ANALISIS PROGRAM NGAJI DI BEN’S RADIO 106.02 FM
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
OLEH : Ahmad Afandi NIM: 105051001883
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/ 2010 M
ANALISIS PROGRAM NGAJI DI BENS RADIO 106.02 FM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
OLEH
AHMAD AFANDI NIM: 105051001883
Pembimbing
Drs. H. Sunandar, MA NIP: 19620626-199402-1-002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul “Analisis Program Ngaji Di Bens Radio 106.02 FM” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi – Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 17 Maret 2010 Sidang Munaqasyah Ketua
Sekretaris
Umi Musyarrofah, MA NIP. 19710816 199703 2 002
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 1996031 001
Anggota, Penguji I,
Penguji II,
Drs. Mahmud Djalal, MA NIP. 19520422 198103 1 002
Umi Musyarrofah, MA NIP. 19710816 199703 2 002
Pembimbing,
Drs. H. Sunandar, MA NIP: 19620626 199404 1 002
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Strata I di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan adalah penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika ditemukan dihari kemudaian terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Februari 2010
Ahmad Afandi
iii
ABSTRAK Ahmad Afandi 105051001883 Analisis Program Ngaji di Bens Radio Dalam perkembangannya radio tidak hanya mengirimkan suatu berita, tetapi sebagai medium hiburan untuk kalangan masyarakat. Akan tetapi radio juga bisa digunakan untuk media pendidikan, media komunikasi, bahkan sampai acara keagamaan atau untuk berdakwah. Dengan berdakwah melalui radio dapat menanamkan pemahaman-pemahaman tentang keagamaan. Sebagai radio yang mempunyai unsur etnik betawi Ben’s Radio juga mempunyai jaringan yang luas diseluruh Indonesia. Dengan jaringan tersebut bens radio ingin memberikan yang terbaik. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti suatu program yang ada di Bens radio namun dalam hal ini penulis hanya meneliti program yang mempunyai unsur dakwah yaitu program Ngaji. Dari pernyataan diatas maka peneliti merumuskan masalah dari penelitian ini agar tidak jauh melebar. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan program Ngaji? Bagaimana format program Ngaji? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi wawancara, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data-data sebagai bahan penelitian. Metode ini berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Klaus Krippendor yaitu analisis isi suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat diteliti dari konteks yang dikuatkan oleh rumus Holsti. Metode analisis isi dalam suatu cara yang sistematis yang menjadi petinjuk Dalam penelitian ini, penulis ingin menyimpulkan bahwasannya yang di maksud program Ngaji adalah suatu program dakwah yang mempunyai nama Agama dan Wanita yang disiarkan pada hari jum’at pukul 11.00 s/d 13.00 dengan narasumber yang disampaikan oleh Mamah Dedeh. Dalam penyampaian materi Mama Dedeh tidak terfokus pada suatu permasalahan yang aktual. Akan tetapi, materinya langsung dari narasumber, dalam hal ini narasumber mau menyampaikan masalah yang dikuasinya, misalnya fiqih, muamalah dan lain sebagainya.
iv
KATA PENGANTANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Alhamdulillahi Rabbil ’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat, nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Analisis Program Ngaji di Bens Radio 106.02 FM”. Shalawat serta salam semoga Allah SWT., senantiasa mencurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW, serta sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan Allah SWT dalam men-syi’ar-kan Islam. Skripsi ini disusun sebagai peoses akhir studi akademik penulis dan melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1), Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi – Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang sungguh terasa amat sangat indah dalam penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala proses dari awal mulai, hingga selesainya skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini, baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, waktu dan do’a restu serta motivasi selama perkuliahan dan proses pembuatan dalam penulisan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orang Tua tercinta, Alm. Kedua orang tua penulis dan Alm. Nenekanda Ibu Hj. Masnun. Guru-guru ku yang telah mendidik penulis (KH. Drs. Ahmad Yani Rahman dan Uminda Ustz. Hj. Nana Rosanah) yang telah berperan
v
penting dalam memberikan motivasi dan do’a-nya serta bantuan materi dalam menyelesaikan skripsi ini hingga akhirnya dapat diselesaikan. 2. Mama Dede, bang Ade Pandi, Mak ”Tati” Cuek dan Mpo Anina Karin (Program Director) serta para kru-kru Bens Radio yang telah membantu dan bersedia memberikan waktunya untuk wawancara dalam memberikan informasi atau data-data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini. 3. Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan memberikan kenyamanan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi 5. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pudek 1 (bidang akademik), Fakultas Dakwah Dan Komunikasi yang merangkap sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Drs. Mahmud Jalal MA, selaku Pudek 2 (Bidang Administrasi Umum) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi. Dan Drs. Study Rizal L.K MA, selaku Pudek 3 (Bidang Kemahasiswaan) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi. 6. Ibu Umi Musyarofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah banyak memberikan informasi penting dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Drs. Sunandar, MA dan keluarga yang telah memberikan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Dan terima kasih atas kesabarannya sampai terselesainya skripsi ini. 8. Seluruh Dosen serta Pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam memberikan ilmu dan melayani mahasiswa/i dalam berbagai kebutuhan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 9. Kawan-kawan KPI B 05 Irfanul Hakim, Zeck, Vyant, Indra dan bang Jambronk serta temen-temen kosan (Ustman Karim) terima kasih atas partisipasinya semoga kalian mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
vi
10. Rasa terimakasih yang tiada taranya untuk M.A.B (Majelis Anak Betawi) di antaranya Syaipul, Arif Nasrullah, Ulil Abshor dan Ali Hasan yang telah banyak memberi dukungan motivasi serta tenaga maupun hal lainnya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal. 11. Sahabat-sahabat BALQIST (Umar Fahmi, Fitri Anggraini, Siti Humairah, Fauzi Saputra, Ismail Hanafi) yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini, i love you full. 12. Dan kepada pihak-pihak yang telah banyak berpartisipasi dan sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari dari kesempurnaan, kemampuan dalam menganalisa dan pengetahuan yang penulis miliki masih sangat terbatas. Semoga atas segala budi baik dan bantuan yang penulis terima selama ini dalam menjalani pendidikan serta penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridha dari Allah SWT., Amin. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran dalam perkembangan dipendidikan. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2010
Ahmad Afandi
vii
DAFTAR ISI Daftar Pernyataan…………………………………………………………. i Daftar Pengesahan………………………………………………………… ii Abstrak…………………………………………………………………….. iii Kata Pengantar……………………………………………………………. iv Daftar Isi…………………………………………………………………. vii BAB I
PENDAHULUAN................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................ 6 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...................... 7 D. Metodologi Penelitian ..................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 10 F. Sistematika Penulisan ..................................................... 11
BAB II
LANDASAN TEORI........................................................... 12 A. Ruang Lingkup Dakwah ................................................. 12 1. Pengertian dan Tujuan Dakwah ................................ 12 2. Subjek dan Objek Dakwah........................................ 17 3. Materi Dakwah.......................................................... 20 4. Media Dakwah .......................................................... 22 5. Metode Dakwah ........................................................ 23 B. Ruang Lingkup Media .................................................... 31 1. Sejarah Media ........................................................... 31 2. Fungsi Media............................................................. 32
viii
3. Definisi Radio ........................................................... 35 4. Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia............... 37 5. Radio Sebagai Media Dakwah .................................. 40 C. Pengertian Ngaji.............................................................. 42 D. Pengertian Program......................................................... 42 BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BEN’S RADIO 106.02 FM ............................................................................ 44 A. Profile Radio ................................................................... 44 B. Visi dan Misi Ben’s Radio ............................................. 46 C. Nama Badan Hukum ....................................................... 47 D. Struktur Kelembagaan..................................................... 48 E. Program-Program Acara Ben’s Radio ............................ 49 1. Acara Mingguan (Weekly Program)......................... 49 2. Acara Harian (Daily Program) .................................. 50
BAB IV
TEMUAN
DAN
ANALISIS
PROGRAM
NGAJI
BENS’RADIO 06.02 FM .................................................... 51 A. Latar Belakang dan Materi Program Ngaji ..................... 51 B. Tema Acara Ngaji ........................................................... 53 C. Format Program Ngaji .................................................... 54 D. Pengisi Acara Program Ngaji.......................................... 55 E. Faktor Pendukung dan Penghambat................................ 59 F. Analisis Program Ngaji ................................................... 60
ix
BAB V
PENUTUP............................................................................ 66 A. Kesimpulan ..................................................................... 66 B. Saran................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 68
x
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan teknologi komunikasi mampu meningkatkan kualitas peradaban manusia. Hal tersebut terjadi karena melalui media komunikasi, dengan media komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan memperluas jaringan komunikasi dan melakukan sosialisasi dan memenuhi kepuasan batiniah. Menurut Marshall Mc. Luhan manusia dapat merambah dalam waktu yang cepat dan sehingga tidak ada batas ruang dan waktu yang akhirnya tidak ada batas Negara (Global Village). Sarana untuk mendapatkan informasi dan hiburan pada saat ini semakin beragam dengan semakin banyaknya jumlah media cetak maupun media elektronik. Berdasarkan Media scene 1994 Indonesia memiliki 823 stasiun radio dimana radio 627 di antaranya adalah milik swasta, 146 milik pemerintah/kabupaten dan 50 milik pemerintah pusat. Menurut Khasali (2001:26) bahwa di masa depan radio yang memiliki segmen yang kuatlah yang dapat bertahan. Jonathan seperti di kutip Adam mengatakan bahwa media yang hanya mengandalakan suara dan bersifat selintas. Kekuatan suara dan bunyi dapat menjadi
kelemahan
radio
dan
data
menjadi
kekuatan
dalam
mengembangkan/membangkitkan imajinasi pendengar yang dapat menjadi efek yang sangat luar biasa. Berbeda dengan media cetak, informasi yang di
2
berikan kepada khalayak hanya bersifat permanen dan dapat di konsumsi kapan saja selama media tersebut tidak rusak. Harold Lasswell dan Charles Wright seorang pakar yang mempertimbangkan fungsi dan peran media massa dalam masyarakat. Wright membagi media komunikasi berdasar sifat manusia, sifat dasar pemirsa, dan sifat dasar pemberi informasi. Lasswell seorang pakar komunikasi dan profesor hukum di Yale, mencatat ada tiga fungsi media massa yaitu pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian dalam masyarakat untuk merespons lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain ketiga fungsi ini Wright menambahkan fungsi keempat adalah hiburan.1 Ada beberapa jenis media komunikasi yang dipakai untuk memnuhi komunikasi itu sendiri di antaranya media visual (film, slide, OHP, gambar/foto, dan komputer), media auditif (radio, tape recorder, dan telepon), media audio visual (movei, film, televisi, media cetak, buku bacaan, majalah, dan buletin) . 2 Alfin Roffler meramalkan bahwa manusia pada abad ke-21 sangat di pengaruhi oleh pola hidup dengan arus informasi. Karena abad ke-21 memang abad informasi. Menurut Cheare, Garrison, dan Willis dalam bukunya “Television and Radio” menyatakan bahwa penyiaran sebagai pecahan melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima oleh
1
Werner J. Severin, James W. Tankard, Jr, Teori Komuikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi ke-5 Jakarta: kencana 2007, cet. Ke-2 h.102 2 M. Bahri Ghazali, Da’wah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah. Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997, cet. Ke-1 h. 45
3
telinga, didengar dan dilihat oleh public. Beberapa tipe penyiaran yang ada diradio dan televisI diantaranya penyiaran standar atau AM (Amplitudo modulation) dan penyiaran FM (Frekuensi Modulation). Dan bentuk dari pancaran siaran dari televise terdapat pancaran dari gambar dan bunyi. 3 Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi. Radio sebagai komunikasi massa yang merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik. Istilah mass communication atau communication di artikan sebagai salurannya mass media (media massa). Massa juga dapat kita lihat sebagai “meliputi semua lapisan masyarakat” atau “khalayak ramai” dalam berbagai tingkat umur, pendidikan, keyakinan, dan status social. Menurut Harold D. Lasswell guna memahami komunikasi massa kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect? Semakin berkembangnya dunia teknologi dalam hal ini dunia broadcast (radio) berbagai macam acara di suguhkan dari hiburan, kuis interkatif, kirim salam, sampai siaran religius. Oleh karena, dengan adanya 3
Harley Prayudha, Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Jawa Timur, Bayu Radio, 2004, cet. Ke-1 h. 35
4
radio masyarakat mudah untuk mendengarkan, bahkan handpnhone pun sudah di pasang perngkat radio sehingga mudah untuk di bawa kemana-mana. Melihat perkembangan radio yang pesat khususnya di DKI Jakarta berbagai berbagai macam radio bermunculan di antaranya Gen FM, Prambors Radio, MS Three, Trax FM dan lain sebagainya. Serta radio yang benuansa Islami seperti RAS FM. Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha untuk yang di lakukan secara sederhana dan sengaja dalam upaya dalam meningkatkan taraf dan tatanan nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT. Adapaun usaha yang di lakukan tersebut hendaklah meliputi : 1. Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta mentaati segala perintah Allah dan rasul. 2. Dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. 3. Memperbaiki dan membangun masyarakat yang Islami. 4. Menegakkan serta menyiarkan ajaran agama Islam. 5. Proses penyelenggaraan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dan akhirat. Ketika Islam datang pada abad 14 yang lalu, dakwah Islam di lakukan dengan tatap muka langsung satu persatu atau pada sekelompok orang. Pada abad ke -19 s/d 20 mulai muncul forum dakwah dalam bentuk ceramah umum,
5
yang di hadiri oleh sejumlah orang besar dan mulai menggunakan alat Bantu seperti pengeras suara (microphone). 4 Dakwah kepada seseorang atau kelompok orang dapat dapat di lakukan secar langsung melalui komunikasi interpersonal. Maka dakwah kepada sejumlah orang yang tersebar di berbagai tempat harus memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi massa. Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, tidak kenal namanya satu persatu (anyonym), melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat di terima secara serentak dan sesaat. Radio sebagai media dakwah dalam membantu masyarakat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang kemajuan zaman. Dalam hali ini radio sangat penting dalam penyampaian materi dakwah dalam bentuk pidato, ceramah ataupun kuliah. Acara radio yang mendapat perhatian khusus di setiap stasiun radio adalah acara pagi dan sore. Karena pada pada jam-jam tersebut jumlah orang dalam mendengankan radio sangar besar. Dilihat dari aktifitas mereka pergi kekantor dan pulang kembali kerumahnya. Acara pagi dan sore pada saat driving fire di sebut prime time program. Dari sekian banyak media komunikasi massa yang bersifat auditif yang mengudara di Jakarta, ada sebuah radio yang mengedepankan unsur kebudayaan. Sejak didirikan 5 Maret 1990 oleh seniman Betawi yaitu alm H. Benyamin S. seorang serba bisa yang sudah menjadi idola lintas batas etnik di
4
Dr. Ahmad Mubarak, Psikologi Dakwah,Pustaka Firdaus,Jakarta, h. 38
6
Indonesai, bahkan sampai ke beberapa Negara tetangga. Salah satu karya yang menggambarkan karakter bang Ben’s adalah Ben’s Radio Kalo pengen tau Ben’s Radio, ikutin aje gaya ane itulah salah satu omongan dari alm. H. Benyamin S. Dengan filosofi SeBUT (Service, Balance, Unique, Teamwork) bens radio mengutamakan layanan yang seimbang mempunyai keunikan tersendiri sambil dilakoni bareng-bareng. Dengan gaya siaran yang berbeda disini saya mencoba untuk meneliti program acara Ngaji yang di siarkan oleh Ben’s radio. Untuk itulah saya mengambil tema tentang Analisis Program Ngaji Di Ben’s Radio 106.02 FM B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Radio adalah sebagai media auiditif yang hanya mengandalkan suara yang di sampaikan oleh penyiar. Penelitian ini di batasi pada pelaksanaan program dalam menyampaikan pesan dakwahnya. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukaka dan memperjelas pokok permasalahan tersebut peneliti merumuskan dalam perumusan masalah sebagai berikut: a. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan program Ngaji di Ben’s Radio? b. Bagaimana pelaksanaan dengan format program Ben’s Radio?
acara Ngaji pada
7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas maka ada dua tujuan dalam penelitian a. Tujuan Teoritis Untuk mengkaji media massa khususnya radio yang sebagai media yang menyebarluaskan informasi, pendidikan, dan hiburan. b. Tujuan Praktis 1) Untuk mengungkap isi materi siaran di Ben’s Radio 106.02 FM 2) Untuk mengetahui pesan dakwah yang di sampaikan dengan program Ngaji di Ben’s Radio 106.02 FM 2. Manfaat Penelitian a. Tujuan Akademik Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis dengan konsep dan metodologi penelitian. Juga memberikan informasi yang sesuai dengan perkembangan zaman. b. Tujuan Praktisi Memberikan kontribusi bagi para prkatisi dakwah pada umumnya khususnya pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
8
D. Metodologi Penelitian Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu suatu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang di selidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasar faktafakta yang tampak dan sebagaimana adanya. 5
Penelitian kualitatif
menggunakan metode yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. 6 Menurut Anas metode penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud, sehubungan dengan itu upaya tertentu, metode yang menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami obyek atau bisa di katakan juga sebagai cara untuk mendapatkan informasi serta fakta terhadapa suatu masalah yang terus dihadapi. 7 Penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan karena sifat manusia yang mempunyai hasrat tinggi ingin tahu tentang sesuatu. Namun setelah diperoleh pengetahuan tentan sesuatu itu, maka disusul rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum diketahui lainnya. Begitulah seterusnya sampai orang itu memiliki banyak pengetahuan. 8 Didalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah tentang suatu program acara Agama dan Wanita yang disiarkan oleh Bens Radio . Dan
5
Hadawi Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gajah Mada, University Press, 1998, cet.Ke-8 h.20 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,2007, cet.Ke-23 h.3 7 Anas Sugiono,Metode Riset dan Bimbingan Menulis Skripsi Yogyakarta,h. 6 8 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, UIN Jakarta Press, cet-1
9
yang menjadi objek penelitiannya adalah Mamah Dedeh dan Mak Tati Cuek. Dalam penelitian ini penulis melakukannya setelah sholat jumat pukul 13.00 WIB dikantor Bens Radio Jl. Jagakarsa No. 39. Jakarta Selatan 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Yaitu melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. Sebagai metode ilmiah. Observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomenafenomena yang diselidiki. Dalam pengamatan obsevasi adalah segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dikecap oleh lidah, dan dicium oleh hidung. 9 b. Interview Adalah suatu teknis dalam menghimpun data yang akurat dalam proses pemecahan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam wawancara ini yang sebagai narasumber adalah Ustz. Hj. Mamah Dede (sebagai narasumber) dan Mak “Tati” Cuek sebagai penyiar program Agama dan Wanita c. Dokumentasi Berupa data yang tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang akurat. Menurut Lexy dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari seorang 9
Pers h.45
Nurul Hidyati,Metode Penelitian Dakwah, dengan pendekatan Kualitatif,UIN Jakarta
10
penyidik. Dokumentasi yang peneliti dapatkan adalah berupa hasil rekaman wawancara dengan Ustz. Hj. Mamah Dede (sebagai narasumber) dan Mak “Tati” Cuek serta arsip-arsip yang mengenai tentang Program Agama dan Wanita
E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka yang terdapat di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan di perpustakaan Utama UIN Jakarta. Menurut pengamatan penulis, dari hasil observasi yang dilakukan, samapai saat ini hanya program-program dakwah di antaranya : 1. ”Analisis Produksi Program Dakwah Assalamualaikum” di M2 Radio 88.02 FM Bekasi (Novita Roliana, KPI 2009) 2.
”Format Acara Dakwah Pada Radio Studi Komparatif Ben’s Radio 106.02 FM Dengan OZ 90.08 FM (Sukesi Wulansari, KPI 2009)
3. ”Analisis Embun Pagi Radio Suara Persada 12.78 AM Tangerang” (Awaluddin, KPI 2008) 4. ”Analisis Isi Materi Siraman Rohani” di Radio M2 94.00 FM Bekasi (Aripin, KPI 2009) Namun dari keempat judul tersebut, penulis belum menemukan judul yang sama yang epnuli ajukan yaitu Analisis Program Ngaji Di Ben’s Radio 106.02 FM.
11
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan teriri dari lima bab yang terdiri dari bebrpa sub bab. Secara sistematis bab-bab tersebut sebagai berikut: Bab Pertama diawali dengan pendahuluan yang menjadi alasan diangkatnya penekitian ini. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab Kedua menjelaskan tinjauan teoritis tentang ruang lingkup media, yang mekiputi: sejarah media, fungsi media. Selin itu, pada bab ini juga menjelaskan tentang definisi raio, sejarah radio. Dan radio sebagai media dakwah. Bab Ketiga menguraikan gambaran umum tentang Program Ngaji di Ben’s Radio. Pada bab ini menjelaskan sejarah berdirinya Ben’s Radio, visi an misi Ben’s Radio dan program-program Ben’s Radio Bab Empat merupakan inti persoalan yang diangkat dalam skripsi in, yatiu berupaya menerangkan analisi tetang program ngaji di Ben’s Radio alam berdakwah, yang meliputi: Tema acra Ngaji, Format acara Ngaji, Faktor pendukung dan penghambat, dan analisa program Ngaji. Bab Kelima merupakan akhir dari penulisan skripsi ini, berisi kesimpulan an saran-saran. Pada bagian penutup ini merupakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang ternuat dalam rumusan masalah dan lampiran-lampiran
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruag Lingkup Dakwah 1. Pengertian dan Tujuan Dakwah Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’wa yang berarti seruanh, ajakan, atau jamuan. Dalam kamus kontemporer dakwah diambil dari da’aa, yad’u, da’wa yang berarti panggilan atau seruan. 1 Didalam al-qur’an telah dijelaskan tentang dakwah:
Artinya: ”Allah menyeru kepada manusia ke darussalam (surga) dan menunjuki orang yang di kehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Yunus : 25 ) Dalam hal ini, Mansyur Amin memberikan makna dakwah secara bahsa sebagai berikut 2 : a. Mengharap dan berdoa kepada Allah SWT
1
Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor,kamus kontemporer Arab-Indonesia,Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum,1998 2 Mansyur Amin,Dakwah dan Pesan Moral,Yogyakarta:Al-Amin pres 1997
13
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka
(jawablah),
bahwasanya
Aku
adalah
dekat.
Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah : 186)
b. Memanggil dengan suara
☺
Artinya:
”Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.”(Q.S. Ar-Rum : 25)
c. Mendorong seseorang untuk memeluk suatu keyakinan
⌧
☺
⌧ ☺
14
Artinya:
”Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orangorang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayatayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”(Q.S. Al-Baqarah : 221) Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata dakwah memiliki dua makna yaitu 1. penyiaran, propaganda, 2. penyiaran agama dan pengembangan ditengah masyarakat. Seruan untuk memeluk dan mempelajari dan mengamalkan akaran agama. 3 Dalam ensiklopedi islam kata dakwah berarti menyeru, mangajak, dan memanggil untuk beriman dan taat kepada Allah SWT yang sesuai dengan aqidah, syariat, dan akhlak islam. Secara terminologi dakwah berarti suatu proses untuk mengubah situasi ke dalam situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam. 4 Menurut beberapa pakar ilmuan tentang arti dakwah sebagai berikut : a. Menurut H. Endang S. Anshori 3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia RI
15
Dakwah adalah suatu penyampaian islam kepada manusia secara tulisan, lisan, atau lukisan. 5
b. Prof. Toha Yahya Omar, MA Dakwah adalah mengajak manusia dengan jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa untuk kemaslahatan an kebahagiaan dunia dan akhirat. 6 c. Prof. Quraish Shihab Dakwah adalah suatu ajaran yang menuju kepada ke insyafan atau usaha untuk mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan sosial. 7 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah merupakan suatu aktifitas yang menuju kebenaran dan mengubah keadaan menjadi lebih baik yang sesuai dengan syariat iskam yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Berdakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap mukmin ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Kewajiban tersebut sesuai dengan kesanggupan dan proposisinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah didalam al-qur’an : 4
DR.Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Logos 1997), h. 27 5 H.M.S. Hasanuddin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, (Jakarta: Finama,) 6 H.M.S. Hasanuddin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah 7 Quraish Shihab,Membumikan Al-quran Fungsi dan peran dalam kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan 1998
16
☺ ☺ Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran : 104) Dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak umat manusia kepada jalan yang hak dan diridhoi oleh Allah SWT. Penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia bisa dilakukan secara individu dan kelompok tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Inti dari dakwah adalah perubahan dari yang buruk menjadi baik, dari yang salah menjadi benar, dari yang gelap menuju terang. Tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia kepada jalan yang baik, jalan yang diridhoi Allah SWT sehingga terbentuk: 1. Khoirul Bariyyah (sebaik-baik manusia) 2. Khoirul Usroh (sebaik-baik saudara) 3. Khoirul Jamaah (sebaik-baik kelompok) 4. Khoirul Ummah (sebaik-baik umat) 5. Khoirul Wathoniah (sebaik-baik negeri) Selain itu dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam diri umat manusia suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam, kesadaran sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama
17
dengan ikhlas. Abdul Rosyad Shaleh berpendapat “tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah SWT. 8
2. Subjek dan Objek Dakwah Yang menjadi subjek dakwah yaitu mereka yang melaksanakan tugas dakwah. Mereka biasanya dikenal dengan ulama, muballigh, dan da'i. Khusus mereka yang perempuan biasa dipanggil mubalighoh dan da'iyah. Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok. Pada pokoknya, yang dimaksud subjek di sini adalah seorang yang mempunyai nilai keteladanan yang baik (uswatun hasanah) dalam segala hal, baik lisan, iman dan amal perbuatan. Menurut Muhammad Ghazali bahwa ada tiga sifat dasar yang harus dimiliki seorang juru dakwah ke jalan Allah, yaitu : setia pada kebenaran, menegakkan perintah kebenaran dan menghadapi semua manusia dengan kebenaran. 9 Didalam subjek dakwah dikenal dengan sebutan da’i ulama, muballigh, yang menjalankan tugas-tugas dalam berdakwah. Dalam pelaksanaan berdakwah dapat dilakukan secara individu maupun secara kelompok. Oleh karena itu, untuk menjadi da’i yang profesional yang 8
Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI, TESIS, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1997 9
Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI
18
mampu memecahkan kondisi mad’unya sesuai dengan perkembangan yang dihadapai objek dakwah. Adapun kriteria yang harus dimiliki seorang da’i adalah a. Memahami al-qur’an dan sunnah serta sejarah Rosulullah dan para sahabat. b. Memahami keadaan masyarakat. c. Berani mengungkapkan kebenaran. d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah. e. Satu kata dengan perbuatan. f. Menjauhkan segala maksiat. Seorang da’i mempunyai peran pemting dalam berdakwah dan kepandaian serta kepiawaan seorang da’i akan menjadi daya tarik tersendiri bagi objek dakwah. Setiap seorang da’i memiliki kekhususan masing-masing tergantung kepada wawancara keilmuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman kehidupannya. Mad’u dakwah adalah orang-orang yang diajak atau diserukan kepada jalan Allah SWT untuk tetap selalu beriman dan bertaqwa kepadaNya. Didalam bahasa Arab dijelaskan tetanng arti mad’u (orang yang di dakwahkan) baik orang terdekat; atau orang yang jauh, laki-laki atau perempuan. Didalam al-qur’an telah digambatkan, suatu masyaralat yang memiliki tingkat variasi yang berbeda yang kesemuanya itu mempunyai
19
startifikasi sosial yang berbeda diantaranya adalah masyarakat yang digolongkan pada kedudukan. Al-mala adalah para kaum elit politik serta para pengusaha. Masyarakat yang al-mutrofin yaitu para elit ekonomi menengah keatas, serta masyarakat umum biasa. Masyarakat almustad’afin yaitu masyarakat golongan yang lemah. 10 Penggolongan mad’u berdasarkan profesi, elonomi, dan sebagainya adalah : a. Dari segi sosiologi, masyarakat teraing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat didaerah marjinal dari kota besar. b. Dari segi struktur, kelembagaan, golongan priyayai, abangan, dan santri, terutama pada masyarakat Jawa. c. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan orang tua. d. Dai segi profesi, ada golongan petani, pedagang, buruh, dan pegawai negeri. e. Dari segi tingkat sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin. f. Dari segi kelamin, ada golongan pria dan wanita. g. Dari segi khusus, ada masyarakat tuna susial, tuna waisma, tuna karya, narapidana, dan sebagainya. Sedangkan Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan: a. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir kritis, cepat menangkap persoalan. 10
A.Shomad Idris,Ilmu Dakwah (diktat perkuliahan S1FDK, UIN Jakarta, 2004
20
b. Golongan awam yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis, dan mendalam. Belum bisa menangkap pengertian-pengertian tinggi. c. Golongan yang berbeda dengan golonga diatas mereka sering membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam. 11 3. Materi Dakwah Kegiatan dakwah yaitu menyeru ke jalan Allah. Yang disampaikan berupa apa saja mengenai perintah dan larangan Allah SWT sebagaimana terdapat dalam ajaran Islam dan yang telah ribuan tahun dijalankan oleh para Rasul, Nabi dan para pengikutnya sampai sekarang. Sebagian penyampai
dakwah
ada
yang
menyisipkan,
menambahkan
atau
melengkapi dengan realitas kehidupan dan beberapa metode supaya tujuannya tercapai. Materi dakwah bisa bermacam-macam. Ada berupa materi Tauhid atau akidah, fiqh (hukum Islam) termasuk di dalamnya mu'amalah, akhlaq, tafsir, hadist dan lain sebagainya yang substansinya mengajak pada agama Allah yaitu Islam, termasuk ilmu-ilmu umum. Dengan kata lain, materi dakwah terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Materi dakwah adalah ajaran-ajaran islam yang bersumber dari alqur’an dan hadist rasulullah sebagai sumber utama dalam berdakwah yang meliputi diantaranya aqidah, syariah, dan akhlak. Kekuatan dakwah yang 11
M.Natsir,Fiqhud Dakwah,Jakarta:Dewan Dakwah Islamiah
21
persuasif terletak pada kata-katanya yang dapat merangsang respon psiklogis mad’u Jenis-jenis kekuatan tersebut meliputi : a. Keindahan bahasa b. Jelasnya informasi c. Kuatnya logika d. Intonasi suara yang berwibawa e. Memberikan optimisme masa depan (Basyiran) f. Memberikan peringatan yang mencekam (nadziran) g. Ungkapan yang penuh ibarat. 12 Pada dasarnya materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak ingin dicapai. Menurut Asmuni Syukir materi dakwah dapat di nklsifikaikan menjadi tiga bagian diantaranya : 13 a. tentang budi pekerti Masalah akhlak yakni jalan yang merenungkan norma-norma keagamaan dan asusila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan secara individual atau kolektif. Akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) juga diartikan sebagai penyempurnaan keimanan dan keislama. b. keimanan, aqidah islam adalah bersifat bathinaiah yang mencakup masalahmasalah yang erat hubungannya dengan rukun islam. Dibidang aqidah ini 12
Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI
22
bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik (mempersekutukan Allah). c. syariah. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, kata syari’ah mempunyai arti ”jalan” dapat kita jumpai dalam firman Allah dalam surat Al-Jatsiyah ayat 18 yang artinya : ”kemudian kami jadikan kamu berada diatas sesuatu syari’at (jalan) atau peraturan dari (urusan) agama itu, ikutilah syariat itu dan jangan kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” Materi yang disampaikan oleh seorang da’i haruslah sesuai dengan keadaan struktur sosial, dari pendidikan, ekonomi, serta umur. Sehingga dalam penyampaian mudah dipahami oleh mad’unya. 4. Media Dakwah Media adalah bentuk jamak, sedangkan medium adalah bentuk tunggal. Media adalah alat (sarana komunikasi) seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk, dan lain-lain. 14 Said bin Ali AlQahthani berkata, media atau sarana adalah hal-hal yang dapat mengantarkan kepada sesuatu. 15 Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat kita gunakan sebagai alat (sarana) agar dapat tujuan dakwah yang telah ditentukan. Didalam kamus istilah komunikasi media adalah saluran yang digunakan 13
Asmuni Syukir,Dasar-dasar strategi Dakwah,Surabaya,Al-Iklas,1987 h. 45 11 Departemen Pendidikan dam Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 569
23
untuk mengumpulkan pesan dari komunikator kepada komunikan apabila komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya, atau keduanya. 16 Menurut
Association
for
Education
and
Communication
Technology (AECT) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, didengar, dilihat, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instructional. 17 Media adalah segala yang membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan eisien. 18 Menurut M. Bahri Ghazali adanya media atau alat untuk berdakwah sangat penting, sehingga dengan media berdakwah akan lebih muah diterima oleh mad’unya. 5. Metode Dakwah Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti jalan didalam bahasa Arab terdapat kata tariq. Didalam bahasa Jerman methodica diartikan sebagai ajaran atau ikmu tentang metode. Metode adalah suatu cara yang berdasrkan atas pemikiran yang cermat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 19 Sedangkan dakwah menurut Bakhrial 15
Said bin Ali-Qahthani, Al-Hikmah fi al-dakwah Ilallah, diterjemahkan oleh Drs. Masykur Hakim MA dan Ubaidillah, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press,1994), Cet, ke-1, h. 102 16 Abdul Karim Zaidan,Dasar-dasar Ilmu 2, Jakarta:Media Dakwah 1984 17 Usman M. Basyiruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), cet, ke-1, h. 11. 18 Onong U. Effendy,Dinamika Komunikasi,Bandung:Rosda Karya,2000 h. 30 19 Ki Moesa A. Machfoeld,Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya,h. 97
24
Khauli adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan islam dengan maksud memindahkan keadaan suatu umat kepada keadaan lain. Menurut Syekh Ali Mahfudz dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta mengajak umat untuk berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat. 20 Dari pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode dakwah suatu cara yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’unya untuk mencapai suatu tujuan dengan dasar hikmah dan kasih sayang. Sementara dakwah nabi secara garis besar terkandung didalam al-qur’an:
☺ ☺ ☺ ☺ Artinya: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S.An-Nahl : 125). a. Al-Hikmah 20
M.Munir, SA.g.,MA.Metode Dakwah,Jakarta:Kencana 2006 h. 25
25
Didalam al-qur’an kata hikmah telah disebutkan sebanyak dua puluh kali dalam bentuk nakirah dan ma’rifat dan bentuknya masdarnya adalah hukmah yang diartikan mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari perbuatan kezaliman dan jika dengan dakwah berarti menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan tugas dakwah. 21 Menurut pandapat M. Abduh hikamh adalah mengetahui rahasia dan faedah didalam setiap hal. Hikmah juga dikatakan dengan ucapan lafaz, akan tetapi banyak makna. Menurut Prof. Dr. Toha Yahya Omar, MA, hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengaturr sesuai dengan keadaan zaman dan tiak bertentangan dengan ajaran Tuhan. Menurut Imam Abdullah Mahmud AnNasafi arti hikmah adalah ”Dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan” Hakikat metode dakwah hikmah adalah menjai syarat mutlak suksesnya dakwah. Indikasi kesuksesan dalam berdakwah tidak hanya dilihat dai jumlah para pendengarnya, juga bukan pada semaraknya, canda tawa, dan tepuk tangankarena kelucuan dari seorang da’i tersebut. Melainkan dari tercapainya tujuan dakwah seberapa besar manusia yang kembali kepada jalan Allah SWT 21
M.Munir, SA.g.,MA.Metode Dakwah,h. 18
untuk tercapainya tujuan dakwah
26
tersebut dubutukan kekuasaan ilmu pengetahuan dakwah, dari zaman rasulullah, khulafaurrasyidin, dan seterusnya. 22 Dalam dunia dakwah, hikamh adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapai mad’u yang beragam tingkat pendidikannya, strata sosial, dan latar belakang budaya, para da’i memrlukan hikmah, sehingga ajaran islam mampu memasuki ruang hati para mad’u dengan tepat. Hikmah adalah bekal da’i menuju sukses. Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang mendapatkan hikmah insya Allah juga akan berimbas kepada para mad’unya, sehingga mereka termotivasi untuk merubah diri dan mengamalkan apa yang disarankan da’i kepada mereka. Sedangkan mengutip pendapat lain, menurut Toha Yahya Omar, "hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kitalah yang harus berpikir, berusaha menyusun dan mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang oleh Tuhan". b. Al-Mau’idza Hasanah Secara bahasa mau’idza hasanah terbagi dari dua kata yaitu mau’idza dan hasanah. Mau’idza berasal dari kata wa’adza, ya’idzu, wa’dzan, i’dzatan yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan, dan 22
Ki Moesa A. Machfoeld,Filsafat Penerapannya,Jakarta:Bulan Bintang,2004. h. 95
Dakwah
Ilmu
Dakwah
dan
27
peringatan. Sementara hasanah merupakan kebalikan dari kata sayyi’ah yang artinya kebikan lawannya kejelekan. 23 Menurut Imam Abdullah bin Ahmad An-Nasafi yang di kutip oleh H. Hasanuddin tentang arti mau’idza hasanah : ”Mau’idza hasanah adalah (perkataan-perkataan) yang tidak tersembunyi bagi mereka, bhwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-qur’an” 24 Mau’idza hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif. Dari beberapa definisi di atas mau’idza hasanah dapat di klasifikasikan dalam beberapa bentuk : 1) Nasihat atau petuah. 2) Bimbingan, pengajaran (pendidikan) 3) Kisah-kisah 4) Kabar gembira dan peringatan. 5) Wasiat. c. Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan Secara etimologi kata mujadalah diambil dari kata jadala yang mempunyai arti memintal, melilit. Jika kata jadala ditambahkan dengan huruf alif pada huruf jim dengan mengikuti wazan fa’ala maka akan menjadi jaadala yang artinya berdebat dan mujaadalah artinya perdebatan. Kata jadala bermakna menarik dan mengikatnya untuk menguatkan 23 24
Ki Moesa A. Machfoeld,Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya h. 100 Hasanuddin,Hukum Dakwah, Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1996,
28
sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan pendapat yang kuat melalui argumentasinya yang disampaikan. 25 Secara terminologi ada beberapa pengertian tentang al-mujadalah (al-hiwar) yang merupakan pendapat yang di lakuakan oleh kedua belah pihak secara sinergis, tanpa adanya rasa permusuhan diantara kedua belah pihak dan menerima pendapat yang diajukan dengan bukti yang kuat. Dan saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya serta ikhlas alam menerimanya. Menurut M. Mansyur Amin, "berdebat dengan cara yang lebih baik artinya adalah berdakwah dengan jalan mengadakan tukar pikiran yang sebaik-baiknya. Metode debat merupakan cara praktis yang ideal untuk mencapai cita-cita mulia yang diharapkan, yaitu untuk menegakkan kebenaran. Metode dakwah yang dilakukan oleh para da’i di Indonesia, terutama pada masa awal pertengahan perkembangan islam diantaranya adalah
:
metode
’awal-uswah,
metode
simbolik/klenik,
metode
penyantunan, dan metode humor . 26 1) Metode ’amal uswah Metode ’amal uswah yaitu metode dakwah yang dilakukan dengan melaksanakan ajaran islam didalam kehidupan pribadi maupun didalam kehidupan sosial diberbagai bidang, saat waktu senggang 25
Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah, lentera Hati, 2000
29
maupun ditengah-tengah kesibukan. Cara seperti ini sering dilakukan oleh setiap muslim ditengah kehidupan kelompok lain. Seorang da’i tidak perlu menyamapaikan sesuatu secara lisan, namun dengan perbuatan yang terpuji akan memberikan rasa segan atau risih bahkan mendatang kan rasa simpati. 2) Metode Klinik Istilah klink dalam bahasa Jawa daerah pantai utara sejak zaman Demak, secara bahasa berarti tutur kata atau suara yang bernada rendah. Metode klinik adalah suatu cara berdakwah dengan melakukan transmisi ajaran islam kedalam simbol-simbol budaya lokal. Metode ini di terapkan di Indonesia karena budayanya yang bersifat mistik, magic, simbolik.
3) Metode Penyantunan Cara metode ini dengan memberikan santunan kepada masyarakat yang miskin. Metode ini idasarkan atas fakta psikologi karena manusia cenderung kepada yang bersifat materi sesuai dengan kebutuhan jasmaninya sesuai dengan sandang, pangan, papan. 4) Metode Lisan Humor Cara yang digunakan dalam menyampaikan ajaran islam melalui lisan. Bentuknya seperti ceramah keagamaan, dan pengajian. Dalam ceramah seorang da’i dapat mengkombinasikan ceramah 26
Ki Moesa A. Machfoeld,Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya,hal.101
30
dengan lelucon, baik melalui kata-kata maupun gerakan tubuh dan mimik wajah. Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang lainnya antara lain : a). Metode pendekatan pribadi (personal approach) Yaitu metode yang dilaksanakan dengan cara langsung melakukan pendekatan kepada setiap individu. 27 Metode ini pada prakteknya dilaksanakan secara individu, yaitu dari pribadi ke pribadi secara tatap muka, walaupun jama'ah yang dihadapinya melalui satu perkembangan. Kelebihan memakai metode ini antara lain dapat mengetahui secara langsung situasi dan kondisi individu. Sedangkan kekurangannya antara lain, memerlukan tenaga dan waktu yang cukup lama. Dalam perkembangannya, metode ini bisa juga dengan menggunakan tehnologi; SMS, telpon, email dan media lainnya. b). Metode Diskusi Metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi, khususnya dalam penyampaian materi, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan sikap dan tingkah laku. Kelebihan pada metode ini antara lain kesimpulan yang dihasilkan dalam diskusi akan mudah dipahami dan diterima mad'u, jika da'inya cerdas dan berwawasan luas. Adapun kekurangannya sulit untuk diramalkan arah penyelesaian diskusi, dan diskusi akan gagal bila tidak mampu mengarahkannya. c). Metode Ceramah
31
Metode ceramah ini sangat tepat, apabila jama'ah yang dihadapi merupakan kelompok orang yang berjumlah besar dan perlu dihadapi secara sekaligus. Metode ini akan berhasil apabila seorang da’i memiliki karakteristik sebagai berikut : a) Da'inya memiliki kemampuan retorika yang mumpuni. b) Dalam ceramahnya menggunakan gerak tubuh (gesture) yang tepat c) Materi ceramahnya dipilih yang aktual. d) Soundsistem yang digunakan hendaknya yang memadai dan bagus. 28
B. Ruang Lingkup Media 1. Sejarah Media Secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication (AECT) mendifinisikan tetang media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk penyaluran proses inbormasi. Sedangkan Eucation Association (NEA) mendifinisikan sebagai benda yang dapat menanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibcarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam proses 27
Proyek Penerapan Bimbingan dan Dakwah/Khutbah Agama Islam Pusat, "Risalah Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana", 1997, h. 36 28 Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI, TESIS, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1997
32
belajar dan mengajar dan dapat juga mempengaruhi efektifita program intruksional. Kata media dekat dengan pengertian medium atau moderat yang berarti tengah, sedang, penengah, atau penghubung. Sering kita mmendengan kata mediasi yang berarti suatu usaha untuk menengahi atau menyelesaikan
masalah
dengan
cara
menjai
penengah
atau
menghubungakan satu pihak dengan pihak lain. Kata media sebernarnya lebih dekat dengan pengertiannya sebagai penengah atau pihak yang nerdiri pada tengah-tengah atau menjadi penghubung. Secara sosio-politik arti media adalah sebagai tempat, wahan, forum atau lebih tepatnya sebagai lembaga penengah atau lembaga penghubung. Lembaga yang berada pada ditengah antara massa dan elit, rakyat dan negara, rakyat dan pemerintah, pada sekelompok orang alin dengan kelompok orang lain. Pada tahun 1440, Johan Gutenberg seorang bangsa Jerman menemukan sebuah mesin cetak. Meskipun mesin cetak tersebut sudah bisa digunakan untuk mencetak surat kabar, namun surat kabar yang sederhana baru temukan di London pada tahun 1620. surat kabar pada mulanya adalah sarana komunikasi yang tertulis berupa surat menyurat dalam bidang diplomasi dan perdagangan. Pada mulanya surat kabar memang diterbitkan oleh penerbit dan dikirimkan kepada orang-orang tertentu sehingga orang yang membacanya diketahui secara personal. 2. Fungsi Media
33
Fungsi media terbagi menjadi lima bagian diantaranya adalah informasi, Korelasi, kesinambungan, hiburan, mobilisasi 29 : a. Informasi Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia demi memudahkan dalam berinovasi untuk kemajuan. b. Korelasi Menjelaskan, menafsirkan, dan mengomentari makna peristiwa dan informasi, melakukan sosialisasi dan mengkoordinasikan kegiatan dalam membentuk kesepakatan. c. Kesinambungan Mengekpresikan
budaya
dominan
dan
mengakui
keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) serta perkenbangan budaya baru. Serta meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. d. Hiburan Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi dalam meredakan ketegangan sosial. e. Mobilisasi Mnegkapanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadangkala dibidang agama. Aapun
fungsi
media
massa
menurut
H.
Alamsjah
Perwiranegara adalah : 29
Denis Mc.Quail, Teori Komunikasi Massa,Jakarta:Erlangga,1996 h.98
Ratu
34
1.
Fungsi Informatif, merupakan unsur dasar proses sosialisasi atau proses adaptasi individu dengan lingkungannya atau sebaliknya adaptasi lingkungan kepada individu.
2. Fungsi Instruktif yang berartin bahwa media massa mempunyai fungsi berupa serangkaian aktifitas instruksi yang meliputi perintah, komando, ajakna, himbauan atau pengajaran. Dalam proses intruksi ini, media massa memegang peran yang sangat penting dalam upaya mencipta dan memberikan model perubahan nilai sosial, politik, dan kultural masyarakat. 3. Fungsi Edukatif dalam kaitannya dengan pendidikan, media massa sebagai alat memegang peran yang sangat penting sebagai sarana pendidikan massa, agen humanisi, agen sosialisasi, agen kulturalisasi, serta sarana pertumbuhan dan perkembangan kualitas manusia. Dengan kata lain, lewat media massa dapat ditumbuhkan gerakan dinamik peningkatan kualiatas masyarakat seutuhnya yang mempunyai kemampuan intelektual dan emosional serta kemampuan praktis untuk dapat survive dan melangsungkan keberadaan hidupya. 4.
Fungsi Persuasif dalam kaitannya dengan fungsi ini, kiranya media massa apapun wujudnya baik auditif maupun cetak menduduki peran strategis dalam mengarahkan orientasi, wawasan, keyakinan, dan cara pandang masyarakat.
35
5. Fungsi Integratif dalam fungsi ini media massa sebagai sosial integrator dapat digunakan sebagai sarana efektif dan strategis untuk menciptakan suasana kondusif yang menunjang terwujudnya proses integrasi sosial. 6. Fungsi Rekreatif fungsi yang berkenaan dengan dimensi kebutuhan estetis masyarakat, dimensi penghayatan emosional tentang kenikmatan, kesukaan, kesenangan dan seterusnya. 30 Dalam memahami ideologi institusi media, jelas tidak bisa dipisahkan dengan dari fungsi-fungsi sosial yang sebenarnya dijalankan oleh media. Menurut Lasswell fungsi sosial yang dijalankan oleh media adalah pengawasan lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya, dan transmisi warisan budaya. Semua itu secara beruntun bertalian dengan, pemberian informasi, pemberian komentar atau interpretasi yang membeantu
pemahaman
makna
penggalan
informasi
dan
juga
pembentukan kesepakatan (konsensus), ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan indentitas dan kesinambungan masyarakat. 31 3. Definisi Radio Kata radio dalam kamus besar Indonesia adalah pengiriman sebuah suara/bunyi melalui udara. 32 Radio adalah suatu alat yang memiliki gelombang frekuensi yang menyampaikan pesan atau informasi yang 30
Rusjdi Hamka, Rafiq (ed), Islam dan Era Informasi, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1989), cet ke-1,h.35 31 Dennis Mc. Quail, op.cit. h. 70 32 Umi Basiroh dkk,Kamus Besar Indonesia,DEPDIKBUD,Jakarta:Balai Pustaka,1998
36
bersifat umum atau khusus, pada sejumlah orang yang relatif besar yang tersebar secara heterogen. 33 Radio adalah salah satu bentuk media elektronik yang sangat merakyat. Dengan sifat radio yang auditif, maka media ini sangat mudah untuk ditemukan diberbagai temapt, radio sangat mudah untuk dimiliki oleh siapapun, murah harganya, danmudah untuk dibawa kemana-mana. Menurut Peter Salim radio adalah berita yang disiarkan melalui radio atau usaha suatu penyiaran berita melalui radio. Radio adalah salah satu jenis jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of communication). Seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi. Media radio dipandang sebagai kekuatan kelima setelah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan surat kabar. 34 Perkembangan
radio
dimulai
dari
penemuan
phonograph
(gramofon), yang juga bisa digunakan memainkan rekaman yang ditemukan oleh Edison pada tahun 1877. pada saat yang besamaan James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen tentang elektromagnetik yang mempelajari tentang fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio. Pada tahun 1896 Gugleilmo Marconi memanfaatkan kedua penemuan tersebut untuk dikembangkan kedalam sistem komunikasi melalui gelombang radio, usaha tersebut baru menghasilkan sebuah pengiriman gelombang radio secara on and off 33
Jundah Sulaiman,Radio Sebagai Media Dakwah,dalam dakwahI,Jurnal Kajian Dakwah, Komunikasi dan Budaya,vol X,No.2 Jakarta:Fakultas Dakwah Dan Komunikasi,UIN Jakarta
37
(nyala dan mati) 35 . Marconi
menciptakan wireless telegraph yang
menggunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode morse. Setelah itu Marconi mendirikan perusahaan pengirm pesan kedatangan dan keberangkatan kapal, mendirikan stasuin pemancar, dan bahkan mendirikan pabrik perakit dan perlengkapan radio. Pada tahun 1913 Marconi mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. 36 Adapun sifat radio siaran adalah a.
Auditif Yang dimaksud dengan sifat auditif adalah:Bahwa keberadaan siaran radio hanya untuk didengar.Siaran yang sampai ketelingapendengarpun hanya sepintas lalu saja.Pendengar yang tidak mengerti suatu uraian diradio
siaran,tidak
mungkin
meminta
kepada
penyiar
untukmengulanginya lagi.Sebab itupun tidak melihat penyiar dan siaran berlalu seperti angina.Baru saja siaran itu tiba ditelinga pendengar.Ketika pendengar barusaja menggingat dan memahami apa yang baru saja diterimanya,sudah datang kalimat lain b. Gangguan Sebagai sebuah media massa,radio tidak luput dari kekurangan yaitu memungkinkan terjadinya gangguan.Beberapa kemungkinan gangguan ini adalah
antara
lain
gangguan
factor
bahasa,gangguan
factor
chanel,gangguan factor mekanik. 34
Asep Syamsul M. Romli,Broadcast Journalism,Bandung:Yayasan Nuansa Cendikia,2004 h. 46 35 Muhamad Mufid,Komunikasi dan Regulasi Penyiaran,Prenada Media,Jakarta 2005 h. 32 36 Santi Indrs Astuti,Jurnalisme Radio,Simbiosa Rekatama Media,Bandung,2008
38
c. Inti Penyiar radio, penceramah, ataupun penghibur seakan berada ditengah-tengah
pendengar,
seolah-olah
diantara
mereka
terjadi
pershabatan akrab dan intim. Sapaan, canda, gurau, uraian petunjuk pada momen-momen tertentu. 37 4. Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa seperti dewasa ini. Menurut David C. Philips, Jhon Morgan dan Earl H. Ryan dalam Introduction to radio and television, dijelaskan bahwa penemuan bagi kemajuan radio berkat ketekunan tiga orang cendikiawan muda. Di Indonesia, radio pertama kali di perkenalkan oleh pemerintah Belanda
pada
tahun
1920,
yakni
ketika
pecah
revolusi
fisik.
Mendengarkan radio luar negeri secara sembunyi-sembunyi, sehingga mereka mengetahui bahwa Jepang sudah menyerah pada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. 38 Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman Orde Baru. Pada zaman Belanda radio siaran yang pertama di Indonesia yang bernama Netherlands Indie-Hindia Belanda ialah sebuah radio yang bernama Bataviase Radio Vereniging atau disingkat BRV yang didirikan 37
Asep Kurniawan, Komunikasi & Penyiaran Islam, Benang Merah Press: Bandung , 2004. h.46 38 ibid
39
pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih di jajah oleh Belanda dan radio tersebut berstatus swasta. Dengan bedirinya radio BRV membuat daerah-daerah mendirikan badan-badan radio seperti di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. 39 Setelah bebrapa kemudian, beberapa perkumpulan masyarakat radio Belanda dan masyarakat pribumi terbentuk pada tahun 1934 sebuah radio komunitas yang diberi nama Netherlandsche Indische Radio Omroep Maataschappij atau di singkat dengan NIROM. Menurut situs resmi Organisasi Radio Amatir Indonesia (www.oraripusat.net) pendirian NIROM ridak lepas dari peran Prof. Dr. Ir. Komans (Netherlands) dan Dr. Ir. De Goot (Batavia) pada tahun 1925 yang telah berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relai di Malabar. 40 Ketika Belanda menyerah dari Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 sebagai konsekuensinya radio yang tadinya bersifat perkumpulan swasta di nonaktifkan dan siurus oleh jawatan khusus yang bernama Hoso Kanri Kyoku sebagai radio siaran pusat yang berdomisili di daerah Jakarta dan mempunyai cabang dengan nama yang sama didaerah Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Dengan berdirinya radio Hoso Kanri Kyoku rakyat hanya boleh mendengarkan siaran radio tersebut dan tidak boleh mendengarkan radio manapun. Namun dikalangan pemuda ada yang rela mempetaruhkan jiwanya untuk. 39
Elvinaro Ardiyanto dkk,Komunikasi Massa,simbiosa Rekatama Media,Bandung,2007 h.25
40
Pembacaan teks proklamasi yang disampaikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tidak dapat disiarkan oleh radio karena pada masa tersebut radio masih dikuasai oleh Jepang. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan pada pukul 19:00 dalam bentuk bahasa Indonesia dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan hanya dapat didengarkan oleh masyarakat Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945 naskah bersejarah tersebut baru bisa di kumandangkan keseluruh Nusantara yang disambungkan ke radio lokal dengan gelombang transmiter milik Kantor Pusat Telegrap. Pada saat yang sama tercatat pula bahwa seorang radio amatir Gunawan YBطBD yang memancarkan naskah kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio revolusioner yang sederhana dan buatan sendiri. 41 Tak lama kemudian di buat pemancar gelap radio siaran dengan Stasiun Call ”Radio Indonesia Merdeka”. Dari sinilah wakil presiden Bung Hatta beserta pemimpinnya menyampaikan pidatonya melalui radio siaran yang ditujukan kapada masyarakat. 42 Pada tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai oleh dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio tersebut ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media hiburan dan informasi, radio RRI manyajikan acara pendidikan dan persuasi. Berjalannya waktu siaran radio di Indonesia mengalami kepesatan yakni dengan adanya radio amatir dengan seperangkat alat pemancar radio yang 40
Muhamad Mufid,Komunikasi dan Regulasi Penyiaran,Prenada Media,Jakarta,h..33
41
digunakan oleh penggemar radio amatiran dengan jalur Two Way Traffic (komunikasi dalam bentuk percakapan). Pada tanggal 11 September 1945 para pemimpin radio mengadakan pertemuan dan menetapkan sebagai hari jadi RRI bukan hari Radio. 43 5. Radio Sebagai Media Dakwah Pada tahun 1985 Guaghelmo Marconi menemukan adanya gelombang elektro magnetik yang tak nampak oleh mata dan bergerak melalui udara dengan kecepatan suara. Gelombang tersebut dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda yang lintasannya sangat jauh tanpa harus melalui saluran kawat. Radio merupakan media komunkasi yang dipergunakan untuk mengirim sebuah pesan jarak jauh yang ditangkap oleh sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar. 44 Dalam penyampaian dakwah, radio memiliki peranan yang sangat penting, karena radio yang sifatnya auditif. Dengan adanya pesawat radio dapat menjangkau mad’unya dalam jarak yang jauh dan luas. Kelebihan dakwah melalui radio terletak pada efektifitas dan efisiensi dalam berdakwah. Dalam kamus telekomunikasi media adalah sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada komunikan yang tempatnya jauh dalam jumlah yang banyak yang 41
Muhamad Mufid,Komunikasi dan Regulasi Penyiaran h.35 Elvinaro Ardiyanto dkk,Komunikasi Massa,simbiosa,h35 43 Eva Arifin,Praktek Siaran Radio,Diktat kuliah Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Jakarta h.25 44 M. Bahri Ghazali,Dakwah Komunikatif,Pedoman Ilmu Jaya,Jakarta,1997 42
42
digunakan sebagai alat bantu untuk berkomunikasi dalam bentuk dan jenis yang beragam. 45 Menurut Hamzah Ya’kub media dakwah dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu : a. Lisan
merupakan
wasilah
dakwah
yang
paling
sederhana
menggunakan lidah dan suara, dakwah dalam wasilah ini dapat berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, penyuluhan, kuliah, dll. b. Tulisan. c. Lukisan berupa gambar karikatur. d. Audio Visual yaitu alat dakwah yang digunakan dengan indera pendengar atau indera penglihatan. e. Akhlak Dalam ajaran Islam dakwah dapat dilakukan dengan tiga bentuk yaitu dengan bil-lisan, bil-hal, dan bil-qolam. Dakwah tidak hanya dilakukan diatas mimbar melainkan dapat dilakukan dengan media massa salah satunya radio. Banyak media massa yang digunakan untuk berdakwah seperti surat kabar, televisi, majalah, jurnal, dll C. Pengertian Ngaji 1. Pengertian Secara Umum Di dalam kamus besar bahasa Indonesia dituliskan tentang asal muasal pengertian ngaji. Ngaji mempunyai asal kata yaitu kaji yang artinya pelajaran atau mempelajari suatu bahasan teori. Atau bisa disebut 45
M. Ali Aziz,Ilmu Dakwah,Kencana 2004,Jakarta h.45
43
juga dengan kata penyelidikan tentang suatu kasus atau mempelajari tentang berbagai suatu hal. 2. Pengertian Khusus Pengertian ngaji dalam kalangan orang-orang soleh adalah sesuatu yang berhubungan erat dengan belajar al-quran atau mempelajari tulisantulisan arab baik itu berupa kitab-kitab kuning maupun menghadiri majlismajlis ta’lim. D. Pengertian Program Kata program didalam bahasa Inggris adalah Programme yang berarti acara atau rencana. Program adalah serangkaian yang ditayang kan oleh media penyiaran untuk memenuhi audiensnya. Program atau acara yan disajikan adalah untuk membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran. 46 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Program adalah seperti pertunjukan siaran, pagelaran dan sebagainya. 47 Dalam kamus populer Pius A. Partanto M. Dahlan al-Barry dijelaskan bahwa program yang dimaksud adalah beberapa acara yang berkaitan dengan siaran yang berkenaan dengan acara. Dalam dunia broadcast program adalah suatu rancangn siaran mengenai azas-azas tata usaha yang akan di jalankan. 48 46
http://www.docstoc.com/docs/8100797/BAB-II-KONSEP-DASAR-RADIO h. 12 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakart;Balai Pustaka,cet.ke-1 h. 702 48 http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:jj3SaIEsHV4J:scathzi.multiply .com/journal/item/75/PROGRAM_DAKWAH_ISLAM_RADIO_SIARAN_PEMERINTAH_KA BUPATEN_JEMBER+pengertian+program+radio&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefoxa 47
44
Dalam kamus WJS. Purwodaminto, pengertian program adalah acara, sedangkan didalam kamus Welster International vol. II lebih dipersempit menjadi program adalah suatu jadwal (schedule) perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyusunan butir siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu masih mengudara. Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara program dan programma didunia radio program berarti acara, sementara yang dimaksud dengan programa adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. 49
49
R.M. Soemanto,Program Televisi Penyusunan samapai pengaruh siaran,Jakarta,FFTV.LKS,2007,Cet.ke-1 h.1
44
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG POGRAM NGAJI DI BEN’S RADIO 106.02 FM
A. Profile Radio 1. Sejarah Ben’s Radio Benyamin S bukan cuma seniman Betawi, Bang Ben’s adalah artis serba bisa yang sudah menjadi idola lintas batas etnik di Indonesai, bahkan sampai
ke
beberapa
Negara
tetangga.
Salah
satu
karya
yang
menggambarkan karakter bang Ben’s adalah Ben’s Radio Kalo pengen tau Ben’s Radio, ikutin aje gaya ane itulah salah satu omongan bang Ben’s waktu pertama kali melahirkan Ben’s radio pada tanggal 5 Maret 1990. Semangat dan cita-cita almarhum Benyamin Sueb, pada hakikatnya adalah wujud partisipasi dari salah satu putra daerah sebagai bentuk untuk turut aktif dalam melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Saat ini Ben’s radio melalui Biem Triany Benyamin putra ketiga dari almarhum telah berhasil mengembangkannya radio tersebut menjadikan dalam jaringan Etnikom Network yang tersebar di Jawa dan Sumatra diantaranya yang tergabung dalam jaringan Etnikom Network: -
Bens radio 106.2. fm Jakarta
-
Ads fm 105.2 Cikampek
-
GSP 92.85 fm Pamanukan
-
Cirebon fm 89.2 fm Cirebon
44
45
-
Bandung fm 95.2 fm Bandung
-
Pasundan fm 93.1 fm Cianjur
-
Serang fm 89.8 Serang
-
Krakatau fm 93.7 Labuan
-
Banten fm 95.3 Cilegon
-
Leanpuri fm 103.1 Baturaja
-
Kayuagung fm 90.4 Kayuagung
-
Indralaya fm 103 Indralaya
-
Sriwijaya fm 94.3 Palembang
-
Aljabar serumpun fm 91.7 Batam Sukses yang diraih Ben’s Radio adalah ketika dapet ngasih layanan
yang maksimal buat abang none ncang ncing nyak babe. Dengan filosofi SeBUT (Service, Balance, Unique, Teamwork) bens radio mengutamakan layanan yang seimbang mempunyai keunikan tersendiri sambil dilakoni bareng-bareng. Service memberikan pelayanan yang maksimal kepada klien, Balance keseimbangan harus tetap terjaga antara kepentingan klien yaitu audience dan pemasang iklan, unique format dan program radio etnik adalah sebuah gagasan yang khas dan unik serta terbukti membawa sukses jaringan etnik sebagao radio nomor satu di wilayahnya, team work kerjasam dibangun dengan holding company dan unit yang terintegrasi bersama team yang ada didalamnya.
45
46
SeBUT juga mengandung makna arah mata angin (Selatan, Barat, Utara, dan Timur) sebagai gambaran keyakinan yang focus dalam format jaringan radio etnik. Ben’s radio konsisten dengan format etnik Betawi sejak kelahirannya pada 5 Maret 1990, Ben’s radio berhasil meraih prestasi sebagai radio dengan pendengar terbanyak se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak tahun 2000 sampai sekarang. Positoning Ben’s Radio sebagai radio Betawi atu-atunye, bukan berarti hanya suku Betawi saja yang menjadi market akan tetapi seluruh lapisan masyarakat se-JABODETABEK merupakan target Ben’s Radio. 1
B. Visi dan Misi Ben’s Radio Sebagai radio yang menjungjung tinggi nilai kebudayaan dalam hal ini Ben’s Radio ingin mengangkat kebudayaan Betawi yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Serta pemberdayaan masyarakat Betawi dan pengenalan akan budaya Betawi. Tidak hanya pengenalan nilai-nilai kebudayaan Betawi, akan tetapi Ben’s Radio sangat menghormati kebudayaan lain. Dengan ciri yang sangat khas akan kebudayaan Betawi Ben’s radio selalu menyisipkan dalildalil atau hadis Rasulullah SAW. Membangun jaringan etnik yang dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk media komuniaksi. Mengembangkan radio etnik yang menggali potensi budaya lokal menjadi program radio, agar pendengar dapat merasakan budayanya sendiri,
1
Company profile Ben’s Radio
46
47
berkesenian dengan tradisinya sendiri, bertutur dan berdialog dengan bahasanya sendiri.
C. Nama Badan Hukum PT. Radio Bergaya Nyanyian Irama Sejati Penanggung Jawab
: H. Benny P. Benjamin
Call Sign
: PM3 BNC/PRSSNI No. 501-1/1990
Power
: 10.000 watt
Service Area
: Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang, Bekasi
Alamat Studio/Kantor
: Jl. Jagakarsa No.39, Jakarta Selatan
Telp.021-7871984
Fax 021-7872134
Website. http : www.bensradio.com
PROFILE STATION Format Station
Motto
Etnik Betawi
Format Musik
Radio Betwi AtuAtunye
Pop Indonesia
55 %
Dangdut
35 %
Etnik
5%
Lain-lain
5%
PROFILE AUDIENCE Panggilan Pendengar Abang
WRS
10%
Total Pendengar 4.218.000 Orang
KRY
34%
(Nielsen Media
Cing Nyak
IRT
22%
Research 2005)
Babe
PLJR
19%
DLL
5%
Status
Jenis Kelamin
SES : A2, Pria
None Cang B, C, D, E
45 %
Wanita 55 %
Usia (Thn) 15 – 55
Pekerjaan
47
48
D. Struktur Kelembagaan Direksi
Operasional Manager Bagian Umum
Keuangan
Tekhnik
Program Director Creative & Production
Music Dorector
News Director
Reporter
Script Writer
Crdonator Operasional
Operator
Produser
Annoucer
Traffic Oficer
Marketing
Keterangan1 :
Promosi
BOD/ Direksi: 1. Biem T. Benyamin 2. Benny P. Benyamin
PR/ Humas
Operational Manager: Riza Ali Basah Program Director: Ania Karin Marketing Promosi: Budi Purwanto
48
49
E. Program-Program Acara Ben’s Radio Program acara yang ada di Ben’s radio mempunyai dua bagian yang terdiri dari acara mingguan atau yang disebut weekly program dan ada juga acara harian (daily program) 1. ACARA MINGGUAN (WEEKLY PROGRAM) ACARA
HARI
WAKTU
BOLLYMANIA (lagu India)
Senin
21.00-23.00
BLAK-BLAKAN (curhat)
Selasa
21.00-23.00
Rabu
21.00-23.00
NGABARIN (lagu-lagu Iwan Fals & Info)
Kamis
18.30-21.00
BEGADANG (lagu-lagu Rhoma Irama)
Kamis
21.00-23.00
NGAJI
Jum’at
11.00-13.00
ASAL GOBLEK (lagu-lagu Benyamin)
Jum’at
21.00-23.00
BETAWI KITE (lagu-lagu Betawi Asli)
Sabtu
12.00-14.00
BANG JACK (Informasi olagraga)
Sabtu
14.00-16.00
NYABA SLANK (lagu-lagu Slank & info)
Sabtu
18.30-21.00
ASAL NGECUAP (cerita lucu)
Sabtu
21.00-23.00
NGUPI (Gosip-gosip Artis Terkini)
Minggu
06.00-09.00
JAWARA POP (Lagu-lagu Pop Terkini)
Minggu
09.00-10.00
KOES MANIA (Lagu-lagu Koes Plus)
Minggu
10.00-13.00
SMS (Santai Minggu Siang)
Minggu
13.00-15.00
BEKOAR LIVE (Bens Karoke Audisi Radio)
Minggu
15.00-17.00
LAPAN (Lagu Pop Kenangan)
Minggu
18.00-21.00
JAWARA BETAWI
Minggu
21.00-22.00
PANGGUNG BETAWI
Minggu
22.00-23.00
NGETEM CAMPUR-CAMPUR (campur sari)
49
50
2. ACARA HARIAN (DAILY PROGRAM)
Senin-Minggu NASI ULAM 05.00-06.00
Senin-Minggu BEGAYA 06.00-09.00
Senin-Sabtu 09.00-12.00
TEMENAN
Senin-Kamis 12.00-14.00
GADO-GADO BETAWI
Senin-Jum’at 14.00-16.00
PANTUN CEPLAS CEPLOS
Senin-Sabtu 16.00-18.00
RONDA SORE
Senin-Sabtu 18.00-21.00 MingguJum’at 23.00-02.00
NGASO
RONDA
Siraman rohani Islam bersama Ust. Drs. H. Abdul Hayyi, Ust. Abdul Jalil & Ust. Aslih Ridwan Pengantar aktivitas pagi dengan informasi actual, dilengkapi dengan Aje Gile (editorialnya Bens Radio), Kok Gini (Kota Kita Pagi ini/layanan pengaduan masyarakat dan talkshow) Bahasan ringan seputar rumah tangga dan pernak-perniknya, wawancara artis pop Pengantar istirahat makan siang, disertai dengan salam antar pendengar via SMS, wawancara artis dangdut Ceplas-ceplos. Omongan asal, spontan, tapi nggak bikin kesel, yang dengerin pasti gregetan Obrolan santai menjelang sore Ngedengerin acara sanbil ngobrol, dilengkapi dengan tips, ganes serta wawancara artis pop Pengantar istirahat malam, disertai obrolan dan salam sapa antar pendengar
50
51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PROGRAM NGAJI BENS’RADIO 106.02 FM
A. Latar Belakang dan Materi program Ngaji Sebagai orang yang penuh dengan berbagai ide Alm. Benyamin S. Semasa hidupnya selalu memunculkan ide-ide yang kreatif sehingga almarhum banyak di kenal di bumi nusantara. Sejak masih hidup almarhum banyak bergaul dengan orang-orang dan di kenal sebagai seorang yang mempunyai talenta yang tidak dimiliki oleh orang lain. Banyak karyanya yang telah di publikasikan dari mulai lagu hingga film sampai berdirinya ben’s radio yang berdomisili Jl. Jagakarsa
No.39,
Jakarta Selatan. Sejak berdirinya pada tahun 1990 ben’s radio selalu menyajikan program-program yang berkualitas dengan gaya bahasa betawi yang identik dengan ngebanyol (lucu) dan ngocol menjadi ciri khas tersendiri bagi ben’s radio. Dengan cara tersebut pedengar menjadi terasa terhibur dengan gaya bahasa yang berbeda dari radio-radio lainnya. Sebagai radio yang mempunyai pendengar terbanyak pada tahun 2000
se JABODETABEK tetap konsisten terhadap etnik betawi dan
menjungjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Dalam fungsinya radio merupakan sebagai radio massa yang mampu menyampaikan satu pesan kepada orang banyak yang sangat luas dan tersebar secara geografis. Jika dalam berdakwah melalui podium
52
maupun dalam acara-acara hari besar islam hanya bisa dihadiri oleh sekitar 100 0rang, maka sebaliknya jika berdakwah melalui radio bisa mencapai ke pelosok daerah. Oleh sebab itu, dengan berdirinya radio yang mempunyai unsur etnik betawi, ben’s radio mengudara pada tahun 1990 dan menyampaikan pesan-pesan islami, bahkan lebih dari itu, ben’s radio selalu mengingatkan para pendenganya ketika masuk waktu shalat berbeda dengan radio yang tidak berbasis islam (bernuansa islami). Ben’s radio merupakan radio etnik yang mempunyai jaringan yang luas baik itu di Sumatra maupun di Pulau Jawa.
Dengan
banyaknya
jaringan
akan
mempermudah
untuk
menyebarluaskan syariat islam melalui siarannya. Banyak orang yang menyangka bahwa radio tersebut khusus orang orang betawi padahal kalau kita lihat dari semua program yang ada di Ben’s radio ada yang bertemakan Ngetem campur-campur (campursari) dan lain sebagainya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran yang artinya ”dan hendaklah dari kalian ada segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan” dengan dalil tersebut ben’s radio membuat programprogarm yang mempunyai unsur dakwah khususnya program Ngaji. Pada awalnya
program
tersebut
mempunyai
nama
Temenan
yang
disubstansikan dan diubah menjadi Agama dan Wanita yang mengudara pada hari jum’at pukul 11.00 s/d 13.00 WIB dan lebih dispesifikan
53
menjadi acara Ngaji dengan narasumber Mama Dede. Acara tersebut di motori oleh seorang produser yang bernama Ade Pandi. 1 Program ngaji adalah suatu acara yang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan para wanita. Dan memberikan pengetahuan terhadap perempuan tentang kaitannnya erat dengan hukum islam, entah itu problem rumah tangga dan lain-lain. Program ngaji di siarkan pada hari Jum’at dari pukul 11.00 s/d 13.00 karena pada jam tersebut di desain khusus untuk para kaum perempuan untuk berkonsultasi kepada narasumber. Program ini adalah suatu program interaktif antara narasumber dengan pendengar. Penyampaian materinya sesuai kemauan narasumber atau berita yang sedang familiar. B. Tema Acara Ngaji Setiap minggunya narasumber tersebut selalu memberikan tema yang berbeda. Dan tema tesebut tidak ditentukan oleh dari pihak program director maupun dari pihak produser tetapi pembahasan yang dibahas dalalm program tersebut adalah sesuai dengan realita kehidupan yang dihadapi oleh kaum perempuan. Contohnya adalah bagaimana seorang wanita yang menikah sirih dan suaminya meminta bercerai kepada istrinya.
1
Hasil wawancara dengan produser Ben’s radio
54
C. Format Program Ngaji Program radio merupakan suatu produj jasa yang dapat memberikan reting yang tinggi dalam siaran. Suatu program akan di minati oleh para pendenganya apabila program tersebut di setting dengan sedemikian rupa, sehingga mampu menyentuh keinginan pendengarnya. Program Ngaji yang ada di Ben’s Radio adalah merupakan program yang di sajikan secara live dengan menggunakan sistem komunikasi dua arah atau disebut juga dengan two way communication dengan melibatkan para pendengar untuk merespon secara langsung terhadap materi yang disampaikan oleh naraumber, sehingga pendengar tidak hanya cuma mendengar saja akan tetapi dapat bertanya atau berkomentar. Dengan durasi dua jam dari jam 11.00 s/d 13.00 program ngaji membagi beberapa sesi, sesi pertama dari jam 11.00 s/d 12.30 adalah pembahasan meteri yang disampaikan oleh narasumber. Sesi kedua pertanyaan yang ditujukan oleh pendengar. Biasanya dalam bertanya para pendengar tidak sesuai dengan materi yang di sampaikan oleh narasumber, namun tidak menutup kemungkinan untuk terus berperan aktif dalam mendengarkan program tersebut.
55
Program tersebut segmentasinya adalah perempuan, karena 90% perempuan yang lebih banyak mendengarkan itu adalah perempuan. Dikarenakan jam siarannya pada hari jum’at yang mana pada hari tersebut kaum laki-laki sedang melaksanakan ibadah shalat jum’at. 2 D. Pengisi Acara program Ngaji Sebelum
mengudara,
seorang
penyiar
perlu
melakukan
persiapan,agar dalam penyiaran tidak kaku, terbata-bata, berbelit-belit, baik bagi penyiar pemula maupun yang sudah biasa. Sejak menjadi penyiar April 1996 (Mama Tati Cuek) telah mengalami pasang surut, itu terjadi ketika krisis 1998 bahkan mama Tati cuek sempat dikandangin untuk tidak siaran. Kesibukan yang dilakukan oleh mama Tati cuek tidak hanya sebagai penyiar melainkan sebagai ibu rumah tangga. Selain menjadi ibu rumah tangga mama Tati juga sering mengisi acara-acara seperti seminar dan lain sebagainya. Dengan gaya bahasa betawi dalam siarannya Mama Tati Cuek juga sebagai seorang Ema yang selalu update dan bisa bergaul dengan kalangan atas, menengah, dan bawah Mpo Tati Cuek selalu memberikan keceriaan terhadap pendengarnya. Sejak menjadi penyiar ditahun 1996 Mpo Tati Cuek sudah mengalami akan manis pahitnya didunia broadcast. 3 Dalam persiapan untuk mengisi sebuah acara harus mempunyai kesiapan baik itu fisik maupun materi. Dalam program ini persiapan yang dilakukan oleh penyiar khusunya program ngaji (agama dan wanita) 2 3
Company Profile Ben’s Radio Wawancara dengan Mama “Tati” Cuek (Penyiar)
56
adalah sambil menunggu narasumber Mama Dedeh untuk memberikan materi, karena dalam program ini yang memberikan materi adalah narasumber tersebut bukan dari pihak produser maupun dari tim kreatif. Program ngaji adalah suatu program khusus yang berada ditengahtengah program Temenan yang disiarkan dari jam 10.00 s/d 14.00. dan program ngaji tersebut mempunyai jam siaran dari jam 11.00 s/d 13. Selain Mama Tati Cuek sebagai penyiar didalam program ini juga menghadirkan seorang narasumber yang sudah menjadi publik figur sebagai seorang da’iah. Mama Dede sudah lama mengajar di Bens radio sejak keberadaan radio tersebut masih berdomisili di Pisangan Ciputat. Adapun pengisi program acara Ngaji (Agama dan Wanita) adalah ustaza yang sudah kita kenal dengan sebutan sebagai Mamah Dede dan sudah terkenal ditelevisi maupun diradio, Sejak kecilnya Mama Dede sudah terdidik dengan lingkungan yang agamis serta pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Dimulai dengan latar pendidikan SD 6 tahun dan PGA Muhammadiyah 6 tahun serta pendidikan terakhir IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernuansa islami Mama Dede sudah mempunyai bakat untuk bisa mengembangkan atau menyiarkan ajaranajaran islam yang terkandung dalam al-quran dan sunnah rasulullah saw. Terlahir dari seorang ibu yang juga seorang da’iah beliau beserta lima saudaranya menjadi seorang muballigh yang handal dan menjadi manfaat untuk semua manusia.
57
Awal mula beliau berdakwah di Ben’s radio yaitu sejak tahun 1994 untuk mengisi acara di Bens radio dalam program Ngaji dan program tersebut sekarang menjadi Agama dan Wanita. Sesuai dengan apa yang diakatakannya mungkin ini jalan yang terbaik yang telah tunjukan oleh Allah kepada saya (Mamah Dede). Mama Dede selalu mengajak para pendengarnya
untuk
mengamalkannya. mempunyai
kembali
Sebagai
seorang
hambatan-hambatan
mempelajari
al-quran
juru
sudah
pastinya
oleh
seorang
yang
dakwah dialaminya
serta
pendakwah. Akan tetapi, semua itu tidak berlaku bagi Mama Dede baginya adalah semua itu di jalaninya dengan enjoy dan rasa ihklas. Selain mengisi ceramah di Ben’s radio beliau jug kerap mengisi ceramah disebuah stasiun televisi swasta (Indosiar) selama tiga tahun dalam acara AA dan Mamah, dan juga dimajlis-majlis talim yang tersebar luas didaerah-daerah bahkan sampai keluar pulau jawa. Dengan gaya penyampaian yang tegas dan lugas, Mama Dede selalu melihat akan kemampuan mad’unya entah itu segi latar belakang pendidikan, ekonomi serta pekerjaan. Beliau tidak membeda-bedakan mad’unya seperti yang di kutip dari hasil wawancara dengan beliau. Beliau mengatakan saya tidak memandang entah itu yang dateng dari kampung yang naek getek itu semua saya hadapi. Dengan keyakinan penuh Mama Dede mempunyai komitmen akan selalu berdakwah selama Allah masih memberikan kesehatan kepadanya. Beliau juga tidak bosan-
58
bosannya selalu mengajak para pendengarnya baik itu wanita maupun pria untuk selalu mempelajari al-quran dan sunnah rasul. Dalam pandangan beliau acara dakwah yang ada ditelevisi dan diradio adalah sudah sangat bagus. Sejak beliau berdakwah diradio ditahun 1994 hampir semua acara diradio ada acara radio mulai dari pagi, siang, dan sore. Bahkan ketika menjelang bulan suci ramadhan hampir setiap saat ada acara dakwah. Selain beliau menjadi seorang da’iah, beliau juga berharap kepada kepada kaum muslim khususnya seorang yang menjadi juru dakwah untuk selalu meluruskan yang belum lurus, memperbaiki yang kurang baik, memajukan yang kurang maju. Beliau juga menghimbau kepada para generalisasi unruk menjadikan negeri ini menjdai negeri yang Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur. Selain beliau menyampaikan materi yang disampaikan beliau juga berpesan untuk selalu mempelajari al-qur’an dan maknanya karena semua itu adalah untuk kehidupan kita sehari-hari dan menjadikan rumah surga Baiti Jannati. Selain beliau menyampaikan materi kepada mad’unya, beliau juga berpesan kepada umat muslim yang tersebar luas diseluruh pelosok Indonesia, dalam pesannya pelajari al-qur’an dan maknanya karena mempelajari al-qur’an dan isinya dapat memberikan ketenangan dalam kehidupan kita sehari-hari. 4
4
Wawancara Dengan Mamah Dede
59
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Setiap kegiatan pastilah tidak luput dari faktor pendukung dan penghambat dalam suatu program acara. Demikian pula dengan program acara Ngaji (Agama dan Wanita), mengingat stasiun-stasiun radio yang di Indonesia pada saat ini belum dapat berperan sebagai media yang efektif untuk menyampaikan pesan islam. Oleh karena itu program dakwah acara Agama dan Wanita pun memliki faktor yang mendukung untuk mensyiarkan syariat islam serta kelemahan-kelemahan yang ada di program ini, diantaranya : a) Pembawa acara yang sangat tepat (publik figur dan ahli didalam bidangnya, yakni Mamah Dede. Dan ditemani oleh penyiar yang sangat gaul yakni Mama ”Tati” Cuek. b) Narasumber dari kalangan publik figur dan ahli dalam bidangnya serta bagus dalam penyampaiannya sehingga dapat dimengerti oleh pendengrnya. c) Metode yang disampaikannya sangat sederhana dan mengenai kehidupan sehari-hari (masalah wanita dan kehidupan rumah tangga) dan juga bervariatif sehingga memudahkan pendengar untuk bisa bertanya kepada narasumber. d) Materi dan tema mengedepankan masalah wanita sesuai dengan target pendengar. e) Waktu siarannya pada siang hari yakni pada hari jum’at pukul 11.00 s/d 13.00.
60
f) Para pendengar tidak hanya dari kalangan orang tua melainkan dari para ABG yang menikah diusia dini. g)
Jangkauan dakwah yang lebih luas sehingga memudahkan untuk mendengarkannya.
F. Analisis Program Ngaji (Agama dan Wanita) Suatu alat komunikasi yang mudah untuk dibawa kemana-mana, radio sangat dekat dengan hati masyarakat. Dengan dekatnya hati masyarakat terhadap radio maka dibuatlah suatu program untuk lebih mendekatkan kepada khalayak. Sejak zaman penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan an zaman orde baru peran radio sangat signifikan, berkat adanya radio masyarakat Indonesia dapat mengetahui akan setiap kejadian walaupun pada zaman dahulu mendengarkan radio secara sembunyi-sembunyi sehingga masyarakat mengetahui akan kemerdekaan Indonesia. Radio selalu memberikan suatu hal yang berbeda dalam penyajian suatu program, entah dari suara, maupun dari penyampaian seorang penyiar. Setiap perusahaan radio mempunyai suatu ciri khas yang berbeda dalam mencari simpatik atau pendengar yang lebih banyak. Di Jakarta sudah banyak radio yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan peralihan musik. Sering kita mendengar stasiun radio yang menyiarkan lagu-lagu dangdut bahkan sampai lagu daerah atau yang lebih kita kenal dengan lagu campur sari, tapi semua itu sudah mulai ditinggalkan oleh pendengarnya. Sudah banyak radio yang mulai
61
ditinggalkan pendengarnya misalnya seperti radio Cbb yang berada di Ciledug. Dengan sejalannya waktu dan perubahan musik yang terjadi pada saat ini, dengan penuh rasa optimis ben’s radio mulai membuat programprogram untuk bisa mendekatkan dengan hati masyarakat. Perubahan tersebut dimulai dari musik dangdut menjadi musik pop. Perubahan tersebut tidak secara keseluruhan, akan tetapi porsi jam siarannya sedikit dipersempit. Walaupun dengan adanya perubahan tersebut tidak menghilangkan kultur betawi yang sudah menjadi darah daging setiap crew ben’s radio. Sebagai radio yang mempunyai pendengar yang banyak sekitar 4.218.000 Orang (Nielsen Media Research 2005) ingin menjadikan radio yang selalu saat menemani para pendengarnya. Serta menjunjung selalu nilai-nilai agama yang sesuai dengan al-qur’an dan sunnah Nabi SAW. Selain perubahan musik yang terjadi, Bens’s radio juga membuat sebuah jingle, lelucon, dan sebuah pengetahuan tentang budaya betawi. Diantara jingle yang sering diputarkan oleh ben’s radio ketika memasuki waktu azdan adalah eh ente daripada judi mabuk-mabukan eh ente dari godain bini orang eh ente daripada nyuri jemuran orang itu semua haram dan dosa mendingan puter gelombang 106.02 fm ben’s radio ada manfaatnya
62
denger ben’s radio ada manfaatnya, denger ben’s buat ngilangin dosa, thoyib....... Selain jingle, lelucon dan tentang kebudayaan betawi, ben’s radio tidak lupa memberikan suatu hadist-hadist Rosululah sebelum maupun sesudah adzan. Banyak sekali keunikan-keunikan yang terdapat di Ben’s radio. Sesuai dengan fungsi radio yang memberikan hiburan, education, serta wawasan tentang nusantara. Ben’s radio selalu memutarkan atau memberikan pengetahuan akan kebudayaan betawi diantaranya yang sering di putar adalah kamus betawi yang mana kamus betawi ini memberikan pengetahuan terhadap para pendengar serta memperkenalkan akan bahasa Betawi. Sebagai contoh kamus Betawi yang sering putarkan adalah Ngablak : Ipeh Pakaian lo Ngablak banget........entar masuk angin lo.......Biarin Bang biar keliatan seksi......... Mulai dari situlah Ben’s radio mulai membuat program untuk mencari simpati para pendengarnya. Mulai dari program Begaya yang disiarkan dari 06.00 s/d 09.00 dari hari senin s/d jum’at yang dibawakan oleh Andini dan Arya Tanjidor, sampai program Ngaji yang saat ini sedang di tulis. Sejak berdirinya bens radio yang didirikan oleh Alm. Benyamin S program ini mempunyai nama Agama dan Wanita yang pada waktu itu masih bertempat di Jl. Pisangan Ciputat sebelum pindah di Jl. Jagakarsa no. 37, dan selang beberapa tahun program ini berubah nama menjadi Ngaji dan tidak lama kemudian kembali lagi kepada nama yang lama yaitu Agama dan Wanita.
63
Program Ngaji adalah suatu program yang tergabung dalam program acara Temenan, yang mana program Ngaji (Agama dan Wanita) tersebut khususan yang mempunyai jam tersendiri yaitu dari jam 11.00 s/d 13.00 WIB. Dan program Temenan itu sendiri dimulai dari jam 10.00 s/d 14.00 WIB. Dalam program Agama dan Wanita itu mempunyai segmentasi yang berbeda yaitu segmentasi yang menuju kepada kaum wanita. Walaupun nama programnya Agama dan Wanita namun tidak semua kaum wanita yang mendengarkan acara ini, terkadang ada juga kaum lakilaki yang mendengarkan maupun bertanya. Program ini sendiri adalah suatu program dengan format talk show sebagai mempermudah untuk menjalin komunikasi yang efektif, program ini memberikan keluasaan kepada para pendngarnya untuk bertanya kepada narasumber sesuai materi yang dibahas. Terkadang dalam hal ini banyak pendengar yang bertanya yang tidak sesuai dengan materi yang dibahas karena materi yang diberikan tidak secara kontinyu dalam artiaan materinya berbeda-beda setiap minggunya dan meteri tersebut langsung disamapikan oleh narasumbernya. Sebagai program yang disiarkan pada siang hari namun tidak mengurangi simpati para pendengar untuk mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Mama Dede. Dengan disiarkan pada hari jum’at program ini termasuk suatu program yang paling banyak didengarkan oleh para wanita dan ibu-ibu rumah tangga dengan persentase 85% yang mendengarkannya dan dipandu
64
oleh seorang penyiar yang gaul dan up to date. Karena program ini hanya diselingi oleh iklan yang tidak terlalu banyak dan lagu-lagu religi sesuai dengan program dan waktunya.. Dalam analisis ini, penulis menemukan adanya suatu dampak yang positif karena banyak pendengar yang bertanya dalam materi yang disampaikan. Itu berarti Ben’s radio telah menjalakan salah satu fungsi sosial media. Menurut Lasswell fungsi sosial yang dijalankan oleh suatu media adalah pengawasan lingkungan, pertalian (korelasi), memberikan respon terhadap lingkungannya, dan tranmisi budaya. Semua itu adalah secara berurutan bertalian dengan pemberian informasi, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman terhadap makna materi
yang
disampaikan,
dan
juga
memberikan
pembentukan
kesepakatan. Proses pemilihan tokoh dalam agama dalam pengemasan program talk show berkaitan dengan teori isi media. Dalam analisi ini, penulis menemukan bahwa Mamah Dede adalah seseorang yang dapat membimbing umat dalam menyikapi isu yang sedang berkembang ditengah masyarakat dan prilaku manusia. Dengan demikian program ini dibuat menarik para pendengar. Oleh sebab itu, program ini mengajak umat Islam selalu berpedoman pada al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dan juga untuk memecahkan persoalan dan problematika yang terjada ditengah masyarakat sehingga dapat meminimalisir KDRT (kekerasan dalam rumah
65
tangga. Selain itu juga, Mamah Dede disini tidak hanya memberikan materi saja tetapi memberikan nasihat kepada para pendengar. Oleh kaena itu, Mamah Dede sebagai seorang muballighat yang memerlukan
media
untuk
menyampaikan
pesan-pesannya
dalam
berdakwah. Disisi lain Mamah Dede juga sebagai seorang dai’iah yang profesional. Ia juga berfungsi untuk menghubungkan antara satu golongan dengan golongan lain. Selain menyatukan suatyu golongan beliau juga menyatukan antar komunitas
untuk
menegakkan
likalimatillah
dan
menyatukan
persaudaraan. Dalam hal ini Mamah Dede sebagai seorang yang santun untuk dicontoh dalam kehidupan.
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pada awalnya acara program Ngaji ini mempunyai nama Agama dan Wanita dan tergabung dalam program acara Temenan dan di siarkan pada hari senin s/d jum’at acara tersebut dimulai dari jam 10.00 s/d 14.00. Sedangkan program Agama dan Wanita (Ngaji) itu sendiri memiliki jam khusus yaitu dari jam 11.00 s/d 13.00 dan disiarkan pada hari jum’at dengan narasumber yang bernama Mamah Dede dan ditemani oleh seorang penyiar yang bernama Mpo “Tati” Cuek Dalam program Agama Wanita ini seperti yang telah dilansirkan sebelumnya, bahwasannya program ini adalah suatu program dakwah dengan format interaktif sehingga memudahkan pendengar untuk bertanya langsung kepada narasumber. Dalam menentukan materi yang akan dibahas tidak ditentukan dari pihak produser melainkan dari narasumber itu sendiri. Hambatannya ketika tanya jawab dengan dibatasi waktu sehingga menutup kemungkinan adanya pendengar yang kurang memahami mengingat tema yang dibahas. Sejauh ini pendengar dalam menanggapi tema yang dibahas hanya melalui telepon dan ini dapat berekibat fatal bagi seseorang yang tidak mempunyai telepon atau handphone.
67
B. Saran Penulis mendapatkan hikmah dalam penelitian ini yang mengangkat tentang suatu program yang ada di Bens radio yang berjudul Analisis Progran Ngaji di Bens Radio 106.02 FM Sebagai umat muslim haruslah kita senantiasa memahami dan mempelajari akan al-quran dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam kehidupan kita sehari-hari untuk mencerminkan sebagai umat muslim yang selalu istiqamah. Adapun saran penulis ialah sebagai orang yang beriman kita ikut dalam mensyiarkan agama Allah walaupun tidak harus berdiri diatas podium sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang artinya sampaikanlah walaupun satu ayat. Dengan seperti itu maka kita telah mensyiarkan agama islam. Sebagai umat muslim kita harus berpegang teguh pada tali agama Allah unuk dapa mendapakan ridho-Nya. Sebagai jiwa yang mempunyai ruh dari Tuhannya sudah sepatutnya kita untuk saling memberikan pengetahuan kepada yang belum mereka ketahui.
68
Daftar Pustaka Al-qur’an Terjemah Departemen Agama Amin, Nafri, etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam, Jakarta, PT. Logos, Wacana Ilmu 1999, cet-1 Amin, Mansyur, Dakwah dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al-Amin pres 1997 Ardiyanto, Elvinaro dkk, Komunikasi Massa, simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 Arifin, Eva, Praktek Siaran Radio,Diktat kuliah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Jakarta Astuti, Santi Indrs,Jurnalisme Radio,Simbiosa Rekatama Media,Bandung,2008 Ali-Qahthani, Said bin Al-Hikmah fi al-dakwah Ilallah, diterjemahkan oleh Drs. Masykur Hakim MA dan Ubaidillah, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press,1994), Cet, ke-1, h. 102 Atabik, Ahmad Zuhdi Muhdlor,kamus kontemporer Arab-Indonesia,Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum,1998 Aziz M. Ali, Ilmu Dakwah,Kencana 2004,Jakarta Bachtiar, DR. Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi Dakwah, Jakarta: Logos 1997 Basiroh, Umi dkk,Kamus Besar Indonesia, DEPDIKBUD, Jakarta:Balai Pustaka, 1998 Basyiruddin M., Usman. Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), cet, ke-1, Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Indonesia RI Departemen Pendidikan dam Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakart;Balai Pustaka,cet.ke-1
69
Effendy, Onong Uchjana.,Dinamika Komunikasi,Bandung:Rosda Karya,2000 Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif,Pedoman Ilmu Jaya,Jakarta,1997 Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1996 Hamka, Rusjdi Rafiq (ed), Islam dan Era Informasi, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1989), cet ke-1, Idris, A.Shomad, Ilmu Dakwah (diktat perkuliahan S1FDK, UIN Jakarta, 2004 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, UIN Jakarta Press, cet-1 Latief, H.M.S. Hasanuddin, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah,Jakarta:finama Masduki, Jurnalistik Radio,Yogyakarta LKiS Yogyakarta,2001,cet-1 Mubarak Dr. Ahmad, Psikologi Dakwah,Pustaka Firdaus,Jakarta Machfoeld, Ki Moesa A., Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya, hal 97 Jakarta:Bulan Bintang,2004 Mc.Quail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta:Erlangga,1996 Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,2007, cet.Ke-23 Munir, M., SA.g.,MA.Metode Dakwah, Jakarta:Kencana 2006 Mufid,Muhamad, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Prenada Media, Jakarta,hal.33 M. Romli, Asep Syamsul, Broadcast Journalism, Bandung:Yayasan Nuansa Cendikia,2004 Natsir, Muhammad., Fiqhud Dakwah,Jakarta:Dewan Dakwah Islamiah Nawawi, Hadawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gajah Mada, University Press, 1998, cet.Ke-8 Prayudha, Harley, Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Jawa Timur, Bayu Radio, 2004, cet. Ke-1
70
Severin, J Werner, James W. Tankard, Jr, Teori Komuikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi ke-5 Jakarta: kencana 2007, cet. Ke-2 Sugiono, Anas, Metode Riset dan Bimbingan Menulis Skripsi Yogyakarta,hal.6 Shihab, Quraish, Membumikan Al-quran Fungsi dan peran dalam kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan 1998 Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah, lentera Hati, 2000 Sulaiman, Jundah,Radio Sebagai Media Dakwah,dalam dakwahI, Jurnal Kajian Dakwah, Komunikasi dan Budaya,vol X,No.2 Jakarta:Fakultas Dakwah Dan Komunikasi,UIN Jakarta Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI, TESIS, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1997 Soemanto,
R.M.,
Program
Televisi
Penyusunan
samapai
pengaruh
siaran,Jakarta,FFTV.LKS,2007,Cet.ke-1 Zaidan, Abdul Karim, Dasar-dasar Ilmu 2, Jakarta:Media Dakwah 1984
Referensi Lainnya http://www.docstoc.com/docs/8100797/BAB-II-KONSEP-DASAR-RADIO http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:jj3SaIEsHV4J:scathzi. multiply.com/journal/item/75/PROGRAM_DAKWAH_ISLAM_RADIO_SIARAN_PE MERINTAH_KABUPATEN_JEMBER+pengertian+program+radio&cd=7&hl=id&ct= clnk&gl=id&client=firefox-a
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Ahmad Afandi NIM
: 105051001883
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakulras Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ket
: Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi. {Program Studi Sarjana (S1)}
Materi
: Analisis Program Ngaji di Ben’s Radio 106.02 FM
Nara Sumber
: Ade Pandi (Produser Program Ngaji)
Tanggal
: Jum’at, 08 Januari 2009
Draft Pertanyaan Produser 1. apa yang melatar belakangi berdirinya program Ngaji….. 2. kenapa nama acaranya Ngaji bukan yang lain….. 3. bagaimana format program Ngaji ini……. 4. factor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat program Ngaji….. 5. siapa yang menentukan isi materi……… 6. segmentasinya pada tingkat usia berapa……
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Ahmad Afandi NIM
: 105051001883
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakulras Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ket
: Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi. {Program Studi Sarjana (S1)}
Materi
: Analisis Program Ngaji di Ben’s Radio 106.02 FM
Nara Sumber
: Mama “Tati” Cuek (Penyiar)
Tanggal
: Jum’at, 22 Januari 2010
Draft Pertanyaan Penyiar 1. apa persiapan mpo sebelum siaran khususnya dalam program Ngaji ? 2. bagaimana mpo dalam membawakan siaran program Ngaji…….. 3. gaya bahasa seperti apa yang mpo gunakan…….. 4. sudah berapa lama menjadi penyiar di Ben’s Radio…… 5. selain di Ben’s radio kegiatan mpo sehari-hari, selain menjadi penyiar...... 6.
siapa saja yang menjadi narasumber dalam program ini.......
7. bagaimana gaya penyampaian mpo dalam siaran khusunya dalam program ini....... 8. siapakah pendengar yang paling dominan..........
DAFTAR WAWANCARA
Nama : Ahmad Afandi NIM
: 105051001883
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakulras Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ket
: Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi. {Program Studi Sarjana (S1)}
Materi
: Analisis Program Ngaji di Ben’s Radio 106.02 FM
Nara Sumber
: Mamah Dede (Narasumber)
Tanggal
: Jum’at, 29 Januari 2010
Draft pertanyaan Narasumber 1. Apa latar belakang pendidikan Mamah dalam berdakwah ? SD 6 Tahun, PGA Muhammadiyah 6 Tahun dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Visi dan Misi Mamah dalam Berdakwah ? Sampai kapanpun, selama badan saya ini masih sehat selama yang penting semua apa yang diperintahkan Allah saya jalani 3. Menurut Mamah perkembangan nilai dakwah yang ada di Indonesia, bagaimana ? Sangat bagus, namun permasalahnnya semakin banyak orang yang berbuat maksiat semakin banyak pula orang berdakwah, namun tidak seimbang jadi pendakwahnya ini berkurang.
4. Apa yang mendorong Mamah untuk dalam media, khusunya Ben’s radio ? Saya bukan didorong bukannya yang mendorong. Jadi, saya disni ini dilamar oleh Ben’s radio sejak tahun 1994, begitu juga indosiar 3 tahun. Mamah pikir mungkin ini jalan yang terbaik untuk mamah. Karena sejak kecil keluarga Mamah adalah pendakwah mulai dari ibu sampai kelima saudara Mamah termasuk Mamah.
5. Perbedaan metode dalam berdakwah dimedia dengan berdakwah dimajlis ta’lim ? Sama saja karena materi yang Mamah sampaikan adalah sama baik itu diradio maupun dimajlis ta’lim. Klo di majlis ta’lim orangnya kelihatan tapi di radio orangnya kaga keliatan. 6. Bagaimana pengamatan Mamah tentang acara-acara dakwah yang ada diradio ? Sudah sangat baik, saya berdakwah di medai sejak tahun 1994, hampir semua radio ada acara dakwahnya mulai dari subuh, siang,dan sore. Apalagi dibulan suci ramadhan hampir disepanjang hari dari pagi, siang dan sore. 7. Selam berdakwah diradio khusunhya ben’s radio apakah ada kendala ? Tidak ada kendala enjoy-enjoy. Saya bersukur kepada Allah yang telah memberikan saya sehat. 8. Kriteria Mamah dalam menyampaikan dakwah terhadap mad’unya ? Kita lihat audiensnya, klo dari orang yang berpendidikan tinggi kita sesuaikan, tapi klo di tengah kampung kita gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
9. Harapan dan pencapaian Mamah terhadap perkembangan dakwah khususnya untuk kaum wanita ? Saya berharap kepada semuanya. Dakwah itu merupakan kewajiban. Luruskan yang kurang lurus, memperbaiki yang kurang baik, memajukan yang kurang maju. Saya berharap ada generalisasi-generalisasi untuk menjadikan negeri ini yang Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur 10. Pesan Mamah terhadap generalisasi penerus khusunya perempuan di Indonesia ? Saya selalu berpesan yuk, pelajari al-qur’an, pegang itu al-qur’an, isinya apa, maknanya apa, itu semua untuk kehidupan kita sehari-hari.
Narasumber
Mamah Dede
Dengan semua ini saya ucapkan terimaksaih yang mendalan atas partisipasinya dalam wawancara ini…