ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
Oleh: Ahsani Fauzan Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang
[email protected]
ABSTRACT Market retribution market is one of sources of local revenue in Hulu Sungai Utara. The purpose of this study is to measure the potential revenue, market in Hulu Sungai Utara, which results will be used as a basic reference potential measure the effectiveness of revenue, market, in order to assess the results of the performance of market fee collection. This type of research is research diskiptif, while the data analysis method in use is the qualitative method, ie with a portrait, explain, and interpret the date obtained and analyzed to obtain conclusions. Contribution revenue, market on revenue is relatively small with only contributes a percentage rate 5%, from the year 2009 until the year 2012 revenue, always increasing but retribution market acceptance of is not comparable to the total revenues of local revenue Hulu Sungai Utara. Development of retribution market has increased every year, but in 2012 the increase in 2011 the difference is slight. Revenue, market the Department of Revenue in Hulu Sungai Utara against the target revenue, the market has not reached that yet effective, this is due to the realization of revenue, the market does not meet the expected targets, while potential market acceptance levy of 11 kinds of receipts in Hulu Sungai Utara Rp 1.947.378.000. The number is the whole of the potential is there, but can be developed by adding new facilities. Keywords: Market Retribution, Regional Potential, Local Revenue. Abstrak Pasar retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan daerah di Hulu Sungai Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur potensi pendatan pasar di Hulu Sungai Utara, yang hasilnya akan digunakan sebagai potensial referensi ukuran dasar efektivitas pendapatan, pasar untuk menilai hasil kinerja pasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu dengan potret, menjelaskan dan menafsirkan hasil yang diperoleh dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Penerimaan iuran pendapatan pasar relatif kecil dengan hanya memberikan kontribusi tingkat persentase 5%, dari tahun 2009 sampai dengan pendapatan
tahun 2012, selalu meningkat namun penerimaan retribusi pasar dari tidak sebanding dengan pendapatan total pendapatan daerah Hulu Sungai Utara. Pengembangan pasar retribusi telah meningkat setiap tahun, tetapi pada tahun 2012 meningkat pada tahun 2011 perbedaannya adalah sedikit. Pendapatan, pasar Departemen Pendapatan di Hulu Sungai Utara terhadap target pendapatan, pasar belum mencapai itu belum efektif, hal ini disebabkan realisasi pendapatan, pasar tidak memenuhi target yang diharapkan, sementara potensi penerimaan pasar retribusi dari 11 jenis penerimaan di Hulu Sungai Utara Rp 1.947.378.000. Jumlah ini seluruh potensi yang ada, namun dapat dikembangkan dengan menambah fasilitas baru. Kata kunci: Retribusi pasar, potensial regional, Pendapatan Asli Daerah
yang layak dan strategis. Pemerintah
PENDAHULUAN Di Indonesia setiap daerah
daerah akan melakukan pemungutan
menjadikan retribusi sebagai salah
retribusi kepada setiap pengguna
satu
daerah.
sarana pasar. Sedangkan dari pihak
(2010:73)
masyarakat akan menerima timbal
retribusi daerah mempunyai jenis
balik jasa yang diberikan pemerintah
yang lebih beragam, namun tidak
daerah.
sumber
Menurut
pendapatan
Mahmudi
semua retribusi tersebut potensial
Kalimantan
Selatan.
Hulu
dalam arti memberikan kontribusi
Sungai Utara: Dinas Pendapatan,
terhadap pendapatan
daerah
Bidang Pendataan, 2013. Jumlah
Perbedaan
pasar yang terdapat di Kabupaten
utamanya adalah pungutan retribusi
Hulu Sungai Utaara yang terdiri dari
memiliki
langsung
10 kecamatan adalah sebanyak 9
dengan pelayanan yang diberikan
jenis yaitu, Pasar Amuntai, Pasar
atau memperoleh imbalan berupa
Alabio, Pasar Itik Alabio, Pasar Itik
jasa yang dapat dinikmati secara
Baru, Pasar Danau Panggang, Pasar
langsung.
Babirik, Kantin, Pertokoan Rakyat
secara
asli
signifikan.
keterkaitan
Sumber penerimaan daerah
Muara Tapus, dan Plaza Amuntai
berupa retribusi salah satunya adalah
dari keseluruhan potensi yang ada
dari
potensi retribusi pasar meliputi tarif
sektor
penerimaan
retribusi
pasar. Retribusi itu berupa pelayanan
kios/pertokoan.
langsung dari pemerintah daerah
Menurut
untuk menyediakan tempat pasar
Suprapti
Setiawan
(2002:134)
dan
menentukan 219
target penerimaan retribusi pasar
menurunkan
pemerintah harus mengetahui berapa
pasar. Selain itu kesadaran dari pihak
besar potensi retribusi pasar, agar
pedagang
potensi tersebut dapat dioptimalkan
diperhatikan
untuk dapat meningkatkan retribusi
retribusi
pasar. Potensi retribusi pasar tersebut
retribusi pasar sesuai dengan apa
akan menjadi acuan bagi pemerintah
yang diharapkan.
untuk menentukan target penerimaan retribusi
pasar.
Target
tersebut
penerimaan
dipasar
retribusi
juga
dalam
harus
membayar
pasar agar peningkatan
Peningkatan retribusi
pasar
penerimaan
harus
didukung
nantinya akan dibandingkan dengan
melalui upaya perbaikan struktur dan
realisasi penerimaan retribusi pasar
sistem yang baik guna peningkatan
untuk mengukur tingkat efektivitas
efektivitas pemungutan. Jika realisasi
penerimaan retribusi pasar.
penerimaan retribusi pasar semakin
Efektivitas retribusi
pasar
meningkatkan daerah.
penerimaan ditujukan pendapatan
Faktor-faktor
besar
maka
semakin
mendekati
untuk
target yang ditetapkan, maka hal
asli
tersebut menunjukkan efektivitasnya
yang
semakin besar. Jika efektivitas dapat
mempengaruhi penerimaan retribusi
tercapai
diharapkan
pasar yaitu subjek dan objek pasar,
memberikan
tarif retribusi, sistem pemungutan
peningkaan pendapatan asli daerah.
kontribusi
dapat untuk
retribusi, kebijakan pemerintah, dan
Kontribusi retribusi pasar akan
aparat pelaksanaan retribusi pasar.
meningkatan pendapatan asli daerah
Peran lebih dari pemerintah dalam
jika dikelola dengan lebih efektif.
meningkatkan retribusi pasar harus
Dalam pemungutan retribusi pasar
ditingkatkan
agar
kinerja
agar mudah dalam pemungutanya
pemungutan
retribusi
berjalan
efektif.
pemerintah
harus
mengatur
dan
membuat denah toko atau kios yang Upaya yang harus dilakukan
pemerintah
yaitu
ada dipasar sesuai dengan jenis
mengawasi
penjualan agar lebih tertib. Semakin
kegiatan pemungutan retribusi pasar
tinggi pendapatan asli daerah yang
agar tidak ada kecurangan oleh pihak
berasal dari pemungutan retribusi
pemungut
pasar maka akan lebih meningkatkan
sehingga
akan
220
pendapatan asli daerah. Selain itu,
pendapatan
kontribusi retribusi pasar hasilnya
daerah
nyata
terhadap
pendapatan
asli
=
Penerimaan
daerah..
retribusi pasar =
Penerimaan
METODE PENELITIAN Jenis
adalah
deskriptif
dan
memberikan
yang penelitian
kuantitatif, gambaran
penjelasan retribusi
pandapatan
penelitian
digunakan
secara
asli
mengenai
yaitu atau
asli
daerah 2. Menganalisis Perkembangan Dari Penerimaan
Pemungutan
Retribusi Pasar, (Bappenas, 2003)
kebijakan
pasar dengan mengkaji terperinci
latar
belakang
pelaksanaan retribusi pasar serta efektivitasnya dengan
yang
pencapaian
berhubungan target
yang
Metode analisis data yang adalah
kualitatif,
metode
analisis
yaitu
dengan
menggambarkan, menerangkan, serta menginterpretasikan
data
= Perkembangan retribusi pasar =Penerimaan
ditetapkan (Sanusi, 2013:13).
dipakai
Dimana :
yang
retribusi
pasar =Penerimaan
retribusi
pasar
tahun
sebelumnya 3. Menganalisis
Efektivitas
diperoleh yang kemudian dianalisis
Pelaksanan Pemungutan Retribusi
untuk
Pasar. Devas CN (1989)
mendapatkan
suatu
kesimpulan. 1. Kontribusi Penerimaan Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah. (Bappenas, 2003) =
x 100 %
Dimana : KPR
Dimana : = Efektivitas = Realisasi
retribusi pasar = Anggaran
=
Kontribusi retribusi pasar
penerimaan
penerimaan
retribusi pasar
terhadap
221
4. Mengukur
Potensi
Penerimaan
Pasar.
Mahyadi
Retribusi
peningkatan tahun dari 2009 sampai dengan
tahun
2012.
Tetapi
(2010:73)
penerimaan retribusi pasar belum
P
sesuai
= (J x TRP) x 12 bulan
Dimana :
dengan
target
yang
diharapkan.
P
= Potensi
Perkembangan
J
= Jumlah kios/pertokoan
retribusi
TRP
= Tarif retribusi pasar per
mengalami
bulan
perkembangan
2011 yang
2011
dinas
pendapatan
melakukan upaya peningkatan dalam
PEMBAHASAN Kontribusi
retribusi
terhadap pendapatan
asli
pasar daerah
hal
pemungutan
sebanding
pasar
Efektivitas
penerimaan
retribusi
pasar
Kabupaten
Hulu
dengan total penerimaan asli daerah.
Sungai
Utara
terhadap
target
Kontribusi
retribusi pasar tidak efektif. dilihat
pasar
tidak
retribusi
melalui sosialisasi kepada pedagang.
relatif kecil. Karena penerimaan pasar
tahun
tinggi, yaitu sebesar 24,79%, karena tahun
retribusi
pasar
penerimaan
penerimaan
terhadap
retribusi asli
dari realisasi penerimaan retribusi
daerah dari tahun 2009 sampai tahun
pasar belum memenuhi target yang
2012 selalu mengalami peningkatan.
ditentukan.
Sedangkan
Hal
karena
menentukan
tingkat
peningkatan
penerimaan
ini
pertumbuhan
pendapatan
disebabkan pada
dalam efektivitas
retribusi
pasar
pendapatan asli daerah sebanding
seharusnya didasarkan pada potensi
dengan
retribusi pasar yang ada. Untuk itu
peningkatan
penerimaan
pemungutan retribusi pasar. Tetapi
perlu
melihat
efektivitas berdasarkan potensi yang
potensi
retribusi
pasar
pendapatan dari retribusi pasar harus di
pertahankan
memberikan
agar
kontribusi
retribusi
pasar
perhitungan
ada dan seharusnya lebih realistis.
tetap
Potensi penerimaan retribusi
kepada
pasar di Kabupaten Hulu Sungai
pandapatan asli daerah. Perkembangan
dilakukan
Utara sebesar Rp 1.947.378.000,00. penerimaan
Jumlah tersebut adalah keseluruhan
mengalami
dari
potensi
retribusi
pasar
di
222
Kabupaten
Utara.
dengan presentase 24,79% namun
bisa
mengalami penurunan presentase
dikembangkan dengan menambah
5,91% pada tahun 2012 karena
fasilitas di pasar. Selama tahun 2009
penerimaan
sampai dengan tahun 2012 potensi
tahun 2011 selisihnya kecil.
Potensi
Hulu
Sungai
tersebut
masih
retribusi pasar dari
pasar di Kabupaten Hulu Sungai
3. Efektivitas penerimaan retribusi
Utara tidak mengalami pertumbuhan,
pasar pada Dinas Pendapatan
dengan perbaikan sistem penagihan
Daerah di Kabupaten Hulu Sungai
dan
pemerintah
Utara terhadap target penerimaan
semakin luas kepada masyarakat
retribusi pasarbelum efektif. Hal
maka potensi akan jauh lebih besar.
ini
permahaman
bisa
dilihat
darirealisasi
penerimaan retribusi pasar belum PENUTUP
memenuhi target yang ditentukan.
1. Kontribusi penerimaan retribusi
Sedangkan
efektivitas
target
pasar terhadap Pendapatan Asli
retribusi pasar terhadap potensi
Daerah dari tahun 2011 presentase
penerimaan
retribusi
5,55% dan mengalami penurunan
mengalami
kenaikan
dan
pada
penurunan,
penurunan
terjadi
tahun
5,19%
hal
kenaikan
2012 ini
Presentase
di
penerimaan
sebabkan retribusi
pada
tahun
308.460.049
2011
pasar
selisih
hasilnya
Rp
belum
dari tahun sebelumnya sedikit, di
efektif dalam mencapai seluruh
bandingkan
dengan
potensi retribusi pasar.
PAD
jauh
yang
sehingga
kenaikan
lebih
terjadi
presentasedengan
besar
4. Potensi penerimaan retribusi pasar
penurunan
di Kabupaten Hulu Sungai Utara
kontribusi
yaitu Rp 1.947.378.000 jumlah
relatif kecil, karena peningkatan
tersebut
pendapatan
potensi
daerah
sebanding dengan
tidak
peningkatan
penerimaan retribusi pasar. 2. Perkembangan retribusi pasar dari
adalah yang
ada
keseluruhan di
daerah
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Potensi retribusi pasar meliputi tarif kios/pertokoan di pasar.
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
mengalami
peningkatan
223
Saran dari peneliti terkait penelitian
kepada
objek
Devas. C.N. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta, UII Press, 1989.
penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dalam penetapan target retribusi pasar, pemerintah daerah harus mengkaji ulang potensi yang ada dan sesuai dengan kondisi terbaru yang ada di pasar. Sehingga dapat digunakan sebagai dasar penilaian efektivitas yang lebih akurat. 2. Melakukan pembaharuan data para wajib retribusi tetap yang sesuai dengan kondisi pasar terbaru, sehingga memudahkan dalam
aktivitas
pemungutan
retribusi pasar.
DAFTAR PUSTAKA Amrijaya (2007). Analisis sistem pengendalian intern pemungutan retribusi pajak daerah untuk mengetahui tingkat efektifitas pendapatan daerah pada Pemerintah Daerah Kota Kediri. Universitas Muhammadiyah Malang. Bappenas. 2003. Peta kemampuan provinsi dalam era ttonomi daerah. Tinjauan atas kinerja pendapatan asli daerah (PAD), dan upaya yang dilakukan daerah: Derektorat Pembangunan Otonomi Daerah.
Kamaroellah, R Agoes (2006). Analisis kontribusi penerimaan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pamekasan. Universitas Islam Zmadura (UIM) Pamekasan. Kesit, Bambang Prakosa (2003). Pajak dan Retribusi daerah, Yogyakarta: UII Press. Lissiana, Meria (2006). Analisis pemungutan retribusi pasar guna meningkatkan efektifitas pendapatan daerah Kabupaten Pamekasan (studi kasus pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pamekasan). Universitas Muhammadiyah Malang. Mahmudi (2010). Manajemen Keuangan Daerah, Jakarta: Erlangga. Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, FH UII Press, Yogyakarta.
Saleh,
Aziz (2008). Sistem pengendalian intern terhadap pungutan retribusi pasar dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (Studi kasus pada dinas pendapatan daerah kota Batu). Universitas Muhammadiyah Malang.
224
Sanusi, Anwar (2013). Metodologi penelitian bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Setiawan, Setu dan Eny Suprapti (2002). Perpajakan, Malang: UMM Press. Setyaningsih, Lilik (2005), Analisis sistem pengendalian intern pemungutan retribusi pasar untuk mencapai efektifitas penerimaan pendapatan dinas pasar kabupaten Malang.Universitas Muhammadiyah Malang. Suandi, Erly (2011). Hukum pajak, Yogyakarta: Salemba Empat. Sunarto (2005). Pajak dan Retribusi Daerah, Yogyakarta: AMUS Yogyakarta dan Citra Pustaka Yogyakarta. Sutrisno, Mohammad (2014). Analisis potensi retribusi pasar sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah Kabupaten Kediri. Universitas Muhammadiyah Malang. Wahyudi, Dwi Sri (2006). Analisis retribusi pasar terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sebelum dan sesudah otonomi daerah di kabupaten Blitar. Universitas Muhammadiyah Malang.
225