ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA RM. SEDERHANA KM. 57 Bagus Hadinoto Binus University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Iskandar Putong, SE., MM Binus University, Jakarta, Indonesia ABSTRACT The purpose of this research was to determine the condition of internal and external environmental factors, also to formulate a strategic plan that is relatively useful and appropriate for the company in the future. The method used is descriptive case study method, and data collection techniques used is questionnaires and interviews the company. When analyzing internal and external factors have not been mapped, researcher used matrix analysis techniques IFE and EFE and CPM at the inputting stage, and SWOT analysis, IE analysis, and Grand Strategy at the matching stage, and QSPM as a final stage. The final result of this research concludes the best recommendation for the company's business strategy. Keywords: Input Stage, Matching Stage, Decision Stage, QSPM).
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan internal, kondisi faktor lingkungan eksternal serta merumuskan rencana strategis yang relatif berguna dan tepat untuk perusahaan di masa yang akan datang. Metode penelitian adalah metode deskriptif (studi kasus). Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara kepada pihak perusahaan. Penelitian ini menggunanakan teknik analisis matriks IFE, EFE, dan CPM pada tahap input, dan analisis SWOT, matriks IE, dan Grand Strategy pada tahap pencocokan, dan QSPM pada tahap akhir. Hasil akhir penilitian ini menyimpulkan rekomendasi strategi bisnis untuk perusahaan. Kata Kunci: Tahap input, Tahap Pencocokan, Tahap Keputusan, QSPM
PENDAHULUAN Makanan adalah dasar dari segala kebutuhan manusia. Selama masih ada manusia di dunia ini dan selama jumlah manusia terus meningkat, maka kebutuhan akan makanan akan terus meningkat pula. Hal ini yang menjadi dasar dari beberapa pengusaha untuk memulai bisnis rumah makan. Apabila dilihat secara sekilas, bisnis ini terlihat menjanjikan untuk beberapa orang. Karena makanan itu sendiri merupakan sesuatu yang tidak bisa hilang dari kebutuhan semua umat manusia. Dewasa ini, bisnis rumah makan semakin berkembang di Indonesia. Khususnya kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari beragam rumah makan yang dapat dijumpai, mulai dari makanan tradisional hingga makanan barat semua tersedia. Belakangan ini masyarakat mulai berubah selera. Mulai banyak masyarakat yang menggemari makanan barat, hal ini menyebabkan beberapa rumah makan yang menyediakan masakan Nusantara mulai kehilangan
pelanggannya. Namun meski di bisnis kuliner telah banyak pemainnya, bukan berarti bisnis ini tidak prospek untuk dijalankan. Karena itulah, dalam berbisnis kuliner dibutuhkan strategi yang tepat. Pihak pengelola perusahaan harus dengan cepat tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi di lingkungan. Pengendalian perusahaan tidak lagi dapat dilakukan berdasarkan intuisi atau pengalaman saja. Pengetahuan, dan profesionalisme, serta faktor lainnya perlu dipadukan. Penelitian kali ini, penulis mencoba untuk mengambil objek penelitian pada lokasi rest area di km. 57 tol Jakarta – Cikampek. Di lokasi ini, terdapat sejumlah rumah makan yang berkisar sekitar kurang lebih 27 rumah makan. Dari rumah makan ternama hingga rumah makan yang dapat dibilang berskala kecil. Rest area ini juga merupakan salah satu pilihan utama bagi para pengguna jalan tol, sehingga bisa dibilang rest area ini selalu ramai dikunjungi oleh para konsumen. Ini membuat rumah makan yang ada disana bersaing dengan ketat untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak – banyaknya. Itulah mengapa penulis mencoba untuk melakukan analisa mengenai persaingan strategi yang ada di lokasi ini. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah rumah makan Sederhana km. 57, yang merupakan salah satu contoh rumah makan yang menyediakan masakan nusantara. Rumah makan ini merupakan salah satu restaurant terdepan yang berada di lokasi ini dan juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang mendukung kenyamanan para konsumen, seperti: lahan parkir khusus pelanggan, pendingin udara, toilet yang bersih, dan lain-lain. Namun, RM. Sederhana km. 57 memiliki ruang lingkup yang terpaku pada satu area yang terbatas, yaitu rest area km 57 tersebut. Hal ini mengakibatkan suatu ketergantungan terhadap mobilitas jalan Tol Jakarta – Cikampek, dimana merupakan suatu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan manager perusahaan, menyebutkan bahwa hal ini menyebabkan fluktualitas terhadap penjualan perusahaan, dimana adanya perbedaan yang sangat signifikan. Pada periode tertentu seperti saat bulan liburan sekolah dan lebaran, penjualan akan meningkat dengan signifikan. Namun hal ini berbeda pada periode lainnya yang biasanya terjadi ketika bulan – bulan tertentu dimana jarang adanya tanggal merah Perusahaan tentunya ingin agar total penjualan mereka stabil seperti saat musim – musim liburan (penjualan tinggi), untuk itu perusahaan ingin menerapkan strategi baru yang sekiranya dapat membantu mereka untuk mencapai peningkatan dikala periode biasanya penjualan mengalami penurunan. Melihat dari kenyataan yang ada di lapangan, RM. Sederhana km. 57 ini membutuhkan analisis strategi bisnis yang lebih spesifik untuk mencapai visi perusahaan, yaitu memperluas jaringan rumah makan, yang menyajikan masakan Padang yang berkualitas dalam rangka memenuhi selera dan kepuasan pelanggan. Serta misi perusahaan, yaitu membangun perusahaan dengan manajemen yang professional. Proses pengoperasian RM Sederhana km. 57 (PT. Sederhana Citra Mandiri / PT. SCM) dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dimana faktor-faktor tersebut dapat berubah sewaktuwaktu seiring dengan situasi yang terjadi di pasar. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal perusahaan adalah peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Untuk mengetahui strategi bisnis yang tepat pada RM Sederhana km. 57 (PT SCM), salah satu alat analisis untuk menentukan penggunaan strategi adalah metode analisis SWOT, dimana metode ini menganalisis lebih dalam mengenai aspek – aspek kompleks dari internal dan eksternal perusahaan. Peneliti akan merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada di sekitar perusahaan. Yang sebelumnya belum pernah diperhatikan secara serius oleh perusahaan. Analisis SWOT ini juga dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui apa saja poin – poin yang menjadi pekerjaan rumah mereka untuk kedepaannya agar dalam menghadapi persaingan kedepannya, perusahaan dapat bertahan dari segala faktor – faktor ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan penjelasan di atas, untuk memberikan rekomendasi strategi yang tepat dan dapat diterapkan oleh RM Sederhana km. 57 (PT. SCM), penulis membuat penelitian dengan judul “Analisis Strategi Bisnis pada RM Sederhana km. 57”
Pengertian Strategi Menurut Pearce dan Robinson (2008:6) strategi adalah rencana berskala besar, bertujuan ke masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai tujuan perusahaan. Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Menurut Pendapat Porter dari buku Rangkuti (2009:4) strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Umar (2008:8), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan.
Pengertian Manajemen Strategis Menurut Robbins dan Coulter (2007:218) manajemen strategis adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi. Manajemen Strategi menurut David (2011:5) didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Jadi manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif Menurut David (2011:323-324), teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap. Alat yang ditampilkan dalam kerangka ini bisa diterapkan untuk semua ukuran dan jenis organisasi serta dapat membantu para penyusun strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi. Gambar 1 Kerangka Analisis Perumusan Strategi
Sum ber: David (2011:324) Tabel 1 Jenis-Jenis Strategi Jenis Strategi Integrasi ke Depan Integrasi ke Belakang
Definisi Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau paritel Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan
Integrasi Horizotal Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar Pengembangan Produk Diversifikasi Terkait Diversifikasi Tak Terkait Penciutan Divestasi Likuidasi
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan Meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik Memperkenalkan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah geografis yang baru Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini atau pengembangan produk atau jasa yang baru. Menambah produk atau jasa yang baru, namun masih berkaitan Menambah produk atau jasa yang baru, namun tidak berkaitan Pengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi Penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisahpisah, untuk kekayaan berwujudnya.
Sumber: David (2011:251)
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2008:105), metode deskriptif adalah metode dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. Unit analisis dalam penelitian ini adalah RM. Sederhana km. 57. Time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang dimaksud cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dimana data yang dikumpulkan hanya satu kali dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, data penelitian yang menggunakan kuesioner.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik, yaitu: -
-
-
Wawancara Wawancara dengan beberapa pihak yang terkait erat dengan penanganan proyek di perusahaan sebagai data dan informasi dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian untuk dapat dianalisa Kuesioner Peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan kuesioner yang akan dijawab oleh responden RM Sederhana untuk menilai faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dan pesaing. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang tiap pertanyaanya telah disertai dengan jawabannya sehingga responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai Studi literature Yaitu berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapat dari buku-buku, jurnal, artikel, majalah, perpustakaan dan internet.
Teknik Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis pada RM. Sederhana km. 57 adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari
lingkungannya. Teknik perumusan strategi bisnis dimasukkan ke dalam hasil Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy yang kemudian dilanjutkan ke dalam QSPM untuk perumusan strategi akhir yang dianjurkan untuk perusahaan. Untuk melakukan pembobotan pada matriks IFE, Matriks EFE, dipergunakan software expert choice. Expert Choice menggunakan metode pairwise comparison (perbandingan berpasangan) untuk pembobotan.
HASIL DAN BAHASAN Tahap Input Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Berdasarkan hasil dari Matriks IFE, diperoleh total skor bobot untuk RM. Sederhana km. 57 adalah sebesar 2,656. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa RM. Sederhana km. 57 memiliki posisi internal yang cukup kuat. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Berdasarkan hasil dari Matriks EFE, diperoleh total skor bobot untuk RM. Sederhana km. 57 adalah sebesar 3,160. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa perusahaan memberikan respons yang baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada.
Matriks Profil Kompetitif (CPM) Berdasarkan hasil Matriks CPM, diketahui bahwa ada dua pesaing utama RM. Sederhana km. 57, yaitu KFC dan Solaria. Total skor bobot untuk RM. Sederhana kkm. 57 berada pada urutan kedua yaitu dengan perolehan angka sebesar 3,140 kemudian pada urutan ketiga diperoleh oleh KFC dengan perolehan angka sebesar 2,926 dan raihan tertinggi diperoleh oleh Solaria dengan perolehan angka sebesar 3,434. Skor ini menunjukkan bahwa posisi kompetitif RM. Sederhana km. 57 berada ditengah-tengah yaitu dibawah Solaria dan diatas KFC. Hal ini juga menunjukkan bahwa RM. Sederhana km. 57 masih kalah profil kompetitifnya dengan salah satu pesaing utamanya.
Tahap Pencocokan Matriks SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threat) Tabel 2 Matriks SWOT IFAS
EFAS Peluang (Opportunities) 1. Lokasi rest area yang
Kekuatan (Strengths) 1. Kualitas makanan yang terjaga dan segar setiap harinya 2. Cabang dari RM. Sederhana yang telah dikenal masyarakat 3. RM. Sederhana merupakan iconic dari rumah makan padang 4. Suasana yang nyaman untuk bersantap 5. Pelanggan yang loyal
1.
Membuka cabang baru
Kelemahan (Weakness) 1. Harga terbilang mahal untuk masakan tradisional 2. Lokasi yang sulit dicapai karena berada di TOL 3. Kurangnya informasi mengenai lokasi RM. Sederhana 4. Adanya beberapa fasilitas yang tidak berfungsi secara maksimal 5. Kurangnya pemakaian strategi penjualan yang lebih spesifik
1. Mendirikan neon box di
strategis 2. Tidak ada restaurant masakan padang lain di rest area km. 57 3. Merupakan check point dari travel Cipaganti 4. Merupakan jalur padat kendaraan 5. Jumlah pengguna kendaraan yang semakin bertambah 6. Adanya rencana dibuka jalan tol Jakarta – Surabaya
2.
di jalur tol Jakarta – Surabaya (S1, S2, S4, O6) Pengembangan Pasar Menjaga kualitas makanan dan memaksimalkan pelayanan agar terciptanya hubungan yang baik dengan konsumen (S1, S4, O2, O5) Penetrasi Pasar
S–O Ancaman (Threats) 1. Banyak restaurant ternama lainnya 2. Kenaikan harga pokok bahan-bahan makanan 3. Harga BBM yang fluktuatif 4. Masih banyak lahan kosong sehingga memungkinkan masuknya pesaing lain 5. Rencana dibukanya jalan tol Jakarta – Surabaya yang akan menambah persaingan 6. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
1.
2.
pintu masuk rest area agar memberikan informasi kepada pengguna jalan Tol mengenai keberadaan RM. Sederhana (W2, W3, O1, O5, O6) Penetrasi Pasar
W–O Menciptakan program baru yang memberikan kenyamanan lebih kepada para konsumen (S4, T1, T5) Penertrasi Pasar Menciptakan menu baru untuk menarik pelanggan baru dan memberikan sensasi baru kepada pelanggan yang sudah lama (S1, W1, W2, W5) Pengembangan Produk
S–T W–T Sumber : Hasil Penelitian (2015)
Matriks IE (Internal-Eksternal) Gambar 2 Matriks IE
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
1.
Memperbaiki fasilitas yang tidak berfungsi secara maksimal agar memberikan kenyaman lebih dibanding restaurant lainnya (W4, T1) Penetrasi Pasar
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Gambar 3 Matriks Grand Strategy
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
Tahap Keputusan Matriks QSPM Tabel 3 Matriks QSPM Alternatif Strategi I Penetrasi Pasar Faktor-faktor Kekuatan Kualitas makanan yang terjaga dan segar setiap harinya Cabang dari RM. Sederhana yang telah dikenal masyarakat RM. Sederhana merupakan iconic dari rumah makan Padang Suasana yang nyaman bagi para pelanggan untuk bersantap Pelanggan yang loyal Kelemahan Harga yang terbilang mahal untuk masakan tradisional Lokasi yang sulit dicapai karena berada di tol Kurangnya informasi
II Pengembangan Produk
III Pengembangan Pasar
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,045
2
0,090
4
0,180
3
0,135
0,115
2
0,230
2
0,230
4
0,460
0,137
3
0,411
2
0,274
4
0,548
0,200
-
-
-
0,166
-
-
-
0,113
4
0,042
-
0,144
4
0,452
2
0,226
0,576
1
2
0,226
0,144
2
0,288
mengenai lokasi RM. Sederhana Adanya beberapa fasilitas yang tidak berfungsi secara maksimal Kurangnya pemakaian strategi penjualan yang lebih spesifik TOTAL Peluang Lokasi rest area yang strategis Tidak ada restaurant padang lain di rest area km 57 Merupakan check point dari travel cipaganti Merupakan jalur padat kendaraan Jumlah pengguna kendaraan yang semakin bertambah Ancaman Banyaknya restaurant ternama lainnya Kenaikan harga pokok bahan makanan Harga bbm yang fluktuatif Masih banyak lahan kosong Rencana dibukanya jalan tol Jakarta – Surabaya TOTAL
0,125
1
0,125
3
0,375
3
0,375
0,066
4
0,264
2
0,132
4
0,264
1 0,083
-
0,073
3
0,219
3
0,219
2
0,146
0,067
3
0,201
3
0,201
1
0,067
0,119
4
0,476
3
0,357
4
0,476
0,088
4
0,352
3
0,264
4
0,352
0,078
4
0,312
3
0,234
2
0,156
0,099
2
0,198
2
0,198
1
0,099
0,041
-
0,092
2
0,184
3
0,276
3
0,276
0,070
3
0,210
4
0,280
4
0,280
1
-
-
-
-
5,020 3,590 Sumber : Hasil Penelitian (2015)
4.148
Berdasarkan hasil tabel Matriks QSPM pada RM. Sederhana km. 57 yang telah dievaluasi diatas, diperoleh total nilai daya tarik pada strategi penetrasi pasar sebesar 5,020, strategi pengembangan produk sebesar 3,590, dan strategi pengembangan pasar sebesar 4,148. Terlihat bahwa strategi penetrasi pasar memiliki total nilai daya tarik lebih tinggi dibandingkan dengan total nilai daya tarik untuk strategi pengembangan produk dan strategi pengembangan pasar. Hal ini menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar lebih menarik untuk diterapkan bagi perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan, bahwa: 1. a.
b.
Dapat diketahui kondisi faktor internal RM. Sederhana km. 57 adalah: Kekuatan (strength) yang berasal dari faktor internal perusahaan: Kualitas makanan yang baik serta cita rasa khas yang dimiliki oleh restaurant ini, nama besar dari PT. SCM, serta suasana serta fasilitas yang menunjang kenyamanan para konsumen. Kelemahan (weakness) yang berasal dari faktor internal perusahaan: Harga yang mahal untuk masakan Padang, fasilitas yang kurang berfungsi secara maksimal, dan kurangnya pemakaian strategi yang lebih spesifik lagi dalam menghadapi persaingan.
2. a.
b.
3.
Dapat diketahui kondisi faktor eksternal RM. Sederhana km. 57 adalah: Peluang (opportunity) yang berasal dari faktor eksternal perusahaan: Lokasi rest area yang strategi, tidak adanya pesaing yang menjual produk yang sejenis, serta jumlah kendaraan yang semakin bertambah. Ancaman (threat) yang berasal dari faktor eksternal perusahaan: Adanya pesaing lain yang memiliki nama besar, harga bahan – bahan makanan dan bbm yang bergerak fluktuatif, dan ketidak stabilan ekonomi nasional. Dari hasil pengolahan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) pada RM. Sederhana km. 57 terlihat bahwa strategi penetrasi pasar berada di peringkat satu, memiliki total nilai daya tarik sebesar 5,020
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang tepat bagi perusahaan adalah: 1. 2. 3.
4.
Perusahaan disarankan untuk mencoba menerapkan strategi penetrasi pasar untuk menghadapi persaingan kedepannya. Walaupun perusahaan disarankan untuk menggunakan strategi penetrasi pasar, namun perusahaan juga harus tetap untuk mempertimbangkan dua strategi lainnya. Perusahaan juga harus tetap memperhatikan 3 unsur penting, yaitu kualitas makanan, pelayanan, dan kebersihan. Karena 3 unsur tersebut berpengaruh dalam menjaga kredibilitas perusahaan. Perusahaan disarankan untuk memperbaiki kelemahan yang mereka miliki untuk meningkatkan daya saing mereka.
REFERENSI David, F. R. (2011). Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat.
Hitt, M. A., Hoskisson, R. E., & Ireland, R. D. (2008). Strategic Management: Competitiveness and Globalization: Concepts and Cases, Edisi 10. South Western: Cengage Learning. Hubies, M., & Najib, M. (2014). Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Daya Saing Perusahaan, Elex Media Kompetindo. Kotler, P., & Keler, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 12. Jakarta: PT. Indeks. Pearce, J. A., & Robinson, R. (2008). Strategic Management Formulation, Implementation and Control. Boston: McGraw Hill. Rangkuti, F. (2009). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Robbins, S. P. (2010). Manajemen, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Sekaran, U. (2007). Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Siagian, S.P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, H. (2010). Manajemen (Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara. Wijayanto, D. (2012). Pengantar Manajemen, Edisi 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
RIWAYAT PENULIS Bagus Hadinoto lahir di Pekan Baru, 12 Juni 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara (Binus University), Jakarta dalam jurusan Manajemen, program studi Entrepreneurship pada tahun 2015.