ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA FRESH MARKET Nurma Septiana 1 dan Enny Noegraheni Hindarwati, SP.,MM.2 Universitas Bina Nusantara Email :
[email protected] ;
[email protected]
ABSTRACT
PT Multi Artha Pratama (Fresh Market) is a company engaged in the management of traditional market building with modern concepts. The purpose of this study was to determine the condition of the strengths and weaknesses (internal), opportunities and threats (external) to the company, and to formulate effective business strategies as a recommendation for the company to compete with its rivals. The method used is descriptive method. Data gathering technique used is by filing with the questionnaires and direct interviews to the company. The data were collected and analyzed using matrix EFE matrix IFE, CPM matrix at the input stage (input stage), then the phase matching (matching stage) by using the SWOT matrix, IE matrix, the matrix Grand Strategy, and the decision stage (decision stage) using matrix QSPM. From the end results of these studies concluded that there is a product development strategy is the right strategy to be implemented by the company. (NS) Keywords: Analysis, Business Strategy, Management Strategic
ABSTRAK
PT Multi Artha Pratama (Fresh Market) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan gedung pasar tradisional dengan konsep modern. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kekuatan dan kelemahan (Internal), peluang dan ancaman (eksternal) pada perusahaan, dan untuk merumuskan strategi bisnis yang efektif sebagai rekomendasi bagi perusahaan agar mampu bersaing dengan para pesaingnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan pengajuan kuesioner dan dengan melakukan wawancara langsung kepada pihak perusahaan. Data-data yang dikumpulkan kemudian di analisis dengan menggunakan matriks EFE, matriks IFE, matriks CPM pada tahap masukan (input stage), lalu pada tahap pencocokan (matching stage) dengan menggunakan matriks SWOT, matriks IE, matriks Grand Strategy, dan pada tahap keputusan (decision stage) menggunakan matriks QSPM. Dari hasil akhir penelitian tersebut terdapat kesimpulan bahwa strategi pengembangan produk adalah strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. (NS) Kata Kunci : Analisis, Strategi Bisnis, Manajemen Strategik
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pasar Fresh Market, merupakan salah satu contoh pasar yang menyediakan pasar tradisional yang berkonsep modern. Pasar ini dilengkapi fasilitas yang berfungsi dengan baik, seperti 12 eskalator dan 2 lift penumpang/barang, lahan parkir yang luas, food court, serta fasilitas penunjang lainnya, yang diperuntukkan untuk kenyamanan pengunjung. Pasar Fresh Market dianggap pasar tradisional yang berkonsep modern terbaik yang dimiliki kawasan Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk Boulevard. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam Fresh Market, akan ditemukan penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu pendukung yang paling penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana petugas pasar menggunakan outsourcing, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, dan petugas keamanan. Dan semua petugas pasar tersebut mempunyai kerja sama yang baik kepada pengelola. Dalam data Laporan Optimalisasi Lahan dari Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) diperlihatkan bahwa tingkat optimalisasi lahan pada tahun 2010 hingga saat ini sebagai berikut : Tabel 1.1 Laporan Optimalisasi Lahan TOTAL UNIT KETERANGAN
Fresh Market PIK
Terjual / Tersewa
Kios
Toko Pasar
Lapak
Kios
Toko Pasar
Lapak
699
26
194
580
26
170
Rata-rata Buka Perbulan Toko Kios Lapak Pasar 416
26
170
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa saat ini Fresh Market cukup mengalami peningkatan, dapat dilihat sudah 88,1% kios yang terjual tetapi hanya 83,6% pembeli kios yang membuka kiosnya, dari semua kios yang sudah terjual, dari toko pasar yang dimiliki Fresh Market sudah 100% toko pasar yang terjual dan dari seluruh toko pasar yang terjual semua pembeli toko pasar membuka tokonya, dari lapak yang tersedia di Fresh Market dapat dilihat sudah 97,6% lapak yang tersewa dan semua penyewa lapak menggunakan lapaknya untuk berdagang. Namun untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan penjualan/penyewaan kios, toko pasar dan lapak, serta meningkatkan minat pembeli kios untuk membuka kiosnya, Fresh Market harus mempunyai strategi bisnis yang tepat untuk dijalankan, karena dari awal berdirinya hingga pada saat ini Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) belum memiliki manajemen strategi yang tepat, dan strategi yang pernah di lakukan Fresh Market hanya merubah layout lapak pasar agar memudahkan pengunjung/pembeli untuk menemukan barang yang ingin dibeli untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masalah yang sedang dihadapi Fresh Market saat ini ialah kurangnya tenaga kerja di beberapa divisi, tidak adanya pelatihan karwayan Fresh Market dalam menciptakan inovasi serta promosi untuk menarik minat konsumen, dan masalah lainnya yaitu Fresh Market tidak memiliki pendingin ruangan dan Fresh Market tidak memiliki fasilitas penunjang lainnya seperti, smoking area yang diperuntukkan perokok aktif agar tidak merokok di dalam area Fresh Market. Proses pengoperasian perusahaan Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) dipengaruhi oleh faktor intenal dan eksternal, di mana faktor-faktor
tersebut dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan apa yang terjadi di pasar. Yang menjadi faktor internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal perusahaan adalah peluang dan ancaman yang dihadapi perushaan. Untuk mengetahui strategi bisnis apa yang sesuai untuk Fresh Market agar dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualan/penyewaan toko pasar, kios dan lapak serta menarik minat pemilik kios untuk menggunakan kiosnya untuk berjualan, peneliti akan merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang ada di sekitar perusahaan melalui tahap perumusan strategi yaitu, tahap input yang meliputi, IFE (Internal Factors Evaluation), EFE (External Factors Evaluation), dan CPM (Competitive Profile Matrix), tahap pencocokan yang meliputi, Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Oportunities, Threats), Matriks IE (Internal-Eksternal), Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix), dan tahap keputusan yang meliputi, Matriks QSPM (Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif). Pada penelitian ini penulis akan melakukan studi analisis strategi bisnis pada Fresh Market (PT Multi Artha Pratama). Berdasarkan penjelasan di atas untuk menganalisis strategi yang tepat dan dapat diterapkan oleh Fresh Market (PT Multi Artha Pratama), maka penulis memberi judul penelitian ini “Analisis Strategi Bisnis pada Fresh Market” 1.1
1.2
Formulasi Masalah 1.
Bagaimana kondisi faktor internal Fresh Market?
2.
Bagaimana kondisi faktor eksternal Fresh Market?
3.
Apa rekomendasi strategi yang efektif untuk Fresh Market agar dapat menghadapi persaingan?
Ruang Lingkup Subjek penelitian adalah perusahaan pasar tradisional yang berkonsep modern yaitu Fresh Market (PT
Multi Artha Pratama) yang terletak di jalan Pantai Indah Kapuk Boulevard, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Penelitian ini berfokus pada faktor internal dan eksternal perusahaan yang kemudian faktor tersebut akan diolah menjadi strategi yang tepat untuk Fresh Market (PT Multi Artha Pratama). Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2013 sampai dengan bulan Januari 2014. 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1.
Untuk mengetahui kondisi faktor internal Fresh Market (PT Multi Artha Pratama)
2.
Untuk mengetahui kondisi faktor eksternal Fresh Market (PT Multi Artha Pratama)
3.
Untuk memberikan rekomendasi strategi yang tepat untuk Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) agar dapat menghadapi persaingan.
KAJIAN PUSTAKA Menurut David (2011) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Menurut Siagian (2007) “Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Strategi – strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan menurut David (2004) adalah: 1.
Strategi Integrasi
a.
Integrasi ke Depan (Forward Integration) Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak perusahaan manufaktur (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi kedepan dengan cara mendirikan situs Web untuk menjual produk – produk mereka secara langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan gejolak di sejumlah industri.
b.
Integrasike Belakang (Backward Integration) Integrasi kebelakang adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan control terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.
c.
Integrasi Horizontal (Horizontal Integration) Integrasi Horizontal adalah strategi mencoba memiliki atau meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Salah satu tren yang paling penting dalam manajemen strategis dewasa ini adalah banyaknya pengguna integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan.
2.
Strategi Intensif a.
Penetrasi Pasar (Market Penetration) Strategi penetrasi pasar (market penetration) berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan strategi lainnya. Strategi penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan upaya publisitas.
b.
Pengembangan Pasar (Market Development) Pengembangan pasar (market development) terdiri dari upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru.
c.
Pengembangan Produk (Product Development) Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.
3.
Strategi Diversifikasi a.
Diversifikasi Konsentris Strategi diversifikasi konsentris biasanya dilakukan dengan menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait.
b.
Diversifikasi Horizontal Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut Diversifikasi Horisontal (horizontal diversification). Risiko strategi ini tidak sebesar di versifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan yang sudah ada.
c.
Diversifikasi Konglomerat
Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait disebut di versifikasi konglomerat (conglomerate diversification). Strategi ini dilakukan dengan cara mengakui sisi perusahaan lain yang memiliki lineofbusiness yang sama sekali berbeda. 4.
Strategi Defensif a.
Rasionalisasi Biaya (Retrenchment) Rasionalisasi biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan asset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turn - around) atau reorganisasi (reorganization), rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.
b.
Divestasi (Divestiture) Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi (divestiture). Divestasi sering di gunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investigasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalubesar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.
c.
Likuidasi (Liquidation) Likuidasi adalah menjual semua asset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilainya taaset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dana kibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.
METODOLOGI PENELITIAN Metode analisis yang digunakan dalam penelitian mengenai strategi bisnis pada Fresh Market ini adalah Strategi Bisnis yang Efektif pada Fresh Market (PT Multi Artha Pratama). Analisis Strategi Bisnis yang Efektif pada Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal untuk dapat merumuskan strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta dapat meminimalkan kelemahan dan menghidari ancaman dari lingkungannya. Tahap 1 :
merupakan tahap input yang berisi informasi yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Terdiri atas Matriks Evaluasi faktor Eksternal (External Factor Evaluation), Matriks Evaluasi faktor Internal (Internal Factor Evaluation), dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profil Matrix).
Tahap 2 :
yaitu tahap pencocokan, berfokus untuk menciptakan strategin alternatif yang cocok dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal utama. Terdiri dari Strenghts-WeaknessesOpurtunities-Threats (SWOT), Internal-Eksternal Matrix, dan Grand Strategy Matrix.
Tahap 3 : merupakan tahap keputusan yang hanya melibatkan satu matriks yaitu Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM).
HASIL DAN BAHASAN Matriks Internal Factor Evaluation Skor t
Bobot
Peri
Faktor Internal Utama
ngka
Tabel 1 Matriks IFE Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) (bobot x peringkat)
Kekuatan (S1) Fresh Market merupakan pasar modern yang memiliki fasilitas lengkap
0,025
3
0,075
(S2) Area parkir yang luas
0,016
3
0,048
(S3) Berada di lingkungan High Class di Pantai Indah Kapuk
0,042
3
0,126
0,081
4
0,324
0,054
3
0,162
0,088
4
0,352
(S7) Kebersihan yang terjamin saat berbelanja di Fresh Market
0,058
4
0,232
(S8) Memberikan keamanan yang terjamin di area Fresh Market
0,089
4
0,356
0,086
4
0,344
0,059
2
0,118
0,048
2
0,096
0,033
2
0,066
0,085
2
0,17
0,048
2
0,096
0,026
2
0,052
0,077
1
0,077
0,083
1
0,083
(S4) Para pedagang di Fresh Market selalu memberikan produk yang berkualitas baik dan juga fresh (S5) Memiliki karyawan yang jujur dan bertanggung jawab (S6) Memberikan kenyamanan (penataan lapak kering dan lapak basah yang terstruktur baik) saat berbelanja di Fresh Market
(S9) Adanya berbagai event-event (kegiatan) yang dihadirkan, sehingga menjaring pengunjung untuk datang ke Fresh Market Kelemahan (W1) Masih kurangnya tenaga kerja di beberapa divisi (W2) Untuk sementara ini lokasi Fresh Market yang masih jauh dari lalu lalang penduduk Pantai Indah Kapuk (W3) Meningkatnya karyawan yang resign pada tahun 2013 sebanyak 27% (W4) Belum adanya tata udara yang baik (belum ada pendingin ruangan) di dalam area Fresh Market (W5) Inovasi yang pernah dilakukan hanya mengubah layout lapak kering dan lapak basah (W6) Area Fresh Market yang seluas 13.000m3 sudah tidak bisa di perluas atau tidak ada penambahan lapak ataupun kios lagi (W7) Masih banyak kios/toko yang tutup sebesar 28,27% (pembeli kios hanya sekedar membeli/investasi saja, tetapi pembeli kios tersebut tidak menggunakan kios/tokonya untuk berjualan) (W8) Produk-produk yang ditawarkan di Fresh Market, kurang beragam dan lebih mahal dibandingkan harga produk yang ditawarkan di pasar tradisional biasa TOTAL
1,00
2,777
Dari hasil olahan Matriks IFE di atas, dapat dilihat bahwa jumlah nilai faktor internal untuk Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) adalah sebesar 2,777. Nilai yang diperoleh di atas rata-rata 2,50, ini mengindikasikan bahwa Fresh market memiliki posisi internal yang kuat. Matriks Eksternal Factor Evaluation
kat
Faktor Eksternal Utama
Pering
Bobot
Tabel 2 Matriks EFE Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) Skor (bobot x peringkat)
Peluang (O1) Semakin banyaknya perumahan baru yang sedang dibangun di PIK
0,034
4
0,136
0,076
4
0,304
(O3) Fresh Market berada dikawasan yang berkembang
0,053
3
0,159
(O4) Pertumbuhan Ekonomi yang meningkat pada tahun 2013 sebesar 5,82%
0,045
2
0,09
0,122
4
0,488
0,087
4
0,348
berkisar 20% - 45% (O2) Semakin meningkatnya minat untuk membeli
kios/toko karena nilai
investasi kios di PIK yang semakin meningkat sebesar 83%
(O5) Adanya asumsi penduduk di PIK, bahwa harga produk di pasar Fresh Market murah dan terjangkau (O6) Beragamnya peluang usaha atau bisnis yang dapat di buka dan dijalankan di pasar
(O7) Adanya Support dan keyakinan dari para pemegang kepentingan (Agung Sedayu Group) terhadap pembangunan dan keberlangsungan kegiatan Fresh
0,134
3
0,402
0,046
2
0,092
0,075
3
0,225
0,032
1
0,032
(T4) Asumsi masyarakat terhadap suasana pasar yang becek, bau, dan kotor
0,067
2
0,134
(T5) Penduduk PIK yang kurang heterogen
0,034
2
0,068
(T6) Biaya Outsourcing yang naik sebesar 44% / adanya tuntutan UMR
0,06
1
0,06
0,136
3
0,408
Market di PIK Ancaman (T1) Meningkatnya pasar modern di Jakarta sebesar +/- 27%, terutama di daerah PIK (T2) Banyaknya pesaing lain dengan membangun konsep pasar yang lebih menarik (T3) Semakin tidak stabilnya harga produk di pasar, membuat dampak pada penjualan harga serta jumlah pengunjung yang hadir
(T7) Kurang minatnya penduduk High Class yang ingin berbelanja langsung ke pasar TOTAL
1,00
2,946
Dari hasil Matriks EFE di atas, dapat diketahui bahwa jumlah nilai faktor eksternal Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) adalah 2,946. Nilai ini menunjukkan bahwa Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) merespon secara baik peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) sudah mampu memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif dari ancaman yang ada. Matriks CPM Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) Tabel 3 Matriks CPM Fresh Market (PT Multi Artha Pratama)
Kualitas Layanan Penawaran Harga
S k o r
S k o r
Pasar Grisenda P e rin g k a t
Pasar Segar Cengkareng P e rin g k a t
S k o r
P e rin g k a t
B o b o t
Fresh Market Faktor Kunci Keberhasilan
0.098
3
0.294
3
0.294
1
0.098
0.176
4
0.702
2
0.351
2
0.351
Citra Perusahaan
0.088
3
0.265
4
0.353
1
0.088
Pangsa Pasar
0.116
2
0.231
4
0.463
2
0.231
Inovasi
0.052
3
0.156
3
0.156
2
0.104
Iklan
0.092
2
0.184
3
0.276
1
0.092
Penataan Ruang
0.056
3
0.168
3
0.168
2
0.112
Kebersihan
0.086
4
0.343
3
0.257
1
0.086
Keamanan
0.109
3
0.327
2
0.218
2
0.218
Fasilitas
0.128
3
0.383
3
0.383
2
TOTAL
1
3.053
2.919
0.255 1.635
Dari hasil matriks CPM di atas bisa dilihat bahwa posisi Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) sebesar 3,053 dalam persaingan sudah cukup kuat dengan dua pesaing utamanya yaitu Pasar Segar Cengkareng sebesar 2,919 dan Pasar Grisenda sebesar 1,635. Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) mampu bersaing dengan para pesaing utamanya. Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) unggul dalam beberapa hal namun tidak sedikit juga faktor dimana yang belum bisa dikejar oleh Fresh Market (PT Multi Artha Pratama). Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) harus dapat mempertahankan posisinya dalam persaingan dengan lebih mengoptmalkan kinerja agar dapat terus unggul.
Matriks QSPM
Variabel Kekuatan
(S1) Fresh Market merupakan pasar modern yang memiliki fasilitas lengkap (S2) Area parkir yang luas (S3) Berada di lingkungan High Class di Pantai Indah Kapuk
Bobot
Tabel 4 Matriks QSPM Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) Membuka
Pengembangan
cabang baru
Produk
(SWOT)
Penetrasi Pasar (Grand Strategy)
(IE)
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,025
4
0,1
3
0,075
2
0,05
0,016
-
-
3
0,048
2
0,032
0,042
-
-
2
0,084
3
0,126
0,081
-
-
4
0,324
3
0,243
0,054
3
0,162
2
0,108
1
0,054
0,088
3
0,264
2
0,176
4
0,352
0,058
3
0,174
2
0,116
-
-
0,089
3
0,267
2
0,178
-
-
0,086
3
0,258
2
0,172
4
0,344
(S4) Para pedagang di Fresh Market selalu memberikan produk yang berkualitas baik dan juga fresh (S5) Memiliki karyawan yang jujur dan bertanggung jawab (S6) Memberikan kenyamanan (penataan lapak kering dan lapak basah yang terstruktur baik) saat berbelanja di Fresh Market (S7) Kebersihan yang terjamin saat berbelanja di Fresh Market (S8) Memberikan keamanan yang terjamin di area Fresh Market (S9) Adanya berbagai event-event (kegiatan) yang dihadirkan, sehingga menjaring pengunjung untuk datang ke Fresh Market Variabel Kelemahan (W1) Masih kurangnya tenaga kerja di beberapa divisi
0,059
-
-
4
0,236
-
0,048
4
0,192
-
-
4
0,192
0,033
-
-
4
0,132
-
-
0,085
-
-
4
0,34
-
-
0,048
-
-
-
-
-
0,026
4
2
0,052
-
-
(W2) Untuk sementara ini lokasi Fresh Market yang masih jauh dari lalu lalang penduduk Pantai Indah Kapuk (W3) Meningkatnya karyawan yang resign pada tahun 2013 sebanyak 27% (W4) Belum adanya tata udara yang baik (belum ada pendingin ruangan) di dalam area Fresh Market (W5) Inovasi yang pernah dilakukan hanya mengubah layout lapak kering dan lapak basah (W6) Area Fresh Market yang seluas 13.000m3 sudah tidak bisa di perluas atau tidak ada penambahan lapak ataupun kios lagi
0,104
(W7) Masih banyak kios/toko yang tutup sebesar 28,27% (pembeli kios hanya sekedar membeli/investasi saja, tetapi
0,077
3
0,231
2
0,154
4
0,308
0,083
3
0,249
4
0,332
1
0,083
0,034
-
-
3
0,102
4
0,136
0,076
2
0,152
3
0,228
4
0,304
0,053
2
0,106
3
0,159
4
0,212
0,045
4
0,18
2
0,09
3
0,135
0,122
-
-
3
0,366
4
0,488
0,087
4
0,348
2
0,174
3
0,261
0,134
4
0,536
2
0,268
3
0,402
0,046
4
0,184
2
0,092
3
0,138
0,075
2
0,15
4
0,3
3
0,225
0,032
-
-
4
0,128
3
0,096
0,067
-
-
3
0,201
4
0,268
0,034
2
0,068
-
-
-
-
0,06
-
-
-
-
-
-
pembeli kios tersebut tidak menggunakan kios/tokonya untuk berjualan) (W8) Produk-produk yang ditawarkan di Fresh Market, kurang beragam dan lebih mahal dibandingkan harga produk yang ditawarkan di pasar tradisional biasa Total
1,00
Variabel Peluang (O1) Semakin banyaknya perumahan baru yang sedang dibangun di PIK berkisar 20% - 45% (O2) Semakin meningkatnya minat untuk membeli
kios/toko karena nilai investasi
kios di PIK yang semakin meningkat sebesar 83% (O3) Fresh Market berada dikawasan yang berkembang (O4) Pertumbuhan Ekonomi yang meningkat pada tahun 2013 sebesar 5,82% (O5) Adanya asumsi penduduk di PIK, bahwa harga produk di pasar Fresh Market murah dan terjangkau (O6) Beragamnya peluang usaha atau bisnis yang dapat di buka dan dijalankan di pasar (O7) Adanya Support dan keyakinan dari para pemegang kepentingan (Agung Sedayu Group) terhadap pembangunan dan keberlangsungan kegiatan Fresh Market di PIK Variabel Ancaman (T1) Meningkatnya pasar modern di Jakarta sebesar +/- 27%, terutama di daerah PIK (T2) Banyaknya pesaing lain dengan membangun konsep pasar yang lebih menarik (T3) Semakin tidak stabilnya harga produk di pasar, membuat dampak pada penjualan harga serta jumlah pengunjung yang hadir (T4) Asumsi masyarakat terhadap suasana pasar yang becek, bau, dan kotor (T5) Penduduk PIK yang kurang heterogen (T6) Biaya Outsourcing yang naik sebesar 44% / adanya tuntutan UMR
(T7) Kurang minatnya penduduk High Class yang ingin berbelanja langsung ke
0,136
2
0,272
4
0,544
3
0,408
pasar Total
1,00
3,997
5,179
4,857
Dari hasil perhitungan matriks QSPM, strategi pengembangan produk memiliki angka daya tarik yang paling tinggi yaitu 5,179, kemudian diikuti dengan strategi penetrasi pasar dengan total nilai 4,857, dan yang paling rendah yaitu strategi pengembangan pasar dengan total nilai 3,997. Total nilai strategi pengembangan produk yang tinggi membuat strategi ini menjadi faktor strategi utama yang harus dijalankan oleh Fresh Market (PT Multi Artha Pratama), sedangkan strategi penetrasi pasar yang berada di urutan kedua, dan pengembangan pasar yang berada di urutan ketiga, dapat menjadi strategi penunjang yang dapat dilakukan Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) karena, strategi tersebut juga strategi efektif dan berguna untuk dijalankan Fresh Market (PT Multi Artha Pratama).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Dapat diketahui bahwa faktor internal Fresh Market (PT. Multi Artha Pratama), adalah: a. Faktor kekuatan internal, ialah: Fresh Market merupakan pasar modern yang memiliki fasilitas lengkap. Area parkir yang luas. Berada di lingkungan High Class di Pantai Indah Kapuk. Para pedagang di Fresh Market selalu memberikan produk yang berkualitas baik dan juga fresh. Memiliki karyawan yang jujur dan bertanggung jawab. Memberikan kenyamanan (penataan lapak kering dan lapak basah yang terstruktur baik saat berbelanja di Fresh Market). Kebersihan yang terjamin saat berbelanja di Fresh Market. Memberikan keamanan yang terjamin di area Fresh Market. Adanya berbagai event-event (kegiatan) yang dihadirkan, sehingga menjaring pengunjung untuk datang ke Fresh Market. b. Faktor kelemahan internal, ialah: Masih kurangnya tenaga kerja di beberapa divisi. Untuk sementara ini lokasi Fresh Market yang masih jauh dari lalu lalang penduduk Pantai Indah Kapuk. Meningkatnya karyawan yang resign pada tahun 2013 sebanyak 27%. Belum adanya tata udara yang baik (belum ada pendingin ruangan) di dalam area Fresh Market. Inovasi yang pernah dilakukan hanya mengubah layout lapak kering dan lapak basah. Area Fresh Market yang seluas 13.000m3 sudah tidak bisa di perluas atau tidak ada penambahan lapak ataupun kios lagi. Masih banyak kios/toko yang tutup sebesar 28,27% (pembeli kios hanya sekedar membeli/investasi saja, tetapi pembeli kios tersebut tidak menggunakan kios/tokonya untuk berjualan). Produk-produk yang ditawarkan di Fresh Market, kurang beragam dan lebih mahal dibandingkan harga produk yang ditawarkan di pasar tradisional biasa.
2.
Dapat diketahui faktor eksternal Fresh Market (PT. Multi Artha Pratama), adalah: a. Faktor peluang eksternal, ialah: Semakin banyaknya perumahan baru yang sedang dibangun di PIK berkisar 20% - 45%. Semakin meningkatnya minat untuk membeli kios/toko karena nilai investasi kios di PIK yang semakin meningkat sebesar 83%. Fresh Market berada dikawasan yang berkembang. Pertumbuhan Ekonomi yang meningkat pada tahun 2013 sebesar 5,82%. Adanya asumsi penduduk di PIK, bahwa harga produk di pasar Fresh Market murah dan terjangkau.
Beragamnya peluang usaha atau bisnis yang dapat di buka dan dijalankan di pasar. Adanya Support dan keyakinan dari para pemegang kepentingan (Agung Sedayu Group) terhadap pembangunan dan keberlangsungan kegiatan Fresh Market di PIK. b. Faktor ancaman eksternal, ialah: Meningkatnya pasar modern di Jakarta sebesar +/- 27%, terutama di daerah PIK. Banyaknya pesaing lain dengan membangun konsep pasar yang lebih menarik. Semakin tidak stabilnya harga produk di pasar, membuat dampak pada penjualan harga serta jumlah pengunjung yang hadir. Asumsi masyarakat terhadap suasana pasar yang becek, bau, dan kotor. Penduduk PIK yang kurang haterogen. Biaya Outsourcing yang naik sebesar 44% / adanya tuntutan UMR. Kurang minatnya penduduk High Class yang ingin berbelanja langsung ke pasar. 2.
Dapat diketahui rekomendasi strategi yang efektif untuk Fresh Market (PT Multi Artha Pratama), ialah strategi pengembangan produk yang dapat diterapkan pada perusahaan dengan melakukan beberapa hal berikut: -
Mempersiapkan program pelatihan tenaga kerja untuk dapat memaksimalkan kinerja dalam mengelola pasar Fresh Market.
-
Meningkatkan kualitas produk (menyediakan pendingin di dalam kios), pelayanan, dan kualitas yang diberikan kepada pelanggan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap Fresh Market dan agar bisa mendapatkan referensi dari pengunjung/pelanggan sehingga Fresh Market bisa lebih dikenal dan mendapatkan pengunjung/pelanggan baru.
-
Meningkatkan kenyamanan pengunjung dengan memasang pendingin ruangan di area Fresh Market.
-
Menambah tenaga kerja untuk dapat memaksimalkan kinerja Fresh Market Menambahkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti penyediaan Wi-Fi, smoking area, dan lainlain
Saran Saran-saran yang diberikan bagi Fresh Market (PT Multi Artha Pratama) adalah sebagai berikut: -
Menambah tenaga kerja untuk dapat memaksimalkan kinerja Fresh Market
-
Mempersiapkan program pelatihan tenaga kerja untuk dapat memaksimalkan kinerja dalam mengelola pasar Fresh Market
-
Meningkatkan kualitas produk (dengan memasang pendingin ruangan di kios-kios pasar), kualitas pelayanan, dan kenyamanan yang diberikan kepada pelanggan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap Fresh Market dan agar bisa mendapatkan referensi dari pengunjung/pelanggan sehingga Fresh Market bisa lebih dikenal dan mendapatkan pengunjung/pelanggan baru.
-
Menambahkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti penyediaan smoking area, Wi-Fi dan lain-lain.
REFERENSI Angga Nugraha and Leo Aldianto, STRATEGIC DEVELOPMENT OF TOP BUAH SEGAR : SWOT AND TOWS MATRIX ANALYSIS School of Business and Management Institut Teknologi Bandung, Indonesia Vol. 1, No. 2, 2012: 101-107 Capps, Charles, and Michael Glissmeyer (2012), Extending the Competitive Profile Matrix Using Internal Factor Evaluation and External Factor Evaluation Matrix Concepts, Journal of Applied Business Research, 28 (5), 1059-1062.
David, Fred R.,(2011), Strategic Manajemen, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta ,(2009), Manajemen Strategis Konsep, Edisi ke-9. Ahli bahasa Kresno Sansu.Indeks,Jakarta Dewanti, Retno. (2008). Kewirausahaan. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media, Jakarta. Hitt, Michael A., R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson. 2011. “Manajemen Industries and Competitors”, New York: Free Press Istijanto, (2009) “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran ”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Musa Hubcis dan Mukhamad Najib. (2008). Manajemen strategik dalam pengembangan daya saing organisasi. Elex Media Komputindo. Pearce, jhon A. dan Robinson Richard B.Jr. (2008), Formulation,Implementation and Control. McGraw Hill, boston.
Strategic
Management
Porter., Michael E, 1980; “Competitive Strategy : Techniques for Analyzing Strategis: Menyongsong Era Persaingan Bebas dan Globalisasi”(terjemahan Armand Hediyanto ) Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, F. (2008). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan Delapan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sekaran, Uma, (2007). Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara: Jakarta Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Medpress. Suryadarma ,dkk, (2007). Laporan Penelitian : Dampak Supermarket Terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia. Lembaga Penelitian SMERU RESEARCH INSTITUTE Yuksel, Ihsan., et al. 2007. Using the Analytic Network Process (ANP) in a SWOT Analysis – A Case Study for a Textile Firm. International Journal of Information Sciences. Vol. 17, p.3364-3382 Sumber lain : Eprints.uny.ac.id (di akses pada tanggal 18 januari 2014) Repository.unhas.ac.id (di akses pada tanggal 21 januari 2014) Repository.usu.ac.id (di akses pada tanggal 18 januari 2014)
RIWAYAT PENULIS
Nurma Septiana lahir di jakarta, pada tanggal 07 September 1992 Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada tahun 2014.