1
ANALISIS PENERAPAN MODEL TINGKAT EFEKTIFITAS PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN KENDAL Oleh : Nanang Yusroni Umar Chadhiq Dosen Fakultas Ekonomi UNWAHAS Semarang ABSTRAKSI Kendal merupakan daerah yang berpotensi dalam bidang pasar dan grosir pertokoan, hal ini ditunjang oleh beberapa pasar yang berada di Kendal.Dari berbagai macam retribusi daerah yang dipungut oleh pemerintah Kabupaten Kendal terlihat bahwa retribusi pasar dan grosir pertokoan memberikan kontribusi yang cukup besar pada pembentukan total retribusi daerah di kabupaten Kendal.Dari hasil perhitungan tingkat efisensi diketahui bahwa penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Kendal ternyata pada tahun 2004-2007 tidak efisien yaitu 52,03% (lebih dari 40%). Setelah diberlakukannya otonomi daerah, pada tahun 2006-2007 tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 80% dan 83%. Elastisitas jumlah pedagang terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal pada Tahun 2006 - 2007 adalah elastis yaitu 33,62 (Tahun 2006) dan 1,08 (Tahun 2007).Sehingga untuk lebih meningkatkan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Kendal maka diperlukan peningkatan pelayanan / fasilitas umum di lingkungan pasar di Kabupaten Kendal. dan membuat penataan tata ruang di Kabupaten Kendal lebih baik maka diperlukan kerjasama dengan instansi yang terkait.
Kata kunci : retribusi pasar, efektifitas, efisiensi, pendapatan asli daerah PENDAHULUAN Salah satu bidang usaha sektor informal yang cukup berkembang pesat diKabupaten Kendal adalah pedagangan. Berdasar data yang ada, pedagang di Kabupaten Kendal sekitar 15.000 orang, sekitar 80% pedagang menengah clan kecil, sekitar 12.000 memiliki izin dan sisanya dalam proses pengajuan izin dan. ticlak berizin (Dings Pasar, 2005). Mereka tersebar di berbagai tempat, termasuk pasarpasar yang dikelola pemerintah kota dan swasta. Pusat perbelanjaan atau yang lebih dikenal dengan pasar merupakan sarana penunjang perekonomian masyarakat dalam sektor perdagangan yang berfungsi sebagai tempat dipasarkannya barangbarang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan terjadinya perkembangan perekonomian, maka pasar cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu ke waktu. Pada mulanya pasar hanya sebatas sebagai pusat kegiatan pelayanan lingkungan pemukiman menjadi pusat pelayanan lingkungan yang lebih luas dan menjadikan ruang lingkup pelayanannya tidak hanya terbatas pada satu tempat saja. Dalam pranata sosial, pasar merupakan bagian yang penting tempat terjadinya interaksi dan komunikasi antar manusia dalam sebuah lingkungan masyarakat. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, sehingga memungkinkan terdapatnya unsur-unsur sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya yang berkembang di dalamnya. Berdasarkan tinjauan sosiologis, pasar
2
muncul disebabkan oleh kebutuhan manusia yang makin beragam, sementara itu pada waktu yang sama mereka tidak dapat mencukupinya sendiri.(Bagus Santosa:1995). Ada beberapa jenis pasar, salah satunya adalah pasar tradisional yang karakternya dapat dilihat dari bentuk bangunan yang relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kebersihan pasar yang masih terabaikan dan penerangan pasar yang kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan seharihari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan memakai sistim tawar menawar dalam pembelian suatu barang. Para pedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan cara berdagangnya kurang profesional (Kristiadi, 1985). Kendal merupakan daerah yang berpotensi dalam bidang pasar dan grosir pertokoan, hal ini ditunjang oleh beberapa pasar yang berada di Kendal.dari berbagai macam retribusi daerah yang dipungut oleh kabupaten Kendal terlihat bahwa retribusi pasar dan grosir pertokoan memberikan kontribusi yang cukup besar pada pembentukan total retribusi daerah di kabupaten Kendal setelah retribusi rumah sakit Daerah, Besarnya kontribusi pasar dan grosir pertokoan terhadap total retribusi daerah di kabupaten Kendal pada Tahun 2006 sebesar 18,15% dan 18,30% di Tahun 2007. Dalam Tabel 1. Tabel 1. Kontribusi Retribusi Pasar dan Grosir Pertokoan Terhadap Total Retribusi Kabupaten Kendal Tahun 2006-2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jenis Retribusi R. Pelayanan Kesehatan R. Pelyn. Persampahan / Kebersihan R. Pencct.Bea.Ctk.Ktp dan Kk R. Pencct. Bea Ctk Akta Capil R. Parlor Umum Pengujian Kendaraan Bermotor R. Kekayaan Daerah R. Pasar & Grosir Pertokoan R. Terminal R. Tempat Khusus Parkir R. Penyedotan Kakus R. Rumah Potong Hewan R. Tempat Rekreasi & Or R. Ijin Mendirikan Bangunan R. Ijin Gangguan (Ho) R. Ijin Trayek R. Pemeriksaan Kesehatan Ternak R. Meterai Leges Jumlah
Tahun 2006 Realisasi Kontribusi (Rp) (%) 143.100.000 1,86 60.834.660 0,79 360.462.500 0,79 318.535.500 4.68 54.650.000 4.14 242.055.500 0,71 425.288.905 3.15 1.396.625.850 18,15 89.630.500 5,53 18.107.500 1.16 5.180.000 0,24 29.093.000 0.07 3. 691.107.300 8,98 468.568.970 6,09 251.788.762 3,27 36.760.000 0,48
Tahun 2007 Realisasi Kontribusi (Rp) (%) 152.700.00 1,86 73.240.825 0,89 73.240.825 0,89 633.082.500 7,70 388.784:500 4,73 60.962.300 0,74 258.346.500 3,14 1.505.4 .150 18,30 498.265.893 6,06 89.359.000 1,09 25.248.500 0,31 7.580.000 0,09 4.666.531.120 32,10 582.452.908 7,08 447.542.897 5,44 19.400.000 0,24
12.020.000
0,16
12.006.000
0,15
65.647.000 7.695.002.147
0,85 100,00
86.423.000 8.225.799.643
1,05 100,00
Sumber : APBD Kabupaten Kendal Tabun 2006-2007, yang telah diolah.
Pada Tabel 2. terlihat bahwa kontribusi retribusi pasar dan grosir pertokoan terhadap PAD kabupaten Kendal dari tahun 2006-2007 berfluktuasi yaitu tahun
3
2006 sebesar 3,77% tahun 2002 sebesar 7,57%, Tahun 2003 sebesar 8,69%, tahun 2004 sebesar 7,98% dan tahun 2005 sebesar 7,53%. Kontribusi retribusi pasar dan grosir pertokoan di kabupaten Kendal tertinggi pada tahun 2003 sebesar 8,69 % dan terendah pada tahun 2006 sebesar 3,77%. Tabel .2. Kontribusi Retribusi Pasar dan Grosir Pertokoan Terhadap PAD Kabupaten Kendal Tahun 2002-2006 Tahun Retribusi pasar dan grosor Pertokoan PAD Kontribusi 2006 388.963.000 10.305.144.183 3,77 2002 1.104.445.000 14.597.124.188 7,57 2003 1.536.327.000 17.671.121.210 8,69 2004 1.396.625.850 17.502.875.966 7,98 2005 1.505.415.150 19.988.132.318 7,53 Sumber : APBD Kabupaten Kendal Tahun 2002-2007, yang Telah Diolah.
Sebagai satu daerah otonom di Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki retribusi yang cukup besar dalam pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya adalah Retribusi Pasar dan Grosir Pertokoan. yang memiliki peringkat kedua dalam kontribusinya terhadap pembentukan PAD setelah retribusi persampahan / kebersihan. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan penerimaan daerah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana tingkat efektivitas, efisiensi dan elastisitas retribusi Pasar dan Grosir Pertokoan Kabupaten Kendal. Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi semua pihak yang tertarik dan berkepentingan dengan masalah ini, terutama bagi dunia ilmu pengetahuan dapat mengetahui perkembangan peranan retribusi Pasar dan Grosir Pertokoan dalam meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Kendal.serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi p em e ri nt ah da e r ah ka bup at e n K en d al dal am m e n e nt u k an kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah retribusi Pasar dan Grosir Pertokoan. Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang pengumpulannya dilakukan dengan cara meminta informasi tercatat dari petugas yang bekerja pada instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (dalam hal ini BPS dan Dinas Retribusi Pasar Kabupaten Kendal) dan melalui studi kepustakaan dengan mencari literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang ada dalam penelitian ini, dan wawancara dengan tanya jawab langsung dengan kepada petugas pemgungut retribusi pasar dan Kepala Dinas Pasar Kabupaten Kendal.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Efisiensi Retribusi Pasar
4
Efisiensi dapat digunakan untuk mengukur bagian dari hasil retribusi yang digunakan untuk menutup biaya pemungutan retribusi yang bersangkutan (Devas, 1989 : 56) . Rumus efisiensi retribusi pasar ditulis Biaya Pemungutan Retribusi Pasar Efisiensi = X 100% Penerimaan Retribusi Yang Dipungut Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah semua bentuk pengeluaran yang dikeluarkan oleh Dinas Pasar (untuk Retribusi Pasar) dalam merealisasikan penerimaan Retribusi Pasar. Efisiensi akan lebih besar apabila biaya yang dikeluarkan dapat ditekan serendah mungkin. Biaya-biaya tersebut dapat berbentuk biaya/gaji pegawai, biaya belanja barang, biaya pemeliharaan, biaya per alanan dings dan biaya lain-lain (Devas, 1989 : 56). Efisiensi dikatakan rendah apabila lebih dari 40 persen hasil pemungutan retribusi terpakai untuk biaya pemungutan (Devas, 1989 : 56 ). Efektivitas Retribusi Pasar Efektivitas retribusi pasar adalah pengukuran hubungan antara hasil penerimaan retribusi pasar terhadap potensi retribusi pasar, dengan anggapan semua wajib retribusi membayar seluruh retribusi terhutang masing-masing. Sebelum menghitung efektivitas terlebih dahulu kita harus menghitung seberapa besar potensi pemungutan retribusi pasar Kabupaten Kendal, dengan asumsi perhitungan potensi berdasarkan luas kios dan los saja (menurut Dinas Pasar perhitungan dasaran/pelataran tidak digunakan, dengan alasan dasaran/pelataran digunakan untuk fasilitas pasar lainnya seperti mushola, kamar kecil dan tempat parkir). Selain itu perhitungan ini juga mengabaikan pedagang kaki lima (PKL). Pemungutan retribusi pedagang kaki lima dilakukan oleh Dinas Pedagang Kaki Lima yang berada di bawah naungan Dinas Pasar Kabupaten Kendal (Dinas Pasar, 2007). Rumus potensi retribusi pasar adalah sebagai berikut (Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2005 Pasal 9 tentang Retribusi Pasar). n i1 Pt = ∑ (Ls x Tr x Wt) Dimana : Ls = Luas Pasar (m2) Tr = Tarif retribusi Pasar (Rp) Wt = Periode Pemungutan (hari) Setelah potensinya diketahui maka analisis efektivitas bisa dilakukan. Analisis ini digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil penerimaan retribusi pasar terhadap potensi dari retribusi pasar tersebut. Dari perhitungan ini akan diketahui tingkat efektivitas (hasil guna) dari pemungutan retribusi pasar, dengan anggapan semua wajib retribusi membayar seluruh retribusi terhutang. Berdasarkan rumus Devas (1989 : 76 ) maka rumus efektivitas adalah sebagai berikut : Efektivitas =
Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar X 100% Potensi Retribusi Pasar
5
Efektivitas yang tinggi akan tampak jika hasil dari penerimaan retribusi daerah diatas 60 persen dari seluruh potensinya (Devas, 1989 76). Elastisitas Retribusi Pasar Analisis elastisitas yang dihitung berkaitan dengan jumlah Pedagang, luas lahan dan tarif retribusi pasar. Berdasarkan Soeratno (2006, 34) dalam buku Ekonomi Mikro Pengantar, maka rumus elastisitas adalah sebagai berikut : Elastisitas Jumlah Pedagang =
% Penerimaan Retribusi Pasar %Jumlah Pedagang
Menurut Bagus Santoso (1995 ; 5) ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi dalam pengukuran elastisitas penerimaan retribusi pasar (Ep) yaitu sebagai berikut : a. Elastis (Ep > 1), apabila faktor retribusi pasar berubah 1% maka penerimaan retribusi pasar akan berubah lebih dari I%. b. Uniter (Ep = 1), apabila faktor retribusi pasar berubah 1%, maka penerimaan retribusi pasar akan berubah sebesar 1%. c. Inelastis (Ep < 1), apabila suatu faktor retribusi pasar tersebut berubah 1% penerimaan retribusi pasar akan akan berubah kurang dari 1%. Hasil dan Pembahasan Kriteria Tarif Menurut Golongan Pasar Sesuai dengan Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2005 pasal 1 (Tentang Retribusi Pasar), retribusi pasar adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa untuk fasilitas pasar. Adapun yang dimaksud fasilitas pasar adalah fasilitas halaman pasar atau pelataran pasar, kios, los dan fasilitas umum. Dimana untuk penempatannya harus mengajukan permohonan ijin dan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh kepala daerah. Fasilitas tempat umum di luar pasar adalah tempat umum yang secara insendental diperbolehkan sebagai tempat berdagang pedagang kaki lima. Semua bangunan yang diperuntukkan kegiatan pasar disebut bangunan pasar. Kios adalah bagian dari bangunan pasar yang satu sama lain dibatasi dengan dinding serta ditutup, sedangkan los merupakan bagian bangunan pasar yang berwujud bangunan beratap baik dengan penyekat maupun tidak, yang digunakan untuk menjual barang-barang dagangan atau melakukan usaha kerajinan dan pertukangan kecil ( Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2005). Subjek/wajib retribusi pasar adalah orang/ badan hukum yang memperoleh jasa pelayanan pasar (Pasal 4 Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2005). Obyek retribusi pasar adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar (Pasal 3 Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2005). Struktur dan besarnya tarif retribusi pasar yang harus dibayar oleh subjek retribusi sesuai dengan perbedaan golongan pasar atau perbedaan antara kios dan los pasar (Pasal 5 ayat 1 Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2004). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel . Tabel 3. Kriteria Tarif Menurut Golongan Pasar
6
Golongan Pasar Kios Rp./m2/hari Los Rp./m2/hari Kelas I 150 125 Kelas II 125 100 Kelas III 100 75 Sumber : Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2005 Tentang Retribusi Pasar Bagi pedagang yang menggunakan fasilitas los daging dikenakan tambahan 50% dari tarif los sesuai dengan kelas pasar. Mekanisme Pemungutan Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Mekanisme pemungutan retribusi pasar didasarkan pada sistim pembayaran yang dilakukan secara harian. Setiap hari pemungutan dilakukan dibawah koodinasi masing-masing Lurah Pasar (yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pasar, guna membantu Dinas Pasar dalam menjalankan fungsi koordinasi masing-masing pasar). Hasil pungutan disetorkan oleh bendahara penerima dinas pasar ke BPD lewat rekening kas Pemda. Laporan pendapatan retribusi pasar dibuat tiap bulan oleh seksi pendapatan diserahkan kepada Sub Dinas Pengelolaan Pasar, yang akan dipertanggungjawabkan oleh Kepala Dinas Pasar dan PKL kepada Kabupaten Kendal. Adapun pemungutan retribusi pasar dilakukan dengan menggunakan karcis atau kartu, yaitu sebagai tanda bukti atas pemungutan retribusi pasar, dimana bentuk, ukuran, uraian dan isinya ditetapkan oleh Kepala Daerah. Karcis dan kartu diberi tanda pengamanan yang sah. Besarnya tarif yang dipungut dihitung dengan cara mengalikan antara tarif retribusi pasar, luaskios/los dan periode pemungutan. Retribusi pasar dibayar secara tunai (tidak dapat diborongkan) dengan menggunakan SKRD (Surat Keputusan Retribusi Daerah) atau dokumen lain yang disamakan dengan karcis retribusi pasar. Efisiensi Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Analisis efisiensi atau lebih dikenal dengan nama tingkat efisiensi, digunakan untuk mengukur bagian hasil penerimaan suatu retribusi yang digunakan untuk menutup biaya atau pengeluaran yang dikeluarkan oleh dinas pasar Kabupaten Kendal dalam merealisasikan penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal. Biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut berupa : belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan sarana dan prasarana. Biaya rutin yang dikeluarkan oleh dinas pasar dan PKL Kabupaten Kendal pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp. 740.080 (dari Rp. 48.815.700 menjadi Rp, 48.075.620), kemudian Tahun 2006-2007 terus menerus meningkat yaitu Rp. 68. 782.200 dan Rp. 96.170.000. Pada Tahun 2004- 2007 biaya pegawai memiliki prosentase lebih dari separuh biaya yang dikeluarkan dari dinas pasar untuk memungut retribusi pasar, yaitu 58% , 85%, 87%, 81,1% dan 83,7%. Biaya barang terbanyak yang dikeluarkan adalah pada tahun 2004 yaitu Rp. 17.778.000 dan yang paling sedikit dikeluarkan pada tahun 2005 Rp. 1.990.320. Biaya perjalanan dinas yang banyak dikeluarkan pada Tahun 2005 Rp. 840.000 atau 1,7 % dari total biaya rutin yang dikeluarkan oleh Dinas Pasar
7
Kabupaten Kendal . Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana dari tahun 20042007 terus meningkat dari tahun ke tahun Tabel 4 Biaya Rutin Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Tahun 2004-2007 Biaya Rutin
2004
%
2005
%
2006
%
2007
%
Pegawai
28.709.100
58,8
41.804.800
87
55.760.000
81,1
80.471.600
83,7
Barang
17.778.000
36,4
1.990.320
4,1
8.350.200
12,1
9.888.400
10,3
0
0
840.000
1,7
181.000
0,3
208.000
0,2
2.328.600
4,8
3.440.500
7,2
4491.000
6,5
5.602.000
5,8
48.815.700
100
48.075.620
100
68.782.200
100
96.170.000
100
Perjalanan Dinas Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Jumlah
Sumber :
APBD Kabupaten Kendal Tahun 2004 - 2007, yang telah diolah
Pada Tabel 4.. dapat dilihat bahwa penerimaan retribusi pasar secara keseluruhan mengalami penurunan sebanyak Rp. 136.459.350 dari tahun sebelumnya Rp. 228.846.407). Hal ini terjadi akibat menurunnya penerimaan retribusi sampah dan kebersihan Rp. 6.548.500 (dari tahun sebelumnya Rp. 7.466.200), penerimaan kios/los pasar Rp. 23.223.250 (dari tahun sebelumnya Rp. 25.482.000), sewa kios menurun 91,48 % dari tahun sebelumnya atau Rp 613.750 , DUK/SIP/SP menurun 97 % (dari Rp. 2.495.000) atau Rp. 70.000. Di lain pihak penerimaan dari sewa tanah, WC pasar, Inpres pasar dan listrik pasar pada tahun 2005 meningkat dari tahun sebelumnya. Biaya administrasi yang pada tahun 2004 tidak dipungut bayaran, pada Tahun 2005 justru dipungut bayaran, jumlahnya mencapai Rp. 7.757.500. Pada Tahun 2006 - 2007 secara keseluruhan penerimaan retribusi pasar meningkat yaitu Rp. 107.688.200 dan Rp. 147.693.900. Meskipun belum ada Perda yang mengatur retribusi WC ini, tetapi pemungutan retribusi WC tetap dilakukan mengingat WC pasar merupakan salah satu fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah, serta menjadi aset Pemda Kabupaten Kendal. Retribusi WC pada Tahun 2006 menurun 43,75 % dari Rp. 12.000.000 (tahun sebelumnya) atau Rp. 6.750.000. Berdasarnya Perda Kabupaten Kendal No. 3 Tahun 1983 Tentang Penempatan dan Penyewaan Pasar Inpres. Sejak tahun 2006 - 2007 pedagang wajib membayar fasilitas listrik dan air bagi yang menggunakannya dengan mekanisme pembayaran langsung antara pedagang dengan PLN dan PDAM.
Tabel 5. Realisasi Penerimaan Dinas Pasar Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2007 No
Jenis Penerimaan
2004
2005
2006
2007
8
1
Retribusi sampah & kebersihan
7.466.200
6.548.500 107.688.200 147.693.900
2
Retribusi pasar
168.319.240
25.482.000
a. Los/Kios Pasar
156.632.400
23.223.250 243.962.200 350.607.900
263.153300 36.160.4250
b. SewaKios
7.206.840
613.750
6.403.350
8.546.350
c. DUK/SIP/SP
2.495.000
70.000
2.725.000
1.385.000
d. Lain-lain
1.985.000
1.575.000
10.062.750
1.065.000
526.910
4.168.850
4.289.600
5.651.400
52.534.057
56.187.707
9.000.000
12.000.000
b. Inpres pasar
43.000.000
21.500.000
c. Listrik pasar
534.057
14.930.207
0
0
d.Administrasi
0
7.757.500
37.939.500
5.344.500
3
Penerimaan dari Dinas Pengelolaan Pasar (sewa tanah)
4
Lain-lain a. WC Pasar
Jumlah
228.846.407
Sumber :
61.189.500 32.584.500 6.750.000
9.000.000
16.500.000 1.8240.000
92.387.057 436.320.600 547.534.050
Sub Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2004 - 2007 Setelah diketahui besarnya jumlah biaya rutin yang dikeluarkan oleh Dinas Pasar dan jumlah realisasi penerimaan retribusi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat efisiensi. Menurut Devas (1989) tingkat efisiensi dikatakan rendah apabila lebih dari 40% hasil pemungutan retribusi terpakai untuk biaya pemungutan, dari hasil perhitungan tingkat efisensi diketahui bahwa pada Tahun 2005 hasil pemungutan retribusi pasar Kabupaten Kendal tidak efisien yaitu 52,03 % (lebih dari 40%). Hal ini terjadi karena besarnya jumlah penerimaan retribusi pasar yang diperoleh/ diterima oleh Dinas Pasar Kabupaten Kendal lebih sedikit dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 92.387.057 atau menurun hampir separuhnya (59,62 %). Penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal pada Tahun 2004-2005 memiliki tingkat efisien 21,33. Hasil yang diperoleh dari penerimaan retribusi pasar pada Tahun ini jumlahnya lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan, seperti penerimaan dari retribusi sampah dan kebersihan, penerimaan dari retribusi los/kios pasar, sewa kios, DUK/SIP/SP. Penerimaan dari sewa tanah, WC pasar, Inpres, listrik pada Tahun 2004 kurang menguntungkan, karena jumlah yang diperoleh sedikit. Tetapi, secara keseluruhan penerimaan realisasi retribusi pasar Tahun 2004 lebih besar dari pada Tahun 2005. Begitu pula, penerimaan retribusi pasar pada Tahun 2006-2007 efisien pada 15,76 dan 17,56. Besarnya biaya yang dibutuhkan dari Tahun 2006-2007 menunjukkan adanya peningkatan, ini berarti dengan adanya peningkatan penerimaan retribusi pasar maka biaya yang dikeluarkan juga meningkat. Perbandingan persentase pertumbuhan penerimaan retribusi pasar 372,2%, dengan persentase pertumbuhan
9
biaya 43,07 % menunjukkan adanya penerimaan retribusi pasar yang efisien pada Tahun 2006 yaitu 15,76%. Meskipun persentase pertumbuhan biaya (39,81%) yang dikeluarkan oleh Dinas Pasar lebih besar daripada persentase penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal (25,48 %) pada tahun 2007, tetapi secara perhitungan menunjukkan bahwa penerimaan retribusi pasar efisien pada tingkat 17,56. Tabel 6. Tingkat Efisiensi Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Tahun 2004 - 2007
2004 48.815.700
Pertumbuhan Biaya Realisasi Penerimaan Pertumbuhan Efisiensi (%) Retribusi Pasar Retribusi 228.846.407 - Pasar ( %) 21,33
2005 48.075.620
-1,51
92.387.057
-59,62
52,03
2006 68.782.200
43,07
436.320.600
372,2
15,76
2007 96.170.000
39,81
547.534.050
25,48
17,56
Tahun
Biaya Rutin
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Kendal, Setelah Diolah
Efektivitas Retribusi Pasar Efektivitas retribusi pasar adalah pengukuran hubungan antara hasil penerimaan retribusi pasar terhadap potensi retribusi pasar, dengan anggapan semua wajib retribusi membayar retribusi pasar. Sebelum menghitung efektivitas terlebih dahulu harus menghitung seberapa besar potensi pemungutan retribusi pasar Kabupaten Kendal, dengan asumsi perhitungan potensi berdasarkan luas kios dan los saja (menurut Dinas Pasar perhitungan dasaran/pelataran tidak digunakan, dengan alasan dasaran/pelataran digunakan untuk fasilitas pasar lainnya seperti mushola, kamar kecil, tempat parkir dan PKL). Selain itu perhitungan ini juga mengabaikan pedagang kaki lima (PKL). Pemungutan retribusi pedagang kaki lima dilakukan oleh Dinas Pedagang Kaki Lima yang berada di bawah naungan Dinas Pasar Kabupaten Kendal (Perda Kabupaten Kendal No. 35 Tahun 2007 Tentang Bagan Struktur Organisasi Dinas Pasar dan Pedagang Kaki Lima). Menurut Perda No. 10 Tahun 2004 tentang Retribusi Pasar (merupakan revisi dari Perda No. 3 Tahun 1995 Tentang Perubahan Kedua Perda kabupaten Kendal No. 2 Tahun 1983 Tentang Pasar), tarif retribusi pasar ditentukan berdasarkan tingkat pengguna jasa. Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis tempat dan kelas pasar yang dipergunakan. Pedagang yang menggunakan tempat umum dipungut retribusi pasar berdasarkan tarif retribusi untuk los dan kios sesuai dengan kelas pasar terdekat, Tabel 7
10
Tarif Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar Kriteria Golongan Pasar Kios Los I 150 125
Sumber:
II
125
100
III
100
75
Keputusan Bupati No. 2 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kabupaten Kendal No. 10 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar.
Pemungutan retribusi pasar di kabupaten Kendal mulai tahun 1997 sampai sekarang sudah mengacu pada Perda No. 10 Tahun 2004. Hal ini terjadi karena perda sebelumnya sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan perekonomian kabupaten Kendal. Pedagang yang menempati kios dikenakan tarif Rp. 150 / m2 / hari sedangkan untuk los dikenakan tarif Rp. 150 /m2/hari. Untuk golongan pasar kelas II dikenakan tarif Rp. 125 /m /hari untuk kios dan Rp. 100 /m2/hari untuk los. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel. Selain dipungut retribusi pasar wajib retribusi juga dikenakan berbagai macam retribusi lainnya seperti retribusi sewa tanah, retribusi sewa kios, retribusi kebersihan dan keamanan serta pemakaian aliran listrik. Retribusi pemakaian aliran listrik ditentukan dengan cara mengganti pembayaran kepada Pemda sesuai dengan jumlah yang dinikmati dengan ketentuan tarif dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perhitungan analisis efektivitas dimulai dengan cara menghitung besarnya potensi retribusi pasar Kabupaten Kendal. Potensi merupakan kemampuan untuk menghasilkan penerimaan dalam keadaan seratus persen. Potensi bersifat relatif tetap dan merupakan perhitungan perkiraan berdasarkan data yang ada. Dengan adanya keterbatasan data yang tersedia, maka untuk menghitung potensi digunakan luas pasar yang dimanfatkan oleh pedagang. Jadi dalam perhitungan mi potensi ini didasarkan padaa asumsi bahwa pasar dimaksimalkan penggunaan tiap-tip meternya, atau dengan kata lain bahwa seluruh luas pasar dimanfaatkan oleh jumlah pedagang yang ada. Perhitungan potensi retribusi pasar menggunakan rumus (Dipenda, 2007): n Pt = (Ls x Tr x Wt) i=1
dimana: Ls = Luas Pasar (m) Tr = Tarif Retribusi Pasar (Rp) Wt = Periode Pemumgutan (hari) Setelah potensinya diketahui, perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar
efektivitas
11
Efektivitas = —————————————————— x 100% Potensi Retribusi Pasar Dari tabel, secara nominal terlihat bahwa potensi retribusj pasar (kios-los) dari Tahun 2004-2007 terus mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun yaitu Rp. 32.459.450, Rp. 399.748.500, Rp. 489.068.325 , Rp. 547.229.925 dan Rp. 657.080.055, namun persentase pertumbuhan potensi retribusi pasar Kota kendal mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai 2007 berfluktuatif yaitu 22,34 %, 11,89% dan 20,07%. Selama Tahun 2004 - 2005 tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar masih rendah, hal ini disebabkan kurang efektifnya petugas pemungut retribusi dalam memungut retribusi pasar kepada pedagang, kurangnya pengawasan dari Dipenda Kabupaten Kendal. Selain itu tidak semua pedagang berjualan di dalam pasar (dengan alasan mencari tempat yang ramai pengunjungnya), banyak dari pedagang yang kurang rutin berjualan sehingga potensi retribusi pasar belum termanfaatkan secara optimal. Tabel 8 Potensi Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Tahun 2004-2007 Kios Tahun
Kelas
2004
Luas (m2)
Tarif (Rp)
Periode Pemungutan (Hari)
Los Potensi Kios
Luas (m2)
Periode Pemungutan (Hari)
Tarif (Rp)
Potensi Los
Potensi Kios+ Los
I II III Jumlab Total
1664 1063 250 2977
150 125 100 375
360 360 360
89856000 47835000 9000000 146691000
4560 975 473 6008
125 100 75 300
360 360 360
205200600 35100000 12757500 253057500
295056000 82935000 21757500 399748500
2005
1942
150
360
104868000 5830
125
360
262350000
367218000
II III Jumlab Total
1347 340 3629
125 100 375
360 360
60598125 975 12247200 515 177713325 7320
100 75 300
360 360
35100000 13905000 311355000
95698125 26152200 489068325
2006
2462 1375 373
150 125 100
360 360 360
132933150 6432 61873875 990 13437900 515
125 100 75
360 360 360
289440000 35640000 13905000
422373150 97513875 27342900
Jumlah Total
4210
375
208244925 7937
300
338985000
547229925
2007
2471 1375
150 125
360 360
133443180 8615 61873875 1032
125 100
360 360
387675000 3715200
521118180 99025875
378 4224
100 375
360
13608000 864 75 208925055 10511 300
360
2332800 36936000 4481550(K 657080055
I
I II III I II
III Jumlah Total
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Kendal setelah diolah Setelah diberlakukannya otonomi daerah, pada Tahun 2006 - 2007 tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 80 % dan 83 %. Dikatakan efektif karena penerimaan retribusi pasar diatas 60 %. Tabel 9 Efektivitas Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Tahun 2004 - 2007
12
Tahun
Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar
Pertumbuhan Retribusi Pasar (%)
Potensi Retribusi Pasar
Pertumbuhan Potensi Retribusi Pasar (%) 399.748.500
Efisiensi
2004
228.846.407
-
2005
92.387.057
-59,62
489.068.325
22,34
19
2006
436.320.600
372,2
547.229.925
11,89
80
2007
547.534.050
25,48
657.080.055
20,07
83
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Kendal Elastisitas Jumlah Pedagang Kios/Los Terhadap Realisasi Penerimaan Kios/Los Jumlah pedagang yang menempati kios dan los mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan retribusi pasar, artinya bila adanya peningkatan jumlah pedagang sebesar 1% maka penerimaan retribusi pasar meningkat lebih dari 1%, begitu pula sebaliknya penurunan jumlah pedagang sebesar 1% mengakibatkan menurunnya penerimaan retribusi pasar kurang dari dari 1%. Jumlah pedagang yang menempati kios dan los selama tahun 2004 sampai 2007 berfluktuatif . Hal ini disebabkan karena adanya pedagang yang memilki lokasi berdagang lebih dari satu, berpindah lokasi berdagang dari satu hari ke satu hari lainnya atau lebih dikenal dengan pedagang tidak tetap. Pada umumnya para pedagang memilih lokasi berdagang karena tiga alasan yaitu dekat dengan rumahnya atau lebih memilih pasar yang lebih ramai pengunjungnya. Jumlah pedagang yang menempati los lebih banyak daripada pedagang yang menempati kios, contohnya saja pada tahun 2004 jumlah pedagang yang menempati kios sebanyak 700 orang dan los 1806 orang. Perhitungan elastisitas jumlah pedagang terhadap penerimaan retribusi pasar dengan menggunakan rumus semakin berikut: % Penerimaan Retribusi Pasar Elastisitas Luas Lahan = ——————————————— % Jumlah Pedagang
Tabel 10 Jumlah Pedagang Yang Menempati Kios dan Los
57
13
Tahun 2004 Kriteria
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Kios
Los
Kios
Los
Kios
Los
Kios
Los
I
357
1461
358
1465
296
1416
411
1429
II
283
319
290
424
422
877
202
357
III
60
216
65
648
74
207
79
387
Jumlah
700
1996
713
2.537
792
2.500
692
2.696
3.250
3.292
2.173 2.865
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Kendal, yang telah diolah Dalam tabel terlihat bahwa elastisitas jumlah pedagang terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal pada tahun 2006 - 2007 adalah elastis yaitu 33,62 (tahun 2006) dan 1,08 (tahun 2007), artinya dengan adanya kenaikan dari jumlah pedagang sebesar 1% akan menyebabkan kenaikkan penerimaan retribusi pasar sebesar 33,62 (tahun 2006) dan 1,08 (tahun 2007). Elastisitas negatif terjadi pada tahun 2005 (-32,22). Meskipun secara nominal jumlah pedagang meningkat di tahun 2005 tetapi penerimaan retribusi pasar menurun. Tabel 11 Elastisitas Jumlah Pedagang Terhadap Penerimaan Retribusi Pasar Kabupaten Kendal Tahun 2004 - 2007 Tahun 2004 2005 2006 2007
Penerimaan Retribusi Retribusi Pasar Pasar (%) 228.846.407 92.387.057 436.320.600 547.320.600
-59,62 372,2 25,48
Jumlah Pedagang
A Jumlah Elastisitas Pedagang (%)
2.696 3.250 3.292 2.865
1,85 11.07 24.74
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Kendal, yang telah diolah Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Kendal ternyata pada tahun 2004 tidak efisien yaitu 52,03% (lebih dari 40%). (2) Setelah diberlakukannya otonomi daerah, pada Tahun 2006-2007 tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 80% dan 83%. (3) Elastisitas jumlah pedagang terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Kendal pada Tahun 2006 - 2007 adalah elastis yaitu 33,62 (Tahun 2006) dan 1,08 (Tahun 2007)
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dianjurkan saran sebagai berikut:
-32,22 33,62 1,08
14
(1) Untuk lebih meningkatkan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Kendal maka diperlukan peningkatan pelayanan / fasilitas umum di lingkungan pasar di Kabupaten Kendal. (2) Untuk membuat penataan tata ruang di Kabupaten Kendal lebih baik maka diperlukan kerjasama dengan instansi yang terkait. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, 2007, Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta : AMP YKPN Abdul Halim, 2007, Anggaran Daerah dan "Fiscal Stress" (Sebuah Studi Kasus Anggaran Daerah Propinsi di Indonesia), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 4, 2007. Agus Wantara, 1995, Analisis Pendapatan Asli Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1970-1980 (tesis yang tidak dipublikasikan), Yogyakarta UGM Andi Mustari, 2005, Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI,, Jakarta : Gaya Media Pratama Asnafiah Yulianti, 2007, Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Dalam Menyongsong Otonomi Daerah, Kajian Ekonomi dan Bisnis Stiekers, Vo. 5, No. 29, Tahun 2006. A. Widjaja, 1992, Percontohan Otonomi Daerah di Indonesia, Jakarta : PT. Rineka Cipta. A. W Widjaja, 2007, Pemerintahan Desa/ Marga Berdasarkan UU. No. 22 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Jakarta : PT. Raja Garafindo Persada. Bagus Santosa, 1995, Evaluasi Peran Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Daerah : Studi Kasus Kabupaten Sleman (laporan penelitian yang tidak dipublikasikan), Yogyakarta : UGM Balai Penerbitan Panca Usaha, 2007, Undang-Undang No. 34 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Bandung : CV. Laksana Mandiri Davey, 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah, Terjemahan Amanullah, Jakarta : UI Press Dadang Solihin, 2007, Kamus Istilah Otonomi Daerah, Jakarta : Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Deddy Supriady, 2007, Otonomi Penyelenggara Pemerintah Daerah, Jakarta : Gramedia Guritno Mangkoesoebroto, 2004, Ekonomi Publik, Yogyakarta : BPFE J.B. Kristiadi, 1985, Masalah Sekitar Peningkatan Pendapatan Daerah, Prisma No. 12, Tahun XIV, Jakarta: LP3ES Josep Riwu Kaho, 2004, Prospek Otonomi Daerah Negara Republik Indonesia " Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya Jakarta : Rajawali Press
15
Krisna D. Darumurti dan Umbu Raunta, 2006, Otonomi Daerah " Perkembangan, Pemikiran dan Pelaksanaan ", Bandung : PT. Citra Aditva Bakti Mardiasmo. 2002, Otonomi dan manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta : Penerbit Andi. Mardiasmo, 2007, Pengawasan, Pengendalian dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Melaksanakan Otonomi Daerah, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 3, No. 2, Tahun 2006. Miyasto, 2004, Indikator Pajak dan Retribusi Daerah, Bisnis dan Ekonomi Politik, Vol. 2 (4). Oktober 2004. Moh. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Penerbit : Ghalia Indonesia Mudra at Kuncoro, 1995, Desentralisasi Fiskal di Indonesia, Prisma, No. 4 Tahun. XXIV Nick Devas, Brian Binder, Anne Booth, Kennet Davey dan Roy Kelly, 1989, Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Terjemahan Masri Maris, Jakarta : Penerbit UI Press. Sadono Sukirno, 1982, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sidik Jatmika, 2007, Otonomi Daerah : Perspektif Hubungan Internasional, Yogyakarta : Bigraf Publising. Soedargo, 1964, Pajak dan Retribusi Daerah, Jakarta : Eresco Soejamto, 1992, Otonomi Birokrasi Partisipasi, Jakarta : Sinar Grafika Soetrisno, PH, 1986, Ekonomi Publik II, Jakarta : Karunika. Suparmoko, 2002, Ekonomi Publik : Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, Penerbit Andi Yogyakarta. Syafrie Daud, 2006, Reflektifitas Realitas Otonomi Daerah dan Tantangan ke Depan, Jakarta : Pustaka Quantum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi. 2000. Bandung: Diperbanyak oleh Fokusmedia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2004. Semarang: Diperbanyak oleh Duta Nusindo Semarang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 2004. Semarang: Diperbanyak oleh Duta Nusindo Semarang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. 2003. Kendal Dalam Angka 2003. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2003. Produk Domestik Regional Bruto 2003. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2004. Kendal Dalam Angka 2004. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal.
16
———— 2004a. Produk Domestik Regional Bruto 2004. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2005. Kendal Dalam Angka 2005. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2005a. Produk Domestik Regional Bruto 2005. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2006. Kendal Dalam Angka 2006. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2006a. Produk Domestik Regional Bruto 2006. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2007. Kendal Dalam Angka 2007. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal. ———— 2007a. Produk Domestik Regional Bruto 2007. Kendal: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal.