ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RAHAT CAFE 1 DI BOGOR
SKRIPSI
MAYANG DEWI APRIATNI H34086054
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 83
RINGKASAN MAYANG DEWI APRIATNI. Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO). Kota Bogor merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan dikarenakan memiliki ciri khas yaitu banyaknya makanan yang bervariasi, udara yang sejuk, memiliki tempat pariwisata yang cukup terkenal sehingga menjadikan kota Bogor sebagai alternatif liburan bagi keluarga. Selain sebagai tempat wisata alam, kota Bogor juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner. Cafe merupakan suatu industri makanan yang cukup menarik untuk dijadikan salah satu objek wisata kuliner di Bogor, karena cafe mempunyai keunggulan yaitu suatu tempat makan yang bernuansa modern dan dapat dijadikan tempat santai atau kumpul bersama keluarga dan kerabat. Industri makanan merupakan industri yang berkembang mengikuti perkembangan zaman dan selera serta kebutuhan konsumen dalam memenuhi kebutuhan di Indonesia, salah satunya cafe. Rahat Cafe 1 menyediakan menu dengan konsep “Indonesian foods, healthy & diet foods”, yaitu sebagai makanan Indonesia yang memiliki standar kesehatan dan makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Berkembangnya jenis cafe di kota Bogor merupakan reaksi dari beragamnya jenis makanan. Untuk menghadapi persaingan tersebut, Rahat Cafe 1 memerlukan strategi pemasaran terbaik agar tetap bertahan di pasar yang kompetitif. Walaupun pada kenyataannya total omset penjualan Rahat Cafe 1 sudah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Strategi pemasaran baru atau up date nya, justru diperlukan untuk menjaga kinerja usaha dan tetap up to date dengan tuntutan pasar. Strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Merumuskan bauran pemasaran Rahat Cafe 1. (2) Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran Rahat Cafe 1. (3) Menentukan alternatif startegi pemasaran terbaik Rahat Cafe 1. Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE, (External Factor Evaluation), analisis IE (Internal-Eksternal), analisis SWOT serta QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks). Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat maka diperoleh total bobot skor sebesar 3.053. Hal ini menunjukkan bahwa Rahat Cafe 1 telah mampu menggunakan kekuatan (sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healty & Diet Foods”, inovasi produk, mutu/kualitas produk terjaga, lokasi cafe yang cukup strategis, adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard, promosi cukup dilakukan, pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen, memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order, layanan telkom hotspot, dan penyampaian jasa efektif). Hasil 84
analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang kuat dengan diperoleh total bobot skor sebesar 3.083. Hal ini menunjukan bahwa Rahat Cafe 1 telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang (perubahan gaya hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perkembangan kemajuan teknologi, dan cukup tersedia angkatan kerja) untuk mengatasi ancaman (tingkat persaingan cafe cukup tinggi, kenaikan harga bahan baku, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi, dan hambatan masuk industri cukup tinggi). Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE pada posisi Growth and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, yang memetakan strategi SO (StrengthOpportunity), strategi ST (Strength-Threat), strategi WO (WeaknessOpportunity), dan strategi WT (Weakness-Threat) dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi SO yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (seperti membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran. Strategi ini dilakukan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan internal perusahaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan, baik kualitas produk dan pelayanan yang menjadi kekuatan bagi Rahat Cafe 1 untuk memperluas pangsa pasarnya. Selain itu, pemasaran yang dilakukan Rahat Cafe 1 seperti strategi harga khusus untuk pelajar, menu serba Rp 10.000 dan promosi agar konsumen mengetahui informasi produk, harga maupun jasa yang ada di Rahat Cafe 1. Keseluruhan strategi ini didukung oleh pesatnya perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat serta perkembangan kemajuan teknologi. Strategi terbaik tersebut sesuai dengan salah satu misi Rahat Cafe 1 yaitu membuka cabang di sekitar Bogor. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan perusahaan dimasa yang akan datang, sebagai berikut: (1) Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (seperti membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran. (2) Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. (3) Mengadakan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial dan melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (4) Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan area parkir yang memadai, tempat yang lebih menarik dan pembuatan sertifikasi dari BPOM. (5) Meningkatkan kualitas produk melalui kepastian bahan baku, proses pemasakan dan pengolahan, serta peningkatan cara penyajian. Karena jumlahnya, pelaksanaan prioritas strategi di atas disarankan mengikuti urutan waktu. Urutan pertama dilaksanakan lebih dahulu.
85
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RAHAT CAFE 1 DI BOGOR
MAYANG DEWI APRIATNI H34086054
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 86
Judul Proposal
: Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor
Nama
: Mayang Dewi Apriatni
NIM
: H34086054
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 19610610198611 1 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908198403 1 002
Tanggal Lulus: 87
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Desember 2010
Mayang Dewi Apriatni H34086054
88
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 28 April 1987. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Warsinta Sunaryo, S.Pd dan Ibunda Yeti Mujizati. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak pada tahun 1993 dari TK Artha Kencana Serang, kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SDN 03 Serang, lulus pada tahun 1999, dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTPN 1 Serang. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1 Serang diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur tes (REGULER) pada Program Diploma III Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan selesai pada tahun 2008, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis pernah bekerja sebagai Asisten Dosen Akuabisnis di Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor pada Tahun 2010.
89
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Sarjana Agribisnis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB). Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi pengembangan wawasan para pembaca, khususnya mahasiswa dan masyarakat umumnya.
Bogor, Desember 2010 Mayang Dewi Apriatni
90
UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1.
Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS selaku dosen evaluator dalam kolokium yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberi masukan demi perbaikan skripsi.
4.
Rahmat Yanuar, SP., MSi selaku dosen penguji wakil Departemen. Terima kasih telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
5.
Papah dan mamahku tersayang atas segala dukungan, kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis dengan tulus serta penuh kesabaran. Kakak-kakakku tersayang yaitu Teh Dewi dan Teh Tari yang selalu memberikan dukungan, doa, dan canda tawanya.
6.
Bapak Dedi Suwardi, selaku Manajer Operasional Rahat Cafe 1 yang telah banyak membantu penulis pada saat turun lapang penelitian. Terimakasih atas kerjasama, semangat, dan doa yang diberikan kepada penulis.
7.
Bapak Firmanandi Sugriat, selaku Supervisor Rahat Cafe 1 yang telah memberi bantuan kepada penulis berupa bantuan data dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas kerjasama kepada penulis.
8.
Bapak Deni Kurniawan, selaku bagian pemasaran PT. Al-Fattah sebagai pemasaok bahan baku ayam Rahat Cafe 1 yang telah mengijinkan penulis untuk wawancara dan pengisian kuesioner.
9.
Bapak Andri Surya, selaku Manajer Operasional Kebun Kita yang telah memberikan bantuan data dalam penyusunan skripsi ini.
91
10. Alfera Yusiana selaku pembahas seminar. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis. 11. Teman-temanku tercinta: Ranty, Lila, Teh Icha, dan Haji yang memberi semangat, keceriaan dan kebersamaan. 12. Anak-anak kost-an Taman Malabar I (TM I) yang selalu membawa kenyamanan disaat belajar. 13. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan V atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Desember 2010 Mayang Dewi Apriatni
92
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................. ..
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xiii
I.
PENDAHULUAN ............................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 1.3 Tujuan ............................................................................................ 1.4 Manfaat ..........................................................................................
1 1 4 6 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
7
III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 3.1.1 Konsep Strategi ..................................................................... 3.1.2 Manajemen Strategis .............................................................. 3.1.3 Definisi Pemasaran ................................................................. 3.1.4 Strategi Pemsaran .................................................................. 3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan ........................................... 3.1.5.1 Lingkungan Internal .................................................... 3.1.5.1.1 Pasar dan Pemasaran .................................... 3.1.5.1.2 Keuangan dan Akuntansi ............................. 3.1.5.1.3 Sistem Informasi Manajemen ....................... 3.1.5.2 Lingkungan Eksternal ................................................. 3.1.6 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ................................................ 3.1.7 Matriks IE (Internal-Eksternal) .............................................. 3.1.8 Analisis SWOT ...................................................................... 3.1.9 Matriks QSPM ....................................................................... 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................
14 14 14 14 15 15 16 16 17 21 21 22
IV. METODE PENELITIAN .................................................................. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 4.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 4.4 Teknik Pengambilan Sempel .......................................................... 4.5 Metode Pengolahan Data ................................................................ 4.5.1 Analisis Deskriptif ................................................................. 4.5.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ................................. 4.5.2.1 Tahap Pemasukan (Input) ............................................ 4.5.2.2 Tahap Pencocokan .....................................................
30 30 30 31 32 33 33 33 33 37
26 27 27 28 28
93
4.5.2.3 Tahap Keputusan ........................................................
39
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN..................................... 5.1 Sejarah, Visi dan Misi Rahat Cafe 1 ............................................... 5.2 Lokasi Rahat Cafe 1 ........................................................................ 5.3 Struktur Organisasi Rahat Cafe 1 .................................................... 5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Rahat Cafe 1 ....................
42 42 42 43 45
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 6.1 Analisis Lingkungan Internal Rahat Cafe 1 di Bogor ...................... 6.1.1 Pasar dan Pemasaran ............................................................... 6.1.2 Keuangan dan Akuntansi ....................................................... 6.1.3 Kegiatan Produksi dan Operasi .............................................. 6.1.4 Sumberdaya Manusia ............................................................. 6.1.5 Sistem Informasi Manajemen ................................................. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Rahat Cafe 1 di Bogor .................... 6.2.1 Lingkungan Jauh .................................................................... 6.2.2 Lingkungan Industri ............................................................... 6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ......................................... 6.3.1 Tahap Masukan ...................................................................... 6.3.2 Tahap Pencocokan ................................................................. 6.1.3 Tahap Keputusan ...................................................................
46 46 51 52 52 56 58 59 60 63 63 66 69 75
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 7.1 Kesimpulan ..................................................................................... 7.2 Saran ..............................................................................................
77 77 80
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
81
LAMPIRAN ..............................................................................................
83
94
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Perkembangan Restoran, Cafe dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005-2009 ... 2 2. Data Cafe di Kota Bogor Tahun 2009 .................................................. 3 3. Data Total Omset Penjualan Rahat Cafe 1 pada Tahun 2007-2009 ......... 4 4. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 31 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ......................................... 35 6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ...................................... 35 7. Matriks IFE ......................................................................................... 36 8. Matriks EFE ........................................................................................ 36 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) ............................. 41 10. Jumlah Karyawan Rahat Cafe 1 Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2010 ......................................................................................... 57 11. Analisis Faktor Internal Rahat Cafe 1 ................................................. 59 12. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun (2003-2006) .................................. 60 13. Analisis Faktor Eksternal Rahat Cafe 1 ............................................... 66 14. Hasil Analisis Matriks IFE Rahat Cafe 1 ............................................. 67 15. Hasil Analisis Matriks EFE Rahat Café 1 ........................................... 68 16. Hasil Analisis Matriks SWOT Rahat Cafe 1 ....................................... 74
95
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Model Kekuatan dari Kompetitif ......................................................... 26 2. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................................... 29 3. Model Matriks IE ................................................................................ 37 4. Matriks SWOT .................................................................................... 39 5. Struktur Organisasi Rahat Cafe 1 ......................................................... 43 6. Hasil Analisis Matriks IE Rahat Cafe 1 ................................................ 70
96
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Daftar Pertanyaan Wawancara............................................................... 84 2. Kuesioner Penelitian di Rahat Cafe 1, Bogor......................................... 91 3. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Rahat Cafe 1 di Bogor .. 95 4. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Rahat Cafe 1 di Bogor 97 5. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal pada Rahat Cafe 1 di Bogor ................................................................................................ 99 6. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal pada Rahat Cafe 1 di Bogor ............................................................................................... 100 7. Hasil Matriks QSPM Rahat Cafe 1 ....................................................... 101 8. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Rahat Cafe 1, Bogor .............. 102 9.
Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 .......................................... 110
10. Daftar Menu Makanan Indonesia (Indonesian Foods) Rahat Cafe 1 di Bogor ............................................................................................... 114 11. Daftar Menu, Bahan Baku, dan Kandungan Gizi pada Makanan Sehat Dan Makanan Diet (Healthy and Diet Foods) Rahat Cafe 1 di Bogor ... 116 12. Kondisi Rahat Cafe 1 di Bogor............................................................. 121 13. Gambar Menu Indonesian Foods Rahat Cafe 1..................................... 123 14. Gambar Menu Healthy and Diet Foods Rahat Cafe 1 ........................... 124
97
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan dikarenakan memiliki ciri khas yaitu banyaknya makanan yang bervariasi, udara yang sejuk, memiliki tempat pariwisata yang cukup terkenal sehingga menjadikan kota Bogor sebagai alternatif liburan bagi keluarga. Tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan salah satunya adalah Kebun Raya Bogor. Selain sebagai tempat wisata alam, kota Bogor juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner. Cafe merupakan suatu industri makanan yang cukup menarik untuk dijadikan salah satu objek wisata kuliner di Bogor, karena cafe mempunyai keunggulan yaitu suatu tempat makan yang bernuansa modern dan dapat dijadikan tempat santai atau kumpul bersama keluarga dan kerabat. Diantara daya tarik lain “menu makanan daerah” atau “menu makanan khas”, merupakan andalan wisata kuliner yang ada di satu kota di Indonesia yang menjadi objek wisata yaitu kota Bogor.
Industri
makanan
yaitu
industri
yang
berkembang
mengikuti
perkembangan zaman dan tingkat gaya hidup serta kebutuhan konsumen dalam memenuhi kebutuhan di Indonesia, yang menyebabkan terjadinya perubahan selera dalam masyarakat. Tuntutan selera masyarakat akan bentuk-bentuk industri kuliner baru dipercaya menjadi salah satu pemicu bagi perkembangan keragaman jenis makanan di kota Bogor. Tuntutan keanekaragaman produk makanan tersebut menjadi salah satu peluang pasar yang potensial bagi berkembangnya industri makanan. Adapun perkembangan restoran, cafe dan rumah makan berdasarkan jenis-jenis makanan yang beragam dapat dilihat pada Tabel 1.
98
Tabel 1. Perkembangan Restoran, Cafe dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005-2009 Jenis Hidangan Indonesia Daerah Internasional Oriental Kontinental
2005 45 38 37 35 40
2006 48 39 38 36 43
Jumlah (Unit) 2007 51 41 40 40 45
2008 54 43 41 47 50
2009 55 43 41 47 50
Sumber: Dinas Kepariwisataan dan kebudayaan Kota Bogor (2010)
Di kota Bogor telah tersedia berbagai jenis restoran, cafe, dan rumah makan yang menyediakan makanan jenis Indonesia. Sesuai dengan Tabel 1, pada tahun 2009 perkembangan restoran, cafe, dan rumah makan dengan jenis hidangan Indonesia mengalami peningkatan. Berarti industri makanan yang menyediakan jenis hidangan menu Indonesia paling digemari oleh masyarakat di kota Bogor. Namun cafe yang berkonsep “Indonesian food, healthy, & diet foods” di kota Bogor hanya Rahat Cafe 1. Konsep “Indonesian food, healthy, & diet foods” Rahat Cafe 1 merupakan menu Indonesia dengan pencampuran hidangan sehat dan memiliki standar kesehatan dan makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Hal tersebut dapat dilihat dari komposisi dan kandungan gizi bahan baku yang digunakan (Lampiran 11). Sedangkan cafe lainnya (berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2) hanya menyediakan makanan Indonesia tanpa adanya campuran hidangan sehat/diet dan tidak dijadikan suatu konsep utama. Selain memiliki pesaing sejenis di sekitar Rahat Cafe 1 yaitu Kebun Kita, Rahat Cafe 1 juga harus bersaing dengan cafe-cafe lain di Bogor yang menawarkan keanekaragaman makanan lain, yang menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat kuliner. Adapun data industri cafe di kota Bogor dengan keanekaragaman jenis hidangan yang disajikan, dapat dilihat pada Tabel 2.
99
Tabel 2. Data Cafe di Kota Bogor Tahun 2009 No.
Nama dan Alamat
1.
GUMATI Jl. Paledang No. 20 KEBUN KITA Jl. Malabar Ujung No. 1 GINZIE CAFÉ Jl. Siliwangi No. 1A CAFÉ DEDAUNAN Komplek Kebun Raya Bogor CAFÉ PININI GRILL Jl. Baru Kd. Badak MANGIARE CAFÉ Jl. Pakuan No. 21 INSTRUMENT CAFÉ Jambu Dua Lt. IV DAILY CAFÉ Pangrango Plaza GD. 03 LC POOL & CAFÉ Pangrango Plaza, Jl. Raya Pajajaran No. 27 JAKARTA CAFÉ Bogor Plaza Lt. IV Blok B STARBUCKS COFFE Botani Square, Jl. Raya Pajajaran PT. JCO DANUT & CAFÉ Botani Square, Jl. Raya Pajajaran DINASTI CAFÉ Jambu 2 SALAK SUNSET CAFÉ Jl. Paledang No. 28 TERAS CAFÉ Jl. Ahmad Yani No. 78 CAFÉ GUE Jl. Raya Pajajaran 14 No. 6 JESSLYN CAFÉ Bogor Trede Mall CAFÉ STATION Pangrango Plaza, Jl. Pajajaran
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Indo √
Jenis Hidangan yang disajikan Daerah Intern Orient Cont √
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber: Dinas Kepariwisataan dan kebudayaan Kota Bogor (2010)
Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah cafe yang ada di kota Bogor pada tahun 2009 yaitu sebanyak 18 cafe, berarti hal tersebut menunjukkan adanya tingkat persaingan antar cafe. Untuk menghadapi persaingan tersebut, Rahat Cafe 1 memerlukan strategi pemasaran terbaik agar tetap bertahan di pasar yang 100
kompetitif. Walaupun pada kenyataannya total omset penjualan Rahat Cafe 1 sudah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Strategi pemasaran baru atau up date nya, justru diperlukan untuk menjaga kinerja usaha dan tetap up to date dengan tuntutan pasar. Data total omset penjualan Rahat Cafe 1 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Total Omset Penjualan Rahat Cafe 1 pada Tahun 2007-2009
Tahun 2007 2008 2009
Total Omset Penjualan 40 juta/ bulan 45 juta/ bulan 50 juta/ bulan
Sumber: Rahat Cafe 1 (2010)
Tabel 3 menunjukkan bahwa Rahat Cafe 1 sebelumnya sudah menjalankan strategi pemasaran dilihat dari pertumbuhan omset penjualannya. Meskipun demikian Rahat Cafe 1 masih memerlukan strategi pemasaran baru atau up date atasnya, dan strategi ini harus tepat, sesuai dengan kondisi permintaan (konsumennya). Untuk itulah diperlukan kajian untuk menghasilkan rumusan stratrgi pemasaran yang baru. Dalam hal ini, Marketing strategy adalah rumusan tentang bagaimana perencanaan dan pelaksanaan Rahat Cafe 1, bauran harga, promosi, dan distribusi ide-ide, barang dan jasa penjualan makanannya untuk memastikan adanya penjualan yang terus-menerus yang menguntungkannya dan memusakan konsumen
dan
pelanggannya,
serta
menarik
calon
konsumen
maupun
pelanggannya.
1.2 Perumusan Masalah Rahat Cafe 1 berdiri pada 12 Januari 2007. Cafe yang berdiri selama hampir 4 tahun ini merupakan bisnis pribadi yang dimiliki oleh Soleh Brik Zubaidi. Cafe ini terletak di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza). Rahat Cafe 1 menyediakan menu “Indonesian foods, healthy & diet foods”, sebagai makanan Indonesia yang memiliki standar kesehatan dan 101
makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Rahat Cafe 1 dalam menarik minat konsumen, inovasi produk berupa campuran makanan khas Indonesia dan kontinental seperti bistik iga bakar hot plate, omelet mix (sosis daging keju), dan omelet seafood, serta menu unik pada makanan sehat dan makanan diet seperti ayam jumbo protein, sate ayam diet, Soy belle yogurt, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama dan dapat menaikkan omset penjualan (Tabel 3). Produk yang ditawarkan Rahat Cafe 1 sangat mengutamakan kualitas karena bahan baku dijaga agar tetap memuaskan konsumen. Harga yang diterapkan untuk produk Rahat Cafe 1 antara Rp. 6000 - Rp. 30.000. Harga diterapkan pada produk Rahat Cafe 1 menunjukan bahwa pasar sasaran yang dipilih adalah semua kalangan ekonomi. Segmen pasar dari Rahat Cafe 1 sendiri adalah keluarga dan remaja. Dalam memenuhi kepuasan konsumen, Rahat Cafe 1 menyediakan fasilitas hotspot, makan gratis bagi yang berulang tahun, dan keramah-tamahan pelayanan semakin menambah keramaian pengunjung yang datang terutama pada saat akhir pekan. Omset penjualan yang meningkat tiap tahunnya menunjukkan keberhasilan dari Rahat Cafe 1 meskipun terdapat permasalahan pada tingkat persaingan bisnis cafe/makanan yang cukup tinggi (jika dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2). Hal tersebut menjadikan Rahat Cafe 1 tetap bertahan di pasar kompetitif karena Rahat cafe sudah merumuskan dan menjalankan suatu strategi yang berkaitan dengan aspek pemasaran, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh Rahat Cafe 1 tersebut tidak dijadikan suatu masalah terbesar. Strategi yang sebaiknya terus digunakan Rahat Cafe 1 dalam kaitannya dengan usaha pemasaran adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal. Tantangan utama yang dihadapi Rahat Cafe 1 saat ini adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan usaha yang cepat berubah sehingga mempengaruhi organisasi dan manajemen. Dengan menggunakan analisis terhadap lingkungan,
102
diharapkan Rahat Cafe 1 dapat melakukan strategi pemasaran tepat yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan industri makanan. Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi bauran pemasaran apa saja yang dapat diterapkan oleh Rahat Cafe 1? 2. Apa saja faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran yang dihadapi oleh Rahat Cafe 1? 3. Apa saja alternatif strategi pemasaran Rahat Cafe 1?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Merumuskan bauran pemasaran Rahat Cafe 1. 2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran Rahat Cafe 1. 3. Menentukan alternatif startegi pemasaran terbaik Rahat Cafe 1.
1.3 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai berikut: 1. Bagi pihak manajemen Rahat Cafe 1, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan
kinerja
perusahaan:
perumusan
strategi
pemasaran
perusahaan 2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah diterima selama perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi pembaca, hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran cafe.
103
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut disajikan beberapa kajian dengan tema sejenis dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Anggraini (2006) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Pendapatan dan Strategi Pemasaran Usaha Warung Tenda Pecel Lele di Sepanjang Jalan Pajajaran, Bogor. Usaha ini banyak didirikan di sepanjang jalan-jalan utama di berbagai kota besar di Indonesia termasuk di kota Bogor yaitu di jalan pajajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi profil dan karakteristik pedagang warung pecel lele, menganalisis pendapatan usaha warung tenda pecel lele dan mengformulasikan strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada usaha warung tenda pecel lele. Metode maupun alat analisis yang digunakan untuk mengetahui strategi pemasaran pada usaha warung tenda pecel lele adalah matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Berdasarkan kombinasi nilai matriks IFE dan EFE serta dipetakan pada matriks IE, posisi usaha warung tenda pecel lele berada pada sel V (hold and maintain). Sedangkan berdasarkan matriks SWOT, strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang oleh usaha warung tenda pecel lele adalah salah satu strategi WO yaitu melakukan promosi yang lebih baik lagi untuk menarik konsumen baru, dan membenahi kondisi internal usaha seperti meningkatkan keahlian para pekerja dalam kegiatan usaha khususnya pada kegiatan produksi. Hutabarat (2006) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Bauran Pemasaran Restoran Pizza (Studi Kasus di Pizza Hut, Padjajaran 29, Bogor)”, bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bauran pemasaran perusahaan, menentukan prioritas bauran pemasaran perusahaan, dan merekomendasikan bauran pemasaran untuk diterapkan oleh perusahaan. Proses Hierarki Analitik (PHA) dengan bantuan program Expert Choice 2000 Trial Vercion serta program Microsoft Excel. Penilaian bobot dan prioritas bauran pemasaran menunjukan bahwa prioritas pertama adalah bauran produk dengan bobot 0,41188, prioritas kedua adalah bauran SDM (bobot 0,3202), prioritas 104
ketiga adalah bauran distribusi (bobot 0,1267), prioritas keempat adalah bauran promosi (bobot 0,0774), dan prioritas kelima adalah bauran harga (bobot 0,0640). Prioritas utama pengembangan bauran produk adalah perentangan lini produk (bobot 0,7215) dengan cara menganekaragaman produk dalam hal ukuran, harga, serta variasi jenis dan jasa. Pratiwi (2008) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor”, Bakmi japos merupakan salah satu restoran yang muncul untuk memanfaatkan peluang pasar. Bakmi japos telah memberikan alternatif sajian makanan yang sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia serta turut memacu pertumbuhan restoran di Indonesia, khususnya di Kota Bogor untuk dijadikan objek wisata kuliner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bauran pemasaran jasa dan penilaian bauran pemasaran jasa yang selama ini diterapkan oleh Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor, mengetahui faktor-faktor dari lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran, dan mengetahui alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor agar dapat bersaing dengan para pesaing. Peningkatan jumlah restoran di Kota Bogor menjadi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga membutuhkan strategi persaingan yang sesuai dengan tujuan perusahaan, dan dilakukannya bauran pemasaran jasa. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan QSPM. Nilai rata-rata IFE dan EFE yang menempati posisi Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor pada kuadran V, yaitu hold and maintain (dipertahankan dan pelihara). Berdasarkan matriks QSPM diperoleh hasil urutan strategi dari yang terbaik yaitu melakukan kegiatan promosi untuk menarik minat konsumen, menyediakan menu paket makanan dengan harga hemat dan pemberian diskon, dan peningkatan kualitas manajemen. Rahmadhoni (2006) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor”, bertujuan untuk mengetahui bauran pemasaran yang telah diterapkan Restoran Sunda Pajajaran dalam menghadapi restoran di Kota Bogor, Mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap unsur-unsur bauran pemasaran yang diterapkan Restoran Sunda Pajajaran, dan Mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan Restoran Sunda Pajajaran 105
dalam menghadapi persaingan bisnis dengan restoran lainnya. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Berdasarkan pada nilai total skor pada matriks IFE dan EFE dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada kuadran V yang didesain perusahaan untuk mencapai tahap pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Berdasarkan matriks SWOT, strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang oleh Restoran Sunda Pajajaran Bogor adalah salah satu startegi WO yaitu meningkatkan efektivitas promosi dan memberi bonus bagi karyawan yang mampu menarik pelanggan baru. Ratnasari (2009) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)”, Ali Baba Restaurant merupakan salah satu restoran etnik di Bogor yang menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang akan datang. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berada pada posisi Growth and Build (tumbuh dan berkembang). Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa startegi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu startegi WO yaitu perusahaan harus lebih berupaya dalam mempromosikan produknya untuk menarik perhatian konsumen dan tetap menjadi pelanggan dari Ali Baba Restaurant agar dapat meningkatkan penjualannya. Siahaan (2008) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor), bertujuan untuk mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Rice Bowl Botani Square, dan mengkaji alternatif srategi yang paling sesuai bagi Restoran untuk mengembangkan usahanya. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE, dan QSPM. Nilai rata-rata IFE dan 106
EFE yang menempati posisi Restoran Rice Bowl Botani Square pada kuadran V, dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produknya. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah menjaga kualitas makanan dan layanan konsumen, evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan, mengoptimalkan promosi, membuka outlet baru dan mrnjaga hubungan baik dengan pemasok. Sitorus (2010) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Strategi Bauran Pemasaran (Studi Kasus: Liefde Cafe & Restaurant, Bogor). Satu-satunya restoran yang menyediakan makanan jenis Internasional di Kota Bogor yang dapat dijadikan objek wisata kuliner. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Liefde Cafe & Restaurant, menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Liefde Cafe & Restaurant, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Liefde Cafe & Restaurant. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel V. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and maintain (pertahankan dan pelihara). Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa startegi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu membuat papan nama untuk memudahkan konsumen mengetahui restoran tersebut dan meningkatkan promosi.
Suparyanto (2010) dalam kajian yang berjudul “Konsep makanan Sehat”. Kajian ini menjelaskan mengenai makanan sehat, keunggulan makanan sehat, syarat makanan sehat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan makanan sehat. Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental. Keunggulan makanan sehat yaitu mengandung zat-zat bergizi seperti protein, mineral, vitamin, dan lemak. Masing-masing zat tersebut mempunyai fungsi positif, misalkan protein yang berfungsi sebagai sumber energi dan dapat menggantikan sel-sel yang rusak. Syarat makanan sehat yaitu memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur, 107
susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia setempat kebiasaan, dan selera terhadap makanan, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, makanan yang tidak mengandung lemak, makanan yang berkalori tinggi, makanan tidak mengandung gula, makanan yang penuh protein, dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan makanan sehat yaitu: umur, faktor status ekonomi, faktor ekonomi, status pekerjaan, sosial budaya, dan pengetahuan.1 Vembry (2009) dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Strategi Bauran Pemasaran Zoe Library, Shop, and Cafe, Depok, Jawa Barat”. Zoe Library, Shop, and Cafe merupakan salah satu tempat hiburan yang lokasinya berada tengahtengah lingkungan yang kompetitif. ZOE (Zone of Education and Entertainment) menggabungkan konsep usaha cafe, taman bacaan, toko buku dan penyewaan film. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik umum pelanggan, menganalisis penilaian pelanggan terhadap preferensi Zoe dan kemampuannya dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan, serta menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran (produck, price, place, promotion, people, physivall evidence, dan procces) yang tepat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Metode maupun alat analisis menggunakan Importance and Performance (IPA), dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil IPA, atribut yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi adalah atribut kebersihan dan kerapihan cafe. Sedangkan dalam kriteria nilai CSI yaitu berada pada kriteria puas. Rekomendasi alternatif strategi pemasaran pada penelitian ini adalah perbaiki atribut kecepatan pelayanan, cita rasa makanan dan minuman, harga makanan dan sewa buku/film, serta sarana toilet. Selain itu tingkatkan atribut cara promosi dan areal parkir.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, jika dilihat dari kesembilan kajian (kesembilan paragraf) di atas, tampak bahwa
1
Suparyanto. 2010. Konsep Makanan Sehat. http://drsuparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-makanan-sehat.html. [10 Desember 2010] 108
keenam kajian (kecuali kajian pada paragraf kedua, kedelapan, dan kesembilan), startegi yang diambil berada pada kondisi rata-rata (kuadran V) atau artinya tidak ada satu kajian pun yang dapat menyatakan secara ekstrim, misalkan kajian yang menyatakan kondisi strategi pada suatu perusahaan tertentu berada pada kondisi yang lemah atau skor yang rendah. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh ketidaksediaan
responden
dan
pihak
manajemen
perusahaan
untuk
menginformasikan kelemahan yang mereka miliki, sebaliknya terjadi pada kasus yang menyatakan kondisi suatu perusahaan sangat kuat atau di atas rata-rata. Posisi perusahaan yang dimaksud yaitu yang berada pada kuadran I atau IX (Umar 2008). Pertimbangan penggunaan metode tersebut adalah untuk memperoleh berbagai alternatif strategi khususnya dibidang pemasaran. Tampak pada kajian di paragraf pertama, keempat, kelima, dan ketujuh diperoleh strategi WO sebagai output olahan metode SWOT, kemudian pada kajian di paragraf ketiga, kelima, keenam dan ketujuh penggunaan metode matriks QSPM dengan hasil strategi yang paling tinggi atau strategi yang dapat dilakukan terlebih dahulu oleh perusahaan adalah meningkatkan loyalitas konsumen dan melakukan kegiatan promosi untuk menarik konsumen. Artinya sifat strategi yang umum, yang ditawarkan oleh metode SWOT dapat disederhanakan atau disimpulkan melalui metode penentuan keputusan oleh QSPM. Pada kajian paragraf kedua, tampak bahwa metode PHA juga layak untuk dipertimbangkan, yaitu untuk melihat tingkatan prioritas strategi yang digunakan, dimana pada penggunaan metode QSPM hanya menghasilkan satu prioritas strategi tanpa ada pertimbangan prioritas lainnya. Selain itu ternyata dengan menggunakan metode IPA dan CSI (pada kajian paragraf kesembilan), dapat merekomendasikan alternatif strategi pemasaran. Data dianalisis secara deskriptif untuk karakteristik pelanggan. Untuk menganalisis atribut yang dianggap penting dan menganalisis kinerja dalam mencapai kepuasan pelanggan perusahaan digunakan analisis IPA, sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan produk dan jasa terhadap seluruh atribut digunakan analisis CSI. Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya penulis menjadikan beberapa kajian sebelumnya tersebut sebagai referensi dalam penelitian yang dilakukan, 109
Hal ini karena secara umum ternyata terdapat persamaan yang mendasar dengan penelitian sebelumnya. Persamaannya pada metode analisis dalam penelitian ini, yaitu menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Selain itu mempunyai kesamaan pada topik penelitian yaitu membahas tentang industri makanan yang dapat dijadikan wisata kuliner yaitu cafe (pada kajian paragraf ketujuh dan kesembilan). Beberapa penelitian yang relevan dengan topik strategi pemasaran terdapat perbedaan dengan penelitian yang sekarang dilakukan, misalnya dalam penentuan lokasi dan objek yang diteliti. Penulis mengambil topik mengenai analisis strategi pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor, cafe yang berkonsep “Indonesian foods, healthy & diet foods” yaitu menyediakan menu Indonesia dengan pencampuran hidangan sehat. Penulis memilih konsep menu makanan yang berbeda karena sesuai kajian pada paragraf kedelapan menunjukkan adanya keunggulan pada makanan sehat, sehingga penulis memilih tema tersebut. Selain itu penelitian yang membahas mengenai Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor belum pernah dilakukan sebelumnya sebagai topik penelitian di Institut Pertanian Bogor.
110
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Adapun kerangka pemikiran teoritis yang melandasi penelitian ini dibangun dari Konsep Strategi, Manajemen Strategis, Definisi Pemasaran, Strategi Pemasaran, Analisis Lingkungan Perusahaan, Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Matriks EFE (External Factor Evaluation), Matriks IE (Internal-Eksternal), Analisis SWOT, dan Matriks QSPM. 3.1.1 Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” yang berasal dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin. Strategi didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Menurut Saladin (2001), untuk memilih suatu strategi yang handal, maka terlebih dahulu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari lawan bisnis dan selanjutnya mengukur dimana kekuatan dan kelemahan bisnis sendiri. Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai (David 2009). Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. 3.1.2 Manajemen Strategis Pengertian manajemen strategis menurut David (2004) didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Dari beberapa model manajemen strategis, menurut Wheelen & Hunger (2003), proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar: (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi strategi, (4) evaluasi dan 111
pengendalian. Manajemen strategis membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. 3.1.3 Definisi Pemasaran Menurut Kotler (1993), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
dengan
mana
individu-individu
dalam
kelompok-kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Menurut Tjiptono (2008). Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencangkup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah tentang bisnis yang digeluti dengan bagaimana bisnis tersebut dijalankan. Lingkungan pemasaran dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro merupakan pelaku dan kekuatan di sekitar perusahaan, yang secara langsung mempengaruhi kemampuan bisnis dan kinerja pemasaran perusahaan, meliputi: pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, dan pasar/masyarakat. Sedangkan lingkungan makro merupakan kekuatan yang melingkupi dan berpengaruh secara langsung/tidak langsung terhadap perusahaan serta lingkungan mikro secara keseluruhan,meliputi: demografi, budaya, ekonomi, hukum, politik , teknologi, sosial, dan alam. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide-ide, barang-barang dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan tujuan-tujuan organisasi (Kotler 1993). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami pelanggan (costumer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. 3.1.4 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menjabarkan rencana permainan untuk mencapai sasaran perusahaan atau sasaran produk. Menurut Cahyono (1995), Strategi 112
pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Strategi pemasaran terdiri dari segmentation (strategi pemetaan), targeting (strategi ketepatan) dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk memenangkan pangsa ingatan. 3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana perusahaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Lingkungan bisnis dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. 3.1.5.1 Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strenght) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari: pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi operasi, sumber daya manusia dan sumber daya informasi.
113
3.1.5.1.1 Pasar dan Pemasaran Pasar dan pemasaran adalah aspek yang terkait dengan konsumen yang dilayani dan upaya untuk mengkomunikasikan produk kita kepada mereka, agar dicapai hasil yang saling menguntungkan yaitu perusahaan mendapat keuntungan yang berkelanjutan, pasar (konsumen) mendapat kepuasan yang berkelanjutan atas produk yang mereka beli dari perushaan. Agar posisi produk di pasar (di mata para konsumen) sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru. 1) Segmentation, Targeting, Positioning (STP) a) Segmentation Segmentasi pasar adalah upaya untuk mengelompokkan pasar dalam karakteristik yang homogen. Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. b) Targeting Dalam target pasar, perusahaan melakukan segmenasi pasar, kemudian memilih satu atau lebih segmen yang yang dianggap paling potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang khusus segmen-segmen yang dipilih tersebut (Tjiptono 2008). c) Positioning Penetapan posisi pasar adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
114
2) Bauran Pemasaran Setelah menentukan pasar sasaran (STP), langkah selanjutnya yaitu mengembangkan bauran pemasaran bagi setiap segmen yang dipilih sebagai sasaran. Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Cahyono 1995). Bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu bauran produk (Product Mix), bauran harga (Price Mix), bauran tempat (Place or Distributution Mix), bauran orang (People Mix), bauran fisik (Physical Mix), bauran proses (Process Mix) dan bauran promosi (Promotion Mix) digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. a) Bauran Produk (Product Mix) Bauran produk merupakan wujud penawaran perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merk, dan kemasan produk. Tujuan produk diturunkan dari tujuan pemasaran, maka tujuan produk akan mudah jika tujuan pemasaran pun jelas (Goh S & Hor K 2003). b) Bauran Harga (Price Mix) Bauran harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Oleh karena itu dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga, dan syarat-syarat pembayaran. Menurut Goh S dan Hor K (2003), tujuan penentuan harga lainnya dapat dilakukan seperti (memaksimalkan pertumbuhan penjualan, diferensiasi produk, dan memaksimalkan keuntungan), tetapi semua itu tumbuh dari tujuan pemasaran. c) Bauran Promosi (Promotion Mix) Bauran promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. 115
Menurut Goh S dan Hor K (2003), tujuan promosi secara sederhana dapat dipersempit
menjadi
tiga
jenis
tujuan,
yaitu:
memberikan
informasi,
mempengaruhi dan mengingkatkan pelanggan. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 4 komponen utama, yaitu: i) Periklanan: tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar,
mengenai
gagasan
atau
barang
oleh
sponsor
yang
teridentifikasi. ii) Promosi penjualan: insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. iii) Hubungan masyarakat: bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan isu-isu, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan, dan lain-lain. iv) Penjualan perorangan: interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. v) Pemasaran langsung: penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat-alat penghubung non personal lainnya untuk berkominikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan. d) Bauran Tempat (Place or Distributution Mix) Keputusan
manajemen
tentang
kapan,
dimana,
dan
bagaimana
menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk kepelanggan 116
melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler (1993), bauran tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain: i) Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet, dan lain-lain. ii) Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir, dan pengecer. iii) Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi. e) Bauran Orang (People Mix) Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut (Boone LN & Bloom PN 2006). f) Bauran Proses (Process Mix) Menurut Boone LN & Bloom PN (2006), Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif.
117
g) Bauran Fisik (Physical Mix) Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya. 3.1.5.1.2 Keuangan dan Akuntansi Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktorfaktor yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan perusahan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh modal tambahan, hubungan baik dengan penanaman modal dan pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk, pemantauan penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal. 3.1.5.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi Kegiatan produksi-operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang andal, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi yang tepat, organisasi yang memiliki kesatuan sistem yang bulat, pembiayaan, pendekatan inovatif dan proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan dalam proses produksi, dan pengendalian mutu. 3.1.5.1.4 Sumberdaya Manusia Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah langkahlangkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan. 3.1.5.1.5 Sistem Informasi Manajemen Penelitian strategi perlu menganalisis berbagai segi dari sistem informasi manajemen, antara lain yaitu aspek-aspek software, hardware, dan brainware, 118
selain input, process, dan output berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada tiap jenjang manajemen. 3.1.5.2 Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari komponen/variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. 1) Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, teknologi, ekonomi, dan sosial. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. a) Faktor Politik Situasi politik sangat bergantung pada hukum, kebijakan pemerintah, dan sejumlah tekanan yang dapat mempengaruhi bisnis yang dijalankan (Boone LN & Bloom PN 2006). Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah: i) Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan ii) Peraturan tentang perdagangan luar negeri iii) Stabilitas pemerintahan iv) Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja v) Sistem perpajakan Namun pada usaha kecil atau menengah belum sepenuhnya mampu menjalankan kelima variabel tersebut, melainkan usaha besar yang sudah 119
menerapkan variabel-variabel tersebut dalam bisnisnya. Rahat Cafe 1 merupakan usaha menengah yang belum mampu menjalankan faktor politik atau variabelvariabel tersebut. Pemilihan faktor-faktor politik di atas perlu disesuaikan dengan lingkungan lokal, dimana entitas (usaha) yang dikaji berada. Pemilihan faktorfaktor politik di atas perlu disesuaikan dengan lingkungan lokal, dimana entitas (usaha) yang dikaji berada. b) Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbasis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah: siklus bisnis, inflasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, serta tenaga kerja. Faktor kunci tersebut diterapkan oleh Rahat Cafe 1. c) Faktor Sosial Budaya Kondisi sosial budaya masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial budaya ini banyak aspeknya, misalnya faktor sikap, faktor gaya hidup, faktor adat-istiadat, dan faktor kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Hal yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan, dan etnis. Dari faktor sosial di atas, Rahat Cafe 1 cenderung pada aspek gaya hidup dan kebiasaan. Hal tersebut cenderung berubah seiring dengan perkembangan zaman, pola perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi, menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecendrungan untuk menikmati makan di luar rumah. Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah dalam pemilihan bahan makanan diberbagai kalangan masyarakat.
120
d) Faktor Teknologi Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lain dalam lingkungan umum merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Sebenarnya, teknologi itu tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, yang meliputi: mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembanganperkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. 2) Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah tingkatan lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. R.E. Freeman yang dikutip Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya. Secara lengkap keenam aspek atau variabel yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut serta penjelasannya dapat dipaparkan beserta gambar model kekuatan dari kompetitif (Gambar 1), sebagai berikut: a) Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya 121
produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. b) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. c) Ancaman dari Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subsitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk subsitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. d) Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Kekuatan tawar-menawar pembeli meningkat jika terjadi situasi berikut: i) Pembeli membeli dalam jumlah besar. ii) Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi. iii) Produk industri tidak terlalu penting untuk produk atau jasa pembeli. iv) Pembeli mengancam akan melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri. e) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi: i) Jumlah pemasok sedikit. ii) Produk/jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar. 122
iii) Tidak tersedia produk subsitusi. iv) Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan. f) Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip WheelenHunger adalah berupa kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi datang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi diantara industri yang satu dengan yang lain.
Potensi pengembangan produk-produk pengganti
Daya tawar pemasok
Persaingan antarperusahaan saingan
Daya tawar konsumen
Potensi masuknya pesaing baru
Gambar 1. Model Kekuatan dari Kompetitif Sumber: David (2009)
3.1.6 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Matriks EFE (External Factor Evaluation) Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Menurut Umar (2008), Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) adalah sebuah alat dalam manajemen strategi yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuntungan dan 123
akuntansi dan sistem informasi. Sedangkan matriks External Factor Evaluation (EFE) adalah sebuah alat dalam manajemen strategi
yang digunakan untuk
mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. 3.1.7 Matriks IE (Internal-Eksternal) Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Matriks IE merupakan gabungan matriks IFE dan EFE yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal. Selain itu, matriks IE dapat menempatkan kondisi langkah yang harus ditempuh perusahaan. 3.1.8 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT yang efektif harus bertujuan meraih pemasaran strategi yang cocok dengan lingkungan internal dan eksternal (Goh S & Hor K 2003). Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut: 1)
Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
2)
Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil
kelemahan-kelemahan
internal
perusahan
dengan
memanfaatkan peluang-peluang perusahaan. 3)
Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
124
4)
Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
3.1.9 Matriks QSPM QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar 2008). Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan, seperti alat analisis lainnya.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan yang pesat pada bisnis
industri makanan (cafe)
menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi terutama yang dihadapi oleh Rahat Cafe 1 saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Rahat Cafe 1 dihadapkan pada permasalahan. Perusahaan perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar. Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencangkup visi, misi dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan melakukan identifikasi eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE dan hasil identifikasi lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Analisis dengan matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik 125
dengan menggunakan matriks QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang menjadi prioritas perusahaan. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan dalam Gambar 2.
Rahat Cafe 1 Total omset penjualan meningkat
Bauran Pemasaran (7P) 1. Product 2. Price 3. Promotion 4. Place 5. People 6. Physic 7. Process
Lingkungan Perusahaan
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE SWOT QSPM Alternatif Strategi Pemasaran
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
126
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Rahat Cafe 1 merupakan cafe yang menyediakan menu dengan konsep “Indonesian foods, healthy & diet foods”. Sedangkan kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2010. 4.2 Jenis dan Sumber Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan studi kasus di Rahat Cafe 1. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden pilihan. Responden yang terlibat dalam pengumpulan data untuk faktor-faktor strategis internal dan eksternal dilakukan oleh 30 orang konsumen (sampel dipilih dari setengah konsumen yang datang tiap harinya ( 60 orang) sebagai data pendukung, satu orang Manajer Operasional Rahat Cafe 1, satu orang Supervisor Rahat Cafe 1, pemasok dan pesaing. Responden yang terlibat dalam proses penentuan dan pembobotan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang akan digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, dan matriks IE adalah Manajer Operasional Rahat Cafe 1, Supervisor Rahat Cafe 1, pemasok (Bagian Pemasaran PT. Al-Fattah) dan Manajer Operasional pesaing (Kebun Kita). Adapun responden yang terlibat dalam proses penentuan prioritas dan pembobotan strategi pada matriks QSPM adalah Manajer Operasional Rahat Cafe 1. Responden tersebut adalah pihak yang paham dalam permasalahan strategi pemasaran. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh yaitu data yang dimiliki oleh Rahat Cafe 1 dan studi literatur yang terkait seperti Dinas Informasi dan Pariwisata Kebudayaan Kota Bogor, Badan Pusat Statistik 127
Kota Bogor, penelitian terdahulu, LSI Bogor, dan bahan pustaka lain yang relevan. Adapun jenis dan sumber data yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis dan Sumber Data No. 1.
Jenis Data Primer
2.
Sekunder
Sumber Data Teknik Manajer Operasional Rahat Wawancara mengenai Cafe 1 gambaran umum cafe dan strategi pemasaran cafe Pengisian kuesioner oleh Manajer Operasional Rahat Cafe 1 Supervisor Rahat Cafe 1 Wawancara mengenai strategi pemasaran cafe Pengisian kuesioner oleh Supervisor Rahat Cafe 1 Konsumen (sebagai data Pengisian kuesioner oleh pendukung) 30 konsumen Bagian Pemasaran PT. Al- Wawancara & pengisian Fattah kuesioner oleh Bagian Pemasaran PT. Al-Fattah Manajer Operasional Kebun Wawancara & pengisian Kita kuesioner oleh Manajer Operasional Kebun Kita Dinas Informasi Pariwisata Pengambilan data mengenai dan Kebudayaan Kota Bogor perkembangan restoran, cafe dan rumah makan di kota Bogor berdasarkan jenis hidangan yang disajikan pada tahun 20052008 Data cafe di kota Bogor tahun 2009 Badan Pusat Statistik Kota Perkembangan dan laju Bogor pertumbuhan PDRB per kapita kota Bogor atas dasar harga konstan tahun (2003-2006) Penelitian Kepustakaan Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian Perpustakaan IPB dan Fakultas
4.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 128
1. Teknik Wawancara: melakukan wawancara dengan Manajer Operasional Rahat Cafe 1, Supervisor serta pegawai cafe lainnya, konsumen (sebagai data pendukung), pemasok dan pesaing untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 2. Teknik Kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 3. Studi Pendahuluan: mendatangi Rahat Cafe 1 untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Rahat Cafe 1. 4. Teknik Pengisian Kuesioner: pengisian kuesioner dilakukan oleh lima responden yaitu Manajer Operasional Rahat Cafe 1, Supervisor Rahat Cafe 1, konsumen (sebagai data pendukung), Bagian Pemasaran PT. Al-Fattah dan Manajer Operasional Kebun Kita. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran Rahat Cafe 1 dan sebagai pemasok serta pesaing Rahat Cafe 1. 4.4 Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (secara sengaja), maksudnya pemilihan responden tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat berkumpul dari sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, responden dalam penelitian di sini adalah para pakar yang merupakan orang-orang kompeten yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan paham permasalahan strategi pemasaran. Untuk pihak internal dibutuhkan tiga responden dari perusahan yaitu satu orang Manajer Operasional Rahat Cafe 1, satu orang Supervisor Rahat Cafe 1 dan 30 konsumen Rahat Cafe 1 itu sendiri (sebagai data pendukung),. Dari pihak eksternal diambil tiga responden yaitu Manajer Operasional Rahat Cafe 1, pemasok (PT. Al-Fattah) dan pesaing (Kebun Kita). 129
4.5 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi-formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal (matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. 4.5.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan
yang
diharapkan,
kegiatan
pemasaran,
sumberdaya
manusia,
produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan. 4.5.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM. 4.5.2.1 Tahap Masukan (Input) Perangkat masukan membantu perencanaan strategi menuliskan berbagai penilaian atau asumsi secara kuantitatif pada tahap awal proses perumusan strategi. Tahap input melalui proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation (EFE). 130
Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah: 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman). 2. Pemberian Bobot Faktor Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi. Bobot menunjukan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. penilaian untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Indikator horizontal adalah variabel-variabel atau faktor-faktor eksternal atau internal pada laju horizontal. Sedangkan indikator vertikal adalah variabelvariabel atau faktor-faktor eksternal atau internal pada laju vertikal. Hasil penilaian masing-masing pakar pada setiap variabel atau faktor dibobot terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tabel penilaian bobot seperti ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Kemudian bobot masing-masing pakar dirata-ratakan untuk menentukan bobot setiap faktor yang digunakan dalam Matriks IFE (Tabel 7), Matriks EFE (Tabel 8), dan Matriks IE. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: ai =
Xi n
Xi i 1
Keterangan: ai
= Bobot variabel ke-i
Xi
= Nilai variabel X ke-i 131
i
= 1,2,3,...,n
n
= Jumlah variabel
Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C ...
A
B
C
...
Total
Xi
Total Sumber: Kinnear and Taylor (1991)
Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C ...
A
B
C
...
Total
Total
Xi
Sumber: Kinnear and Taylor (1991)
Keterangan: A, B. C, ... : Variabel masing-masing faktor internal dan eksternal 3. Pemberian Rating (Peringkat) Menurut (David 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: peluang rating 4 = respon sangat superior, rating 3 = respon di atas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon di bawah rata-rata, sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon di bawah ratarata, rating 3 = respon rata-rata, rating 2 = respon di atas rata-rata dan rating 1 = respon sangat superior. Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: kekuatan rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah,
132
rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat, sedangkan untuk kelemahan adalah rating 1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah, rating 4 = sangat lemah. 4. Perkalian Bobot dan peringkat Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David 2006). Tabel 7. Matriks IFE Faktor-faktor eksternal Kekuatan Kelemahan Total
Bobot Rating
Skor (Bobot x Rating)
1,0
Sumber: David (2006)
Tabel 8. Matriks EFE Faktor-faktor internal Peluang Ancaman Total
Bobot Rating
Skor (Bobot x Rating)
1,0
Sumber: David (2006)
Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya.
133
4.5.2.2 Tahap pencocokan Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan keterampilan internal dengan peluang dan risiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal (David 2004). Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). 1. Analisis Matriks IE (Internal-External Matrix) Tahap ini merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks EFE dan IFE ke dalam matriks IE. Hal ini bertujuan untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE merupakan hasil penggabungan antara matriks IFE dan matriks EFE ke dalam matriks yang terdiri atas sembilan sel (Gambar 3). Skor Total IFE Kuat 3,0-4,0 Tinggi 3,0-4,0
I
II
Lemah 1,0-1,99 1,0 III
Sedang 2,0-2,99
IV
V
VI
Rendah
VII
VIII
IX
4,0 Skor Total EFE
Rata-rata 2,0-2,99 3,0
2,0
1,0-1,99
Gambar 3. Model Matriks IE Sumber: David (2006)
Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari Matriks IE pada sumbu X dan total skor dari Matriks IE pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk Matriks IE, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. 134
Matriks IE memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu: 1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang cocok adalah intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. 2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan VII Strategi umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi. Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I (Umar 2008). 2. Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT ini penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi (Gambar 4). Keempat strategi yang dimaksud adalah: 1. Strategi SO (Strength-Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan (eksternal). Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO. 2. Strategi
WO
memperkecil
(Weakness-Opportunity). kelemahan-kelemahan
Strategi internal
ini
bertujuan
perusahaan
untuk dengan
memanfaatkan peluang-peluang eksternal. 3. Strategi ST (Strength-Threat). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 135
4. Strategi WT (Weakness-Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Delapan tahap dalam penentuan strategi dibangun melalui matriks SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah: 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi SO. 6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO. 7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi ST. 8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WT. Faktor Internal
Kekuatan-S Daftar Kekuatan
Kelemahan-W Daftar Kelemahan
Kuadran I Strategi SO
Kuadran III Strategi WO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Kuadran II Strategi ST
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Kuadran IV Strategi WT
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Faktor Eksternal Peluang-O Daftar Peluang
Ancaman-T Daftar Ancaman
Gambar 4. Matriks SWOT Sumber: David (2006)
4.5.2.3 Tahap Keputusan Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah: strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya 136
tarik, TAS= total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkahlangkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari Matriks EFE dan Matriks IFE. Minimal sepuluh external critical success factors dan sepuluh internal critical success factors dimasukkan ke dalam QSPM. 2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Bobot ini sama dengan yang ada di Matriks EFE dan Matriks IFE. 3. Meneliti matriks-matriks pada langkah 2 dan identifikasikan strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Mencatat strategistrategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu, mengelompokkan strategistrategi
tersebut ke dalam
kesatuan
yang
mutually exclusive jika
memungkinkan. 4. Menentukan Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik. AS ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar, maka strategistrateginya harus dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara terinci, nilai AS harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 5. Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot (langkah 2) dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah AS menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi. 6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 9. 137
Tabel 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Faktor Utama Faktor Eksternal Faktor Internal Jumlah Total nilai daya tarik
Strategi Alternatif Bobot Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
1.0
Sumber: David (2006)
138
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah, Visi dan Misi Rahat Cafe 1 Rahat Cafe 1 berdiri pada 12 Januari 2007. Cafe yang berdiri selama hampir 4 tahun ini merupakan bisnis pribadi yang dimiliki oleh Soleh Brik Zubaidi. Merek Rahat sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya asik, dengan maksud bahwa cafe ini merupakan tempat yang mengasikkan bagi konsumen yang datang. Visi Rahat Cafe 1 adalah menjadikan suatu cafe yang menyediakan makanan Indonesia yang memiliki standar kesehatan dan makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Adapun misi Rahat Cafe 1 yaitu memanjakan konsumen Rahat Cafe 1 dengan menyediakan makanan yang berkualitas serta adanya inovasi menu, selain itu Rahat Cafe 1 mempunyai tujuan untuk membuka cabang di sekitar Bogor. Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Rahat Cafe 1 dalam menarik minat konsumen, inovasi produk berupa campuran makanan khas Indonesia dan kontinental seperti bistik iga bakar hot plate, omelet mix (sosis daging keju), dan omelet seafood. Hal ini dlakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Rahat Cafe 1 merupakan cafe yang mempunyai fasilitas lengkap yaitu fasilitas hotspot, kamar mandi, tempat cuci tangan (wastafel), dan mushola. Selain itu Rahat Cafe 1 memberikan makan gratis bagi yang berulang tahun, dan keramah-tamahan pelayanan semakin menambah keramaian pengunjung yang datang. 5.2 Lokasi Rahat Cafe 1 Rahat Cafe 1 berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza), Bogor. Lokasi ini dinilai sebagai lokasi yang cukup strategis karena dekat dengan pusat keramaian seperti tempat pembelanjaan, tempat jajanan mahasiswa, pendidikan, rumah penduduk, kost-kostan, rumah sakit, hotel dan tidak jauh dengan jalan raya. Selain itu, terdapat cafe dan tempat bisnis makanan lainnya di kawasan tersebut. 139
5.3 Struktur Organisasi Rahat Cafe 1 Struktur organisasi yang dimiliki oleh Rahat Cafe 1 masih sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan harus diketahui dan mendapat persetujuan darinya. Dari pemilik, kekuasaan diteruskan ke Manajer Operasional sebagai pengelola khusus bagian Rahat Cafe 1 dan karyawan lain. Karyawan yang bekerja di Rahat Cafe 1 terdiri dari Operational Manajer, Supervisor yang merangkap sebagai Leader Adminstration (Cashier), Leader Front Of The House (FOH), dan Leader Back Of The House (BOH). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi Rahat Cafe 1 pada Gambar 5. Owner Operational Manajer Supervisor
Leader Adminstration (Cashier)
Leader (FOH)
Leader (BOH)
Waitres s
Chief Cook, Cook,Cook helfer, Bartender, Stipwash
Gambar 5. Struktur Organisasi Rahat Cafe 1 Sumber: Rahat Cafe 1 (2010)
Karyawan Rahat Cafe 1 berjumlah 9 orang dengan jobdesk masing-masing sesuai jabatannya. Setiap jabatan memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Pendelegasian wewenang di dalam cafe dilakukan sesuai struktural
140
organisasi perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut: 1. Owner Memberikan investasi kepada perusahaan Pengambilan keputusan Memonitoring kelancaran perusahaan 2. Operational Manajer Bertanggung jawab mengawasi perusahaan kepada pemilik Mengatur operasional perusahaan Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit perusahaan 3. Supervisor (merangkap sebagai Leader Administration) Membantu tugas Operational Manajer Mengelola kegiatan cafe Mengawasi kegiatan staff/karyawan Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 4. Leader Administration Menghitung dan menganalisa semua data pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan Melakukan kegiatan transaksi dengan konsumen Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 5. Leader FOH Bertanggung jawab dalam pelayanan di cafe (berhubungan langsung dengan pelanggan) Memberikan pelayanan dan kebutuhan pelanggan Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 6. Leader BOH Melakukan kegiatan dapur seperti pembuatan makanan dan minuman yang dipesan oleh konsumen Bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen dalam makanan Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 141
5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Rahat Cafe 1 Rahat Cafe 1 mulai buka pada pukul 10.00 WIB sampai 22.00 WIB setiap hari Senin hingga Minggu. Jam karyawan bagian depan (Cashier dan Waitres) dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, sedangkan bagian belakang/dapur dimulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Rahat Cafe 1 memiliki disiplin tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan wajib hadir tepat waktu dan setiap karyawan diperbolehkan adanya hari libur (day off) satu kali dalam seminggu. Budaya kerja antar karyawan Rahat Cafe 1 bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama di cafe ini, serta tidak segan untuk datang kembali ke Rahat Cafe 1.
142
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Rahat Cafe 1 di Bogor Analisis lingkungan internal merupakan tahap dalam untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari: pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi operasi, sumber daya manusia dan sumber daya informasi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan wawancara yang dilakukan dengan Manajer Operasional Rahat Cafe 1, Supervisor Rahat Cafe 1 dan data pendukung dari pengisian kuesioner oleh konsumen sebanyak 30 responden terhadap faktor-faktor internal diperoleh beberapa faktor strategis internal yang merupakan kekuatan perusahaan dan juga yang akan menjadi kelemahan perusahaan. Faktor-faktor strategi internal yang diperoleh adalah: 6.1.1 Pasar dan Pemasaran Agar posisi produk di pasar sesuai dengan yang diharapkan, beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain:
Pangsa Pasar; Rahat Cafe 1 harus memperhatikan pangsa pasar agar mempunyai tujuan yang jelas yaitu ditujukan bagi semua kalangan sehingga dapat menikmati menu cafe ini. Pangsa pasar Rahat Cafe 1 yaitu di kota Bogor.
Kegiatan Promosi; Rahat Cafe 1 hingga saat ini mengaku tidak kesulitan dalam menarik perhatian konsumen. Hal ini merupakan keuntungan dari lokasinya yang cukup strategis, berada dekat dengan pusat keramaian, sehingga tidak dibutuhkan promosi yang terlalu besar. Kegiatan promosi yang aktif dilakukan hingga saat ini adalah penyebaran brosur, promosi secara tak langsung worth of mouth (gethok tular, dari mulut ke mulut), promosi melalui internet, media cetak (majalah) dan media elektronik (televisi dan radio).
Loyalitas Pelanggan dan Kebijakan Produk Baru; Rahat Cafe 1 sangat mengutamakan hal tersebut karena merupakan kunci keberhasilan dalam 143
usaha, salah satunya yaitu memperkenalkan dan menawarkan produk baru dengan memberikan potongan harga (diskon). Usaha tersebut akan maju apabila didukung dengan adanya pelanggan yang setia dan pihak Rahat Cafe 1 juga memberikan informasi harga untuk produk baru dengan harga yang terjangkau.
Pengendalian Distributor; Rahat Cafe 1 melakukan pengendalian distributor dengan cara pengecekan bahan baku (stok).
A. Segmentation, Targeting, Positioning (STP) 1.
Segmentation Tujuan segmentasi adalah membuat produk dan perusahaan (bisnis)
menjadi responsif terhadap segala kebutuhan dari sub-pasar (Boone LN & Bloom PN 2006). Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Rahat Cafe 1 adalah berdasarkan aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berasarkan demografis yaitu keluarga dan remaja, sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Kelas sosial, segmen yang dipilih oleh Rahat Cafe 1 adalah semua kalangan masyarakat. Perubahan gaya hidup terutama pola konsumsi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola (memasak) makanannya sendiri seiring dengan peningkatan aktivitas di luar rumah, sehingga mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah. Sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk, pelayanan yang efektif, dan kecepatan. 2.
Targeting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dimasuki. Target pasar utama Rahat Cafe 1 adalah keluarga dan remaja (mahasiswa), serta semua kalangan masyarakat. 3.
Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang
diinginkan dalam pasar, dengan tujuan untuk menciptakan citra yang berbeda guna memperkenalkan bisnis dan produknya di benak para konsumen. Rahat Cafe 1 ingin menempati posisi sebagai cafe dengan konsep “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” yang dapat dilihat dari menu yang disediakan oleh Rahat Cafe 1 144
tersebut. Selain itu, Rahat Cafe 1 memiliki produk yang berkualitas, pelayanan yang memuaskan serta harga yang relatif terjangkau. B. Bauran Pemasaran Setelah menentukan pasar sasaran (STP), langkah selanjutnya yaitu mengembangkan bauran pemasaran bagi setiap segmen yang dipilih sebagai sasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu bauran produk (Product Mix), bauran harga (Price Mix), bauran promosi (Promotion Mix), bauran tempat (Place or Distributution Mix), bauran orang (People Mix), bauran proses (Process Mix), dan bauran fisik (Physical Mix). 1.
Bauran Produk (Product Mix) Bauran produk merupakan wujud penawaran perusahaan kepada pasar
yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merk, dan kemasan produk. Tujuan produk diturunkan dari tujuan pemasaran, maka tujuan produk akan mudah jika tujuan pemasaran pun jelas (Goh S & Hor K 2003). Strategi tersebut merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Strategi peoduk yang dilakukan Rahat Cafe 1 dapat dilihat dari konsep sebagai makanan Indonesia yang memiliki standar kesehatan dan menyediakan makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Strategi produk yang dilakukan oleh Rahat Cafe 1 agar pelanggan tidak bosan adalah dengan adanya inovasi produk berupa campuran makanan khas Indonesia dan Kontinental seperti iga bakar hot plate, omelet mix (sosis daging keju), dan omelet seafood. Selain itu adanya menu unik pada makanan sehat dan makanan diet seperti ayam jumbo protein, sate ayam diet, spaghetti sehat, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak mempunyai selera makan yang sama. Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Rahat Cafe 1 dalam menarik minat konsumen, sehingga dapat menaikkan omzet penjualan. Selain melakukan inovasi produk, perubahan-perubahan yang diperkirakan terjadi terhadap selera, orientasi, dan preferensi konsumen terhadap produk yaitu dengan memperbaiki rasa dari setiap menu.
145
Produk yang ditawarkan Rahat Cafe 1 sangat mengutamakan kualitas, karena bahan baku dijaga agar tetap memuaskan konsumen. Menurut persepsi konsumen dari 30 responden, 20 responden menjawab bahwa mutu/kualitas produk Rahat Cafe 1 terjaga. Hal ini terbukti bahwa bahan baku yang dipilih yaitu bahan baku yang berasal dari pemasok yang dipercaya kualitasnya dan mempunyai merk yang sudah dikenal, dianggap baik dan tidak mengandung bahan yang tidak teruji. Sedangkan khusus makanan sehat dan makanan diet menggunakan bahan baku dengan kadar lemak rendah (untuk ayam), tanpa pemanis buatan, tanpa penyedap makanan, tanpa pengawet, minyak non kolesterol, dan lain-lain. Adapun komposisi dan kandungan gizi dalam bahan baku khusus makanan sehat dan makanan diet terdapat pada Lampiran 11. Namun dalam penetapan standar mutu produk, Rahat Cafe 1 belum memiliki sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standar mutu produk yang akan dijual ke konsumen. Dengan adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan termasuk cafe. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM merupakan salah satu kelemahan dari Rahat Cafe 1 karena menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada konsumen mengenai keamanan produknya. Adapun menu yang dijual di Rahat Cafe 1 dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11. 2.
Bauran Harga (Price Mix) Untuk memperoleh sukses dalam memasarkan suatu produk setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satusatunya unsure bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Bauran harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga yang ditetapkan oleh Rahat Cafe 1 bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu (Lampiran 10). Konsumen tidak dikenakan pajak dari total harga pesanan. Rahat Cafe 1 menetapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan. Rahat Cafe 1 memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan memberikan potongan harga 10 persen. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan adanya potongan harga untuk pelajar sekolah. Bagi pemegang kartu 146
b’smartcard, konsumen mendapatkan potongan harga untuk semua jenis menu di Rahat Cafe 1. Hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar dan remaja. Potongan harga juga berlaku untuk kerabat/saudara dari salah satu karyawan Rahat Cafe 1. Selain itu, Rahat Cafe 1 menyediakan makan dan minum gratis untuk yang berulang tahun. Dengan adanya program strategi ini dapat dikatakan cukup berhasil dilihat berdasarkan pengunjung yang datang dan omzet penjualan yang meningkat setiap tahunnya. 3.
Bauran Promosi (Promotion Mix) Bauran promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Menurut Manajer Operasional Rahat Cafe 1 pada saat ini promosi sudah cukup dilakukan. Kegiatan promosi yang sudah diterapkan oleh Rahat Cafe 1 melalui penyebaran brosur yang terdapat kupon diskon 10 %, media cetak (Koran dan majalah), media elektronik (televisi dan radio), internet (website dan facebook), potongan harga bagi pelajar yang memiliki kartu b’smartcard, makan dan minum gratis untuk yang berulang tahun, paket hemat dan potongan harga untuk kerabat dari salah satu karyawan Rahat Cafe 1. Cara promosi yang berbeda yang dilakukan Rahat Cafe 1 yaitu dengan memperhatikan produk makanan yang berkualitas dan keunikan menu, hal tersebut menimbulkan manfaat bagi Rahat Cafe 1 itu sendiri dengan adanya promosi secara tak langsung worth of mouth (gethok tular, dari mulut ke mulut) yang dilakukan oleh konsumen. Untuk saat ini promosi yang paling efektif yang sudah diterapkan oleh Rahat Cafe 1 yaitu menciptakan menu yang unik dan mencoba memanggil suatu media televisi (seperti acara/tayangan mengenai wisata kuliner di TRANS, RCTI, TPI, dan MEGASWARA), promosi yang melalui media televisi yaitu mempromosikan menu unggulan seperti es bubur buah dan ayam baker jumbo. Pertimbangan dalam melakukan promosi yaitu untuk meningkatkan omset penjualan dan memperkenalkan Rahat Cafe 1 ke masyarakat. 4.
Bauran Tempat (Place or Distributution Mix) Bauran tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke 147
pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Strategi tempat yang dilakukan oleh Rahat Cafe 1 yaitu memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berada dekat dengan pusat keramaian seperti tempat pembelanjaan, tempat jajanan mahasiswa, pendidikan, rumah penduduk, kost-kostan, rumah sakit, hotel, dan tidak begitu jauh dengan jalan raya. Strategi dalam Rahat Cafe 1 dapat melibatkan saluran distribusi fisik maupun elektronik dalam proses penyampaiannya. Untuk dapat menikmati makanannya, konsumen dapat langsung datang ke Rahat Cafe 1 ataupun konsumen dapat menggunakan saluran elektronik melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan lunch box, catering box, dan delivery order. Hal ini merupakan kekuatan dari Rahat Cafe 1 karena memiliki layanan khusus. Namun pada desain ruangan Rahat Cafe 1 itu sendiri kurang menarik dibandingkan dengan cafe-cafe lainnya di Bogor. 5.
Bauran Orang (People Mix)
Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh konsumen. Rahat Cafe 1 memiliki karyawan yang ramah, sopan, sabar, bertanggung jawab, mau bekerja keras, disiplin dan respect yang dapat membuat konsumen nyaman. Kriteria karyawan seperti itulah yang dipilih oleh Rahat Cafe 1 saat ini. 6.
Bauran Proses (Process Mix) Peoses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan
baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap cafe. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk cafe harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Sebaliknya jika proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif. Strategi proses yang telah diterapkan oleh Rahat Cafe 1 adalah peningkatan kinerja karyawan. Selain itu, karyawan harus mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan dari konsumen menyangkut masalah 148
pelayanan berupa adanya kartu saran. Hal ini dilakukan agar cafe dapat memperbaiki kinerjanya secara langsung dan kekuatan bagi Rahat Cafe 1 dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan. 7.
Bauran Bukti Fisik (Physical Mix) Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi
bukti atas kualitas jasa. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Rahat Cafe 1 seperti adanya sarana pendukung. Sarana pendukung yang diberikan meliputi kamar mandi, mushola, dan tempat cuci tangan (wastafel). Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan telkom hotspot untuk internet. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa, dan pegawai perkantoran lainnya yang membutuhkan layanan informasi. Rahat Cafe 1 memeperhatikan bagian strategi ini, karena dalam menjual produk/jasa harus melihat tempat yang nyaman, sehingga konsumen dapat menikmati produk yang disediakan. Namun, fasilitas seperti area parkir belum memiliki area parkir yang luas. 6.1.2 Keuangan dan Akuntansi Rahat Cafe 1 memiliki kondisi keuangan yang cukup baik sebagai cafe yang dengan sistem owner. Pihak manajemen cafe ini dalam hal bagian keuangan hanya bertanggungjawab untuk melaporkan kondisi keuangan cafe kepada manajer dalam bentuk laporan pembukuan yang kemudian diberikan kepada pihak owner. Hal ini dilakukan untuk menetapkan target penjualan yang akan dicapai dalam periode satu tahun. Pihak manajemen Rahat Cafe 1 memberikan laporan keuangan setiap bulan pada manajer ke pihak owner. 6.1.3 Kegiatan Produksi dan Operasi Proses produksi pada Rahat Cafe 1 memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. SOP berisi seluruh standar prosedur yang harus dilakukan karyawan, baik tentang kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan, cara melayani konsumen hingga standar kebersihan lingkungan dan penetapan porsi menu. SOP mengatur standar kebersihan lingkungan dan karyawan sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman 149
untuk dikonsumsi dan konsumen yang datang merasa aman dengan lingkungan yang bersih dan karyawan yang ramah. a. Pemesanan dan Penerimaan Barang dan Bahan Baku Pada kegiatan produksi dan operasi, Rahat Cafe 1 memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, karena menurut manajer Rahat Cafe 1 membutuhkan barang yang berbeda dengan harga pasar. Rahat Cafe 1 memenuhi kebutuhan bahan baku melalui: Pasar tradisional (di pasar Bogor), untuk memenuhi kebutuhan bahan baku seperti sayuran, buah-buahan, bumbu masakan, minyak, gula, dan lain-lain. Pemesanan dilakukan melalui seorang pemasok lokal setiap hari untuk produk yang mudah rusak. Penjual Ayam (di PT. Al-Fattah atau PT. Asia Afrika), untuk pembelian bahan baku ayam, sebagai pemasok di Rahat Cafe 1. Pemesanan bahan baku dilakukan tiga kali seminggu, jumlah dilakukan sesuai kebutuhan Rahat Cafe 1. Bahan baku akan melalui sortir yaitu pemilihan bahan baku sesuai ketentuan yang berlaku. Pemesanan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Penjual daging (di PT. Arbib), untuk pembelian bahan baku daging sapid an daging kambing, sebagai pemasok di Rahat Cafe 1. Pemesanan bahan baku dilakukan tiga kali seminggu, jumlah dilakukan sesuai kebutuhan Rahat Cafe 1. Untuk minuman botol dan eskrim dipesan melalui perusahaan masing-masing. Alasan Rahat Cafe 1 memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku yaitu harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik dan adanya kepercayaan misalkan kepada pemasok. b. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Rahat Cafe 1 sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO), yaitu bahan baku dan barang yang akan datang lebih dahulu diproses lebih awal. Hal ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang kadarluarsa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku yang datang segera diberikan penandaan pada produk untuk mempermudah tingkat kualitas produk
150
dan kelayakan untuk dipergunakan sebagai siap saji. Bahan baku daging/ayam disimpan dalam freezer dengan suhu penyimpanan 8-90 C (pembekuan). c. Pengolahan Bahan Makanan Rahat Cafe 1 mengolah bahan baku menjadi bahan makanan siap saji yang dalam keadaan fresh. Artinya seluruh masakan tersebut hanya akan dimasak setelah ada pesanan konsumen. Sebelum beroperasi setiap harinya, karyawan melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada pagi harinya. Proses pengolahan menu Rahat Cafe 1 harus melalui serangkaian tahap yang diatur dalam SOP, yaitu: Proses Thawing, yaitu proses melunakan suatu bahan beku menjadi fresh/lunak agar siap diolah menjadi makanan dengan cara menaikkan suhu sesuai waktu yang ditentukan. Jumlah bahan beku yang dithawing diproduksi untuk mencukupi kebutuhan keesokan harinya. Proses thawing dilakukan dengan memindahkan bahan beku dari dalam freezer selama 2 jam. Proses Dusting, yaitu pelapisan daging dengan tepung tapioka. Proses Parting dan Boneless, yaitu proses pemotongan atau pembagian bahan baku yang disesuaikan dengan jenis potongan yang akan diproses. Boneless adalah pemotongan daging ayam tanpa tulang. Hasil akhir proses parting dan boneless harus sesuai dengan SOP yang berlaku. Proses Saute, yaitu proses memasak bahan baku dalam kuali teflon dengan minyak goreng sedikit selama 5 – 15 menit. Proses Chicken Roaster, yaitu memanggang daging ayam. Proses Topping, yaitu bahan jadi, potongan daging matang, kacang tanah goreng maupun es krim yang diletakkan di atas makanan atau minuman. Proses Garnish, yaitu potongan beberapa jenis bahan baku yang dibentuk sedemikian rupa dan diletakkan di atas atau disamping makanan jadi. Bertujuan untuk memperindah penampilan makanan jadi. d. Pelayanan Konsumen Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan Rahat Cafe 1 sangat memperhatikan dan mengutamakan kebersihan (cleanliness), keramah-tamahan (hospitality), ketepatan penyampaian produk (accuracy),
151
penanganan pelanggan yang baik (maintenance), produk yang berkualitas (product quality), dan kecepatan dalam memberikan pelayanan (speed). Langkah-langkah pelayanan untuk memuaskan pelanggan yang diterapkan oleh Rahat Cafe 1 dikenal dengan ”10 Moment of Truth”, yang terdiri dari: 1. Greeting, yaitu mengetahui dengan cepat saat pelanggan masuk ke dalam cafe, segera menyambut dengan hangat dan bersahabat, tersenyum dengan menggunakan kontak mata dan sikap wajar. 2. Seating, memilihkan meja kosong yang tersedia sesuai jumlah konsumen, kemudian memberikan menu/pemesanan yang dilayani oleh waiters/ss. 3. Taking the order, yaitu mengucapkan salam dengan menatap dan percaya diri kepada pelanggan, memperkenalkan diri, kemudioan menawarkan produkproduk di buku menu, memberikan saran tentang produk baru kepada pelanggan, menanyakan dan mencatat semua pesanan pelanggan dengan tepat, melakukan pembacaan ulang pesanan, kemudian waiter/ss akan menuju kasir dengan menunjukkan bill pesanan, dan segera menginput daftar pesanan ke dalam komputer. 4. Serving Drink, membawakan minuman secepat mungkin setelah pemesanan, meletakkan minuman di atas meja sambil menyebutkan nama minuman tersebut. 5. Serving Starters, yaitu sajikan makanan pembuka terlebih dahulu secepat mungkin, sebutkan nama makanan yang disajikan, dan tawarkan minuman tambahan atau tanyakan apabila ada pesanan tambahan. 6. Serving the Main Course, yaitu bila tidak memesan makanan pembuka, sajikan makanan utama secepatnya dengan tetap bersikap hangat dan bersahabat sambil menyebutkan nama makanan. 7. Following Up After the Main Course, yaitu beberapa menit setelah pelanggan menikmati hidangannya,
tanyakan apakah semua pesanannya sudah
keluar/tersaji, apakah ada pesanan tambahan, dan periksa secara teratur apakah pelanggan membutuhkan sesuatu. 8. Offering Dessert, yaitu bila semua pelanggan sudah menyelesaikan makanan utama, tawarkan makanan penutup dengan kata-kata yang menarik sambil
152
menyebutkan nama makanannya, dan jika memungkinkan angkat peralatan makan yang sudah kotor dan tidak akan dipergunakan lagi oleh pelanggan. 9. Delivering Dessert and Offering the Bill, yaitu sajikan makanan penutup sambil menyebutkan namanya, tawarkan apakah pelanggan ingin meminta bill pembayarannya sekarang, cetak bill kemudian antarkan ke pelanggan. Bon pesanan terdiri dari satu rangkap, yaitu untuk makanan dan minuman disatukan dalam satu kertas. 10. Clearing Dessert, Taking Payment, and Thanking, yaitu bersihkan peralatan bekas desseert dari pelanggan sambil mengambil uang atau kartu pembayaran, antarkan ke kasir, dan kembali mengambil sisa pembayaran dari kasir, mengantarkan kembali ke meja pelanggan sambil mengucapkan terimakasih dengan sungguh-sungguh. Dalam kegiatan operasionalnya, terkadang pihak manajemen mendapatkan keluhan dari konsumen. Apabila ada komplain dari konsumen, misalnya kesalahan taking order atau konsumen menunggu terlalu lama akan langsung ditangani oleh manajer. 6.1.4 Sumberdaya Manusia Faktor-faktor yang diperhatikan oleh Rahat Cafe 1 mengenai sumberdaya manusia yaitu manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, serta produktivitas. Rahat Cafe 1 memiliki sistem manajemen yang cukup baik. Saat ini, Rahat Cafe 1 memiliki 9 orang karyawan di bawah pimpinan Bapak Dedi Suwardi sebagai Manajer Operasional (Tabel 10). Karyawan pada Rahat Cafe 1 memiliki hubungan yang baik dengan para karyawan lainnya dan Supervisor maupun Manajer Operasional. Hal ini dapat dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah mengenai saran, keluhan, dan hambatan yang ditemui. Rahat Cafe 1 tidak mengutamakan pendidikan bagi karyawannya, yang penting karyawan memiliki keterampilan, tanggungjawab, ulet, dan pekerja keras. Karyawan yang bekerja di Rahat Cafe 1 memiliki umur rata-rata 20-28 tahun. Cafe ini sangat mengutamakan karyawan yang loyal dan terlatih. Oleh karena itu, faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan, bukan melihat dari tingkat pendidikan. 153
Biasanya bentuk keterampilan yang diberikan adalah pada saat karyawan melakukan pengolahan makanan, manajer akan memberikan pujian kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan bentuk motivasi kerja karyawan yang diberikan manajer di Rahat Cafe 1 dapat berupa peraturan, pemberian bonus berupa uang tambahan apabila melebihi target penjualan (misalkan target omset penjualan 50 juta/bulan), atau target konsumen sebanyak >60 orang/hari, kenaikan gaji maupun kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan terampil dalam mengolah makanan. Tabel 10. Jumlah Karyawan Rahat Cafe 1 Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2010 No. Bidang Pekerjaan Jabatan Fungsional Jumlah Karyawan (orang) 1. Manajer a. Operational Manajer 1 2. Bagian Operasional a. Cashier/Supervisor 1 (Service) b. Waiter/ss 2 3. Bagian Dapur (Kitchen) a. Chief Cook 1 b. Cook 1 c. Cook helfer 1 d. Bartender 1 e. Stopwash 1 Total 9 Sumber : Rahat Cafe 1 (2010)
Perekrutan karyawan dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Rahat Cafe 1. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Rahat Cafe 1 melakukan perekrutan karyawan melalui sumber internal yaitu karyawan berasal dari dalam perusahaan itu sendiri berupa alih tugas atau alih tempat tugas dan karyawan juga berasal dari orang yang sudah dikenal maupun keluarga. Gaji karyawan sebesar Rp 800.000 per bulan. Selain diberi gaji pokok, karyawan mendapatkan uang transpor, kesehatan, dan lembur. Tetapi jika karyawan memilih tidak ada tambahan upah, maka gaji karyawan sebesar Rp 1.200.000 per bulan. Karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai dengan kualitas kerja, tanggungjawab, masa kerja, dan jabatan karyawan, tunjangan sakit, serta lembur. Karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun 154
berhak mendapatkan cuti nikah minimal dua minggu, cuti melahirkan, dan cuti lama kerja. Kelemahan dari SDM ini adalah tidak terspesialisasinya tenaga kerja sehingga
terjadi
tumpang
tindih
pekerjaan,
misalkan
seorang
supervisor/waiter/manajer melakukan pekerjaannya bisa menjadi cashier pada situasi tertentu. Hal ini dapat menimbulkan tugas atau wewenang yang tidak terarah dan cenderung tidak fokus terhadap pekerjaan lainnya. Namun biasanya hal tersebut dilakukan, karena adanya saling bantu antar karyawan jika salah satu pekerjaan sudah selesai sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan. Pada akhir pekan dan hari libur,biasanya karyawan dapat melakukan banyak pekerjaan sesuai kebutuhan. Manajemen Rahat Cafe 1 juga memiliki Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang sudah cukup jelas dan terarah. 6.1.5 Sistem Informasi Manajemen Rahat Cafe 1 dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial, Rahat Cafe 1 dilengkapi oleh satu unit komputer yaitu cash register untuk bagian cashier. Komputer tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Pengorderan pesanan dilakukan melalui telepon. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi di bagian office. Rahat Cafe 1 sudah mengelola jaringan internet gratis bagi konsumen yang makan di tempat itu dengan layanan telkom hotspot. Hal tersebut diberikan sebagai bentuk layanan agar konsumen merasa nyaman dan tidak bosen untuk makan di Rahat Cafe 1. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 11.
155
Tabel 11. Analisis Faktor Internal Rahat Cafe 1 No. Faktor Internal 1. Produk
2.
Harga
3.
Promosi
4.
Tempat
5.
Orang
6. 7.
Proses Bukti Fisik
Kekuatan Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healthy, and Diet Foods” Mutu/kualitas produk terjaga Inovasi produk Adanya potongan harga untuk pelajar (b’smartcard) Promosi cukup dilakukan
Kelemahan Belum memiliki sertifikasi dari BPOM
Lokasi cafe yang cukup strategis Memiliki pelayanan khusus seperti luch box, catering box, dan delivery order. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen Penyampaian jasa efektif Layanan telkom hotspot
Desain cafe menarik
ruangan kurang
Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi Area parkir kurang memadai
Sumber: Rahat Cafe 1 (2010)
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Rahat Cafe 1 di Bogor Analisis
terhadap
lingkungan
eksternal
merupakan
tahap
untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Berdasarkan identifikasi dan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Rahat Cafe 1, dan hasil wawancara dengan pemasok dan pesaing cafe lain terhadap faktor-faktor eksternal diperoleh beberapa faktor strategis eksternal yang berpotensi sebagai peluang dan juga yang akan menjadi ancaman bagi perusahaan. Faktor-faktor strategis eksternal yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
156
6.2.1 Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, teknologi, ekonomi, dan sosial. a. Faktor Politik Mengingat ukuran usaha Rahat Cafe 1 (yang tergolong sebagai usaha menengah), keberadaannya relatif kecil dipengaruhi oleh faktor politik. Hal ini berlaku bahkan pada politik lokal sekalipun. Dengan pertimbangan itu kajian tidak membahas faktor politik sebagai variabel yang dikaji. b. Faktor Ekonomi Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu peusahaan dan industri. Siklus bisnis yang dilakukan oleh Rahat Cafe 1 cukup berkembang, artinya bisnis tersebut menjanjikan jika dilihat dari omset yang dihasilkan setiap bulannya mengalami peningkatan. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh Indonesia yang tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara akan berkorelasi dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin besar menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula. Hal ini merupakan peluang bagi industri makanan terutama cafe sehingga memiliki prospek yang baik Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun (2003-2006) Laju PDRB PDRB Pertumbuhan Tahun (Jutaan Rupiah) (Per Kapita) PDRB Per Kapita (%) 2003 3.168.185,54 3.860.313 2,02 2004 3.361.438,93 4.042.275 4,71 2005 3.567.231,21 4.171.786 3,20 2006 3.782.273,71 4.307.152 3,24 3,29 Rata-Rata Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2007)
157
Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula dan akan mendorong pertumbuhan usaha cafe di kota Bogor. Tetapi selain memberikan peluang dan keuntungan dengan semakin tingginya pertumbuhan industri makanan (cafe) di kota Bogor akan menjadi ancaman, hal ini dikarenakan akan menimbulkan persaingan yang tinggi antar industri makanan (cafe). Faktor status ekonomi sangat berperan dimana status ekonomi yang cukup atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga. Sehingga menu makanan sehat dan makanan diet sangat dibutuhkan oleh keluarga yang berstatus ekonomi cukup atau baik. Tingkat inflasi yang ada juga turut mempengaruhi kemampuan berkembang usaha cafe. Namun, pada Rahat Cafe 1 tingkat inflasi naik tergantung harga bahan pokok di pasaran. Tingkat inflasi yang berfluktuasi dalam perekonomian Indonesia mempengaruhi usaha pengembangan cafe. Fluktuasi ini menimbulkan kondisi ketidakpastian ekonomi. Seringkali pelaku usaha maupun pihak manajemen yang ingin mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam memprediksi tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Hal ini merupakan suatu ancaman yaitu berupa hambatan masuk industri makanan. Penetapan harga produk sangat berpengaruh terhadap peningkatan usaha dari tahun ke tahun, penetapan harga ini dikendalikan oleh Manajer Operasional. Dalam hal produktivitas Sumberdaya Manusia (SDM) dan teknologi, Rahat Cafe 1 tergolong sudah maju karena SDM yang sudah terampil dalam mengolah makanan dan teknologi yang digunakan pun sudah modern. Selain SDM yang terampil, Rahat Cafe 1 juga menetapkan kriteria tenaga kerjanya, seperti memiliki tanggungjawab, disiplin, dan kerjasama. c. Faktor Sosial Budaya Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adatistiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Dari faktor sosial di atas, Rahat Cafe 1 cenderung pada aspek gaya hidup dan 158
kebiasaan. Hal tersebut cenderung berubah seiring dengan perkembangan zaman, pola perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi, menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecendrungan untuk menikmati makan di luar rumah. Rahat Cafe 1 menyediakan makanan yang siap saji dengan berbagai menu sesuai dengan selera masing-masing. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya industri makanan/cafe karena keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Selain itu, masyarakat terutama remaja beranggapan cafe merupakan tempat ”nongkrong” atau berkumpulnya orangorang gaul/modern, sehingga mereka dapat dinilai seperti itu pula. Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah dalam pemilihan bahan makanan diberbagai kalangan masyarakat. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk memberikan bahan makanan. Misalkan dalam pemilihan makanan sehat atau makanan diet yang tersedia di Rahat Cafe 1. Dilihat dari demografis, jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah di kota Bogor memberikan peluang bagi Rahat Cafe 1. Meningkatknya populasi ini, mengakibatkan peningkatan permintaan masyarakat terhadap masyarakat terhadap konsumsi makanan. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang besar menimbulkan banyaknya angkatan kerja yang tersedia. Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu peluang untuk memanfaatkan pencari kerja tersebut dalam hal untuk memajukan suatu usaha. d. Faktor Teknologi Teknologi
merupakan faktor
penting untuk
kemajuan
usahanya.
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami peningkatan yang pesat dalam mendorong cafe menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan disemua bagian operasional cafe seperti pada bagian keuangan, pelayanan dan pemprosesan. Adanya sistem komputerisasi dibagian keuangan akan lebih memudahkan dalam manajemen dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang digunakan oleh Rahat Cafe 1 saat ini sudah cukup modern. Hal ini dapat dilihat dari adanya teknologi dalam produksi seperti tempat 159
pendingin bahan baku (freezer), microwave, mixer, dan lain-lain. Selain itu penggunaan teknologi informasi seperti penggunaan fasilitas hotspot untuk membuat pengunjung nyaman dan merasa betah.
Selain itu, internet
mempermudah dalam hal mempromosikan produk baru kepada konsumennya. Kemudian dalam komunikasi kepada pelanggan dapat memanfaatkan teknologi sistem telekomunikasi melalui telepon, hal ini untuk memudahkan penerimaan pesanan.
Penggunaan
teknologi
untuk
memudahkan
dalam
bertransaksi
pembayaran pun dapat melalui mesin pembayaran non tunai yaitu kartu kredit maupun debit. Penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan pelayanan yang berkualitas serta berpengaruh pada peningkatan penjualan sehingga hal ini menjadi peluang bagi Rahat Cafe 1. 6.2.2 Lingkungan Industri Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan pengaruh kekuatan stakeholder lainnya. a. Ancaman Masuk Pendatang baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Faktor-faktor ancaman masuk pendatang baru yang sering mempengaruhi Rahat Cafe 1 adalah: 1. Skala ekonomi; Hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha diperlukan skala ekonomi yang besar. 2. Diferensiasi produk; Untuk hambatan diferensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran untuk membeli dan mencobanya. 3. Kecukupan modal; Kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama pada modal awal. 4. Akses ke saluran distribusi: Untuk akses ke saluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk, sehingga akses distribusi ke Rahat Cafe 1 160
lancar karena didukung oleh transportasi yang memadai. Hal ini dapat mempermudah Rahat Cafe 1 ke distribusi bahan baku maupun kosumen. b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang sering mempengaruhi Rahat Cafe 1 adalah: 1. Jumlah kompetitor; Persaingan sesama perusahaan dalam industri cafe di kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah cafe pada tahun 2009 yang cukup banyak (Tabel 2). Selain pesaing sejenis, Rahat Cafe 1 juga dihadapi oleh pesaing non sejenis. Cara menanggapi para pesaing dari pihak Rahat Cafe 1 yaitu tetap kreatif, inovatif dan meningkatkan promosi. 2. Karakteristik produk; Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki oleh Rahat Cafe 1 dan cafe lain, yang akan menjadi keunggulannya. 3. Biaya tetap yang besar; Persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. c. Ancaman Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Namun pada Rahat Cafe 1 produk pengganti atau substitusi tidak mengancam produk utamanya. d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat tinggi, karena jumlah alternatif tempat makan/cafe yang tersedia di kota Bogor sangat banyak sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan/cafe yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, Rahat Cafe 1 berusaha untuk mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk melalui inovasi mekanan/minuman sehingga membuat konsumen merasa nyaman, dan tidak bosan dengan menu makanan/minuman yang ada. e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Rahat Cafe 1 sudah mempunyai langganan yang dipercaya untuk memperoleh pasokan bahan bakunya. Pasokan bahan baku ayam berasal dari PT. Al-Fattah di Tajur atau PT. Asia Afrika di Yasmin, Bogor. Sedangkan pasokan 161
bahan baku daging sapi dan daging kambing berasal dari PT. Arbib di Talang, Gedung Badak, Bogor. Selain itu, pemasok di pasar Bogor menyuplai bahan baku beras, sayuran, buah-buahan, bumbu masakan, dan lain-lain. Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi, hal ini membuat Rahat Cafe 1 tidak berganti ke pemasok lain karena sangat menjaga kualitas bahan bakunya. Kriteria yang diberikan oleh Rahat Cafe 1 dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab, harga
lebih
murah,
mempunyai
kualitas
yang
baik,
dan
adanya
kepercayaan/menjanjikan. f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Rahat Cafe 1 bekerjasama dengan stakeholder, yaitu: 1. Serikat kerja; Berupa komunitas (pengusaha muda) dengan adanya pertemuan (metting) untuk membahas masalah bisnis yang bertujuannya untuk memotivasi. 2. Lingkungan masyarakat; Bertujuan untuk kenyamanan dan kelancaran usaha. 3. Kreditor; Berupa bank atau investor. 4. Pemasok; Untuk memperoleh pasokan bahan baku yang berkualitas, harga murah, dan dipercaya. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 13.
162
Tabel 13. Analisis faktor Eksternal Rahat Cafe 1 No. Faktor Eksternal 1. Lingkungan Jauh
2.
Lingkungan Industri
Peluang Ancaman Perubahan gaya hidup Kenaikan harga masyarakat bahan baku Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perkembangan kemajuan teknologi Cukup tersedia angkatan kerja Tingkat persaingan cafe cukup tinggi Kekuatan tawarmenawar konsumen tinggi Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi Hambatan masuk industri cukup tinggi
Sumber: Rahat Cafe 1 (2010)
6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. 6.3.1 Tahap masukan Tahap masukan merupakan tahap memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan yang berasal dari hasil wawancara dengan Manajer Operasional Rahat Cafe 1, Supervisor Rahat Cafe 1 dan data pendukung dari 30 konsumen tersebut akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman yang berasal dari hasil wawancara dengan 163
Manajer Operasional Rahat Cafe 1, pemasok, dan pesaing Rahat cafe 1 tersebut akan disusun kedalam matriks EFE. Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya (David 2006). a. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor
internal
yang
terdapat
pada
perusahaan.
Matriks
IFE
menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari 2 orang yang terdiri dari Manajer Operasional Rahat Cafe 1 dan Supervisor Rahat Cafe 1. Perhitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 14, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 14 faktor sukses kritis yang terdiri dari sepuluh kekuatan dan empat kelemahan. Tabel 14. Hasil Analisis Matriks IFE Rahat Cafe 1 Faktor Internal 1. Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy & Diet Foods” 2. Inovasi produk 3. Mutu/kualitas produk terjaga 4. Lokasi cafe yang cukup strategis 5. Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 6. Promosi cukup dilakukan 7. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen 8. Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order 9. Layanan telkom hotspot 10. Penyampaian jasa efektif 11. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 12. Desain ruangan cafe kurang menarik 13. Area parkir kurang memadai 14. Tenaga kerja tidak terspesialisasi Total
Bobot 0.086
Rating 4
Skor 0.344
0.068 0.044 0.059 0.095
4 4 3 3
0.272 0.176 0.177 0.285
0.050 0.060
3 3
0.150 0.180
0.083
3
0.249
0.086 0.077 0.104 0.055 0.075 0.053 1.000
3 3 3 2 2 3 43
0.258 0.231 0.312 0.110 0.150 0.159 3.053 164
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 14 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy & Diet Foods”, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.344, sedangkan kelemahan utama adalah desain ruangan cafe kurang menarik dengan nilai tertimbang sebesar 0.110. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 14, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 3.053. Hal ini menunjukkan bahwa Rahat Cafe 1 memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan sangat baik. b. Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari 3 orang yang terdiri dari Manajer Operasional Rahat Cafe 1, pemasok (PT. Al-Fattah) dan pesaing Rahat Cafe 1 yaitu Kebun Kita. Perhitungan kuesioner ini diambil dengan cara modus dari ketiga responden. Tabel 15, menunjukkan matriks EFE yang menganalisis 10 faktor sukses kritis yang terdiri dari lima peluang dan lima ancaman. Tabel 15. Hasil Analisis Matriks EFE Rahat Cafe 1 Faktor Eksternal 1. Perubahan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Perkembangan kemajuan teknologi 5. Cukup tersedia angkatan kerja 6. Tingkat persaingan cafe cukup tinggi 7. Kenaikan harga bahan baku 8. Kekuatan tawar-menawar konsumen Tinggi 9. Kekuatan tawar-menawar pemasok Tinggi 10. Hambatan masuk industri cukup tinggi Total
Bobot 0.128 0.115 0.103
Rating 4 4 4
Skor 0.512 0.460 0.412
0.091 0.094 0.092 0.078 0.155
3 3 1 2 2
0.273 0.283 0.092 0.156 0.310
0.106
3
0.318
0.089 1.000
3 29
0.267 3.083 165
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 15 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.512. sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan cafe cukup tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.092. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 3.083. Hal ini menunjukkan bahwa Rahat Cafe 1 memiliki posisi eksternal yang kuat karena telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. 6.3.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Theart). a. Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot skor sebesar 3.053 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 3.083. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.
166
Skor Total IFE Kuat 3,0-4,0 4,0
Skor Total EFE
Tinggi
Rata-rata 2,0-2,99 3,0
Lemah 1,0-1,99 2,0
1,0
I
3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99
II
III
IV
V
VI
Rendah 1,0-1,99
VII
VIII
IX
Gambar 6. Hasil Analisis Matriks IE Rahat Cafe 1
Rahat Cafe 1 dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Growth and Build (tumbuh dan berkembang). Hal ini dapat dilihat bahwa bobot skor IFE dan EFE berada pada titik kuat dan tinggi yaitu berada pada angka 3,0-4,0. Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan berupa strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan promosi yang lebih baik. Meskipun Rahat Cafe 1 sudah cukup melakukan promosi, namun promosi yang lebih gencar dan berkesinambungan perlu dilakukan kembali, karena hal ini dilakukan untuk mengantisipasi ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu. Promosi tersebut bukan hanya melalui mulut ke mulut saja (door to door) tetapi juga meningkatkan promosi lewat brosur, leaflet, media cetak dan elektronik, baik di sekitar Rahat Cafe 1 maupun di luar wilayah Rahat Cafe 1, selain itu membuat informasi website secara jelas dengan lebih mendiskripsikan Rahat Cafe 1 dan menunjukkan menu-menu yang lengkap beserta dengan harganya, dan tidak hanya menunjukkan menu unggulan saja.
167
Pengembangan pasar termasuk strategi untuk memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah Bogor lainnya, contoh: membuka cabang di luar daerah Rahat Cafe 1 (jalan Malabar). Sedangkan pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman sehingga tidak terjadi perubahan rasa makanan dan minuman setiap harinya serta menciptakan produk dan menambah menu masakan lain sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap menu masakan lain di Rahat Cafe 1. selain itu dengan mempertahankan keberadaan paket menu (jika perlu) dan harga khusus yang harganya terjangkau. Pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dengan harga ”bagus”. b. Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternatif stratgei yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 16. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu: 1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan, baik kualitas produk dan pelayanan yang menjadi kekuatan bagi Rahat Cafe 1 untuk memperluas pangsa pasarnya. Selain itu, pemasaran yang dilakukan Rahat Cafe 1 seperti strategi harga khusus untuk pelajar, menu serba Rp 10.000 dan promosi agar konsumen mengetahui informasi produk, harga maupun jasa yang ada di Rahat Cafe 1. Keseluruhan strategi ini didukung oleh oleh pesatnya perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pesatnya 168
pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat serta perkembangan kemajuan teknologi. 2. Meningkatkan kualitas produk melalui kepastian bahan baku, proses pemasakan dan pengolahan, serta peningkatan cara penyajian. Hal tersebut dilakukan agar bahan baku tetap terjaga terutama pada makanan sehat dan makanan diet. Selain itu untuk memastikan kepuasan konsumen.
Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O merupakan strategi yang bertujuan untuk memperkecil
kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluangpeluang perusahaan. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O, yaitu: 1. Mengadakan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manejerial melalui penerapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM muda dalam hal pendidikan berupa pendelegasian yang jelas dan terarah serta memberikan pelatihan dalam mengolah berbagai menu makanan maupun penggunaan teknologi.
Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi S-T merupakan strategi yang bertujuan untuk menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T, yaitu: 1. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat penting, dalam hal ini adalah Rahat Cafe 1 harus memberikan yang terbaik untuk konsumen, baik dari segi kualitas produk maupun pelayannya. Sedangkan menjaga hubungan baik dengan pemasok yaitu pemasok menyediakan kebutuhan barang dan bahan baku yang berkualitas sehingga Rahat Cafe 1pun harus menjaga hubungan baik dengan pemasok agar kualitas bahan baku tetap terjaga dan mampu menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku.
169
Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi W-T merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman. 1. Meningkatkan fasilitas berupa menyediakan area parkir yang memadai dan pembuatan sertifikasi dari BPOM. Strategi dalam menyediakan area parkir yang memadai dilakukan agar memberikan kelengkapan fasilitas yang memadai serta kemudahan bagi konsumen yang memiliki kendaraan, konsumen juga leluasa memilih tempat parkir yang akan dituju, dan konsumen juga akan betah berlama-lama untuk makan di tempat tersebut. Sedangkan dalam pembuatan sertifikasi dari BPOM, adanya kepercayaan informasi, sehingga konsumen akan lebih percaya dengan kualitas produk yang disediakan karena ada jaminan kesehatan dari BPOM. Namun, Rahat Cafe 1 belum memiliki sertifikasi tersebut karena menurutnya tidak semua konsumen melihat hal tersebut melainkan konsumen lebih melihat kualitas makanan yang enak dan bersih walaupun memang dengan adanya sertifikasi dari BPOM yang merupakan nilai lebih bagi usaha atau bisnis makanan sehingga konsumen menjadi lebih aman dan nyaman untuk makan di Rahat Cafe 1.
170
Tabel 16. Hasil Analisis Matriks SWOT Rahat Cafe 1 Kekuatan (S) makanan Faktor Internal 1. Sebagai ”Indonesian Foods, Healthy, and Diet Foods” 2. Inovasi produk 3. Mutu/kualitas produk terjaga 4. Lokasi cafe yang cukup strategis 5. Adanya potongan harga untuk pelajar (b’smartcard) 6. Promosi cukup dilakukan 7. Pelayanan yang baik, ramah, dan sopan terhadap konsumen 8. Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering Faktor Eksternal box, dan delivery order 9. Layanan telkom hotspot 10. Penyampaian jasa efektif Peluang (O) Strategi S-O
Kelemahan (W) 1. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 2. Desain ruangan cafe kurang menarik 3. Area parkir kurang memadai 4. Tenaga kerja tidak terspesialisasi
Strategi W-O
1. Perubahan gaya 1. Meningkatkan pangsa pasar 1. Mengadakan pelatihan hidup masyarakat dengan menambah saluran kepada SDM muda 2. Pertumbuhan jumlah distribusi (seperti membuka untuk meningkatkan penduduk Bogor cabang di sekitar Bogor) dan kualitas manajerial 3. Peningkatan pemasaran melalui penetapan job pendapatan dan daya (S1,S2,S4,S8,S11,O1,O2,O3, description yang jelas beli masyarakat O4,O5) dan terarah 4. Cukup tersedia (W4,O2,O5) 2. Meningkatkan kualitas angkatan kerja produk melalui kepastian 5. Perkembangan bahan baku, proses kemajuan teknologi pemasakan dan pengolahan, serta peningkatan cara penyajian. (S1,S2,S3,O1,O2,O3,O5) Ancaman (T)
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Tingkat persaingan 1. Meningkatkan loyalitas 1. Meningkatkan fasilitas cafe cukup tinggi konsumen dan menjaga berupa penyediaan 2. Kenaikan harga hubungan baik dengan area parkir yang bahan baku pemasok memadai, desain 3. Kekuatan tawar(S1,S2,S5,S6,S7,S9,T1,T3, ruangan cafe yang menawar konsumen T4,T5) lebih menarik dan tinggi pembuatan sertifikasi 4. Kekuatan tawardari BPOM menawar pemasok (W1,W2,W3,T1) tinggi 5. Hambatan masuk industri cukup tinggi
171
6.3.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi terbaik yang akan dijalnkan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Dalam mengajukan saran, penulis menekankan prioritas yang hanya mempunyai nilai tertinggi (prioritas utama). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (seperti membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran (TAS = 7.382). 3. Meningkatkan kualitas produk melalui kepastian bahan baku, proses pemasakan dan pengolahan, serta peningkatan cara penyajian. (TAS = 6.765). c. Mengadakan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (TAS = 7.157). d. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (TAS = 7.337). e. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan area parkir yang memadai, desain ruangan cafe yang lebih menarik dan pembuatan sertifikasi dari BPOM (TAS = 6.923). Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi SO yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (seperti membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran. Strategi ini dilakukan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan internal perusahaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan, baik kualitas produk dan 172
pelayanan yang menjadi kekuatan bagi Rahat Cafe 1 untuk memperluas pangsa pasarnya. Selain itu, pemasaran yang dilakukan Rahat Cafe 1 seperti strategi harga khusus untuk pelajar, menu serba Rp 10.000 dan promosi agar konsumen mengetahui informasi produk, harga maupun jasa yang ada di Rahat Cafe 1. Keseluruhan strategi ini didukung oleh pesatnya perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat serta perkembangan kemajuan teknologi. Strategi dengan nilai TAS terkecil terdapat pada strategi WT yaitu meningkatkan fasilitas berupa penyediaan area parkir yang memadai, desain ruangan cafe yang lebih menarik dan pembuatan sertifikasi dari BPOM. Rahat Cafe 1 belum memiliki tempat parkir yang memadai karena jika dilihat bahwa lokasi cafe tersebut letaknya tepat di pinggir jalan yang ukurannya tidak terlalu luas, sehingga adanya keterbatasan lahan/area parkir. Rahat Cafe 1 belum memiliki desain ruangan yang lebih menarik dibandingkan cafe lain, sehingga diperlukan dekorasi kembali. Sedangkan Rahat Cafe 1 belum memiliki sertifikasi tersebut karena menurutnya tidak semua konsumen melihat hal tersebut melainkan konsumen lebih melihat kualitas makanan yang enak dan bersih. Walaupun memang dengan adanya sertifikasi tersebut merupakan nilai lebih bagi usaha atau bisnis makanan sehingga konsumen menjadi lebih aman dan nyaman untuk makan di Rahat Cafe 1.
173
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan observasi di lapang maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Hasil pengamatan penelitian menunjukkan bahwa Rahat Cafe 1 sudah memiliki dan menjalankan rumusan bauran pemasaran. Berdasarkan kajian atas bauran yang ada dirumuskan strategi pemasaran baru atau marketing mix, yang menjadi hasil penelitian ini. Rumusan strategi pemasaran baru yang dikembangkan dari rumusan yang ada yaitu sebagai berikut: 1. Bauran Produk Strategi produk yang dilakukan Rahat Cafe 1 didasarkan pada konsep makanan Indonesia, berstandar kesehatan tinggi dan makanan diet disertai inovasi
produk
bagi
peningkatan
kualitas
produk.
Strategi
ini
mempertahankan strategi yang ada di Rahat Cafe 1 karena dapat menaikkan omset penjualan setiap tahunnya. 2. Bauran Harga Rahat Cafe 1 memadukan strategi harga dengan strategi promosi berupa adanya potongan harga untuk pelajar sekolah yang memiliki kartu b’smartcard, makan dan minum gratis untuk yang berulang tahun, potongan harga untuk kerabat dari salah satu karyawan Rahat Cafe 1, dan adanya paket hemat dengan harga serba Rp.10.000. Dengan adanya program strategi ini dapat dikatakan cukup berhasil dilihat berdasarkan pengunjung yang datang dan omset penjualan yang meningkat setiap tahunnya. Sehingga strategi ini tetap dijalankan. 3. Bauran Promosi Rahat Cafe 1 mengandalkan promosi melalui iklan, sales promotion dan secara tak langsung worth of mouth (gethok tular, dari mulut ke mulut.). Iklan dijalankan dengan mengandalkan penyebaran brosur yang terdapat kupon diskon 10%, media cetak (iklan dan majalah), media elektronik (televisi dan radio), internet (website dan facebook). Sales promotion dilajalankan melalui potongan harga bagi pelajar yang memiliki kartu 174
b’smartcard, makan dan minum gratis untuk yang berulang tahun, paket hemat dan potongan harga untuk kerabat dari salah satu karyawan Rahat Cafe 1. Untuk saat ini praktek promosi yang paling efektif yang sudah diterapkan oleh Rahat Cafe 1 yaitu menciptakan menu yang unik dan mencoba memanggil suatu media televisi. Pertimbangan dalam melakukan promosi yaitu untuk meningkatkan omset penjualan dan memperkenalkan Rahat Cafe 1 ke masyarakat. 4. Bauran Tempat atau Bauran Distribusi Strategi tempat yang dilakukan oleh Rahat Cafe 1 yaitu dengan pemilihan lokasi outlet yang cermat, sehingga lokasi outlet yang sekarang ada dinilai cukup strategis, Rahat Cafe 1 juga mengandalkan saluran distribusi fisik maupun elektronik dalam proses penyampaiannya produk, khususnya dalam penyampaian produk melalui kombinasi bauran produk dengan pelayanan lunch box, catering box, dan delivery order. Hal ini merupakan strategi tempat yang menjadi kekuatan dari Rahat Cafe 1. 5. Bauran Orang Rahat Cafe 1 menyiapkan karyawan yang ramah, sopan, sabar, bertanggung jawab, mau bekerja keras, disiplin dan respect yang dapat membuat konsumen nyaman, sebagai konsep andalan dalam bauran orang. Hal ini dijalankan melalui penetapan kriteria karyawan yang disampaikan saat rekruitmen. Dalam rekruitmen Rahat Cafe 1 menanyakan kesediaan komitmen calon karyawan akan kriteria dimaksud. Calon yang berkomitmen akan direkrut, sesuai kebutuhan. 6. Bauran Proses Strategi proses yang diterapkan oleh Rahat Cafe 1 adalah peningkatan kinerja layanan karyawan. Didalamnya termasuk pembekalan sikap untuk mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan dari konsumen menyangkut masalah pelayanan, baik secara langsung maupun tak langsung berupa penyediaan kartu saran. Hal ini dilakukan agar cafe dapat memperbaiki kinerjanya secara langsung dan kekuatan bagi Rahat Cafe 1 dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan.
175
7. Bauran Bentuk Fisik Bauran ini direalisasikan melalui penyediaan dan penataan fasilitas Cafe. Yang sudah terealisasi adalah adanya sarana pendukung berupa fasilitas layanan hotspot yang dapat dinikmati secara gratis. Strategi ini yang menjadi kekuatan Rahat Cafe 1 hingga saat ini.
Analisis lingkungan internal pada Rahat Cafe 1 menunjukkan bahwa yang menjadi kekuatan utama adalah citra sebagai penyaji ”Indonesian foods, healthy and diet foods”. Keutamaan tersebut sesuai dengan visi Rahat Cafe 1 yaitu suatu cafe yang menyediakan makanan Indonesia yang memiliki standar kesehatan dan makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Kelemahan utama adalah desain ruangan cafe kurang menarik, meskipun sudah menyediakan layanan hotspot, penataan tempat dinilai masih menjadi kelemahan. Sedangkan analisis eksternal yang menjadi peluang utama adalah perubahan gaya hidup masyarakat. Ancaman utama adalah tingkat persaingan cafe cukup tinggi. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 3.053 dan matriks EFE sebesar 3.083 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel I. Hal ini menunjukkan bahwa Rahat Cafe 1 berada pada posisi Growth and Build (tumbuh dan berkembang). Dalam posisi ini menurut teori, strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Menurut Umar (2008) Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I. Sehingga strategi yang sudah diterapkan Rahat Cafe 1 baik dicontoh oleh bisnis/usaha industri makanan lainnya, karena sudah dianggap berhasil.
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang perlu dilakukan sekarang adalah salah satu strategi SO yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (seperti membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran. Strategi ini dilakukan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan dengan memanfaatkan kekuatankekuatan internal perusahaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan, baik kualitas 176
produk dan pelayanan yang menjadi kekuatan bagi Rahat Cafe 1 untuk memperluas pangsa pasarnya. Selain itu, pemasaran yang dilakukan Rahat Cafe 1 seperti strategi harga khusus untuk pelajar, menu serba Rp 10.000 dan promosi agar konsumen mengetahui informasi produk, harga maupun jasa yang ada di Rahat Cafe 1. Keseluruhan strategi ini didukung oleh pesatnya perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat serta perkembangan kemajuan teknologi. Strategi terbaik tersebut sesuai dengan salah satu misi Rahat Cafe 1 yaitu membuka cabang di sekitar Bogor. 7.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, beberapa saran disampaikan dalam kaitannya dengan penentuan prioritas strategi, hal yang harus diperhatikan dan tetap dijalankan oleh Rahat Cafe 1. Prioritas yang disarankan berdasarkan urutan mulai dari prioritas dengan nilai tertinggi (prioritas utama). Saran tersebut adalah: Utamakan strategi meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi (seperti membuka cabang di sekitar Bogor) dan pemasaran. Di tempat kedua disarankan strategi meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Di tempat ketiga disarankan agar Rahat Cafe 1 mengadakan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial dan melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Di tempat keempat disarankan strategi meningkatkan fasilitas berupa penyediaan area parkir yang memadai, desain ruangan cafe yang lebih menarik dan pembuatan sertifikasi dari BPOM. Di tempat kelima disarankan strategi meningkatkan kualitas produk melalui kepastian bahan baku, proses pemasakan dan pengolahan, serta peningkatan cara penyajian Karena jumlahnya, pelaksanaan prioritas strategi di atas disarankan mengikuti urutan waktu. Urutan pertama dilaksanakan lebih dahulu.
177
DAFTAR PUSTAKA Anggraini D. 2006. Analisis Pendapatan dan Strategi Pemasaran Usaha Warung Tenda Pecel Lele di Sepanjang Jalan Pajajaran Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Basith A. 2008. Konsumsi Makanan Sehat: Telur. http://www.indonesia indonesia.com/f/7235-konsumsi-makanan-sehattelur/. [20 Desember 2010] Bloom PL, Boone LN. 2006. Strategi Pemasaran Produk. Jakarta: Prestasi Pustaka. [BPS] Badan Pusat Statistik Bogor. 2007. Bogor dalam Angka. Bogor: BPS Kota Bogor. Cahyono Bambang T. 1995. Modul Manajemen Pemasaran. Jakarta: Badan Penerbit IPWI (Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia). David FR. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. David FR. 2006. Manajemen Strategis. Jakarta: Prenhallindo. David FR. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat. [DKK] Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor. 2009. Kota Bogor dalam Arsip Data Kepariwisataan. Bogor: DKK Kota Bogor. Goh Sunny TH, Hor KK. 2003. Marketing Wise. Jakarta: BIP (PT. Bhuana Ilmu Komputer) Kelompok Gramedia. Hutabarat LM. 2006. Analisis Bauran Pemasaran Restoran Pizza (Studi Kasus di Pizza Hut, Padjajaran 29, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kinnear, TC and James R. Taylor. 1991. Marketing Research An Applied Approach. Fithh edition. Mc Graw Hill, Inc. USA. Kotler P. 1993. Manajemen Pemasaran. Terjemahan; Jilid 7. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.. Pratiwi M. 2008. Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Rachmina D, Burhanuddin. Penulisan Proposal dan Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manejemen Institut Pertanian Bogor.
178
Rahmadhoni. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ratnasari RD. 2009. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saladin D. 2001. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: LK. Siahaan PE. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sitorus Saud PH. 2010. Analisis Strategi Bauran Pemasaran (Studi Kasus: Liefde Cafe&Restaurant, Bogor). [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Umar H. 2008. Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramed Pustaka Utama. Vembry R. 2009. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Zoe Library, Shop, and Cafe, Depok, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Wheelen TL, Hunger JD. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
179
LAMPIRAN
180
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana sejarah berdirinya Rahat Cafe 1? ............................................................................................................................. .. ............................................................................................................................. .. .............................................................................................................................. . 2. Apa visi, misi, dan tujuan Rahat Cafe 1? ............................................................................................................................. .. ............................................................................................................................. .. ............................................................................................................................... 3. Bagaimana struktur organisasi pada Rahat Cafe 1 dan apa yang menjadi tugas pada tiap bagian? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................. .. ............................................................................................................................... Lingkungan Bisnis, dibagi atas dua lingkungan, yaitu: 1. Lingkungan Internal
(Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!) a. Pendekatan Fungsional 1. Pasar dan Pemasaran 1. Apakah Rahat Cafe 1 dalam hal pasar dan pemasaran, harus memperhatikan hal ini? 1. Pangsa pasar 2. Kegiatan promosi 3. Loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru 4. Pelayanan purna jual 5. Pengendalian distributor Segmentation, Targeting, Positioning Segmentation Berdasarkan apa pengelompokan pembeli di Rahat Cafe 1?......................... Targeting Siapa pembeli potensial menurut Anda? ....................................................... Positioning Citra apa yang ingin diberikan kepada konsumen?........................................ Bauran pemasaran Product 1. Produk/jasa dan fasilitas apa saja yang ada di Rahat Cafe 1?.................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. 2. Produk dan jenis pelayanan apa yang menjadi favorit di Rahat Cafe 1? .................................................................................................................. 3. Produk/jasa mana yang memberikan kontribusi yang paling besar pada keuntungan yang diraih?.......................................................................... 4. Apa saja keinginan konsumen yang perlu dipenuhi pada produk/jasa? .................................................................................................................. 181
.................................................................................................................. 5. Perubahan-perubahan apa yang diperkirakan terjadi terhadap selera, orientasi, dan preferensi konsumen terhadap produk/jasa?......................
.................................................................................................................. .................................................................................................................. 6. Berapa total omzet penjualan tahunan Rahat Cafe pada tiga tahun terakhir?.................................................................................................... .................................................................................................................. Price 1. Bagaimana cara penetapan harga dan berdasarkan apa pihak Rahat Cafe 1 menetapkan harga?...................................................................... .................................................................................................................. .................................................................................................................. 2. Apakah ada potongan harga yang diberikan oleh Rahat Cafe 1?............. .................................................................................................................. 3. Apakah ada konsekuensi yang dihadapi apabila harga jual ditetapkan tinggi, sedang atau rendah?...................................................................... Promotion 1. Melalui promosi apa yang telah dilakukan oleh Rahat Cafe 1?............... .................................................................................................................. .................................................................................................................. 2. Apakah ada cara promosi yang berbeda yang dilakukan Rahat Cafe 1? .................................................................................................................. .................................................................................................................. 3. Apa yang menjadi pertimbangan dalam melakukan promosi tersebut? .................................................................................................................. .................................................................................................................. 4. Bentuk promosi apa yang paling efektif?................................................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. Place and Time 1. Bagaimana cara memasarkan produknya?............................................... .................................................................................................................. .................................................................................................................. 2. Apa yang mejadi alasan Rahat Cafe 1 didirikan dilokasi ini?................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. 3. Apakah lokasi di pinggir jalan mempengaruhi kenyamanan pengunjung?............................................................................................ Process 1. Apakah proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, mana yang paling berpengaruh? 1. keterlambatan 2. birokrasi 3. penyampaian jasa yang tidak efektif. 182
People 1. Kriteria karyawan seperti apa yang dipilih oleh Rahat Cafe 1?............... .................................................................................................................. .................................................................................................................. 2. Apakah karyawan Bapak/Ibu melayani konsumen dengan ramah? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Mengharuskan karyawan ramah terhadap konsumen 2. Lainnya, sebutkan..... Physic Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Contoh: gedung, tanah, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, dan petunjuk yang terlihat lainnya. Apakah setuju? Mengapa?....................................................................................................... 2. Keuangan dan Akuntansi 1. Apakah Rahat Cafe 1 memiliki hubungan yang baik dengan penanam modal dan pemegang saham? 1. Ya 2. Tidak 3. Kegiatan Produksi-Operasi 1. Apakah Rahat Cafe 1 memiliki hubungan yang baik dengan pemasok? 1. Ya 2. Tidak 3.Jika ya, apa alasannya?...................................
4. Sumberdaya Manusia 1. Apakah Rahat Cafe 1 memperhatikan faktor berikut? 1. Manajemen SDM 2. Keterampilan dan motivasi kerja 3. Produktivitas 2. Bentuk motivasi kerja karyawan yang diberikan manajer di Rahat Cafe 1 dapat berupa apa? 1. .................... 2. .................... 3. .................... Lingkungan Eksternal : 1. Lingkungan jauh 2. Lingkungan industri 1. Lingkungan Jauh (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!) 183
a. Faktor Politik 1. Apakah terdapat Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan? Jika ada, sebutkan: 1. ……………… 2. ……………… 3. ……………… 2. Apakah terdapat peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja? Jika ada, sebutkan: 1. ……………… 2. ……………… 3. ……………… 3. Apakah masih berlaku sistem perpajakan? 1. Ya 2. Tidak 3. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? ....................
b. Faktor Ekonomi 1. Bagaimana siklus bisnis yang dilakukan oleh Rahat Cafe 1?................................ ............................................................................................................................. .. ............................................................................................................................. .. 2. Apakah Rahat Cafe 1 berpengaruh terhadap inflasi, suku bunga, dan investasi? 1. Ya 2. Tidak 3. Jika ya, sebutkan alasan Bapak/Ibu?................... 4. Siapakah yang berperan dalam penetapan harga produk?..................................... 5. Apakah produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi sudah maju?............... 6. Bagaimana kriteria tenaga kerja di Rahat Cafe 1? Sebutkan: 1. .................... 2. .................... 3. .................... c. Faktor Sosial 1. Faktor sosial yang ada di Rahat Cafe 1, biasanya terdiri dari aspek mana saja? Sebutkan: 1. Sikap 2. Gaya hidup 3. Adat istiadat 4. Ketiganya d. Faktor Teknologi 1. Apakah dengan teknologi yang sudah ada, dapat mempengaruhi kinerja Rahat Cafe 1? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya? ......................... 184
3. Apakah ada waktu keusangan teknologi kemudian mengharuskan diganti dengan yang baru? 1. Ya 2. Tidak 4. Biasanya teknologi berupa apa?............................................................................. 5. Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi?.................................................. .................................................................................................................... .......... 2. Lingkungan Industri a. Ancaman Masuk Pendatang Baru 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Rahat Cafe 1? Skala Ekonomi Diferensiasi produk Kecukupan modal Akses ke saluran distribusi Peraturan pemerintah b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Rahat Cafe 1? Jumlah kompetitor Tingkat pertumbuhan industri Karakteristik produk Biaya tetap yang besar Kapasitas Hambatan keluar 2. a. Menurut Anda, siapa pesaing utama Rahat Cafe 1 dan apa yang menjadi keunggulan tempat tersebut?....................................................................... b. Bagaimana pihak Rahat Cafe 1 menanggapi para pesaing tersebut?.......... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... c. Ancaman Produk Pengganti 1. Apakah produk pengganti atau substitusi mengancam produk utama? 1. Ya 2. Tidak 2. Produk pengganti apa yang menjadi pesaing bisnis Anda?............................. ......................................................................................................................... 3. Apakah ada pengaruhnya bagi penjualan pada bisnis Anda?.......................... d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli 1. Apakah Rahat Cafe 1 melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan Rahat Cafe 1? 1.Ya 2. Tidak 185
3. Bagaimana pengaruh yang diberikan pembeli dalam proses tawar-menawar? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok 1. Apakah kekuatan tawar-menawar pemasok dalam hal menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau servis mempengaruhi Rahat Cafe 1? 1.Ya 2.Tidak 2. Bagaimana pengaruh pemasok bagi bisnis ini?............................................... 3. Kriteria apa yang diberikan oleh Rahat Cafe 1 dalam memilih pemasok? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................ f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya 1. Apakah Rahat Cafe 1 bekerjasama dengan stakeholder? 1.Ya 2. Tidak 2. Apa saja stakeholder yang dimaksud? Sebutkan..... 1. Pemerintah 2. Serikat pekerja 3. Lingkungan masyarakat 4. Kreditor 5. Pemasok 6. Lainnya, sebutkan..... 3. Apakah terjadi persaingan dengan cafe-cafe lain? 1. Ya 2. Tidak 4.Apa ada pengaruh yang ditimbulkan oleh para stakeholder lain, seperti pemegang saham lainnya, pemerintah, atau pihak yang berpengaruh di lingkungan sekitar lokasi?................................................................................. 1.
2.
3.
4.
Pertanyaan tambahan (Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut Bapak/Ibu benar) Ada berapa jenis makanan yang dijual? 1. ≥ 20 makanan 2. ≤ 20 makanan 3. Lainnya, sebutkan..... Biasanya konsumen lebih menyukai makanan apa? 1. Indonesian foods 2. Healthy foods 3. Diet foods Biasanya bahan baku dibeli darimana? 1. Pasar tradisional 2. Langganan Rahat Cafe 1 3. Lainnya, sebutkan..... Apakah Rahat Cafe 1 memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku? 1. Ya 186
2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Harga lebih murah 2. Lainnya, sebutkan..... Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Semua pasar sama 2. Lainnya, sebutkan..... 5. Apakah Rahat Cafe 1 memiliki sertifikasi halal dari MUI? 1. Ya 2. Tidak Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Pengurusan sertifikasi halal dari MUI lama 2. Lainnya, sebutkan..... 6. Apakah ada layanan pesan antar untuk lokasi di luar Rahat Cafe 1? 1. Ya 2. Tidak Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Tidak ada kendaraan 2. Lainnya, sebutkan..... 7. Berapa jumlah karyawan yang ada di Rahat Cafe 1? 8. Setiap hari apa Rahat Cafe 1 banyak dipenuhi pengunjung? 1. Sabtu – Minggu 2. Senin – Jumat 3. Lainnya, sebutkan..... 9. Apakah Rahat Cafe 1 merasa bersaing dengan cafe-cafe lain di kota Bogor? 1. Ya 2. Tidak Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Setiap cafe memiliki pelanggan masing-masing 2. Letaknya berjauhan dengan cafe-cafe yang lain, jadi tidak masalah. 3. Lainnya, sebutkan..... 10. Apakah bila terjadi kenaikan bahan baku, harga semua menu naik? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Harga bahan baku naik, harga makanan juga naik 2. Lainnya, sebutkan..... 11. Apakah Rahat Cafe 1 merasa bersaing dengan restoran besar? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Orang lebih memilih restoran 2. Makanannya nanti kurang laku 3. Lainnya, sebutkan..... Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Selalu ada pelanggan yang lebih menyukai makanan cafe daripada restoran 2. Lainnya, sebutkan..... 187
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian di Rahat Cafe 1, Bogor IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur Anda
: ….. tahun
2. Jenis Kelamin a. Laki-laki
: b. perempuan
3. Pendidikan terakhir Anda : a. SD c. SMA b. SMP d. Sarjana 4. Pekerjaan Anda a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta
e. lain-lain …..
c. Wiraswasta d. Pelajar/ Mahasiswa
e. lain-lain …..
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor”, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuesioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisinya dengan jujur, benar, serta akurat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
akan
dijamin
kerahasiaannya.
Atas
perhatian
dan
kerjasama
Bapak/Ibu/Saudara, peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti Mayang Dewi Apriatni H34086054
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 188
Tata Cara Pengisian 1. Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut pendapat Anda 2. Apabila diminta alasan dalam memilih jawaban Anda, maka tuliskan alasan Anda dengan jelas dan lengkap 3. Jawaban Anda akan dijamin kerahasiaannya
Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat Anda sebagai konsumen Rahat Cafe 1, Bogor. Mohon tunjukkan pendapat Anda dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dari pilihan yang tersedia: Angka 1 = Tidak Setuju (TS) Angka 2 = Kurang Setuju (KS) Angka 3 = Setuju (S) Angka 4 = Sangat Setuju (SS)
A. Variabel Produk
5.
TS
KS
S
SS
1. Rasa memuaskan
1
2
3
4
2. Bentuk/ Penampilan produk menarik
1
2
3
4
3. Produk higienis
1
2
3
4
4. Variasi jenis produk perlu ditambah lagi
1
2
3
4
5. Perlu menciptakan produk-produk baru
1
2
3
4
6. Stok produk kurang
1
2
3
4
7. Mutu/ Kualitas produk tinggi
1
2
3
4
8. Makanan Indonesia paling disukai
1
2
3
4
9. Makanan sehat paling disukai
1
2
3
4
10. Makanan diet paling disukai
1
2
3
4
189
B. Variabel Harga TS
KS
S
SS
1. Harga terjangkau
1
2
3
4
2. Harga sesuai dengan kualitas produk
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
TS
KS
S
SS
1
2
3
4
1
2
3
4
3. Perlu adanya promosi
1
2
3
4
4. Rahat Cafe 1 perlu memasang iklan pada
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
TS
KS
S
SS
1. Lokasi Rahat Cafe 1 strategis
1
2
3
4
2. Tempatnya menarik
1
2
3
4
3. Kebersihan tempat terjaga
1
2
3
4
4. Fasilitas lengkap (kamar mandi, mushola,
1
2
3
4
1
2
3
4
3. Harga
Rahat
Cafe
1
lebih
murah
dibandingkan cafe lain 4. Perlu ada potongan harga
C. Variabel Promosi
1. Slogan Rahat Cafe 1 menarik (“Indonesian food, healthy, & diet foods”) 2. Anda akan merekomendasikan Rahat Cafe 1 ke orang lain
media cetak maupun elektronik 5. Rahat Cafe 1 perlu melakukan pengadaan diskon/potongan harga (khususnya pelajar) 6. Anda butuh informasi terhadap produkproduk Rahat Cafe 1
D. Variabel Distribusi
tempat cuci tangan, dll) 5. Perlu menambah cabang
190
E. Variabel Orang TS
KS
S
SS
1. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan
1
2
3
4
2. Pelayanan di Rahat Cafe 1 kurang jumlahnya
1
2
3
4
TS
KS
S
SS
1. Penyampaian jasa efektif
1
2
3
4
2. Keterlambatan pelayanan
1
2
3
4
3. Birokrasi baik
1
2
3
4
4. Pemrosesan pelayanan produksi memuaskan
1
2
3
4
TS
KS
S
SS
1. Memberikan struk harga
1
2
3
4
2. Penting adanya fasilitas layanan telkom
1
2
3
4
F. Variabel Proses
G. Variabel Fisik
hotspot
Keterangan: Kuesioner ini sebagai data pendukung untuk menentukan faktor internal (keunggulan dan kelemahan perusahaan), serta sebagai tambahan data dari hasil wawancara dan pengisisan kuesioner oleh Manajer Operasional dan Supervisor Rahat Cafe 1.
191
Lampiran 3. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Rahat Cafe 1 di Bogor 1. KEKUATAN A = Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” B = Inovasi produk C = Mutu/Kualitas produk terjaga D = Lokasi cafe yang cukup strategis E = Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard F = Promosi sulup dilakukan G = Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen H = Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order I = layanan telkom hotspot J = Penyampaian jasa efektif 2. KELEMAHAN K = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM L = Tempat kurang menarik M = Area parkir kurang memadai N = Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi Responden 1: Bapak Dedi Suwardi (Manajer Operasional Rahat Cafe 1) Faktor Strateg i Interna l A B C D E F G H I J K L M N Total
A B C D E F G H I J K L M N Total
3 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 1 2
1 1 3 1 1 2 3 3 3 1 3 1
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1
3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
3 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 2 2
2 2 1 1 3 1 1 2 2 3 1 2 1
2 1 1 1 3 1 1 2 1 3 1 1 2
3 1 1 3 3 1 2 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1
3 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3
3 1 1 1 3 2 2 2 3 3 3 1 1
2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3
33 26 16 21 36 18 22 30 32 27 39 19 26 19 364
Bobot
0.091 0.071 0.044 0.058 0.099 0.049 0.060 0.082 0.088 0.074 0.107 0.052 0.071 0.052 1.000
192
Responden 2: Bapak Firmandi Sugriat (Supervisor Rahat Cafe 1) Faktor Strateg i Interna l A B C D E F G H I J K L M N Total
A B C D E F G H I J K L M N Total
3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2
1 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 2
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2
2 2 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 1
2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2
2 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 2 2
2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 1 2 1
2 1 1 1 3 1 1 2 1 3 1 2 1
2 1 1 2 3 2 2 2 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 2 1 1
3 2 1 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 3 2 2 2 2 3 2 1 1
2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3
30 24 16 22 33 19 22 31 31 29 37 21 29 20 364
Bobot
0.082 0.066 0.044 0.060 0.091 0.052 0.060 0.085 0.085 0.080 0.102 0.058 0.080 0.055 1.000
193
Lampiram 4. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Rahat Cafe 1 di Bogor 1. PELUANG A = Perubahan gaya hidup masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat D = Perkembangan kemajuan teknologi E = Cukup tersedia angkatan kerja 2. ANCAMAN F = Tingkat persaingan cafe cukup tinggi G = Kenaikan harga bahan baku H = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi I = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi J = Hambatan masuk industri cukup tinggi Responden 1: Bapak Dedi Suwardi (Manajer Operasional Rahat Cafe 1) Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J Total
A
1 1 1 2 1 1 1 1 1
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
3
3 2
3 3 1
2 2 1 2
3 2 1 2 1
3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 2 1 1
3 2 1 2 2 1 1 2
3 2 1 2 2 1 1 2 2
26 19 14 18 19 17 9 18 20 20 180
0.144 0.105 0.077 0.100 0.105 0.094 0.050 0.100 0.111 0.111 1.000
2 1 2 2 1 2 2 2
3 3 3 1 3 3 3
2 2 1 2 2 2
3 1 2 2 2
1 3 3 3
3 3 3
2 2
2
Responden 2: Bapak Deni Kurniawan (Bagian Pemasaran PT. Al-Fattah) Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J Total
A
1 1 1 2 1 2 3 3 1
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
3
3 2
3 3 3
2 2 1 3
3 2 3 2 3
2 3 3 3 3 3
1 3 3 1 1 2 1
1 3 3 1 1 2 1 1
3 3 3 3 3 2 1 3 2
21 22 22 16 19 16 12 20 21 11 180
0.117 0.122 0.122 0.089 0.105 0.089 0.067 0.111 0.117 0.061 1.000 194
2 1 2 2 1 1 1 1
1 3 1 1 1 1 1
1 2 1 3 3 1
1 1 3 3 1
1 2 2 2
3 3 1
3 1
2
Responden 3: Bapak Andri Surya (Manajer Operasional Kebun Kita) Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J Total
A
2 2 2 1 2 1 1 1 2
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
2
2 3
2 3 3
3 2 3 2
2 2 2 2 2
3 2 2 1 1 2
3 2 2 2 1 2 3
3 2 2 2 1 2 3 3
2 3 3 2 2 1 2 2 2
22 21 20 15 13 17 21 18 16 17 180
0.122 0.117 0.111 0.083 0.072 0.094 0.117 0.100 0.089 0.094 1.000
1 1 2 2 2 2 2 1
1 1 2 2 2 2 1
2 2 3 2 2 2
2 3 3 3 2
2 2 2 3
1 1 2
1 2
2
195
Lampiran 5. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal pada Rahat Cafe 1 di Bogor Nilai Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Internal 1. Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healty & Diet Foods” 2. Inovasi produk 3. Mutu/kualitas produk terjaga 4. Lokasi cafe yang cukup strategis 5. Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 6. Promosi cukup dilakukan 7. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen 8. Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order 9. Layanan telkom hotspot 10. Penyampaian jasa efektif 11. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 12. Tempat kurang menarik 13. Area parkir kurang memadai 14. Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi
Pakar 1 0.091
Pakar 2 0.082
Rata-rata 0.086
0.071 0.044 0.058 0.099
0.066 0.044 0.060 0.091
0.068 0.044 0.059 0.095
0.049 0.060
0.052 0.060
0.050 0.060
0.082
0.085
0.083
0.088 0.074 0.107 0.052 0.071 0.052
0.085 0.080 0.102 0.058 0.080 0.055
0.086 0.077 0.104 0.055 0.075 0.053
Pakar 1 4
Pakar 2 4
Rata-rata 4
4 4 3 3
4 4 3 3
4 4 3 3
3 3
3 3
3 3
3
3
3
3 3 3 2 2 3
3 3 3 2 2 3
3 3 3 2 2 3
Nilai Rating Faktor Strategis Internal Faktor Internal Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healty & Diet Foods” 2. Inovasi produk 3. Mutu/kualitas produk terjaga 4. Lokasi cafe yang cukup strategis 5. Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 6. Promosi cukup dilakukan 7. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen 8. Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order 9. Layanan telkom hotspot 10. Penyampaian jasa efektif 11. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 12. Tempat kurang menarik 13. Area parkir kurang memadai 14. Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi 1.
196
Lampiran 6. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal pada Rahat Cafe 1 di Bogor Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal 1. Perubahan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Perkembangan kemajuan teknologi 5. Cukup tersedia angkatan kerja 6. Tingkat persaingan cafe cukup tinggi 7. Kenaikan harga bahan baku 8. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 9. Kekuatan tawar - menawar pemasok tinggi 10.Hambatan masuk industri cukup tinggi
Pakar 1 0.144 0.105 0.077
Pakar 2 0.117 0.122 0.122
Pakar 3 0.122 0.117 0.111
Ratarata 0.128 0.115 0.103
0.100 0.105 0.094 0.050 0.100
0.089 0.105 0.089 0.067 0.111
0.083 0.072 0.094 0.117 0.100
0.091 0.094 0.092 0.078 0.155
0.111
0.117
0.089
0.106
0.111
0.061
0.094
0.089
Pakar 1 4 4 3
Pakar 2 4 4 4
Pakar 3 4 3 4
Ratarata 4 4 4
2 3 1 2 3
3 3 2 2 2
3 4 1 1 2
3 3 1 2 2
3
3
2
3
3
3
2
3
Nilai Rating Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal 1. Perubahan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Perkembangan kemajuan teknologi 5. Cukup tersedia angkatan kerja 6. Tingkat persaingan cafe cukup tinggi 7. Kenaikan harga bahan baku 8. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 9. Kekuatan tawar - menawar pemasok tinggi 10.Hambatan masuk industri cukup tinggi Keterangan: Pakar 1 = Manajer Operasional Rahat Cafe 1 Pakar 2 = Bagian Pemasaran PT. Al-Fattah Pakar 3 = Manajer Operasional Kebun Kita 197
Lampiran 7. Hasil Matriks QSPM Rahat Cafe 1 Faktor Sukses Kritis KEKUATAN Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healty & Diet Foods” Inovasi produk Mutu/kualitas produk terjaga Lokasi cafe yang cukup strategis Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard Promosi cukup dilakukan Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order Layanan telkom hotspot Penyampaian jasa efektif KELEMAHAN Belum memiliki sertifikasi dari BPOM Tempat kurang menarik Area parkir kurang memadai Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi PELUANG Perubahan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perkembangan kemajuan teknologi Cukup tersedia angkatan kerja ANCAMAN Tingkat persaingan cafe cukup tinggi Kenaikan harga bahan baku Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar - menawar pemasok tinggi Hambatan masuk industri tinggi Total
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Strategi 3 AS TAS
Strategi 4 AS TAS
Strategi 5 AS TAS
0.091 0.071 0.044 0.058 0.099
4 4 4 3 4
0.364 0.284 0.176 0.174 0.396
4 4 3 2 4
0.364 0.284 0.132 0.116 0.396
4 3 2 2 4
0.364 0.213 0.088 0.116 0.396
4 4 2 3 4
0.364 0.284 0.088 0.174 0.396
4 4 2 2 3
0.364 0.284 0.176 0.116 0.297
0.049 0.060 0.082
4 3 4
0.196 0.180 0.328
4 2 4
0.196 0.120 0.328
4 4 4
0.196 0.240 0.328
4 4 4
0.196 0.240 0.328
4 2 4
0.196 0.120 0.328
0.088 0.074
4 4
0.352 0.296
3 3
0.264 0.222
3 4
0.264 0.296
4 4
0.352 0.296
4 3
0.352 0.222
0.107 0.052 0.071 0.052
4 3 4 3
0.428 0.156 0.284 0.156
4 4 4 3
0.428 0.208 0.284 0.156
4 4 4 4
0.428 0.208 0.284 0.208
4 2 4 4
0.428 0.104 0.284 0.208
4 4 4 4
0.428 0.208 0.284 0.208
0.144 0.105 0.077 0.100 0.105
4 4 3 4 4
0.576 0.420 0.231 0.400 0.420
3 3 4 4 3
0.432 0.315 0.308 0.400 0.315
3 3 4 4 4
0.432 0.315 0.308 0.400 0.420
4 3 3 4 4
0.576 0.315 0.231 0.400 0.420
3 3 3 4 4
0.432 0.315 0.231 0.400 0.420
0.094 0.050 0.100 0.111 0.111
2 4 4 4 3
0.188 0.200 0.400 0.444 0.333 7.382
4 2 4 3 4
0.376 0.100 0.400 0.333 0.444 6.765
4 2 4 3 4
0.376 0.100 0.400 0.333 0.444 7.157
4 2 4 3 4
0.376 0.100 0.400 0.333 0.444 7.337
4 2 4 3 3
0.376 0.100 0.400 0.333 0.333 6.923
83
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Rahat Cafe 1 di Bogor
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RAHAT CAFE 1 DI BOGOR IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor”, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuesioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti Mayang Dewi Apriatni H34086054
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 84
PENENTUAN BOBOT Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Rahat Cafe 1, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan usaha pemasaran Rahat Cafe 1. Petunjuk Umum: 1.
Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2.
Jawaban merupakan pendapat pribadi dari responden.
3.
Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten.
4.
Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus: 1.
Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam bisnis Rahat Cafe 1. Penentuan bobot merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan.
2.
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang tersedia untuk Rahat Cafe 1 adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
(Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya)
85
1. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal untuk Rahat Cafe 1 Faktor Strateg i A B C D E F G H I J K L M N Total Interna l A B C D E F G H I J K L M N Total
Bobot
Keterangan: 1. Kekuatan A = Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” B = Inovasi produk C = Mutu/Kualitas produk terjaga D = Lokasi cafe yang cukup strategis E = Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard F = Promosi sulup dilakukan G = Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen H = Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order I = layanan telkom hotspot J = Penyampaian jasa efektif 2. Kelemahan K = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM L = Tempat kurang menarik M = Area parkir kurang memadai N = Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi
86
2. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal untuk Rahat Cafe 1 Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
Keterangan: 1. Peluang A = Perubahan gaya hidup masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat D = Perkembangan kemajuan teknologi E = Cukup tersedia angkatan kerja 2. Ancaman F = Tingkat persaingan cafe cukup tinggi G = Kenaikan harga bahan baku H = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi I = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi J = Hambatan masuk industri cukup tinggi
87
PENENTUAN RATING
3. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan)
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kekuatan Perusahaan
Petunjuk Pengisian: a.
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b.
Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat Cafe 1 dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Rahat Cafe 1 sebagai berikut: Faktor Strategis Internal KEKUATAN 1. Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healty and Diet Foods” 2. Inovasi produk 3. Mutu/Kualitas produk yang terjaga 4. Lokasi cafe yang cukup strategis 5. Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 6. Promosi cukup dilakukan 7. Pelayanan yang baik,ramah dan sopan terhadap konsumen 8. Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order 9. Layanan telkom hotspot 10. Penyampaian jasa efektif No
1
Rating 2 3
4
88
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kelemahan Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat Cafe 1 dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki Rahat Cafe 1 sebagai berikut:
No 1. 2. 3. 4.
Faktor Strategis Internal KELEMAHAN Belum memiliki sertifikasi dari BPOM Tempat kurang menarik Area parkir kurang memadai Tenaga kerja tidak terspesialisasi
1
Rating 2 3
4
89
4. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut kurang. Skala 2 = rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut rata-rata. Skala 3 = tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata. Skala 4 = sangat tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut superior.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat Cafe 1 dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor peluang yang dimiliki Rahat Cafe 1 sebagai berikut:
No 1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Strategis Eksternal PELUANG Perubahan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perkembangan kemajuan teknologi Cukup tersedia angkatan kerja
1
Rating 2 3
4
90
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor ancaman usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior. Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut di atas rata rata. Skala 3 =
rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata.
Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat Cafe 1 dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor ancaman yang dimiliki Rahat Cafe 1 sebagai berikut:
No 1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Strategis Eksternal ANCAMAN Tingkat persaingan cafe tinggi Kenaikan harga bahan baku Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Hambatan masuk industri cukup tinggi
Rating 1
2
3
4
91
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN RAHAT CAFE 1 DI BOGOR
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RAHAT CAFE 1 DI BOGOR IDENTITAS RESPONDEN Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan
: : : 1. Laki-laki 2. Perempuan : :
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Rahat Cafe 1 di Bogor”, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuesioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti Mayang Dewi Apriatni H34086054
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 92
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
Tujuan: QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT: Strategi 1 :
Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di sekitar Bogor.
Strategi 2 :
Meningkatkan kualitas produk melalui kepastian bahan baku, proses pemasakan dan pengolahan, serta peningkatan cara penyajian.
Strategi 3 :
Mengadakan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah.
Strategi 4 :
Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok.
Strategi 5 :
Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan area parkir yang memadai, desain ruangan cafe yang lebih menarik dan pembuatan sertifikasi dari BPOM.
Petunjuk Pengisian: Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatankelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”Tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya ”Ya” maka kolom AS diisi dengan:
93
1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3=
Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain.
4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. Matriks QSPM Faktor Sukses Kritis
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
AS
AS
AS
AS
AS
TAS
TAS
TAS
TAS
TAS
Kekuatan - Sebagai
makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” - Inovasi produk - Mutu/Kualitas produk terjaga - Lokasi cafe yang cukup strategis - Adanya potongan harga untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard - Promosi cukup dilakukan - Pelayanan yang baik, ramah dan sopan terhadap konsumen - Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order - layanan telkom hotspot - Penyampaian jasa efektif Kelemahan 94
Belum memiliki sertifikasi dari BPOM - Tempat kurang menarik - Area parkir kurang memadai - Tenaga kerja yang tidak terspesialisasi Peluang - Perubahan gaya hidup masyarakat - Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor - Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat - Perkembangan kemajuan teknologi - Cukup tersedia angkatan kerja Ancaman - Tingkat persaingan cafe cukup tinggi - Kenaikan harga bahan baku - Kekuatan tawarmenawar konsumen tinggi - Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi - Hambatan masuk industri cukup tinggi Total -
95
Lampiran 10. Daftar Menu Makanan Indonesia (Indonesian Foods) Rahat Cafe 1 di Bogor Nama Menu Nasi cobek ayam Nasi timbel ayam komplit Nasi tutug oncom komplit Nasi tutug oncom bebek bakar cabe ijo sambal bajak Nasi ayam bakar jumbo Nasi bebek bakar cabe ijo Nasi ayam kukus Sop buntut rebus Sop iga jumbo Bistik iga bakar hot plate Capcay spesial Udang saus tiram Udang goreng tepung Cumi goreng mentega Cumi goreng saus tiram Sapi lada hitam hot plate Ayam gepuk Ayam lada hitam hot plate Nasi putih Nasi timbel polos Nasi tutug polos Nasi cobek polos Aneka Nasi Goreng: Nasi goreng telur Nasi goreng spesial Nasi goreng seafood Nasi goreng seafood spesial Nasi goreng ayam Nasi goreng ayam spesial Nasi goreng kambing Nasi goreng ikan asin Nasi goreng sapi Nasi goreng sapi spesial Kuetiaw goreng telur Kuetiaw seafood Kuetiaw gembira Aneka omlet: Omelet mix (sosis daging keju) Omelet seafood Es bubur buah vanila/strawberry Es buah salju
Harga (Rp) 17.000 17.500 17.000 24.000 14.000 22.000 15.000 22.000 25.000 30.000 25.000 20.000 20.000 17.500 17.500 25.000 14.000 23.000 3.500 5.000 5.000 5.000 10.000 15.000 17.000 19.000 16.000 18.000 17.000 15.000 16.000 18.000 9.000 14.000 12.000 15.000 15.000 12.000 12.000 96
Susu kedelai Aneka es dan juice + float es krim (Rp.3.000) Es campur Es lemon tea Es capucino Es jeruk Es cokelat Es soda susu Jus alpukat Jus jeruk Jus melon Jus strawberry Jus jambu Minuman panas: Bandrek Kopi susu Roti bakar keju Roti maryam madu Roti maryam keju Roti maryam keju coklat Colenak es krim Colenak cokelat Colenak keju Pisang goreng keju
6.000 10.000 8.000 8.000 7.000 9.000 9.000 10.000 9.000 9.000 12.000 11.000 6.500 6.500 9.000 10.000 11.000 12.000 11.000 11.000 11.000 10.000
Sumber: Rahat Cafe 1 (2010)
97
Lampiran 11. Daftar Menu, Bahan Baku, dan Kandungan Gizi pada Makanan Sehat dan Makanan Diet (Healthy and Diet Foods) Rahat Cafe 1 di Bogor Nama Menu Ayam jumbo protein
Harga (Rp) 23.000
Sate ayam protein
20.000
Sate ayam diet
20.000
Makaroni diet egg
15.000
Tempe bakar Sup kacang merah Spaghetti ayam (sehat)
7.000 13.000 16.000
Roti maryam madu
10.000
Protein (minuman)
mix
13.000
Susu kedelai Bansus (bandrek dan susu)
6.000 8.500
Teh madu jahe
9.000
Healthy juice: Langsing ramping
11.000
Yogi orange bery
14.000
Komposisi/Bahan Baku
Menggunakan dada ayam tanpa kulit Kecap merk tropicana Menggunakan dada ayam tanpa kulit Kecap merk tropicana Menggunakan dada ayam tanpa kulit Minyak zaitun murni 100% Kecap merk tropicana Gandum Putih telur Kacang polong (di kukus) Wortel, dll Tempe Kacang merah Menggunakan dada ayam tanpa kulit Saos: tomat, wortel direbus, minyak wijen Roti Madu murni/madu merk tropicana (sesuai permintaan konsumen) Sereal Putih telur yang direbus Pisang Gula merk tripicana Susu kedelai Jahe Gula merah Pandan Merica Kayu manis Susu Teh hijau Madu murni/madu merk tropicana (sesuai permintaan konsumen) Jahe
Nanas Jeruk nipis Apel Yogurt (susu fermentasi) 98
Apple super
13.000
Avocado banana milk
16.000
Soy belle yoghurt
14.000
Slim and beauty
12.000
Soy strawberry
15.000
Slim melon
14.000
Jus (antioksidan)
anggur
11.000
Jeruk Strawberry Apel Jeruk nipis atau jeruk lemon Alpukat Pisang Susu murni tawar Yogurt (susu fermentasi) Susu kedelai Strawberry Anggur Pepaya Strawberry Susu kedelai Madu murni/madu merk tropicana (sesuai permintaan konsumen) Strawberry Melon Jeruk lemon Jeruk manis peras Anggur
Sumber: Rahat Cafe 1 (2010)
Kandungan Gizi pada Makanan Sehat dan Makanan Diet di Rahat Cafe 1, Bogor: Makanan sehat dan makanan diet Rahat Cafe 1 berasal dari bahan baku yang mempunyai nilai gizi dan manfaat sebagai berikut:
Gula Tropicana Kandungan Lemak Total Protein Karbohidrat Total Gula Natrium (sodium)
Kadar
2 gr
%AKG 0% 0% 1% 0% 0%
99
Kecap Tropicana Kandungan Lemak Total Protein Karbohidrat Total Natrium (sodium)
Kadar
6 gr 50 mg
%AKG 0% 0% 2% 2%
Bahan baku (daging ayam) untuk menu makanan sehat dan makanan diet seperti ayam jumbo protein, sate ayam protein dan sate ayam diet berasal dari PT. Al-Fattah (pemasok), dalam pengolahan khusus menu ini yaitu dengan memilih ayam bagian dada tanpa kulit. Menurut Rahat Cafe 1 daging ayam bagian dada tekstur kadar lemaknya sedikit. Sesuai dengan persepsi dari literatur bahwa dada ayam memiliki lemak lebih sedikit dibanding paha. Ditambah lagi dengan keterangan bahwa paha adalah tempat di mana obatobatan untuk ketahanan ayam disuntikkan. Fakta lain, bagian dada ayam lebih sering digunakan untuk produksi makanan yang menggunakan daging ayam seperti sosis ayam, burger ayam, coctail ayam dan lain sebagainya. Daging paha dianggap lebih liat dan otot yang lebih kuat sehubungan fungsi paha untuk berjalan.2
Minyak Zaitun Minyak zaitun sama dengan minyak kesehatan. Minyak yang kaya komponen gizi ini dapat mempercantik dan melangsingkan tubuh, mencegah kanker, menurunkan kadar gula, serta menangkal osteoporosis. Minyak zaitun juga digunakan untuk memperkuat aroma masakan. Komponen gizinya pun bermanfaat untuk kesehatan.3 Keunggulan kandungan tersebut sesuai dengan makanan diet yang tersedia di Rahat Cafe 1.
2 Darojah S. 2008. Paha Ayam http://koran.republika.co.id/berita/16850/Paha_Ayam_Impor#. [20 Desember 2010]
Impor.
3
Astawan M. 2008. Khasiat Luar Biasa Minyak Zaitun. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybermed%7C0%7C0%7 C6%7C476. [20 Desember 2010]
100
Kandungan zat gizi per 100 gram minyak zaitun Zat gizi Energi (kkal) Kalsium (mg) Besi (mg) Magnesium (mg) Natrium (mg) Vitamin E (mg)
Kadar 884 0,18 0,38 0,01 0,04 12,4
Oleh: Prof. DR. Made Astawan Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Buah-buahan Secara umum, buah-buahan mengandung nilai gizi yang baik. Kandungan gizi buah terdiri dari mineral, vitamin, serat, dan lain-lain. Menu minuman diet Rahat Cafe 1 yang menggunakan bahan baku buah (nanas, jeruk nipis, dan apel) yaitu minuman langsing ramping, ketiga buah tersebut mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat. Apel mengandung vitamin C, walaupun tidak banyak. Sehingga dipadukan dengan jeruk nipis yang mengandung vitamin C tinggi. Sedangkan nanas sebagai pengganti rasa manis (gula) karena nanas mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Menurut Rahat Cafe 1 rasa asam dapat melangsingkan tubuh, kandungan asam pada menu ini merupakan rasa asam alami yang berasal dari buah.
Madu Kandungan gizi utama madu yang terdiri dari senyawa karbohidrat seperti gula fruktosa (41,0%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan dekstrin (1,5%) akan menambah intake energi yang diperlukan oleh balita. Kadar protein dalam madu sendiri relatif kecil, sekitar 2,6%. Tapi kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino non esensial maupun esensial. Jenis vitamin yang terdapat dalam madu juga beraneka ragam Beberapa vitamin yang tercatat ditemukan dalam madu antara lain vitamin B1, vitamin B2, B3, B6, dan vitamin C. Demikian halnya kandungan mineralnya yang
101
terdiri dari kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur.4
Susu Kedelai Bahan baku susu yang digunakan oleh Rahat Cafe 1 untuk makanan dan minuman sehat serta diet yaitu susu kedelai, karena menurut penelitian susu kedelai mengandung banyak sekali gizi dan manfaat didalamya, selain sebagai pengganti susu sapi, bahkan jauh lebih kaya akan gizi dibandingkan susu sapi, susu kedelai juga dapat dijadikan alternatif terbaik pengganti susu formula
yang
kencenderungan
mengandung
bakteri
jahat
yang
membahayakan kesehatan. Kandungan dan manfaat yang terdapat dalam susu kedelai adalah: protein, lemak nabati, karbohidrat, serat/fiber, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin E, mineral, polisakarida, isoflavon, HDL dan kalsium.
Gandum Kandungan Pati Amilosa Amilopektin Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) Protein
%AKG 72-73 % 25-30 % 70-75 % 1-3 % 8-11 %
Sumber: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor
Putih Telur Rahat Cafe 1 lebih menggunakan putih telur karena beberapa nilai kandungan gizinya lebih tinggi dibandingkan pada kuning telur. Adapun perbedaan kandungan gizi antara putih telur dengan kuning telur, yaitu sebagai berikut:
4
Mommies WR. 2005. Kiat Memilih Madu dan Khasiatnya. http://www.pdffinder.com/Kiat-Memilih-Madu-dan-Khasiatnya.html#. [20 Desember 2010]
102
Kandungan Air Karbohidrat Fosfor
Kadar (setiap 100 gr) Putih telur Kuning telur 87,8 gr 49,4 gr 1 gr 0,7 gr 17 mg 0,2 mg
Sumber: http://www.indonesiaindonesia.com/f/7235-konsumsi-makanan-sehat-telur/
Menurut Prof. Abdul Basith menyimpulkan bahwa dalam 100 gr putih telur mengandung 47 kalori, sementara rata-rata bobot satu putih telur adalah 30 gr.
103
Lampiran 12. Kondisi Rahat Cafe 1 di Bogor
Rahat Cafe 1
Kondisi di tempat makan Rahat Cafe 1
104
Kondisi pengunjung yang sedang makan di Rahat Cafe 1
Kondisi di kasir Rahat Cafe 1
Kondisi di dapur Rahat Cafe 1
Kondisi tempat parkir Rahat Cafe 1
105
Lampiran 13. Gambar Menu Indonesian Foods Rahat Cafe 1
Nasi+Ayam Bakar Jumbo (menu unggulan)
Colenak Cokelat
Es Bubur Strawberry (menu unggulan)
Nasi Timbel Ayam Goreng
Pisang Goreng Keju
Es Bubur Vanilla 106
Lampiran 14. Gambar Menu Healthy and Diet Foods Rahat Cafe 1
Sate Ayam Diet
Slim Melon
Spaghetti Ayam (sehat)
Protein Mix
Soy Belle Yoghurt
107