perencanaan jangka panjang. Formulasi strategi diperoleh melalui analisis visi misi perusahaan serta lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Pengembangan visi misi perusahaan serta pengenalan akan faktor eksternal dan internal perusahaan akan menghasilkan strategi pokok yang perlu diimplementasikan oleh perusahaan.
7.1.
Tahap Masukan (Input)
7.1.1. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal 1.
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Visi Restoran Rice Bowl Botani Square adalah “Menjadi Restoran
Keluarga yang Terkenal dan Terbaik di Indonesia”, dan misinya adalah “Rice Bowl mempunyai komitmen untuk menyajikan masakan dengan kualitas dan citarasa tinggi, mutu pelayanan yang memuaskan dan lingkungan yang menyenangkan”. Restoran Rice Bowl memiliki nilai-nilai yang menjadi dasar perilaku perusahaan dalam menjalankan usahanya. Nilai-nilai ini sangat dipegang teguh oleh seluruh tim manajemen dan karyawan restoran, yaitu : (1) Sense of belonging (rasa memiliki); (2) Sense of Responsible (rasa tanggung jawab); (3) Openness (keterbukaan); (4) Team work (kerjasama); (5) Human relation (supel dan familiar); (5) Trust (dapat dipercaya). Kemampuan Restoran Rice Bowl dalam
78
menggerakkan usahanya dikarenakan adanya komitmen tinggi pada visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
2.
Identifikasi Peluang, Ancaman, Kekuatan dan Kelemahan Faktor peluang dan ancaman merupakan lingkungan eksternal perusahaan
yang keberadaannya tidak dapat dikendalikan. Restoran Rice Bowl Botani Square harus mampu memanfaatkan peluang yang ada serta selalu siap untuk mengantisipasi ancaman. Tabel 16 menggambarkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan Restoran Rice Bowl Botani Square. Tabel 16. Daftar Peluang dan Ancaman Restoran Rice Botani Square Faktor Eksternal 1. Lingkungan Politik dan Hukum 2. Lingkungan Sosial, Budaya, Demografi
3. Lingkungan Ekonomi
4. Lingkungan Teknologi
5. Lingkungan Industri
Peluang Visit West Java Year 2008 Keamanan lingkungan Kota Bogor Pangsa pasar makin luas Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat
Ancaman
Isu flu burung yang masih marak hingga saat ini
Kenaikan harga bahan makanan Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji Tingkat inflasi yang berfluktuasi
Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi Persaingan tinggi Hambatan masuk industri sangat kecil Produk substitusi tersedia sangat banyak Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
79
a. Peluang (Opportunities) O1
Visit West Java Year 2008. Kegiatan ini merupakan kesempatan bagi restoran, sebagai salah satu sarana pendukung industri pariwisata, di kota Bogor untuk mempromosikan usahanya.
O2
Keamanan lingkungan Kota Bogor. Peran Pemda Kota Bogor terhadap industri pariwisata dan sarana pendukungnya terlihat melalui peraturan dan perundang-undangan yang jelas. Hal ini menciptakan kondisi lingkungan usaha yang aman dan terjamin.
O3
Pangsa pasar semakin luas. Jumlah penduduk kota Bogor yang semakin
tinggi
merupakan
peluang
bagi
restoran
untuk
mengembangkan pangsa pasarnya ke skala yang lebih luas. O4
Perubahan gaya hidup masyarakat. Minat masyarakat terhadap kepraktisan dan perilaku belanja di mall mendorong pertumbuhan usaha restoran di kota Bogor.
O5
Event dan exhibition di Botani Square. Kegiatan ini mampu mendatangkan pengunjung dalam jumlah jauh lebih besar, sehingga berdampak pada peningkatan penjualan produk restoran di Botani Square.
O6
Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat. Pendapatan daerah kota Bogor yang semakin tinggi menggambarkan kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat serta meningkatkan daya beli masyarakat.
80
O7
Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat banyak dimanfaatkan restoran untuk menciptakan keunggulan dibandingkan pesaingnya.
b. Ancaman (Threats) T1
Isu flu burung yang masih marak hingga saat ini. Isu flu burung mempengaruhi kepercayaan konsumen akan keamanan dalam mengkonsumsi unggas.
T2
Kenaikan harga bahan makanan. Kondisi ini akan menyebabkan kenaikan biaya produksi restoran, sehingga berdampak pada penurunan tingkat keuntungan dan pengurangan jumlah produksi.
T3
Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji. Kondisi menjadi hambatan bagi kegiatan produksi restoran. Kelangkaan ini juga mengakibatkan kenaikan harga bahan bakar minyak dan elpiji.
T4
Tingkat
inflasi
yang
berfluktuasi.
Tingkat
inflasi
dalam
perekonomian Indonesia yang berfluktuasi menimbulkan kondisi ketidakpastian.
Hal
ini
menyulitkan
usaha
restoran
dalam
mengembangkan usahanya. T5
Persaingan dalam industri restoran tinggi. Peningkatan jumlah restoran di kota Bogor yang semakin tinggi menciptakan lingkungan persaingan yang semakin kompetitif.
T6
Hambatan masuk industri sangat kecil. Pendatang baru dalam industri restoran dapat dengan mudah mendapatkan akses untuk masuk dalam industri.
81
T7
Produk substitusi tersedia sangat banyak. Produk substitusi bagi restoran ini adalah restoran tradisional dan American fastfood.
T8
Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi. Konsumen bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya tanpa ada biaya peralihan. Faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan faktor internal
yang menjadikan suatu usaha berbeda dari pesaingnya. Tabel 17 menggambarkan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Restoran Rice Bowl Botani Square. Tabel 17. Daftar Kekuatan dan Kelemahan Restoran Rice Botani Square Faktor Internal 1. Manajemen dan SDM
2. Pemasaran
3. Produksi dan Operasi
4. Keuangan
5. Litbang
6. Teknologi
Kekuatan Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood SOP yang jelas dan terarah Budaya dan moto kerja yang unik SDM yang berkualitas dan terlatih Keunggulan merk Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau Strategi penetapan harga Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas Keterjaminan modal dan sumber keuangan
Kelemahan
Belum memiliki sertifikasi halal MUI Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan Layanan distribusi produk masih kurang
Pencapaian target pendapatan yang belum stabil Keterbatasan kreativitas & kemampuan inovasi produk Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal Pengelolaan situs website belum optimal
82
c. Kekuatan (Strenghts) S1
Nilai perusahaan dan Konsep Oriental Semi Fastfood. Nilai-nilai yang dianut perusahaan serta konsep oriental semi fastfood merupakan keunggulan dan keunikan yang membedakan Restoran Rice Bowl dari usaha sejenis lainnya.
S2
Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang jelas dan terarah. Adanya SOP perusahaan menjadi acuan bagi karyawan dalam bekerja sehingga diharapkan dapat menjada standar kualitas perusahaan.
S3
Budaya dan moto kerja yang unik. Budaya kerja DQSC dan moto “CERIA” adalah pemicu semangat karyawan dalam bekerja.
S4
SDM yang berkualitas dan terlatih. Adanya proses training karyawan yang dilakukan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab restoran terhadap pengembangan kualitas karyawannya.
S5
Keunggulan merk. Rice Bowl merupakan pionir restoran oriental fastfood. Hingga saat ini Rice Bowl memiliki citra merk yang unggul dan memiliki kualitas yang sangat baik.
S6
Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Executive Chef. Menu yang disajikan di restoran ini sangat bervariasi, serta memiliki kekhasan dan ciri khas tersendiri.
S7
Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau. Lokasi restoran di megamall Botani Square yang terletak di pusat kota Bogor, Baranangsiang merupakan mampu menarik banyak konsumen.
83
S8
Strategi penetapan harga. Penetapan harga produk secara psikologis melalui proses planning product menjadikan Rice Bowl sebagai restoran yang memiliki daya tarik dari segi harga.
S9
Metode pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas. Pengelolaan
barang
dan
bahan
baku
mencakup
pemesanan,
penyimpanan serta pengolahan dilakukan secara profesional. S10
Keterjaminan modal dan sumber keuangan. PT RBI sangat bertanggung jawab dalam memberikan kebutuhan modal maupun dana yang dibutuhkan Restoran Rice Bowl Botani Square dalam mengembangkan usahanya.
d. Kelemahan (Weakness) W1
Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal.
W2
Belum memiliki sertifikasi halal MUI. Walaupun bukan suatu keharusan, namun adanya sertifikasi halal merupakan salah satu bentuk tanggung jawab restoran sebagai jaminan keamanan konsumsi produknya.
W3
Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan. Kegiatan promosi yang dilakukan belum meluas di seluruh kota Bogor dan masih terkonsentrasi di dalam Botani Square saja.
W4
Keterbatasan kreativitas dan kemampuan inovasi produk.
W5
Pencapaian target pendapatan yang belum stabil. Tingkat persaingan yang semakin tinggi mempengaruhi kemampuan untuk
84
mencapai target. Akibatnya pencapaian target pendapatan seringkali tidak sesuai yang diharapkan. W6
Layanan distribusi produk masih kurang. Distribusi produk ke konsumen masih sangat terbatas dan kurang meluas.
W7
Pengelolaan situs website belum optimal. Dalam situs website banyak informasi yang tidak tersedia, sehingga pemanfaatannya masih kurang.
7.1.2. Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) Pada Restoran Rice Bowl Botani Square, penilaian dilakukan oleh tiga orang responden, yaitu Store Manager, Assistant Store Manager dan Captain. Ketiga responden merupakan pihak manajemen restoran yang paling mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan, selain itu ketiganya merupakan pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebijakan dan strategi. a.
Matriks EFE Matriks EFE diperoleh melalui penilaian responden mengenai sejauh mana
faktor-faktor strategis eksternal berpengaruh terhadap perusahaan. Setiap responden (pakar) memberikan penilaian bobot dan rating terhadap masing-masing faktor strategis eksternal perusahaan. Berdasarkan Tabel 18, analisis Matriks EFE yang dilakukan menghasilkan nilai tertimbang sebesar 2,545. Peluang utama dalam lingkungan usaha restoran ini ditunjukkan oleh faktor peluang dengan nilai tertimbang terbesar, yaitu event dan exhibition di Botani Square dengan nilai tertimbang sebesar 0,320. Sedangkan
85
ancaman utama ditunjukkan oleh faktor ancaman dengan nilai tertimbang terkecil, yaitu kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji dengan nilai 0,112. Tabel 18. Matriks EFE Restoran Rice Bowl Botani Square No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
b.
Faktor Strategis Eksternal Visit West Java Year 2008 Keamanan lingkungan Kota Bogor Pangsa pasar semakin luas Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square Peningkatan pendapatan daerah daerah dan daya beli masyarakat Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi Isu flu burung Kenaikan harga bahan makanan Kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji Tingkat inflasi yang berfluktuasi Persaingan dalam industri restoran tinggi Hambatan masuk industri sangat kecil Produk substitusi tersedia sangat banyak Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
Bobot (a) 0,062 0,055 0,065 0,072 0,080
Rating (b) 2,7 2,0 3,0 2,0 4,0
Nilai Tertimbang (c) = (a) x (b) 0,167 0,110 0,195 0,144 0,320
0,062
2,3
0,143
0,053 0,081 0,062
1,7 2,0 2,7
0,090 0,162 0,167
0,056 0,06 0,081 0,063 0,069
2,0 3,0 2,0 2,7 2,7
0,112 0,180 0,162 0,170 0,186
0,079 1,000
3,0
0,237 2,545
Matriks IFE Matriks IFE diperoleh melalui penilaian responden mengenai sejauh mana
faktor-faktor strategis internal berpengaruh terhadap perusahaan. Setiap responden (pakar) memberikan penilaian bobot dan rating terhadap masing-masing faktor strategis internal perusahaan. Berdasarkan Tabel 19, analisis matriks IFE menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,770. Total nilai tertimbang IFE ini mengindikasikan bahwa kemampuan restoran dalam merespon lingkungan internalnya masih rata-rata. Kekuatan utama dari restoran ini adalah lokaasi restoran yang strategis dan mudah dijangkau, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,244. Sedangkan kelemahan
86
utama restoran adalah pencapaian target pendapatan yang belum stabil, dengan nilai tertimbang ancaman terkecil sebesar 0,070. Tabel 19. Matriks IFE Restoran Rice Bowl Botani Square No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15. 16. 17.
7.2.
Faktor Strategis Internal Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood SOP yang jelas dan terarah Budaya dan moto kerja yang unik SDM yang berkualitas dan terlatih Keunggulan merk Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau Strategi penetapan harga Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas Keterjaminan modal dan sumber keuangan Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan Layanan distribusi produk masih kurang Pencapaian target pendapatan yang belum stabil Keterbatasan kreativitas dan inovasi produk Pengelolaan website belum optimal
Bobot (a)
Rating (b)
Nilai Tertimbang (a) x (b)
0,047 0,049 0,058 0,047 0,054
4,0 4,0 3,3 4,0 3,3
0,188 0,196 0,191 0,188 0,178
0,058
3,7
0,215
0,061 0,066
4,0 3,3
0,244 0,218
0,05
4,0
0,200
0,062
3,7
0,229
0,063
2,0
0,126
0,073
1,3
0,095
0,063
1,3
0,082
0,066
1,7
0,112
0,054
1,3
0,070
0,062 0,067 1,000
2,0 1,7
0,124 0,114 2,770
Tahap Pencocokan
7.2.1. Analisis Matriks Internal External (IE) Analisis Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Matriks IE didasarkan pada nilai tertimbang yang diperoleh pada matriks EFE dan IFE. Nilai tertimbang sebesar 2,545 diperoleh dari matriks EFE adalah, sedangkan matriks IFE menghasilkan nilai tertimbang sebesar 2,770. Melalui nilai tertimbang
87
dalam matriks EFE dan IFE, maka dapat digambarkan posisi perusahaan dalam matriks IE dibawah ini. Gambar 6. Matriks IE Restoran Rice Bowl Botani Square TOTAL NILAI TERTIMBANG IFE (2,770) Kuat 3,0 – 4,0 TOTAL Tinggi NILAI 3,0 – 4,0 TERTIMBANG Rata-Rata EFE 2,0-2,99 (2,545)
Rendah 1,0-1,99
Rata- Rata 2,0 – 2,9
Lemah 1,0 – 1,99
I
II
III
IV
Restoran Rice Bowl Botani Square
VI
(Hold and Maintain)
VII
VIII
IX
Pada analisis matriks IE Restoran Rice Bowl Botani Square (Gambar 6), posisi perusahaan terletak pada sel V (hold and maintain). Sel V menggambarkan kemampuan perusahaan dalam merespon lingkungan eksternal dan internalnya masih dalam tingkat rata-rata. Posisi Restoran Rice Bowl Botani Square dalam tahap hold and maintain (jaga dan pertahankan) menentukan strategi yang akan diterapkan perusahaan. Strategi yang sebaiknya diterapkan restoran pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi merupakan upaya peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi pengembangan produk merupakan upaya peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini (David, 2006). Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi intensif, artinya dibutuhkan usaha yang intensif dan kontinu untuk unggul dalam lingkungan kompetitif perusahaan. Strategi yang diperoleh melalui matriks IE
88
bersifat umum. Karena itu dilakukan analisis Matriks SWOT untuk mendapatkan strategi yang lebih spesifik dan nyata.
7.2.2. Analisis Matris SWOT Analisis Matriks SWOT disusun berdasarkan identifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal Restoran Rice Bowl Botani Square. Analisis Matriks SWOT yang dilakukan menghasilkan delapan macam strategi yang dikelompokkan dalam empat sel, yaitu Strategi S-O, Strategi S-T, Strategi W-O dan Strategi W-T.
Strategi S-O 1) Strategi SO-1, yaitu membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di kota Bogor. Kualitas SDM dan keterjaminan modal dan keuangan menjadi kekuatan bagi restoran untuk memperluas pangsa pasarnya. Strategi ini didukung oleh pesatnya pertumbuhan pusat perbelanjaan di kota Bogor. 2) Strategi SO-2, yaitu mensponsori event atau exhibition di Botani Square. Event dan exhibition yang sering diadakan di Botani Square merupakan peluang besar bagi Restoran Rice Bowl untuk menarik konsumen lebih banyak. Mensponsori event atau exhibition di Botani Square merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan serta sebagai upaya promosi yang efektif. Strategi W-O 1) Strategi WO-1, yaitu menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus. Strategi ini bertujuan untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dan lebih praktis. Penyediaan paket menu khusus juga sebagai salah satu upaya
89
diversifikasi produk, misalnya paket untuk anak-anak atau paket hari raya tertentu. 2) Strategi WO-2, yaitu mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media dan website. Strategi ini merupakan upaya promosi yang sebaiknya dilakukan lebih intensif oleh Restoran Rice Bowl Botani Square. Misalnya dengan pemasangan spanduk, billboard, iklan di majalah serta pengoptimalan fungsi website dalam memberikan informasi bagi konsumen.
Strategi S-T 1) Strategi ST-1, yaitu mempertahankan strategi penetapan harga. Target pasar Restoran Rice Bowl adalah konsumen golongan menengah keatas. Strategi penetapan harga psikologis yang dilakukan selama ini mampu menciptakan harga yang tepat bagi konsumen. Dimana strategi ini mempengaruhi pikiran dan pendapat konsumen bahwa harga produk Rice Bowl tidak tergolong mahal. 2) Strategi ST-2, yaitu menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku. Restoran Rice Bowl saat ini telah memiliki pemasok yang mampu menyediakan kebutuhan barang dan bahan baku berkualitas. Kualitas barang dan bahan baku yang digunakan merupakan faktor kunci kualitas produk yang dihasilkan oleh Rice Bowl. Strategi ini mampu menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku sesuai SOP. 3) Strategi ST-3, yaitu menjaga kualitas produk makanan dan pelayanan konsumen. Strategi ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan loyalitas konsumen kepada Rice Bowl. Produk yang bermutu dan pelayanan yang memuaskan akan membuat konsumen merasa nyaman dan aman dengan suasana restoran.
90
Gambar 7. Analisis SWOT Restoran Rice Bowl Botani Square
OPPORTUNITIES (O) 1. Visit West Java Year 2008 2. Kemanan lingkungan Kota Bogor 3. Pangsa pasar semakin luas 4. Perubahan gaya hidup masyarakat 5. Event dan exhibition di Botani Square 6. Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat 7. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi THREATS (T) 1. Isu flu burung 2. Kenaikan harga bahan makanan 3. Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji 4. Tingkat inflasi yang berfluktuasi 5. Persaingan dalam industri restoran tinggi 6. Hambatan masuk industri sangat kecil 7. Produk substitusi tersedia sangat banyak 8. Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
1. Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood 2. SOP yang jelas dan terarah 3. Budaya dan moto kerja yang unik 4. SDM yang berkualitas dan terlatih 5. Keunggulan merk 6. Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef 7. Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau 8. Strategi penetapan harga 9. Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas 10.Keterjaminan modal dan sumber keuangan
1. Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal 2. Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI 3. Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan 4. Layanan distribusi produk masih kurang 5. Pencapaian target pendapatan yang belum stabil 6. Keterbatasan kreativitas dan inovasi produk 7. Pengelolaan situs website belum optimal
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
1. Membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di kota Bogor (S1,S2,S3,S4, S5,S8,S10,O1,O3,O4, O6) 2. Mensponsori event atau exhibition di Botani Square (S4,S5,S6,S7,O4,O5)
1. Menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus (W3,W4,W5,W6,O3,O6) 2. Mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media dan website (W1,W3,W7,O1,O2,O7)
STRATEGI S-T
STRATEGI W-T
1. Mempertahankan strategi penetapan harga (S8,S10,T2,T3,T4) 2. Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku (S9,S10,T2,T3) 3. Menjaga kualitas produk makanan dan pelayanan konsumen (S1,S2,S4,S9,T1,T5,T8)
1. Melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan (W1,W5,W7,T5,T6,T7,T8)
91
Strategi W-T 1) Strategi WT-1, yaitu melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh pihak manajemen restoran secara berkala, misalnya bulanan atau kuartalan. Dengan evaluasi dan kajian yang dilakukan, diharapkan pihak manajemen akan mampu senantiasa melakukan perbaikan kelemahan dan kekurangan restoran secara kontinu. Strategi ini juga membantu restoran dalam mengenali kondisi lingkungan eksternal, internal serta kondisi persaingan yang ada di sekitarnya.
7.3.
Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahapan membuat peringkat strategi untuk
menghasilkan daftar berprioritas (David, 2006). Dalam penelitian ini digunakan Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai tahap keputusan dalam perumusan strategi pengembangan Restoran Rice Bowl Botani Square.
7.3.1. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Analisis QSPM mampu menentukan daftar prioritas pelaksanaan strategi dengan menentukan daya tarik relatif (Attractiveness Score-AS) dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan perusahaan. Analisis QSPM dilakukan berdasarkan delapan alternatif strategi yang ada. Penilaian dilakukan oleh tiga orang responden yang memiliki pengaruh terbesar dalam perusahaan dalam pengambilan keputusan. Hasil total TAS dari setiap responden untuk masing-masing strategi akan dirata-ratakan untuk menentukan urutan prioritas strategi yang akan dilaksanakan.
92
Berdasarkan hasil analisis QSPM pada Tabel 21, terlihat bahwa strategi yang menjadi prioritas untuk dilakukan saat ini adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen dengan total TAS tertinggi sebesar 5,897. Urutan prioritas strategi pengembangan Restoran Rice Bowl Botani Square adalah sebagai berikut : 1. Menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen (TAS = 5,979) 2. Melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan (TAS = 5,313) 3. Mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, website (TAS = 5,256) 4. Mensponsori event dan exhibition di Botani Square (TAS = 5,159) 5. Menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus (TAS = 5,042) 6. Membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di kota Bogor (TAS = 4,553) 7. Mempertahankan strategi penetapan harga (TAS = 4,306) 8. Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku (TAS = 4,148).
93
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1.
Kesimpulan 1. Restoran Rice Bowl Botani Square merupakan pionir oriental semi fastfood restaurant. Hingga saat ini restoran masih cenderung terlalu berhati-hati dalam melakukan upaya pengembangan usaha. Selain itu, restoran juga belum memanfaatkan lingkungan usahanya dengan optimal. Strategi yang selama ini dilakukan sebagian besar berupa strategi promosi harga melalui paket menu murah. Selain itu dilakukan juga promosi melalui pembagian leaflet. 2. Faktor peluang yang dimiliki oleh Restoran Rice Bowl Botani Square adalah Visit West Java Year 2008, keamanan lingkungan Kota Bogor, pangsa pasar semakin luas, perubahan gaya hidup masyarakat, event dan exhibition di Botani Square, peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat dan perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi. Sedangkan faktor ancaman yang dihadapi adalah isu flu burung, kenaikan harga bahan makanan, kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji, tingkat inflasi yang berfluktuasi, persaingan dalam industri restoran tinggi, hambatan masuk industri sangat kecil, produk substitusi tersedia sangat banyak, dan kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi. 3. Faktor kekuatan yang dimiliki Restoran Rice Bowl Botani Square adalah nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood, Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang jelas dan terarah, budaya dan
94
moto kerja yang unik, SDM yang berkualitas dan terlatih, keunggulan merk, variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Executive Chef, lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau, strategi penetapan harga, metode pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas dan keterjaminan modal dan sumber keuangan. Sedangkan faktor kelemahannya adalah belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal, belum memiliki sertifikasi halal MUI, kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan, keterbatasan kreativitas dan kemampuan inovasi produk, pencapaian target pendapatan yang belum stabil, layanan distribusi produk masih kurang dan pengelolaan situs website belum optimal. 4. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar 2,545 dan matriks IFE sebesar 2,770 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE. Restoran berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain (jaga dan pertahankan), dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan analisis QSPM. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen (TAS = 5,979), melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran
dalam
menghadapi
persaingan
(TAS
=5,313),
mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, website (TAS = 5,256), mensponsori event dan exhibition di Botani Square (TAS = 5,159), menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus
95
(TAS = 5,042), membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di kota Bogor (TAS = 4,553), mempertahankan strategi penetapan harga (TAS = 4,306) dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku (TAS = 4,148). 8.2.
Saran 1. Restoran Rice Bowl Botani Square sebaiknya tetap mempertahankan kualitas produk dan layanan konsumen yang menjadi keunggulannya hingga saat ini. Strategi ini mampu mengatasi salah satu kelemahan utama restoran, yaitu belum memiliki sertifikasi halal MUI. Akan tetapi untuk jangka panjang, ada baiknya pihak manajemen mengusahakan adanya label sertifikasi halal. Adanya sertifikasi halal MUI akan menjamin keamanan pangan, sehingga konsumen akan benar-benar yakin akan produk yang ditawarkan. 2. Menggencarkan upaya promosi dan iklan, baik di dalam maupun di luar lingkungan Botani Square. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain pemasangan billboard dan spanduk di tempattempat strategis, iklan di surat kabar atau majalah serta melakukan promosi pada radio-radio kota Bogor. 3. Pemanfaatan SDM dan manajemen sebaiknya dilakukan lebih optimal. Mengingat keterbatasan dalam inovasi produk, sebaiknya Restoran Rice Bowl Botani Square kreatif dalam menciptakan paket menu atau variasi menu yang membedakannya dari restoran sejenis. Paket menu yang dapat diciptakan antara lain paket khusus anak-anak (kids menu), paket hemat dengan beragam jenis menu serta paket khusus hari raya.
96
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2007. Kota Bogor dalam Angka 2007. Bogor. Jawa Barat
David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis. Terjemahan. PT Prenhallindo. Jakarta. Dinas
Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor 200-2006. Bogor.
2007.
, 2007. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun 1996-2007. Bogor. Firbani, Rizki. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Waralaba Lokal (Studi Kasus Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Glueck, F.W and Jauch, R.L. 1992. Strategic Management and Business Policy. MC. Graw-Hill Inc. Hitt, Michael A. 2001. Manajemen Strategi : Daya Saing dan Globalisasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Kinnair, T.C. dan I.R. Taylor. 1991. Mrketing Research an Applied Approach. McGraw – Hill International Edition. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Terjemahan. Edisi kesepuluh. Prenhallindo. Jakarta. Kotler, Philip and John Bowen, James Makens. 1999. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan. Versi Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. PT Prenhallindo. Jakarta. Luna, Prima. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Restoran dengan Metode SWOT (Studi Kasus Restoran Raffles, Megamendung, Bogor). Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
97
Mukhtar. 2004. Perlunya Standar Lingkup dan Permasalahan Pelayanan Sebuah Restoran Hotel. Jurnal. Program Studi Pariwisata. Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara. Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah. 2008. Cetakan Ketiga. Penerbit Visi Media. Jakarta PB, Triton. 2007. Manajemen Strategis : Terapan Perusahaan dan Bisnis. Tugu Publisher. Yogyakarta. Rahayu, Fitri. 2006. Analisis Pengaruh Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kota Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. Edisi Indonesia. PT. INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta Siahaan, Marihot P. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali Pers. Jakarta. Steiner, George A. and Miner, John B. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. (Terjemahan) Edisi Kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sugiarto, Endar dan Sri Sulatirningrum. 1998. Pengantar Akomodasi dan Restoran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sulastiyono, Agus. 1999. Seri Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi : Manajemen Penyelenggaran Hotel. Edisi Pertama. Penerbit Alfabeta. Bandung. Wahyudi, Agustinus Sri. SE. MBA. 1996. Manajemen Strategik : Pengantar Proses Berpikir Strategik. Penerbit Narupa Aksara. Jakarta.
98
99
Lampiran 1. Struktur Organisasi Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor Tahun 2006 - 2008 President Director
Managing Director
Dept. A
Dept. B
General Manager Dept. Operation
Dept. C
Dept. D
------------------------------------------------------------------------------------------Restoran Rice Bowl Botani Square
Regional Manager
Store Manager Assistant Store Manager
Chief Cook
Assistant Chief Cook
Captain
Cook
Cashier/Pantry
BBQ
Greeter
Butcher Waiter/ Waitress Cook Helper
Food Checker
Dishwasher
Trainee
100
Lampiran 2. Daftar Menu Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor Tahun 2008
No.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
MENU BBQ MENU Roasted Duck Hongkong Sauce/Fried Chicken Singapore Hainanese Chicken Oriental BBQ Chicken Kombinasi 2 item ¼ ekor bebek & ¼ ekor ayam ¼ ekor ayam (2 pilihan) FRIED RICE Chicken/Yang Chau Fried Rice Oriental Chicken Fried Chicken Duck Fried Rice RICE BOWL Roasted Duck Rice Bowl Orange/Thai Chicken Rice Bowl Kung Pao/Sweet & Sour Sauce Chicken Rice Bowl Hongkong Sauce/Fried Chicken Rice Bowl Singapore Hainanese Chicken Rice Bowl BBQ Chicken Rice Bowl Black Pepper Chicken Rice Bowl Black Pepper Beef Rice Bowl Squid Rice Bowl
HARGA (Rp) Reguler Large 55.900 32.900 32.900 34.900
109.900 49.900 49.900
84.900 59.900 19.900 19.900 29.900 35.900 19.900 19.900 19.900 19.900 21.900 21.900 25.900 23.900
(with Spiced Salt/Kung Pao/Black Pepper/Home-Made-Oyster Sauce)
10.
Shrimp Rice Bowl
25.900
(with Spiced Salt/Kung Pao/Black Pepper/Home-Made-Oyster Sauce)
11.
Seafood Rice Bowl
25.900
(with Spiced Salt/Kung Pao/Black Pepper/Home-Made-Oyster Sauce)
12. 13. 14.
Change To Hainanese Rice Stem Rice Hainanese Rice
1.
Squid
2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.
SEAFOOD (with Spiced Salt/Kung Pao/Black Pepper/Home-MadeOyster Sauce) Squid With Mayonaise Seafood (with Spiced Salt/Kung Pao/Black Pepper/Home-MadeOyster Sauce) Shrimp (with mayonaise/Spiced Salt/Kung Pao/Black Pepper/HomeMade-Oyster Sauce)
Shrimp Fried Crispy Fish (with sweet & sour/Orange/Thai sauce) FAVOURITES Orange/Thai/Sweet & Sour Sauce Chicken Kung Pao/Black Pepper Chicken Back Pepper Beef Braised Chicken SOUP (3 Person) Chicken Corn Soup Hot & Sour Chicken Soup Duck Soup Seafood Soup
1.818 5.900 6.900 31.900
56.900
31.900 33.900
62.900
37.900
66.900
37.900 37.900 29.900 29.900 38.900 38.900
53.900 53.900 59.900
20.900 20.900 25.900 31.900
101
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2.
VEGETABLES Sauted Baby Cabbage with Oyster Sauce/Garlic Sauted Baby Cabbage with Beef/Shrimp Sauted Green Kale with Oyster Sauce/Garlic Sauted Brocolli with Beef Sauted Brocolli with Black Mushroom Sauted Baby French Bean with Beef Sauted Brocolli with Beef Mushroom Sauted Baby French Bean with Shredded Crispy Duck Sauted Toge with Garlic Sauted Toge with Shredded Crispy Duck Sauted Kangkung with Garlic Sauted Kangkung with Beef HOME-MADE / HONGKONG NOODLE Hk Sauce / Fried Chicken Noodle Singapore / Hainanese Chicken Noodle BBQ Chicken Noodle Kung Pao Chicken Noodle Black Pepper Beef Noodle Beef Brisket Noodle Roasted Duck Noodle TOFU Salted Pepper Tofu Japanese Tofu
19.900 32.900 18.900 31.900 29.900 31.900 31.900 31.900 17.900 19.900 17.900 31.900 23.900 23.900 23.900 24.900 26.900 26.900 33.900 16.900 25.900
(with Kung Pao/Home-Made/Black Pepper Sauce)
3.
Braised Japanese Tofu
25.900 BEVERAGE
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mineral Water Kuan Yin Tea (Hot/Cold) Ice Lemon/Ice Lemon Tea Fresh Melon/Watermelon Juice Fresh Guava/Strawberry/Star Fruit Juice Sago Melon Avocado with Pearl Fresh Avocado Ice Cappucino Orange Blend Float DESSERT 1. Red Bean Ice Bowl 2. Apple/Jackfruit Pie Ala Mode 3. Shanghai Ice NEW PRODUCT FAVOURITES 1. Crispy Fried Chicken SAPO SPECIAL 1. Seafood & Bean Curd in Clay Pot 2. Chicken & Bean Curd in Clay Pot 3. Buttered Chicken & Mushroom in Clay Pot 4. Beef with Hongkong Sauce in Clay Pot 5. Shrimp Roll in Clay Pot
4.900 6.900 9.900 12.900 13.900 13.900 13.900 13.900 14.900 14.900 7.900 14.900 16.900
29.900
53.900 31.900 31.900 31.900 33.900 33.900
* Harga belum termasuk pajak * Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan * Hanya berlaku untuk store tertentu
102
Lampiran 3. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal Nilai Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Eksternal Visit West Java Year 2008 Keamanan lingkungan Kota Bogor Pangsa pasar semakin luas Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square Peningkatan pendapatan daerah daerah dan daya beli masyarakat 7. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi 8. Isu flu burung 9. Kenaikan harga bahan makanan 10. Kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji 11. Tingkat inflasi yang berfluktuasi 12. Persaingan dalam industri restoran tinggi 13. Hambatan masuk industri sangat kecil 14. Produk substitusi tersedia sangat banyak 15. Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pakar 1 0,057 0,040 0,076 0,076 0,090
Pakar 2 0,067 0,067 0,076 0,086 0,083
Pakar 3 0,061 0,058 0,042 0,054 0,068
Rata-Rata 0,062 0,055 0,065 0,072 0,080
0,079
0,050
0,056
0,062
0,045 0,086 0,074
0,052 0,088 0,050
0,063 0,068 0,063
0,053 0,081 0,062
0,040 0,050
0,050 0,055
0,077 0,077
0,056 0,060
0,083 0,043
0,076 0,067
0,084 0,079
0,081 0,063
0,082
0,057
0,068
0,069
0,079
0,076
0,082
0,079 1,000
Nilai Rating Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Eksternal Visit West Java Year 2008 Keamanan lingkungan Kota Bogor Pangsa pasar semakin luas Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square 6. Peningkatan pendapatan daerah daerah dan daya beli masyarakat 7. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi 8. Isu flu burung 9. Kenaikan harga bahan makanan 10. Kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji 11. Tingkat inflasi yang berfluktuasi 12. Persaingan dalam industri restoran tinggi 13. Hambatan masuk industri sangat kecil 14. Produk substitusi tersedia sangat banyak 15. Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi 1. 2. 3. 4. 5.
Pakar 1 2 1 2 2
Pakar 2 4 3 4 3
Pakar 3 2 2 3 1
Rata-Rata 2,7 2,0 3,0 2,0
4
4
4
4,0
3
2
2
2,3
1 2 3
2 2 2
2 2 3
1,7 2,0 2,7
1 4
1 3
4 2
2,0 3,0
2
1
3
2,0
4
3
1
2,7
3
3
2
2,7
3
3
3
3,0
103
Lampiran 4. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal Nilai Bobot Faktor Strategis Internal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Faktor Strategis Internal Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood SOP yang jelas dan terarah Budaya dan moto kerja yang unik SDM yang berkualitas dan terlatih Keunggulan merk Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau Strategi penetapan harga Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas Keterjaminan modal dan sumber keuangan Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan Layanan distribusi produk masih kurang Pencapaian target pendapatan yang belum stabil Keterbatasan kreativitas dan inovasi produk Pengelolaan website belum optimal
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Rata-Rata
0,046 0,048 0,037 0,064 0,039
0,046 0,050 0,070 0,037 0,061
0,048 0,050 0,068 0,041 0,061
0,047 0,049 0,058 0,047 0,054
0,061 0,062 0,059
0,055 0,061 0,070
0,059 0,059 0,068
0,058 0,061 0,066
0,066 0,070
0,042 0,057
0,042 0,059
0,050 0,062
0,068 0,062
0,059 0,081
0,061 0,076
0,063 0,073
0,061 0,061 0,066 0,075 0,055
0,064 0,070 0,047 0,057 0,073
0,065 0,066 0,050 0,053 0,074
0,063 0,066 0,054 0,062 0,067 1,000
Pakar 1 4
Pakar 2 4
Pakar 3 4
Rata-Rata 4,0
4 4 4 3 4
4 3 4 4 3
4 3 4 3 4
4,0 3,3 4,0 3,3 3,7
4 4 4
4 3 4
4 3 4
4,0 3,3 4,0
4 2
4 2
3 2
3,7 2,0
1 2
2 1
1 1
1,3 1,3
2 1 2 2
2 1 2 2
1 2 2 1
1,7 1,3 2,0 1,7
Nilai Rating Faktor Strategis Internal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Faktor Strategis Internal Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood SOP yang jelas dan terarah Budaya dan moto kerja yang unik SDM yang berkualitas dan terlatih Keunggulan merk Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau Strategi penetapan harga Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas Keterjaminan modal dan sumber keuangan Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan Layanan distribusi produk masih kurang Pencapaian target pendapatan yang belum stabil Keterbatasan kreativitas dan inovasi produk Pengelolaan website belum optimal
104
Lampiran 5. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal 1. PELUANG A = Visit West Java Year 2008 B = Keamanan lingkungan Kota Bogor C = Pangsa pasar semakin luas D = Perubahan gaya hidup masyarakat E = Event dan exhibition di Botani Square F = Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat G = Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi
2. ANCAMAN H = Isu flu burung I = Kenaikan harga bahan makanan J = Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji K = Tingkat inflasi yang berfluktuasi L = Persaingan dalam industri restoran tinggi M = Hambatan masuk industri sangat kecil N = Produk substitusi tersedia sangat banyak O = Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
Pakar 1 (Store Manager) A A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Total
Bobot
Rating
3
2
2
1
1
3
1
1
3
2
1
2
1
1
24
0,057
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
17
0,040
1
2
1
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
32
0,076
2
1
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
32
0,076
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
38
0,090
4
3
1
2
3
3
2
3
2
2
33
0,079
3
1
1
2
2
1
2
1
1
19
0,045
1
3
3
3
2
3
2
3
36
0,086
2
3
3
1
3
2
2
31
0,074
3
1
1
2
1
1
17
0,040
1
1
3
1
1
21
0,050
4
3
2
2
35
0,083
2
1
1
18
0,043
4
2
34
0,082
3
33
0,079
3
420
1,000
B
1
C
2
3
D
2
3
2
E
3
3
3
3
F
3
3
2
2
2
G
1
3
1
1
1
1
H
3
3
2
2
1
3
3
I
3
3
2
2
1
2
3
1
J
1
2
1
1
1
1
2
1
1
K
2
2
1
1
1
1
2
1
1
3
L
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
M
2
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
N
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
O
3
3
2
2
2
2
3
1
2
3
3
2
3
2
105
Pakar 2 (Assistant Store Manager) A A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Total
Bobot
Rating
2
1
1
1
2
3
1
3
3
3
2
1
3
2
28
0,067
4
2
1
2
2
3
1
2
2
1
2
3
3
2
28
0,067
3
1
1
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
32
0,076
4
1
3
3
1
3
3
3
3
2
3
2
36
0,086
3
3
1
1
3
3
3
3
2
3
2
35
0,083
4
2
1
2
2
2
1
2
1
1
21
0,050
2
1
3
2
2
1
1
1
1
22
0,052
2
3
3
3
3
2
3
1
37
0,088
2
2
3
1
2
2
1
21
0,050
2
2
1
2
2
1
21
0,050
1
2
2
1
2
23
0,055
3
3
3
3
32
0,076
1
2
2
28
0,067
3
1
24
0,057
3
32
0,076
3
420
1,000
B
2
C
3
2
D
3
3
3
E
3
2
3
3
F
2
2
1
1
1
G
1
1
2
1
3
2
H
3
3
1
3
3
3
3
I
1
2
1
1
1
2
1
1
J
1
2
1
1
1
2
2
1
2
K
1
3
2
1
1
2
2
1
1
2
L
2
2
2
1
1
3
3
1
3
3
2
M
3
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
N
1
1
2
1
1
3
3
1
2
2
3
1
2
O
2
2
1
2
2
3
3
3
3
3
2
1
2
3
Pakar 3 (Captain) A A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Total
2
3
1
1
2
1
1
3
3
2
2
1
3
1
26
0,061
2
1
3
3
1
1
1
1
1
1
3
1
3
3
25
0,058
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
18
0,042
3
3
3
1
1
1
1
2
1
1
1
1
23
0,054
1
2
2
3
3
3
2
1
1
2
2
29
0,068
4
1
1
1
1
1
1
3
3
1
24
0,056
2
1
2
2
1
1
1
1
1
27
0,063
2
1
1
2
2
2
2
1
29
0,068
2
3
1
1
1
1
1
27
0,063
3
1
3
3
1
1
33
0,077
4
1
2
3
1
33
0,077
2
3
2
2
36
0,084
3
1
3
34
0,079
1
1
29
0,068
2
35
0,082
3
428
1,000
B
2
C
1
3
D
3
1
3
E
3
1
3
1
F
2
3
3
1
2
G
3
3
3
3
2
3
H
3
3
2
3
1
3
3
I
1
3
3
3
1
3
2
3
J
3
2
3
2
3
3
2
3
3
K
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
L
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
M
3
3
3
3
3
1
3
2
3
3
2
1
N
1
1
3
3
2
1
3
2
3
3
1
2
3
O
3
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
1
3
Bobot
106
Rating
Lampiran 6. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal 1. Kekuatan A = Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood B = SOP yang jelas dan terarah C = Budaya dan moto kerja yang unik D = SDM yang berkualitas dan terlatih E = Keunggulan merk F = Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef G = Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau H = Strategi penetapan harga I = Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas J = Keterjaminan modal dan sumber keuangan 2. Kelemahan K = Belum adanya divisi riset pemasaran dan litbang L = Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI M = Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan N = Layanan distribusi produk masih kurang O = Tingkat pendapatan yang berfluktuasi P = Keterbatasan kreativitas dan inovasi produk Q = Pengelolaan website belum optimal
Pakar 1 (Store Manager) A A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
O
P
Q
Total
Bobot
Rating
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
25
0,046
4
2
2
3
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
26
0,048
4
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
20
0,037
4
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
3
35
0,064
4
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
21
0,039
3
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
33
0,061
4
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
34
0,062
4
1
1
2
2
2
2
2
2
2
32
0,059
4
2
2
1
2
2
2
2
3
36
0,066
4
2
2
3
2
2
3
2
38
0,070
4
3
2
3
2
1
2
37
0,068
2
2
2
1
1
2
34
0,062
1
3
2
1
2
33
0,061
2
2
1
2
33
0,061
2
1
2
36
0,066
1
2
41
0,075
2
30
0,055
2
544
1,000
B
2
C
2
2
D
2
2
3
E
2
1
2
1
F
3
2
3
2
3
G
3
2
3
2
3
2
H
3
2
3
2
2
2
2
I
3
2
3
2
3
2
2
3
J
2
3
3
2
3
2
2
3
2
K
2
3
3
2
3
3
2
2
2
2
L
2
3
3
2
3
2
3
2
3
2
1
M
2
3
3
1
3
2
2
2
2
1
2
2
N
N
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
1
2
1
O
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
P
3
3
3
3
3
2
2
2
2
1
3
3
3
3
3
Q
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
107
Pakar 2 (Assistant Store Manager) A A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
Bobot
Rating
2
1
2
2
3
1
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
25
0,046
4
1
2
1
2
1
2
2
3
3
1
1
1
3
1
1
27
0,050
4
3
3
3
2
1
3
3
3
2
1
1
3
3
1
38
0,070
3
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
20
0,037
4
3
1
2
3
2
1
2
2
1
3
3
1
33
0,061
4
2
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
30
0,055
3
1
3
1
2
1
1
1
2
3
2
33
0,061
4
3
2
2
1
3
3
2
3
1
38
0,070
3
1
1
1
2
2
2
1
1
23
0,042
4
1
1
3
2
2
1
1
31
0,057
4
1
1
1
2
3
2
32
0,059
2
3
3
3
3
3
44
0,081
2
2
2
3
2
35
0,064
1
3
2
2
38
0,070
2
1
1
26
0,047
1
2
31
0,057
2
40
0,073
2
544
1,000
B
2
C
3
3
D
2
2
1
E
2
3
1
3
F
1
2
1
2
1
G
3
3
2
3
3
2
H
3
2
3
3
2
2
3
I
2
2
1
3
1
1
1
1
J
3
1
1
3
2
2
3
2
3
K
3
1
1
2
3
2
2
2
3
3
L
3
3
2
3
2
1
3
3
3
3
3
M
2
3
3
3
2
2
3
1
2
1
3
1
N
3
3
3
3
3
2
3
1
2
2
3
1
2
O
2
1
1
3
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
P
2
3
1
3
1
3
1
1
3
3
1
1
1
2
3
Q
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
1
2
2
3
Total
2
Pakar 3 (Captain) A A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
Total
Bobot
2
1
2
2
3
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
26
0,048
4
1
2
1
2
1
2
2
3
3
1
1
1
3
1
1
27
0,050
4
3
3
3
2
1
3
3
3
2
1
1
3
3
1
37
0,068
3
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
22
0,041
4
3
1
2
3
2
1
2
2
2
3
3
1
33
0,061
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
32
0,059
4
1
3
1
2
1
1
1
2
3
2
32
0,059
4
3
2
2
1
3
3
2
3
1
37
0,068
3
1
1
1
2
2
2
1
1
23
0,042
4
1
1
3
3
2
1
1
32
0,059
3
1
1
1
2
3
2
33
0,061
2
3
3
3
3
3
41
0,076
1
2
2
3
2
35
0,065
1
3
2
2
36
0,066
1
1
1
27
0,050
2
2
29
0,053
2
40
0,074
1
542
1,000
B
2
C
2
3
D
3
3
1
E
1
3
1
3
F
3
2
1
2
1
G
3
2
2
3
3
2
H
2
2
3
3
2
2
3
I
2
2
1
3
1
1
1
1
J
3
1
1
3
2
2
3
2
3
K
3
2
1
2
3
2
2
2
3
3
L
1
2
2
3
2
1
3
3
3
3
3
M
3
2
3
3
2
2
3
1
2
1
3
1
N
2
2
3
3
3
2
3
1
2
2
3
1
2
O
2
1
1
3
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
P
1
3
1
3
1
3
1
1
3
3
1
1
1
1
3
Q
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
1
2
2
3
2
Rating
108
Lampiran 7. Tabel Rata-Rata Attractive Scoreness Responden
ST 1 Faktor Strategis PELUANG Visit West Java Year 2008 Kemanan lingkungan Kota Bogor
ST 2
ST 3
ST 4
ST 5
ST 6
ST 7
ST 8
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
R1
R2
R3
Rt
2
2
4
3.333
3
2
4
3
2
2
1
1.667
4
4
4
4
2
1
1
1.333
1
1
1
1
4
2
1
2.333
3
4
3
3.333
1
3
4
2.667
1
2
-
1
1
1
-
0.667
1
1
-
0.667
1
1
-
0.667
1
1
-
0.667
1
1
-
0.667
1
4
-
1.667
3
3
2
2.667
3
1
4
2.667
2
3
3
2.667
3
3
4
3.333
4
2
1
2.333
1
3
1
1.667
4
4
2
3.333
3
4
3
3.333
3
3
-
2
3
1
4
2.667
3
3
3
3
3
3
2
2.667
3
1
2
2
1
1
1
1
3
3
2
2.667
3
4
3
3.333
1
1
2
1.333
4
2
4
3.333
3
1
3
2.333
4
4
2
3.333
3
2
2
2.333
1
1
1
1
4
3
1
2.667
4
4
3
3.667
3
2
3
2.667
3
3
2
2.667
3
2
3
2.667
3
3
2
2.667
4
3
3
3.333
1
1
1
1
4
4
1
3
3
4
2
3
2
2
1
1.667
2
1
3
2.333
2
3
4
3
3
3
4
3.333
2
1
1
1.333
1
2
2
1.667
2
4
3
3
2
3
4
3
1
1
2
1.333
3
4
1
2.667
1
1
3
1.667
4
4
2
3.333
3
2
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
2.667
2
2
4
2.667
2
4
4
3.333
2
3
2
2.333
2
2
1
1.667
3
3
3
3
1
1
1
1
2
2
2
2
3
1
1
1.667
1
3
1
1.667
1
2
2
1.667
1
4
4
3
1
1
1
1
2
3
3
2.667
1
1
1
1
2
2
1
1.667
2
1
1
1.333
1
3
3
2.333
1
2
2
1.667
1
1
2
1.333
1
1
1
1
2
3
4
3
1
2
3
2
2
1
2
1.667
1
3
2
2
3
3
4
3.333
4
2
1
2.333
4
2
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3.333
4
4
4
4
4
4
3
3.667
4
4
4
4
Pangsa pasar semakin luas Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square Peningkatan pendapatan daerah daerah dan daya beli masyarakat
Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi ANCAMAN Isu flu burung Kenaikan harga bahan makanan
Kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji Tingkat inflasi yang berfluktuasi Persaingan dalam industri restoran tinggi
109
Hambatan masuk industri sangat kecil 1
1
3
1.667
1
1
1
1
1
2
1
1.333
1
1
2
1.333
1
3
3
2.333
1
3
3
2.333
1
4
4
3
1
2
2
1.667
3
3
4
3.333
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
1
2
4
2
2
2.667
3
3
3
3
3
2
3
2.667
3
1
4
2.667
4
4
4
4
4
4
3
3.667
4
4
4
4
4
2
3
3
4
2
2
2.667
4
3
2
3
4
3
3
3.333
1
3
1
1.667
3
2
1
2
1
3
4
2.667
3
3
2
2.667
1
1
3
1.667
4
4
3
3.667
4
3
4
3.667
1
2
4
2.333
1
2
1
1.333
3
3
2
2.667
1
3
3
2.333
3
3
1
2.333
1
2
1
1.333
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
3
3
2.333
3
3
4
3.333
1
1
3
1.667
3
3
1
2.333
1
2
1
1.333
1
2
2
1.667
4
4
4
4
1
4
2
2.333
1
4
4
3
3
2
2
2.333
1
3
4
2.667
3
3
3
3
3
2
1
2
1
3
4
2.667
4
4
4
4
1
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3.333
2
3
2
2.333
4
4
4
4
3
2
1
2
4
1
1
2
4
3
3
3.333
3
4
4
3.667
3
1
1
1.667
4
1
1
2
3
3
4
3.333
4
4
3
3.667
3
1
3
2.333
4
2
1
2.333
4
4
4
4
3
2
3
2.667
4
2
2
2.667
4
2
2
2.667
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
2
1
3
3
2.333
4
4
2
3.333
3
3
3
3
3
2
2
2.333
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2.333
4
3
4
3.667
2
1
1
1.333
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2.333
3
3
3
3
2
4
2
2.667
2
2
1
1.667
2
3
3
2.667
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
1
1.667
4
3
3
3.333
2
4
4
3.333
3
3
3
3
3
3
4
3.333
3
2
2
2.333
3
2
2
2.333
3
3
1
2.333
3
3
3
3
KELEMAHAN Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal
2
3
3
2.667
1
3
2
2
1
3
3
2.333
1
1
2
1.333
1
2
1
1.333
1
1
1
1
4
4
4
4
3
3
4
3.333
Belum memiliki sertifikat halal dari MUI
2
2
1
1.667
2
3
2
2.333
2
1
2
1.667
2
2
1
1.667
2
1
1
1.333
2
3
4
3
4
2
4
3.333
2
4
2
2.667
Produk substitusi tersedia sangat banyak Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
KEKUATAN Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood SOP yang jelas dan terarah Budaya dan moto kerja yang unik
SDM yang berkualitas dan terlatih Keunggulan merk Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau Strategi penetapan harga Sistem pengolahan barang dan baku yang berkualitas Keterjaminan modal dan sumber keuangan
110
Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan Layanan distribusi produk masih kurang Pencapaian target pendapatan yang belum stabil Keterbatasan dalam kreativitas dan inovasi produk Pengelolaan situs website belum optimal
3
2
2
2.333
4
4
4
4
3
4
4
3.667
3
3
3
3
3
1
1
1.667
2
1
1
1.333
4
1
2
2.333
2
3
4
3
2
4
4
3.333
3
3
2
2.667
2
4
4
3.333
2
2
4
2.667
2
1
1
1.333
1
3
2
2
2
3
3
2.667
1
4
4
3
2
1
-
1
2
4
-
2
2
4
-
2
2
2
-
1.333
2
4
-
2
1
3
-
1.333
2
3
-
1.667
1
4
-
1.667
3
1
1
1.667
4
3
1
2.667
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2.667
4
4
4
4
3
2
2
2.333
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2.333
1
1
4
2
1
2
1
1.333
1
1
1
1
3
2
2
2.333
1
2
2
1.667
111
Lampiran 8. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Restoran Rice Bowl Botani Square
ST 1 No
Faktor Strategis
ST 2
ST 3
ST 4
ST 5
ST 6
ST 7
ST 8
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,062
3,333
0,207
3,000
0,186
1,667
0,103
4,000
0,248
1,333
0,083
1,000
0,062
2,333
0,145
3,333
0,207
0,055
2,667
0,147
1,000
0,055
0,667
0,037
0,667
0,037
0,667
0,037
0,667
0,037
0,667
0,037
1,667
0,092
0,065
2,667
0,173
2,667
0,173
2,667
0,173
3,333
0,217
2,333
0,152
1,667
0,108
3,333
0,217
3,333
0,217
0,072
2,000
0,144
2,667
0,192
3,000
0,216
2,667
0,192
2,000
0,144
1,000
0,072
2,667
0,192
3,333
0,240
0,080
1,333
0,107
3,333
0,267
2,333
0,187
3,333
0,267
2,333
0,187
1,000
0,080
2,667
0,213
3,667
0,293
0,062
2,667
0,165
2,667
0,165
2,667
0,165
2,667
0,165
3,333
0,207
1,000
0,062
3,000
0,186
3,000
0,186
0,053
1,667
0,088
2,333
0,124
3,000
0,159
3,333
0,177
1,333
0,071
1,667
0,088
3,000
0,159
3,000
0,159
PELUANG 1 2 3 4 5 6
Visit West Java Year 2008 Keamanan lingkungan Kota Bogor Pangsa pasar semakin luas Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square Peningkatan pendapatan daerah daerah dan daya beli masyarakat Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi
7
ANCAMAN 1
Isu flu burung
0,081
1,333
0,108
2,667
0,216
1,667
0,135
3,333
0,270
2,000
0,162
4,000
0,324
4,000
0,324
2,667
0,216
2
Kenaikan harga bahan makanan
0,062
2,667
0,165
3,333
0,207
2,333
0,145
1,667
0,103
3,000
0,186
1,000
0,062
2,000
0,124
1,667
0,103
0,056
1,667
0,093
1,667
0,093
3,000
0,168
1,000
0,056
2,667
0,149
1,000
0,056
1,667
0,093
1,333
0,075
0,060
2,333
0,140
1,667
0,100
1,333
0,080
1,000
0,06
3,000
0,180
2,000
0,120
1,667
0,100
2,000
0,120
0,081
3,333
0,270
2,333
0,189
3,000
0,243
4,000
0,324
3,333
0,270
4,000
0,324
3,667
0,297
4,000
0,324
0,063
1,667
0,105
1,000
0,063
1,333
0,084
1,333
0,084
2,333
0,147
2,333
0,147
3,000
0,189
1,667
0,105
0,069
3,333
0,230
3,000
0,207
3,000
0,207
3,000
0,207
2,000
0,138
2,667
0,184
3,000
0,207
2,667
0,184
0,079
2,667
0,211
4,000
0,316
3,667
0,290
4,000
0,316
3,000
0,237
2,667
0,211
3,000
0,237
3,333
0,263
3 4 5 6 7 8
110
Kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji Tingkat inflasi yang berfluktuasi Persaingan dalam industri restoran tinggi Hambatan masuk industri sangat kecil Produk substitusi tersedia sangat banyak Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
KEKUATAN Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood SOP yang jelas dan terarah
0,047
1,667
0,078
2,000
0,094
2,667
0,125
2,667
0,125
1,667
0,078
3,667
0,172
3,667
0,172
2,333
0,110
0,049
1,333
0,065
2,667
0,131
2,333
0,114
2,333
0,114
1,333
0,065
4,000
0,196
4,000
0,196
1,000
0,049
3
Budaya dan moto kerja yang unik
0,058
2,333
0,135
3,333
0,193
1,667
0,097
2,333
0,135
1,333
0,077
1,667
0,097
4,000
0,232
2,333
0,135
4
SDM yang berkualitas dan terlatih
0,047
3,000
0,141
2,333
0,110
2,667
0,125
3,000
0,141
2,000
0,094
2,667
0,125
4,000
0,188
2,000
0,094
5
Keunggulan merk
0,054
3,000
0,162
3,333
0,180
2,333
0,126
4,000
0,216
2,000
0,108
2,000
0,108
3,333
0,18
3,667
0,198
0,058
1,667
0,097
2,000
0,116
3,333
0,193
3,667
0,213
2,333
0,135
2,333
0,135
4,000
0,232
2,667
0,155
0,061
2,667
0,163
2,667
0,163
4,000
0,244
4,000
0,244
2,000
0,122
2,333
0,142
3,333
0,203
3,000
0,183
0,066
2,333
0,154
3,000
0,198
3,000
0,198
2,333
0,154
3,667
0,242
1,333
0,088
3,000
0,198
3,000
0,198
0,050
2,333
0,117
3,000
0,150
2,667
0,133
1,667
0,083
2,667
0,133
4,000
0,200
4,000
0,200
1,667
0,083
0,062
3,333
0,207
3,333
0,207
3,000
0,186
3,333
0,207
2,333
0,145
2,333
0,145
2,333
0,145
3,000
0,186
0,063
2,667
0,168
2,000
0,126
2,333
0,147
1,333
0,084
1,333
0,084
1,000
0,063
4,000
0,252
3,333
0,210
0,073
1,667
0,122
2,333
0,170
1,667
0,122
1,667
0,122
1,333
0,097
3,000
0,219
3,333
0,243
2,667
0,195
0,063
2,333
0,147
4,000
0,252
3,667
0,231
3,000
0,189
1,667
0,105
1,333
0,084
2,333
0,147
3,000
0,189
0,066
3,333
0,220
2,667
0,176
3,333
0,220
2,667
0,176
1,333
0,088
2,000
0,132
2,667
0,176
3,000
0,198
0,054
1,000
0,054
2,000
0,108
2,000
0,108
1,333
0,072
2,000
0,108
1,333
0,072
1,667
0,090
1,667
0,090
0,062
1,667
0,103
2,667
0,165
2,000
0,124
2,000
0,124
3,000
0,186
2,667
0,165
4,000
0,248
2,333
0,145
0,067
1,000
0,067
1,000
0,067
2,333
0,156
2,000
0,134
1,333
0,089
1,000
0,067
2,333
0,156
1,667
0,112
1 2
6 7 8 9 10
Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau Strategi penetapan harga Sistem pengolahan barang dan baku yang berkualitas Keterjaminan modal dan sumber keuangan
KELEMAHAN 1
Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal Belum memiliki sertifikat halal dari MUI
2 3 4 5 6 7
Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan Layanan distribusi produk masih kurang Pencapaian target pendapatan yang belum stabil Keterbatasan dalam kreativitas dan inovasi produk Pengelolaan situs website belum optimal
4,553
111
5,159
5,042
5,256
4,306
4,148
5,979
5,313
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Rice Bowl Botani Square
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN RICE BOWL (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor)
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Pekerjaan/Jabatan
:
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti Pretty Elisabeth Siahaan A14104102
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN 2008 PENENTUAN BOBOT
110
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Restoran Rice Bowl, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan usaha pengembangan Restoran Rice Bowl Botani Square. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan respinden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : 1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam bisnis restoran. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan. 2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang tersedia untuk restoran ini adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal (indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya) Misalnya : Jika faktor ”pangsa pasar semakin luas” (C) pada kolom vertikal lebih penting daripada faktor ”keamanan lingkungan Kota Bogor” (B) pada baris horizontal, maka diberikan bobot sebesar 3. a. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal A B C D E F G H
111
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M N
O
Total
I J K L M N O Total
PELUANG
ANCAMAN
(A) Visit West Java Year 2008 (B) Keamanan lingkungan Kota Bogor (C) Pangsa pasar semakin luas (D) Perubahan gaya hidup masyarakat (E) Event dan exhibition di Botani Square (F) Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat (G)Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi
(H) Isu flu burung ( I) Kenaikan harga bahan makanan (J) Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji (K) Tingkat inflasi yang berfluktuasi (L) Persaingan dalam industri restoran tinggi (M) Hambatan masuk industri sangat kecil (N) Produk substitusi tersedia sangat banyak (O) Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
b. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M N
O
P
Q
Total
A B C D E F G H I J K L M N O P Q Total
KEKUATAN (A) Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood (B) SOP yang jelas dan terarah (C) Budaya dan moto kerja yang unik (D) SDM yang berkualitas dan terlatih (E) Keunggulan merk (F)Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef (G)Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau (H) Strategi penetapan harga (I) Sistem pengelolaan barang dan bahan
112
KELEMAHAN (K) Belum melakukan pengamatan dan kajian lingkungan usaha secara optimal (L) Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI (M) Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan (N) Layanan distribusi produk masih kurang (O) Pencapaian target pendapatan yang belum stabil (P) Keterbatasan kreativitas dan inovasi
baku yang berkualitas (J)Keterjaminan modal dan sumber keuangan
produk (Q) Pengelolaan situs website belum optimal
PENENTUAN RATING (PERINGKAT)
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun ekternal yaitu dengan cara pemberian rating (peringkat) terhadap seberapa besar faktor mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pengembangan Restoran Rice Bowl Botani Square. Penilaian rating dilakukan untuk melihat seberapa besar respon perusahaan terhadap faktor strategis eksternal perusahaan. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan respinden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. a.
Penentuan Rating Faktor Eksternal Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman yang tersedia untuk restoran ini adalah : 4
: Respon perusahaan superior
3
: Respon perusahaan diatas rata-rata
2
: Respon perusahaan rata-rata
1
: Respon perusahaan jelek (poor)
Pertanyaan : 113
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana faktor-faktor peluan dan ancaman eksternal dibawah ini mempengaruhi perusahaan?
Faktor Strategis Eksternal PELUANG 3. Visit West Java Year 2008 4. Dukungan Pemda Kota Bogor 5. Pangsa pasar semakin luas 6. Perubahan gaya hidup masyarakat 7. Event dan exhibition di Botani Square 8. Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat 9. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi ANCAMAN 1. Isu flu burung 2. Kenaikan harga bahan makanan 3. Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji 4. Tingkat inflasi yang berfluktuatif 5. Persaingan dalam industri restoran tinggi 6. Hambatan masuk industri sangat kecil 7. Produk substitusi tersedia sangat banyak 8. Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi
b.
Rating
Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Penentuan rating untuk faktor internal berbeda dengan penentuan rating pada faktor
eksternal. Pada faktor internal, rating dengan skala 4 dan 3 diberikan untuk faktor kekuatan, sedangkan skala 2 dan 1 untuk faktor kelemahan. Penentuan rating (peringkat) suatu faktor internal diberikan penilaian dengan skala berikut : 4
= Kekuatan utama
3
= Kekuatan minor
2
= Kelemahan minor
1
= Kelemahan utama
Pertanyaan : Menurut Bapak/Ibu, bagaimana faktor-faktor kekuatan dan kelemahan internal dibawah ini mempengaruhi perusahaan?
114
Faktor Strategis Internal KEKUATAN 1. Visi, misi dan nilai perusahaan 2. SOP yang jelas dan terarah 3. Budaya dan moto kerja yang unik 4. SDM yang berkualitas dan terlatih 5. Keunggulan merk 6. Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef 7. Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau 8. Strategi penetapan harga 9. Sistem pengelolaan barang dan bahan baku yang berkualitas 10. Keterjaminan modal dan sumber keuangan KELEMAHAN 1. Belum adanya divisi riset pemasaran dan litbang 2. Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI 3. Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan 4. Layanan distribusi produk masih kurang 5. Tingkat pendapatan yang berfluktuatif 6. Keterbatasan kreativitas dan inovasi produk 7. Pengelolaan website belum optimal
115
Rating
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Restoran Rice Bowl Botani Square KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN RESTORAN RICE BOWL BOTANI SQUARE
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN RICE BOWL (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor)
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Pekerjaan/Jabatan
:
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti Pretty Elisabeth Siahaan A14104102
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN 2008
116
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
Tujuan : QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan.
Alternatif Strategi : Strategi 1
: Membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di kota Bogor
Strategi 2
: Mensponsori event atau exhibition di Botani Square
Strategi 3
: Menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus
Strategi 4
: Mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media dan website
Strategi 5
: Mempertahankan strategi penetapan harga
Strategi 6
: Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku
Strategi 7
: Menjaga kualitas produk makanan dan pelayanan konsumen
Strategi 8
: Melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam
menghadapi
persaingan Petunjuk Pengisian : Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut diatas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi. Jika jawabannya ”ya” maka kolom AS diisi dengan : 1= Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 2= Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 3= Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 4= Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain (NB : ST = Strategi) No Faktor Sukses Kritis PELUANG 1. Visit West Java Year 2008 2. Keamanan lingkungan Kota Bogor 3. Pangsa pasar semakin luas
117
ST 1
ST 2
ST 3
ST 4
ST 5
ST 6
ST 7
ST 8
4. 5. 6.
Perubahan gaya hidup masyarakat Event dan exhibition di Botani Square Peningkatan pendapatan daerah daerah dan daya beli masyarakat 7. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi ANCAMAN 1. Isu flu burung 2. Kenaikan harga bahan makanan 3. Kelangkaan bahan bakar minyak dan gas elpiji 4. Tingkat inflaasi yang berfluktuasi 5. Persaingan dalam industri restoran tinggi 6. Hambatan masuk industri sangat kecil 7. Produk substitusi tersedia sangat banyak 8. Kekuatan tawar menawar konsumen sangat tinggi KEKUATAN 1. Nilai perusahaan dan konsep oriental semi fastfood 2. SOP yang jelas dan terarah 3. Budaya dan moto kerja yang unik 4. SDM yang berkualitas dan terlatih 5. Keunggulan merk 6. Variasi menu unggulan oriental dari Hongkong Oriental Chef 7. Lokasi restoran strategis dan mudah dijangkau 8. Strategi penetapan harga 9. Sistem pengolahan barang dan baku yang berkualitas 10. Keterjaminan modal dan sumber keuangan KELEMAHAN 1. Belum adanya divisi riset pemasaran dan litbang 2. Belum memiliki sertifikat halal dari MUI 3. Kegiatan promosi keluar kurang gencar dilakukan 4. Layanan distribusi produk masih kurang 5. Pencapaian target pendapatan yang belum stabil 6. Keterbatasan dalam kreativitas dan inovasi produk 7. Pengelolaan situs website belum optimal
118
Lampiran 11. Outlet Restoran Rice Bowl Botani Square a. Ruang Makan
Logo Restoran Rice Bowl
Bagian Depan Pintu Masuk Restoran Rice Bowl Botani Square
Bagian Samping Restoran Rice Bowl Botani Square b. Bagian Dapur
119
Bagian Beverage (Minuman)
Bagian Food Cooking (Makanan/Masakan)
Duck Roasting (Pemanggangan Daging Bebek)
120