Jupe UNS, Vol 2, No 1, Hal 1 s/d 10 Mei Rezki Dwi Inggawati, Strategi Optimalisasi Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pasar Kabupaten Sleman), Juli, 2013. STRATEGI OPTIMALISASI RETRIBUSI DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pasar Kabupaten Sleman) Mei Rezki Dwi Inggawati, Ngadiman dan Muhtar* *Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengkaji dan menganalisis strategi yang dilakukan Dinas Pasar Kabupaten Sleman dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar. (2) Untuk mengkaji dan menganalisis hambatan atau kendala apa yang dihadapi oleh Dinas Pasar Kabupaten Sleman dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar. (3) Untuk mengkaji dan menganalisis peranan retribusi pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan untuk pengumpulan data digunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi optimalisasi untuk meningkatkan penerimaan retribusi pasar di Dinas Pasar Kabupaten Sleman meliputi lima indikator yaitu memperluas basis penerimaan, memperkuat proses pemungutan, meningkatkan pengawasan, meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan serta meningkatkan kapasitas melalui perencanaan yang lebih baik. Strategi yang dirasakan paling efektif adalah pemberlakuan BKPR yang dilakukan dalam proses meningkatkan pengawasan. Strategi dalam memperkuat proses pemungutan yaitu sosialisasi kepada pedagang dan bimbingan teknis kepada juru pungut dirasa masih kurang efektif. Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pasar Kabupaten Sleman, yaitu: (1) Kurangnya SDM yang tersedia. (2) Rendahnya kesadaran pedagang. (3) Tingkat keramaian pasar. Retribusi pasar belum mampu memberikan kontribusi yang tinggi, baik untuk retribusi daerah maupun Pendapatan Asli Daerah. Hal tersebut terlihat bahwa kontribusi retribusi pasar terhadap retribusi daerah dan Pendapatan Asli Daerah masih sangat kurang yaitu <10%. Kata Kunci: strategi, retribusi pasar, PAD ABSTRACT The purpose of this study was: (1) to examine and analyze the strategies undertaken in the Sleman Regency in optimizing acceptance of retribution market. (2) To examine and analyze the barriers or obstacles faced by department of Sleman Regency Market in optimizing market tax revenues. (3) To examine and analyze the role of retribution market toward the Real Revenue Regional.
1
| Jupe UNS, Vol 2, No. 1, Hal 1 s/d 10 This research is a qualitative descriptive study and for data collection used purposive sampling. Data collection methods was used interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques was used in this study is data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the results of this study can be concluded that the optimization strategy to increase market acceptance of retribution in Sleman Regency Office Market includes five indicators of expanding revenue base, strengthen the collection process, improve supervision, increase administrative efficiency and reduce the cost of collecting and increasing capacity through better planning. The most effective strategy is perceived BKPR implementation is done in the process of improving oversight. Strategies to strengthen the socialization process of voting to traders and technical guidance to the interpreter adoptee are still not effective. Retribution market has not been able to contribute high, both for retribution and local revenue. It is seen that the contribution to the market levies and local revenue is very less i.e. <10%. Keywords: strategy, market levies, the real revenue regional
pendapatan asli daerah dapat dipergunakan
PENDAHULUAN Pembangunan Nasional mempunyai
sesuai dengan prakarsa dan inisiatif daerah
tujuan untuk mewujudkan masyarakat
untuk pembangunan daerah, sedangkan
Indonesia yang adil dan makmur, merata,
bentuk pemberian pemerintah (non PAD)
materiil, spiritual, melalui peningkatan
sifatnya lebih terikat (Sutedi, 2008:18).
taraf hidup masyarakat, kecerdasan dan kesejahteraan
rakyat.
Dengan diberlakukannya Undang-
Pembangunan
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
tersebut diharapkan dapat dilaksanakan
Pemerintahan Daerah, setiap daerah diberi
secara merata bagi seluruh rakyat yaitu
keluasaan untuk menyelenggarakan urusan
sesuai
rumah tangganya sendiri tanpa campur
dengan
Pemerintah
asas
daerah
keadilan sebagai
sosial.
fasilitator
tangan
dari
pemerintah
pusat
untuk
pembangunan di daerah sudah selayaknya
kepentingan masyarakat setempat sesuai
berusaha
dengan
menghimpun
dana
dari
peraturan
perundang-undangan.
masyarakat melalui pajak dan retribusi
Melalui strategi optimalisasi pajak dan
dengan cara yang bijaksana sehingga tidak
retribusi, diharapkan pemerintah daerah
membebani masyarakat untuk pelaksanaan
juga akan mampu guna meningkatkan
pembangunan, khususnya pembangunan
kemampuannya dalam penyelenggaraan
daerah. Pelaksanaan otonomi daerah terkait
urusan otonomi daerah khususnya terkait
sumber
dari
pendapatan asli daerah (PAD). Pendapatan
pendapatan asli daerah lebih penting
Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan
dibandingkan dengan sumber-sumber di
daerah yang bersumber dari hasil pajak
luar
daerah,
keuangan
pendapatan
yang
asli
berasal
daerah,
karena 2
hasil
retribusi
daerah,
hasil
Mei Rezki Dwi Inggawati, Strategi Optimalisasi Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) | pengelolaan
kekayaan
daerah
yang
penyelenggaraan pemerintahan maupun
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
pemberian
daerah yang sah, yang bertujuan untuk
dikaitkan
memberikan
pendapatan
kewenangan
pemerintah
daerah
kepada
dengan
publik.
Apabila
pembiayaan,
daerah
masih
maka
merupakan
mendanai
alternatif pilihan utama dalam mendukung
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan
program dan kegiatan penyelenggaraan
potensi
perwujudan
dan pelayanan publik. Salah satu cara yang
desentralisasi (Penjelasan UU No. 33
dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
Tahun 2004).
pemerintah kepada masyarakat adalah
daerah
untuk
pelayanan
sebagai
Menurut
(2001:189),
dengan cara memperbaiki sarana dan
strategi didefinisikan sebagai pola tujuan,
prasarana terkait pengelolaan pasar melalui
kebijakan, program, tindakan, keputusan,
optimalisasi pungutan retribusi daerah.
atau
alokasi
Bryson
yang
Menurut Gibson, Ivanevich, dan
mendefinisikan bagaimana organisasi itu,
Donnely (1994:701) menyatakan bahwa
apa
dan
optimalisasi (optimalization) adalah upaya
melakukannya.
untuk meningkatkan kemampuan yang
yang
sumber
dikerjakan
mengapa
daya
organisasi,
organisasi
Definisi
tersebut
diperjelas
dengan
paling
diinginkan
diantara
kriteria
pendapat yang dipaparkan oleh Andrews,
efektivitas atau dengan kata lain upaya
sebagaimana dikutip oleh Grant (1999:10)
untuk
yang
yang telah dimiliki untuk mencapai tujuan
menyatakan
merupakan kebijakan
bentuk
bahwa dari
utama, dan
strategi
tujuan-tujuan,
memaksimalkan
sumber-sumber
yang diharapkan.
rencana untuk
Menurut
Josep
Riwu
Kaho,
mencapai tujuan tersebut, yang dipaparkan
retribusi memiliki beberapa ciri. Ciri
sedikian rupa sehingga dapat menerangkan
tersebut
dalam
pembayaran pajak. Beberapa ciri retribusi
usaha
apa
organisasi
tersebut
terkait
(Sutedi,
dengan
2008:75),
kewajiban
bergerak atau seharusnya bergerak, dan
tersebut
apa jenis perusahaan tersebut atau apa
retribusi dipungut oleh negara; 2) dalam
macamnya.
pemungutan
terdapat
yaitu:
paksaan
1)
secara
Menurut Sutedi (2008:8), tingkat
ekonomis; 3) adanya kontra prestasi yang
akuntabilitas pengelolaan Pendapatan Asli
secara langsung dapat ditunjuk; 4) retribusi
Daerah daerah dalam struktur APBD masih
dikenakan pada setiap orang/badan yang
merupakan elemen yang cukup penting
menggunakan jasa-jasa yang disiapkan
peranannya,
negara.
baik
untuk
mendukung 3
| Jupe UNS, Vol 2, No. 1, Hal 1 s/d 10 Menurut Rohmat Sumitro dalam Sutedi
(2008:74)
bahwa
optimalisasi penerimaan retribusi pasar.
retribusi daerah adalah pembayaran kepada
Retribusi pasar merupakan salah satu jenis
negara yang dilakukan kepada mereka
retribusi daerah yang termasuk dalam
yang
menggunakan
artinya
retribusi
pembayaran
atas
menyatakan
Hal tersebut dapat dilakukan melalui
jasa-jasa
negara,
golongan retribusi jasa umum. Tertuang
daerah
sebagai
dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
karena
2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar
jasa
atau
mendapat pekerjaan usaha atau milik
pasal
1,
disebutkan
daerah bagi yang berkepentingan, atau jasa
pelayanan
yang diberikan oleh daerah baik secara
disingkat retribusi, adalah pungutan daerah
langsung maupun tidak langsung. Melalui
yang dikenakan atas
pungutan retribusi yang dijalankan secara
penyediaan fasilitas pasar.
pasar,
bahwa yang
retribusi
selanjutnya
pelayanan dan
tertib dan teratur, dapat menunjang bagi
Pelaksanaan strategi optimalisasi
pembangunan daerah yang lancar dan
retribusi daerah yang berjalan baik dan
berkelanjutan. Jika pembangunan daerah
tertib,
berjalan dengan baik, maka masyarakat
diberikan oleh retribusi daerah yang dalam
pada daerah tersebut akan merasakan
penelitian
dampak yang positif, misal kesejahteraan
retribusi
meningkat.
pendapatan daerah akan lebih besar.
maka
kontribusi
ini
adalah
pasar
yang
terkait
terhadap
akan
dengan
penerimaan
Pasar tradisional merupakan salah
Semakin besar kontribusi yang diberikan
satu tempat perputaran uang yang penting
oleh retribusi pasar, semakin besar pula
sebagai tempat usaha para pedagang kecil
penerimaan
dalam mencari akses pemasaran dan
Dengan adanya peningkatan penerimaan
memiliki banyak nilai-nilai strategis baik
pendapatan asli daerah, secara otomatis
dari segi ekonomi maupun sosial budaya.
akan meningkatkan anggaran pendapatan
Peranan dan fungsi pasar yang sangat
dan belanja daerah (APBD). Hal tersebut
penting,
tentunya
membuat
keberadaan
pasar
pendapatan
akan
asli
dapat
daerah.
menunjang
tradisional tampaknya tidak akan mudah
pembangunan daerah yang lancar dan
menghilang dari persaingan pasar-pasar
berkelanjutan
modern. Melihat pentingnya pasar bagi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
masyarakat, membuat pemerintah harus
daerah.
yang
juga
terus meningkatkan jasa pelayanan pasar
Dalam
agar masyarakat semakin nyaman untuk
permasalahan
menggunakan fasilitas di pasar tradisional.
Bagaimanakah strategi yang dilakukan 4
penelitian yang
ini,
akan
diteliti
ada yaitu
3 1)
Mei Rezki Dwi Inggawati, Strategi Optimalisasi Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) | Dinas Pasar Kabupaten Sleman dalam
Dokumen dan arsip yang digunakan adalah
mengoptimalkan
segala bentuk arsip laporan, catatan serta
penerimaan
retribusi
pasar? ; 2) Hambatan atau kendala apa
dokumen
yang dihadapi oleh Dinas Pasar Kabupaten
retribusi pasar.
Sleman
dalam
mengoptimalkan
pe-
yang
berhubungan
dengan
Teknik pengambilan sampel dalam
nerimaan retribusi pasar? ; 3) Bagaimana
penelitian
peranan
purposive sampling (sampel bertujuan).
retribusi
pasar
terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)” Sejalan
dengan
ini
menggunakan
teknik
Teknik pengumpulan data yang digunakan perumusan
dalam penelitian ini adalah wawancara,
masalah tersebut, maka tujuan diadakannya
observasi dan dokumentasi. Validitas data
penelitian ini adalah 1) Untuk mengkaji
menggunakan trianggulasi sumber dan
dan menganalisis strategi yang dilakukan
trianggulasi metode.
Dinas Pasar Kabupaten Sleman dalam mengoptimalkan
penerimaan
Model analisis data yang digunakan
retribusi
oleh peneliti adalah model analisis data
pasar. 2) Untuk mengkaji dan menganalisis
interaktif.
Prosedur
hambatan atau kendala apa yang dihadapi
dilakukan
yaitu: 1)
oleh Dinas Pasar Kabupaten Sleman dalam
Penelitian; 2) Tahap Pengumpulan Data;
mengoptimalkan
3) Tahap Analisis Data; dan 4) Tahap
penerimaan
retribusi
pasar. 3) Untuk mengkaji dan meng-
penelitian
yang
Tahap Persiapan
Penyusunan Laporan Penelitian.
analisis peranan retribusi pasar terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Strategi Optimalisasi Retribusi Pasar Strategi
METODE PENELITIAN
optimalisasi
penerimaan
meng-gunakan
retribusi pasar yang dilakukan oleh Dinas
metode penelitian kualitatif tipe deskriptif.
Pasar Kabupaten Sleman terkait dengan
Sumber data yang digunakan adalah
lima indikator, yaitu:
Penelitian
ini
Indikator
informan, lokasi dan dokumen dan arsip Informan
dalam
penelitian
memperluas
basis
pe-
nerimaan merupakan strategi yang terkait
ini
adalah: 1) Kepala Dinas Pasar Kabupaten
dengan
Sleman; 2) Kepala Bidang Pendapatan
melakukan pen-dataan terhadap objek-
Dinas Pasar Kabupaten Sleman; 3)Staf
objek retribusi pasar. Langkah awal yang
Seksi
dilakukan oleh Dinas Pasar Kabupaten
Retribusi
Pasar;
4)
Pemungut
Sleman
Retribusi; 5) Wajib Retribusi (Pedagang). 5
cara
yaitu
meng-identifikasi
dengan
atau
memberlakukan
| Jupe UNS, Vol 2, No. 1, Hal 1 s/d 10 kewajiban
kepada
pedagang
untuk
Indikator
meningkatkan
membuat SIM (Surat Ijin Mendirikan) agar
administrasi
setiap wajib retribusi dapat terdata dengan
mungutan
jelas, pendataan objek-objek retribusi pasar
mentertibkan administrasi terkait retribusi
yang baru maupun yang lama (yang belum
pasar sehingga me-minimalisir kesalahan
terdata) untuk kemungkinan-kemungkinan
administrasi dan kesalahan penyetoran.
yang terjadi apabila belum ada retribusi
Strategi yang dilakukan oleh Dinas Pasar
pasar yang dipungut, pendataan terhadap
Kabupaten
potensi-potensi
Pendampingan Administrasi.
optimalisasi
retribusi
terhadap
pasar,
Unit
serta
Pelaksana
dan
dimaksudkan
Sleman
Indikator
Teknis yang dilakukan mulai tahun 2010.
menekan
efisiensi biaya
untuk
yaitu
meningkatkan
pelebih
melalui
kapasitas
penerimaan melalui perencanaan yang baik
Indikator memperkuat proses pe-
merupakan strategi yang dilakukan melalui
mungutan merupakan strategi optimalisasi
intensifikasi
dan
ekstensifikasi
terkait
penerimaan retribusi pasar dengan cara
dengan pendapatan atau penerimaan yang
mengadakan Rapat Evaluasi Pendapatan,
diperoleh. Dinas Pasar Kabupaten Sleman
pe-ningkatan SDM melalui sosialisasi
akan melakukan perbaikan sarana dan
pedagang dan bimbingan teknik bagi juru
prasarana serta ke-amanan dan kebersihan.
pungut serta pembuatan leaflet mengenai peraturan-per-aturan yang berlaku terkait
Hambatan atau Kendala
dengan retribusi pasar.
Hambatan-hambatan yang di-hadapi
Indikator meningkatkan peng-awasan
dalam
merupakan suatu strategi untuk lebih menertibkan
para
pedagang
Hambatan
dalam proses pemungutan, karena proses
memaksimalkan Pasar
pemungutan retribusi pasar harus di-
Kabupaten
lakukan berkali-kali. Karena keterbatasan
Sleman juga me-lakukan pendampingan pe-mungutan
dalam
adalah
juru pungut akan sangat menyita waktu
Buku Ketetapan Pembayaran Retribusi
Dinas
pertama
tersedia. Keterbatasan SDM terkait dengan
cara penggantian sistem karcis dengan
pembayaran.
yang
kurangnya Sumber Daya Manusia yang
Pengawasan tersebut dilakukan dengan
untuk
pe-nerimaan
retribusi pasar, yaitu:
untuk
membayar retribusi pasarnya tepat waktu.
(BKPR)
mengoptimalkan
SDM tersebut, satu juru pungut yang
memperkuat
seharusnya
pengawasan proses pemungutan retribusi
memungut
retribusi
pasar
hanya 1 tempat saja menjadi lebih dari 1
pasar.
tempat (masih dalam satu pasar) dan 6
Mei Rezki Dwi Inggawati, Strategi Optimalisasi Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) | proses pemungutan retribusi pasar harus
retribusi
diselesaikan sebelum jam 12 siang.
sebaliknya
Hambatan
yang
kedua
adalah
pasar jika
dengan
tertib,
namun
sepi
pembeli
maka
pedagang pun enggan untuk mem-bayar
rendahnya kesadaran pedagang. Rendah-
retribusi pasar.
nya kesadaran pedagang dalam membayar retribusi pasar merupakan salah satu hambatan
dalam
proses
Peranan Retribusi Pasar
pe-mungutan
Peranan retribusi pasar dapat dilihat
retribusi pasar yang sangat sulit untuk
dari
dipecahkan, karena hal tersebut terkait
daerah
dengan pribadi ataupun karakter dari
kontribusi dari retribusi pasar adalah
pasar, tetapi terlebih karena keadaan. Ada
sebagai berikut:
juga pedagang yang tidak tertib membayar
Tabel 01. Kriteria Kontribusi
retribusi pasar dikarenakan mempunyai Tabel Kriteria Kontribusi Kontribusi Kriteria <10% Sangat Kurang 10,1% - 20% Kurang 20,1% - 30% Sedang 30,1% - 40% Cukup 40,1% - 50% Baik >50% Sangat Baik
lebih dari 3 ijin (lebih dari 1 kios/los), dengan begitu pastilah pedagang akan berat dalam membayar retribusi pasarnya, karena tarif retribusi pasar memang tidak banyak. terkait
dengan tingkat keramaian pasar. Tingkat
Kontibusi
keramaian
Retribusi Daerah
menjadi
salah
Daerah
untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pengetahuan pedagang tentang retribusi
pasar
Asli
dikutip oleh Yanendra (2009), kriteria
merta hanya di-karenakan oleh rendah-nya
adalah
Pendapatan
retribusi
dalam Mohtar Magiwibowo sebagaimana
sadaran pe-dagang ini juga tidak serta
ketiga
dan
terhadap
(PAD). Menurut Litbang Depdagri (1991)
masing-masing pedagang. Rendahnya ke-
Hambatan
kontribusinya
satu
Retribusi
Pasar
terhadap
hambatan dari proses pemungutan retribusi
Kontribusi retribusi pasar terhadap
pasar karena hal tersebut akan mem-
retribusi daerah dapat dilihat dengan
pengaruhi pendapatan yang akan diperoleh
membandingkan
oleh para pedagang. Jika para pedagang
penerimaan retribusi pasar dengan realisasi
sedang ramai pembeli yang otomatis
penerimaan retribusi daerah selama 5 tahun
berdampak pada pendapatannya, maka
anggaran yaitu 2008 sampai 2012.
para
pedagang
pun
mau
membayar
7
antara
realisasi
| Jupe UNS, Vol 2, No. 1, Hal 1 s/d 10 Tabel 02. Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2008 s/d 2012 No.
Tahun Anggaran
1 2 3 4 5
2008 2009 2010 2011 2012
Retribusi Pasar (Rp)
Retribusi Daerah (Rp)
Presentase (%)
2.850.023.050 52.065.472.060 5,47 2.988.086.050 54.719.438.556 5,46 3.272.564.550 59.110.503.292 5,54 3.560.982.850 33.161.664.470 10,74 4.128.739.590 34.019.590.087 12,14 Rata-rata 7,87 (Sumber: Dinas Pasar Kabupaten Sleman dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman) Dari tabel 02 dapat dilihat
ningkatkan kontribusinya sebesar
bahwa kontribusi retribusi pasar
10,74%, dan pada tahun 2012
terhadap retribusi daerah dari tahun
sebesar
ke tahun selalu mengalami ke-
ningkatan tersebut masih dikatakan
naikan. Meskipun selalu mengalami
kurang berkontribusi.
12,14%,
walaupun
pe-
kenaikan, kontribusi retribusi pasar terhadap retribusi daerah dapat
Kontribusi
dikatakan
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
tersebut
sangat dapat
kurang.
Pasar
terhadap
bahwa
Kontribusi retribusi pasar terhadap
tahun
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat
berturut-turut <10% yaitu pada
dilihat dengan membandingkan antara
tahun 2008 kontribusinya hanya
realisasi penerimaan retribusi pasar dengan
sebesar 5,47%, tahun 2009 sebesar
realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
5,46 %, tahun 2010 sebesar 5,54%.
selama 5 tahun anggaran yaitu tahun 2008
Pada tahun 2011 mampu me-
sampai 2012.
kontribusinya
dilihat
Hal
Retribusi
selama
3
Tabel 03. Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2008 s/d 2012 No. 1 2 3 4 5
Tahun Anggaran 2008 2009 2010 2011 2012
Retribusi Pasar (Rp) 2.850.023.050 2.988.086.050 3.272.564.550 3.560.982.850 4.128.739.590 Rata-rata
Pendapatan Asli Daerah (Rp) 138.745.677.613 157.604.530.383 163.442.921.920 227.108.171.114 297.202.705.217
Presentase (%) 2,05 1,90 2,00 1,57 1,39 1,78
(Sumber: Dinas Pasar Kabupaten Sleman dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman) 8
Mei Rezki Dwi Inggawati, Strategi Optimalisasi Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) | Dari tabel 03 dapat diketahui
retribusi pasar yang dilakukan oleh Dinas
bahwa kontribusi retribusi pasar
Pasar
terhadap Pendapatan Asli Daerah
melaksankan lima indikator sudah baik.
(PAD) di Kabupaten Sleman yaitu
Diantara lima indikator tersebut, startegi
hanya
dalam meningkatkan pengawasan dengan
mampu
memberikan
Kabupaten
sumbangan rata-rata sebesar 1,78%
menggunakan
setiap
tahunnya.
Buku
Sleman
dengan
Ketetapan
dan
Hal
tersebut
Pembayaran Retribusi (BKPR) adalah
informasi
bahwa
salah satu strategi yang dirasa paling
strategi yang dilakukan Dinas Pasar
efektif dalam mengoptimalkan penerimaan
Kabupaten Sleman harus lebih
retribusi pasar. Didukung dengan startegi
ditingkatkan lagi agar kontribusi
lain seperti sosialisasi terhadap pedagang
retribusi pasar terhadap Pendapatan
dan bimbingan teknik bagi juru pungut
Asli Daerah masih terbilang sangat
dapat lebih mengoptimalkan penerimaan
kurang.
retribusi pasar di Dinas Pasar Kabupaten
memberikan
Dengan
lebih
meng-
optimalkan strategi yang dilakukan diharapkan pasar
penerimaan
akan
kenaikan
selalu
retribusi
Hambatan yang dihadapi dalam
mengalami
sehingga
meningkatkan
Sleman.
mengoptimalkan
mampu
persentase
(juru
rendahnya
kesadaran
serta tingkat keramaian pasar yang selalu
untuk memperlancar pembangunan
dikait-kaitkan
kesejahteraan
oleh
pedagang
untuk
beralasan agar tidak membayar retribusi
masyarakat.
pasarnya. Peranan retribusi pasar di Dinas
SIMPULAN Berdasarkan
analisa
data
Pasar Kabupaten Sleman dapat dilihat dari
dan
kontribusinya terhadap retribusi daerah dan
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
pungut),
pedagang dalam membayar retribusi pasar
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan
retribusi
pasar yaitu kurangnya SDM yang tersedia
dalam
memberikan sumbangan terhadap
daerah
penerimaan
maka
dapat
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan
disimpulkan
melihat pada tabel kriteria kontribusi
bahwa strategi optimalisasi penerimaan
menurut Litbang Depdagri (1991) dalam 9
| Jupe UNS, Vol 2, No. 1, Hal 1 s/d 10 Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Mohtar Magiwibowo, kontribusi retribusi pasar
terhadap
retribusi
daerah
dan
Sutedi, Adrian. 2008. Hukum Pajak dan Retribusi Daerah. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia
Pendapatan Asli Daerah dikatakan masih sangat kurang yaitu <10%. UCAPAN TERIMA KASIH
Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Terima kasih kepada pembimbing I Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan II yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, arahan dalam penyusunan jurnal ini. Terima
kasih
kepada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Prodi
Pendidikan Ekonomi dan khususnya BKK Pendidikan Akuntansi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terimakasih kepada segenap TIM redaksi
Jurnal
Pendidikan
Ekonomi
Yanendra. 2009. Analisis Potensi Retribusi Pasar Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntansi. UPN Yogyakarta
(JUPE) FKIP UNS. DAFTAR PUSTAKA Gibson, Ivanevich & Donnely. 1994. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga Kumilausari, Sinta Tri. Strategi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Dalam Mengoptimalkan Penerimaan Retribusi Pasar Tahun 2008 Melalui Pemberdayaan Pasar Tradisional. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Prakosa, Kesit B. 2003. Pajak dan Retribusi Pasar. Yogyakarta: UII Press
10